Anda di halaman 1dari 22

BAB 1 Ikatan kimia dan bentuk molekul

 Ikatan kimia

Pengertian Ikatan Kimia


Ikatan kimia adalah gaya tarik menarik yang kuat antara atom-atom tertentu bergabung membentuk
molekul atau gabungan ion-ion sehingga keadaannya menjadi lebih stabil. Dua atom atau lebih dapat
membentuk suatu molekul melalui ikatan kimia. Ikatan kimia terjadi karena penggabungan atom-
atom, yang membentuk molekul senyawa yang sesuai dengan aturan oktet.
Jenis-Jenis Ikatan Kimia
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungjawab dalam gaya interaksi tarik
menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik
menjadi stabil. Secara umum, ikatan kimia dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu ikatan primer
dan ikatan sekunder.
1.Ikatan Primer
Ikatan primer adalah ikatan kimia dimana ikatan gata antar atomnya relatif besar. Ikatan primer ini
terdiri atas ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam.
A. Ikatan Ion
Ikatan ion terbentuk akibat adanya melepas atau menerima elektron oleh atom-atom yang berikatan
atau ikatan antara ion positif dengan negatif karena partikel yang muatannya berlawanan akan saling
tarik menarik.[1]
Atom-atom yang melepas elektron menjadi ion positif (kation) sedang atom-atom yang menerima
elektron menjadi ion negatif (anion). Ikatan ion biasanya disebut ikatan elektrovalen.

Senyawa yang memiliki ikatan ion disebut senyawa ionik. Senyawa ionik biasanya terbentuk antara
atom-atom unsur logam dan nonlogam. Atom unsur logam cenderung melepas elektron membentuk
ion positif dan atom unsur nonlogam cenderung menangkap elektron membentuk ion negatif. Contoh:
NaCl, MgO, CaF2, Li2O dan lain-lain.
Sifat-sifat fisika senyawa ionik pada umumnya:
1) pada suhu kamar berwujud padat
2) mempunyai titik didih dan titik leleh tinggi
3) larut dalam pelarut air tetapi tidak larut dalam pelarut organik
4) tidak menghantarkan listrik pada fasa padat, tetapi pada fasa cair (lelehan) dan larutannya
menghantarkan listrik.
B. Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama pasangan elektron oleh atom-atom yang berikatan.
Secara sederhana, pasangan elektron yang digunakan bersama sering dinyatakan dengan satu garis,
jadi ikatan kovalen dalam molekul hidrogen dapat ditulis sebagai H−H.[2]
Pasangan elektron yang dipakai bersama disebut pasangan elektron ikatan (PEI) dan pasangan
elektron valensi yang tidak terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen disebut pasangan elektron
bebas (PEB). Ikatan kovalen umumnya terjadi antara atom-atom unsur nonlogam, bisa sejenis
(contoh: H2, N2, O2,) dan berbeda jenis (contoh: H2O, CO2). Senyawa yang hanya mengandung ikatan
kovalen disebut senyawa kovalen.
Berdasarkan lambang titik Lewis dapat dibuat struktur Lewis atau rumus Lewis. Struktur Lewis
adalah penggambaran ikatan kovalen yang menggunakan lambang titik Lewis dimana PEI dinyatakan
dengan satu garis atau sepasang titik yang diletakkan diantara kedua atom dan PEB dinyatakan
dengan titik-titik pada masing-masing atom. Contoh :

Macam-macam ikatan kovalen:


a. Berdasarkan jumlah PEI-nya
1. Ikatan kovalen tunggal, yaitu ikatan kovalen yang memiliki satu pasangan PEI. Contoh:
H2 danH2O

2. Ikatan kovalen rangkap dua, yaitu ikatan kovalen yang memiliki dua pasang PEI. Contoh:
O2 dan CO2.

3. Ikatan kovalen rangkap tiga, yaitu ikatan kovalen yang memiliki tiga pasang PEI. Contoh:
N2 (konfigurasi elektron N= 2,5).

b. Berdasarkan kepolaran ikatan


1. Ikatan kovalen polar, yaitu ikatan kovalen yang PEI-nya cenderung tertarik ke salah satu atom
yang berikatan. Kepolaran suatu ikatan kovalen ditentukan oleh keelektronegatifan suatu unsur.
Senyawa kovalen polar biasanya terjadi antara atom-atom unsur yang beda keelektronegatifannya
besar, mempunyai bentuk molekul asimetris, mempunyai momen dipol ≠ 0.
Contoh: H – F, Keelektronegatifan 2,1; 4,0
Beda keelektronegatifan = 4,0 – 2,1 = 1,9
2. Ikatan kovalen nonpolar, yaitu ikatan kovalen yang PEI-nya tertarik sama kuat ke arah atom-atom
yang berikatan. Senyawa kovalen nonpolar terbentuk antara atom-atom unsur yang mempunyai beda
keelektronegatifan nol atau mempunyai momen dipol = 0 (nol) atau mempunyai bentuk molekul
simetri.

3. Ikatan kovalen koordinasi


Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang PEI-nya berasal dari salah satu atom yang
berikatan. Contoh: NH4

C. Ikatan Logam
Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan bersama elektron-elektron
valensi antar atom-atom logam. Contoh: logam besi, seng, dan perak.
Ikatan logam bukanlah ikatan ion atau ikatan kovalen. Salah satu teori yang dikemukakan untuk
menjelaskan ikatan logam adalah teori awan elektron yang menyatakan kristal logam terdiri dari
kumpulan ion logam bermuatan positif di dalam lautan elektron yang mudah bergerak.[3]
Adanya ikatan logam menyebabkan logam bersifat:
1) pada suhu kamar berwujud padat, kecuali Hg;
2) dapat ditempa;
3) mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi;
4) penghantar listrik dan panas yang baik;

2. Ikatan Skunder Ikatan Sekunder (Gaya Tarik Antar Molekul)


Ikatan sekunder adalah ikatan antar molekul. Gaya ikatan sekunder timbul dari dipol atom atau
molekul. Pada dasarnya dipol listrik timbul jika ada jarak pisah antara bagian positif dan negatif dari
sebuah atom dan molekul. Perlu diingat bahwa gaya tarik antarmolekul berikatan dengan sifat-sifat
fisis zat, seperti titik leleh dan titik didih. Semakin kuat gaya tarik antarmolekul, semakin sulit untuk
memutuskannya, sehingga mengakibatkan semakin tinggi titik leleh maupun titik didih suatu
senyawa.
ikatan sekunder meliputi ikatan-ikatan yang relative lemah dan gaya yang bekerja pada ikatan tersebut
dikenal dengan gaya van der Waals. Gaya London / Gaya Dispersi
Gaya London atau gaya dispersi adalah gaya tarik menarik antara molekul-molekul dalam zat yang
nonpolar. Fritz London, seorang ilmuwan Jerman mengungkapkan teori tentang gaya ini, sehingga
gaya ini bisa disebut gaya London. Gaya London adalah gaya dimana elektron senantiasa bergerak
dalam orbital.
Perpindahan elektron dari suatu daerah ke daerah lainnya menyebabkan suatu molekul yang secara
normal bersifat nonpolar menjadi polar sesaat, membentuk dipol sesaat. Dipol yang terbentuk dengan
cara ini disebut dipol sesaat karena dipol ini dapat berubah secara banyak dalam satu detik. Dipol
sesaat pada suatu molekul dapat mengimbas molekul di sekitarnya sehingga membentuk suatu dipol
terimbas.
Gaya London merupakan gaya yang relatif lemah. Zat yng molekulnya bertarikan hanya berdasarkan
gaya London mempunyai titik leleh dan titik didih yang rendah dibandingkan dengan zat lain yang
massa molekulnya relatif kira-kira sama.
Jika molekul-molekulnya kecil, zat-zat itu biasanya berbentuk gas pada suhu kamar. Contohnya
adalah hidrogen (H2), nitrogen (N2), metana (CH4), gas-gas mulia seperti helium (He), dan
sebagainya.
A). Ikatan Hidrogen
Suatu gaya antarmolekul yang relatif kuat terdapat dalam senyawa hidrogen yang mempunyai
keelektronegatifan besar, yaitu fluorin (F), oksigen (O), dan nitrogen (N). Misalnya dalam HF, H20,
dan NH3. Hal ini tercermin dari titik didih yang menyolok tinggi dari senyawa-senyawa tersebut
dibandingkan dengan senyawa lain yang sejenis.
Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas antara atom-atom dalam
molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin besar ikatan hidrogen yang terbentuk.
Ikatan hidrogen memengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar ikatan hidrogennya, semakin
tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air (H2O), terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap
molekulnya. Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam florida (HF) yang
seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling tinggi perbedaan elektronegativitasnya)
sehingga titik didih air lebih tinggi daripada asam florida.
b).Ikatan / Gaya Van Der Waals
Gaya-gaya antarmolekul secara kolektif disebut juga gaya van der Waals. Jadi, bisa dikatakan bahwa
gaya London, gaya dipol-dipol, dan gaya dipol-dipol terimbas, semuanya tergolong gaya van der
Waals. Namun demikian, ada kebiasaan untuk melakukan pembedaan yang bertujuan untuk
memperjelas gaya antarmolekul dalam suatu zat berikut.
 Istilah gaya London atau gaya dispersi digunakan, jika gaya antarmolekul itulah satu-satunya,
yaitu untuk zat-zat yang nonpolar. Misalnya untuk gas mulia, hidrogen, dan nitrogen.
 Istilah gaya van der Waals digunakan untuk zat yang mempunyai dipol-dipol selain gaya
dipersi, misalnya hidrogen klorida dan aseton
3. Geometri Molekul
Geometri molekul berkaitan dengan susunan ruang atom-atom dalam molekul. Molekul diatomik
memiliki geometri linear; Molekul triatomik dapat bergeometri linear atau bengkok; Molekul
tetraatomik bergeometri planar (datar sebidang) atau piramida. Semakin banyak atom penyusun
molekul, semakin banyak pula geometrinya.
Geometri molekul dapat ditentukan melalui percobaan. Namun demikian, molekul-molekul sederhana
dapat diramalkan geometrinya berdasarkan pemahaman tentang struktur elektron dalam molekul.
Teori Domain Elektron
Teori domain elektron adalah suatu cara meramaikan geometri molekul berdasarkan tolak-menolak
elektron-elektron pada kulit luar atom pusat. Domain elektron berarti kedudukan elektron atau daerah
keberadaan elektron, dalam hal ini pada atom pusat. Jumlah domain elektron ditentukan sebagai
berikut.
1. Satu pasangan elektron ikatan (PEI), baik ikatan tunggal, rangkap, atau rangkap tiga,
merupakan satu domain.
2. Satu pasangan elektron bebas (PEB) merupakan satu domain.

Prinsip Dasar Teori Domain Elektron


 Antara domain elektron pada kulit luar atom pusat saling tolak-menolak, sehingga domain
elektron akan mengatur diri (mengambil formasi) sedemikian rupa sehingga tolak-menolak di
antaranya menjadi minimum.
 Pasangan elektron bebas mempunyai gaya tolak yang sedikit lebih kuat daripada pasangan
elektron ikatan. Hal itu terjadi karena pasangan elektron bebas hanya terikat pada satu atom
sehingga gerakannya lebih leluasa.

Bentuk Molekul
1. Teori Domain Elektron
a).Bentuk molekul tergantung pada susunan ruang pasangan elektron ikatan (PEI)
dan pasangan elektron bebas (PEB) atom pusat dalam molekul. Dapat dijelaskan
dengan teori tolakan pasangan elektron kulit valensi atau teori VSEPR (Valence
Shell Electron Pair Repultion)
b). Molekul kovalen terdapat pasangan-pasangan elektron baik PEI maupun PEB.
Karena pasangan-pasangan elektron mempunyai muatan sejenis, maka tolak-
menolak antarpasangan elektron. Tolakan (PEB - PEB) > tolakan (PEB - PEI) >
tolakan (PEI - PEI)
c).Adanya gaya tolak-menolak menyebabkan atom-atom yang berikatan
membentuk struktur ruang yang tertentu dari suatu molekul dengan demikian
bentuk molekul dipengaruhi oleh banyaknya PEI maupun PEB yang dimiliki pada
atom pusat.
d). Bentuk molekul ditentukan oleh pasangan elektron ikatannya
Contoh molekul CH4 memiliki 4 PEI

2. Merumuskan Tipe Molekul


1) Atom pusat dilambangkan dengan A
2) Domain elektron ikatan dilambangkan dengan X
3) Domain elektron bebas dinyatakan dengan E
Tabel tipe molekul

Jumlah Pasangan Jumlah Pasangan Rumus Bentuk Molekul Contoh


Elektron Ikatan Elektron Bebas (E) (AXnEm)
(X)
2 0 AX2 Linear CO2
3 0 AX3 Trigonal planar BCl3
2 1 AX2E Bengkok SO2
4 0 AX4 Tetrahedron CH4
3 1 AX3E Piramida trigonal NH3
2 2 AX2E2 Planar bentuk V H2O
5 0 AX5 Bipiramida trigonal PCl5
4 1 AX4E Bipiramida trigonal SF4
3 2 AX3E2 Planar bentuk T IF3
2 3 AX2E3 Linear XeF2
6 0 AX6 Oktahedron SF6
5 1 AX5E Piramida sisiempat IF5
4 2 AX4E2 Sisiempat datar XeF4

Dengan menggunakan teori VSEPR maka kita dapat meramalkan bentuk geometri suatu
molekul. Dalam artikel ini maka akan di contohkan menentukan bentuk geometri
molekul XeF2, XeF4, dan XeF6. Diantara molekul-molekul tersebut ada yang memiliki
pasangan elektron bebas dan ada yang tidak, jadi molekul-molekul tersebut adalah
contoh yang bagus untuk lebih memahami teori VSEPR.
Pertama kita harus mementukan struktur lewis masing-masing molekul. Xe memiliki
jumlah elektron valensi 8 sedangkan F elektron valensinya adalah 7.(lihat gambar
dibawah)

Struktur Lewis XeF2 seperti gambar sebelah kiri, dua elektron Xe masing-
masing diapakai untuk berikatan secara kovalen dengan 2 atom F sehingga
meninggalkan 3 pasangan elektron bebas pada atom pusat Xe. Hal yang sama
terjadi pada molekul XeF4 dimana 4 elektron Xe dipakai untuk berikatan
dengan 4 elektron dari 4 atom F, sehingga meninggalkan 2 pasangan elektron bebas pada atom pusat
Xe.

Lihat gambar diatas XeF2 memiliki 2 pasangan elekktron terikat (PET) dan 3 pasangan elektron bebas
(PEB) jadi total ada 5 pasangan elektron yang terdapat pada XeF2, hal ini menandakan bahwa
geometri molekul atau kerangka dasar molekul XeF2 adalah trigonal bipiramid. Karena terdapat 3
PEB maka PEB ini masing masing akan menempati posisi ekuatorial pada kerangka trigonal
bipiramid, sedangkan PET akan menempati posisi aksial yaitu pada bagian atas dan bawah. Posisi
inilah posisi yang stabil apabila terdapat atom dengan 2 PET dan 3 PEB sehingga menghasilkan
bentuk molekul linear. Jadi bentul molekul XeF2 adalah linier.(lihat gambar dibawah).

Lihat gambar strutur lewis XeF4 memiliki 4 pasangan


elekktron terikat (PET) dan 2 pasangan elektron bebas
(PEB) jadi total ada 6 pasangan elektron yang terdapat
pada XeF4, hal ini menandakan bahwa geometri molekul
atau kerangka dasar molekul XeF4 adalah oktahedral.
Karena terdapat 2 PEB maka PEB ini masing masing akan
menempati posisi aksial pada kerangka oktahedral,
sedangkan PET akan menempati posisi ekuatorial. Posisi
inilah posisi yang stabil apabila terdapat atom dengan 4
PET dan 2 PEB sehingga menghasilkan bentuk molekul yang disebut segiempat planar. Jadi bentul
molekul XeF2 adalah segiempat planar. (lihat gambar dibawah).

Bentuk molekul akan sama dengan susunan ruang


elektron yang ada pada atom pusat jika tidak pasangan
elektron bebas.

Perhatikan gambar berbagai bentuk molekul berikut ini !


X : atom pusat
E : pasangan elektron bebas

Soal:
1. Di antara molekul-molekul di bawah ini, yang mempunyai ikatan kovalen rangkap dua adalah..
Jawaban:
Oksigen (O) memiliki konfigurasi elektron “2, 6” dengan 6 elektron valensi dan kekurangan 2
elektron, maka akan ada 2 elektron yang digunakan bersama dan membentuk ikatan kovalen rangkap
ganda, dengan Struktur Lewis:
.. ..
O (::) O
˙˙ ˙˙
2. Atom 12A dan atom 9B akan membentuk senyawa yang…
Jawaban:
Konfigurasi elektron dari masing-masing unsur serta kecenderungan untuk menjadi ion agar tercapai
keadaan oktet (stabil)
₁₂A = 2 . 8 . 2 ⇒ melepas 2 elektron terluar sehingga menjadi ion A²⁺
₉B = 2 . 7 ⇒ menangkap 1 elektron sehingga menjadi ion B⁻
Ion A²⁺ merupakan kation logam, sedangkan ion B⁻ adalah anion non logam, sehingga kedua ion
akan berikatan membentuk senyawa yang berikatan ion (atau ionik).
Sesuai dengan aturan penamaan yakni muatan diletakkan secara bersilangan, maka rumus kimianya
adalah AB₂.
3. Atom unsur 19K akan menjadi stabil dengan kecenderungan . . .
Jawaban:
Konfigurasi elektron ₁₉K = 2 . 8 . 8 . 1
Atom unsur ₁₉K menjadi stabil dengan kecenderungan melepaskan sebuah elektron terluar sehingga
membentuk ion K⁺
Dengan kata lain, ion K⁺ memiliki konfigurasi elektron 2 . 8 . 8 yang sudah mencapai kestabilan
sesuai dengan konfigurasi elektron gas mulia.
4. Atom Na berikatan dengan atom Cl,
Konfigurasi: 11Na : 2 . 8 . 1 Na akan membentuk ion positif dan memberi elektron kepada Cl agar
mencapai kestabilan. 19Cl : 2 . 8 . 7 Cl akan membentuk ion negatif dan menerima elektron dari Na
agar mencapai kestabilan. Reaksi yang dapat dituliskan: Na d Na+ + e 2 . 8 Cl + e d Cl- 2 . 8 . 8
Rumus molekul: Na+ + Cl- d NaCl Hasil akhir adalah terbentuknya senyawa NaCl yang stabil. 1.
Apakah ikatan yang terbentuk pada molekul air (H2O)?
Pembahasan
Kedua unsur adalah unsur non logam
Konfigurasi elektron H : 1, elektron valensi = 1
Konfigurasi elektron O : 2 6, elektron valensi = 6

Jawaban : Ikatan kovalen tunggal


5. Berikut ini yang tidak mengikuti kaidah duplet atau oktet adalah…
a. CH4
b. PCl3
c. PCl5
Pembahasan:
Kaidah duplet adalah susunan elektron yang stabil dimana suatu atom memiliki elektron di kulit
terluar berjumlah dua.
Sedangkan kaidah oktet adalah susunan elektron yang stabil dimana suatu atom memiliki elektron di
kulit terluar berjumlah delapan.
a. CH4
Konfigurasi elektron C : 2 4, elektron valensi = 4
Konfigurasi elektron H : 1, elektron valensi = 1

Molekul CH4 memenuhi kaidah duplet dan oktet.


b. PCl3
Konfigurasi elektron P : 2 8 5, elektron valensi = 5
Konfigurasi elektron Cl : 2 8 7, elektron valensi = 7

Molekul PCl3 memenuhi kaidah oktet.


c. PCl5
Konfigurasi elektron P : 2 8 5, elektron valensi = 5
Konfigurasi elektron Cl : 2 8 7, elektron valensi = 7

Molekul PCl5 tidak memenuhi kaidah duplet atau oktet karena atom P dikelilingi oleh 10 elektron.
Jawaban : c. PCl5
6. Tentukan tipe molekul untuk senyawa SF₄
Jawab:
SF₄ memiliki ikatan tunggal, sehingga:
Jumlah elektron valensi atom pusat (S) = 6
Jumlah domain elektron ikatan (X) = 4
Jumlah domain elektron bebas (E) = (6-4)/2 = 1
Sehingga SF₄ adalah Tipe Molekul AX₄EMolekul dengan orbital hibrida sp² memiliki bentuk
orbital …
A. Linear
B. Segitiga datar
C. Segitiga piramida
D. Tetrahedral
E. Oktahedral
Jawaban : B Pembahasan :
Segitiga datar atau trigonal planar merupakan bentuk molekul sp²

7. Bentuk molekul bipiramida trigonal memiliki orbital hibrida


A. sp
B. sp²
C. sp³
D. sp³d
E. sp³d²
Jawaban : D
Pembahasan :
Yang benar adalah : sp³d
Mengapa demikian?
Contoh : bipiramida trigonal adalah PCl5
Membuktikannya, pertama konfigurasikan dengan asas aufbau unsur pusat yaitu P yg hanya terdiri 1
saja. P nomor atomnya 15
P : 1s², 2s², 2p6, 3s², 3p³
Ambil bagian terakhir mulai dari s
Berarti -> 3s² dan 3p³
8. Bentuk molekul NH3 (7N dan 1H) adalah …
A. Segitiga datar
B. Bentuk V
C. Tetrahedral
D. Segitiga piramida
E. Segitiga bipiramida
Jawaban : D
Pembahasan :
Konfigurasi elektron kulit utama
₇N = 2 . 5
₁H = 2
Atom N membutuhkan 3 elektron untuk mencapai kestabilan oktet.
Atom H membutuhkan 1 elektron untuk mencapai kestabilan duplet.
Pada senyawa amonia atau NH₃, atom N bertindak sebagai atom pusat yang berikatan dengan 3
buah atom H. Sebagai sesama non logam dan menggunakan elektron bersama, jenis ikatan yang
terjadi adalah ikatan kovalen.
Setelah atom pusat N mencapai oktet, masih ada sepasang elektron bebas milik N. Perhatikan
mekanisme selanjutnya.
Domain elektron ikatan atau disebut juga pasangan elektron ikatan (PEI) = 3. Terjadi antara atom
pusat N yang berikatan 3 buah atom H.
Domain elektron bebas atau disebut juga pasangan elektron bebas (PEB) = 1, merupakan pasangan
elektron bebas milik atom pusat N.
Antara sepasang elektron bebas atom pusat N dengan tiga pasang elektron ikatan atom H terjadi
interaksi tolak-menolak.

Tipe molekul adalah


A = atom pusat ⇒ N
X = pasangan elektron ikatan (PEI)
m = jumlah PEI ⇒ 3 (atau terikat dengan 3 atom H)
E = pasangan elektron bebas (PEB)
n = jumlah PEB ⇒ 1

Dengan demikian tipe molekulnya adalah


Bentuk molekulnya adalah trigonal piramida atau boleh disebut juga segitiga piramida.
BAB 2 STRUKTUR ATOM
Atom adalah unit terkecil yang ada di senyawa kimia. Awal pertama yang menemukan atom adalah
ahli filsuf Yunani Democritus pada tahun 450 SM. Atom memiliki nama yang berasal dari bahasa
yunani yaitu “atomos.” yang memiliki arti tidak terbagi.
Lalu di pelajari lagi oleh John Dalton pada tahun 1808 M. John Dalton mengungkapkan bahwa :
1. Atom itu bersifat pejal yang artinya keras dan tidak dapat dibagi,
2. Semua atom dari unsur tertentu memiliki ukuran,sifar dan massa yang sama,
3. Atom tidak bisa menghancurkan hanya bisa kombinasi dan penataan ulang atom.
Namun ternyata atom memiliki partikel subatomik. Berikut eksperimen yang dilakukan untuk
meneliti partikel subatomik tersebut adalah:
1. Tabung Katoda (Penemuan Elektron)
Pada percobaan JJ. Thomas dengan eksperimen tabung
katoda. Tabung itu berupa tabung kaca yang sebagian
besar udaranya disedot keluar. Ketika dua lempeng
logam dihubungkan dengan sumber tegangan tinggi,
lempeng katoda (bermuatan negatif), memancarkan sinar
yang tidak terlihat. Sinar katoda ini tertarik ke lempeng
anoda (bermuatan positif), di mana somar itu akan
melalui suatu lubang yang telah dilapisi secara khusus,
sinar katoda tersebut menghasilkan peredaran yang kuat, atau cahaya yang terang. Dari eksperimen ini
Thomson menyimpulkan bahwa suatu atom terdiri partikel bermuatan negatif yang disebut elektron.
2. Tetes Minyak Milikan (Penemuan Muatan Elektron)
Pada percobaan ini Robert Andrew Milikan
meneteskan minyak dengan menggunakan atomizer
menjadi droplet kecil. Melalui dua lempeng yang
bermuatan positif dan negatif, di antara Ionizing
radiation diberi suatu alat listrik yang bisa melihat
muatannya. Dari hasil eksperimen ini Milikan
menyimpulkan droplet yang turun ketika di ukur
yang selalu sama kelipatanya, kemudian Milikan
mengiterpretasikan bahwa muatan tersebut adalah
muatan elektron.

3. Tabung Sinar Katoda


Uegene Goldstein melakukan pengujian menggunakan
sebuah tabung katoda yang di isi dengan gas bertekanan
tinggi, kemudian dialirkan listrik. Goldstein mengamati
bahwa ternyata ada radiasi yang di pancarkan dari anoda
menuju katoda. Jika lempeng katoda di lubangi maka ada
radiasi yang di teruskan sebaliknya jika lempeng katoda
tidak di lubangi maka radiasi tidak di teruskan. Anoda
dapat meneruskan partikel yang memuat positif sehingga dapat dipancarkan oleh katoda. Partikel
positif ini biasa disebut protein.
4. Eksperimen Rutherford (Penemuan Inti Atom)
Rutherford mengamati bahwa sebagian besar partikel menembus
lembaran emas tanpa membelok atau hanya sedikit membelok.
Rutherford juga mengamati bahwa ada partikel dari sinar alfa
yang dihamburkan dengan sudut yang besar. Struktur ini akan
memungkinkan sebagian besar partikel alfa yang menembus
lembaran emas dengan sedikit atau tanpa pembelokan dari
eksperimen tersebut menurut Rutherford muatan positif atom
seluruhnya terkumpul dalam inti atom.

5. Eksperimen Chadwick (Penemuan Neutron Atom)


James Chadwick menembakkan partikel alfa ke selembar tipis
berilium, logam tersebut memancarkan radiasin yang berernergi
sangat tinggi yang serupa dengan sinar gamma. Percivaan
selanjutnya menunjukkan bahwa sinar itu sesungguhnya terdiri
atas partikel netral yang mempunyai massa sedikit lebih besar
daripada massa proton. Chadwick menamai partikel ini adalah
neutron.

Dari semua penemuan di atas dapat di buktikan atom memiliki struktur seperti di gambar ini :

NOTASI ATOM
Atom memiliki notasi atom sebagai berikut

Nomor atom (Z) adalah jumlah proton dalam inti setiap atom suatu unsur.
Nomor massa (A) adalah jumlah total neutron dan proton yang ada dalam inti atom suatu unsur.
Nomor massa dapat dihitung dengan jumlah proton + jumlah neutron atau nomor atom + jumlah
neutron.
Jika atom yang memiliki nomor atom yang sama akan tetapi nomor massanya berbeda disebut d
engan isotop.
Jika atom memiliki nomor massa sama tetapi nomor atomnya berbeda disebut isobar.
Jika atom atau ion yang memiliki jumlah elektron yang sama disebut isoelektron.
Konfigurasi Elektron
Cara elektron terdistribusi diantara orbital dari suatu atom disebut struktur atom atau konfigurasi
atom. Hal ini ditunjukkan dengan ketentuan terjadinya sub kulit berdasarkan adanya kenaikan energi.
Dalam keadaan dasar suatu atom elektron dijumpai dalam keadaan energi yang paling rendah.

Orbital ada empat yaitu


1. Orbital S hanya memiliki 1 orbital dengan maksimal 2 elektron,
2. Orbital P memiliki 3 orbital dengan maksimal 6 elekton memiliki tingkat energi yang sama,
3. Orbital D memiliki 5 orbital dengan maksimal 10 elektron memiliki tingkat energi yang sama,
4. Orbital F memiliki 7 orbital dengan maksimal 14 elektron tingkat energi yang sama.
Dalam konfigurasi elektron memiliki beberapa aturan dan juga prinsip sebagai berikut :
1. Aturan Haund
Elektron mengisi dua atau lebih orbital terdegenerasi hingga setengah penuh sebelum mulai
berpasangan,
2. Prinsip Larangan Pauli
Setiap orbital hanya dapat terisi paling banyak 2 elektron dengan spin berlawanan,
3. Prinsip Aufbau
Elektron mengisi orbital berturut turut dari energi rendah ke energi yang tinggi.
TABEL PERIODIK
Tabel periodik adalah sebuah tabel di mana unsur-unsur yang mempunyai sifat-sifat fisis dan kimia
yang mirip dikelompokkan bersama.
Pada gambar di atas menunjukkan tabel periodik modern, di mana pada tabel ini unsur-unsur disusun
berdasarkan nomor atomnya dalam baris horizontal yang disebut periode dan kolom-kolom vertikal
yang disebut golongan. Unsur-unsur dapat dibagi di dalam tiga kategori,yaitu :
1. Logam merupakan penghantar panas dan listrik yang baik,
2. Non logam yang biasanya merupakan penghantar panas dan listrik yang buruk,
3. Metaloid mempunyai sifat yang berada di antara logam dan non logam.
Pada tabel periodik modern menunjukkan bahwa sebagian besar unsur yang dikenal berupa logam.
Hanya 17 unsur yang merupakan non logam dan 8 unsur merupakan metaloid.
Unsur-unsur sering dikelompokkan berdasarkan nomor golongan dalam tabel periodik.
Golongan 1A atau biasa disebut logam alkali terdiri dari Li,Na,K,Rb,Cs,Fr.
Golongan 2A atau biasa disebut logam alkali terdiri dari Be,Mg,Ca,Sr,Ba,Ra.
Golongan 7A yang dikenal sebagai halogen terdiri dari F,Cl,Br,I,At.
Golongan 8A disebut gas mulia terdiri dari He,Ne,Ar,Kr,Xe,Rn.

SOAL
1. Bagaimanakah proses eksperimen yang dilakukan oleh Robert Andrew Milikan?
Robert Andrew Milikan meneteskan minyak dengan menggunakan atomizer menjadi droplet kecil.
Melalui dua lempeng yang bermuatan positif dan negatif, di antara Ionizing radiation diberi suatu
alat listrik yang bisa melihat muatannya.

23
2. Tentukan konfigurasi elektron atom dari 11 Na?
23
11 Na memiliki jumlah proton = nomor atom = 11
Jumlah elektron = jumlah proton = 11
23
Konfigurasi elektron 11 Na adalah 1 s 2 2 s 2 2 p6 3 s 1

3. Apa itu metaloid pada tabel periodik?


Metaloid adalah unsur kimia yang mempunyai sifat yang berada di antara logam dan non logam.

4. Pekerjaan Moseley dengan spektra sinar X menghasilkan antara sifat fisika unsur dengan?
Nomor atom

5. Jelaskan mengapa jari-jari kovalen atom germanium (122pm) hampir sama dengan jari jari atom
silikon (117pm) padahal germanium mempunyai 18 elektron lebih?
1. Tambahan 4 elektron menjadi 3p6 sesungguhnya justru mereduksi jari-jari atomnya,
2. Kenaikkan jari-jari menjadi tidak terlalu signifikan,sehingga hanya berbeda kecil dari jari-jari
atom Si.
3. Tambahan 2 elektron pada kulit baru 4 s 2 berikutnya menaikan jari-jari atom.

6. Jelaskan unsur mana, natrium atau magnesium yang mempunyai afinitas elektron mendekati nol?
Na dan Mg masing-masing mempunyai afinitas elektron -53 dan 39 kj/mol data ini menyarankan
bahwa pada proses penangkapan elektron terjadi pembebasan energi bagi atom Na,tetapi
sebaliknya membutuhkan energi untuk atom Mg; atau dengan kata lain atom Na lebih mudah
menangkap (satu) elektron ketimbang atom Mg. Penangkapan 1 elektron tambahan.
BAB 3 Reaksi Kimia dan Stoikiometri
 Definisi
- Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dimana zat-zat yang bereaksi (reaktan) berubah
menjadi zat-zat hasil reaksi (produk).
- Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif antara reaktan
dengan produk dalam hasil reaksi kimia.
- Pada reaksi kimia, selalu dihasilkan zat baru dengan komposisi dan sifat-sifat yang baru, sehingga
sifat yang dimiliki reaktan berbeda dengan sifat yang dimiliki produk.

 Klasifikasi Reaksi Kimia


- Berdasarkan terjadi atau tidak terjadinya perpindahan elektron
1. Reaksi kimia yang berlangsung tanpa perpindahan elektron
Contoh reaksi: AgNO3 + NaCl  AgCl + NaNO3
2. Reaksi kimia yang berlangsung dengan perpindahan elektron
Contohnya pada reaksi reduksi oksidasi:
Fe(OH)2 + O2  Fe2O3nH2O
Na+ + Cl-  NaCl

- Berdasarkan Jenisnya
1. Reaksi Penggabungan  penggabungan dua unsur atau lebih membentuk senyawa baru
(a+b=ab)
Contoh: 2 H2 + O2  2 H2O
2. Reaksi Penguraian  penguraian suatu senyawa menjadi unsur penyusunnya
Contoh: 2 H2O  2 H2 + O2
3. Reaksi Perpindahan Tunggal  salah satu unsur menggantikan posisi unsur lain.
Contoh: Mg + 2 H2O  Mg (OH) + H2
4. Reaksi Perpindahan Ganda  apabila kation dan anion dari masing-masing reaktan yang
bereaksi itu saling bertukar tempat.
Contoh: AgNO3 + NaCl  AgCl + NaNO3
5. Reaksi Korosi (Reaksi Redaksi Oksidasi)  reaksi degradasi akibat terjadinya proses
oksidasi.
Contoh: Fe(OH)2 + O2  Fe2O3nH2O
6. Reaksi Pembakaran  suatu molekul bereaksi dengan oksigen menghasilkan karbon dioksida
dan air.
Contoh: C3H8 + 5 O2  3 CO2 + 4 H2O
7. Reaksi Asam Basa  terjadi reaksi netralisasi asam dan basa membentuk senyawa garam.
Contoh: HCl + NaOH  NaCl + H2\

 Persamaan kimia
Persamaan kimia meliputi pengaturan kembali atom-atom dalam satu senyawa atau lebih.
Persamaan kimia setara jika jumlah tiap jenis atom dalam reaktan dan produk sama.
Contoh: bila metana (CH4) dalam gas bereaksi dengan oksigen (O 2) dari udara dan dibakar maka
akan terbentuk karbondioksida (CO2) dan air (H2O). Proses ini dapat dinyatakan dalam persamaan
kimia:
CH4 + O2  CO2 + H2O
(reaktan) (produk)
Dalam reaktan : 1 atom C, 4 atom H, 2 Atom O
Dalam produk: 1 atom C, 2 atom H, 3 atom O
Artinya ada ketidak setaraan jumlah atom C, H dan O dalam reaktan dan produk  persamaan
kimia tidak setara. Persamaan kimia dapat disetarakan dengan mengatur kembali jumlah atom pada
reaktan dan produk sebagai berikut:
CH4 + 2 O2  CO₂ + 2 H2O
 Arti Persamaan Kimia
Persamaan kimia umumnya memberikan dua informasi:
- Sifat reaktan dan produk
Ditunjukkan dengan sifat fisika yang ditentukan dengan percobaan. Sifat yang dimaksud adalah
padat (p) atau solid (s), cair (c) atau liquid (l), gas (g) dan larutan berair (aq)
- Jumlah relatif reaktan dan produk
Dinyatakan dengan koefisien dalam persamaan keseimbangan. Koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol zat-zat yang bereaksi.
Contoh:
HCI (aq) + NaHCO3 (p) → CO2 (g) + H2O (c) + NaCl (aq)
Artinya : reaksi 1 mol HCl (aq) dengan 1 mol NaHCO 3 (p) menghasilkan produk 1 mol CO2 (g),
1 mol H2O (c) dan 1 mol NaCl (aq)

 Keseimbangan Persamaan Kimia


Kebanyakan persamaan kimia dapat diselesaikan dengan melihat dan "mencoba-mencoba"
menyetarakan jumlah atom reaktan dan produk. Kecuali untuk reaksi reduksi oksidasi, ada cara
khusus untuk menyatarakan persamaan kimianya.
Contoh: setarakan persamaan reaksi kimia berikut:
Ba(OH)2 (aq) + HNO3 (c)  Ba(NO3)2 (aq) + H2O(c)
Ba(OH)2 (aq) +2 HNO3 (c)  Ba(NO3)2 (aq) + 2 H2O(c)

C2H5OH (c) + O2 (g)  CO2 (g) + H2O (c)


C2H5OH (c) + 3 O2 (g)  2 CO2 + 3 H₂O(c)

 Massa atom relative (Ar) adalah menyatakan perbandingan massa rata-rata 1 atom suatu unsur
terhadap 1/12 masssa atom C-12.
Ar unsur X = massa rata-rata 1 atom unsur X
1/12 massa atom C-12
 Konsep Mol
Soal
1. Setarakan C2H5OH (c) + O2 (g)  CO2 (g) + H2O (c)
Jawab: C2H5OH (c) + 3 O2 (g)  2 CO2 + 3 H₂O(c)

2. Setarakan Na(p) + O2 (g) --> Na₂O(g)


Jawab: 4 Na(p) + O2(g) → 2 Na2O(g)

3. Setarakan NaOH(aq) + H2SO4 (aq) → Na2SO4 (aq) + H2O(c)


Jawab: 2 NaOH(aq) + H2SO4(aq) → Na2SO4 (aq) + 2 H2O(c)

4. Ke dalam 250 ml larutan KOH 0,1 molar dimasukkan 750 ml larutan KOH 0,2 molar. Tentukan
molaritasnya sekarang!
Jawab:
5. Massa rata-rata 1 atom atom Mg = 4,045 x 10-23 gram. Sedangkan massa 1 atom C-12 = 1,999 x
10-23 gram. Tentukan massa atom relatif unsur Mg tersebut?
Jawab:
Ar unsur Mg = 4,045 x 10-23 gr = 48,54 = 24,282 g/mol
1/12 x 1,999 x 10-23 gr 1,999

6. Dalam keadaan STP, berapakah volume 14g gas N2?


Jawab:

Anda mungkin juga menyukai