Penggolongan
Penutur bahasa Aceh ditandai dengan kode bahasa ace (warna merah) yang terdapat di sepanjang pesisir Aceh.
1. Kota Sabang
2. Banda Aceh
3. Aceh Besar
4. Pidie
5. Pidie Jaya
6. Bireuen
7. Aceh Utara
8. Lhokseumawe
9. Aceh Timur (kecuali di 3 kecamatan,
Serba Jadi, Peunaron and Simpang Jernih
di mana bahasa Gayo dipakai)
10. Langsa
11. Aceh Tamiang, di kecamatan Manyak
Payed
1. Aceh Jaya
2. Aceh Barat
3. Nagan Raya
4. Aceh Barat Daya (kecuali di kecamatan
Susoh di mana bahasa Jamee dituturkan)
5. Aceh Selatan (disebut juga bahasa
Bakongan; bercampur dengan bahasa
Kluet dan bahasa Jamee)
Sejarah
Pada tahun 1931 pemerintah Hindia Belanda di
Aceh menghendaki supaya bahasa Aceh
dipergunakan sebagai bahasa pengantar di
sekolah-sekolah rakyat, di samping bahasa
Melayu yang sudah pernah digunakan
sebelumnya. Namun para cendikiawan Aceh
yang di antaranya terdiri dari beberapa tokoh
ulee balang tidak menyetujui maksud
pemerintah Hindia Belanda tersebut. Para
cendikiawan Aceh menganggap usaha
pemerintah itu akan mencegah berkembangnya
bahasa Melayu di Aceh. Dengan demikian akan
menghambat rakyat Aceh untuk mengerti
bahasa tersebut yang amat diperlukan bagi
pengembangan ekonomi mereka, dan dalam
berhubungan dengan bangsa-bangsa lain di
sekitarnya. Tetapi pemerintah Hindia Belanda di
Aceh tetap bersikeras untuk melaksanakan
rencana itu. Maka pada tanggal 1 Juli 1932,
pemerintah Hindia Belanda menetapkan secara
resmi pemakaian bahasa Aceh sebagai bahasa
pengantar di sekolah-sekolah rakyat sebagai
pengganti bahasa Melayu kecuali di beberapa
daerah yang tidak dihuni oleh etnis Aceh.
Literatur
Media massa
Sampai saat ini belum ada surat kabar yang
diterbitkan dalam bahasa Aceh. Pada tahun
2020 diluncurkan majalah berbahasa Aceh
untuk pertama kalinya, yaitu Majalah Neurôk.
Penerbitan ini digagas oleh seorang budayawan
Aceh yaitu Ayah Panton.[7]
Fonologi
Rambu peringatan tsunami dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Aceh.
Vokal[8]
Depan Tengah Belakang
Tertutup i ĩ ɨ ɨ̃ u ũ
Tengah tertutup e ə o
ɛ̃ ʌ̃ ɔ̃
Tengah terbuka ɛ ʌ ɔ
Terbuka a ã
Vokal biasanya berada di pasangan
mulut/sengau, meskipun hanya ada tiga vokal
sengau pertengahan dan ada vokal oral
pertengahan yang jumlahnya dua kali lebih
banyak. /ʌ/ tidak benar-benar di tengah,
meskipun ditampil kan di sini karena alasan
estetika. Demikian pula, /ɨ/ juga ditampil kan
sebagai ([ɯ] yang lebih ke belakang. Selain
vokal monoftong di atas, bahasa Aceh juga
memiliki 5 diftong oral, masing-masing dengan
pasangan sengau:[8]
/iə ɨə uə ɛə ɔə/
/ĩə ɨ̃ə ũə ɛ̃ə ɔ̃ə/
Konsonan[9]
Langit-langit
Bibir Rongga-gigi Langit-langit Celah suara
belakang
Sengau m n ɲ ŋ
Letup pb td cɟ kg ʔ
Desis s ʃ h
Hampiran w l j
Getar r
Ejaan
Bahasa Aceh telah mengalami berulang kali
perubahan ejaan, mulai penggunaan huruf
Arab, huruf Latin ejaan lama, dan sekarang
adalah Ejaan Yang Disempurnakan. Berikut
adalah pedoman ejaannya:[10][11]
Aa
E e [ə] dibaca seperti huruf /e/ dalam kata
"dekat". Contoh: le (banyak).
EU eu [ɨ] tidak ada padanannya dalam
bahasa Indonesia. Contoh: eu (lihat).
È è [ɛ] dibaca seperti huruf /e/ dalam kata
"bebek". Contoh: pèng (uang), pèh
(pukul/tumbuk), d l l.
É é [e] dibaca seperti huruf /e/ dalam kata
"kue". Contoh: lé (oleh).
Ë ë, tidak ditemui padanannya dalam bahasa
Indonesia.
Ii
Ö ö [ʌ] dibaca seperti huruf vokal dasar /ɔ/,
tetapi diucapkan dengan mulut terbuka.
Contoh: mantöng (masih), böh (buang),
Ô ô [o] dibaca seperti huruf /o/ dalam kata
"soto", "foto", "tato". Contoh: bôh (taruh),
sôh (tinju), tôh (mengeluarkan).
O o [ɔ] dibaca seperti huruf /o/ dalam kata
"tolong", "bom". Contoh: boh (buah), soh
(kosong), toh (mana)
Uu
Sistem penulisan
Pada awalnya, bahasa Aceh menggunakan
aksara Arab yang disebut dengan "jawoe" atau
aksara Jawi dalam bahasa Melayu. Sejak
kolonialisasi Belanda, bahasa Aceh
menggunakan aksara Latin dengan
penambahan huruf é, è, ë, ö, dan ô. Bunyi /ɨ/
dilambangkan oleh "eu" dan bunyi /ʌ/ diwakil kan
oleh "ö". Huruf f, q, v, x, dan z hanya
digunakan dalam kata serapan.
Vokal[12]
Fonem
Grafem Suku kata terbuka Suku kata tertutup
(I PA)
eu /ɯ/ keu /kɯ/ ‘untuk’ keuh /kɯh/ ‘jadi (seperti, nyan keuh)’
b /b/
c /c/
d /d/
g /g/
h /h/
j /ɟ/
l /l/
m /m/
mb /mb/
n /n/
nd /nd/
ng /ŋ/
ngg /ŋg/
nj /ɳʲ/
ny /ɲ/
p /p/
r /r/
s /s/
sy /ʃ/
t /t/
w /w/
y /j/
z /z/ Digunakan dalam kata asing.
Sastra
Berikut adalah daftar beberapa karya sastra
terkenal dalam bahasa Aceh:
Contoh
Peue haba? = Apa kabar?
Haba gèt = Kabar baik.
Lôn piké geutanyoë han meureumpök lé =
Saya kira kita takkan bersua lagi.
Lôn jép ië u muda = Saya minum air kelapa
muda.
Agam ngön inöng = pria dan wanita
Lôn = saya
Kah, droë, Gata = kamu, anda
H'an = tidak
Na = ada
Pajôh = makan
Jih, dijih, gobnyan = dia, dia
Ceudah that gobnyan. = Tampan sekali dia.
Lôn meu'en bhan bak blang thô. = Saya
bermain bola di sawah kering.
Galeri
Catatan kaki
1. Ethnologue (http://www.ethnologue.com/show
_language.asp?code=ace)
2. Riris Tiani (Mei 2018). "Korespondesi Bunyi
Bahasa Aceh dan Bahasa Gayo" (https://ejourn
al.undip.ac.id/index.php/nusa/article/view/193
27) . Nusa: Jurnal I lmu Bahasa dan Sastra. 13
(2). ISSN 0216-535X (https://www.worldcat.or
g/issn/0216-535X) .
3. Sufi, Rusdi (1998). Gerakan Nasionalisme di
Aceh (1900–1942) (http://pustaka.kebudayaan.
kemdikbud.go.id/index.php?p=fstream&fid=154
3&bid=4833) . Banda Aceh: Balai Kajian
Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh.
hlm. 19–21. ISBN 979-95312-4-1.
4. Durie, Mark. 1996. Framing the Acehnese Text:
Language Choice and Discourse Structures in
Aceh (http://www.jstor.org/pss/3623033)
5. Hikayat Aceh Telah Mati (http://tambeh.wordpr
ess.com/2009/06/29/14/)
6. Thurgood, Graham.2007.The Historical Place
of Acehnese:The Known and the Unknown (htt
p://www.acehinstitute.org/aceh_fp_grahamth
urgood.pdf) Diarsipkan (https://web.archive.
org/web/20100713223327/http://www.acehinst
itute.org/aceh_fp_grahamthurgood.pdf)
2010-07-13 di Wayback Machine.
7. Dani, Subur (2020-10-14). "Neurok, Majalah
Berbahasa Aceh Pertama Diluncurkan" (https://
aceh.tribunnews.com/2020/10/14/neurok-majal
ah-berbahasa-aceh-pertama-diluncurkan) .
Tribunnews.com. Diakses tanggal 2022-10-25.
8. Al-Harbi & Al-Ahmadi (2003)
9. Al-Harbi & Al-Ahmadi (2003)
10. Ejaan Bahasa Aceh (http://bahasaaceh.wordpr
ess.com/2008/11/12/ejaan-bahasa-aceh/)
11. Standar penulisan bahasa Aceh yang
ditetapkan pemerintah Indonesia (http://rangka
ng.nanggroe.com/2009/03/07/standar-penulis
an-bahasa-aceh-yang-ditetapkan-pemerintah-i
ndonesia/)
12. Omniglot (http://www.omniglot.com/writing/ac
ehnese.htm)
13. Omniglot (http://www.omniglot.com/writing/ac
ehnese.htm)
14. tengkuputeh (2017-12-15). "H I KAYAT-H I KAYAT
DARI N EGERI ACEH" (https://tengkuputeh.com/
2017/12/16/hikayat-hikayat-dari-negeri-aceh/) .
Tengkuputeh (dalam bahasa Inggris). Diakses
tanggal 2019-09-23.
Daftar pustaka
Pranala luar
Wikipedia juga mempunyai edisi Bahasa
Aceh
Lihat informasi mengenai
bahasa aceh di Wiktionary.
(Inggris) Bahasa Aceh (http://www.ethnologu
e.com/show_language.asp?code=ace) di
Ethnologue
(Indonesia) Portal Belajar Bahasa Aceh (htt
p://bahasaaceh.com/)
(Indonesia) Belajar Bahasa Aceh (http://meur
unoe.nasabe.com/)
Ucapan dan contoh perkataan dalam bahasa
Aceh (https://www.youtube.com/watch?v=-
6L0Uxzf5-Y&ab_channel=I LoveLanguages%2
1) - kanal I Love Languages di Youtube