Cairan
Here starts the
lesson!
01
INTERAKSI
MOLEKUL dengan MOLEKUL
(Gaya Van Der Walls)
Landasan Teori
Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita temukan berbagai zat dengan partikel
molekul yang berbeda fasa. Pada fasa gas, dikondisi suhu yang tinggi dengan
tekanan yang rendah membuat molekul-molekulnya berdiri sendiri tanpa adanya
gaya tarik antarmolekul. Akan tetapi, pada suhu yang rendah dengan tekanan
yang relatif tinggi (mendekati titik embunnya) memungkinkan adanya gaya tarik
antarmolekul. Itulah mengapa suatu gas dapat mengalami proses pengembunan,
dan inilah yang menjadi cikal bakal gaya Van der Walls.
Apa itu Gaya Van der Walls?
Gaya Van der Walls adalah gaya tarik menarik antar ion atau molekul, dimana gaya ini
relatif lebih lemah dari gaya yang timbul dalam ikatan valensi. Besaran gaya ini ialah 10-7
kali jarak atom-atom atau molekul-molekul. Gaya ini diusulkan oleh Johannes Van Der
Walls (1837-1923).
Dalam studi kimia, gaya Van der Walls merujuk pada jenis gaya antar molekul. Istilah ini
pada awalnya merujuk pada jenis gaya antarmolekul, dan hingga saat ini masih digunakan
dalam pengertian tersebut, tetapi saat ini lebih umum merujuk pada gaya-gaya yang timbul
dari polarisasi molekul menjadi dipol. Hal tersebut mencakup gaya yang timbul dari dipol
tetap (gaya Keesom), dipol bebas atau rotasi (gaya Debye), dan gaya London.
Penyebab Gaya Van der Walls
Pada Molekul Polar, gaya Van der
Walls disebabkan oleh adanya gaya
tarik-menarik antara inti atom
dengan elektron atom lain yang
disebut gaya elektrostatis
(coulomb). Pada Molekul Non Polar,
gaya Van der Walls disebabkan
oleh dipol-dipol sesaat (polar
non permanen) karena
terinduksi oleh partikel yang
bermuatan.
Gaya Antarmolekul
yang Berperan dalam
Terbentuknya Gaya Van
der Walls
1. Gaya Orientasi/Gaya Dipol-
Dipol
Gaya orientasi terjadi pada molekul-molekul yang mempunyai dipol permanen atau
molekul polar. Aksi yang terjadi antara kutub positif dari satu molekul dengan kutub negatif
dari molekul yang lain akan menimbulkan gaya tarik menarik. Gaya ini memberi
sumbangan yang relatif kecil terhadap gaya Van der Waals secara keseluruhan. Untuk
menambah kekuatan dari gaya ini, diperlukan penataan ulang dengan mengarahkan kutub
secara berlawanan (positif-negatif).
2. Gaya Imbas
Gaya ini terjadi saat terdapat molekul dipol permanen (polar) berinteraksi dengan molekul
dipol sesaat (non polar). Adanya molekul-molekul polar akan menyebabkan imbasan dari
kutub molekul polar kepada molekul nonpolar, sehingga elektron-elektron dari molekul
nonpolar tersebut mengumpul pada salah satu sisi molekul (terdorong atau tertarik), yang
menimbulkan terjadinya dipol sesaat pada molekul nonpolar tersebut. Terjadinya dipol sesaat
akan menyebabkan adanya gaya tarik-menarik antardipol dan menghasilkan gaya imbas. Gaya
imbas juga memberikan andil yang kecil terhadap keseluruhan gaya Van der Waals.
3. Gaya Dispersi (Gaya London)
Gaya London merupakan gaya antar dipol sesaat pada molekul non polar. Seperti yang kita
ketahui bahwa molekul non polar seharusnya tidak mempunyai kutub/polar (sesuai dengan
namanya). Namun, karena adanya pergerakan elektron mengelilingi atom/molekul, maka
ada saat-saat tertentu dimana elektron akan terkonsentrasi di salah satu ujung molekul,
sedangkan di ujung yang lain elektronnya “kosong”. Hal ini membuat molekul tersebut
“tiba-tiba” memiliki dipol, yang disebut dipol sesaat. Munculnya dipol ini akan
menginduksi dipol tetangga disebelahnya. Ketika elektron bergerak lagi, dipol ini akan
hilang kembali.
INTERAKSI
ION dengan
MOLEKUL
1. Ion-Dipol
Gaya tarik menarik yang terjadi antara
ion dengan dipol permanen (molekul
polar). Kekuatan gaya tarik menarik
yang dihasilkan dapat dihitung
berdasarkan nilai Mr. Semakin besar
nilai Mr, semakin besar pula gaya tarik
menarik yang terjadi (Mr x ion
molekul).
2. Ion-Dipol Terinduksi
Gaya tarik menarik yang terjadi antara
ion dengan dipol terinduksi (dipol non
permanen). Pada mulanya dipol
terinduksi merupakan molekul netral dan
menjadi dipol akibat induksi partikel
bermuatan yang berada di dekatnya.
Ikatan ini relatif lemah karena kepolaran
molekul terinduksi relatif kecil daripada
dipol permanen.
Contoh Soal
Tentukan gaya Van der Walls yang ada pada pasangan molekul berikut :
A. H2 – CH4
B. NH3 – H2S
C. CO2 – HCl
D. CH3COOH – C4H10
E. C2H5OH – CH3OCH3
PENYELESAIAN
hidrogen.” Ja me
IKATAN HIDROGEN
(HYDROGEN BOND )
DEFINISI : Jenis khusu interaksi dipol-dipol antara atom hidrogen dalam ikatan polar, seperti N-H, O-H,
atau F-H, dengan atom elektronegatif O, N,atau F
Exam
t
conten
• Memiliki titik didih atau titik leleh
yang tinggi dibanding gaya dipol-
• Ikatan hidrogen antar molekul jauh
dipol, gaya dipol terimbas, ataupun
gaya dispersi london walaupun lebih lemah dari ikatan kovalen dan
memiliki Mr yang lebih kecil. ikatan ion antar unsur
Contoh :
• Senyawa yang mampu membentuk
etanol memiliki titik didih yang sangat tinggi ikatan hidrogen dalam air akan mudah
dibandingkan dengan propana walaupun massa molekul larut dalam air
relatif (Mr) keduanya tidak jauh berbeda
Ikatan Hidrogen
pada Air mengapungnya bongkahan es akan menghambat
Seiring air es dipanaskan di atas titik lebur,
terjadinya pembekuan \\ air lebih lanjut sehingga
pemutusan ikatan hidrogen terus berlanjut sehingga
makhluk hidup yang berada di dalam perairan dapat
molekul-molekul air menjadi semakin tersusun rapat dan
bertahan hidup. Tanpa adanya sifat anomali air oleh
densitas air semakin meningkat. Air dalam wujud cair akan
karena keberadaan ikatan hidrogen ini, perairan akan
mencapai densitas maksimum pada suhu 3,98°C. Di atas
membeku dari dasar hingga ke permukaan. Hal ini
suhu tersebut, air berperilaku “normal” seperti zat-zat lain
tentunya akan mengakibatkan makhluk hidup di
pada umumnya sebagaimana densitas menurun seiring
perairan tersebut terancam tidak dapat bertahan hidup
dengan kenaikan suhu.
selama musim salju.
Sifat anomali air ini berperan dalam beberapa
fenomena-fenomena yang terjadi di bumi, seperti misalnya
gunung es yang mengapung di atas perairan dan meledaknya
pipa air pada musim salju. Ledakan pipa air dapat terjadi
jika pendinginan terjadi secara mendadak sebagaimana air
yang membeku menjadi es mengalami pemuaian. Dalam
peristiwa es yang mengapung pada perairan yang membeku
di musim salju,
Assignment
Manakah yang titik didih dan titik leburnya lebih tinggi : etanol (C
2H5OH) atau dimetil eter (CH3 – O – CH3)? Jelaskan!
Assignment
Jelaskan manakah yang titik didih dan titik leburnya lebih tinggi; etanol (C2H5OH) atau dimetil
eter (CH3 – O – CH3)? Jelaskan!
Jawaban : Senyawa etanol dan senyawa dimetil eter mempunyai massa rumus yang sama tetapi
titik didih etanol lebih tinggi daripada dimetil eter. Sedangkan dimetil eter mempunyai titik
lebur yang lebih tinggi daripada etanol. Hal ini disebabkan pada etanol terjadi ikatan hidrogen
sedangkan pada dimetil eter tidak
03
TEKANAN
UAP
Tekanan Uap
Tekanan uap merupakan tekanan yang dimiliki oleh uap zat cair yang berada dalam
kesetimbangan dengan zat cair. Misalkan kita memiliki gelas yang berisi air dan tertutup.
Ketika ditutup, maka sebagian air pada fasa liquid akan menguap menjadi uap air hingga
tekanan uap tersebut mencapai nilai tertentu. Nilai inilah yang disebut sebagai tekanan uap
(P).
Mengapa pada suhu tertentu,dalam
suatu wadah tertutup yang berisi air
atau larutan dengan volume tertentu
timbul tekanan uap? Partikel-partikel
apa yang berpengaruh pada tekanan
uap?
Penurunan Tekanan Uap Jenuh (∆P)
Dalam suatu wadah tertutup yang hanya berisi
pelarut murni,seperti air, di dalam fasa cair maupun
fasa uap akan tersebar partikel-partikel pelarut yang
terus-menerus bergerak.Dalam fasa uap,partikel-
partikel pelarut bergerak lebih bebas dibandingkan
dengan yang berada dalam fasa cair.Penggerakan
partikel-partikel uap pelarut menimbulkan tekanan
uap hingga tercapai kesetimbangan antara partikel-
partikel pelarut fasa uap dengan fasa cair (jenuh).
Penurunan Tekanan Uap Jenuh
(∆P)
Banyaknya parikel-partikel fasa uap pada suhu
tertentu bergantung pada jenis pelarut.Pelarut
yang kurang polar memiliki jumlah partikel
fasa uap lebih banyak daripada pelarut yang
lebih polar.
Atau
P lar < P°
Selisih antara tekanan uap jenuh pelarut murni dengan tekanan uap jenuh larutan disebut penurunan tekanan uap jenuh,
dilambangkan dengan ∆P,sehingga :
∆P = P - P lar
Menurrut hukum Raoult, tekanan uap larutan berbanding lurus dengan fraksi mol pelarut . Hubungan antara P lar dengan fraksi mol
pelarut dinyatakan dengan hukum Raoult sebagai berikut :
P lar = Xp . P°
Sementara itu, Xp + Xt =1 → Xt = 1-Xp Sehingga diperoleh :
∆P = P - P lar = P° - Xp.P°
= P° (1-Xp)
= Xt.P°
Penurunan Tekanan Uap Jenuh (∆P)
Diketahui :
P° = 17,25 mmHg
n NaCl = = = 1,7094 mol
n H2O = = 166,6 mol
Ditanya :
P lar =...?
P lar = Xp.P°
Untuk mencari nilai tekanan uap larutan,diperlukan mencari nilai fraksi mol zat pelarut yang memerlukan nilai faktor van’t Hoff
PENYELESAIAN
●
Sehingga, didapatkan :
i = 1 + α(v-1)
Untuk larutan NaCl sendiri, yang mana merupakan larutan elektrolit kuat sehingga nilai
α = 1 dan i = v
i = 1+ 1(2-1) = 2 (nilai v ialah jumlah unsur yang terlibat yaitu 1 atom Na dan 1 atom
Cl),terbukti i = v
sehingga nilai Xp = = = 0,98
Jadi, penurunan tekanan uap jenuh yang terjadi adalah sebesar 0,345 mmHg atau 0,000454
atm
.
Terjadinya Tegangan Akibat terdapat perbedaan gaya
Permukaan tarik dan molekul dibawah
permukaan memiliki jumlah yang
lebih banyak serta jarak antara
Di dalam cairan, tiap molekul ditarik oleh
molekul lebih rapat, maka terjadi
molekul lain yang sejenis didekatnya
gaya atau tarikan kebawah. Gaya
(Interior Molecule) dengan gaya yang sama
inilah yang menyebabkan
ke segala arah (cohesive force). Sedangkan,
permukaan zat cair berkontraksi
di permukaan cairan, tiap molekul ditarik
dan berada dalam keadaan tegang
oleh molekul sejenis didekatnya (Exterior
(suface tension).
Molecule) dengan arah gaya kesamping dan
ke bawah (adhesive force).
Faktor yang
mempengaruhi tegangan
permukaan
● Jenis Cairan
Cairan yang memiliki gaya tarik antara
● Suhu
molekul besar, meningkatkan tegangan
Tegangan permukaan menurun dengan
permukaan.
meningkatnya suhu, karena meningkatnya
energi kinetik molekul
● Surfaktan
Surfaktan merupakan zat yang bisa
● Zat Terlarut
mengaktifkan permukaan. Karena,
Penambahan zat terlarut dalam suatu cairan
cenderung buat terkonsentrasi pada
akan meningkatkan viskositas dan tegangan
permukaan. Contohnya: Sabun.
permukaan semakin besar
Manfaat
Exam
Tegangan conten
t
Permukaan
Dalam mempengaruhi penyerapan
obat pada bahan pembantu padat Pembentukan
pada persediaan obat. dan kestabilan
emulsi dan dispersi
partikel gak
larut dalam media
cair buat membentuk
sediaan suspensi.
Penetrasi molekul lewat
membran biologis.
Penerapan tegangan
permukaan dalam Sabun cuci
kehidupan sehari-hari
Dibuat untuk mengurangi
tegangan permukaan
sehingga mampu
membersihkan kotoran
Mencuci pakaian yang melekat di pakaian
Fs = k η v atau Fs = 6 π η r v
Keterangan :
Fs = gaya gesek Stokes (N)
η = koefisien viskositas fluida (Ns/m2)
r = jari-jari bola (m)
v = kelajuan relatif bola terhadap fluida (m/s)
π = 3,14.
3.Rumus Fluida Viskositas
1. Rumus Viskositas Dinamis F = η A x v /L
T = µ (dc / dy) Keterangan:
Keterangan : F : Gaya (N)
T = Tegangan geser (N/m2) A : Luas Keping yang bersentuhan yakni dengan Fluida
µ = Viskositas dinamis (Ns/m2) (m²)
dc = satuan kecepatan (m/s) v : Kelajuan Fluida
dy = satuan jarak antara (m). L : Jarak antar Keping
η : Koefisien Viskositas (Kg)
2. Rumus Viskositas fisika 4. rumus kecepatan terminal
η = k x p x D /V
Keterangan:
η : Koefisien Viskositas vT : kecepatan terminal (m/s)
k : Konstanta η : koefisien viskositas fluida
P : Tekanan (Pa s)
D : Diameter R : jari-jari bola (m)
V : Kecepatan g : percepatan gravitasi (m/s2)
ρb : massa jenis bola (kg/m3)
ρf : massa jenis fluida (kg/m3)
Contoh soal
1. Sebuah kelereng dengan jari – jari 0,5 cm jatuh ke dalam bak berisi oli yang memiliki
koefisien viskositas 110 x 10-3 N.s/m2. Tentukan besar gaya gesek yang dialami kelereng
jika bergerak dengan kelajuan 5 m/s!
2. Sebuah kelereng berdiameter 1 cm dijatuhkan secara bebas dalam oli yang massa
jenisnya = 0,8 g/cm3. Jika koefisien kekentalan oli 0,03 Pas, massa jenis kelereng 2,6
g/cm3 dan g = 10 m/s2, berapakah kecepatan terbesar yang dicapai kelereng?
PENYELESAIAN
1. Jawab
Diketahui:
r = 0,5 cm = 5 x 10-3 m
ɳ = 110 x 10-3 N.s/m2
v = 5 m/s
Ditanyakan = Ff = …?
Jawaban:
Ff = 6 . ∏ . r . ɳ . v
Ff = 6 . 3,14 . (5 x 10-3) . (110 x 10-3) . 5
Ff = 51.810 x 10-6 N
Ff = 51,81 x 10-3 N
PENYELESAIAN
2. Jawab:
Diketahui:
d = 1 cm
r = 0,5 cm = 0,5 x 10-2 m
ρf = 0,8 g/cm3
ɳ = 0,03 Pas
ρb = 2,6 g/cm3
g = 10 m/s2
Ditanyakan: VT = …?
06
STRUKTUR DAN
SIFAT CAIRAN
Sturuktur dan B.Sifat Cairan
Sifat Cairan ● Selain memiliki molekul bebas air
merupakan pelarut yang sangat baik untuk
senyawa ionik serta zat lain dan memiliki
sifat berupa:
A.Definisi Cairan 1. Bentuk padat yang kurang rapat
dibandingkan dengan bentuk cairnya
Cairan adalah fluida,yang berarti
memiliki kebebasan bergerak yang jauh 2. Sifat Pelarut Air
lebih besar karena memiliki molekul
molekul yang bebas dan renggang. ● Dapat melarutkan gas atmosfer non polar
● Dapat melarutkan zat non-ionik polar
4.Sifat Termal Air B.Sturuktur Air
• Air dipanaskana berubah menjadi
cair,begitu juga dengan padatan es. Life
Life is
is Journey
Journey 1.Sturuktur lewis
5.Sifat Kapilaritas Air
• Seperti air yang masuk ke dalam tabung
melalui celah dari tanah melonjak naik
Thanks!
(03031282126072)
9. silva mardatillah (03031282126086)
10. Gallang Abdi Persada (03031282126084)
11. Dina Sabila (03031282126088)