1. Ikatan Ion
Na+ + e
Na
Ion negatif terbentuk ketika suatu
atom menerima elektron. Atom-
atom yang mudah menerima
elektron terletak pada golongan
VA, VIA dan VIIA. Karena
mempunyai afinitas elektron yang
besar. Untuk memperoleh
kestabilan, sesuai dengan aturan
oktet, unsur dengan valensi 5, 6
dan 7 akan dengan mudah
menerima elektron.
Unsur-unsur
golongan halogen
(VIIA) menerima 1
elektron
F-
F + e
2. Ikatan Kovalen
Ø Ikatan kovalen berasal dari bahasa Inggris covalent bond yang
pertama kali muncul pada tahun 1939. Ikatan kovalen adalah
ikatan yang terjadi akibat pemakaian bersama pasangan
elektron oleh dua atom yang berikatan. Ikatan kovalen terbentuk
diantara dua atom yang sama-sama ingin menankap elektron
(atom semi logam atau atom bukan logam). Dalam melukisakan
ikatan kovalen, kita menggunakan apa yang disebut rumus
LEWIS, yaitu setiap elektron valensi (elektron pada elektron
terluar) dilambangkan dengan tanda.
Ø Contoh :
• CH4
atau
Berdasarkan asal elektron yang
digunakan untuk berikatan, dikenal
adanya ikatan kovalen dan ikatan
kovalen koordinasi. Ikatan kovalen
terjadi apabila elektron yang
digunakan untuk berikatan masing-
masing berasal dari dua atom yang
berikatan sedangkan ikatan
kovalen koordinasi adalah ikatan
yang terjadi apabila elektron ikatan
hanya berasal dari salah satu atom
yang berikatan. Contoh: klik
ü CO2
B. Kepolaran Ikatan
• Kepolaran dalam ikatan kimia adalah suatu keadaan
dimana distribusi penyebaran elektron tidak merata atau
elektron lebih cenderung terikat pada salah satu atom.
Kepolaran erat kaitannya dengan keelektronegatifan dan
bentuk molekul. Dalam hal kepolaran suatu senyawa
tergantung dari harga momen dipolnya. Momen dipol sendiri
adalah selisih harga kelektronegatifan antara atom yang
berikatan. Kepolaran senyawa akan bertambah jika beda
keelektronegatifan atom yang berikatan semakin besar.
• Berdasarkan kepolaran atom-atom yang berikatan dibagi
atas kovalen polar dan kovalen non polar.
1. Kovalen Polar
• Di dalam molekul HCl pasangan elektron yang dipergunakan
bersama lebih tertarik kepada Cl, karena atom Cl lebih kuat
menarik elektron dari pada atom H (Keelektronegatifan Cl
lebih besar daripada H). Akibatnya dalam molekul HCl
terbentuk dwi kutub (bersifat polar). Ikatan kovalen semacam
ini disebut ikatan kovalen polar.
• Ikatan kovalen polar suatu ikatan juga dapat ditentukan
dengan mudah yaitu apabila ikatan tersebut mengandung dua
atom yang tidak sejenis (molekul senyawa). Misalnya HCl,
HBr, NH3 dan sebagainya.
2. Kovalen Non Polar
• Dalam molekul H2, Cl2, O2 pasangan elektron yang digunakan
bersama tertarik sama kuat oleh atom yang berikatan oleh
karena itu tidak terjadi dwi kutub (dipol). Ikatan kovalen yang
demikian disebut ikatan kovalen non polar.
• Molekul-molekul unsur yang terdiri dari dua atom yang sejenis
memiliki ikatan kovalen non polar. Misalnya N2, H2, Br2, Cl2,
O2, dan sebagainya.
• Untuk molekul yang yang mengandumg atom lebih dari dua,
dan tidak sejenis, ikatan kimianya tetap merupakan ikatan
kovalen polar, tetapi tetapi dapat bersifat non polar jika
bentuk molekulnya simetris dan atom pusat tidak
mempunyai pasangan elektron bebas (PEB).
• Contoh :
CH4, BF3, SiO3, CO2 ikatan antar atomnya adalah ikatan
kovalen polar, tetapi molekul tersebut bersifat non polar.
H2O, NH3, PCl3 ikatan antar atomnya kovalen polar dan
molekul bersifat polar.
• Tugas Buatlah Ringkasan dari Materi
tersebut (langsung dikumpul)