Anda di halaman 1dari 12

; GAYA INTERAKSI MOLEKUL

(GAYA INTERMOLEKUL )
Ikatan kimia di sini merupakan ikatan intramolekul. Ikatan yang terjadi di dalam sebuah
molekul itu sendiri. Ikatan ini mengikat antar atom untuk membentuk sebuah
molekulnya sendiri. Misalnya terdapat empat buah ikatan kimia yaitu kovalen non polar
pada molekul metana CH4. Ikatan kimia ini dibentuk dari ikatan antara atom C dan atom
H dalam molekul CH4. Contoh lain, sebanyak dua ikatan antara atom H dan O dalam
molekul H2O membentuk ikatan kovalen polar.

Masalahnya dalam sebuah larutan, terdapat jutaan molekul yang saling berinteraksi.
Antar molekul dapat mengalami gaya tarik-menarik yang kita sebut gaya intermolekul
atau gaya antar molekul. Anda tentu dapat membayangkan bahwa energi yang
diperlukan untuk memutuskan gaya interaksi molekul ini tentu lebih sedikit
dibandingkan energi yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan antar atom dalam
sebuah molekul alias ikatan intramolekulnya. Oleh karena itu, adanya gaya tarik antar
molekul (intermolekul) akan memengaruhi perubahan fasa zat baik menguap,
mengembun, membeku, mencair, dan menyublim. Karena adanya tambahan energi
(kalor) akan membuat gerak molekul bertambah aktif, sebaliknya pelepasan kalor
membuat gerak molekul menjadi lambat sehingga terjadi perubahan kedudukan
molekul dalam ruang yang ditempati partikel tsb apakah merapat atau merenggang.
Ingat kembali tentang teori partikel zat!

Secara umum terdapat tiga buah gaya intermolekul:

1. Gaya intermolekul pada molekul polar


. Interaksi dipol-dipol

Molekul bersifat polar sering terjadi pada bentuk molekul yang non simetris. Dalam hal
ini sebaran kerapatan elektron tidak merata pada semua bagian atom-atomnya.
Dengan demikian terbentuklah dipol permanen akibat sebagian besar elektron
berkumpul pada sebagian atom yang bersifat lebih elektronegatif sementara sebagian
atom miskin elektron. Ingatlah tabel skala Pauling!
Contoh:
(a) HCl ---- HCl (atom Cl akan cenderung menarik elektron ke arah dirinya sehingga
kerapatan elektron lebih tinggi pada atom Cl dibandingkan atom H. Gaya interaksi
intermolekul terjadi pada atom Cl molekul yang satu dengan atom H dari molekul yang
lainnya.
(b) NH3 ---- NH3
(c) HCl --- NH3
(e) Metanol etanol dalam campuran spiritus

b. Ikatan hidrogen
Ikatan Hidrogen dibentuk antar molekul! Ikatan ini bukanlah dibentuk secara intra
molekul. Ikatan Hidrogen terjadi karena ada gaya interaksi antara atom H pada suatu
molekul dengan atom F, O, atau N dari molekul lainnya.
Contoh:
H2O H2O
NH3 NH3
HF HF
Anda dapat bayangkan berapa ikatan hidrogen yang terbentuk dari hanya sebuah
molekul air? Ada empat bukan? Hal ini menyebabkan suatu fenomena air yang sangat
indah dan menakjubkan bahwa air ternyata memiliki ruang atau volume yang lebih
besar ketika berada dalam bentuk padat. Akibatnya massa jenis es (solid) menjadi
lebih kecil dari air (liquid) pada suhu dan tekanan tertentu, mengakibatkan es selalu
terapung di atas air. Baca posting dengan judul: SEJUTA RAHASIA AIR)

Adanya ikatan hidrogen menyebabkan senyawa yang dibentuk dari unsur satu
golongan VA, VI A, dan VII A dengan atom H tenyata mempunyai perbedaan signifikan
pada titik didihnya. Bandingkan dan diskusikan grafik berikut:

-data titik didih HF terhadap HCL, HBr, dan HI.


-data titik didih NH3 terhadap PH3, dan AsH3
-data titik didih H2O terhadap H2S, H2Se dan H2Te.
Mengapa demikian???

Adanya ikatan H dalam suatu zat menyebabkan:


a. Titik didih lebih tinggi dari zat lain tanpa ikatan H.
b. Zat lebih mudah larut dalam air (mengapa???)
c. Interaksi dipol dipol sesaat (dipol terinduksi)
Pernahkah Anda berpikir mengapa ikan-ikan dapat hidup di dalam air laut sampai
kedalaman yang paling dalam? Tentunya ada gas O2 yang bersifat non polar namun
kenyataannya paramagnetik ini yang terlarut dalam air. Di sini, gas O2 terinduksi oleh
molekul polar yaitu pelarutnya sendiri, H 2O (air). Demikian juga gas lainnya seperti
CO2, N2, CH4, dll gas non polar terinduksi oleh molekul polar seperti air, etanol,
sehingga mengalami gaya intermolekul dipol-dipol sesaat.

d. Interaksi ion dipol


Ion-ion baik kation maupun anion dapat berinteraksi dengan suatu molekul polar.
Kekuatan interaksi bergantung pada muatan ion dan ukuran ion tsb, besarnya momen
dipol, serta ukuran molekul polarnya. Ingat bahwa kita selalu memperhatikan sebaran
dan banyaknya elektron-elektron yang berkontribusi pada ion-molekul tsb. Jadi mana
yang berinteraksi lebih kuat; kation atau anion???

Contoh:
Hidrasi pada garam-garam terlarut dari kation golongan IA, IIA dengan klorida misalnya
NaCl dalam air. Ion-ion Na+ dan Cl- dari NaCl akan disolvasi oleh molekul air yang
polar. Akibatnya terjadi interaksi antara ion dengan molekul air yang dapat
memecahkan kristal ion sehingga larut dalam air.
Critical thinking:
Interaksi antara haemoglobin (Fe2+) dan O2 dalam darah sungguh
menguntungkan namun mengapa adanya gas CO justru merupakan toksin dalam
tubuh???

3. Gaya intermolekul yang bersifat non polar


Seorang ahli fisika dari Jerman Fritz London, tahun 1930 menguraikan
terjadinya tarikan yang lemah disebabkan oleh dipol imbasan/induksi sesaat yang
kemudian dikenal Gaya London atau gaya dispersi. Zat-zat non polar cenderung
mengalami interaksi gaya dispersi atau gaya London ini. Hanya sesaat saja antar
molekul itu mengalami induksi satu sama lain.

Kuatnya gaya London dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:

a. Besarnya ukuran atom.

Dengan melihat no.atom maka kita akan tahu banyaknya elektron yang terkandung
yang menyusun atom tsb. Makin banyak elektron maka jari-jari atom makin besar yang
menunjukkan ukuran atom bertambah. Elektron-elektron pada atom ini akan
membentuk sebuah awan elektron yang mampu menginduksi molekul di sekitarnya.
Makin banyak elektron maka induksi semakin besar dan gaya tarik antar molekul makin
kuat.
CONTOH:
Kekuatan gaya London bertambah sesuai urutan:
I2> Br2 > Cl2 > F2 (jelaskan alasannya)

b. Struktur molekul (khususnya struktur rantai pada senyawa hidrokarbon)


Mengapa pentana mempunyai titik didih lebih rendah dibandingkan
isobutana (2 metil butana)? Padahal keduanya memiliki 5H12. Semakin bercabang
bentuk suatu rantai hidrokarbon menyebabkan induksi elektron menjadi renggang.
Ikatan menjadi lemah akibat induksi yang lemah. Namun jika hidrokarbon berantai
lurus maka induksi yang disebabkan awan elektron tersebar merata sehingga
membentuk susunan molekul yang rigid dan kompak. Ikatan seperti ini lebih kuat gaya
intermolekulnya karena induksi tadi. Energi yang lebih besar diperlukan untuk
memutuskan ikatan antar molekul akibat kuatnya induksi elektron. Dengan demikian
perubahan fasa bergerak lambat dan titik didih zat menjadi lebih tinggi.

Contoh:

a. (heptana oktana) dalam bensin

b. Ne Ne (atau antar gas mulia)

c. N2 N2

d. O2 O2

e. H2 H2

Jika digolongkan berdasarkan kekuatan ikatan maka:


1. Gaya Van der Waals
Terdapat pada interaksi dipol-dipol; ion-dipol; dipol-dipol sesaat; dan
ikatan Hidrogen.

2. Gaya London
Merupakan gaya interaksi molekul non polar yang membentuk induksi lemah
dan sesaat saja. Gaya London disebut juga gaya dispersi (dispersed force).
Akibat gaya intermolekuler:

1. Perbedaan titik didih dan titik leleh zat

Energi dalam bentuk kalor diperlukan untuk memutuskan gaya tarik antar molekul
sehingga terjadi perubahan wujud zat dari padat menjadi cair atau cair menjadi gas.
Semakin banyak energi yang diperlukan untuk keperluan tsb, semakin tinggi titik didih
atau titik leleh suatu zat. Demikian pula sebaliknya.

2. Viskositas (kekentalan zat)

Makin kuat gaya intermolekuler menyebabkan zat-zat tsb cenderung sulit bergerak
bebas. Dengan demikian zat akan berbentuk lebih kental (viscous). Hal sebaliknya juga
terjadi seperti demikian.

3. Tegangan permukaan zat


Tegangan permukaan menunjukkan bahwa adanya molekul di permukaan cairan
mengalami gaya tarik-menarik intermolekul yang lebih lemah dibandingkan molekul di
bawah permukaan cairan. Oleh karenanya molekul di permukaan akan cenderung
tertarik ke arah bawah oleh molekul di bawah permukaan cairan. Semakin kuat gaya
intermolekul suatu zat cair, semakin besar tegangan permukaan yang dihasilkan. Dan
sebaliknya.

INTERAKSI MOLEKUL
1. Teori Domain Elektron (TDE)

Bentuk molekul tergantung pada susunan ruang pasangan elektron ikatan


(PEI
dan pasangan elektron bebas (PEB) atom pusat dalam molekul. Dapat
dijelaskan
dengan teori tolakan pasangan elektron kulit valensi atau teori VSEPR
(Valence
Shell Electron Pair Repultion)

Molekul kovalen terdapat pasangan-pasangan elektron baik PEI maupun PEB.


Karena pasangan-pasangan elektron mempunyai muatan sejenis, maka tolak-
menolak antarpasangan elektron. Tolakan (PEB PEB) > tolakan (PEB PEI) >
tolakan (PEI PEI)

Adanya gaya tolak-menolak menyebabkan atom-atom yang berikatan


membentuk struktur ruang yang tertentu dari suatu molekul dengan
demikian
bentuk molekul dipengaruhi oleh banyaknya PEI maupun PEB yang dimiliki
pada
atom pusat.
Bentuk molekul ditentukan oleh pasangan elektron ikatannya
Contoh molekul CH4 memiliki 4 PEI

2. Rumus Tipe Molekul

1) Atom pusat dilambangkan dengan A

2) Domain elektron ikatan dilambangkan dengan X

3) Domain elektron bebas dinyatakan dengan E

Tabel Bentuk Molekul Berdasarkan PEI dan PEB

Jumlah Jumlah
Pasangan Pasangan Rumus
Bentuk Molekul Contoh
Elektron Elektron (AXnEm)
Ikatan (X) Bebas (E)

2 0 AX2 Linear CO2

3 0 AX3 Trigonal planar BCl3

2 1 AX2E Bengkok SO2

4 0 AX4 Tetrahedron CH4

3 1 AX3E Piramida trigonal NH3

2 2 AX2E2 Planar bentuk V H2O

5 0 AX5 Bipiramida trigonal PCl5


4 1 AX4E Bipiramida trigonal SF4

3 2 AX3E2 Planar bentuk T IF3

2 3 AX2E3 Linear XeF2

6 0 AX6 Oktahedron SF6

5 1 AX5E Piramida sisiempat IF5

4 2 AX4E2 Sisiempat datar XeF4

Dengan menggunakan teori VSEPR maka kita dapat meramalkan bentuk geometri suatu
molekul. Dalam artikel ini maka akan di contohkan menentukan bentuk geometri molekul XeF2,
XeF4, dan XeF6.

Diantara molekul-molekul tersebut ada yang memiliki pasangan elektron bebas dan ada yang
tidak, jadi molekul-molekul tersebut adalah contoh yang bagus untuk lebih memahami teori
VSEPR.

Pertama kita harus mementukan struktur lewis masing-masing molekul. Xe memiliki jumlah
elektron valensi 8 sedangkan F elektron valensinya adalah 7. (lihat gambar dibawah)

Struktur Lewis XeF2 seperti gambar sebelah kiri, dua elektron Xe masing-masing diapakai untuk
berikatan secara kovalen dengan 2 atom F sehingga meninggalkan 3 pasangan elektron bebas
pada atom pusat Xe. Hal yang sama terjadi pada molekul XeF4 dimana 4 elektron Xe dipakai
untuk berikatan dengan 4 elektron dari 4 atom F, sehingga meninggalkan 2 pasangan elektron
bebas pada atom pusat Xe.
Lihat gambar disamping > XeF2 memiliki 2 pasangan elekktron terikat (PET) dan 3 pasangan
elektron bebas (PEB) jadi total ada 5 pasangan elektron yang terdapat pada XeF2, hal ini
menandakan bahwa geometri molekul atau kerangka dasar molekul XeF2 adalah trigonal
bipiramid. Karena terdapat 3 PEB maka PEB ini masing masing akan menempati posisi
ekuatorial pada kerangka trigonal bipiramid, sedangkan PET akan menempati posisi aksial yaitu
pada bagian atas dan bawah.

Posisi inilah posisi yang stabil apabila terdapat


atom dengan 2 PET dan 3 PEB sehingga menghasilkan bentuk molekul linear. Jadi bentul
molekul XeF2 adalah linier. (lihat gambar disebelah ini).
Pada gambar disamping > strutur lewis XeF4
memiliki 4 pasangan elekktron terikat (PET) dan 2 pasangan elektron bebas (PEB) jadi total ada
6 pasangan elektron yang terdapat pada XeF4, hal ini menandakan bahwa geometri molekul atau
kerangka dasar molekul XeF4 adalah oktahedral. Karena terdapat 2 PEB maka PEB ini masing
masing akan menempati posisi aksial pada kerangka oktahedral, sedangkan PET akan menempati
posisi ekuatorial. Posisi inilah posisi yang stabil apabila terdapat atom dengan 4 PET dan 2 PEB
sehingga menghasilkan bentuk molekul yang disebut segiempat planar. Jadi bentul molekul
XeF2 adalah segiempat planar. Bentuk molekul akan sama dengan susunan ruang elektron yang
ada pada atom pusat jika tidak pasangan elektron bebas.

Perhatikan Gambar Bentuk Molekul di bawah ini !

X = atom pusat

E = pasangan elektron bebas

0.000000 0.000000

Disimpan dalam Kimia Kelas XI, Materi Kimia


IKATAN HIDROGEN DAN IKATAN VAN DER WAALS

Agustus 13, 2010 oleh esdipangganti 6 Komentar

Gaya antarmolekul adalah gaya elektromagnetik yang terjadi antara molekul atau antara
bagian yang terpisah jauh dari suatu makromolekul. Gaya-gaya ini dapat berupa kohesi antara
molekul serupa, seperti contohnya pada tegangan permukaan, atau adhesi antara molekul tak
serupa, contohnya pada kapilaritas. Gaya-gaya ini, dimulai dari yang paling kuat, terdiri dari:
interaksi ionik, ikatan hidrogen, interaksi dwikutub (dipole), dan gaya Van der Waals.

a. Ikatan Hidrogen

Dalam kimia, ikatan hidrogen adalah sejenis gaya tarik antarmolekul yang terjadi antara dua
muatan listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan. Walaupun lebih kuat dari kebanyakan
gaya antarmolekul, ikatan hidrogen jauh lebih lemah dari ikatan kovalen dan ikatan ion. Dalam
makromolekul seperti protein dan asam nukleat, ikatan ini dapat terjadi antara dua bagian dari
molekul yang sama. dan berperan sebagai penentu bentuk molekul keseluruhan yang penting.

Ikatan hidrogen terjadi ketika sebuah molekul memiliki atom N, O, atau F yang mempunyai
pasangan elektron bebas (lone pair electron). Hidrogen dari molekul lain akan berinteraksi
dengan pasangan elektron bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan
bervariasi mulai dari yang lemah (1-2 kJ mol-1) hingga tinggi (>155 kJ mol-1).

Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas antara atom-atom
dalam molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin besar ikatan hidrogen yang
terbentuk.

Ikatan hidrogen mempengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar ikatan hidrogennya,
semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air (H2O), terjadi dua ikatan hidrogen pada
tiap molekulnya. Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam florida
(HF) yang seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling tinggi perbedaan
elektronegativitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi daripada asam florida.

Anda mungkin juga menyukai