DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
UNIVERSITAS MATARAM
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dari 90 buah unsur alam dan dan diatambah dengan belasan unsur buatan dapat
membentuk senyawa dalam jumlah yang tak hingga. Proses terbentuknya senyawa karena
adanya gaya tarik menarik yang disebut ikatan kimia. Jadi, ikatan kimia adalah daya tarik
menarik antara atom yang menyebabkan suatu senyawa kimia dapat bersatu. Kekuatan
daya tarik menarik ini menetukan sifat-sifat kimia dari suatu zat, dan cara ikatan kimia
berubah jika suatu zat bereaksi digunakan untuk mengetahui jumlah energi yang dilepas
atau direabsorpsi selama terjadinya reaksi (Brady, 2003).
Ikatan kimia dapat dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu ikatan ion dan ikatan
kovalen. Disebut terbentuk ikatan ion jika terjadinya perpindahan elektron di antara atom
untuk membentuk partikel yang bermuatan listrik dan mempunyai gaya tarik menarik.
Daya tarik menarik diantara ion-ion yang bermuatan berlawanan merupakan suatu ikatan
ion. Sedangkan ikatan kovalen terbentuk dari terbaginya (sharing) elektron diantara atom-
atom. Dengan perkataan lain, daya tarik menarik inti atom pada elektron yang terbagi
diantara elektron itu merupakan suatu ikatan kovalen (Brady, 2003).
Suatu ikatan ion dapat terbentuk melalui proses serah terima elektron. Supaya
jumlah elektron yang diberikan suatu atom sama dengan yang diterima elektron lain, maka
koefisien reaksinya harus disamakan. Suatu ikatan kovalen terbentuk terjadi karena
pemakaian pasangan elektron secara bersama oleh 2 atom yang berikatan. Ikatan kovalen
terjadi antara unsur non logam dengan unsur nonlogam.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu ikatan kovalen ?
2. Apa itu ikatan ionik ?
3. Bagaimana perbedaan dari senyawa ionik dan senyawa kovalen ?
4. Bagaimana karakter dari senyawa kovalen dan karakteristik ikatan ion ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu ikatan kovalen
2. Untuk mengetahui apa itu ikatan ionik
3. Untuk mengetahui bagaimana perbedaan dari senyawa ionik dan senyawa kovalen
4. Untuk mengetahui karakter dari senyawa kovalen dan mengetahui karakteristik ikatan
ion
1
BAB II
PEMBAHASAN
D. PENJELASAN
1.1 IKATAN KOVALEN
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron
secara bersama oleh 2 atom yang berikatan. Ikatan kovalen terjadi akibat
ketidakmampuan salah 1 atom yang akan berikatan untuk melepaskan elektron
(terjadi pada atom-atom non logam). Ikatan kovalen terbentuk dari atom-atom unsur
yang memiliki afinitas elektron tinggi serta beda keelektronegatifannya lebih kecil
dibandingkan ikatan ion. Atom non logam cenderung untuk menerima elektron
sehingga jika tiap-tiap atom non logam berikatan maka ikatan yang terbentuk dapat
dilakukan dengan cara mempersekutukan elektronnya dan akhirnya terbentuk
pasangan elektron yang dipakai secara bersama. Pembentukan ikatan kovalen
dengan cara pemakaian bersama pasangan elektron tersebut harus sesuai dengan
konfigurasi elektron pada unsur gas mulia yaitu 8 elektron (kecuali He berjumlah 2
elektron).
Konfigurasi elektronnya :
1H =1
H H H
H
2
Rumus struktur = H H
Rumus kimia = H2
Konfigurasi elektronnya :
8O= 2, 6
O O O O
Rumus kimia : O2
Konfigurasi elektronnya :
7N = 2, 5
3
Ke-2 atom N saling meminjamkan 3 elektronnya, sehingga ke-2 atom N
tersebut akan menggunakan 3 pasang elektron secara bersama.
** oo ** oo
***
ooo
***
ooo
N + N N N
Rumus kimia : N2
Contoh :
ikatan koordinasi O
S + 3 O S O
O
ikatan kovalen
4
Ikatan Kovalen Polar
Suatu ikatan kovalen disebut sebagai ikatan kovalen polar jika pasangan
elektron ikat yang digunakan bersama cenderung untuk tertarik ke salah satu
atom yang terlibat dalam ikatan. Kepolaran ikatan tersebut disebabkan oleh
perbedaan keelektronegatifan antara tiap atom yang terlibat dalam ikatan.
Semakin besar perbedaan keelektronegatifan, kepolaran ikatan yang terjadi akan
semakin besar pula.
Kepolaran senyawa atau molekul dapat dilihat dari harga momen bipolar
yang dimilikinya. Semakin besar harga momen bipolar dari suatu senyawa atau
molekul, senyawa atau molekul tersebut akan menjadi semakin polar.
Suatu ikatan kovalen dapat disebut sebagai ikatan kovalen nonpolar jika
pasangan elektron ikat yang digunakan bersama tertarik sama kuat ke setiap atom
yang berikatan.
1. Jika kedua atom tersebut sama = ikatan yang terbentuk adalah ikatan kovalen
nonpolar, sebagai contoh N2, F2, O2, dll
2. Jika kedua atom tersebut berbeda = ikatan yang terbentuk adalah ikatan
kovalen polar, sebagai contoh HCl, HBr, H2O, dan NH3
Untuk molekul yang mengandung tiga atau lebih atom, kepolaran molekul
tersebut dapat ditentukan sebagai berikut :
5
1. Jika atom pusat tidak memiliki pasangan elektron bebas, bentuk molekulnya
akan menjadi simetris, jadi pasangan elektron akan tertarik secara simetris ke
semua atom. Sehingga, ikatan yang terjadi adalah kovalen nonpolar. Contoh:
CCl4
2. Jika atom pusat memiliki pasangan elektron bebas, bentuk molekulnya akan
menjadi tidak simetris, jadi pasangan elektron akan cenderung tertarik ke atom
pusat. Sehingga, ikatan yang terjadi adalah ikatan kovalen polar. Contoh: H2O,
NH3
Contoh :
Konfigurasi elektronnya :
11 Na = 2, 8, 1
17 Cl = 2, 8, 7
6
Senyawa yang mempunyai ikatan ion antara lain :
7
4. Kekerasan, Karena kuatnya ikatan antara ion positif dan negatif, maka senyawa
ion berupa padatan keras dan berbentuk kristal, permukaan kristal itu tidak mudah
digores atau digeser ( Syukri, 1999 ).
Perbandingan sifat fisik yang paling menonjol antara senyawa kovalen dan
senyawa ion adalah titik leleh, kelarutan, penghantaran listrik. Perbedaan ketiga
perbedaan ini antara lain disebabkan oleh kekuatan ikatan ion. Perbandingan
beberapa sifat senyawa kovalen dan ion :
Tabel 1. perbandingan sifat senyawa kovalen dan senyawa ion.
No Senyawa kovalen Senyawa ion
1 Kebanyakan Kebanyakan
menunjukkan titik leleh menunjukkan titik leleh
rendah (<350oC). tinggi (>350oC, sering
sampai 1000oC).
2 Umumnya cairan atau Semuanya dalah
gas pada suhu kamar. padatan pada suhu
kamar.
3 Umumnya larut dalam Umumnya larut dalam
pelarut non-polar, air dan beberapa larut
sedikit yang larut dalam dalam pelarut non-
air. polar.
4 Sedikit yang Umumnya menghantar
menghantar listrik. listrik.
5 Umumnya terbakar. Hampir tidak terbakar.
6 Banyak yang berbau. Hanya sedikit yang
berbau.
Berdasarkan jenis ion-ion yang ada dalam senyawa ionik, senyawa ionik dapat
dibagi menjadi empat, yaitu :
a. Senyawa ionik sederhana
8
Misalnya : NaCl, KCl, MgCl2 , Na2O , K2O, dan MgO
b. Senyawa ionik yang mengandung kation sederhana dan anion poliatomik
Misalnya : K2SO4, NaNO3 , K2 [HgI4] , dan K3 [Fe (CN)6]
c. Senyawa ionik yang mengandung kation poliatomik dan anion sederhana
Misalnya : NH4Cl , N(CH3)4 Br , dan [Ag (NH3)2 Cl]
d. Senyawa ionik yang mengandung kation dan anion poliatomik
Misalnya : NH4NO3 , (NH4)2SO4 , [Co(NH3)6] [Cr(CN)6].
Karkter ionik = )2
Keterangan :
XA = Kelektronegatifan atom A
XB = Kelektronegatifan atom B
9
0,8 15 2,4 76
0,9 19 2,5 79
1,0 22 2,6 82
1,1 26 2,7 84
1,2 30 2,8 86
1,3 34 2,9 88
1,4 39 3,0 89
1,5 43 3,1 91
1,6 47 3,2 92
Senyawa biner dengan persentase karakteristikioniknya lebih besar dari 50% dapat
dianggap sebagai senyawa ionik. Apabila karakter ioniknya lebih kecil dari 50% dapat
dianggap sebagai senyawa kovalen polar. Berdasarkan data pada tabel diatas dapat
disimpulkan bahwa suatu senyawa biner dapat dianggap merupakansenyawa ionik apabila
perbedaan keelektronegatifan antara 2 atom penyusun senyawa biner tersebut 1,7 atau
lebih. Perlu diingat bahwa senyawa ionik terjadi antara unsur logam dengan unsur non
logam melalui serah terima elektron. Seperti kita ketahui bahwa HF memiliki beda
keelektronegatifan sebesar 1,8 akan tetapi bukan merupakan senyawa ionik, melainkan
senyawa kovalen polar. Hal ini dikarenakan atom H dan atom F sama-sama merupakan
unsur non logam. Sehigga tidak terjadi serah terima elektron dalam pembentukan
senyawanya.
10
BAB III
PENUTUP
E. KESIMPULAN
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron
secara bersama oleh 2 atom yang berikatan. Ikatan kovalen terjadi akibat ketidakmampuan
salah 1 atom yang akan berikatan untuk melepaskan elektron (terjadi pada atom-atom non
logam). Ikatan kovalen terbentuk dari atom-atom unsur yang memiliki afinitas elektron
tinggi serta beda keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan ikatan ion. Sedangkan
Ikatan ionik terjadi jika atom unsur yang memiliki energi ionisasi kecil/rendah melepaskan
elektron valensinya (membentuk kation) dan atom unsur lain yang mempunyai afinitas
elektron besar/tinggi menangkap/menerima elektron tersebut (membentuk anion).
Tidak ada senyawa ionik yang karakter ioniknya 100%. Menurut Pauling, untuk
senyawa biner yang tersusun atas atom-atom A dan B dengan keelektronegatifan atom B
lebih besar dibandingkan keelektronegatifan atom A karakter ioniknya dapat diperkirakan
dengan suatu rumus. Senyawa biner dengan persentase karakteristikioniknya lebih besar
dari 50% dapat dianggap sebagai senyawa ionik. Apabila karakter ioniknya lebih kecil dari
50% dapat dianggap sebagai senyawa kovalen polar.
F. SARAN
Makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami membutuhkan masukan
positif dari pembaca, terimakasih.
11
DAFTAR PUSTAKA
Brady. 2003. Kimia Universitas Asas dan Struktur Jilid 1. Jakarta : Binarupa Aksara.
Deepublish.
Effendy.2008. Ikatan Ionik dan Cacat –Cacat Pada Kristal Ionik Edisi 2. Malang : Bayu
Media Publishing.
http://sulae.blogspot.com
Keenan, C. W, dkk. 1998. Kimia untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
Saputro, Agung N.C. 2015. Buku Ajar : Konsep Dasar Kimia Koordinasi. Yogyakarta :
Staf Pengajar Jurusan Kimia. 1998. Kimia Dasar I. F-Mipa Kimia. Bogor : IPB Press.
12