PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Lipid merupakan salah satu kelompok senyawa organic yang terdapat
dalam tumbuhan, hewan, atau manusia dan yang sangat berguna bagi
kehidupan manusia. Lipida (dari kata Yunani, Lipos, lemak) dikenal oleh
masyarakat awam sebagai minyak (organik, bukan minyak mineral atau
minyak bumi), lemak, dan lilin. Lemak merupakan nutrisi yang penting
kepada tubuh manusia. Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga tubuh.
Untuk mendukung metabolisme kehidupan mahluk hidup di bumi, maka
banyak hal yang penting untuk diperoleh guna mempertahankan kehidupan
dan berkembang biak sebanyak mungkin salah satu ciri mahluk hidup.
Salah satunya adalah zat zat atau molekul yang berperan langsung terhadap
proses metabolisme. Banyak zat zat yang bisa diperoleh baik dari dalam
tubuh maupun dari luar tubuh manusia lemak. Lemak merupakan nutrisi
yang penting kepada tubuh manusia. Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga
tubuh. Nomenklatur lainnya penting kepada bayi dan kanak-kanak di mana
lemak memberi bekal dalam bentuk kalori untuk menghasilkan tenaga serta
berfungsi
di
dalam
keseimbangan
cairan
tubuh,
tekanan
osmotik,
Lipid 1
Contohnya benzena, eter, dan kloroform. Suatu lipid suatu lipid tersusun
atas asam lemak dan gliserol. Berbagai kelas lipid dihubungkan satu sama
lain berdasarkan komponen dasarnya, sumber penghasilnya, kandungan
asam lemaknya, maupun sifat-sifat kimianya. Kebanyakan lipid ditemukan
dalam kombinasi dengan senyawa sederhana lainnya (seperti ester lilin,
trigliserida, steril ester dan fosfolipid), kombinasi dengan karbohidrat
(glikolipid), kombinasi dengan protein (lipoprotein). lipid yang sangat
bervariasi struktur dan fungsinya, mulai dari volatile sex pheromones sampai
ke karet alam. Berdasarkan komponen dasarnya, lipid terbagi ke dalam Lipid
sederhana (simple lipid), Lipid Majemuk (Compound Lipid), dan Lipid
Turunan (Derived lipid).
Berdasarkan sumbernya, Lipid dikelompokkan sebagai Lemak Hewan,
Lemak Susu, Minyak Ikan, dll. Klasifikasi Lipid kedalam Lipid Majemuk
karena lipid tersebut mengandung asam lemak yang dapat disabunkan,
sedangkan lipid sederhana tidak mengandung asam lemak dan tidak dapat
disabunkan. Lipid seperti Lililn (wax), lemak, minyak, dan fosfolipid adalah
ester yang jika dihidrolisis dapat menghasilkan asam lemak dan senyawa
lainnya termasuk alkohol. Steroid tidak mengandung asam lemak dan tidak
dapat dihidrolisis. Lipid berperan penting dalam komponen struktur membran
sel. Lemak dan minyak dalam bentuk trigliserol sebagai sumber penyimpan
energi, lapisan pelindung, dan insulator organ-organ tubuh beberapa jenis
lipid berfungsi sebagai sinyal kimia, pigmen, juga sebagai vitamin, dan
hormon. Fosofolipida memiliki seperti trigliserida. Bedanya, pada fofolipida
satu asam lemaknya digantikan oleh gugus fosfat yang memiliki gugus
alkohol yang mengandung nitrogen, contohnya fofatidiletanolamin (Sefalin),
fosfatidilkolin (lesitin), dan fsfatidilserin. Sebagian besar lemak dan minyak
di alam terdiri atas 98-99% trigliserida. Trigliserida adalah suatu ester
gliserol. Trigliserida terbentuk dari 3 asam lemak dan gliserol. Apabila
terdapat satu asam lemak dalam ikatan dengan gliserol dinamakan
monogliserida.
2.
3.
4.
1.3.
1.4.
1. Sebagai bahan bacaan dan referensi bahan mata kuliah untuk mahasiswa,
dosen serta masyarakat tentang Lipid.
2. Sebagai bahan informasi bagi pembaca yang ingin mengetahui lebih dalam
tentang Lipid serta penggolongannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Definisi Lipid
Lipid adalah biomolekul yang tidak larut di dalam air, karena lipid
umumnya merupakan molekul yang memilikigugs non polar, sedangkan air
merupakan molekul yang memiliki gugus polar. Lipid dapat larut dalam
Lipid 3
pelarut organik non polar seperti benzena, eter, heksena, dan metanol. Lipid
dapat dikelompokkan berdasarkan struktur dan karakteristiknya non polar
menjadi lemak (fat), lilin, fosfolipid, sfingolipid, glikolipid, eikosanoat,
steroid, lipoprotein, dan vitamin yang larut dalam lemak. Beberapa jenis lipid
memiliki gugus polar dan non polar, sehingga bersifat amfipatik yang akan
membentuk misel di dalam air.
Lipid didefinisikan sebagai senyawa berbasis asam lemak atau molekul
yang mirip asam lemak. Asam lemak merupakan komponen penting lipid.
Struktur kimia dan sifat fisik asam lemak merupakan dasar untuk memahami
sifat fisik dan kimia lipid.
Lipid ialah sekelompok senyawa heterogen, meliputi lemak minyak,
steroid, malam (wax), dan senyawa terkait, yang berkaitan lebih karena sifat
fisiknya daripada sifat kimianya. Lipid bersifat amfifilik, yaitu lipid mampu
membentuk struktur seperti vesikel, liposom, atau membran lain dalam
lingkungan basah. (Martin, D.W. 18th edition).
Lipid merupakan zat zat gizi yang memiliki fungsi fungsi biologis
untuk membantu metabolisme tubuh. Lipid (Minyak atau Lemak) merupakan
komponen bahan makanan yang penting. Istilah minyak atau lemak
sebenarnya tergantung apakah pada suhu kamar bahan tersebut dalam
keadaan cair atau padat. Bila pada suhu kamar dalam keadaan cair, maka
disebut minyak, sebaliknya bila dalam keadaan padat disebut lemak
Sifat-sifat umum lipid :
1 Tidak larut dalam air
2 Larut dalam pelarut non polar mis : eter, kloroform dan benzena
2.2.
Struktur
Lipid tidak memiliki struktur umum tunggal. Lipid yang paling sering
terjadi adalah trigliserida dan fosfolipid. Trigliserida adalah lemak dan
minyak. Trigliserida memiliki tulang punggung gliserol terikat tiga asam
lemak. Jika tiga lemak yang serupa maka trigliserida ini dikenal sebagai
trigliserida sederhana. Jika asam lemak tidak sama maka asam lemak yang
dikenal sebagai trigliserida campuran. Lipid yang sangat beragam di kedua
struktur masing-masing dan fungsi. Senyawa ini beragam membentuk
keluarga lipid begitu dikelompokkan karena mereka tidak larut dalam air.
Lipid 4
Namun mereka larut dalam pelarut organik lainnya seperti eter, aseton dan
lipid lainnya. Kelompok lipid utama meliputi lemak, fosfolipid, steroid dan
lilin. (http://www.sridianti.com/struktur-fungsi-lipid.html)
2.3.
Penggolongan
Senyawa-senyawa yang termasuk Lipid ini dapat dibagi dalam beberapa
gologan. Ada beberapa cara penggolongan yang dikenal. Bloor membagi
Lipid dalam tiga golongan besar yakni: (1) lipid sederhana, yaitu ester asam
lemak denngan berbagai alkohol, contohnya lemak atau gliserida dan lilin
(waxes); (2) lipid gabungan, yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus
tambahan, contohnya fofolipid, serebrosida; (3) derivat lipid, yaitu senyawa
yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, contohnya asam lemak, gliserol,
dan sterol. Disamping itu berdasarkan sifat kimia yang penting, lipid dibagi
dalam dua golongan yang besar, yakni lipid yang dapat disabunkan, yakni
dapat dihidrolisis dengan basa, contohnya lemak, dan lipid yang tidak dapat
disabunkan, contohnya steroid.
Lipid dibagi dalam beberapa golongan berdasarkan kemiripan struktur
kimianya, yaitu (1) asam lemak; (2) lemak; (3) lilin; (4) fosfolipid; (5)
sfingolipid; (6) terpen; (7) steroid; (8) lipid kompleks.
Dalam uraian berikut akan dibahas masing-masing golongan tersebut.
Asam Lemak
Asam lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai ester
trigliserida atau lemak, baik yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam
ini adalah asam karboksilat yang mempunyai rantai karbon panjang sengan
rumus umum:
O
R C OH
Lipid 5
Dimana R adalah rantai karbon yang jenuh atau yang tidak jenuh dan
terdiri atas 4 sampai 24 buah atom karbon. Rantai karbon yang jenuh ialah
rantai karbon yang tidak mengandung ikatan rangkap, sedangkan yang
mengandung ikatan rangkap disebut rantai karbon tak jenuh. Pada
umumnya asam lemak mempunyai jumlah aton karbon genap. Beberapa
asam lemak yang umum terdapat sebagai ester dalam tumbuhan atau
hewan tertera pada tabel berikut.
Nama
Asam Lemak Jenuh
Asam Butirat
Asam Kaproat
Asam Palmitat
Asam Stearat
Asam Lemak Tak Jenuh
Asam Oleat
Asma Linoleat
Asam Linolenat
Rumus
C3H7COOH
C5H11COOH
C15H31COOH
C17H35COOH
-7,9
-1,5 sampai -2,0
64
69,4
C17H33COOH
C17H31COOH
14
-11
Cair pada suhu sangat
C17H29COOH
rendah
a. Sifat Fisika
Dari tabel tersebut tampak bahwa asam lemak jenuh yang
mempunyai rantai karbon pendek, yaitu asam butirat dan kaproat
mempunyai titik lebuh yang rendah. Ini berarti bahwa kedua asam
tersebut berupa zat cair pada suhu kamar. Makinpanjang rantai karbon,
makin tinggi titik leburnya. Asam palmitat dan stearat berupa zat padat
pada suhu kamar.
Apabila dibandingkan dengan asam lemak jenuh, asam lemak tidak
jenuh mempunyai titik lebur lebih rendah. Asam oleat mempunyai
rantai karbon sama panjang dengan asam stearat, akan tetapi suhu
kamar asam oleat berupa zat cair. Di samping itu makin banyak jumlah
ikatan rangkap, makin rendah titik leburnya. Hal ini tamapak pada titik
lebur asam linoleat yang lebih rendah dari titik lebur asam oleat.
Asam butirat larut dalam air. Kelarutan asam lemak dalam air
berkurang dengan bertambah panjangnya rantai karbon. Asam kaproat
larut sedikit dalam air, sedangkan asam palmitat, stearat, oleat dan
Lipid 6
linoleat tidak larut dalam air. Asam linoleat mepunyai kelarutan dalam
air sangat kecil. Umumnya asam lemak larut dalam eter atau alkohol
panas.
a. Sifat Kimia
Asam lemak adalah asam lemah. Apabila dapat larut dalam air
molekul asam lemak akan terionisasi sebagian dan melepaskan ion H+.
dalam hal ini pH larutan tergantung pada konstanta keasaman dan
derajat ionisasi masing-masing asam lemak. Rumus pH untuk asam
lemah pada umumnya telah dikemukakan oleh Henderson Haasselbach.
Garam natrium atau kalium yang dihasilkan oleh asam lemak dapat
larut dalam air dan dikenal sebagai sabun. Sabun kalium disebut sabun
lunak dan digunakan sebagai sabun bayi. Asam lemak yang digunakan
untuk sabun umumnya adalah asam palmitat atau stearat. Dalam
industri, sabun tidak dibuat dari asam lemak tetapi langsung dari
minyak yang berasal dari tumbuhan. Minyak adalah ester asam lemak
tidak jenuh dengan gliserol. Melalui proses hidrogenasi dengan bantuan
katalis logan Pt atau Ni, asam lemak tidak jenuh diubah menjadi asam
lemak jenuh, dan melalui proses penyabunan dengan basa NaOH atau
KOH akan terbentuk sabun dan gliserol.
Molekul sabun terdiri atas rantai hidrokarbon dengan gugus COOpada ujungnya. Bagian hidrokarbon bersifat hidrofob artinya tidak suka
pada air atau tidak mudah larut dalam air, sedangkan gugus COObersifat hidrofil, artinya suka akan air, jadi dapat larut dalam air. Oleh
karena adanya dua bagian itu, molekul sabun tidak sepenuhnya larut
dalam air, tetapi membentuk misel, yaitu sekumpulan rantai karbon
dengan ujung yang bersifat hidrofil dibagian luar.
Sabun digunakan sebagai bahan pembersih kotoran, terutama
kotoran yang bersifat seperti lemak atau minyak sabun karena dapat
mengemulsikan lemak atau minyak. Jadi sabun dapat berfungsi sebagai
emulgator. Pada proses pembentukan emulsi ini, bagian hidrofob
molekul sabun massuk ke dalam lemak, sedangkan ujung yang
bermuatan negatif ada dibagian luar.
Asam lemak tidak jenuh mudah mengadakan reaksi pada ikatan
rangkapnya. Dengan gas hidrogen dan katalis Ni dapat terjadi reaksi
Lipid 7
Lemak
Yang dimaksud dengan lemak di sini ialah suatu ester asam lemak
dengan gliserol. Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas
tiga atom karbon. Pada lemak, satu molekul gliserol mengikat tiga
molekul asam lemak, oleh karena itu lemak adalah suatu trigliserida.
Salah satu senyawa organic golongan ester yang banyak terdapat dalam
tumbuhan, hewan, atau manusia dan sangat berguna bagi kehidupan
manusia adalah lemak (Fat). Contoh lemak adalah wax (lilin) yang
dihasilkan lebah (gambar disamping). Lemak pada tubuh manusia
terutama terdapat pada jaringan bawah kulit di sekitar perut, jaringan
lemak sekitar ginjal yang mencapai 90%, sedangkan pada jaringan otak
sekitar 7,5 sampai 70%. Lemak yang pada suhu kamar berbentuk cair
disebut minyak, sedangkan istilah lemak biasanya digunakan untuk yang
berwujud padat. Lemak umumnya bersumber dari hewan, sedangkan
minyak dari tumbuhan. Beberapa contoh lemak dan minyak adalah lemak
sapi, minyak kelapa, minyak jagung, dan minyak ikan.
a Sifat Fisika
Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat,
Lipid 8
hidrolisis
Bilangan
berguna
untuk
penyabunan
menentukan
adalah
bilangan
bilangan
yang
Halogenasi
Asam lemak tak jenuh, baik bebas maupun terikat sebagai ester
dalam lemak atau minyak mengadisi halogen (I 2 tau Br2) pada
ikatan rangkapnya. Karena derajat absorpsi lemak atau minyak
sebanding dengan banyaknya ikatan rangkap pada asam lemaknya,
maka jumlah halogen yang dapat bereaksi dengan lemak
dipergunakan untuk menentukan derajat ketidakjenuhan. Untuk
menentukan derajat ketidakjenuhan asam lemak yang terkandung
dalam lemak, diukur dengan bilangan yodium. Bilangan yodium
adalah bilangan yang menyatakan banyaknya gram yodium yang
dapat bereaksi dengan 100 gram lemak. Yodium dapat bereaksi
dengan ikatan rangkap dalam asam lemak. Tiap molekul yodium
mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh karena
Lipid 9
itu makin banyak ikatan rangkap, maka makin besar pula bilangan
yodium.
3
Lilin
Yang dimaksud dengan lilin (wax) ialah ester asam lemak dengan
monohidroksi alkohol yang mempunyai rantai karbon panjang, antara 14
sampai 34 atom karbon. Contoh alkohol panjang adalah setilalkohol dan
mirisilalkohol.
CH3 (CH2)14 CH2OH
Setilakohol
Lilin dapat diperoleh antara lain dari lebah madu dan dari ikan paus
atau lumba-lumba. Lilin berfungsi sebagai: lapisan pelindung terhadap air,
penahan air pada binatang. Lilin tidak mudah terhidrolisis seperti lemak
dan tidak dapat diuraikan oleh enzim yang menguraikan lemak. Lilin tidak
larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut lemak.
Fosfolipid
Fosfolipid atau fosfatidat ialah suatu gliserida yang mengandung
fosfor dalam bentuk ester asam fosfat. Gugus yang diikat oleh asam
fosfatidat ini antara lain kolin, etanolamina, serin dan inositol. Senyawa
yang termasuk fosfolipid ini ialah fosfatidilkolin, fosfatifiletanolamina,
fosfatifilserin, dan fosfatidilinositol.
a
Sifat
Lesitin berupa zat padat lunak seperti lilin, berwarna putih dan dapat
diubah menjadi coklat bila kena cahaya dan bersifat higroskopik dan
bila dicampur dengan air membentuk larutan koloid, larut dalam
semua pelarut lemak kecuali aseton, dikocok dengan asam sulfat akan
terjadi asam fosfatidat dan kolin, apabila dipanaskan dengan basa atau
asam akan menghasilkan asam lemak, kolin, gliserol dan asam fosfat.
Hidrolisis juga dapat terjadi dengan bantuan enzim lesitinase.
Sefalin adalah fosfogliserida yang tidak larut dalam aseton dan
alkohol. Yang termasuk sefalin ialah fosfatidiletanolamina dan
Lipid 10
fosfatidilserin.
Fosfatidiletanolamina
dan
fosfatidilserin
dapat
Sfingolipid
Merupakan senyawa derivat sfingosin atau mempunyai struktur yang
mirip. Seramida adalah derivat sfingosin yang mengandung gugus asil dari
asam lemak. Gugus ini terikat pada gugus amino dalam bentuk amida.
Sfingomielin adalah kelompok senyawa sfingolipid yang mengandung
fosfat. Golongan sfingolipid yang mengandung karbohidrat disebut
glikolipid.
Senyawa yang termasuk golongan ini dapat dipandang sebagai
derivate sfingosin atau mempunyai struktur yang mirip, misalnya
dihidrosfingosin.
Terpen
Senyawa yang molekulnya dapat dianggap terdiri atas beberapa
molekul isoprena (2-metilbutadiena) atau mempunyai hubungan struktural
dengan isoprena dikelompokkan dalam golongan terpen. Yang termasuk
terpen antara lain: sitral, pinen, geraniol, kamfer, karoten, vitamin A, fitol
dan skualen.
Sitral, pinen dan geraniol terdapat dalam minyak atsiri. Sitronelal
terdapat dalam minyak sereh. Kamfer terdapat dalam pohon kamfer.
Wortel mengandung banyak karoten pembentuk vitamin A. Fitol adalah
salah satu hasil hidrolisis klorofil. Skualen dapat diperoleh dari minyak
ikan hiu.
Steroid
Senyawa lipid yang mempunyai struktur dasar yang sama dan dapat
dianggap sebagai derivat perhidroksiklopentanofenantrena, yang terdiri
atas 3 cincin sikloheksana terpadu seperti bentuk fenantrena (cincin A, B,
Lipid 11
dan C) dan sebuah cincin siklopentana yang tergabung pada ujung cincin
sikloheksana tersebut (cincin D).
Tata Nama
Untuk memberikan nama kepada steroid digunakan patokan, yaitu
beberapa jenis hidrokarbon yang mempunyai rumus tertentu sebagai
senyawa
asal,
misalnya
etiokolana,
alopregnana,
androstana,
pregnana, estrana.
Posisi ikatan rangkap ditunjukkan dengan tanda segitiga (D)
dengan angka di bagian atasnya yang menyatakan atom karbon yang
menjadi
awal
ikatan
rangkap
tersebut,
misalnya
D5-
Lipid 12
7-Dehidrokolesterol
Senyawa ini terdapat di bawah kulit dan hanya berbeda
sedikit dari kolesterol, yaitu terdapat ikatan rangkap C=C antara
atom C nomor 7 dan nomor 8. Dengan sinar ultraviolet 7Dehidrokolesterol dapat diubah menjadi vitamin D yang sangat
berguna bagi tubuh.
Ergosterol
Sterol ini mempunyai struktur inti sama dengan 7Dehidrokolesterol, tetapi berbeda pada rantai sampingnya.
Ergosterol dapat juga membentuk vitamin D apabila dikenai sinar
ultraviolet. Ergosterol maupun 7-Dehidrokolesterol disebut
provitamin D.
Asam-asam Empedu
Asam-asam empedu yang terdapat dalam cairan empedu
antara lain ialah asam kolat, asam deoksikolat, dan asam litokolat.
Asam deoksikolat bergabung dengan glisin membentuk asam
glikodeoksikolat, sedangkan asam litokolat bergabung dengan
taurin membentuk asam taurolitokolat. Garam-garam empedu ini
berfungsi sebagai emulgator, yaitu suatu zat yang menyebabkan
kestabilan suatu emulsi.
Hormon Kelamin
Testosteron dan androsteron adalah hormon kelamin laki-laki.
Testosteron diperoleh dari ekstrak testes dalam bentuk kristal,
sedangkan androsteron didapati pada urine dan mungkin
merupakan hasil perubahan kimia atau metabolisme testosteron.
Hormon kelamin perempuan ada dua jenis yaitu estrogen dan
progesteron. Estrol, estradiol dan estriol adalah hormon yang
Lipid 13
Lipid Kompleks
Yang termasuk dengan lipid kompleks ialah lipid yang terdapat
dalam alam bergabung dengan senyawa lain, misalnya dengan protein atau
dengan karbohidrat. Gabungan antara lipid dengan protein disebut
lipoprotein. Lipoprotein terdapat dalam plasma darah. Bagian lipid dalam
lipoprotein pada umumnya ialah trigliserida, fosfolipid, atau kolesterol.
Lipoprotein ini biasanya juga digolongkan dalam protein gabungan. Oleh
karena dalam lipid lipoprotein itu berbeda jenis dan kuantitasnya, maka
lipoprotein berbeda pula sifat-sifat fisiknya, misalnya berat jenis, besar
partikel dan muatan listrik. Karena perbedaan sifat fisika ini, beberapa
jenis lipoprotein dapat dipisahkan satu dengan yang lain, misalnya dengan
atau elektroforesis.
Lipopolisakarida ialah gabungan antara lipid dengan polisakarida.
Lipopolisakarida terbentuk dalam dinding sel beberapa jenis bakteri.
2.4.
Metabolisme Lipid
Lipid adalah molekul-molekul biologis yang tidak larut di dalam air tetapi
larut di dalam pelarut-pelarut organik. Lipid juga dikenal oleh masyarakat
awam sebagai minyak (organik, bukan minyak mineral atau minyak bumi),
lemak, dan lilin. Istilah lipid mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon
alifatik nonpolar dan hidrofob yang esensial dalam menyusun struktur dan
menjalankan fungsi sel hidup. Karena nonpolar, lipida tidak larut dalam
pelarut polar, seperti air atau alkohol, tetapi larut dalam pelarut nonpolar,
seperti eter atau kloroform.
Metabolisme merupakan proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup atau sel, metabolisme disebut juga reaksi enzimatis karena
metabolisme terjadi selalu menggunakan katalisator enzim. Oleh karena itu,
metabolisme lipida berarti proses pembakaran lipid atau lemak, ataupun
proses penguraian atau perombakan lemak di dalam tubuh.
Lipid 14
Metabolisme lipid atau lemak dalam tubuh terjadi dalam hati/ hepar.
Dilakukan oleh lipase yang terdapat pada getah usus dan getah pankreas,
dengan pH optimum 7,5 8 lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi
utamanya adalah dari lipid netral, yaitu trigliserid (ester antara gliserol
dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah
asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid.
Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju
hati. Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini.
Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam
air, maka diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan
dilepaskan ke dalam sel epitel usus (enterosit). Di dalam sel ini asam lemak
dan monogliserida segera dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan berkumpul
berbentuk gelembung yang disebut kilomikron. Selanjutnya kilomikron
ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara pada vena kava,
sehingga bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini kemudian
ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa.
Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah
menjadi asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan
gliserol tersebut, dibentuk kembali menjadi simpanan trigliserida. Sewaktuwaktu jika kita membutuhkan energi dari lipid, trigliserida dipecah menjadi
asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk
dioksidasi menjadi energi. Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan
lipolisis. Asam lemak tersebut ditransportasikan oleh albumin ke jaringan
yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak bebas (free fatty
acid/FFA).
Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak
mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi
trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu
tidak tersedia sumber energi dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi.
Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan
Lipid 15
protein, asetil KoA dari jalur ini pun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat
sehingga dihasilkan energi. Di sisi lain, jika kebutuhan energi sudah
mencukupi, asetil KoA dapat mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan
selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida.
Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA
mengalami kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol
mengalami steroidogenesis membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil
oksidasi asam lemak juga berpotensi menghasilkan badan-badan keton (aseto
asetat, hidroksibutirat dan aseton). Proses ini dinamakan ketogenesis. Badanbadan keton dapat menyebabkan gangguan keseimbangan asam-basa yang
dinamakan asidosis metabolik.
Lipid yang terdapat dalam makanan sebagian besar berupa lemak, oleh
karena itu metabolisme yang akan dibahas terutama adalah metabolisme
lemak. Pada umumnya lipid merupakan konduktor panas yang jelek, sehingga
lipid dalam tubuh mempunyai fungsi untuk mencegah terjadinya kehilangan
panas dari tubuh. Makin banyak jumlah lemak, makin baik fungsinya
mempertahankan panas dalam tubuh.
Pada proses oksidasi 1 gram lemak dihasilkan energi sebesar 9 kkal,
sedangkan 1 gram karbohidrat maupun protein hanya menghasilkan 4 kkal.
Selain itu lemak mempunyai fungsi melindungi organ-organ tubuh tertentu
dari kerusakan akibat benturan atau goncangan, sumber energi, dan sebagai
pelarut vitamin A, D, E, K. Lemak juga merupakan salah satu bahan makanan
yang mengandung vitamin A, D, E, dan K.
Metabolisme lipid atau lemak dalam tubuh terjadi dalam hati/hepar. Dalam
darah lemak berbentuk kolesterol, metabolismenya memerlukan uraian yang
sangat panjang. Yang penting untuk diketahui dalam rangka menjaga
kesehatan tubuh adalah kadar kolesterol dalam darah, total kolesterol agar
diusahakan tidak melebihi angka 200. Kadar HDL (disebut kolesterol baik)
agar lebih dari 45 dan LDL (sering disebut kolesterol jahat) tidak melebihi
110.
Lipid 16
f. Sebagai Pelumas
Lipid 17
gliserol)
Lipid 18
Adapun
rumus
umum
dari
asam
lemak
adalah:
Lipid 19
lemak
makanan
bermacam-macam.
Bisa
dilihat
dari
Lipid 20
Oksidasi asam lemak tak jenuh reaksinya sama seperti reaksi oksidasi
asam lemak jenuh. Hanya diperlukan tambahan dua enzim lagi yaitu
isomerase dan reduktase untuk memecah asam-asam lemak tak jenuh.
Tahap pertama oksidasi asam lemak tidak jenuh adalah pembentukan
asilkoenzim A. Selanjutnya molekul asil koenzim A dari asam lemak tidak
jenuh tersebut mengalami pemecahan melalui proses oksidasi seperti
molekul asam lemak jenuh, terbentuk senyawa sis-sis-asil KoA atau transis-asil KoA, yang tergantung pada letak ikatan rangkap pada molekul
tersebut. Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh dari proses
oksidasi ini kan diberikan contoh oksidasi linoleat. Lemak tidak jenuh
tunggal mempunyai sifat netral, tidak terlalu jahat, tetapi juga tidak terlalu
menguntungkan
4) Metabolisme Senyawa Keton
Asetil koenzim A yang dihasilkan oleh reaksi oksidasi asam lemak
dapat ikut dalam siklus asam sitrat apabila penguraian lemak dan
karbohidrat seimbang. Asetil KoA mengalami kolesterogenesis menjadi
kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami steroidogenesis membentuk
steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak juga berpotensi
menghasilkan badan-badan keton (aseto asetat, hidroksibutirat dan aseton).
Proses ini dinamakan ketogenesis. Badan-badan keton dapat menyebabkan
gangguan keseimbangan asam-basa yang dinamakan asidosis metabolik.
Senyawa keton terjadi dari asetil koenzim A apabila penguraian lemak
terdapat dalam keadaan berlebihan. Dalam keadaan normal, jaringan
dalam tubuh menggunakan senyawa keton dengan jumlah yang sama
dengan yang dihasilkan oleh hati. Konsentrasi senyawa keton dalam darah
sangat rendah (kurang dari 1 mg per 100 ml darah) dan kurang dari 0,1
gram yang dikeluarkan bersama urine setiap hari. Pada penderita diabetes
yang parah, konsentrasi senyawa keton dapat mencapai 80 mg per 100 ml
darah. Hal ini disebabkan oleh karena produksi senyawa keton lebih besar
daripada penggunaan. Penimbunan senyawa keton dalam darah disebut
Lipid 21
ketosis dan pengeluaran melalui urine dapat mencapai 100 gram atau lebih
tiap (ketonuria).
5) Sintesis Asam Lemak
Sintesis asam lemak bukan berarti kebalikan dari jalur penguraian
asam lemak, artinya pembentukan asam lemak sebagian besar berlangsung
melalui jalur metabolik lain, walaupun ada sebagian kecil asam lemak
yang dihasilkan melalui kebalikan dari reaksi penguraian asam lemak
dalam mitokondria.
Pada hakikatnya sintesis asam lemak berasal dari asetil KoA. Enzim
yang bekerja sebagai katalis adalah kompleks enzim-enzim yang terdapat
pada sitoplasma, sedangkan enzim pemecah asam lemak terdapat pada
mitokondria. Beberapa ciri penting jalur biosintesis asam lemak adalah :
1. Sintesis berlangsung di luar mitokondria, oksidasi terjadi di dalam
matriks mitokondria.
2. Zat antara pada sintesis asam lemak berikatan kovalen dengan gugus
sulfhidril pada proteinpembawa asil (ACP), sedangkan zat antara
pada pemecahan asam lemak berikatan dengan koenzim A.
3. Enzimenzim pada sintesis asam lemak pada organisme yang lebih
tinggi tergabung dalam suatu rantai polipeptida tunggal, yang disebut
sintase asam lemak. Sebaliknya, enzim-enzim pemecahan tampaknya
tidak saling berikatan.
4. Rantai asam lemak yang sedang tumbuh, diperpanjang dengan cara
penambahan berturutturut unit dua karbon yang berasal dari asetil
KoA. Donor aktif unit dua karbon pada tahap perpanjangan adalah
malonil-ACP. Reaksi perpanjangan dipacu oleh pelepasan CO2.
5. Reduktor pada sintesis asam lemak adalah NADPH, sedangkan
oksidator pada pemecahan asam lemak adalah NAD dan FAD.
6. Perpanjangan rantai oleh kompleks sontase asam lemak terhenti
setelah terbentuknya palmitat (C16).Perpanjangan rantai lebih lanjut
dan penyisipan ikatan rangkap oleh system enzim yang lain.
Lipid 22
Lipid 23
Biosentisit Lipid
Tubuh dapat mensintesis berbagai jenis lipid, kecuali beberapa lipid
tertentu misalnya asam lemak esensial. Tubuh dapat membentuk asam lemak
melalui beberapa cara: 1. Sintesis de novo yaitu pembentukan asam lemak
baru dari senyawa bukan lipid.banyak terdapat dalam jaringan tubuh,
termasuk jaringan hati, ginjal, otak, paru,kelenjar payudara dan adiposa. 2.
Sepanjangan rantai yaitu penambahan satuan-satuan dwi karbon untuk
mengubah asam lemak yang telah ada menjadi asam lemak yang lebih
panjang. 3. Desanturasi yaitu pengadaan ikatan rapat pada gugus radikal
hidrokarbon (gugus alkil) asam lemak. Biosintesis asam lemak sangat
penting, khususnya dalam jaringan hewan, karena mempunyai kemampuan
terbatas untuk menyimpan energi dalam bentuk karbohidrat. Proses ini
dikatalisis oleh asam lemak synthase, suatu multienzim yang berlokasi di
sitoplasma. a. Biosintesis Asam Lemak Jenuh Biosintesis asam lemak jenuh
dimulai dari acetyl-CoA sebagai starter. Acetyl-CoA ini dapat berasal dari
oksidasi asam lemak maupun dari piruvate hasil glikolisis atau degradasi
asam amino melalui reaksi pyruvate dehydrogenase. Acetyl-CoA tersebut
kemudian ditransport dari mitokondria ke sitoplasma melalui sistem citrate
shuttle untuk disintesis menjadi asam lemak.Reduktan NADPH + H + disuplai
dari jalur hexose monophosphate (fosfoglukonat). Pyruvate hasil katabolisme
asam amino atau dari glikolisis glukosa diubah menjadi aecetyl-CoA oleh
sistem pyruvate dehydogenase.Gugus acetyl tersebut keluar matriks
mitokondria sebagai citrate, masuk ke sitosol untuk sintesis asam lemak.
Oxaloacetate direduksi menjadi malate kembali ke matriks mitokondrion dan
Lipid 24
diubah kembali menjadi malate. Malat di sitosol dioksidasi oleh enzim malat
menghasilkan NADPH dan pyruvate.
NADPH digunakan untuk reaksi reduksi dalam biosintesis asam lemak
sedangkan pyrivate kembali ke matriks mitokondrion. Keuntungan tersebut
antara lain: 1. Reaksi-reaksi kompetitif dapat dicegah, 2. Reaksi terjadi dalam
satu garis koordinasi, dan 3. Lebih efisien karena konsentrasi substrat lokal
yang tinggi, kehilangan karena difusi rendah. Enzim kompleks asam lemak
synthase bekerja dalam bentuk dimer. Tiap monomernya secara kovalen dapat
mengikat substrat sebagai tioester pada bagian gugus SH. b. Biosintesis
Asam Lemak Tak Jenuh (Asam monoenoat) Biosintesis asam lemak tak jenuh
yang mempunyai ikatan rangkap tunggal (asam monoenoat) dalam jaringan
hewan dan tumbuhan berbeda. Dalam jaringan hewan asam palmitat dan
asam stearat digunakan sebagau precursor untuk biosintesis asam lemak tak
jenuh terutama, asam palmitoleat.
2.7.
2.8.
Lipid 25
Lipid 26
tay-sach,
ganglioside,
yang
menghasilkan
kekurangan
enzim
khusus
glycolipid,
yang
merupakan
hasil
Lipid 27
Lipid 28
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah:
1. Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi
sejumlah senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut
dalam pelarut-pelarut organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air.
2. Jenis dan sumber Lipid Yaitu asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh
tunggal dan asam lemak tak jenuh poli.
3. Fungi utama lipid yaitu sebagai penghasil energi, pembangun/pembentuk
susunan tubuh, pelindung kehilangan panas tubuh, penghasil asam lemak
essensial dan sebagai pelarut vitamin A,D,E, dan K. Sedangkan, untuk
sifat-sifat fisika Lipid yaitu tidak berwarna, tidak berbau dan tidak ada
rasa, berat jenis lebih besar dari air, tidak mudah larut dalam air, untuk
ekstraksi minyak eteris pada pembuatan parfum. Sedangkan sifat
kimianya adalah dapat terjadi rancidity (tengik); dihidrolisa oleh
3.2.
Lipid 29
DAFTAR PUSTAKA
Fried, George. H. Hademenos. George H. Schaums Outline of Teori dan Soalsoal Biologi. Erlangga: Jakarta.
Kimball, John W. 1990. Biologi Jilid 1 edisi kelima. Erlangga: Jakarta
Martin, D.W. Mayes, P. A. Herpers Review of Biochemistry 18th edition.
Philip, W.K. and Gregory, B. R. 2006. Schaums Easy Outlines Biokimia. Penerbit
Erlangga: Jakarta.
Poedjiadi, A. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Penerbit Universitas Indonesia Press:
Jakarta
Dianti, Sri. http://www.sridianti.com/struktur-fungsi-lipid.html Diakses pada
tanggal 5 Januari 2016 pukul 19.28
Lipid 30