1. IKATAN ION
Ikatan ion merupakan ikatan yang terbentuk akibat dari serah terima
(transfer) elektron antar atom-antom yang berikatan. Atom yang
memberikan / menyerahkan elektron membentuk ion positif, sedangkan
atom yang menerima elektron membentuk ion negatif. Muatan yang saling
berlawanan menyebabkan terjadinya daya tarik-menarik antar ion-ion
tersebut sehingga terbentuklah ikatan yang disebut dengan ikatan ion.
Senyawa ion dapat terbentuk dari ikatan antara unsur-unsur logam dengan
non logam. Beberapa contoh senyawa hasil dari pembentukan ikatan ion
adalah sebagai berikut:
2. IKATAN KOVALEN
Gas-gas yang kita temukan di alam, seperti hidrogen, nitrogen, oksigen,
berada dalam bentuk molekulnya: H2, N2, dan O2.
atom tunggal, unsur-unsur ini sangat reaktif, sehingga membentuk molekul
untuk mencapai konfigurasi elektron yang stabil. Contohnya adalah
molekul hidrogen (H2). Atom H hanya mempunyai 1 e-, perlu tambahan 1
e- agar menjadi seperti He. Jika 2 atom H berdekatan, keduanya dapat
menggunakan 2 e- yang ada secara bersama, sehingga masing-masing
atom H menjadi seperti He. 2 e- tersebut menarik kedua atom H untuk
berikatan menjadi molekul H2. Ikatan yang terbentuk adalah ikatan
kovalen.
Konfigurasi atom N pada NH3 sudah stabil yaitu mengikuti aturan oktet, dan
mempunyai sepasang elektron bebas. Sedangkan atom B dalam senyawa
BF3 sudah memasangkan semua elektron valensinya, namun belum mengikuti
konfigurasi oktet (kurang 2 elektron), sehingga pasangan elektron bebas dari atom
N dapat digunakan secara bersama dengan atom B dari BF3.
Konfigurasi atom N pada NH3 sudah stabil yaitu mengikuti aturan oktet, dan
mempunyai sepasang elektron bebas. Sedangkan atom B dalam senyawa
BF3 sudah memasangkan semua elektron valensinya, namun belum mengikuti
konfigurasi oktet (kurang 2 elektron), sehingga pasangan elektron bebas dari atom
N dapat digunakan secara bersama dengan atom B dari BF3.
Seperti halnya atom N pada NH3, atom Cl pada senyawa Al2Cl6 memberikan
sepasang elektron ke atom Al untuk mencapai konfigurasi stabil (oktet), seperti
ditunjukkan pada gambar berikut ini.
2. Kepolaran senyawa
a. Ikatan Kovalen Polar Dan Nonpolar
Suatu senyawa terbentuk melalui berbagai jenis ikatan yaitu ikatan ion,
ikatan kovalen polar, atau kovalen nonpolar. Hal ini ditentukan oleh
selisih harga keelektronegatifan antar atom unsur yang berikatan. Atom
dengan keelektronegatifan yang sama atau hampir sama membentuk
ikatan kovalen nonpolar. Molekul-molekul organik, seperti ikatan antar
atom C – C dan ikatan antar atom C – H adalah jenis ikatan nonpolar.
Contoh lainnya adalah senyawa diatomik seperti pada molekul Cl2, Br2,
I2, F2, H2. Senyawa kovalen seperti HCl, CO, H 2O, CH3OH, salah satu
atomnya mempunyai keelektronegatifan yang lebih besar daripada yang
lainnya. Akibatnya, ikatan yang terbentuk memiliki distribusi rapat
elektron yang tidak merata. Ikatan ini disebut dengan ikatan kovalen
polar.
Pada ikatan H – H, kedudukan pasangan elektron ikatan tersebut sudah
pasti simetris karena kedua atom H mempunyai daya tarik elektron yang
sama. Dalam molekul hidrogen tersebut, elektron tersebar secara
homogen, sehingga tidak terjadi polarisasi (pengkutuban). Dengan kata
lain, ikatan seperti itu disebut dengan ikatan kovalen nonpolar .
Pada ikatan H – Cl, elektron terdistribusi lebih banyak di sekitar atom
unsur yang memiliki elektronegatif lebih besar yaitu atom Cl, karena Cl
mempunyai daya tarik elektron lebih besar dari pada H, sehingga terjadi
perbedaan muatan di antara kedua atom dalam ikatan tersebut. Jadi pada
HCl mengalami polarisai, di mana atom Cl lebih negatif daripada atom H.
Ikatan seperti itu disebut dengan ikatan kovalen polar.
3. IKATAN HIDROGEN
Ikatan Hidrogen adalah Ikatan yang terjadi antara atom H (Hidrogen)
dengan atom N, O, dan F.
Ikatan Hidrogen terbagi dua: 1. Ikatan Hidrogen Intramolekul – Ikatan terjadi
antara atom-atom di dalam molekul sama. 2. Ikatan Hidrogen Intermolekul –
Ikatan terjadi antara molekul yang berbeda.
Contoh Ikatan Hidrogen
Contoh Ikatan Hidrogen Intramolekul adalah O – Nitrofenol.
Terjadinya gaya ini yaitu sebagai berikut, mulaya dipol yang permanen
tersebut mulai menginduksi lawan elektron molekul yang bersifat non
polar. Akibatnya terbentuk dipol terinduksi. Adanya dipol terinduksi
tersebut menyebabkan molekul yang bersifat non polar bisa larut ke dalam
pelarut polar meskipun sedikit. Contoh, oksigen yang larut di dalam air.
Referensi
Brady, James E. 1994. Kimia Universitas Asas dan Struktur, terj. Edisi ke-5
Jilid1.Jakarta:Erlangga.
http:// www.cerdaskimia.com/2016/09/ikatan-logam-hidrogen-van-der-waals.html