2. Gaya Antarmolekul
Gaya antarmolekul adalah gaya aksi di antara molekul-molekul yang
menimbulkan tarikan antarmolekul dengan berbagai tingkat kekuatan.
Pada suhu tertentu, kekuatan tarikan antarmolekul menentukan wujud zat,
yaitu gas, cair, atau padat. Kekuatan gaya antarmolekul lebih lemah
dibandingkan gaya intramolekul. Gaya intramolekul biasanya mengikat
atom – atom dalam molekul dan menstabilkan moleku. Sedangkan gaya
antarmolekul menyebabkan sifat – sifat materi dalam jumlah besar, seperti
titik leleh dan titik didih. Energi yang cukup pada titik didih harus
diberikan untuk mengatasi tarik menarik antarmolekul untuk dapat
memasuki fase uap. Misalnya, jika energi yang diperlukan lebih banyak
untuk memisahkan molekul – molekul dalam zat A daripada zat B, karena
molekul – molekul A terikat bersama dengan gaya antarmolekul yang
lebih kuat daripada molekul – molekul B, maka titik didih A lebih tinggi
daripada titik didih B. Ada beberapa jenis gaya antarmolekul diantaranya
sebagai berikut.
3. Wujud Cair
3.1. Tegangan permukaan
Tegangan permukaan adalah jumlah energy yang dibutuhkan untuk
menarik atau memperluas permukaan sebesar satu satuan luas. Ada dua
jenis gaya yang menyebabkan terjadinya aksi kapiler (bentuk lain
perwujudan dari tegangan permukaan), yaitu kohesi dan adesi. Kohesi
adalah gaya tarik menarik antarmolekul antara molekul – molekul yang
sama. Adesi adalah gaya tarik menarik antara molekul – molekul yang
berbeda
3.2. Viskositas
Viskositas adalah ukuran hambatan suatu fluida untuk mengalir.
Semakin besar viskositas, maka semakin lambat aliran cairan. Cairan yang
mempunyai gaya antarmolekul yang kuat memiliki viskositas yang lebih
besar dibandingkan dengan cairan yang memiliki gaya antarmolekul yang
lemah.
4. Struktur Kristal
Padatan terbagu menjadi dua jenis yaitu padatan Kristal dan padatan
amorf. Padatan Kristal adalah padatan yang memiliki keteraturan yang
kaku dan menjangkau jauh atom – atomnya, molekul – molekulnya, atau
ion – ionnya untuk menempati tempat tertentu. Padatan amorf adalah
padatan yang memiliki susunan yang tidak tertata dengan baik dan
keteraturan molekul yang menjangkau jauh. Satuan struktur dasar yang
berulang pada padatan kristal disebut sel satuan.
4.1. Penataan bola-bola
Struktur tiga dimensi dapat dibuat dengan menempatkan satu lapisan di
atas dan di bawah, sehingga bola – bola di dalam satu lapisan secara tidak
langsung berada di atas bola – bola di lapisan bawahnya. Setiap bola
dengan susunan tersebut memiliki bilangan koordinasi 6, karena bola
tersebut memiliki enam tetangga langsung. Bilangan koordinasi adalah
jumlah atom di sekitar satu atom dalam sisi kristal. Satuan berulang dalam
kumpulan bola – bola tersebut disebut sel kubus sederhana. Berbeda
dengan susunan pemusatan ruang memiliki struktur bilangan kordinasi
sebanyak 8, sedangkan susunan pemusatan sisi sebanyak 12.
6. Perubahan fasa
Perubahan fasa adalah peralihan dari satu fasa ke fasa yang lain dan terjadi
apabila energy ditambahkan atau dilepaskan.
6.1. Kesetimbangan cair-uap
Penguapan adalah sejumlah tertentu molekul dalam cairan memiliki
energy kinetic yang cukup untuk meninggalkan permukaan. Apanila
cairan menguap, molekul – molekul gasnya memberikan tekanan uap.
Tekanan uap hanya dapat terukur jika sudah terdapat cukup banyak uap.
Tetapi, proses penguapan tidak berlangsung terus – menerus tanpa batas.
Molekul – molekul selama penguapan bergerak dari cairan ke ruang
kosong. Saat konsentrasi molekul dalam fasa uap meningkat, beberapa
molekul kembali ke fasa cair, suatu proses yang disebut pengembunan.
Pengembunan terjadi karena molekul yang menumbuk permukaan cairan
terjebak oleh gaya antarmolekul dalam cairan. Kalor penguapan molar
adalah ukuran seberapa kuat molekul – molekul dipertahankan dalam
cairan atau energi yang dibutuhkan untuk menguapkan satu mol cairan.
Titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan
luar. Titik didih normal cairan adalah titik didih ketika tekanan luar adalah
1 atm. Suhu kritis merupakan suhu tertinggi di mana suatu zat dapat
berada dalam keadaan cair. Tekanan minimum yang harus diberikan untuk
menyebabkan pencairan pada suhu kritis disebut tekanan kritis.
6.2. Kesetimbangan cair padat
Titik leleh adalah suhu pada saat fasa padat dan cair berada dalam
kesetimbangan. Energy yang dibutuhkan untuk melelehkan 1 mol padatan
disebut kalor peleburan molar. Ketika cairan menguap, molekul –
molekulnya terpisah jauh satu sama lain dan membutuhkan energy lebih
banyak untuk mengatasi gaya tari menarik.
6.3. Kesetimbangan padat uap
Proses di mana molekul – molekul langsung berubah dari fasa padat
menjadi fasa uap disebut penyubliman dan kebalikannya disebut
penghabluran. Molekul – molekul terikat lebih kuat dalam padatan,
tekanan uap padatan jauh lebih kecil daripada tekanan uap cairannya.
Energy yang dibutuhkan untuk menyublim 1 mol padatan disebut kalor
penyubliman molar.
7. Diagram fasa
Diagram fasa adalah meringkaskan kondisi – kondisi saat suatu zat berada
pada wujud padat, cair atau gas.
7.1. Air
Garis yang memisahkan setiap dua daerah menandai kondisi di mana
kedua fasa tersebut berada dalam kesetimbangan. Kurva antara fasa cair
dan uap menunjukkan variasi tekanan uap terhadap suhu. Kedua kurva
yang lain menandai kondisi – kondisi untuk kesetimbangan antara es
dengan air cair dan antara es dan uap air. Titik di mana ketiga kurva
bertemu disebut titik tripel.
7.2. Karbon Dioksida
Diagram fasa karbon dioksida sama dengan diagram fasa air, dengan satu
pengecualiam yaitu kemiringan kurva antara padat dan cair adalah positif.