Anda di halaman 1dari 27

KORELASI ANTARA KEKASARAN DAN KOEFISIEN

GESEK PADA PERMUKAAN BAJA ST 60

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan


Program Studi Diploma–IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan
Jurusan Teknik Mesin

Oleh :
SYAMSUL MA’ARIF
061740211765

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK MESIN
PALEMBANG
2021
KORELASI ANTARA KEKASARAN DAN KOEFISIEN
GESEK PADA PERMUKAAN BAJA ST 60

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Disetujui Oleh Dosen Pembimbing Proposal Tugas Akhir


Program Studi Diploma–IVTeknik Mesin Produksi dan Perawatan
Jurusan Teknik Mesin

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Muhammad Rasid, S.T, M.T. Drs. Suparjo, M.T.


NIP. 196302051989031001 NIP. 195902101988031001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Mesin,

Ir. Sairul Effendi, M.T.


NIP. 196309121989031005

ii
PRAKATA

Syukur alhamdulilah atas kehadirat Allah Swt. yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Proposal Tugas Akhir ini dengan tepat pada waktunya.
Adapun terwujudnya proposal tugas akhir ini adalah berkat bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
menghaturkan ucapan terima kasih kepada pihak yang telah membantu
penulis dalam membuat proposal tugas akhir ini, yaitu kepada:
1. Orang tuaku tercinta dan keluarga serta saudara-saudara yang telah
memberikan dukungan, memberikan motivasi, dan selalu mendoakan
penulis.
2. Bapak Ir. Sairul Effendi, M.T., dan seluruh staf jurusan/prodi DIV
TMPP Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya.
3. Bapak Muhammad Rasid, S.T, M.T., selaku pembimbing utama tugas
akhir yang telah memberikan bimbingan dan membantu penulis.
4. Bapak Drs. Suparjo, M.T., selaku pembimbing pendamping tugas akhir
yang telah memberikan bimbingan dan membantu penulis.
5. Sahabat-sahabatku dan teman-teman semua yang telah banyak berbagi
keceriaan, kebersamaan dan kesulitan yang pernah kita alami bersama.
Serta teman-teman terbaikku kelas 7 PPB yang telah berjuang Bersama-
sama walaupun ada yang gugur sebelum perang tapi kita tetap saudara.
6. Serta pihak-pihak yang sangat membantu di dalam penyusunan proposal
tugas akhir ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Penulis juga menyadari bahwa masih terdapat kekurangan maupun


kekeliruan yang penulis buat pada proposal tugas akhir ini, oleh karena itu
penulis juga menerima semua bentuk saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari pembaca sangat diharapkan untuk kesempurnaan proposal
tugas akhir ini. Penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada
kesalahan baik dalam penulisan maupun yang lainnya.

Palembang, Februari 2021

Syamsul Ma’arif

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN
PRAKATA.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vi
RINGKASAN AJUAN TOPIK.............................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah.......................................................2
1.2.1 Rumusan Masalah....................................................................................2
1.2.2 Batasan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan dan Manfaat........................................................................................2
1.3.1 Tujuan Penelitian.....................................................................................2
1.3.2 Manfaat Penelitian...................................................................................3
1.4 Sistematika Penulisan.....................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
2.1 Sumber Referensi...........................................................................................4
2.2 Teori Dasar.....................................................................................................6
2.2.1 Pengertian Gaya Gesek............................................................................6
2.2.2 Gaya Gesek Statis....................................................................................7
2.2.3 Gaya Gesek Kinetis.................................................................................8
2.2.4 Prony Brake Dynamometer.....................................................................8
2.3 Material St 60.................................................................................................9
BAB III METODOLOGI....................................................................................10
3.1 Diagram Alir.................................................................................................10
3.2 Alat dan Bahan.............................................................................................11
3.3 Metode Penelitian.........................................................................................12
3.4 Langkah Pengujian.......................................................................................12
3.5 Metode Pengujian.........................................................................................14
3.5.1 Pengujian Dengan Metode Prony Brake Dynamometer........................14
3.6 Metode Pengumpulan Data..........................................................................14
3.7 Metode Analisa.............................................................................................14
BAB IV PERENCANAAN JADWAL DAN TEMPAT PENELITIAN..........16
4.1 Jadwal Penelitian..........................................................................................16
4.2 Tempat Penelitian.........................................................................................17

iv
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Diagram Alir

Gambar 3.2 sketch alat uji ................................................................................. 11

Gambar 3.3 Material st 60 ................................................................................. 12

Gambar 3.4 Material St 60 ................................................................................ 12

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data hasil uji komposisi baja St 60 ...................................................... 9


Tabel 3.1 Pengumpulan Data Torsi dan Rpm...................................................... 13
Tabel 3.2 Nilai koefisien Gesek .......................................................................... 15

vi
RINGKASAN AJUAN TOPIK

Pembimbing Utama Judul Proposal TA  Topik Studi

Nama : Muhammad Rasid, S.T, M.T. Analisa Pengaruh 1. Sains Rekayasa


Kekasaran Terhadap 2. Material
Surel : Hp : Koefisien Gesek Pada Rekayasa
Baja St 60 Dengan Baja
St 60

Sinopsis   Teori Pendukung 


Pada mekanisme permesinan sering kita jumpai kontak
mekanik antara dua komponen atau lebih, pada kontak mekanik
tersebut menimbulkan gesekan yang dapat menyebab kan
komponen mengalami keausan. Dulu diyakini bahwa
permukaan yang halus akan menyebabkan gaya gesek (tepatnya
koefisien gaya gesek) menjadi lebih kecil nilainya 1. Tribologi
dibandingkan dengan permukaan yang kasar. Untuk 2. Lab
membuktikan apakah kekasaran permukaan material mekanik 2
berpengaruh pada koefisien gesek, maka perlu dilakukan 3. Proses
penelitian dengan menguji koefisien gesek sebuah material. permesinan
Proposal TA ini di buat untuk mengetahui pengaruh nilai
kekasaran terhadap koefisien gesek permukaan material St 60
dengan Alat Penguji Koefisien Gesek System Prony Brake
Dynamometer.

Capaian
 Ruang Lingkup
Pembelajaran 
1.Memahami metode dan proses dari Pengujian nilai koefisien  1 √ 
gesek material.
2.Melaksanakam proses pembuatan nilai kekasaran material. 2 √ 

3.Menganalisis data hasil pengujian nilai koefisien gesek.  3 √ 


4

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu peristiwa yang terjadi pada permesinan adalah kontak antara
komponen permesinan. Ada beberapa kontak yang terjadi Antara komponen
permesinan berupa static contact, rolling contact, atau sliding contact. Kontak
yang terjadi ini menimbulkan gesekan pada komponen.
Gaya gesek merupakan akumulasi interaksi mikro antar kedua peremukaan
yang saling bersentuhan, gaya-gaya yang bekerja antara lain adalah gaya
elektrostatik pada masing- masing permukaan. Dulu diyakini bahwa permukaan
yang halus akan menyebabkan gaya gesek (tepatnya koefisien gaya gesek)
menjadi lebih kecil nilainya dibandingkan dengan permukaan yang kasar akan
tetapi dewasa ini tidak lagi demikian. Gaya yang ditimbulkan oleh dua benda yang
bergesekan dan arahnya berlawanan disebut dengan gaya gesek. Gaya gesek atau
friction yang terjadi pada benda padat terdiri dari dua jenis, yaitu gaya gesek statis
dan gaya gesek kinetis. Jika benda yang mengalami kontak tidak mengalami
pergerakan, maka gesekannya disebut dengan gesekan statis. Jika gaya yang
dikerjakan cukup untuk menggerakkan benda, maka gerakannya disebut dengan
gaya kinetis. Namun, gesekan dapat saja mempunyai gabungan antara statis dan
kinetis sehingga dampak yang terjadi pada keausan menjadi sangat besar.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui koefisien gesek pada kontak
anatar material yaitu material baja St 60 dengan alat uji yang menggunakan
system prony brake dynamometer. Material baja St 60 dipilih karena material ini
merupakan material yang banyak digunakan untuk pembuatan komponen mesin
seperti poros, roda gigi dan lainnya. Dimana komponen tersebut adalah komponen
yang mengalami kontak mekanik. Pengujian dilakukan dengan cara menjalankan
alat prony brake dynamometer dengan kecepatan maksimum 1800 Rpm yang

1
2

memutar material uji dengan tingkat kekasaran yang berbeda. Dan diberi beban
pada material uji untuk mengerem material uji. Kemudian mencari nilai koefisien
gesek dengan menggunakan perhitungan rumus. Melalui pengujian ini diharapkan
kita dapat mengetahui nilai koefisien gesek pada material St 60.

1.2 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah


1.2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan dapat di rumuskan permasalahan yaitu :
1. Bagaimana cara menguji nilai koefisien gesek material baja St 60
menggunakan alat dengan sistem prony rake dynamometer.
2. Pengaruh nilai kekasaran material terhadap nilai koefisien gesek
permukaan material baja St 60
3. Membandingkan nilai koefisien gesek hasil pengujian berdasarkan
nilai kekasaran
1.2.2 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Material yang digunakan dalam pengujian adalah material baja
St 60 berbenuk silinder pejal.
2. Specimen dibuat dengan 7 ukuran (Nilai Kekasaran) yang
berebeda.

1.3 Tujuan dan Manfaat


1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Dapat mengetahui pengaruh nilai kekasaran terhadap koefisien
gesek material St 60
2. Dapat mengetahui nilai koefisien gesek material St 60 dengan
menggunakan alat uji yang dirancang.
3. Menganalisi besarnya nilai koefisien gesek material St 60 bila
bergesekan dengan material St 60 menggunakan system prony
brake dynamometer.
3

1.3.2 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Dapat menjadi acuan bagi penelitian-penelitian berikutnya
dalam pencarian nilai koefisien gesek material.
2. Penelitian ini diharapkan dapat bermanaat dalam
mengendalikan besarnya keausan (wear) dan gesekan pada
permesinan

1.4 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penulisan tugas akhir ini sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas tentang Latar Belakang pemilihan judul, Tujuan dan
Manfaat, Rumusan dan Batasan Masalah, dan Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi kajian pustaka yang menerangkan tentang perkembangan
terkini tentang topic penelitian, lalu menerangkan tentang pengertian gaya
gesek, serta dasar-dasar teori yang menunjang penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Di bab ini membahas tentang langkah-langkah kerja proses penelitian, alat-
alat yang digunakan selama penelitian dan perhitungan-perhitungan yang
diperlukan dalam melakukan penelitian tentang pengujian koefisien gesek
menggunakan sistem prony brake dynamometer.
BAB IV JADWAL DAN TEMPAT PENYELESAIAN TUGAS AKHIR
Pada bab ini berisi tentang jadwal dan tempat yang akan dilakukan untuk
pelaksanaan penelitian/penyelesaian tugas akhir.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sumber Referensi


Berbagai penelitian tentang koefisien gesek telah banyak dilakukan oleh
berbagai peneliti. Sehingga dapat membantu dalam penyusunan proposal
penelitian ini. Berikut beberapa jurnal penelitian terkait dengan materi yang
disajikan.
Penelitian yang dilakukan oleh ( Rahmat raja barita siregar, 2017) studi
eksperimental kedalaman aus dan koefisien gesek akibat stick-slip pada
reciprocating wear Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu, semakin besar
pembebanan maka semakin besar keausan yang ditimbulkan oleh gesekan stick-
slip. Nilai koefisien gesek pada area stick-slip cenderung menurun seiring dengan
meningkatnya besar pembebanan, Selain itu didapatkan bahwa perbandingan
antara koefisien gesek pada dareah stick-slip dengan sliding semakin berkurang
seiring dengan meningkatnya pembebanan.
Penelitian yang dilakukan oleh (Moch Yunus dkk., 2019) tentang analisa
pengujian koefisien gesek baja S45C terhadap bronze dari penelitian yang dibuat
ini dapat diperoleh kesimpilan, Semakin besar gaya normal semakin kecil
koefisien gesek material uji S45C terhadap bronze yang dihasilkan. Koefisien
gesek material uji dipengaruhi juga oleh diameter benda uji, semakin kecil
material uji maka semakin besar koefisien gesek yang dihasilkan. Hasil pengujian
yang didapatkan, koefisien gesek antara material S45C dan bronze ini tergolong
kecil, maka ditinjau dari sisi ekonomisnya material S45C dan bronze ini terbilang
cocok untuk bahan dasar alternatif pembuatan bantalan luncur ataupun komponen-
komponen permesinan yang akan menerima gesekan.

4
5

Penelitian yang dilakukan oleh (S Humairo dkk, 2018). Penelitian


dilakukan untuk menentukan nilai koefisien gesek statis dan kinetis berbagai
pasangan permukaan bahan. Komponen dari sistem utama yang digunakan adalah
sebuah landasan dan beban yang terdiri dari lima jenis permukaan bahan berbeda
(aluminium, kayu, kaca, jubin, dan plastik). Nilai diperoleh dari eksperimen
dengan mencari sudut kemiringan landasan saat benda tepat akan bergerak pada
bidang miring. Sedangkan diperoleh dengan mengamati luncuran benda dari titik
puncak bidang untuk kemiringan yang telah diatur besar sudutnya. Eksperimen
dilakukan antar permukaan benda sejenis dan kombinasi, kemudian
didokumentasikan dalam bentuk video. Data selanjutnya dianalisis menggunakan
aplikasi analisis video tracker. Hasilnya diperoleh nilai terkecil diberikan oleh
pasangan permukaan Jubin-Jubin (0.291 0.004) dan nilai terbesar Aluminium–
Kayu (0.65 0.013). Untuk pasangan permukaan Plastik-Kaca (0.195 0.002)
memberikan nilai paling kecil sedangkan nilai terbesar oleh pasangan Aluminium
– Aluminium (0.4 0.003).
Penelitian yang dilakukan oleh ( Zahrul Fuadi, 2016 ) tentang Analisis
pengaruh perbedaan koefisien gesekan statis dan kinetis terhadap gerakan stick-
slip menggunakan bahan viskoelastis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
melihat pengaruh parameter s-k secara kualitatif terhadap terjadinya gerakan
stick-slip. Dari hasil simulasi dan pengujian yang dilakukan pada penelitian ini
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (a) hasil simulasi menunjuujan
bahwa parameter perbedaan koefisien gesekan statis dan kinetis, s-k,
berpengaruh secara signifikan terhadap gerakan stick-slip, (b) hasil pengujian
menunjukkan bahwa amplitudo gerakan stick-slip dipengaruhi oleh besarnya nilai
s-k. Semakin besar nilai s-k maka semakin besar amplitudo gerakan stick-
slip yang terjadi (c), nilai s-k dari suatu permukaan berhubungan dengan
kekasaran permukaan tersebut. Nilai kekasaran yang lebih besar dapat
mengurangi nilai parameter s-k sehingga amplitudo gerakan stick-slip dapat
dikurangi dengan menambah kekasaran suatu permukaan.
Penelitian yang dilakukan oleh (D. Amirudin dkk, 2018) tentang pengaruh
luas permukaas terhadap koefisien gesek statis dan kinetis pada bidang miring
dengan menggunakan video tracker. Berdasarkan eksperimen yang telah
6

dilakukan, dapat disimpulkan bahwa luas permukaan berpengaruh terhadap


koefisien gesek statis dan kinetis .
Penelitian yang dilakukan oleh (Nana supriyana dkk, 2013) tentang kaji
eksperimental running-in pada kontak rolling-sliding pasangan material
aluminium dengan baja s45c. Dari hasil penelitiannya didapat perubahan nilai
koefisien gesek dipengaruhi oleh penerapan nilai sr, semakin besar nilai sr yang
diterapkan maka koefisien gesek yang terjadi secara perlahan menurun seiring
dengan waktu running-in berjalan, fase running-in pada proses keausan
merupakan tahapan yang relatif cepat, karena tahapan ini akan mempengaruhi
karakteristik keausan yang terjadi selanjutnya hal ini juga terjadi pada perubahan
nilai kekasaran yang mengalami perubahan semakin menurun sampai kondisi
steady state tercapai.
Dari beberapa literature review di atas, tujuannya adalah untuk mencari
koefisien gesek, yang membedakannya hanya metode dan spesimen atau material
yang digunakan dan membuat pembanding yang beragam, sehingga dapat
membantu dalam pembuatan penelitian ini.

2.2 Teori Dasar


2.2.1 Pengertian Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah
kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda
bersentuhan.Benda-benda yang dimaksud disini tidak harus berbentuk padat,
melainkan dapat pula berbentuk cair ataupun gas. Gaya gesek antara dua buah
benda padat misalnya adalah gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan gaya antara
benda padat dan cairan serta gas adalah gaya stokes. Gaya gesek dapat merugikan
atau bermanfaat. Panas pada poros yang berputar, engsel pintu yang berderit dan
sepatu yang aus adalah contoh kerugian yang disebabkan oleh gaya gesek. Akan
tetapi tanpa gaya gesek manusia tidak dapat berpindah tempat karena gerakan
kakinya hanya akan menggelincir di lantai. Tanpa adanya gaya gesek kita tidak
akan pernah bisa berjalan.

Gaya gesek merupakan akumulasi interaksi mikro antar kedua permukaan


yang saling bersentuhan. Permukaan yang sangat halus akan menyebabkan gesek
7

menjadi lebih kecil nilainya dibandingkan dengan permukaan yang kasar, akan
tetapi tidak lagi demikian. Kontruksi mikro ataupun nano pada permukaan benda
dapat menyebabkan gesekan menjadi minimum, bahkan cairan tidak lagi dapat
membasahi

2.2.2 Gaya Gesek Statis


Gaya gesek statis merupakan gesekan yang terjadi antara dua benda padat
yang tidak bergerak relatif satu dan lainnya, seperti gerakan statis yang muncul
saat mencegah benda meluncur ke bawah pada bidang miring. Koefisien gesek
statis umumnya dinotasikan dengan µs dan pada umumnya lebih besar dari
koefisien gesek kinetis. Gaya gesek statis dihasilkan dari sebuah gaya yang
diaplikasikan tepat sebelum benda tersebut bergerak, gaya gesekan maksimum
antara dua permukaan sebelum gerakan terjadi adalah hasil dari koefisien gesek
statif dikalikan dengan gaya normal (f = µs Fn). Ketika tidak ada gesekan yang
terjadi, gaya gesek dapat memiliki nilai dari nol hingga gaya gesek maksimum
(M. Bahar, dkk. 2015) Gaya gesek statis juga dapat dilihat dalam kehidupan
sehari-hari, seperti balok kayu yang diletakkan pada papan tripleks yang dilapisi
plastik, jika ditarik perlahan balok kayu tidak langsung bergerak. Selama balok
kayu tersebut ditarik dengan suatu gaya pada bidang singgung, sehingga akan
timbul gaya gesekan yang disebut gaya gesekan statis yang diberi lambang “ƒs”.

Besar gaya gesekan sebanding dengan besar tekanan di antara kedua


permukaan benda. Gaya gesekan statis dapat dinyatakan dengan persamaan :
𝑓𝑠 = 𝜇𝑠 . 𝑁..........................................................................................(2.1)
Dimana :
ƒs= Gaya gesek statis
N= Gaya Normal
μs= koefisien gesekan statis
N = W (berat benda)
Gaya gesekan akan terus bertambah jika benda tersebut belum bergerak
saat ditarik dengan gaya F, gaya gesek statis akan menunjukkan nilai maksimum
pada saat benda tepat akan bergerak. Gaya gesekan pada saat benda tepat akan
8

bergerak disebut dengan gaya gesekan statis maksimum atau fs(max) yang
besarnya dapat dinyatakan dengan persamaan :
𝑓𝑠 = 𝜇𝑠 . 𝑁..........................................................................................(2.2)
2.2.3 Gaya Gesek Kinetis
Gaya gesek kinetis (dinamis) terjadi ketika dua benda bergerak relatif satu
sama lainnya dan saling bergesekan. Koefisien gesek kinetis umumnya
dinotasikan dengan µk dan pada umumnya selalu lebih kecil 16 dari gaya gesek
statis untuk material yang sama. Contohnya ketika lantai yang licin membuat
seseorang sulit berjalan di atasnya karena gaya gesekan yang terjadi antara kaki
dengan lantai sangat kecil. Gaya gesek atau gaya gesekan merupakan gaya yang
ditimbulkan oleh dua permukaan yang saling bersentuhan. Untuk menggerakkan
balok kayu diatas lantai dibutuhkan gaya yang dapat mengatasi gaya gesekan
statis. Setelah bergerak, gaya itu mempertahankan gerak benda dan digunakan
untuk mengatasi gaya gesekan kinetis. Sehingga hanya diperlukan gaya yang lebih
kecil dari pada gaya yang digunakan untuk mulai menggerakkannya. Gaya gesek
statis akan berkurang sedikit demi sedikit dan berubah menjadi gaya gesekan
kinetis ketika benda sudah bergerak, sehingga gaya gesekan kinetis selalu lebih
besar dari pada gaya gesekan statis maksimum. (Khusnul, 2009)
𝑓𝑘 = 𝜇𝑘 . 𝑁.........................................................................................(2.3)
Dimana :
Ƒk= Gaya gesek kinetis
N= Gaya Normal
μk= koefisien gesekan kinetis
N = W (berat benda)
Dari persamaan 2.1 dan 2.2 diatas menyatakan bahwa koefisien gesek
kinetis adalah koefisien gesekan yang timbul selama benda bergerak (Nilai μs>
μk).

2.2.4 Prony Brake Dynamometer


The Prony Brake adalah perangkat sederhana diciptakan oleh Gaspard de
Prony pada tahun 1821 untuk mengukur torsi yang dihasilkan oleh mesin. Istilah
" tenaga kuda rem " adalah salah satu ukuran tenaga yang diturunkan dari metode
9

pengukuran torsi ini. (Daya dihitung dengan mengalikan torsi dengan kecepatan


rotasi .) 
Pada dasarnya pengukuran dilakukan dengan melilitkan kabel atau sabuk
di sekitar poros keluaran mesin dan mengukur gaya yang ditransfer ke sabuk
melalui gesekan . Gesekan ditingkatkan dengan mengencangkan sabuk sampai
frekuensi putaran poros dikurangi menjadi kecepatan putaran yang diinginkan.
Dalam praktiknya, lebih banyak tenaga mesin kemudian dapat diterapkan sampai
batas mesin tercapai.
Dalam bentuk yang paling sederhana, sebuah mesin dihubungkan ke drum
yang berputar melalui poros keluaran. Pita gesekan dililitkan di sekitar setengah
lingkar drum dan setiap ujungnya dipasang padakeseimbangan pegas
yang terpisah . Beban awal yang substansial kemudian diterapkan ke ujung pita,
sehingga setiap neraca pegas memiliki pembacaan awal dan identik. Saat mesin
bekerja, gaya gesek antara drum dan band akan meningkatkan pembacaan gaya
pada satu keseimbangan dan menurunkannya di keseimbangan lainnya. Perbedaan
antara dua pembacaan dikalikan dengan jari-jari drum yang digerakkan sama
dengan torsi. Jika putaran mesin diukur dengan takometer , tenaga kuda rem
mudah dihitung.

Mekanisme alternatifnya adalah dengan menjepit tuas ke poros dan


mengukur menggunakan timbangan tunggal. Torsi kemudian dihubungkan dengan
panjang tuas, diameter poros dan gaya yang diukur. Perangkat ini umumnya
digunakan pada kisaran kecepatan engine untuk mendapatkan kurva tenaga
dantorsi untuk mesin, karena terdapat hubungan non-linear antara torsi dan
kecepatan engine untuk sebagian besar jenis mesin.

2.3 Material St 60
A. Karakteristik Material
Baja St 60 adalah baja karbon sedang yang banyak dipergunakan
untuk peralatan mesin, roda gigi dan untuk konstruksi umum karena
mempunyai sifat mampu las dan kepekaan terhadap retak las.

B. Standard Ekuivalen
10

S45C, AISI 1045, DIN C45, CK45, CF45, CQ45, ASTM A29 ,
ASTM A510 , ASTM A519 , ASTM A576 , ASTM A682, SAE J403 ,
SAE J412 , SAE J414, EN-8 / BS 970 080M40

C. Komposisi Kimia
Komposisi kimia yang terdapat pada bahan baja St 60 didapat
data hasil penelitian sebagai berikut :
Tabel 2.1 Data hasil uji komposisi baja St 60 [1]
KOMPOSISI KOMPOSISI
UNSUR (%) UNSUR (%)
Fe 98,46 V 0,00
S 0,011 Mn 0,697
Al 0,000 Mo 0,006
C 0,564 W 0,03
Ni 0,036 P 0,006
Nb 0,01 Cu 0,004
Si 0,142 Ti 0,00
Cr 0,040

Analisis hasil uji komposisi pada tabel diatas bahwa kandungan


karbon pada baja St 60 adalah 0,564 %, baja ini termasuk baja karbon
medium. Pada baja St 60 ini terdapat kandungan mangan 0,697 % yang
mempunyai sifat keras dan tahan aus. Baja St 60 sangat cocok untuk
pembuatan poros, roda gigi, rangka jembatan serta peralatan permesinan.
D. Aplikasi

Baja St 60 adalah baja karbon sedang yang banyak dipergunakan


untuk peralatan mesin, roda gigi dan untuk konstruksi umum.
BAB III

METODOLOGI

3.1 Diagram Alir


Proses penelitian ini dapat dilihat pada diagram alir dibawah ini, yang
ditunjukkan pada gambar 3.1 yang mewakili alir kerja atau proses.

Mulai

Studi Literatur

Perumusan masalah

Persiapan Alat dan Bahan

Pembuatan Alat Uji Pembuatan Spesimen Uji

Pengujian

Analisa data
Tidak
pengujian

Ya
Kesimpulan

selesai
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

10
11

3.2 Alat dan Bahan


Dalam pengujian koefisien gesek ini dibutuhkan beberapa alat dan bahan
yang digunakan :

1. Alat yang digunakan


Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah :
Alat uji : prony brake dynamometer
Alat ukur : Sensor RPM (proximity sensor), potensiometer,
mistar baja, panel display elektrik.
Alat Bantu : Kunci torsi, kunci pas-ring

1 2
5

4
3
6

Gambar 3.2 sketch alat uji

Keterangan Gambar :

1. Motor listrik
2. Transmisi
3. Kunci momen / tuas pengereman
4. Poros
5. Bearing
6. Benda gesek
12

2. Bahan

1. Material St 60
7 buah material berbentuk pejal dengan diameter ∅ 40 mm dengan
tingkat kekasaran permukaan yang berbeda .

Gambar 3.3 material st 60 Gambar 3.4 Material St 60

3.3 Metode Penelitian


Unit pengujian pada penelitian ini meliputi :
1. Unit pengujian langsung
Unit pengujian lansung adalah semua variable yang diukur nilainya
bisa dilihat langsung ketika pengujian, tanpa harus di proses
perhitungan lebih lanjut. Unit pengujian langsung pada penelitian ini
adalah perubahan kecepatan motor. Unit pengujian langsung dilakukan
untuk mendapatkan input data untuk memperoleh nilai pengujian tak
langsung
2. Unit pengujian tak langsung
Unit pengujian tak langsung adalah semua variable yang nilainya
didapat dari hasil perhitungan dan analisa data pada pengujian
langsung. Dalam penegujian tak langsung meliputi pmencari nilai
koefisien gesek

3.4 Langkah Pengujian


1. Menyiapkan alat dan bahan sebelum melakukan pengujian.
2. Memeriksa motor alat uji sebelum pengujian untuk melihat kondisi motor
apakah siap dipakai untuk pengujian.
13

3. Pasang material St 60 dengan diameter ∅ 40 mm dan panjang 50 mm pada


poros alat uji untuk memutar material.
4. Pasang material St 60 dengan diameter ∅ 40 mm dan panjang 50 mm pada
bagian pengereman alat uji.
5. Pastikan material tidak bersentuhan dengan mengangkat tuas pengerem,
kemudian hidupkan motor alat uji.
6. Pastikan rpm motor sesuai dengan parameter rpm uji yang kita inginkan.
7. Kemudian berikan pembebanan sebagai pengrem dengan memberi beban
pada tuas dengan beban 3 kg.
8. Kemudian catat perubahan nilai rpm pada saat penekanan dengan beban
sesuai parameter uji yang diinginkan.
9. setelah semua data didapat, matikan motor
10. Lakukan proses ini sebanyak specimen uji yang sudah kita siapkan.
11. Setelah semua data didapat matikan motor dan bersihkan alat uji dan
rapikan alat.
14

3.5 Metode Pengujian

3.5.1 Pengujian Dengan Metode Prony Brake Dynamometer


Tabel 3.1 Pengumpulan Data Torsi dan Rpm
(Sumber : diolah)
Material Tingkat Torsi Pada
RPM
Uji Kekasaran Kunci Momen

Baja St 60

3.6 Metode Pengumpulan Data


Metode prngumpulan data yang dilakukan penulis pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Diskusi dan konsultasi
Metode ini dilakukan untuk menambah informasi yang tidak kita dapat di
lapangan, dengan cara diskusi dengan teman dan konsultasi dengan dosen
pembimbing TA dan Dosen terkait. Sehingga penyusunan Laporan penelitian
ini dapat diselesaikan.
2. Studi Literatur
penulis mengumpulkan data dari berbagai referensi dan sumber
yang terdapat di internet dan jurnal-jurnal terhadap objek yang dipelajari
sebagai referensi.
3. Observasi
penulis melakukan langsung secara terencana, teratur dan diamati
secara cermat dan dicatat sebagai hasil penelitian
3.7 Metode Analisa
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan variable kekasaran dan
beban torsi yang bebeda. Untuk mendapatkan data-data yang di inginkan,
dilakukan pengolahan data sebagai berikut.
15

Rumus dasar perhitungan gaya gesek yang akan digunakan untuk


pengujian :
ƒ= μ. N (1)
Dimana :
Ƒ = gaya gesekan (N)
μ = koefisien gesekan
N = gaya normal (N)

Torsi aktual selanjutnya dihitung untuk mendapatkan nilai F karena torsi


yang dibebakan kepada kunci momen sama dengan gaya normal yang ada
pada rumus diatas (rumus dasar).
T=F. x F=N (2)

dimana, T = Momen (Nm)


F = Gaya (N)
x = jarak (mm)
N = Gaya normal (N)

Daya pada motor yang digunakan dihitung untuk mendapatkan nilai f


pada rumus dasar gaya gesek tersebut, karena dalam perhitungan daya
motor ini, gaya yang terjadi pada motor dalam kondisi akan bergerak
(berputar) dan setelah motor bergerak (berputar) adalah gaya gesek yang
terjadi pada spesimen uji.
P=T ×ω (3)
P=F × R ×ω
P
F=
2 π.n

60
P× 60
F=
R .2 π . n
Dimana :
P = daya motor (watt)
T = torsi motor (Nm)
F = Gaya yang terjadi saat motor berputar (N)
16

ω= kecepatan sudut (rad/sec)


R = jari-jari poros motor (m)
n = kecepatan putaran (rpm)
Rumus untuk mencari Gaya normal :
T
N=
X
Dimana,

N = Gaya N (N)
T = Torsi (Nm) pada kunci momen
x = jarak kunci momen ke pusat beban penekanan (m)

Mencari nilai koefisien gesek dengan persamaan ∑F = 0


∑F = 0
Fmotor – Fgesek = 0
Fmotor = μ . N
F motor
μ. =
N
Tabel 3.2 Nilai koefisien Gesek
(sumber : diolah)

Material Uji Tingkat kekasaran Koefisien Gesek

Baja St 60

Berdasarkan hasil pengujian akan didapat data yang digunakan dalam


bentuk analisa data.
.
BAB IV

PERENCANAAN JADWAL DAN TEMPAT PENELITIAN

4.1 Jadwal Penelitian


Waktu pelaksanaan penelitian akan dilakukan sesuai dengan jadwal yang
telah dibuat perminggu seperti berikut ini:
Tabel 4.1 Jadwal Penelitian
Dese Jan Agu
Februari Maret April Mei Juni Juli
Aktivitas mber uari stus

3 4 2 1 2 3 3 4 1 2 4 1 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
Penyusunan
Proposal Tugas
Akhir                                            

Seminar Proposal
Tugas Akhir
                                           
Penyiapan Alat
dan Bahan                                            
Pengujian
kekasaran Bahan
uji                                            

Pengujian
koefisien gesek
                                         
Menganalisa
Data                                            
Menyusun Bahan
Seminar Tugas
Akhir                                            
Seminar Tugas
Akhir                                            
Revisi Tugas
Akhir                                            
Penyerahan
Tugas Akhir                                            
(Sumber: telah diolah)

16
17

4.2 Tempat Penelitian


Berikut merupakan tempat dalam menyelesaikan tahapan-tahapan
peyelesaian tugas akhir:
 Tahap pengujian dan pengamatan
Pengujian dan pengamatan dilakukan di Laboratorium Mekanik dan Bengkel
Produksi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya.
 Tahap penyusunan laporan
Penyusunan laporan tugas akhir akan dilakukan di Perpustakaan Jurusan
Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya, Ruang Kelas Gedung Kuliah
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

1. Effendi, Nizam.2009. studi pengaruh heat input terhadap ketangguhan


impact las smaw posisi vertikal baja st 60 temper.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jtm/article/view/547 Diakses pada
11/2/2021
2. Khatimah, Khusnul.2009 ”Gaya Gesek Dan Pengaruhnya Dalam
Kehidupan Manusia”.http://dokumen.tips/documents/gaya-gesek-
558b0822f.html. Diakses pada 11/2/2021
3. D. Amirudin.2018. pengaruh luas permukaan benda terhadap koefisien
gesek statis dan kinetis pada bidang miring dengan menggunakan video
tracker.http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/prosidingsnf/article/view/914
5. Diakses pada 11/2/2021
4. Fuadi Zahrul. 2016. Analisis pengaruh perbedaan koefisien gesekan statis
dan kinetis terhadap gerakan stick-slip menggunakan bahan viskoelastis.
http://jurnal.bkstm.org/index.php/jtmi/article/view/52 Diakses pada
11/2/2021
5. Moch Yunus, Dicky Seprianto, Agham Bhisusman, 2019. analisa
pengujian koefisien gesek baja S45C terhadap bronze.
https://jurnal.polsri.ac.id/index.php/austenit/article/view/1321. Diakses
pada 11/2/2021
6. N. supriyana, P. londa, T. hidayat, J. jamari, and S. nugroho. 2013. kaji
eksperimental running-in pada kontak rolling-sliding pasangan material
aluminium dengan baja s45c.
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi/article/view/5178. Diakses
pada 11/2/2021
7. Rahmat Raja Barita Siregar, Yusuf Kaelani.2017. studi eksperimental
kedalaman aus dan koefisien gesek akibat stick-slip pada reciprocating
wear. http://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/view/27208. Diakses
pada 11/2/2021

Anda mungkin juga menyukai