Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Lipid merupakan salah satu kelompok senyawa organic yang terdapat
dalam tumbuhan, hewan, atau manusia dan yang sangat berguna bagi
kehidupan manusia. Lipida (dari kata Yunani, Lipos, lemak) dikenal oleh
masyarakat awam sebagai minyak (organik, bukan minyak mineral atau
minyak bumi), lemak, dan lilin. Lemak merupakan nutrisi yang penting
kepada tubuh manusia. Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga tubuh.
Untuk mendukung metabolisme kehidupan mahluk hidup di bumi, maka
banyak hal yang penting untuk diperoleh guna mempertahankan kehidupan
dan berkembang biak sebanyak mungkin salah satu ciri mahluk hidup.
Salah satunya adalah zat zat atau molekul yang berperan langsung terhadap
proses metabolisme. Banyak zat zat yang bisa diperoleh baik dari dalam
tubuh maupun dari luar tubuh manusia lemak. Lemak merupakan nutrisi
yang penting kepada tubuh manusia. Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga
tubuh. Nomenklatur lainnya penting kepada bayi dan kanak-kanak di mana
lemak memberi bekal dalam bentuk kalori untuk menghasilkan tenaga serta
berfungsi

di

dalam

keseimbangan

cairan

tubuh,

tekanan

osmotik,

keseimbangan asid-bes serta aktivitas elektrofisiologi otot dan sistem saraf.


Lemak pula digunakan sebagai atribut rasa dan tekstur makanan.
Penggunaan secara banyak di dalam industri makanan telah menimbulkan
kebimbangan kepada pengguna terhadap kandungan nutrisi di dalam
makanan terproses ini. Pengguna kini lebih mementingkan produk makanan
yang berkhasiat, rendah kandungan lemak, gula dan garam, tinggi kandungan
karbohidrat kompleks, serta fiber. Oleh karena itu untuk menggambarkan
kegunaan dan fungsi lemak pada kehidupan dibutuhkan pengkajian yang
ilmiah dan relevan. Dan pada makalah ini akan diulas tentang klasifikasi
lemak dan fungsi biologis lemak pada kehidupan mahluk hidup.
Secara umum senyawa yang disebut lipid biasanya di artikan sebagai suatu
senyawa yang dalam pelarut tidak larut dalam air, namun larut dalam organic.

Lipid 1

Contohnya benzena, eter, dan kloroform. Suatu lipid suatu lipid tersusun
atas asam lemak dan gliserol. Berbagai kelas lipid dihubungkan satu sama
lain berdasarkan komponen dasarnya, sumber penghasilnya, kandungan
asam lemaknya, maupun sifat-sifat kimianya. Kebanyakan lipid ditemukan
dalam kombinasi dengan senyawa sederhana lainnya (seperti ester lilin,
trigliserida, steril ester dan fosfolipid), kombinasi dengan karbohidrat
(glikolipid), kombinasi dengan protein (lipoprotein). lipid yang sangat
bervariasi struktur dan fungsinya, mulai dari volatile sex pheromones sampai
ke karet alam. Berdasarkan komponen dasarnya, lipid terbagi ke dalam Lipid
sederhana (simple lipid), Lipid Majemuk (Compound Lipid), dan Lipid
Turunan (Derived lipid).
Berdasarkan sumbernya, Lipid dikelompokkan sebagai Lemak Hewan,
Lemak Susu, Minyak Ikan, dll. Klasifikasi Lipid kedalam Lipid Majemuk
karena lipid tersebut mengandung asam lemak yang dapat disabunkan,
sedangkan lipid sederhana tidak mengandung asam lemak dan tidak dapat
disabunkan. Lipid seperti Lililn (wax), lemak, minyak, dan fosfolipid adalah
ester yang jika dihidrolisis dapat menghasilkan asam lemak dan senyawa
lainnya termasuk alkohol. Steroid tidak mengandung asam lemak dan tidak
dapat dihidrolisis. Lipid berperan penting dalam komponen struktur membran
sel. Lemak dan minyak dalam bentuk trigliserol sebagai sumber penyimpan
energi, lapisan pelindung, dan insulator organ-organ tubuh beberapa jenis
lipid berfungsi sebagai sinyal kimia, pigmen, juga sebagai vitamin, dan
hormon. Fosofolipida memiliki seperti trigliserida. Bedanya, pada fofolipida
satu asam lemaknya digantikan oleh gugus fosfat yang memiliki gugus
alkohol yang mengandung nitrogen, contohnya fofatidiletanolamin (Sefalin),
fosfatidilkolin (lesitin), dan fsfatidilserin. Sebagian besar lemak dan minyak
di alam terdiri atas 98-99% trigliserida. Trigliserida adalah suatu ester
gliserol. Trigliserida terbentuk dari 3 asam lemak dan gliserol. Apabila
terdapat satu asam lemak dalam ikatan dengan gliserol dinamakan
monogliserida.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa definisi Lipid?
Lipid 2

2.
3.
4.
1.3.

Bagaimmana struktur umum Lipid?


Apa saja jenis asam lemak?
Bagaimana penggolongan dan fungsi Lipid?
Tujuan
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian dan penggolongan Lipid
2. Menguraikan struktur dan sifat-sifat fisika serta kimia asam lemak dan
lemak.
3. Menerangkan struktur dan sifat fofolipid, sfingolipid, dan terpen.
4. Menjelaskan struktur, tata nama, dan sifat-sifat senyawa yang termasuk
golongan steroid.
Manfaat

1.4.

1. Sebagai bahan bacaan dan referensi bahan mata kuliah untuk mahasiswa,
dosen serta masyarakat tentang Lipid.
2. Sebagai bahan informasi bagi pembaca yang ingin mengetahui lebih dalam
tentang Lipid serta penggolongannya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.

Definisi Lipid
Lipid adalah biomolekul yang tidak larut di dalam air, karena lipid
umumnya merupakan molekul yang memilikigugs non polar, sedangkan air
merupakan molekul yang memiliki gugus polar. Lipid dapat larut dalam
Lipid 3

pelarut organik non polar seperti benzena, eter, heksena, dan metanol. Lipid
dapat dikelompokkan berdasarkan struktur dan karakteristiknya non polar
menjadi lemak (fat), lilin, fosfolipid, sfingolipid, glikolipid, eikosanoat,
steroid, lipoprotein, dan vitamin yang larut dalam lemak. Beberapa jenis lipid
memiliki gugus polar dan non polar, sehingga bersifat amfipatik yang akan
membentuk misel di dalam air.
Lipid didefinisikan sebagai senyawa berbasis asam lemak atau molekul
yang mirip asam lemak. Asam lemak merupakan komponen penting lipid.
Struktur kimia dan sifat fisik asam lemak merupakan dasar untuk memahami
sifat fisik dan kimia lipid.
Lipid ialah sekelompok senyawa heterogen, meliputi lemak minyak,
steroid, malam (wax), dan senyawa terkait, yang berkaitan lebih karena sifat
fisiknya daripada sifat kimianya. Lipid bersifat amfifilik, yaitu lipid mampu
membentuk struktur seperti vesikel, liposom, atau membran lain dalam
lingkungan basah. (Martin, D.W. 18th edition).
Lipid merupakan zat zat gizi yang memiliki fungsi fungsi biologis
untuk membantu metabolisme tubuh. Lipid (Minyak atau Lemak) merupakan
komponen bahan makanan yang penting. Istilah minyak atau lemak
sebenarnya tergantung apakah pada suhu kamar bahan tersebut dalam
keadaan cair atau padat. Bila pada suhu kamar dalam keadaan cair, maka
disebut minyak, sebaliknya bila dalam keadaan padat disebut lemak
Sifat-sifat umum lipid :
1 Tidak larut dalam air
2 Larut dalam pelarut non polar mis : eter, kloroform dan benzena
2.2.

Struktur
Lipid tidak memiliki struktur umum tunggal. Lipid yang paling sering
terjadi adalah trigliserida dan fosfolipid. Trigliserida adalah lemak dan
minyak. Trigliserida memiliki tulang punggung gliserol terikat tiga asam
lemak. Jika tiga lemak yang serupa maka trigliserida ini dikenal sebagai
trigliserida sederhana. Jika asam lemak tidak sama maka asam lemak yang
dikenal sebagai trigliserida campuran. Lipid yang sangat beragam di kedua
struktur masing-masing dan fungsi. Senyawa ini beragam membentuk
keluarga lipid begitu dikelompokkan karena mereka tidak larut dalam air.

Lipid 4

Namun mereka larut dalam pelarut organik lainnya seperti eter, aseton dan
lipid lainnya. Kelompok lipid utama meliputi lemak, fosfolipid, steroid dan
lilin. (http://www.sridianti.com/struktur-fungsi-lipid.html)

2.3.

Penggolongan
Senyawa-senyawa yang termasuk Lipid ini dapat dibagi dalam beberapa
gologan. Ada beberapa cara penggolongan yang dikenal. Bloor membagi
Lipid dalam tiga golongan besar yakni: (1) lipid sederhana, yaitu ester asam
lemak denngan berbagai alkohol, contohnya lemak atau gliserida dan lilin
(waxes); (2) lipid gabungan, yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus
tambahan, contohnya fofolipid, serebrosida; (3) derivat lipid, yaitu senyawa
yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, contohnya asam lemak, gliserol,
dan sterol. Disamping itu berdasarkan sifat kimia yang penting, lipid dibagi
dalam dua golongan yang besar, yakni lipid yang dapat disabunkan, yakni
dapat dihidrolisis dengan basa, contohnya lemak, dan lipid yang tidak dapat
disabunkan, contohnya steroid.
Lipid dibagi dalam beberapa golongan berdasarkan kemiripan struktur
kimianya, yaitu (1) asam lemak; (2) lemak; (3) lilin; (4) fosfolipid; (5)
sfingolipid; (6) terpen; (7) steroid; (8) lipid kompleks.
Dalam uraian berikut akan dibahas masing-masing golongan tersebut.

Asam Lemak
Asam lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai ester
trigliserida atau lemak, baik yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam
ini adalah asam karboksilat yang mempunyai rantai karbon panjang sengan
rumus umum:
O
R C OH

Lipid 5

Dimana R adalah rantai karbon yang jenuh atau yang tidak jenuh dan
terdiri atas 4 sampai 24 buah atom karbon. Rantai karbon yang jenuh ialah
rantai karbon yang tidak mengandung ikatan rangkap, sedangkan yang
mengandung ikatan rangkap disebut rantai karbon tak jenuh. Pada
umumnya asam lemak mempunyai jumlah aton karbon genap. Beberapa
asam lemak yang umum terdapat sebagai ester dalam tumbuhan atau
hewan tertera pada tabel berikut.
Nama
Asam Lemak Jenuh
Asam Butirat
Asam Kaproat
Asam Palmitat
Asam Stearat
Asam Lemak Tak Jenuh
Asam Oleat
Asma Linoleat
Asam Linolenat

Rumus

Titik Lebur (C)

C3H7COOH
C5H11COOH
C15H31COOH
C17H35COOH

-7,9
-1,5 sampai -2,0
64
69,4

C17H33COOH
C17H31COOH

14
-11
Cair pada suhu sangat

C17H29COOH

rendah

a. Sifat Fisika
Dari tabel tersebut tampak bahwa asam lemak jenuh yang
mempunyai rantai karbon pendek, yaitu asam butirat dan kaproat
mempunyai titik lebuh yang rendah. Ini berarti bahwa kedua asam
tersebut berupa zat cair pada suhu kamar. Makinpanjang rantai karbon,
makin tinggi titik leburnya. Asam palmitat dan stearat berupa zat padat
pada suhu kamar.
Apabila dibandingkan dengan asam lemak jenuh, asam lemak tidak
jenuh mempunyai titik lebur lebih rendah. Asam oleat mempunyai
rantai karbon sama panjang dengan asam stearat, akan tetapi suhu
kamar asam oleat berupa zat cair. Di samping itu makin banyak jumlah
ikatan rangkap, makin rendah titik leburnya. Hal ini tamapak pada titik
lebur asam linoleat yang lebih rendah dari titik lebur asam oleat.
Asam butirat larut dalam air. Kelarutan asam lemak dalam air
berkurang dengan bertambah panjangnya rantai karbon. Asam kaproat
larut sedikit dalam air, sedangkan asam palmitat, stearat, oleat dan

Lipid 6

linoleat tidak larut dalam air. Asam linoleat mepunyai kelarutan dalam
air sangat kecil. Umumnya asam lemak larut dalam eter atau alkohol
panas.
a. Sifat Kimia
Asam lemak adalah asam lemah. Apabila dapat larut dalam air
molekul asam lemak akan terionisasi sebagian dan melepaskan ion H+.
dalam hal ini pH larutan tergantung pada konstanta keasaman dan
derajat ionisasi masing-masing asam lemak. Rumus pH untuk asam
lemah pada umumnya telah dikemukakan oleh Henderson Haasselbach.
Garam natrium atau kalium yang dihasilkan oleh asam lemak dapat
larut dalam air dan dikenal sebagai sabun. Sabun kalium disebut sabun
lunak dan digunakan sebagai sabun bayi. Asam lemak yang digunakan
untuk sabun umumnya adalah asam palmitat atau stearat. Dalam
industri, sabun tidak dibuat dari asam lemak tetapi langsung dari
minyak yang berasal dari tumbuhan. Minyak adalah ester asam lemak
tidak jenuh dengan gliserol. Melalui proses hidrogenasi dengan bantuan
katalis logan Pt atau Ni, asam lemak tidak jenuh diubah menjadi asam
lemak jenuh, dan melalui proses penyabunan dengan basa NaOH atau
KOH akan terbentuk sabun dan gliserol.
Molekul sabun terdiri atas rantai hidrokarbon dengan gugus COOpada ujungnya. Bagian hidrokarbon bersifat hidrofob artinya tidak suka
pada air atau tidak mudah larut dalam air, sedangkan gugus COObersifat hidrofil, artinya suka akan air, jadi dapat larut dalam air. Oleh
karena adanya dua bagian itu, molekul sabun tidak sepenuhnya larut
dalam air, tetapi membentuk misel, yaitu sekumpulan rantai karbon
dengan ujung yang bersifat hidrofil dibagian luar.
Sabun digunakan sebagai bahan pembersih kotoran, terutama
kotoran yang bersifat seperti lemak atau minyak sabun karena dapat
mengemulsikan lemak atau minyak. Jadi sabun dapat berfungsi sebagai
emulgator. Pada proses pembentukan emulsi ini, bagian hidrofob
molekul sabun massuk ke dalam lemak, sedangkan ujung yang
bermuatan negatif ada dibagian luar.
Asam lemak tidak jenuh mudah mengadakan reaksi pada ikatan
rangkapnya. Dengan gas hidrogen dan katalis Ni dapat terjadi reaksi

Lipid 7

hidrogenasi, yaitu pemecahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal.


Proses hidrogenasi ini mempunyai arti penting karena dapat mengubah
asam lemak yang cair menjadi asam lemak padat. Karena ada ikatan
rangkap, maka asam lemak tidak jenuh dapat mengalami oksidasi yang
mengakibatkan putusnya ikatan C=C dan terbentuknya gugus COOH.
2

Lemak
Yang dimaksud dengan lemak di sini ialah suatu ester asam lemak
dengan gliserol. Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas
tiga atom karbon. Pada lemak, satu molekul gliserol mengikat tiga
molekul asam lemak, oleh karena itu lemak adalah suatu trigliserida.
Salah satu senyawa organic golongan ester yang banyak terdapat dalam
tumbuhan, hewan, atau manusia dan sangat berguna bagi kehidupan
manusia adalah lemak (Fat). Contoh lemak adalah wax (lilin) yang
dihasilkan lebah (gambar disamping). Lemak pada tubuh manusia
terutama terdapat pada jaringan bawah kulit di sekitar perut, jaringan
lemak sekitar ginjal yang mencapai 90%, sedangkan pada jaringan otak
sekitar 7,5 sampai 70%. Lemak yang pada suhu kamar berbentuk cair
disebut minyak, sedangkan istilah lemak biasanya digunakan untuk yang
berwujud padat. Lemak umumnya bersumber dari hewan, sedangkan
minyak dari tumbuhan. Beberapa contoh lemak dan minyak adalah lemak
sapi, minyak kelapa, minyak jagung, dan minyak ikan.
a Sifat Fisika
Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat,

sedangkan lemak dari tumbuhan berupa zat cair.


Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak
jenuh, sedangkan lemak yang mempunyai titik lebur rendah
mengandung asam lemak tak jenuh. Contoh: Tristearin (ester
gliserol dengan tiga molekul asam stearat) mempunyai titik lebur
71 C, sedangkan triolein (ester gliserol dengan tiga molekul asam

oleat) mempunyai titik lebur 17 C.


Lemak yang mengandung asam lemak rantai pendek larut dalam
air, sedangkan lemak yang mengandung asam lemak rantai panjang
tidak larut dalam air.

Lipid 8

Semua lemak larut dalam kloroform dan benzena. Alkohol panas

merupakan pelarut lemak yang baik.


Sifat Kimia

Reaksi Penyabunan atau Saponifikasi (Latin, sapo = sabun)


Pada pembahasan terdahulu telah diketahui bahwa lemak dapat
mengalami hidrolisis. Hidrolisis yang paling umum adalah dengan
alkali atau enzim lipase. Hidrolisis dengan alkali disebut
penyabunan karena salah satu hasilnya adalah garam asam lemak
yang disebut sabun.
Reaksi
penyabunan.

hidrolisis
Bilangan

berguna

untuk

penyabunan

menentukan
adalah

bilangan

bilangan

yang

menyatakan jumlah miligram KOH yang dibutuhkan untuk


menyabun satu gram lemak atau minyak. Besar kecilnya bilangan
penyabunan tergantung pada panjang pendeknya rantai karbon
asam lemak atau dapat juga dikatakan bahwa besarnya bilangan
penyabunan tergantung pada massa molekul lemak tersebut.

Halogenasi
Asam lemak tak jenuh, baik bebas maupun terikat sebagai ester
dalam lemak atau minyak mengadisi halogen (I 2 tau Br2) pada
ikatan rangkapnya. Karena derajat absorpsi lemak atau minyak
sebanding dengan banyaknya ikatan rangkap pada asam lemaknya,
maka jumlah halogen yang dapat bereaksi dengan lemak
dipergunakan untuk menentukan derajat ketidakjenuhan. Untuk
menentukan derajat ketidakjenuhan asam lemak yang terkandung
dalam lemak, diukur dengan bilangan yodium. Bilangan yodium
adalah bilangan yang menyatakan banyaknya gram yodium yang
dapat bereaksi dengan 100 gram lemak. Yodium dapat bereaksi
dengan ikatan rangkap dalam asam lemak. Tiap molekul yodium
mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh karena

Lipid 9

itu makin banyak ikatan rangkap, maka makin besar pula bilangan
yodium.
3

Lilin
Yang dimaksud dengan lilin (wax) ialah ester asam lemak dengan
monohidroksi alkohol yang mempunyai rantai karbon panjang, antara 14
sampai 34 atom karbon. Contoh alkohol panjang adalah setilalkohol dan
mirisilalkohol.
CH3 (CH2)14 CH2OH
Setilakohol

CH3 (CH2)28 CH2OH


Mirisilalkohol

Lilin dapat diperoleh antara lain dari lebah madu dan dari ikan paus
atau lumba-lumba. Lilin berfungsi sebagai: lapisan pelindung terhadap air,
penahan air pada binatang. Lilin tidak mudah terhidrolisis seperti lemak
dan tidak dapat diuraikan oleh enzim yang menguraikan lemak. Lilin tidak
larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut lemak.

Fosfolipid
Fosfolipid atau fosfatidat ialah suatu gliserida yang mengandung
fosfor dalam bentuk ester asam fosfat. Gugus yang diikat oleh asam
fosfatidat ini antara lain kolin, etanolamina, serin dan inositol. Senyawa
yang termasuk fosfolipid ini ialah fosfatidilkolin, fosfatifiletanolamina,
fosfatifilserin, dan fosfatidilinositol.
a

Sifat
Lesitin berupa zat padat lunak seperti lilin, berwarna putih dan dapat
diubah menjadi coklat bila kena cahaya dan bersifat higroskopik dan
bila dicampur dengan air membentuk larutan koloid, larut dalam
semua pelarut lemak kecuali aseton, dikocok dengan asam sulfat akan
terjadi asam fosfatidat dan kolin, apabila dipanaskan dengan basa atau
asam akan menghasilkan asam lemak, kolin, gliserol dan asam fosfat.
Hidrolisis juga dapat terjadi dengan bantuan enzim lesitinase.
Sefalin adalah fosfogliserida yang tidak larut dalam aseton dan
alkohol. Yang termasuk sefalin ialah fosfatidiletanolamina dan
Lipid 10

fosfatidilserin.

Fosfatidiletanolamina

dan

fosfatidilserin

dapat

dihidrolisis sempurna, menghasilkan asam lemak, gliserol dan fosfat.


Hidrolisis parsial menggunakan enzim fosfatidase tertentu, sehingga
asam lemak pada atom karbon nomor 2 dapat diuraikan dan
menghasilkan lisosefalin.
5

Sfingolipid
Merupakan senyawa derivat sfingosin atau mempunyai struktur yang
mirip. Seramida adalah derivat sfingosin yang mengandung gugus asil dari
asam lemak. Gugus ini terikat pada gugus amino dalam bentuk amida.
Sfingomielin adalah kelompok senyawa sfingolipid yang mengandung
fosfat. Golongan sfingolipid yang mengandung karbohidrat disebut
glikolipid.
Senyawa yang termasuk golongan ini dapat dipandang sebagai
derivate sfingosin atau mempunyai struktur yang mirip, misalnya
dihidrosfingosin.

Terpen
Senyawa yang molekulnya dapat dianggap terdiri atas beberapa
molekul isoprena (2-metilbutadiena) atau mempunyai hubungan struktural
dengan isoprena dikelompokkan dalam golongan terpen. Yang termasuk
terpen antara lain: sitral, pinen, geraniol, kamfer, karoten, vitamin A, fitol
dan skualen.
Sitral, pinen dan geraniol terdapat dalam minyak atsiri. Sitronelal
terdapat dalam minyak sereh. Kamfer terdapat dalam pohon kamfer.
Wortel mengandung banyak karoten pembentuk vitamin A. Fitol adalah
salah satu hasil hidrolisis klorofil. Skualen dapat diperoleh dari minyak
ikan hiu.

Steroid
Senyawa lipid yang mempunyai struktur dasar yang sama dan dapat
dianggap sebagai derivat perhidroksiklopentanofenantrena, yang terdiri
atas 3 cincin sikloheksana terpadu seperti bentuk fenantrena (cincin A, B,

Lipid 11

dan C) dan sebuah cincin siklopentana yang tergabung pada ujung cincin
sikloheksana tersebut (cincin D).

Tata Nama
Untuk memberikan nama kepada steroid digunakan patokan, yaitu
beberapa jenis hidrokarbon yang mempunyai rumus tertentu sebagai
senyawa

asal,

misalnya

etiokolana,

alopregnana,

androstana,

pregnana, estrana.
Posisi ikatan rangkap ditunjukkan dengan tanda segitiga (D)
dengan angka di bagian atasnya yang menyatakan atom karbon yang
menjadi

awal

ikatan

rangkap

tersebut,

misalnya

D5-

androstena berarti ikatan rangkap berawal dari atom karbon nomor 5


dan berakhir pada atom karbon nomor 6.
Tanda (a) dan (b) untuk menyatakan konfigurasi suatu garis
tertentu bila dibandingkan dengan keseluruhan struktur. Pada molekul
testosteron gugus OH pada atom C nomor 17 sama dengan kedua
gugus metil pada atom C nomor 10 dan nomor 13 diberi tanda (b).

Beberapa Jenis Steroid


1 Kolesterol
Dari rumus kolesterol dapat dilihat bahwa gugus hidroksil
yang terdapat pada atom C nomor 3 mempunyai posisi b oleh
karena dihubungkan dengan garis penuh.
Kolesterol dapat larut dalam pelarut lemak, misalnya eter,
kloroform, benzena dan alkohol panas. Adanya kolesterol dapat
ditentukan dengan menggunakan beberapa reaksi berwarna.
Apabila kolesterol dilarutkan dalam kloroform dan larutan ini
dituangkan di atas larutan asam sulfat pekat dengan hati-hati,
maka bagian asam berwarna kekuningan dengan fluoresensi hijau
bila dikenai cahaya. Bagian kloroform akan berwarna biru dan
yang berubah menjadi merah dan ungu. Larutan kolesterol dalam
kloroform bila ditambah anhidrida asam asetat dan asam sulfat
pekat, maka larutan tersebut mula-mula akan berwarna merah,
kemudian biru dan hijau disebut reaksi Lieberman Burchard.

Lipid 12

Warna hijau yang terjadi ini sebanding dengan konsentrasi


kolesterol. Reaksi Lieberman Burchard dapat digunakan untuk
menentukan kolesterol secara kuantitatif. Dalam darah manusia
normal terdapat antara 150-200 miligram taip 100 mL darah.
2

7-Dehidrokolesterol
Senyawa ini terdapat di bawah kulit dan hanya berbeda
sedikit dari kolesterol, yaitu terdapat ikatan rangkap C=C antara
atom C nomor 7 dan nomor 8. Dengan sinar ultraviolet 7Dehidrokolesterol dapat diubah menjadi vitamin D yang sangat
berguna bagi tubuh.

Ergosterol
Sterol ini mempunyai struktur inti sama dengan 7Dehidrokolesterol, tetapi berbeda pada rantai sampingnya.
Ergosterol dapat juga membentuk vitamin D apabila dikenai sinar
ultraviolet. Ergosterol maupun 7-Dehidrokolesterol disebut
provitamin D.

Asam-asam Empedu
Asam-asam empedu yang terdapat dalam cairan empedu
antara lain ialah asam kolat, asam deoksikolat, dan asam litokolat.
Asam deoksikolat bergabung dengan glisin membentuk asam
glikodeoksikolat, sedangkan asam litokolat bergabung dengan
taurin membentuk asam taurolitokolat. Garam-garam empedu ini
berfungsi sebagai emulgator, yaitu suatu zat yang menyebabkan
kestabilan suatu emulsi.

Hormon Kelamin
Testosteron dan androsteron adalah hormon kelamin laki-laki.
Testosteron diperoleh dari ekstrak testes dalam bentuk kristal,
sedangkan androsteron didapati pada urine dan mungkin
merupakan hasil perubahan kimia atau metabolisme testosteron.
Hormon kelamin perempuan ada dua jenis yaitu estrogen dan
progesteron. Estrol, estradiol dan estriol adalah hormon yang

Lipid 13

termasuk estrogen. Pregnandiol adalah hasil metabolisme


progesteron.
8

Lipid Kompleks
Yang termasuk dengan lipid kompleks ialah lipid yang terdapat
dalam alam bergabung dengan senyawa lain, misalnya dengan protein atau
dengan karbohidrat. Gabungan antara lipid dengan protein disebut
lipoprotein. Lipoprotein terdapat dalam plasma darah. Bagian lipid dalam
lipoprotein pada umumnya ialah trigliserida, fosfolipid, atau kolesterol.
Lipoprotein ini biasanya juga digolongkan dalam protein gabungan. Oleh
karena dalam lipid lipoprotein itu berbeda jenis dan kuantitasnya, maka
lipoprotein berbeda pula sifat-sifat fisiknya, misalnya berat jenis, besar
partikel dan muatan listrik. Karena perbedaan sifat fisika ini, beberapa
jenis lipoprotein dapat dipisahkan satu dengan yang lain, misalnya dengan
atau elektroforesis.
Lipopolisakarida ialah gabungan antara lipid dengan polisakarida.
Lipopolisakarida terbentuk dalam dinding sel beberapa jenis bakteri.

2.4.

Metabolisme Lipid
Lipid adalah molekul-molekul biologis yang tidak larut di dalam air tetapi
larut di dalam pelarut-pelarut organik. Lipid juga dikenal oleh masyarakat
awam sebagai minyak (organik, bukan minyak mineral atau minyak bumi),
lemak, dan lilin. Istilah lipid mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon
alifatik nonpolar dan hidrofob yang esensial dalam menyusun struktur dan
menjalankan fungsi sel hidup. Karena nonpolar, lipida tidak larut dalam
pelarut polar, seperti air atau alkohol, tetapi larut dalam pelarut nonpolar,
seperti eter atau kloroform.
Metabolisme merupakan proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup atau sel, metabolisme disebut juga reaksi enzimatis karena
metabolisme terjadi selalu menggunakan katalisator enzim. Oleh karena itu,
metabolisme lipida berarti proses pembakaran lipid atau lemak, ataupun
proses penguraian atau perombakan lemak di dalam tubuh.

Lipid 14

Metabolisme lipid atau lemak dalam tubuh terjadi dalam hati/ hepar.
Dilakukan oleh lipase yang terdapat pada getah usus dan getah pankreas,
dengan pH optimum 7,5 8 lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi
utamanya adalah dari lipid netral, yaitu trigliserid (ester antara gliserol
dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah
asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid.
Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju
hati. Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini.
Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam
air, maka diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan
dilepaskan ke dalam sel epitel usus (enterosit). Di dalam sel ini asam lemak
dan monogliserida segera dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan berkumpul
berbentuk gelembung yang disebut kilomikron. Selanjutnya kilomikron
ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara pada vena kava,
sehingga bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini kemudian
ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa.
Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah
menjadi asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan
gliserol tersebut, dibentuk kembali menjadi simpanan trigliserida. Sewaktuwaktu jika kita membutuhkan energi dari lipid, trigliserida dipecah menjadi
asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk
dioksidasi menjadi energi. Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan
lipolisis. Asam lemak tersebut ditransportasikan oleh albumin ke jaringan
yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak bebas (free fatty
acid/FFA).
Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak
mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi
trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu
tidak tersedia sumber energi dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi.
Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan

Lipid 15

protein, asetil KoA dari jalur ini pun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat
sehingga dihasilkan energi. Di sisi lain, jika kebutuhan energi sudah
mencukupi, asetil KoA dapat mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan
selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida.
Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA
mengalami kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol
mengalami steroidogenesis membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil
oksidasi asam lemak juga berpotensi menghasilkan badan-badan keton (aseto
asetat, hidroksibutirat dan aseton). Proses ini dinamakan ketogenesis. Badanbadan keton dapat menyebabkan gangguan keseimbangan asam-basa yang
dinamakan asidosis metabolik.
Lipid yang terdapat dalam makanan sebagian besar berupa lemak, oleh
karena itu metabolisme yang akan dibahas terutama adalah metabolisme
lemak. Pada umumnya lipid merupakan konduktor panas yang jelek, sehingga
lipid dalam tubuh mempunyai fungsi untuk mencegah terjadinya kehilangan
panas dari tubuh. Makin banyak jumlah lemak, makin baik fungsinya
mempertahankan panas dalam tubuh.
Pada proses oksidasi 1 gram lemak dihasilkan energi sebesar 9 kkal,
sedangkan 1 gram karbohidrat maupun protein hanya menghasilkan 4 kkal.
Selain itu lemak mempunyai fungsi melindungi organ-organ tubuh tertentu
dari kerusakan akibat benturan atau goncangan, sumber energi, dan sebagai
pelarut vitamin A, D, E, K. Lemak juga merupakan salah satu bahan makanan
yang mengandung vitamin A, D, E, dan K.
Metabolisme lipid atau lemak dalam tubuh terjadi dalam hati/hepar. Dalam
darah lemak berbentuk kolesterol, metabolismenya memerlukan uraian yang
sangat panjang. Yang penting untuk diketahui dalam rangka menjaga
kesehatan tubuh adalah kadar kolesterol dalam darah, total kolesterol agar
diusahakan tidak melebihi angka 200. Kadar HDL (disebut kolesterol baik)
agar lebih dari 45 dan LDL (sering disebut kolesterol jahat) tidak melebihi
110.
Lipid 16

Kelebihan kolesterol berpotensi menimbulkan plak di pembuluh darah


koroner pada jantung, sehingga pembuluh akan tersumbat, kemudian sel-sel
jantung bisa mati (iskemia) dan akhirnya penyakit jantung koroner yang bisa
membawa kematian. Ada lemak lain dalam darah yang disebut Trigliserid, ini
sintesa dari molekul glukosa/gliserol yang diikat oleh dua asam lemak. Untuk
menjaga kesehatan, maka kadar trigliserid dalam darah juga agar diusahakan
di bawah 200.
Ada beberapa fungsi Lipida berfungsi yaitu :
a. Sumber Energi
Lemak menghasilkan 9 kkal/gram. Lemak tubuh disimpan sbb : 50% di
subkutan, 45% disekeliling organ dalam rongga perut, 5% di jaringan
intramuskuler.
b. Sumber Asam Lemak Esensial
c. Sumber lemak esensial linoleat dan linolenat.
d. Alat Angkut Vitamin Larut Lemak
Lemak membantu transportasi dan absorbsi vitamin larut lemak
e. Memberi Rasa Kenyang dan Kelezatan
Menghambat sekresi as lambung dan memperlambat pengosongan
lambung sehingga lemak memberi rasa kenyang lebih lama. Lemak juga
memberi kelezatan khusus pada makanan.

f. Sebagai Pelumas

Lipid 17

Lemak merupakan pelumas dan membantu pengeluaran sisa


pencernaan.
g. Memelihara Suhu Tubuh
Lapisan lemak dibawah kulit mengisolasi tubuh dan mencegah
kehilangan panas tubuh secara cepat, jadi lemak berfungsi dalam
memelihara suhu tubuh.
h. Pelindung Organ Tubuh
Melindungi ginjal, jantung dan hati dengan membantu menahan
organ-organ tersebut tetap ditempatnya dan melindungi dari benturan.
Klasifikasi lipida yang penting dalam ilmu gizi adalah:
1. Lipida sederhana
a. Lemak netral : monogliserida, dan trigliserida (ester asam lemak
dengan

gliserol)

b. Ester asam lemak dengan alcohol berberat molekul tinggi (ester


sterol, ester nonsterol, ester vitamin A dan ester vitamin D)
2. Lipida majemuk (Compound lipids)
a. Fosfolipida
b. Lipoprotein
3. Lipida turunan (Derived lipids)
a. Asam lemak
b. Sterol (kolesterol dan ergosterol, hormon steroid, vitamin D dan
garam empedu)

Lipid 18

c. Karotenoid dan vitamin A, vitamin E, vitamin K)


Klasifikasi lipida menurut fungsi biologiknya didalam tubuh adalah:
1. Lemak simpanan (lemak simpanan energi paling utama didalam
tubuh)
2. Lemak struktural yang terutama terdiri atas fosfolipida dan kolesterol.
1) Transpor Lipida
Pada umumnya 2,5 hingga 3 jam setelah orang makan-makanan yang
mengandung banyak lemak, kadar lemak dalam darah akan kembali
normal. Dalam darah lemak diangkut dalam tiga bentuk, yaitu berbentuk
kilomikron, partikel lipoprotein yang sangat kecil, dan bentuk asam lemak
yang terikat dalam albumin. Kilomikron yang menyebabkan darah tampak
keruh, terdiri atas lemak 81-82%, Protein 2%, fosfolipid 7% dan kolesterol
9%. Kekeruhan akan hilang dan darah menjadi jernih kembali apabila
darah telah mengalir melalui beberapa organ tubuh atau jaringan-jaringan,
karena terjadinya proses hidrolisis lemak oleh enzim lipoprotein lipase.
Lipoprotein lipase terdapat dalam sebagian besar jaringan, terdapat dalam
jumlah banyak pada jaringan adipose dan otot jantung. Sebagian besar
lemak yang diabsorbsi diangkut ke hati. Disini lemak diubah menjadi
fosfolipid yang kemudian diangkut ke organ-organ maupun ke jaringanjaringan tubuh. Asam lemak merupakan asam monokarboksilat rantai
panjang.

Adapun

rumus

umum

dari

asam

lemak

adalah:

CH3(CH2)nCOOH atau CnH2n+1-COOH


2) Oksidasi Asam Lemak Jenuh (Saturated fatty acid)
Proses hidrolisis lemak mengalami oksidasi dan menghasilkan asetil
koenzim A yang salah satunya hipotesis yang dapat diterima ialah bahwa
asam lemak terpotong 2 atom karbon setiap kali oksidasi. Oleh karena
oksidasi terjadi pada atom karbon oksidasi. Asam lemak jenuh hanya
memiliki ikatan tunggal diantara atom-atom karbon penyusunnya. Asam
lemak jenuh bersifat lebih labil.

Lipid 19

Dalam makanan yang gurih lezat biasanya terkumpul lemak makanan.


Klasifikasi

lemak

makanan

bermacam-macam.

Bisa

dilihat

dari

sumbernya, yaitu yang berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan. Dapat


juga dibedakan berdasarkan penglihatan, yaitu lemak yang jelas-jelas
terlihat (seperti minyak, mentega) dan yang tidak terlihat (misalnya dalam
susu, telur).
Ada lagi penggolongan lain, yaitu berdasarkan susunan unit-unit atom
karbon. Mungkin di antara kita masih ada yang ingat kalau lemak atau
minyak secara kimiawi tersusun atas unit-unit asam lemak. Suatu lemak
atau minyak tersusun atas macam-macam asam lemak. Jadi, tidak ada yang
tersusun hanya oleh satu macam asam lemak.
Susunan ini yang sangat mempengaruhi sifat dari lemak tersebut.
Sebagai contoh, minyak kelapa lebih banyak mengandung asam lemak
larut, yaitu suatu asam lemak jenuh, minyak kelapa sawit mempunyai
kandungan asam lemak jenuh (palmitat) hampir sama banyaknya dengan
kandungan asam lemak tidak jenuh (oleat). Pada dasarnya ada lemak
jenuh, lemak tidak jenuh tunggal, dan lemak tidak jenuh ganda. Jenuh di
sini artinya seluruh atom karbon sudah berikatan dengan atom hidrogen.
Sebaliknya, tidak jenuh artinya atom karbonnya ada yang memiliki ikatan
rangkap dengan atom karbon di sebelahnya dan masih bisa dijenuhkan
atau diikatkan dengan atom hidrogen.
Lemak jenuh mempunyai sifat yang tidak menyenangkan, yaitu
menyebabkan darah menjadi lengket dengan dinding pembuluh darah,
sehingga darah menjadi mudah menggumpal. Selain itu, lemak jenuh
memudahkan terjadinya pengerasan dinding pembuluh darah. Lemak
jenuh banyak terdapat pada lemak nabati (minyak kelapa), lemak susu
(mentega), lemak daging, dan lain lain.
3) Oksidasi Asam Lemak Tidak Jenuh (Unsaturated fatty acid)

Lipid 20

Oksidasi asam lemak tak jenuh reaksinya sama seperti reaksi oksidasi
asam lemak jenuh. Hanya diperlukan tambahan dua enzim lagi yaitu
isomerase dan reduktase untuk memecah asam-asam lemak tak jenuh.
Tahap pertama oksidasi asam lemak tidak jenuh adalah pembentukan
asilkoenzim A. Selanjutnya molekul asil koenzim A dari asam lemak tidak
jenuh tersebut mengalami pemecahan melalui proses oksidasi seperti
molekul asam lemak jenuh, terbentuk senyawa sis-sis-asil KoA atau transis-asil KoA, yang tergantung pada letak ikatan rangkap pada molekul
tersebut. Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh dari proses
oksidasi ini kan diberikan contoh oksidasi linoleat. Lemak tidak jenuh
tunggal mempunyai sifat netral, tidak terlalu jahat, tetapi juga tidak terlalu
menguntungkan
4) Metabolisme Senyawa Keton
Asetil koenzim A yang dihasilkan oleh reaksi oksidasi asam lemak
dapat ikut dalam siklus asam sitrat apabila penguraian lemak dan
karbohidrat seimbang. Asetil KoA mengalami kolesterogenesis menjadi
kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami steroidogenesis membentuk
steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak juga berpotensi
menghasilkan badan-badan keton (aseto asetat, hidroksibutirat dan aseton).
Proses ini dinamakan ketogenesis. Badan-badan keton dapat menyebabkan
gangguan keseimbangan asam-basa yang dinamakan asidosis metabolik.
Senyawa keton terjadi dari asetil koenzim A apabila penguraian lemak
terdapat dalam keadaan berlebihan. Dalam keadaan normal, jaringan
dalam tubuh menggunakan senyawa keton dengan jumlah yang sama
dengan yang dihasilkan oleh hati. Konsentrasi senyawa keton dalam darah
sangat rendah (kurang dari 1 mg per 100 ml darah) dan kurang dari 0,1
gram yang dikeluarkan bersama urine setiap hari. Pada penderita diabetes
yang parah, konsentrasi senyawa keton dapat mencapai 80 mg per 100 ml
darah. Hal ini disebabkan oleh karena produksi senyawa keton lebih besar
daripada penggunaan. Penimbunan senyawa keton dalam darah disebut

Lipid 21

ketosis dan pengeluaran melalui urine dapat mencapai 100 gram atau lebih
tiap (ketonuria).
5) Sintesis Asam Lemak
Sintesis asam lemak bukan berarti kebalikan dari jalur penguraian
asam lemak, artinya pembentukan asam lemak sebagian besar berlangsung
melalui jalur metabolik lain, walaupun ada sebagian kecil asam lemak
yang dihasilkan melalui kebalikan dari reaksi penguraian asam lemak
dalam mitokondria.
Pada hakikatnya sintesis asam lemak berasal dari asetil KoA. Enzim
yang bekerja sebagai katalis adalah kompleks enzim-enzim yang terdapat
pada sitoplasma, sedangkan enzim pemecah asam lemak terdapat pada
mitokondria. Beberapa ciri penting jalur biosintesis asam lemak adalah :
1. Sintesis berlangsung di luar mitokondria, oksidasi terjadi di dalam
matriks mitokondria.
2. Zat antara pada sintesis asam lemak berikatan kovalen dengan gugus
sulfhidril pada proteinpembawa asil (ACP), sedangkan zat antara
pada pemecahan asam lemak berikatan dengan koenzim A.
3. Enzimenzim pada sintesis asam lemak pada organisme yang lebih
tinggi tergabung dalam suatu rantai polipeptida tunggal, yang disebut
sintase asam lemak. Sebaliknya, enzim-enzim pemecahan tampaknya
tidak saling berikatan.
4. Rantai asam lemak yang sedang tumbuh, diperpanjang dengan cara
penambahan berturutturut unit dua karbon yang berasal dari asetil
KoA. Donor aktif unit dua karbon pada tahap perpanjangan adalah
malonil-ACP. Reaksi perpanjangan dipacu oleh pelepasan CO2.
5. Reduktor pada sintesis asam lemak adalah NADPH, sedangkan
oksidator pada pemecahan asam lemak adalah NAD dan FAD.
6. Perpanjangan rantai oleh kompleks sontase asam lemak terhenti
setelah terbentuknya palmitat (C16).Perpanjangan rantai lebih lanjut
dan penyisipan ikatan rangkap oleh system enzim yang lain.
Lipid 22

Makanan bukan satu-satunya sumber lemak kita. Semua organisme


dapat mensintesis asam lemak sebagai cadangan energi jangka panjang dan
sebagai penyusun struktur membran. Pada manusia, kelebihan asetil KoA
dikonversi menjadi ester asam lemak. Sintesis asam lemak sesuai dengan
degradasinya (oksidasi beta).
Sintesis asam lemak terjadi di dalam sitoplasma. ACP (Acyl Carrier
Protein) digunakan selama sintesis sebagai titik pengikatan. Pengikatan ini
terjadi pada ujung molekul yang mengandung gugus-SH, yaitu gugus
fosfopantoteinat. Gugus ini terdapat pula pada molekul koenzim A. Semua
sintesis terjadi di dalam kompleks multi enzim-fatty acid synthase.
NADPH digunakan untuk sintesis.
2.5.

Proses Transport Lipid dalam Plasma


Pencernaan lemak terjadi didalam usus halus dengan bantuan enzim
hidrolitik, yaitu lipase yang mencerna triasilgliserol dan fosforilase yang
mencerna fosfolipid. Triasilgliserol diperoleh dari makanan, kerja enzim
lipase yang dihasilkan pankreas pada triasilgliserol akan menghasilkan 2monoasilgliserol dan 2 macam asam lemak (Philip et all., 2006).
Kadar lemak dalam darah akan kembali normal setelah 2,5 hingga 3 jam
setelah mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak. Dalam
darah lemak diangkut melalui tiga bentuk yaitu kilomikron, partikel
lipoprotein yang sangat kecil dan bentuk asam lemak yang terikat dalam
albumin. Kilomikron yang menyebabkan darah tampak keruh, terdiri atas 8182% lemak, 2% protein, 7% fosfolipid dan 9% kolesterol. Kekeruhan akan
hilang dan darah akan kembali jernih kembali apabila darah telah mengalir
melalui beberapa organ tubuh atau jaringan-jaringan karena terjadinya proses
hidrolisis lemak oleh enzim lipoprotein lipase(Poedjiadi, 2007).
Kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara pada
vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini kemudian
ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa. Di dalam sel-sel hati dan
jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi asam-asam lemak dan
gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut, dibentuk

Lipid 23

kembali menjadi simpanan trigliserida. Trigliserida dipecah menjadi asam


lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi
menjadi energi. Asam lemak tersebut ditransportasikan oleh albumin ke
jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak bebas (free fatty
acid/FFA). Kilomikron yang telah melewati pembuluh limfe di dada
selanjutnya akan masuk kedalam darah dan membantu pengangkutan bahan
bakar lipid keberbagai jaringan tubuh (Philip et all., 2006).
2.6.

Biosentisit Lipid
Tubuh dapat mensintesis berbagai jenis lipid, kecuali beberapa lipid
tertentu misalnya asam lemak esensial. Tubuh dapat membentuk asam lemak
melalui beberapa cara: 1. Sintesis de novo yaitu pembentukan asam lemak
baru dari senyawa bukan lipid.banyak terdapat dalam jaringan tubuh,
termasuk jaringan hati, ginjal, otak, paru,kelenjar payudara dan adiposa. 2.
Sepanjangan rantai yaitu penambahan satuan-satuan dwi karbon untuk
mengubah asam lemak yang telah ada menjadi asam lemak yang lebih
panjang. 3. Desanturasi yaitu pengadaan ikatan rapat pada gugus radikal
hidrokarbon (gugus alkil) asam lemak. Biosintesis asam lemak sangat
penting, khususnya dalam jaringan hewan, karena mempunyai kemampuan
terbatas untuk menyimpan energi dalam bentuk karbohidrat. Proses ini
dikatalisis oleh asam lemak synthase, suatu multienzim yang berlokasi di
sitoplasma. a. Biosintesis Asam Lemak Jenuh Biosintesis asam lemak jenuh
dimulai dari acetyl-CoA sebagai starter. Acetyl-CoA ini dapat berasal dari
oksidasi asam lemak maupun dari piruvate hasil glikolisis atau degradasi
asam amino melalui reaksi pyruvate dehydrogenase. Acetyl-CoA tersebut
kemudian ditransport dari mitokondria ke sitoplasma melalui sistem citrate
shuttle untuk disintesis menjadi asam lemak.Reduktan NADPH + H + disuplai
dari jalur hexose monophosphate (fosfoglukonat). Pyruvate hasil katabolisme
asam amino atau dari glikolisis glukosa diubah menjadi aecetyl-CoA oleh
sistem pyruvate dehydogenase.Gugus acetyl tersebut keluar matriks
mitokondria sebagai citrate, masuk ke sitosol untuk sintesis asam lemak.
Oxaloacetate direduksi menjadi malate kembali ke matriks mitokondrion dan

Lipid 24

diubah kembali menjadi malate. Malat di sitosol dioksidasi oleh enzim malat
menghasilkan NADPH dan pyruvate.
NADPH digunakan untuk reaksi reduksi dalam biosintesis asam lemak
sedangkan pyrivate kembali ke matriks mitokondrion. Keuntungan tersebut
antara lain: 1. Reaksi-reaksi kompetitif dapat dicegah, 2. Reaksi terjadi dalam
satu garis koordinasi, dan 3. Lebih efisien karena konsentrasi substrat lokal
yang tinggi, kehilangan karena difusi rendah. Enzim kompleks asam lemak
synthase bekerja dalam bentuk dimer. Tiap monomernya secara kovalen dapat
mengikat substrat sebagai tioester pada bagian gugus SH. b. Biosintesis
Asam Lemak Tak Jenuh (Asam monoenoat) Biosintesis asam lemak tak jenuh
yang mempunyai ikatan rangkap tunggal (asam monoenoat) dalam jaringan
hewan dan tumbuhan berbeda. Dalam jaringan hewan asam palmitat dan
asam stearat digunakan sebagau precursor untuk biosintesis asam lemak tak
jenuh terutama, asam palmitoleat.
2.7.

Metabolisme dan Mobilisasi Lemak dan Jaringan Lemak


Mobilisasi lemak dari jaringan adiposa dikontrol oleh katekolamin dan
insulin. Katekolamin menstimulasi penguraian lemak melalui jalur Badrenergik dan menghambat penguraian lemak melalui jalur a2- adrenergik.
Insulin bersifat menghambat penguraian lemak dari jaringan adiposa.
Meningkatnya jumlah hormon pertumbuhan (GH) menginduksi kenaikan
konsentrasi asam lemak bebas dan gliserol. Mobilisasi lemak dipengaruhi
kinerja 2 enzim pokok: hormon sensitif lipase (HSL) dan lipoprotein lipase
(LPL).

2.8.

Metabolisme Lipoprotein Plasma


Ekstraksi senyawa lipid plasma dengan pelarut lipid menjadi berbagai
kelompok lipid akan memperlihatkan keberadaan triasigliserol, fosfolipid
kolestrol dan ester kolestrol. Di samping itu terlihat pula adanya fraksi asam
lemak rantai panjang.Fraksi ini yaitu asam lemak bebas (FFA) dan dikenal
sebagai lipid plasma. Ada 4 kelompok utama lipoprotein plasma yang sudah
dikenal diantaranya: kilomikron mengangkut lipid yang terbentuk dari
pencernaan dan penyerapan, lipoprotein dengan densitas yang sangat rendah
(VLDL: very low density lipoprotein) mengangkut trigliserol dari hati.

Lipid 25

Lipoprotein densitas-rendah ( LDL : low density lipoprotein) juga merupakan


lipoprotein yang kaya akan kolesterol serta terbentuk dari metabolisme VLDL
dan lipoprotein densitas-tinggi (HDL: hight density lipoprotein ) juga
merupakan lipoprotein yang kaya akan kolesterol tetapi terlibat di dalam
pengeluaran dari jaringan serta pada metabolisme jenis lipoprotein lainnya.
Kilomikron dan VLDL pertama-tama di metabolisasi melalui hidrolisis
dengan enzim lipoprotein lipase di dalam jaringan ekstrahepatik. Sebagian
besar triasilgliserol dikeluarkan dan lipoprotein-sisa tertinggal di dalam
sirkulasi. Sisa ini akan diambil ke dalam hati oleh endositosis yang diperantai
sebagai reseptor, tetapi sebagian sisa lainnya yang terbentuk dari VLDL
menjadi LDL dan akhirnya diambil oleh hati serta jaringan lain lewat reseptor
LDL.
2.9.

Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme Lipid


1. Wolman
Penyakit Wolman adalah gangguan yang dihasilkan ketika jenis
spesifik pada kolesterol dan gliserida menumpuk di jaringan, gangguan
ini disebabkan pembesaran limpa dan hati. Penyimpanan kalsium pada
kelenjar adrenalin membuat mereka lebih keras, dan diare lemak
(steatorrhea) juga terjadi. Bayi dengan penyakit Wolman biasanya
meninggal dalam usia 6 bulan.
2. Cerebrotendinous xanthomatosis
Cerebrotendinous xanthomatosis terjadi ketika cholestanol, produk
pada metabolisme kolesterol, menumpuk pada jaringan.
3. Sitosterolemia
Pada sitosterolemia, lemak dari buah-buahan dan sayuran
menumpuk di darah dan jaringan. Pembentukan lemak menyebabkan
atherosclerosis, sel darah merah yang tidak normal, dan penyimpanan
lemak pada tendon (xanthom).
4. Gauchers
Pada penyakit gaucher, glucocerebroside, yang menghasilkan
metabolisme lemak, menumpuk di jaringan. Penyakit gaucher adalah
lipidosis yang paling sering terjadi. Penyakit tersebut paling umum pada
orang-orang yahudi Ashkenazi (eropa timur). Penyakit gaucher
menyebabkan pembesaran hati dan limpa dan pewarnaan coklat pada

Lipid 26

kulit. Penumpukan glucocerebroside pada mata menyebabkan bercak


kuning yang disebut pingueculae akan terlihat. Penumpukan pada tulang
rawan bisa menyebabkan nyeri dan menghancurkan tulang.
5. Refsun
Pada penyakit Refsun, asam phytanic, yang menghasilkan
metabolisme lemak, menumpuk di jaringan. Pembentukan asam phytanic
menyebabkan kerusakan syaraf dan retina, gerakan kejang, dan
perubahan pada tulang dan kulit. Pengobatan meliputi menghindari
makan buah-buahan hijau dan sayuran yang mengandung klorofil.
Plasmapheresis, dimana asam phytanic diangkat dari darah, kemungkinan
sangat membantu.
6. Tay-Sachs
Pada penyakit

tay-sach,

ganglioside,

yang

menghasilkan

metabolisme lemak, menumpuk pada jaringan. Penyakit tersebut paling


sering terjadi pada yahudi di eropa timur. Pada usia yang sangat dini,
anak dengan penyakit ini menjadi semakin lambat dan tampak
mengalami sifat otot yang terkulai. Terbentuk kejang diikuti kelumpuhan,
dementia, dan kebutaan.
7. Niemann-Pick
Pada penyakit Niemann-Pick,

kekurangan

enzim

khusus

mengakibatkan penumpukan sphingomyelin (produk metabolisme lemak)


atau kolesterol. Penyakit Niemann-Pick mempunyai beberapa bentuk,
tergantung pada beratnya enzim yang berkurang dan dengan demikian
penumpukan sphingomyelin atau kolesterol. Bentuk yang paling berat
cenderung terjadi pada orang yahudi. Bentuk yang lebih ringan terjadi
pada semua kelompok etnis.
8. Fabry
Pada penyakit Fabry,

glycolipid,

yang

merupakan

hasil

metabolisme lemak, menumpuk pada jaringan. Karena gen tidak


sempurna untuk gangguan langka ini dibawa pada kromosom X, penyakit
full-blown terjadi hanya pada pria. Penumpukan glycolipid menyebabkan
pertumbuhan pada kulit yang tidak bersifat kanker (angiokeratomas)
untuk terbentuk di sepanjang bagian bawah tubuh.
2.10. Implementasi Lipid
a Waxes

Lipid 27

Waxes (malam) adalah ester dari asam lemak dan alkohol


monohidrat bermolekul tinggi. Seperti lemak, waxes di alam ditemukan
dalam bentuk campuran dari ester yang berbeda dan bersifat padat pada
suhu kamar. Waxes tersebar luas baik dalam tubuh hewan maupun
tanaman, dan berperan sebagai pelindung. Contoh, waxes terdapat dalam
kutikula daun dan buah yang berfungsi meminimumkan kehilangan air
karena transpirasi. Sedangkan pada hewan, wool dan bulu selalu
dilindungi oleh zat alami hidrofobik yang mengandung wax untuk
melawan air. Diantara waxes hewan yang diketahui adalah lanolin
(ditemukan dalam wool), beeswax (sekresi insekta/ lebah) spermaceti
dari sperma ternak, khususnya unggas dan monogastik paus. Malam
sering digunakan juga sebagai lapisan pelindung untuk kulit, rambut dan
lain-lain.
b

Pakan hewan ternak


Ekstrak lipid Spirulina platensis meningkatkan konsentrasi high
density lipoprotein (HDL) pada plasma darah kelinci yang diberi pakan
kolesterol sebesar 28 mg/dl menjadi 66 mg/dl. Ekstrak lipid tersebut
menganung asam y-linolenat paling tinggi 0,49 % dibandingkan asam
lemak lain, seperti asam palmitat, stearat dan oleat. Ternak sapi yang
diberi tambahan pakan alga laut Schizochytrium sp. menghasilkan asam

lemak omega 3 dokosaheksanoat pada susu sapi.


Lipid pada Khamir
Khamir merupakan salah satu mikroorganisme yang dapat
mengakumulasi lipid di dalam sel (Ratledge 1991: 434). Kelompok
khamir yang dapat mengakumulasi lipid lebih dari 20% disebut khamir
oleaginous (Ratledge & Tan 1990: 224). Beberapa genus khamir dapat
mengakumulasi lipid 20 70% dari berat biomassa kering, antara lain
genus Candida, Cryptococcus, Lipomiyces, Rhodosporodium, dan
Rhodotorula. Khamir Rhodotorula sp., L. starkey dan Cr. curvatus
diketahui dapat mengakumulasi lipid antara 40% hingga 70%.

Lipid 28

BAB III
PENUTUP
3.1.

Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah:
1. Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi
sejumlah senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut
dalam pelarut-pelarut organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air.
2. Jenis dan sumber Lipid Yaitu asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh
tunggal dan asam lemak tak jenuh poli.
3. Fungi utama lipid yaitu sebagai penghasil energi, pembangun/pembentuk
susunan tubuh, pelindung kehilangan panas tubuh, penghasil asam lemak
essensial dan sebagai pelarut vitamin A,D,E, dan K. Sedangkan, untuk
sifat-sifat fisika Lipid yaitu tidak berwarna, tidak berbau dan tidak ada
rasa, berat jenis lebih besar dari air, tidak mudah larut dalam air, untuk
ekstraksi minyak eteris pada pembuatan parfum. Sedangkan sifat
kimianya adalah dapat terjadi rancidity (tengik); dihidrolisa oleh

3.2.

pemanasan tinggi; hidrogensi minyak; transesterifikasi


Saran

Lipid 29

Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca dapat mengetahui


lebih banyak lagi tentang Lipid guna menambah wawasan untuk
pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Fried, George. H. Hademenos. George H. Schaums Outline of Teori dan Soalsoal Biologi. Erlangga: Jakarta.
Kimball, John W. 1990. Biologi Jilid 1 edisi kelima. Erlangga: Jakarta
Martin, D.W. Mayes, P. A. Herpers Review of Biochemistry 18th edition.
Philip, W.K. and Gregory, B. R. 2006. Schaums Easy Outlines Biokimia. Penerbit
Erlangga: Jakarta.
Poedjiadi, A. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Penerbit Universitas Indonesia Press:
Jakarta
Dianti, Sri. http://www.sridianti.com/struktur-fungsi-lipid.html Diakses pada
tanggal 5 Januari 2016 pukul 19.28

Lipid 30

Anda mungkin juga menyukai