SIFAT-SIFAT CAIRAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kimia dasar
Kelompok 4:
Kesya Julika (03031182126012)
Harifa Hadi Saskia (03031182126022)
Restu Pamungkas (03031282126030)
Jonathan Lumban Gaol (03031282126046)
Cicillia Fransiska (03031282126056)
Yoga Putra Pratama (03031282126058)
Helmi Ariva (03031282126064)
M. Rajab Fadhly Hartawibawa (03031282126072)
Silva Mardatillah (03031282126086)
Gallang Abdi Persada (03031282126084)
Dina Sabila (03031282126088)
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS SRIWIJAY
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
karunia dan rahmat-Nya sehingga makalah ini dengan judul “Sifat-sifat Cairan”
dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Kimia Dasar dengan Ibu Bazlina Dawami Afrah, S.T., M.T.,Eng. sebagai
dosen pengampu.
Pemyusunan makalah ini mendapat bantuan dari banyak pihak. Oleh karena
itu, penulis pengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada orang tua, dosen-
dosen, teman-teman, dan pihak lainnya yang telah memberikan bantuan dan
dukungan dalam proses penyusunan makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mohon bantuan dari
berbagai pihak untuk memberikan kritik dan saran agar dapat menjadi pedoman
penulis untuk menjadi lebih baik lagi dalam menyusun makalah.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya,
sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis maupun orang
yang membacanya.
Kelompok 4 (empat) B
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
Bab I PENDAHULUAN.................................................................................1
Bab II PEMBAHASAN....................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................30
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap zat cair memiliki karakteristik atau sifat yang khas. Dalam ilmu
pengetahuan, ada banyak karakteristik zat cair yang perlu diketahui, yaitu gaya
Van Der Walls pada cairan, ikatan ydrogen cairan, tekanan uap pada zat cair,
tegangan permukaan zat cair, dan viskositas. Gaya Van Der Walls dan ikatan
ydrogen termasuk kedalam ikatan kimia. Gaya Van Der Walls dalam ilmu
kimia merujuk pada jenis tertentu gaya antar molekul. Lalu, ikatan ydrogen
merujuk pada ikatan antar molekul yang lebih kuat dari pada gaya Van Der
Walls, namun lebih lemah terhadap ikatan ion dan kovalen. Zat cair selalu
memiliki tekanan pada suhu tertentu, tekanan yang dimaksud adalah tekanan uap
yang berada dalam kesetimbangan zat cair. Pada kehidupan sehari-hari, terlihat
pada permukaan zat cair, terlihat suatu lapisan yang mempertahankan keadaan
tersebut, peristiwa tersebut dinamakan tegangan permukaan. Perbedaan sifat
antara zat cair yang berbeda jenisnya akan mempengaruhi tegangan permukaan.
Biasanya, tegangan permukaan dipengaruhi oleh gaya antar molekul pada
cairan. Lalu, viskositas merupakan sifat dari suatu zat cair yang disebabkan
karena adanya gesekan antar molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi zat
cair tersebut. Gesekan tersebut dapat menghambat aliran zat cair. Dari setiap
karakteristik zat cair tentunya berbeda satu sama lain.
Zat cair selalu ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, kita perlu
memahami dan mengetahui setiap karakteristik atau sifat zat cair. Sehingga,
disusun makalah tentang sifat zat cair supaya dapat dipelajari dan dipahami lebih
baik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana interaksi molekul dengan molekul antar zat cair?
2. Bagaimana ikatan hidrogen dapat terjadi pada zat cair?
3. Bagaimana tekanan uap pada zat cair?
4. Bagaimana tegangan permukaan dapat terjadi pada zat cair?
5. Bagaiamana viskositas pada zat cair?
6. Bagaimana struktur dan sifat yang dimilliki zat cair?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui interaksi molekul dengan molekul yang terjadi pada zat cair.
2. Mengetahui ikatan hidrogen yang terjadi pada zat cair.
3. Mengetahui tekanan uap pada zat cair.
4. Mengetahui tegangan permukaan yang terjadi pada zat cair.
5. Mengetahui viskositas pada zat cair.
6. Mengetahui struktur dan sifat yang dimiliki zat cair.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
polar dan nonpolar). Adanya molekul-molekul polar akan menyebabkan imbasan
dari kutub molekul polar kepada molekul nonpolar, sehingga elektron-elektron
dari molekul nonpolar tersebut mengumpul pada salah satu sisi molekul
(terdorong atau tertarik), yang menimbulkan terjadinya dipol sesaat pada molekul
nonpolar. Terjadinya dipol sesaat akan menyebabkan adanya gaya tarik-menarik
antara dipol permanen pada molekul polar dengan dipol sesaat pada molekul
nonpolar.
Gaya Van Der Walls yang terakhir adalah Gaya London/Gaya Dispersi.
Gaya London merupakan gaya antar dipol sesaat pada molekul non polar. Seperti
yang kita ketahui bahwa molekul non polar seharusnya tidak mempunyai
kutub/polar (sesuai dengan namanya). Namun, karena adanya pergerakan
elektron mengelilingi atom/molekul, maka ada saat-saat tertentu dimana elektron
akan terkonsentrasi di salah satu ujung molekul, sedangkan di ujung yang lain
elektronnya “kosong”. Hal ini membuat molekul tersebut “tiba-tiba” memiliki
dipol, yang disebut dipol sesaat. Munculnya dipol ini akan menginduksi dipol
tetangga disebelahnya. Ketika elektron bergerak lagi, dipol ini akan hilang
kembali.
Kami telah membuat contoh soal tentang Gaya Van Der Walls antara dua
pasang molekul yang berbeda, sebagai berikut :
B. Contoh Soal :
Tentukan gaya Van der Walls yang ada pada pasangan molekul berikut :
A. H2 – CH4
B. NH3 – H2S
C. CO2 – HCl
D. CH3COOH – C4H10
E. C2H5OH – CH3OCH3
Jawaban :
A. H2 – CH4 = NP – NP => Gaya London
B. NH3 – H2S = P–P => Gaya Orientasi
4
C. CO2 – HCl = NP – P => Gaya Imbas
D. CH3COOH – C4H10 = P – NP => Gaya Imbas
E. C2H5OH – CH3OCH3 = P – P => Gaya Orientasi
A. Ikatan Hidrogen
Antara molekul-molekul yang sangat polar dan mengandung atom hydrogen
terjadi Ikatan hidrogen. Titik didih senyawa “hidrida” dari unsur-unsur golonganA,
VA, VIA, dan VIIA, diberikan pada gambar berikut.
5
Perilaku yang luar biasa dari senyawa-senyawa yang disebutkan di
atasdisebabkan oleh ikatan lain yang disebut ikatan hidrogen (James E. Brady,2000).
Oleh karena unsur F, O, dan N sangat elektronegatif, maka ikatan F – H, O – H, dan
N – H sangat polar, atom H dalam senyawa-senyawa itu sangat positif. Akibatnya,
atom H dari satu molekul terikat kuat pada atom unsur yang sangat elektronegatif (F,
O, atau N) dari molekul tetangganya melalui pasangan elektron bebas pada atom
unsur berkeelektronegatifan besar itu. Ikatan hydrogen dalam H2O disajikan pada
gambar berikut :
Gambar 2.2 : Molekul polar air (kiri) dan ikatan hidrogen pada air
(kanan).
Sumber: Chemistry, The Molecular Nature of Matter and Change,
Martin S. Silberberg. 2000.
6
Gambar 2.3: Grafik titik didih sebagai fungsi massa molekul senyawa
hidrida golongan IVA–VIIA
(Sumber: Brown, Theodore L. et al. 2015. Chemistry: The Central Science
(13th edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.)
Titik didih dari senyawa hidrida unsur golongan IVA (CH4, SiH4, GeH4, dan
SnH4, seluruhnya nonpolar) meningkat dari atas ke bawah golongan (dari C ke Sn).
Hal ini dapat dimengerti sebagai akibat dari adanya polarisabilitas dan gaya dispersi
London secara umum meningkat seiring dengan bertambahnya massa molekul.
Senyawa-senyawa hidrida dari golongan VA, VIA, dan VIIA secara umum juga
mengikuti pola kenaikan titik didih yang sama, namun khusus untuk senyawa NH3,
H2O, dan HF titik didihnya jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan.
Faktanya, ketiga senyawa ini juga memiliki sifat-sifat yang membedakannya
dari senyawasenyawa lain dengan massa molekul dan polaritas yang bermiripan.
Sebagai contoh, air (H2O) memiliki titik leleh yang tinggi, kalor jenis yang tinggi,
dan kalor penguapan yang tinggi. Sifat-sifat ini menunjukkan bahwa adanya gaya
antar-molekul tak lazim yang kuat pada molekul-molekul ketiga senyawa tersebut,
yakni ikatan hidrogen.
7
Gambar 2.4: Ikatan hidrogen pada air
(Sumber: Petrucci, Ralph H. et al. 2017. General Chemistry: Principles and Modern
Applications (11th edition). Toronto: Pearson Canada Inc.)
Seiring air es dipanaskan di atas titik lebur, pemutusan ikatan hidrogen terus
berlanjut sehingga molekul-molekul air menjadi semakin tersusun rapat dan densitas
air semakin meningkat. Air dalam wujud cair akan mencapai densitas maksimum
pada suhu 3,98°C. Di atas suhu tersebut, air berperilaku “normal” seperti zat-zat lain
pada umumnya sebagaimana densitas menurun seiring dengan kenaikan suhu.
D. Contoh Soal
Jawaban : D
Karena hanya pada no 4 yang menunjukan Ikatan antar molekul, yang mana yang
berikatan adalah H dan O
2. Manakah yang titik didih dan titik leburnya lebih tinggi : etanol (C2H5OH) atau
dimetil eter (CH3 – O – CH3)? Jelaskan!
Jawab :
8
Senyawa etanol dan senyawa dimetil eter mempunyai massa rumus yang sama
tetapi titik didih etanol lebih tinggi daripada dimetil eter. Sedangkan dimetil eter
mempunyai titik lebur yang lebih tinggi daripada etanol. Hal ini disebabkan pada
etanol terjadi ikatan hidrogen sedangkan pada dimetil eter tidak
A. Tekanan Uap
Tekanan uap merupakan tekanan yang dimiliki oleh uap zat cair yang berada
dalam kesetimbangan dengan zat cair. Misalkan kita memiliki gelas yang berisi air
dan tertutup. Ketika ditutup, maka sebagian air pada fasa liquid akan menguap
menjadi uap air hingga tekanan uap tersebut mencapai nilai tertentu. Nilai inilah yang
disebut sebagai tekanan uap (P).
Gambar 3.1
Sumber : https://www.statmat.net/wp-content/uploads/2020/12/Tekanan-Uap.png
9
Mengapa pada suhu tertentu,dalam suatu wadah tertutup yang berisi air atau
larutan dengan volume tertentu timbul tekanan uap? Partikel-partikel apa yang
berpengaruh pada tekanan uap?
Tekanan uap suatu zat benda bergantung pada kemudahan zat itu
menguap.Faktor-faktor yang memengaruhi tekanan uap di antaranya suhu.Semakin
tinggi suhu zat,,makin besar tekanan uapnya.
Dalam suatu wadah tertutup yang hanya berisi pelarut murni,seperti air, di
dalam fasa cair maupun fasa uap akan tersebar partikel-partikel pelarut yang terus-
menerus bergerak.Dalam fasa uap,partikel- partikel pelarut bergerak lebih bebas
dibandingkan dengan yang berada dalam fasa cair.Penggerakan partikel-partikel uap
pelarut menimbulkan tekanan uap hingga tercapai kesetimbangan antara partikel-
partikel pelarut fasa uap dengan fasa cair (jenuh).
10
Gambar 3.2
Banyaknya parikel-partikel fasa uap pada suhu tertentu bergantung pada jenis
pelarut.Pelarut yang kurang polar memiliki jumlah partikel fasa uap lebih banyak
daripada pelarut yang lebih polar.Mengapa demikian? Makin banyak jumlah partikel
pelarut fasa uap,makin besar tekanan uap jenuhnya .Tekanan uap ini disebut sebagai
tekanan uap jenuh pelarut,yang dilambangkan dengan P°.
Gambar 3.3
Sumber : https://slideplayer.info/slide/11845184/
11
interaksi antarpartikel semakin kuat,sehingga jumlah partikel terlarut yang menguap
semakin sedikit . Akibatnya,pada suhu yang sama,tekanan uap larutan ( tekanan uap
jenuh pelarut di atas larutan Plar ) menjadi lebih rendah daripada tekanan uap jenuh
pelarut murni P°.
Gambar 3.4
Sumber : https://slideplayer.info/slide/11845184/
Atau
P lar < P°
Selisih antara tekanan uap jenuh pelarut murni dengan tekanan uap jenuh larutan
disebut penurunan tekanan uap jenuh, dilambangkan dengan ∆P,sehingga :
∆P = P - P lar
Menurrut hukum Raoult, tekanan uap larutan berbanding lurus dengan fraksi mol
pelarut . Hubungan antara P lar dengan fraksi mol pelarut dinyatakan dengan hukum
Raoult sebagai berikut :
P lar = Xp . P°
Sementara itu,
Xp + Xt =1 → Xt = 1-Xp
12
Sehingga diperoleh :
∆P = P - P lar = P° - Xp.P°
= P° (1-Xp) = Xt.P°
Gambar 3.5
grafik P lar terhadap Xp,jika tekanan uap larutan dialurkan terhadap fraksi mol
pelarut akan diperoleh garis lurus.Jadi, penurunan tekanan uap jenuh larutan
berbanding lurus dengan jumlah partikel zat pelarut ( yang dinyatakan dengan fraksi
mol zat pelarut, Xp juga Xt sebagaimana pernyataan sebelumnyya ).
Larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan konsentrasi yang sama memiliki Xt yang
tidak sama,karena jumlah mol seluruh partikel zat terla rut dalam kedua larutan tidak
sama.Perbedaan ini terkait dengan perbedaan nilai faktor van’t Hoff antara larutan
elektrolit dan nonelektrolit.
Jumlah mol seluruh partikel zat terlarut dalam larutan = Jumlah mol zat yang
dilarutkan × factor van’t Hoff
,atau
13
a+a . α (v −1)
i=
a
,sehingga
i = 1 + α(v-1)
Dengan :
α = Derajat ionisasi
Nonelektolit : α = 0 , dan i = 1
Fraksi mol :
nt .i
Xt =
np+nt .i
np
Xp =
np+nt .i
ΔP = Xp. P◦
np
ΔP = .P◦
np+nt .i
Dengan :
14
nt = mol zat terlarut
D. Contoh Soal
• Berapakah tekanan uap Larutan yang mengandung 0,1 kg NaCl (Mr = 58,5 g/mol) dalam air 3,00 kg pada suhu 20
°C?
( Data Tekanan uap air (pelarut) dalam suhu 20 °C adalah : 17,25 mmHg)
𝑚 100 𝑔 3000 𝑔
Jawab : Diketahui : P° = 17,25 mmHg n NaCl = = = 1,7094 mol n H2O = = 166,6 mol
𝑀𝑟 5 8 ,5 𝑔 / 𝑚 𝑜 𝑙 1 8 𝑔 /𝑚 𝑜 𝑙
Sehingga, didapatkan : i = 1 + α(v-1) Untuk larutanNaCl sendiri, yang mana merupakan larutan elektrolit kuat
sehingga nilai α = 1 dan i = v
i = 1+ 1(2-1) = 2 (nilai v ialah jumlah unsur yang terlibat yaitu 1 atom Na dan 1 atom Cl),terbukti i = v
sehingga nilai X = 𝑛𝑝
=
1 6 6 ,6 𝑚 𝑜 𝑙 = 0,98
p
𝑛 𝑝 + 𝑛𝑡.𝑖 1 6 6 ,6 𝑚 𝑜 𝑙 + 1 ,7 0 9 4 𝑚 𝑜 𝑙 .2
Diketahui : tekanan uap jenuh pelarut P° = 17,25 mmHg P lar = 16,905 mmHg
Jadi, penurunan tekanan uap jenuh yang terjadi adalah sebesar 0,345 mmHg atau
0,000454 atm (1 atm = 760 mmHg)
15
2.4 Tegangan Permukaan
A. Pengertian Tegangan Permukaan zat cair.
Gambar 4.1
16
1. Suhu
2. Zat terlarut
Penambahan zat terlarut dalam suatu cairan akan meningkatkan viskositas dan
tegangan permukaan semakin besar.
3. Jenis Cairan
4. Surfaktan
1. Mencuci Pakaian
Dengan menggunakan air yang lebih panas akan lebih bersih karena
dengan suhu tinggi tegangan permukaan akan lebih kecil
2. Sabun Cuci
Dibuat untuk mengurangi tegangan permukaan sehingga mampu
membersihkan kotoran yang melekat di pakaian
3. Alkohol
17
Dapat membasahi seluruh permukaan kulit yang luka karena memilik
itegangan permukaan rendah.
E. Rumus Tegangan Permukaan.
Tegangan permukaan (gama) didefinisikan sebagai perbandingan
antara gaya tegangan dengan panjang permukan tempat gaya tersebut
bekerja. Rumus yang digunakan, yaitu :
F
γ = d
F = Gaya (N)
γ = Tegangan Permukaan(Nm)
d = Panjang Permukaan (m)
F. Rumus Tegangan Permukaan secara pipa kapiler.
Kapilaritas disebabkan oleh interaksi molekul – molekul di dalam zat cair.
Dalam zat cair, molekul – molekulnya bisa mengalami gaya adhesi dan gaya kohesi.
Rumus yang digunakan , yaitu :
2 γ cos θ
h=
pgr
h = kenaikan/penurunan zat cair dalam pipa (m)
γ = Tegangan Permukaan(Nm)
θ = sudut kontak(°)
G. Contoh Soal
18
1. Pada kejadian tegangan permukaan diketahui gaya tegang 4 N. Jika
panjang permukaannya 20 cm, maka tentukanlah besar tegangan
permukaannya.
Dik : F = 4 N, L = 20 cm = 0,2 m.
F
γ=
L
4
γ=
0,2
γ = 20 N/m
2. Sebuah pipa kapiler dengan jari-jari (1 mm) dimasukkan kedalam air
secara vertikal. Air memiliki massa jenis (1 g/cm²) dan tegangan
permukaan (1 N/m). Jika, sudut kontaknya (60 derajat) dan percepatan
gravitasinya (10 m/s²). Maka hitunglah besar kenaikkan permukaan air
pada dinding pipa kapiler tersebut.
Diketahui :
r = 1mm = 1 x 10⁻³ m
ρ = 1 g/cm² = 100 kg/m³
γ = 1 N/m
θ = 60 derajat
g = 10 m/s²
Ditanya: h….?
Jawab:
h = (2 γ cosO) / (ρ.g.R)
h = (2 x cos 60) / (1000 x-10 x 10⁻³)
h = 1/10 = 0,1 m = 10 cm
Jadi, permukaan air pada pipa kapiler naik setinggi 10 cm
3. Sebuah pipa kapiler berdiameter 4mm dicelupkan ke dalam methanol naik
setinggi 15 mm. Jika sudut kontak methanol dengan dinding 600 .
sTentukan tegangan permukaan methanol (p = 800 kg.m−3 )
19
Dik : p = 800 kg.m−3
g = 9,8 m/ s2
r = 2 x 10−3 m
h = 15 x 10−3
cos 600
Dit : γ ?
Maka :
p. g.r.h
γ=
2 cos θ
800.9,8.2 x 10−3 .15 x 10−3
=
2 cos 60 °
= 235.200 x 10−7
= 0,235 N/m
Jadi ,tegangan permukaan Methanol adalah 0,235 N/m.
2.5 Viskositas
A. Pengertian Viskositas
Secara umum, yang dimaksud dengan viskositas atau kekentalan adalah
gesekan yang terjadi pada zat cair karena adanya gaya kohesi(Kohesi adalah gaya
tarik menarik antar molekul yang sama jenisnya). Viskositas atau kekentalan juga
terjadi pada gas sebagai hasil tumbukan antara molekul-molekul gas.
20
3. Kehadiran zat lain
Penambahan zat tertentu dapat menaikkan ataupun menurunkan viskositas
atau kekentalan suatu zat cair.
4. Berat molekul
Semakin berat molekul maka viskositas atau kekentalan suatu zat cair juga
akan semakin naik.
5. Kekuatan antarmolekul
Viskositas atau kekentalan suatu zat cair seperti air akan semakin naik seiring
dengan adanya ikatan hidrogen yang terkandung didalamnya.
6. Konsentrasi larutan
Semakin tinggi konsentrasi suatu larutan maka akan semakin tinggi pula
viskositas atau kekentalan larutan tersebut.
C. Jenis-jenis Viskositas
a) Viskositas pada Zat Cair
Viskositas pada zat cair memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Disebabkan oleh adanya gaya kohesi dengan jarak yang dekat. Yang
dimaksud dengan gaya kohesi adalah gaya tarik menarik antarmolekul-
molekul sejenis
2. Dipengaruhi oleh suhu, dalam arti semakin tinggi suhu maka akan semakin
turun viskositas atau kekentalannya.
3. Dipengaruhi oleh tekanan, dalam arti semakin tinggi tekanan makan
viskositas atau kekentalan akan semakin naik.
4. Viskositas pada zat cair sangat tergantung pada seberapa cepat molekul-
molekul yang ada didalamnya bergerak.
b) Viskositas pada Gas
Viskositas pada gas memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Viskositas pada gas disebabkan oleh terjadinya tumbukan antarmolekul.
2 .Dipengaruhi oleh suhu, dalam arti semakin tinggi suhu maka akan semakin
besar pula viskositas atau kekentalannya.
3. Tidak dipengaruhi oleh tekanan.
4. Viskositas pada gas sangat tergantung pada seberapa cepat molekul-
molekul yang ada didalamnya bergerak.
D. Jenis Viskometer
1. Viskometer kapiler / Ostwald
2. Viskometer Hoppler
3. Viskometer Cup dan Bob
4. Viskometer Cone dan Plate
21
E. Rumus Viskositas
F = µ A u/y
Keterangan :
F = gaya (N)
η = koefisien viskositas fluida (Ns/m2)
A = area setiap pelat(m)
u/y= tingkat deformasi geser
T = µ (dc / dy)
Keterangan :
T = Tegangan geser (N/m2)
µ = Viskositas dinamis (Ns/m2)
dc = satuan kecepatan (m/s)
dy = satuan jarak antara (m).
η = k x p x D /V
22
Keterangan:
η : Koefisien Viskositas
k : Konstanta
P : Tekanan
D : Diameter
V : Kecepatan
F = η A x v /L
Keterangan:
F : Gaya (N)
A : Luas Keping yang bersentuhan yakni dengan Fluida (m²)
v : Kelajuan Fluida
L : Jarak antar Keping
η : Koefisien Viskositas (Kg)
F. Contoh Soal
23
1. Sebuah kelereng dengan jari – jari 0,5 cm jatuh ke dalam bak berisi oli
yang memiliki koefisien viskositas 110 x 10-3 N.s/m2. Tentukan besar gaya
gesek yang dialami kelereng jika bergerak dengan kelajuan 5 m/s!
Jawab:
Diketahui:
r = 0,5 cm = 5 x 10-3 m
ɳ = 110 x 10-3 N.s/m2
v = 5 m/s
Ditanyakan = Ff = …?
Jawaban:
Ff = 6 . ∏ . r . ɳ . v
Ff = 6 . 3,14 . (5 x 10-3) . (110 x 10-3) . 5
Ff = 51.810 x 10-6 N
Ff = 51,81 x 10-3 N
2. Sebuah kelereng berdiameter 1 cm dijatuhkan secara bebas dalam oli yang
massa jenisnya = 0,8 g/cm3. Jika koefisien kekentalan oli 0,03 Pas, massa
jenis kelereng 2,6 g/cm3 dan g = 10 m/s2, berapakah kecepatan terbesar
yang dicapai kelereng?
Jawab:
Diketahui:
d = 1 cm
r = 0,5 cm = 0,5 x 10-2 m
ρf = 0,8 g/cm3
ɳ = 0,03 Pas
ρb = 2,6 g/cm3
g = 10 m/s2
Ditanyakan: VT = …?
24
2.6 Struktur dan Sifat Cairan
A. Pengertian cairan
Air adalah pelarut yang baik untuk banyak senyawa ionik,serta zat lain lain
yang membenuk ikatan hidrogen dengan air.Air memilliki kalor spesifik yang tinggi,
dikarenakan air berguna untuk menaikkan suhu (yaitu, untuk meningkatkan energi
kinetik rata-rata molekul air), pertama-tama dengan memutuskan ikatan hidrogen
antarmolekul. Dengan demikian, air dapat menyerap sejumlah besar kalor sementara
suhunya akan naik sedikit demi sedikit. Air dapat mengeluarkan kalor hanya dengan
sedikit penurunan suhu.
Untuk alasan tersebut sejumlah besar air yang ada di danau dan lautan
dapat secara efektif memoderasi iklim di area daratan yang berdekatan dengan
menyerap kalor di musim panas dan melepaskan kalor di musim dingin dengan hanya
sedikit perubahan suhu air. Sifat air yang paling mencolok adalah bahwa bentuk
padatnya kurang rapat daripada bentuk cairnya: es mengapung di permukaan air cair.
Massa jenis hampir semua zat lain lebih besar dalam bentuk padat daripada dalam
bentuk cair.
Gambar 6.1
Sumber: https://images.app.goo.gl/LDRz6dgc39r1VEzw6
25
Dengan memahami mengapa air berbeda, harus diperiksa struktur elektron
dari molekul H2O. Terdapat dua pasang elektron non-ikatan, atau dua pasangan
elektron bebas, pada atom oksigen:
B. Struktur Cairan
Dari pengertiannya cairan merupakan bentuk molekul yang kompleks dan
teratur,untuk itu kita dapat memahami dengn melihat dari segi sturukturnya.
26
Sumber: https://images.app.goo.gl/JUHswTMdQS9y8LvZ7 (Gambar 6.2)
https://images.app.goo.gl/my5WbdVQMVm4sSoK9 (Gambar 6.3)
C. Sifat-sifat Cairan
1.Sifat Pelarut Air
27
Air memerlukan panas yang sangat banyak untuk berubah menjadi gas.
Air dalam bentuk padat (es) juga memerlukan panas yang banyak untuk dapat
mencair. Suhu bumi yang stabil dipertahankan oleh sifat-sifat air tersebut.
BAB III
PENUTUP
28
3.1 Keimpulan
Ikatan yang terlibat dalam zat cairan adalah ikatan hidrogen, yang
dimana Ikatan Hidrogen adalah ikatan yang terjadi antara atom Hidrogen (H)
dengan atom yang keelektronegatifannya tinggi seperti nitrogen (N), oksigen
(O), fluor (F) baik antar molekul/inter molekul. Berbicara tentang zat cair,ada
suatu tekanan yg dimiliki oleh uap zat cair yang berada dalam kesetimbangan
dengan zat cair. Tekanan ini disebut tekanan uap.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Arafah, Reka Nur. 2018. “Gaya Antarmolekul”. Diakses 16 Oktober 2021 (Online)
29
Nursetiana, Ika Devia., dkk. 2013. Pengaruh Enkapsulasi Logam Terhadap Nilai
Celah Pita BNNTs. Semarang:Universitas Negeri Semarang. Diakses 16 Oktober
2021 (Online). (Diakses tanggal 2 Oktober 2021)
Unggul Sudarmo, 2016, Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Erlangga. Jakarta. (Diakses
tanggal 2 Oktober 2021)
A. Haris Watoni, dkk. 2016. Kimia untuk Siswa SMA/MA Kelas XII Kelompok
Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam. Bandung: Yrama Widya. (Diakses
tanggal 2 Oktober 2021)
Chang Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta.
(Diakses tanggal 2 Oktober 2021)
30
2021, 4 Sifat Koligatif Larutan: Contoh Soal dan Pembahasan [Lengkap]
https://www.statmat.net/rumus-sifat-koligatif-larutan/ (Diakses tanggal 2 Oktober
2021)
Ardra.biz, Tegangan Permukaan Gejala Kapilaritas: Pengertian Rumus Pipa Kapiler Kawat U
Kohesi Adhesi Contoh Perhitungan Zat Cair 7
https://ardra.biz/topik/rumus-cara-mencari-tegangan-permukaan-zat-cair/ (Diakses
tanggal 2 Oktober 2021)
31
32