Anda di halaman 1dari 43

Klasifikasi Jamur/ Fungi dari kelas

Oomycetes, Zygomycetes
dan Deuteromycetes
Sep7

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Klasifikasi jamur pada kelas Oomycetes,
Zygomycetes dan Deuteromycetes. Makalah ini dibuat sebagai tugas akhir mata kuliah Bahasa
Indonesia.

Pada penulisan makalah ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing mata kuliah ini. yang turut membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna, untuk itu
kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini penulis harapkan.

Demikianlah makalah ini dibuat dan disusun dengan harapan semoga penulisan ini bermanfaat
bagi kita semua.

Padang, 05 Oktober 2011

BAB I

PENDAHULUAN

Tumbuhan umumnya memiliki klorofil untuk berfotosintesis namun hal ini tidak dimiliki oleh
tumbuhan tingkat rendah seperti fungi atau jamur. Jamur atau fungi merupakan tumbuhan yang
tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel eukarotik. Jamur atau fungitidak
sebaik tumbuhan lain yang memiliki zat hijau daun atau klorofil karena jamur hanya tumbuh
pada waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas.

Jamur atau fungi banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun
tumpukan jerami. Namun, jamur ini segera mati setelah musim kemarau tiba. Seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu membudidayakan jamur
dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping.
Jamur atau fungi sangat banyak macamnya dari segi bentuk umum maupun tingkat
taksonominya. Oleh karena itu perlu diketahui secara jelas ciri-ciri jamur dan
pengklasifikasiannya pada kelas Oomycetes, Zygomycetes dan Deuteromycetes. Hal-hal tersebut
yang akan dibahas dalam makalah ini yang berjudul Klasifikasi jamur pada kelas Oomycetes,
Zygomycetes dan Deuteromycetes.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Jamur atau Fungi

1. Pengertian jamur atau fungi

Merupakan makhluk hidup bersel satu atau banyak dengan dinding sel daru kitin, memperoleh
nutrisi dengan menyerap dan menyimpan makanannya dalam bentuk glikogen. Fungi merupakan
organisme eukariotik, yang tidak berklorofil dan hidup sebagai saprofit dan parasit.

2. Ciri-ciri umum fungi

1. Fungi tidak dapat mengubah zat anorganik menjadi zat organik untuk sumber nutrisi, atau
dengan kata lain tidak dapat membuat makanan sendiri.
2. Fungi adalah organisme eukariot, karena telah memiliki membran inti.
3. Tubuh fungi dapat berbentuk uni seluler, dikenal dengan nama khamir dan multi seluler
berbentuk benang-benang halus yang disebut dengan hifa.
4. Fungi memiliki dinding sel yang komponen utamanya berupa kitin.
5. Umumnya sel-sel fungi tidak berflagel kecuali pada filum chytridiomycota.
6. Reproduksi fungi

Untuk menghasilkan keturunan baru, fungi berkembang biak dengan dua cara, yaitu secara
seksual dan aseksual. Reproduksi secara aseksual disebut juga dengan reproduksi somatis.
Dimana pada reproduksi ini tidak melibatkan karyogami. Yaitu fusi dua nucleus compatible dan
meiosis.

Sementara pada reproduksi seksual terjadi karyogami dan meiosis. Pada umumnya fungi dapat
melakukan kedua cara perkembangbiakkan tersebut, tetapi mana metode yang dipilih tergantung
kepada berbagai kondisi pertumbuhan dan jenis fungi itu sendiri.

Secara aseksual, fungi dapat bereproduksi melalui berbagai cara yaitu:

1. Membentuk tunas
2. Fragmentasi hifa
3. Fission

Reproduksi seksual fungi terjadi pada tiga tahap:


1. Terjadi peleburan dua sitoplasma dari sel yang mengandung nucleus kompatibel, tahap
ini disebut dengan plasmogami.
2. Karyogami yang diakhiri dengan tahapan terakhir, meiosis.
3. Terbentuknya spora seksual yang nantinya akan berkecambah membentuk individu baru.

B. Klasifikasi jamur atau fungi

Klasifikasi menurut Alexopoulus dan Mims (1996). Hal utama yang mendasari
pengklasifikasiaan jamur atau fungi adalah ciri-ciri spora seksual dan tubuh buah yang
dihasilkan selama tahap seksual dalam daur hidup fungi, morfologi spora aseksual, komposisi
dinding sel, bentukdan tipe thalus dan tipe hifa.

1. Kelas Oomycetes

Merupakan kelompok protista uniseluler yang berfilamen, anggota-anggotanya secara fisik mirip
fungi, sehingga pernah dimasukkan sebagai anggota fungi dalam bahasa inggris disebut juga
water moulds (jamur air), karena kebiasaannya yang tumbuh dengan baik dalam kondisi
kelembaban yang tinggi dan berair.

Ciri-ciri Oomycetes

1. Miselium terdiri atas hifa yang tidak bersekat, bercabang-cabang dan memiliki banyak
inti.
2. Sebagian oomycetes hidup diair dan didarat.
3. Tumbuh dalm kondisi kelembaban yang tinggi dan berair.
4. Dinding selnya terbuat dari selulosa.
5. Hidup sebagai parasit dan saprofit
6. Perkembangbiakan oomycetes dengan perkembangbiakan vegetatif bagi yang hidup diair
dengan zoospora, dan yang hidup didarat dengan sporangium/konidium.
7. Perkembangbiakan secara generatif dengan cara oogenida.

Contoh dari kelas oomycetes seperti saprolegnia mixta, saprolegnia diorca, achla polifera, dll.

2. Kelas Zygomycetes

Ciri-ciri zygomycetes

1. Terdira atas cendawan yang hidup secara saprofit dan parasit.


2. Mempunyai miselium yang bercabang banyak, sebagian tidak bersekat tetapi untuk
golongan tertentu telah memperlihatkan sekat-sekat.
3. Dinding selnya terdiri atas kitin
4. Perkembangbiakan secara aseksual dan seksual.

Contoh zygomycetes seperti bahan pembuat tempe yaitu rhizopus oryzae, rhizopus nigricar
penghasil asam fumarat, rhyzopus nodusus penghasil asam laktat.
Kelas Zygomycetes menurut Benjamin, 1979 dalam (Alexopoulus & Mims, 1996) kelas
zygomycetes terdiri dari tujuh ordo yaitu Mucorales, Dimargarirtales, kickxellales, endogonales,
enthomophtorales, zoopagales dan harpellales.

a) Ordo Mucorales

Ciri-ciri ordo ini adalah miselium berkembang dengan baik dan umumnya aseptat, jika pun ada,
tidak memiliki pori khusus. Sebagian anggotanya berupa saprofit yang hidup pada kotoran
hewan, tanah, humus dan partikel organik lainnya.

Ordo ini dibagi lagi menjadai beberapa famili yaitu:

i. Famili Mucoraceae

ii. Famili Gibertellaceae

iii. Famili Dicranophoraceae

iv. Famili Saksenaeaceae

v. Famili Phycomycetaceae

vi. Famili Pilobolaceae

vii. Famili Absidiaceae

viii. Famili Mortierellaceae

ix. Famili Choanephoraceae

x. Famili Cunninghamelaceae

xi. Famili Thamnidiaceae

xii. Famili Syncephalastraceae

b) Ordo Dimargaritales

Ordo ini hanya terdiri dari satu famili yaitu Dimargaritaceae dengan empat genera, Spinalia,
Dimargaris, Dispira dan Tieghemiomyces.

c) Ordo Kickxellales

Ordo ini terdiri dari satu famili yaitu Kickxellaceae. Semua spesies ini menghasilkan
merosporangia berspora tunggal dari struktur khusus yang disebut pseudophialides.
d) Ordo Endogonaes

Anggota ordo ini terdiri dari fungi saprofit atau mikoriza terdiri dari dua genera yaitu Endogone
dan sclerogone.

e) Ordo Enthomophthorales

Enthomophthorales merupakan kelompok fungi yang patogen terhadap serangga. Miselium


pendek dan tidak berkembang deengan baik seperti pada zygomycetes umumnya. Miselium
septat dan pada beberapa spesies ada kecenderungan untuk membentuk fragmen yang disebut
Hyphal bodies.

Contohnya Enthomophthorales musceae yang hidup pada bagian posterior lalat mati. Infeksi ini
dapat menyebar ke lalat lain bila lalat jantan berusaha untuk mengawini bangkai lalat tersebut.

3. Kelas Deutromycetes

Ciri-ciri Deutromycetes adalah

1. Memiliki hifa bersekat.


2. Berkembangbiak secara aseksual dengan kadiospora sedangkan secara seksualnya belum
diketahui.
3. Tergolong kedalam fungi imperfect yang banyak menimbulkan penyakit pada tanaman
budidaya dan manusia.
4. Merupakan fingi yang tidak sempurna karena tidak memiliki askus/ basidium.

Klasifikasi Deutromycetes sangat rumit. Tidak adanya fase seksual pada fungi ini menyebabkan
timbulnya berbagai kontroversi tentang bagaimana cara mengklasifikasikannya. Deutromycetes
yang telah diketahui reproduksi sekssualnya kemudian diklasifikasi ulang. Apabila membentuk
askospora, maka dimasukkan kedalam ascomycota dan bila membentuk Basidiospora
dikelompokkan kedalam Basidiomycota.

Berdasarkan ciri-ciri morfologi konidia dan konidiomata yang dibentuknya, fungi ini
dikelompokkan kedalam tiga kelas yaitu:

1. Blastomycetes

Thalus blastomycetes mirip khamir dan tidak menghasilkan konidia. Contohnya Candida,
cryptococus dan torulopsis.

2. Coelomycetes

Spora atau konidia dibentuk dalam konidiomata dan biasanya berupa aservulus atau piknidium.
Terbagi menjadi dua Ordo

i. Ordo Sphaeropsidales
ii. Ordo Melanconiales

3. Hypomycetes

Hypomycetes tidak membentuk konidiomata, konidia langsung dibentuk pada cabang hifa
khusus. Terbagi menjadi dua ordo yaitu:

i. Ordo Moniliales

ii. Ordo Agonomycetales

BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

Jamur atau fungi merupakan makhluk hidup bersel satu atau banyak dengan dinding sel daru
kitin, memperoleh nutrisi dengan menyerap dan menyimpan makanannya dalam bentuk
glikogen. Fungi merupakan organisme eukariotik, yang tidak berklorofil dan hidup sebagai
saprofit dan parasit.

Klasifikasi menurut Alexopoulus dan Mims (1996). Hal utama yang mendasari
pengklasifikasiaan jamur atau fungi adalah ciri-ciri spora seksual dan tubuh buah yang
dihasilkan selama tahap seksual dalam daur hidup fungi, morfologi spora aseksual, komposisi
dinding sel, bentukdan tipe thalus dan tipe hifa. Kemudian jamur diklasifikasikan menjadi
beberapa kelas diantaranya Oomycetes, zygomycetes dan Deuteromycetes.

B. SARAN

Sehubung dengan pengklasifian jamur atau fungi terlalu banyak maka disarankan dalam
pembelajaran menggunakan gambar-gambar untuk meningkatkan pemahaman.

Tanya jawab dalam diskusi

1. Irvan : bagaimanakah cara membedakan antara jamur yang parasit dengan yang tidak
parasit?
Jawab:

Jamur bersifat parasit jika, memperoleh zat organik dari organisme hidup lain. Jamur dengan
sifat ini merugikan organisme inangnya karena dapat menyebabkan penyakit. Contoh jamur yang
bersifat parasit yaitu dari kelas Oomycetes dan Deuteromycetes.

Contoh jamur yang bersifat parasit pada kelas Oomycetes yaitu: Phytopthora infestan
yang menyebabkan penyakit pada tanaman kentang. Phytopthora faberi hidup parasit pada
tumbuhan karet.

Dan contoh jamur yang bersifat parasit pada kelas Deuteromycetes yaitu: Sclerotium Rolfsii yang
menimbulkan penyakit busukpada macam-macam tanaman budidaya.

Sedangkan jamur yang bersifat saprofit yaitu, jamur yang memperoleh zat organic dari sisa-sisa
organisme mati dan bahan tak hidup. Misalnya, serasah (ranting dari daun yang telah gugur),
daun, pakaian, dan kertas.

Jamur dengan sifat ini di alam berperan sebagai pengurai (dekopomser) utama. Penguraian oleh
jamur menyebabkan pelapukan dan pembusukan. Contohnya yaitu jamur dari kelas Zygomycetes,
yaitu Rhyzopus oryzae, untuk membuat tempe, Rhyzopus nigricans yang menghasilkan asam
fumarat, pemasak buah-buahan.

2. Enjang: jelaskan cara penyerapan makanan pada fungi yang bersifat parasit dan saprofit.

Jawab:

Fungi yang bersifat parasit dan saprofit, cara penyerapan makanannya tetap sama Cuma cara
hidupnya saja yang berbeda. Saprofit ( menguraikan bahan organic yang sudah mati atau sampah
dan bangkai), sedangkan parasit (mengambil bahan organic dari inang yang masih hidup).

Fungi mengambil nutrisi dari lingkungan dengan cara absorbsi, dengan ketentuan sbb:

Bila nutrisi yang tersedia berupa larutan, misalnya senyawa organic sederhanaseperti gula
dan asam amino, maka fungi dapat langsung mengabsorbsi melalui membrane sel.
Bila nutrisi yang tersedia tidak larut, seperti lignin , selulosa, pectin dan amilum. Maka
makanan ini harus dicerna terlebih dahulu sebelum diserap. Pencernaan berlangsung
secara ekstra seluler. Dimana fungi mengeluarkan enzim kelingkungan untuk
memecahkan ikatan senyawa kompeks menjadi senyawa yang lebih sederhana, dan dapat
diabsorbsi melalui membrane sel.

https://merybiodotcom1.wordpress.com/2012/09/07/klasifikasi-jamur-fungi-dari-kelas-oomycetes-
zygomycetes-dan-deuteromycetes/

Zygomycetes
JAMUR
Jamur merupakan organisme uniseluler maupun multiseluler (umumnya berbentuk
benang disebut hifa, hifa bercabang-cabang membentuk bangunan seperti anyaman disebut
miselium, dinding sel mengandung kitin, eukariotik, tidak berklorofil. Hidup secara heterotrof
dengan jalan saprofit (menguraikan sampah organik), parasit (merugikan organisme lain), dan
simbiosis. Habitat jamur secara umum terdapat di darat dan tempat yang lembab. Jamur
uniseluler dapat berkembangbiak dengan dua cara yaitu vegetatif dapat dilakukan dengan cara
membentuk spora, membelah diri, kuncup (budding). Secara generatif dengan cara membentuk
spora askus. Sedang untuk jamur multiseluler reproduksi vegetatif dengan cara fragmentasi,
konidium, zoospora. Secara generatif dapat dilakukan dengan cara konjugasi, hifa yang akan
menghasilkan zigospora, spora askus, spora basidium.

Zygomycota
Zygomycota, adalah tumbuhan jamur yang terdiri dari benang-benang hifa yang bersekat, tetapi
ada pula yang tidak bersekat. Jamur ini bersifat senositik dan dapat membentuk struktur dorman
bersifat sementara yang disebut zigospora. Jamur dalam subdivisi ini dahulunya dimasukkan bersama-
sama Mastigomycota ke dalam kelas Phycomicetes, berdasarkan ciri khas berupa hifa yang tak bersekat-
sekat (aseptat), tetapi ternyata kedua subdivisi ini menunjukkan banyak ciri yang berlainan, seperti
tempat hidup dan jumlah flagel pada zoospore sehingga perlu ditempatkan secara terpisah.

Ciri-ciri
Jamur-jamur dalam kelas ini sebagian besar hidup di darat dan di dalam tanah atau pada bagian
tumbuhan dan hewan yang membusuk. Perkembangbiakan jamur dalam kelas ini adalah
perkembangbiakan seksual dengan gametangiogami dari dua hifa yang saling sesuai dengan
menghasilkan zigospora, sedangkan perkembangbiakan aseksual dilakukan dengan membentuk spora
tak berflagel yang berupa sporangiospora atau konidia. Zygomycota mempunyai hifa senositik, yaitu hifa
yang mengandung banyak inti dan tidak mempunyai sekat melintang, jadi hifa berbentuk satu tabung
halus yang mengandung protoplast dengan banyak initi. Seperti halnya jamur lain, zygomycota
memproduksi dinding sel yang mengandung zat kitin,mereka tumbuh sebagai miselia atau benang-
benang yang disebut hifa. Jamur dalam kelas ini disebut sebagai jamur paling tinggi dibandingkan
dengan kelas Ascomycota dan Basidiomycota.

Stuktur Tubuh

Zygomycota memimiliki miselium yang bercabang banyak dan tidak bersekat-sekat. Hifanya bersifat
senositik. Septa hanya ditemukan pada sel-sel bereproduksi. Ada beberapa tipe hifa pada Zygomycota
yaitu :

Stolon, hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat. Misalnya jamur pada roti.

Rizoid, Hifa yang menembus substrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap makanan.

Sporangiofor, Hifa yang tegak dipermukaan substrat dan memiliki sporangium globuler diujungnya.

Cara Reproduksi

Zygomycetes dapat bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual adalah
dengan spora yang dihasilkan oleh sporangium. Reproduksi seksualnya dengan konjugasi.

Reproduksi Seksual Rhizopus:

Ketika 2 genetik berbeda hyphae bertemu, membentuk gelebung dan akhirnya dipotong dari hyphae
oleh septa. Setelah fusion, dinding hilang. Inti dari strain 2 bersatu membentuk inti diploid. Setiap inti
yang tak kuat hancur. Sel multinucleate membentuk zigot yang tetap selama beberapa bulan sebagai
zygospore. Setelah beberapa bulan, 1 filamen tumbuh dari zygospore untuk membentuk sporangium, ke
nucei haploid. Masing-masing inti yang dikelilingi oleh dinding untuk membentuk spora.

Reproduksi Aseksual Rhizopus:

Cabang pendek Rhizopus yang berjenis positif dan cabang pendek yang berjenis negative bertemu pada
ujungnya. Setelah bertemu akan terbentuk sekat didndidng dibawah ujung cabang hifa. Gamet dari
kedua rhizopus kemudian bertemu dan melebur membentuk zigot. Zigot mempunyai dinding pelindung
yang tebal kemudian zigot memasuki periode dormansi. Dormansi biasanya berlangsung selama 1
sampai 3 bulan. Setelah periode dormansi zigot berkecabah. Saat berkecambah, inti sel zigot melkukan
meiosis, kemudian hifa haploid pendek tumbuh dari zigot. Hifa haploid segera membentuk sporangium
yang akan memproduksi spoara aseksual. Setelah dibebaskan dari sporangium, spora aseksual akan
membentuk miselium baru.

Beberapa jenis jamur yang tergolong Zygomycota, antara lain:

a. Jamur Roti (Rhizopus Stolonifer)


Jika roti yang lembab disimpan ditempat yang hangat dan gelap, beberapa hari kemudian akan
tampak jamur tumbuh diatasnya. Pada roti akan tumbuh bulatan hitam, yang disebut
Sporangium yang dapat menghasilkan sekitar 50.000 spora.

b. Jamur Tempe (Rhizopus Nigricans)


Jamur tempe digunakan dalam pembuatan tempe. Reproduksi rhizopus nigricans dapat terjadi
secara seksual dan aseksual

c. Pilobolus
Adalah salah satu jamur yang biasa hidup pada kotoran hewan yang telah terdekomposisi. Jamur ini
tidak dapat bereproduksi tanpa adanya bantuan cahaya. Jamur ini menunjukkan respon positif terhadap
cahaya.
Peranan Jamur Zygomycota

Dekomposer dalam tanah dan kotoran, sehingga bermain peranan yang cukup besar dalam siklus
karbon.

Berperan dalam beberapa simbiosis, seperti yang pada Harpellales yang mendiami arthropoda
(khususnya larva serangga air tawar akuatik) yang melekat pada lapisan chitinous dari hindgut.
Harpellids memperoleh gizi pada pakan yang tidak dimanfaatkan oleh arthropoda. Karena mereka pada
umumnya dianggap tidak berbahaya dan tidak bermanfaat bagi hewan inang, asosiasi ini dianggap
commensalistic.

Foto thallus dari Genistellospora homothallica (Harpellales)

bearing trichospores yang melekat pada kutikula hindgut dari Chili blackfly.

Pathogen serangga yang dapat menyebabkan penyakit wabah besar

Parasit pada jamur Basidimycota Sejumlah spesies digunakan dalam fermentatios, seperti Rhizopus
oligosporus yang dimanfaatkan dalam pembuatan tempe, dan Actinomucor elegans di Cina untuk
pembuatan keju atau sufu (Hesseltine 1991).

Menyebabkan infeksi oportunistik dari diabetes, immuno-tertindas, infeksi virus dan dikompromi
immuno-pasien (de Hoog dkk. 2000).

Parasit pada amoeba.

Sebagai agen penyakit tanaman misalnya, Choanephora cucurbitarum yang menyebabkan bunga
cucurbita membusuk.

Beberapa jenis memiliki dampak negatif ekonomi pada manusia menyebabkan buah-buahan terutama
strawberry oleh Rhizopus stolonifer.

Strawberry dengan miselium rhizopus

http://awgusti.blogspot.co.id/2012/01/zygomycetes.html

Apa itu Jamur?

Pernah melihat jamur biru-hijau yang tumbuh pada sepotong roti? Apakah Anda seperti pizza
Anda dengan jamur? Apakah dokter pernah meresepkan antibiotik untuk Anda? Jika demikian,
maka Anda telah menemukan jamur. Jamur adalah organisme yang berasal dari Kerajaan Fungi.
Lingkungan kita membutuhkan jamur. Jamur membantu menguraikan bahan untuk melepaskan
nutrisi dan membuat makanan bergizi bagi organisme lain. Jamur ada di sekitar kita dan berguna
dalam banyak cara.

Ciri-ciri jamur antara lain bersifat eukariotik, heterotrof (dengan cara menyerap zat organik),
memiliki dinding sel dan zat kitin, tidak berklorofil, uniseluler/multiseluler, hidup secara
saproba/parasit/ simbiosis mutualisme, reproduksi secara vegetatif (fragmentasi/pembentukan
spora vegetatif) dan secara generatif (pembentukan spora generatif).

Advertisement

Sebuah struktur fisik yang unik dan metode yang mereka lakukan untuk memperoleh nutrisi
membedakan jamur dari empat kerajaan lainnya. Jamur mensekresikan enzim ke dalam
lingkungan dan memecah bahan organik, dan kemudian menyerap nutrisi partikel kecil melalui
membran sel mereka. Proses ini disebut sebagai pencernaan ekstraseluler.

Jamur yang dianggap oleh banyak ahli biologi menjadi organisme multiseluler, dan tubuh jamur
terutama terdiri dari sel-sel tergabung dalam filamen. Setiap filamen mikroskopis jamur adalah
hifa (jamak adalah hyphae). Hifa dapat membentuk jaringan jalinan kusut besar disebut
miselium (jamak adalah miselia). Miselium adalah struktur terlihat. Sel jamur unik karena
mereka memiliki polisakarida yang disebut kitin. Dalam beberapa kasus, dinding sel juga
mengandung selulosa. Jamur hidup dalam lingkungan yang umumnya asam, dan mereka lebih
memilih makanan kaya karbohidrat.

Reproduksi pada jamur umumnya terjadi melalui proses vegetatif. Dalam beberapa kasus,
filamen istirahat dari miselium utama dan tumbuh menjadi individu baru. Bergantian, jamur
dapat menghasilkan spora melalui proses vegetatif. Spora pecah, berkecambah, membagi, dan
menghasilkan jamur identik secara genetik. Hifa dan spora biasanya haploid (berisi satu set
kromosom), dan fase haploid mendominasi siklus hidup jamur. Spora dapat menahan kekeringan
ekstrim dan dingin untuk menghasilkan jamur baru ketika kondisi memungkinkan.

Jamur juga dapat mereproduksi dengan proses generatif, yang menghasilkan sel diploid singkat
(dengan dua set kromosom) yang segera menghasilkan sel haploid melalui meiosis. Spora
berkembang menjadi sel yang membelah secara mitosis untuk membentuk hifa baru, dan
kemudian miselium baru.
Ciri-ciri Klasifikasi Jamur

Habitat Jamur

Jamur memiliki habitat yang beraneka ragam sesuai cara hidupnya (saproba, parasit, atau
simbiosis mutualisme). Jamur saproba dapat tumbuh subur pada sisa-sisa, organisme, baik yang
berada di lingkungan darat, air tawar, maupun air laut. Di lingkungan darat, jamur tumbuh di
tempat yang basah atau lembap sehingga jamur tumbuh subur pada musim hujan. Beberapa jenis
jamur dapat tumbuh pada lingkungan yang sangat asam atau manis.

Jamur parasit dapat hidup pada organisme dengan berbagai kondisi sel inang, misalnya pada
jaringan kulit, organ dalam tubuh, dan berbagai jaringan tumbuhan. Sementara jamur yang hidup
secara simbiosis mutualisme (lichen) dapat hidup di lingkungan yang sangat ekstrem, misalnya
di daerah kutub yang sangat dingin, di gurun yang sangat panas, pada batuan, atau menempel di
pohon-pohon.

Para ahli mikologi memperkirakan terdapat sekitar 1,5 juta spesies jamur di seluruh dunia. Jamur
yang sudah berhasil diidentifikasi berjumlah lebih dan 100.000 spesies. Ahli taksonomi
mengelompokkan berbagai jenis jamur dalam satu kingdom Fungi. Kingdom Fungi dibagi
menjadi 4 divisi berdasarkan cara reproduksi secara generatif (generatif), yaitu Zygomycota
(menghasilkan zigospora), Ascomycota (menghasilkan askospora), Basidiomycota
(menghasilkan basidiospora), dan Deuteromycota (belum diketahui cara reproduksi
generatifnya).

Zigospora, askospora, dan basidiospora merupakan spora tak berflagela. Jamur yang
menghasilkan spora aktif berflagela (zoospora) dikelompokkan dalam kingdom Protista, pada
filum Myxomycota (jamur lendir) dan Oomycota (jamur air). Namun sebagian ahli taksonomi
memasukkan Myxomycota dan Oomycota ke dalam kingdom Fungi pada divisi
Chytridiomycota dengan alasan memiliki struktur molekuler protein dengan urutan asam
nukleat yang hampir sama dengan jamur, memiliki dinding sel dan kitin, dan mengambil nutrisi
secara absorpsi. Chytridiomycota bisa dikatakan merupakan jembatan antara protista dengan
jamur.
Klasifikasi Fungi

Jika Anda harus menebak, Anda akan katakan jamur adalah tanaman atau hewan? Para ilmuwan
menggunakan ini untuk berdiskusi tentang kerajaan untuk menempatkan jamur masuk kemana.
Akhirnya mereka memutuskan bahwa jamur adalah tanaman. Tapi mereka salah. Sekarang, para
ilmuwan tahu bahwa jamur bukanlah tanaman sama sekali. Jamur sangat berbeda dari tanaman.

Perbedaan utama antara tanaman dan jamur adalah bagaimana mereka memperoleh energi.
Tanaman merupakan autotrof, yang berarti bahwa mereka membuat makanan mereka sendiri
menggunakan energi dari sinar matahari. Jamur adalah heterotrof, yang berarti bahwa mereka
mendapatkan makanan mereka dari luar diri mereka sendiri. Dengan kata lain, mereka harus
makan makanan mereka seperti binatang lakukan. Tapi mereka tidak benar-benar makan.
Sebaliknya, mereka menyerap nutrisi mereka.

Ragi, kapang, dan mushroom adalah semua jenis jamur. Mungkin ada sebanyak 1,5 juta spesies
jamur. Anda dapat dengan mudah melihat jamur roti dan mushroom tanpa mikroskop, tetapi
kebanyakan jamur Anda tidak dapat melihat. Jamur yang terlalu kecil untuk dilihat tanpa
mikroskop, atau mereka tinggal di mana Anda tidak dapat melihat mereka dengan mudah-dalam
di bawah tanah, di bawah kayu yang membusuk, atau di dalam tanaman atau hewan. Beberapa
jamur bahkan hidup, atau di atas, jamur lain.

Para anggota kerajaan Jamur diklasifikasikan dengan cara yang berbeda. Beberapa ahli biologi
termasuk jamur lendir dalam kerajaan Fungi bukan dengan Protista. Dalam skema klasifikasi
yang paling diterima, jamur benar ditempatkan pada filum / divisi Eumycota dan dibagi menjadi
lima kelas utama: Oomycetes, Zygomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes, dan Deuteromycetes.

Oomycetes

Jamur dari kelas Oomycetes umumnya jamur air, sebuah referensi untuk fakta bahwa sebagian
besar spesies adalah mahkluk perairan. Selama reproduksi generatif pada ujung hyphae mereka.
hyphae terdekat tumbuh ke arah tubuh dan bergabung dengan mereka. Fusi inti mengarah pada
pembentukan spora generatif yang disebut Oospora yang berkecambah untuk menghasilkan
hyphae baru.

Dalam proses reproduksi generatif, Oomycetes membentuk sel yang unik yang disebut zoospora.
Para zoospora memiliki flagella dan dapat bergerak seperti sel hewan. Oomycetes tertentu
menyebabkan penyakit bulai anggur, karat putih kubis, dan penyakit busuk daun kentang.
Oomycetes akuatik menginfeksi ikan di akuarium dan alam.

Zygomycetes

Jamur kelas Zygomycetes termasuk jamur sebagian besar terestrial. Karena hifa tidak memiliki
dinding silang antara sel-sel, mereka dikatakan coenocytic. Reproduksi generatif pada organisme
ini terjadi ketika hyphae berlawanan generatif bergabung dan membentuk spora yang disebut
zygospores.
Seorang anggota umum dari kelas ini adalah kapang roti Rhizopus stolonifer. Jamur ini
membentuk miselium putih atau abu-abu pada roti. Sporangia yang berisi spora vegetatif dapat
dilihat memanjang ke udara. Salah satu spesies Rhizopus digunakan untuk fermentasi beras sake,
dan spesies lain yang digunakan dalam produksi kortison.

Ascomycetes

Anggota kelas Ascomycetes yang beragam. Mereka berkisar dari ragi uniseluler ke Jamur embun
tepung, jamur kapas, dan jamur besar kompleks cangkir. Dalam keduanya, hyphae yang padat
dan membentuk struktur berbentuk cangkir.

Selama reproduksi generatif, ascomycetes membentuk kantung yang disebut ascus. Ascus
membentuk hyphae di mana berlawanan generatif telah menyatu. Dalam sejumlah kantung
bentuk ascospores, dan masing-masing dapat mereproduksi seluruh jamur.

Dalam kelas Ascomycetes adalah ragi Saccharomyces. Organisme ini digunakan dalam proses
fermentasi atau membuat kue. Produser pen isilin, Penicillium, juga di kelas ini, seperti
Aspergillus penghasil asam sitrat, kecap, dan cuka. Kastanye dan penyakit hawar elm Belanda
disebabkan oleh ascomycetes.

Basidiomycetes

Anggota kelas Basidiomycetes dikenal sebagai jamur klub. Mereka termasuk jamur yang umum,
jamur rak, puffballs, dan jamur berdaging lainnya. Spora generatif yang disebut basidiospora
dibentuk di seperti klub struktur yang disebut basidia (tunggal adalah basidium).

Mungkin anggota paling akrab kelas ini adalah jamur merang. Miselium terbentuk di bawah
tanah. Setelah hifa telah menyatu, topi jamur muncul. Bentuk Basidia di bagian bawah topi
sepanjang insang, dan basidiospora terbentuk di basidia. Beberapa jamur dapat dimakan,
sementara beberapa yang beracun, dan mereka mirip dalam bentuk dan wujud.

Basidiomycetes juga menyebabkan penyakit pertanian, termasuk karat dan penyakit mesum.
Penyakit ini mempengaruhi jagung, blackberry, dan sejumlah biji-bijian seperti gandum, oat, dan
gandum hitam.

Deuteromycetes

Mereka jamur yang tidak memiliki siklus reproduksi generatif dikenal diklasifikasikan sebagai
Deuteromycetes. Jamur ini hanya mereproduksi oleh proses vegetatif, sejauh yang diketahui.
(Ketika tahap generatif seperti organisme yang ditemukan, jamur biasanya direklasifikasi.)

Banyak patogen manusia saat ini diklasifikasikan sebagai Deuteromycetes. Organisme ini
berkembang biak dengan memecah-belah, dengan segmen hyphae biasa ditiup debu oleh arus
dan angin. Sebuah deuteromycete akrab adalah jamur kaki atlet, yang dapat diambil dari fragmen
di handuk dan lantai kamar mandi.
Struktur Tubuh Jamur

Bagian tubuh yang paling penting dari jamur meliputi:

Dinding sel: Sebuah lapisan sekitar membran sel sel jamur dibuat sebagian besar dari kitin dan
polisakarida lainnya. Hal ini mirip dengan yang ditemukan dalam sel tanaman, meskipun dinding
sel tanaman mengandung selulosa polisakarida.
Hifa: Ini adalah untaian seperti benang yang saling interkoneksi dan banyak menjadi miselium
(Gambar di bawah). Pernah melihat jamur pada dinding lembab atau roti tua? Hal-hal yang Anda
lihat benar-benar miselia. Hifa dan miselium jamur membantu menyerap nutrisi dari organisme
lain. Sebagian besar miselium tersembunyi dari pandangan jauh di dalam sumber makanan
jamur, seperti materi membusuk dalam tanah, serasah daun, kayu busuk, atau hewan yang
mati.
Struktur khusus untuk reproduksi: Salah satu contoh adalah tubuh buah. Sebuah jamur
mushroom menghasilkan tubuh buah, yang merupakan bagian dari jamur yang menghasilkan
spora (Gambar di bawah). Spora adalah unit dasar reproduksi jamur. Miselium tetap
tersembunyi sampai mengembangkan satu atau lebih tubuh buah.

Hifa dari jamur Penicillium. pohon kecil adalah hifa khusus dimana spora yang dihasilkan.

Reproduksi pada Jamur

Jamur yang berbeda mereproduksi dengan cara yang berbeda. Banyak jamur bereproduksi secara
generatif dan vegetatif. Namun, beberapa bereproduksi secara generatif dan hanya beberapa saja
vegetatif. Reproduksi vegetatif melibatkan hanya satu orangtua dan reproduksi generatif
melibatkan dua orang tua.
Reproduksi vegetatif jamur

Melalui reproduksi vegetatif, organisme baru diproduksi yang secara genetik identik dengan
orangtua. Artinya, mereka memiliki DNA yang sama persis. Jamur bereproduksi secara vegetatif
melalui tiga metode:

1. Spora: Spora dibentuk oleh jamur dan dilepaskan untuk membuat jamur baru. Ini adalah zat
tepung yang dikeluarkan oleh puffball.
2. Tunas: Jamur tumbuh bagian baru dari tubuhnya, yang akhirnya putus. Potongan patah-lepas
menjadi organisme baru.
3. Fragmentasi: Dalam metode ini, sepotong miselium, badan jamur, terbagi lepas. Fragmen yang
dihasilkan pada akhirnya dapat menghasilkan koloni baru jamur.

Reproduksi vegetatif lebih cepat dan menghasilkan lebih banyak jamur dari reproduksi generatif.
Bentuk reproduksi dikendalikan oleh berbagai faktor. Kondisi di luar, seperti ketersediaan
pangan, menentukan kapan jamur mengalami reproduksi vegetatif.

Reproduksi Seksual

Hampir semua jamur dapat bereproduksi secara generatif. Tapi mengapa bereproduksi secara
generatif ketika reproduksi vegetatif jauh lebih cepat? Reproduksi generatif menyatukan sifat-
sifat dari kedua orang tua. Hal ini meningkatkan keragaman genetik dari spesies. Pada tumbuhan
dan hewan, reproduksi generatif terjadi ketika sperma dan sel telur dari dua orang tua bergabung
untuk membuat individu baru. Dalam jamur, bagaimanapun, dua hifa haploid bertemu bersama-
sama dan kawin. Alih-alih memanggil hifa laki-laki atau perempuan, mereka disebut (+) dan (-)
(Gambar di bawah).

Kebanyakan Jamur, tubuh buah, dihasilkan setelah reproduksi generatif ketika dua hifa, satu (+)
dan satu (-), kawin.

Penyakit yang disebabkan jamur

Beberapa jamur menyebabkan penyakit pada manusia, beberapa dari mereka serius. Misalnya,
penyakit paru-paru dan sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh jamur yang disebut
Cryptococcus neoformans. Penyakit ini serius pada pasien AIDS, dan sering tersebar di debu
oleh arus.

Patogen manusia lainnya adalah Candida albicans. Organisme ini menyebabkan penyakit rongga
mulut (sariawan), serta penyakit ragi pada saluran reproduksi. Biasanya penyakit ini ringan,
tetapi pada orang dengan infeksi HIV, ia dapat menjadi serius.

Penyakit jamur manusia lainnya termasuk kurap dan kaki atlet. Masing-masing disebabkan oleh
jamur dari berbagai genera, dan masing-masing ditandai dengan daerah blisterlike pada kulit atau
di jaring jari kaki atau jari. Penyakit jamur pada jaringan paru-paru termasuk histoplasmosis,
blastomycosis, dan coccidioidomycosis.

Simbiosis Jamur dengan Organisme lain

Beberapa jamur dapat hidup bersimbiosis mutualisme dengan organisme lain. Ada jamur yang
bersimbiosis dengan ganggang biru, ganggang hijau, dan ada pula yang bersimbiosis dengan
tumbuhan tingkat tinggi. Jenis jamur yang paling banyak bersimbiosis dengan organisme lain
berasal dari divisi Ascomycota, namun ada pula dari divisi Basidiomycota. Bentuk simbiosis
mutualisme antara jamur dengan ganggang dikenal sebagai lichen (lumut kerak). Simbiosis
antara jamur dengan tumbuhan tingkat tinggi biasanya terjadi di akar yang dikenal sebagai
mikorhiza.

Jamur adalah pemakan yang baik

Jamur dapat tumbuh cepat karena mereka adalah seperti pemakan yang baik. Jamur memiliki
banyak luas permukaan, dan luas permukaan yang besar ini makan atau menyerap. Luas
permukaan adalah berapa banyak daerah yang dimiliki terkena organisme, dibandingkan dengan
volume mereka secara keseluruhan. Sebagian besar dari luas permukaan jamur yang sebenarnya
di bawah tanah. Jika Anda melihat jamur di halaman Anda, itu hanya sebagian kecil dari jamur
yang tumbuh besar di bawah tanah.

Ini adalah langkah yang terlibat dalam jamur sedang makan :

Jamur menyemprotkan enzim khusus ke lingkungan mereka.


Enzim membantu mencerna molekul organik besar, mirip dengan memotong makanan Anda
sebelum Anda makan.
Sel jamur kemudian menyerap nutrisi jebol.

Kosa kata

autotrof: Organisme yang membuat makanan sendiri.


jamur: organisme eukariotik yang meliputi ragi, jamur, dan mushroom.
heterotrof: Organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri dan, karena itu, harus
mencari makanan di luar dirinya sendiri.
tubuh buah: struktur Spesialis untuk reproduksi pada jamur.
hifa: seperti benang yang membentuk badan jamur.
miselium: Tubuh jamur, terdiri dari massa seperti benang helai disebut hifa.
reproduksi vegetatif: Reproduksi melibatkan hanya satu orangtua; menghasilkan keturunan
secara genetik identik.
reproduksi generatif: Reproduksi melibatkan dua orang tua, menggabungkan materi genetik
mereka, menghasilkan genetik beragam keturunan.
spora: Struktur Reproduksi; dapat diadaptasi untuk penyebaran dan kelangsungan hidup dalam
kondisi yang tidak menguntungkan, ditemukan pada bakteri, tanaman, ganggang, jamur, dan
beberapa protozoa.
kitin: karbohidrat Keras ditemukan pada kulit hewan dan dinding sel jamur.
Ringkasan

1. Jamur adalah heterotrof, yang berarti mereka mendapatkan makanan dari luar diri mereka
sendiri.
2. Jamur yang umum termasuk ragi, jamur, dan mushroom.
3. Fungi memiliki dinding sel.
4. Tubuh jamur terdiri dari struktur seperti benang yang disebut hifa, yang dapat banyak menjadi
miselium.
5. Fungi sering membuat struktur reproduksi khusus, seperti jamur.
6. Fungi dapat bereproduksi secara vegetatif dengan spora, tunas, atau fragmentasi.
7. Jamur dapat bereproduksi secara generatif untuk menciptakan sebuah zigospora.

http://www.sridianti.com/ciri-ciri-klasifikasi-jamur.html

Zygomycota (Kelas Zygomycetes)


1). Habitat di darat, di tanah yang lembab atau sisa organisme mati
2). Hifanya bercabang banyak tidak bersekat saat masih muda dan bersekat setelah menjadi tua
3). Reproduksi vegetatif dengan cara membentuk spora tak berflagel (aplanospora) dan generatif
dengan cara gametangiogami dari dua hifa yang kompatibel/konjugasi dengan menghasilkan
zigospora

Contohnya : Rhizopus sp.


Miseliumnya mempunyai tiga tipe hifa yaitu : stolon (hifa yang membentuk jaringan di
permukaan substrat seperti roti), rhizoid (hifa yang mnembus substrat dan berfungsi untuk
menyerap makanan), sporangiofor (tangkai sporangium).

Berkembangbiak dengan cara vegetatif yaitu membuat sporangium yang menghasilkan spora.
Generatif yaitu dengan konjugasi dua hifa (-) dan hifa (+).
Contoh lain dan perannya:

1. Mucor mucedo, hidup pada kotoran ternak


2. Rhizopus nigricans, menghasilkan asam fumarat, pemasak buah
3. Rhizopus oryzae, jamur tempe/untuk membuat tempe
4. Rhizopus nodusus, menghasilkan asam laktat
5. Plasmopora viticola, parasit pada anggur
http://pustaka.pandani.web.id/2014/12/zygomycota-kelas-zygomycetes.html

Penjelasan Klasifikasi Jamur


(Chytridiomycota, Zygomycota,
Glomeromycota, Ascomycota, Basidiomycota
dan Deuteromycota)
Penulis
Inyiak Talago
-
30/06/2013
2045
#Biologi_Kelas_X Penjelasan Klasifikasi Jamur (Chytridiomycota, Zygomycota,
Glomeromycota, Ascomycota, Basidiomycota dan Deuteromycota) Jamur
dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri spora yang dihasilkan dan bentuk tubuh buah yang
terbentuk pada fase reproduktif.

Jamur yang telah jelas menunjukkan tingkat seksualnya disebut jamur sempurna (fungi
perfekti) sedangkan jamur yang belum jelas tingkat seksualnya disebut jamur tidak
sempurna (fungi imperfekti). Mula-mula jamur dikelompokkan menjadi empat filum
yaitu Phycomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. Perkembangan
sistem klasifikasi yang baru membagi jamur menjadi enam filum yaitu Chytridiomycota,
Zigomycota, Glomeromycta, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. berikut
uraiannya ;

1. Klasifikasi Jamur Chytridiomycota


Chytridiomycota meliputi sekitar 1.000 spesies yang sering dimasukkan ke dalam
kingdom Protista karena menghasilkan zoospora berflagela. Hal ini sesuai dengan
habitat utamanya di perairan dan tempat yang lembab. Namun demikian
Chytridiomycota mempunyai struktur dan cara memperoleh makanan yang menyerupai
jamur, sehingga para ahli biologi menganggap Chytridiomycota sebagai penghubung
antara Protista dan Fungi.

Chytridiomycota merupakan jamur yang sederhana, kebanyakan uniseluler namun


beberapa jenis multiseluler, biasanya berinti banyak (senositik). Sebagian besar bersifat
saprofit, namun ada yang parasit pada tumbuhan dan hewan.

Chytridiomycota melakukan perkembangbiakan secara aseksual dengan membentuk


zoospora berinti satu dan berflagel yang muncul di ujung belakang. Spora ini dibentuk
pada sporangium. Perkembangbiakan seksual dengan peleburan planogamet, peleburan
gametangium, dan persatuan antara hifa-hifa atau sel-sel yang
bersesuaian. Contoh Chytridiomycota sebagai berikut :

a. Synchytrium endobioticum, merupakan pathogen pada umbi kentang yang


menyebabkan umbi berbintil-bintil.

b. Hyzopydium couchii, merupakan parasit pada ganggang Spirogyra.

c) Olpidium viciae, merupakan parasit pada tanaman Vicia unijuga (kacang-kacangan


sebangsa kara).

d) Physoderma zeamaydis menyebabkan noda pirang pada jagung.

2. Klasifikasi Jamur Zygomycota

Saat ini dikenal sekitar 600 jenis yang termasuk Zygomycota. Semua jamur ini hanya
menghasilkan spora nonmotil (aplanospora) dan tidak menghasilkan spora kembara
(zoospora). Hal ini menunjukkan kemajuan tingkat evolusi dari jamur primitif yang
hidup di air menuju jamur yang lebih maju yang hidup di darat.

Zygomycota banyak ditemukan di tanah lembab yang kaya bahan organik. Sebagian
hidup sebagai saprofit dan yang lain merupakan parasit pada tumbuhan, hewan, dan
manusia.

Hifanya bersifat senosit yaitu tidak bersepta dengan inti haploid, terdapat hifa yang
berfungsi sebagai penyerap makanan (rhizoid) dan penghubung (stolon). Zygomycota
berkembang biak secara aseksual dengan membentuk spora tak berflagela atau
aplanospora yangdibentuk dalam sporangium. Sporangium terletak pada ujung
sporangiofor yang sering ditemukan bercabang-cabang.

Perkembangbiakan seksual dilakukan dengan konjugasi dua gametangium yang berinti


banyak. Gametangium ini terbentuk pada ujung hifa. Setelah dua gametangium yang
bersesuaian bersatu, dinding pertemuannya akan melebur dan kedua protoplas bersatu
membentuk zigot yang berdinding tebal.

Zigot mengalami masa istirahat dan kemudian menghasilkan sporayang disebut


zigospora. Spora ini kemudian berkecambah,sebagian hifanya membentuk
sporangiospora yang menghasilkan sporangium. Dari sporangium inilah dihasilkan
ribuan spora yang disebarkan oleh angin. Contoh Zygomycota adalah sebagai berikut.

a. Rhizopus stolonifer dan Rhizopus oligosporus terdapat pada ragi tempe.


b. Rhizopus oryzae terdapat pada ragi tape.
c. Entomophtora muscae parasit pada lalat.
d. Basidiobolus ranarum menyebabkan penyakit pada manusia.

3. Klasifikasi Jamur Glomeromycota

Glomeromycota merupakan kelompok jamur yang sebagian besar bersimbiosis dengan


tanaman yaitu membentuk mikoriza arbuskuler. Mikoriza merupakan bentuk jamur
yang hidup dan bersimbiosis pada akar tanaman tingkat tinggi. Mikoriza membentuk
hifa khusus yang tumbuh membentuk miselium yang melingkupi ujung akar. Beberapa
jenis tanaman pertanian bergantung pada mikoriza untuk dapat tumbuh optimal.
Terdapat dua tipe Mikoriza, yaitu sebagai berikut.

a. Ektomikoriza, hifa jamur tidak menembus ke dalam akar (korteks) melainkan hanya
sampai pada epidermis saja, contoh jamur yang berasosiasi dengan akar pinus.

b. Endomikoriza, hifa jamur menembus sampai ke bagian korteks, misalnya terdapat


pada tanaman anggrek dan sayuran seperti kol dan bit.

Glomeromycota mula-mula termasuk dalam kingdom Zygomycota, tetapi Walker dan


Schubler pada tahun 2002 memisahkannya menjadi kingdom tersendiri karena
terdapat perbedaan dengan Zygomycota. Saat ini baru sekitar 150 jenis Glomeromycota
yang telah diteliti. Ciri khas Glomeromycota adalah hidupnya selalu bersimbiosis
dengan tumbuhan (tidak dapat hidup bebas), membentuk arbuskuler yang bercabang
dikotomi pada akar tumbuhan), hifanya tak bersekat, dan menghasilkan spora
multinukleat berukuran besar dan berdinding tebal.

Arbuskuler merupakan struktur yang digunakan sebagai tempat pertukaran makanan


antara jamur dan tanaman inang. Jenis lain membentuk struktur seperti balon pada
akar inang yang disebut vesikel. Arbuskuler dan vesikel juga berfungsi sebagai tempat
penimbunan hasil metabolisme jamur.
Glomeromycota berkembang biak secara aseksual membentuk spora. Jika kondisi
menguntungkan, spora berkecambah membentuk apresoria pada akar tumbuhan inang
dan membentuk mikoriza baru. Reproduksi seksual pada Glomeromycota tidak
ditemukan. Beberapa contoh Glomeromycota adalah :

Glomus mosseae, G. claroideum, Archaeospora leptoticha, Sclerocystis, Acaulospora,


dan Entrophospora.

4. Klasifikasi Jamur Ascomycota

Saat ini dikenal sekitar 15.000 spesies Ascomycota. Jamur ini hifanya kecil memanjang,
diameternya sekitar 5 mikrometer yang bercabang-cabang membentuk miselium.
Hifanya bersepta dengan satu sel terdiri satu nukleat (hifa uninukleat), namun pada
beberapa jenis ditemukan hifa multinukleat. Dinding selnya tersusun atas zat kitin dan
-glukan.

Ascomycota bersifat heterotrof baik sebagai saprofit maupun sebagai parasit dan sering
bersimbiosis dengan organisme lain seperti Cyanobacteria membentuk lichen atau
lumut kerak. Kelompok Ascomycota dicirikan oleh pembentukan askus sebagai tempat
pembentukan askospora.

Askus merupakan kantong tempat terbentuknya askospora, setiap askus berisi antara 2
8 askospora, yang kebanyakan hidup sebagai saproba dan parasit pada tumbuhan,
hewan, dan manusia.

Sebagian Ascomycota berupa jamur uniseluler misalnya khamir atau ragi. Khamir tidak
membentuk hifa, selnya berbentuk bulat atau oval yang dapat bertunas (berkuncup)
sehingga membentuk rantai sel atau hifa semu. Khamir melakukan reproduksi dengan
membentuk tunas yang diikuti pembelahan inti. Terbentuk dua inti sel, salah satu inti
sel kemudian bergerak ke dalam kuncup sehingga terbentuk sel anak yang dapat
memisahkan diri atau tetap bersatu membentuk koloni.

Jika lingkungan kurang menguntungkan sel khamir berkembang biak secara seksual.
Sel khamir dapat berfungsi sebagai askus yang berisi empat askospora haploid yang
tahan terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan.

Spora yang dihasilkan dapat berkecambah membentuk sel-sel kecil yang bulat.
Kemudian sel-sel yang bersesuaian dapat melakukan peleburan membentuk sel diploid
yang berukuran lebih besar.

Ascomycota yang lain berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri,
membentuk tunas, fragmentasi, dan membentuk konidia. Konidia yang dibentuk dapat
tunggal atau berantai panjang pada ujung hifa khusus yang disebut konidiofor.
Reproduksi seksual Ascomycota terjadi dengan konjugasi. Mula-mula hifa membentuk
gametangia jantan (anteridium) dan gametangia betina (askogonium). Anteridium dan
askogonium saling mendekat dan membentuk saluran yang disebut trikogin. Nukleus
anteridium masuk ke askogonium membentuk sel dengan dua inti.

Sel ini kemudian tumbuh membentuk hifa yang disebut hifa askogonium dan
menghasilkan tubuh buah yang disebut askokarp. Di dalam askokarp 2 inti membelah
secara meiosis menghasilkan 8 askospora yaitu spora yang dihasilkan di dalam askus.

Spora yang dihasilkan disebarkan oleh angin dan jika jatuh pada lingkungan yang sesuai
akan segera tumbuh membentuk hifa dan dimulailah daur hidup jamur Ascomycota.
Berikut ini beberapa contoh jamur dalam kelas Ascomycota.

a. Piedraia hortai menimbulkan infeksi pada rambut manusia.


b. Saccharomyces cerevisiae digunakan untuk membuat bir, anggur, dan roti.
c. Candida albicans menyebabkan penyakit kandidiasis yaitu penyakit pada selaput
lendir mulut, vagina, dan saluran pencernaan.
d. Aspergillus flavus menghasilkan racun aflatoksin.
e. Claviceps purpurea menghasilkan alkaloid dan zat psikotropika.
f. Penicillium notatum menghasilkan antibiotik penisilin.
g. Neurospora digunakan untuk membuat oncom dan berguna dalam penyelidikan
genetika.

5. Klasifikasi Jamur Basidiomycota

Jamur yang sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari sebagian besar termasuk
dalam kelas Basidiomycota. Saat ini telah diketahui kurang lebih 12.000 jenis
Basidiomycota dan tidak ada satu pun yang menyebabkan infeksi penyakit pada
manusia. Kebanyakan Basidiomycota adalah saprobe dan parasit pada tumbuhan dan
serangga.

Beberapa jenis Basidiomycota enak dimakan dan aman, namun banyak ditemukan jenis
yang menghasilkan racun mikotoksin yang dapat menyebabkan kematian jika
termakan. Jamur yang dibudidayakan karena mempunyai nilai ekonomis disebut
jamur. Basidiomycota jarang melakukan reproduksi aseksual, reproduksi seksualnya
membentuk basidiospora yang terbentuk di luar basidium. Setiap basidium
mengandung 2 atau 4 basidiospora, masing-masing berinti satu dan haploid.

Seluruh basidiospora berkumpul membentuk tubuh buah yang disebut basidiokarp.


Basidiokarp sering membentuk struktur seperti batang yang disebut stalk dan seperti
payung yang disebut tudung. Hifanya bersepta dengan sel-sel berinti satu dan
berkelompok padat membentuk semacam jaringan. Miselium pada Basidiomycota
dapat dibedakan menjadi tiga macam.

a. Miselium primer, dihasilkan dari spora yang baru tumbuh


Mula-mula miselium ini berinti banyak, kemudian terbentuk septa yang mengandung
satu inti dan haploid.

b. Miselium sekunder, dihasilkan dari plasmogami atau persatuan dua hifa yang
bersesuaian. Miselium ini berinti dua yang masing-masing haploid.

c. Miselium tersier, terdiri atas miselium sekunder yang telah bersatu membentuk
semacam jaringan, misalnya membentuk basidiokarp dan basidiofor.

Beberapa contoh jamur dalam kelompok Basidiomycota adalah sebagai berikut.

a. Volvariella volvacea (jamur merang), dapat dimakan dan banyak dibudidayakan.


b. Amanita phalloides menghasilkan racun phalin yang berbahaya.
c. Auricularia polytricha dapat dimakan.
d. Puccinia graminis menimbulkan penyakit pada tanaman tebu dan jagung.
e. Ustilago scitamanae parasit pada pucuk daun tanaman Graminae.

6. Klasifikasi Jamur Deuteromycota (Fungi Imperfecti)

Deuteromycota meliputi jamur yang tingkat reproduksi seksualnya belum diketahui,


sehingga disebut jamur tidak sempurna. Dikenal sekitar 15.000 jamur yang semuanya
tidak melakukan reproduksi seksual. Kebanyakan Deuteromycota bersel banyak yang
membentuk hifa tak bersekat, namun beberapa jenis merupakan organisme bersel
tunggal yang membentuk pseudomiselium (miselium semu) pada kondisi lingkungan
yang menguntungkan.

Pada jenis-jenis tertentu ditemukan hifanya bersekat dengan sel yang berinti satu,
namun kebanyakan berinti banyak. Deuteromycota berkembangbiak dengan
membentuk spora aseksual melalui fragmentasi dan konidium yang bersel satu atau
bersel banyak.

Deuteromycota bukan merupakan kelompok jamur yang sesungguhnya karena bila


suatu jamur telah diketahui reproduksi seksualnya, akan dimasukkan ke dalam
kelompok lain yang sesuai dengan tingkat reproduksi seksualnya tersebut.

Contohnya Monila sitophila dulu dimasukkan ke dalam Deuteromycota, namun setelah


diketahui membentuk askokarp dan peritesium dimasukkan ke dalam kelompok
Ascomycota.

Kebanyakan Deuteromycota parasit pada tumbuhan, hewan, dan manusia. Berikut ini
beberapa contoh Deuteromycota.

a. Alternaria parasit pada tanaman kentang,


b. Fusarium parasit pada tanaman tomat dan kapas.
c. Helminthosporium parasit pada tanaman padi dan jagung.
d. Diplodia parasit pada tanaman jagung
e. Verticillium banyak menyerang bibit tanaman.
f. Epidermophyton, Microsporium, dan Trichophyton menyebabkan penyakit
dermatofitosis (penyakit pada kulit, rambut, dan kuku) pada hewan dan manusia.

Demikianlah Materi Penjelasan Klasifikasi Jamur (Chytridiomycota, Zygomycota,


Glomeromycota, Ascomycota, Basidiomycota dan Deuteromycota), Selamat Belajar.
https://www.cpuik.com/2013/06/klasifikasi-jamur.html

A.Pengertian Jamur www.iqbalblogger.blogspot.com


Jamur adalah makhluk hidup Eukariota bersel 1/ nulti seluler yang bersifat heterotrof dengan cara
menyerap zat organic dari lingkungan.

Ciri-ciri & Struktur Jamur www.iqbalblogger.blogspot.com


1)Bersifat eukariotik, dinding sel umumnya tetapi atas selulosa/zat kitin.
2)Tidak berklorofil estrogen bersifat heteroturof
3)Jamur bersel banyak (multi seluler) tubuhnya terdiri aras benang-benang yang yang disebut hifa.
4)Hidup pada tempat yang lembab mengandung zat organik, bersifat asam dan kurang cahaya matahari.

Kingdom fungi dibagi menjadi lima divisi yand berbeda dakam hal struktur hifa dan struktur penghasil
spora. Kelima divisi tersebut adalah :
1.Divisi Zygomycota
2.Divisi Ascomycota
3.Divisi Basidionycota
4.Divisi Deuteromycota
5.Divisi Mycophycophyta

B.Klasifikasi Jamur
1.Zigomycotina www.iqbalblogger.blogspot.com
Kelas Zygomycetes
Jamur ini dinamakan Zygomycetes karena membentuk spora istirahat yang berdinding tebal yang
disebut zygospora. Zygospora merupakan hasil peleburan menyeluruh antara dua gametangium yang
sama atau berbeda.
www.iqbalblogger.blogspot.com
a.Struktur Tubuh
Miseliumnya bercabang banyak dan hifanya tidak bersekat-sekat (bersifat senositik). Septa ditemukan
hanya pada saat sel reproduksi terbentuk. Miselium pada Rhizopus mempunyai tiga tife hifa, yaitu:
1)Stolon; hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat (misalnya roti).
2)Rhizoid; hifa yang menembus subtrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap makanan.
3)Sporangiopor; hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat dan memiliki sporangia globuler
(berbentuk bulat) diujungnya.

b.Cara reproduksi
Zygomicetes dapat bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual adalah dengan
spora yang dihasilkan oleh sporangium. Reproduksi seksualnya secara konjungsi.
www.iqbalblogger.blogspot.com
2.Ascomycotina
Divisi ini bercirikn talus yang terdiri dari miselium bersepta. Reproduksi seksual membentuk askospora
di dalam askus. Ada yang hidup sebagai parasit, yang menimbulkan panyakit pada tumbuhan.

Bentuk askus ada bermacam-macam, antara lain:


a.Askus tanpa askokarp
b.Askus yang askokarpny berbentuk deperti mangkok disebut aposetium.
c.Askus yang askokarpnya berbentuk bola tanpa ostiulum disebut kleistotesium.
d.Askus yang askokarpnya berbentuk botol dengan leher dan memiliki ostiulum disebut peritesium.

Ada bermacam-macam askus tersebut digunakan sebagai dasar klasifikasi tingkat kelas.
1)Kelas Hemiascomycetes
Kelompok jamur ini tidak membentuk askokarp, tidak mempunyai hifa, tubuhnya terdiri dari sel bulat
atau oval yang dapat bertunas sehingga terbentuk rantai sel atau hifa senu. Contoh anggota
Hemiascomycetes adalah khamir Saccharomyces.
Beberapa jenis Saccharomyces antara lain: www.iqbalblogger.blogspot.com
1)Saccharomyces cerevisiae, khamir roti atau khamir bir, juga disebut khanir raja yang berguna dalam
pembuatan roti dan alcohol.
2)tuac, bekerja mengubah air nira(legen) menjadi tuak.
3)Saccharomyces ellipsoideus, mempermentasi buah anggur menjadi anggur manuman.

2)Kelas Plectonycetes
Kelas ini bercirikan adanya askokarp berbentuk bola yang disebut kleistotesium. Kelompok ini ada yang
saprobe, parasit atau hipeparasit.
Yang termasuk kelas Plectomycetes adalah Aspergillus dan Penicillium. Reproduksi aseksual kedua jamur
ini adalah dengan pembentukkan konnidium dalam rantai pada konidiofor. Sedangkan reproduksi
seksualnya dengan spora yang dibentuk dalam askus. Askus-askus tersebut berkumpul dalam suatu
badan yang disebut askokarp.
a.Aspergillus
Aspergillus hidup sebagai saproba pada bermacam-macam bahan organik, seperti pada roti, daging yang
sudah diolah, butiran padi, kacang-kacangan dan lain-lain. Koloninya berwarna abu-abu, hitam, kuning
atau cokelat.
Jenis-jenis Aspergillus antara lain:
1) Aspergillus fumigates, bersifat parasit yang menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan unggas
2)Aspergillus flavus, penghasil flatoksin yang diduga sebagai penyebab penyakit kanker hati. Kapang ini
benyak terdapat pada kacang tanah dan makanan yang terbuat darinya.
3)Aspergillus niger, menghasilkan asam sitrat.
4)Aspergillus oryzae, untuk merombak zat pati dalam pembuatan minuman berakohol.
5)Aspergillus nidulan, parasit pada telinga menyebabkan outomikosis.
6)Aspergillus soyae, untuk pembuatan kecap.
www.iqbalblogger.blogspot.com
b.Penicillium
Kapang multiseluler ini mempunyai miselium bersekat-sekat. Ujung konidiofornya tidak melebar
melainkan bercabang-cabang tadi.
Penicillium, banyak terdapat pada bahan-bahan organik dan sebagai saprofit, misalnya sebgai berikut:
1)Penecillium notatum dan P. chrysogenum penghasil zat antibiotik (penisilin) yang ditemukan tahun
1929 oleh Alexander Fleming.
2)Penecillium cammemberti dan P. requefort dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas keju.
3)Penecillium italicum dan P. digitatum perusak buah jeruk masing-masing dinamai juga kapang biru dan
kapang hijau.
4)Penecillium axpansup, menyebabkan buah apel membusuk ditempat penyimpanan.
5)Penecillium islandicum merusak beras sehingga menjadi kuning, maka disebut Yellow rice

3)Kelas Pyrenomycetes
Ciri khas yang dimiliki adalah askokarp berbentuk khusus yang dilengkapi dengan ostiolum (lubang untuk
melepas askus dan askospora). Tubuh buah seperti itu disebut peritesium, yang dapat berwarna cerah
atau gelap.

3. Basidiomycotina
Divisi ini sebagian besar makroskopis dan sering dijumpai ditanah dan di hutan. Ciri utamanya ialah hifa
septat dengan sambungan apit (clamp connection); spora seksualnya terbentuk pada basidium yang
berbentuk ganda.
Divisi ini terdiri dari beberapa kelas, di antaranya ialah kelas Hymemomycetes, ordo Agaricales, family
Agaricaceae, yang mencakup jamur-jamur berlamela atau memiliki keping lipatan. Ciri-ciri jamur ini
antara lain: berdaging, saprobe, tubuh buah seperti payung, tetapi pada beberapa spesies tangkainya
asimetris, pendek bahkan tidak bertangkai. Basidiospora terdapat di permukaan lamella atau bilah yang
terbentuk di bagian bawah tudungnya. Contoh terkenal dari agaricaceae ini adalah Vovariella volvacea
(jamur padi, jamur dami).
www.iqbalblogger.blogspot.com
4.Deuteromycotina
Divisi terakhir ini disebut juga fungi imperfecti karena belum diketahui adanya reproduksi seksual, hifa
septat atau uniseluler.
a.Cara reproduksi
Reproduksi jamur ini secara aseksual dengan menghasilkan konidia atau menghasilkan hifa khusus
disebut konidiofor.

b.Cara Hidup
Jamur ini bersifat saprofit di banyak jenis materi organic, sebagai parasit pada tanaman tingkat tinggi,
dan perusak tanaman budidaya dan tanaman hias. Contoh klasik jamur ini di Indonesia dalah Monilia
sitophila, yaitu jamur oncom.
Jamur ini umumnya digunakan untuk pembuatan oncom dari bungkil kacang

5.Mycophyciphyta
Liken atau lumut kerak biasanya dianggap sebagai kelompok khusus, walaupun pada dasarnya
merupakan asosiasi simbiosis antara jamur mikobion dan ganggang fikobion.
Menurut bentuknya lumut kerak dapat dibagi menjadi 3 kelompok:
1.Krustos (Seperti kerak), misalnya Graphis, seperti coret-coret kecil yang panjang di pepohonan.
2.Folios (seperti daun), misalnya Umbellicaria, Parmelia yang tumbuh pada bebatuan.
3.Fruktikos (seprti semak), misalnya Usnea longgisima disebut janggut resi yang dapat mencapai
beberapa meter panjangnya. www.iqbalblogger.blogspot.com
Manfaat liken: sebagai makanan hewan,sebagai bahan pewarna dan penyamak, digunakan dalam
industry parfum, simber litmus yang digunakan dalam laboratorium kimia, juga sebagai indicator tingkat
polusi.

C.MIKROZA
Jamur yang hifanya bersimbiosis dengan akar suatu tanaman disebut mikroza. Jamur tersebut biasanya
dari golongan Zygomycotina, Acomycotina, Basidiomycotina.
Ada dua tipe Mikroza yaitu ektomikoriza dan endomikoriza.
a. Ektomikoriza
Jamur ini tubuh buahnya seperti payung, bola/bulat, hifanya hanya menembus epidermis saja tidak
sampai menembus korteks.
Contoh: Jamur ektomikoriza yang bersimbiosis dengan tanaman pinus, bentuknya seperti payung
b.Endokikoriza
Jamur ini bersimbiosis pada akar yang hifanya menembus sampai pada sel-sel korteks. Pada tanaman
polong-polongan jamur ini dapat merangsang pertumbuhan bintil-bintil akar yang bersimbiosis dengan
bakteri Rhizobium.

Jamur adalah makhluk hidup eukariota bersel satu atau multiseluleer, dan bersifat heterotrof dengan
cara menyerap zat organik dari lingkungan. Jamur ada yang bersifat menguntungkan dan ada yang
bersifat merugikan. Basidiomycota seperti jamur kuping dan jamur merang dapat dimakan. Beberapa
anggota Ascomycota seperti Penicillium menghasilkan antibiotika. Jamur yang belum diketahui
reproduksi seksualnya dikelompokkan dalam divisi Deuteromycota.

Daftar Istilah
1.Askokarp : Tubuh buah yang berisi askus (kantung).
2.Askospora : Spora yang berada dalam askus.
3.Askus : Penghasil Askospora pada jamur Ascomycetes
4.Basidiokarp : Tubuh buah Basidiomycetestempat basidium berkumpul.
5.Basidiospora : Spora yang berada dalam basidium.
6.Basidium : Penghasil basidiospora pada jamur Basidiomycetes.
7.Haustoria : Hifa pada jamur parasit untuk penetrasi pada sel inang.
8.Konidium : Tempat pembentukan konidia (spora aseksual) pada Ascomycetes
9.Miselium : Kumpulan hifa jamur yang berfungsi menyerap bahan organik dari lingkungan tempat hidup
jamur. www.iqbalblogger.blogspot.com
10.Oospora : Sel telur yang telah dibuahi dan membentuk dinding tebal.
11.Saproba : Organisme yang hidup pada bahan-bahan mati / busuk.
12.Sel Dikariotik : Sel yang memiliki dua mukleus, biasanya disebabkan
karena penggabungan sel. Biasanya pada hifa.
13.Zigospora : Spora hasil persatuan dari dua hifa yang berlainan jenis (Zonjugasi).
14.Zoospora : spora kembara, spora yang memiliki flagella.

http://iqbalblogger.blogspot.co.id/2011/10/pengertiandefinisi-tentang-jamur.html

morfologi jamur benang / kapang


Ditulis pada Juni 18, 2011 oleh monruw

Jamur adalah sekelompok organisme yang digabungkan dalam takson Kingdom Fungi
berdasarkan system Whittaker. Kingdom fungi mempunyai ciri khas yaitu bersifat heterotrof
yang mengabsorbsi nutrient dan memiliki kitin pada dinding selnya. Jamur dapat bersifat
saprotrop dengan mendapatkan nutrisi dari organisme lain yang mati, bersifat parasit dengan
mengisap nutrisi dari organisme hidup, atau dengan bersimbiosis mutualisme dengan satu
organisme. Produksi kitin, sejenis polisakarida, adalah synapomorphy (sifat yang serupa) antara
fungi, choanoflagellata dan hewan. Hal ini menjadi bukti bahwa secara evolusioner, fungi lebih
dekat ke hewan dibandingkan tumbuhan. Tetapi fungi mempunya penggunaan kitin yang
berbeda dengan hewan. Hewan hanya memproduksi kitin pada bagian tertentu, misalnya sebagai
rangka luar, rambut atau kuku, sementara fungi memiliki kitin sebagai pembentuk dinding pada
seluruh selnya. Adanya kitin juga membantu membedakan antara fungi dan eukariota lain,
seperti protista. Kingdom Fungi dapat dibagi menjadi 4 filum, yaitu Chytridiomycota,
Zygomycota, Ascomycota, and Basidiomycota. Masing-masing filum ini memiliki anggota baik
uniseluler maupun multiseluler. (Purves dan Sadava, 2003).

Jamur benang atau kapang adalah golongan fungi yang membentuk lapisan jaringan miselium
dan spora yang tampak, tetapi tidak dapat membentuk badan buah yang makroskopis. Misselium
terdiri dari filament tubular yang tumbuh yaitu hifa. Antara satu hifa dengan hifa yang lain
biasanya dipisahkan oleh septa. Septa memiliki pori-pori yang memungkinkan organel, bahkan
terkadang nucleus, untuk lewat. Beberapa hifa bersifat coenositik (memiliki banyak inti), dan
tidak memiliki septa. Hifa dapat memiliki beberapa modifikasi, seperti hifa reproduktif (untuk
berkembang biak), hifa nutritif (untuk menyerap nutrisi), rhizoid (untuk menempel ke inang atau
substrat), bahkan pada sepesies tertentu, hifa predasi (berbentuk perangkap yang bisa menjebak
nematoda kecil sebagai sumber nutrisi) (Singleton dan Sainsbury, 2006).

Fungi dapat berkembang biak baik secara seksual maupun aseksual. Perkembangbiakan secara
seksual terjadi ketika hifa dengan tipe perkawinan (mating type) yang berbeda bersentuhan,
kemudian melebur mebentuk zigot. Hifa fungi tidak dapat dibedakan secara visual maupun
morfologis menjadi jantan ataupun betina, hanya dapat dibedakan menjadi tipe perkawinan
berdasarkan struktur genetiknya. Perkembangbiakan secara aseksual terjadi dengan cara
membelah diri atau terbelahnya hifa, atau dengan menyebarkan spora haploid (Schooley, 1997).

1. Rhizopus sp.

Rhizopus sp. adalah genus jamur benang yang termasuk filum Zygomycota ordo Mucorales.
Rhizopus sp. mempunyai ciri khas yaitu memiliki hifa yang membentuk rhizoid untuk menempel
ke substrat. Ciri lainnya adalah memiliki hifa coenositik, sehingga tidak bersepta atau bersekat.
Miselium dari Rhizopus sp. yang juga disebut stolon menyebar diatas substratnya karena
aktivitas dari hifa vegetatif. Rhizopus sp. bereproduksi secara aseksual dengan memproduksi
banyak sporangiofor yang bertangkai. Sporangiofor ini tumbuh kearah atas dan mengandung
ratusan spora. Sporagiofor ini biasanya dipisahkan dari hifa lainnya oleh sebuah dinding seperti
septa. Salah satu contohnya spesiesnya adalah Rhizopus stonolifer yang biasanya tumbuh pada
roti basi. (Postlethwait dan Hopson, 2006).

2. Mucor sp.

Mucor adalah genus fungi yang berasal dari ordo Mucorales yang merupakan fungi tipikal
saprotrop pada tanah dan serasah tumbuhan. Hifa vegetatifnya bercabang-cabang, bersifat
coenositik dan tidak bersepta. Mucor berkembangbiak secara aseksual dengan membentuk
sporangium yang ditunjang oleh batang yang disebur sporangiofor. Ciri khas pada Mucor adalah
memiliki sporangium yang berkolom-kolom atau kolumela (Singleton dan Sainsbury, 2006).

3. Penicillium sp.

Penicillium sp. adalah genus fungi dari ordo Hypomycetes, filum Askomycota. Penicillium sp.
memiliki ciri hifa bersepta dan membentuk badan spora yang disebut konidium. Konidium
berbeda dengan sporangim, karena tidak memiliki selubung pelindung seperti sporangium.
Tangkai konidium disebut konidiofor, dan spora yang dihasilkannya disebut konidia. Konidium
ini memiliki cabang-cabang yang disebut phialides sehingga tampak membentuk gerumbul.
Lapisan dari phialides yang merupakan tempat pembentukan dan pematangan spora disebut
sterigma. Beberapa jenis Penicillium sp. yang terkenal antara lain P. notatum yang digunakan
sebagai produsen antibiotik dan P. camembertii yang digunakan untuk membuat keju biru
(Purves dan Sadava, 2003).

4. Aspergillus sp.

Aspergillus sp., seperti Penicillium sp., berasal dari ordo yang sama yaitu Hypomycetes.
Aspergillus sp. membentuk badan spora yang disebut konidium dengan tangkainya konidiofor.
Aspergillus sp. memiliki ciri khas yaitu memiliki sterigma primer dan sterigma sekunder karena
phialidesnya bercabang 2 kali. Salah satu contoh jamur ini adalah Aspergillus orizae yang
digunakan untuk pembuatan tempe dan Aspergillus flavus yang memproduksi aflatoxin, zat
karsinogenik terkuat yang pernah ditemukan (Robinson, 2001).

5. Monilia sp.
Monilia sp. adalah genus fungi dari ordo Hypomycetes, filum Askomycota. Sekarang nama
genus Monilia tidak dipakai lagi dan diganti dengan Candida. Candida sp. tergolong jamur tidak
sempurna, karena tidak memiliki siklus seksual yang jelas, walaupun analisis genom pada
spesies Candida albicans memiliki pengulangan yang mengindikasikan kemungkinan siklus
seksual. Bentuk Candida sp. menyerupai khamir walau tergolong jenis jamur benang. Antara
hifa satu dengan yang lainnya tiak berikatan erat sehingga sel gampang terlepas dan membentuk
tunas. Candida sp. jarang membentuk misellium maupun konidium, dan bila ada, biasanya
bersifat rudimenter. Metode perkembangbiakan Candida sp. lebih didominasi cara pertunasan.
Candida sp. dapat ditemukan hidup saprotrof di tanah, makanan, tanaman dan beberapa jenis
hidup secara parasit di tubuh hewan atau manusia, contohnya Candida albicans yang hidup di
saluran kelamin manusia. (Singleton dan Sainsbury, 2006).

https://monruw.wordpress.com/2011/06/18/morfologi-jamur-benang-kapang/

MAKALAH MIKRBIOLOGI

RHIZOPUS SP

I. PENDAHUUAN

Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil (Kusnadi, dkk,
2003). Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas
kehidupan antara lain dapat dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan
bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi
karena mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar
sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi
zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk
menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan
tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan.enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk
perngolahan bahan makanan akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada.

Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tempat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam
media buatan, dan tingkat pembiakannya relative cepat (Darkuni, 2001). Oleh karena
aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme memiliki peranan dalam kehidupan, baik
yang merugikan maupun yang menguntungkan. Sekilas, makna praktis dari mikroorganisme
disadari tertutama karena kerugian yang ditimbulkannya pada manusia, hewan, dan tumbuh-
tumbuhan. Misalnya dalam bidang mikrobiologi kedokteran dan fitopatologi banyak ditemukan
mikroorganisme yang pathogen yang menyebabkan penyakit dengan sifat-sifat kehidupannya
yang khas. Walaupun di bidang lain mikroorganisme tampil merugikan, tetapi perannya yang
menguntungkan jauh lebih menonjol.
Beberapa bahan makanan yang sampai saat ini dibuat dengan menggunakan mikroorganisme
sebagai bahan utama prosesnya, misalnya pembuatan bir dan minuman anggur dengan
menggunakan ragi, pembuatan roti dan produk air susu dengan bantuana bakteri asam laktat, dan
pembuatan cuka dengan bantuan bakteri cuka. Pengolahan kacang kedelai di beberapa negara
banyak yang menggunakan bantuan fungi, ragi, dan bakteri bakteri asam laktat. Bahkan asam
laktat dan asam sitrat yang dalam jumlah besar diperlukan oleh industri bahan makanan masing-
masing dibuat dengan bantuan asam laktat dan Aspergillus niger (Darkuni, 2001). Beberapa
kelompok mikroorganisme dapat digunakan sebagai indikator kualitas makanan.
Mikroorganisme ini merupakan kelompok bakteri yang keberadaannya di makanan di atas
batasan jumlah tertentu, yang dapat menjadi indikator suatu kondisi yang terekspos yang dapat
mengintroduksi organisme hazardous (berbahaya) dan menyebabkan proliferasi spesies patogen
ataupun toksigen.

Tidak semua mikroba yang ada dapat digunakan dalam industri. Menurut Kusnadi, dkk (2003)
mikroorganisme industri merupakan organisme yang dipilih secara hati-hati sehingga dapat
membuat satu atau banyak produk khusus. Bahkan jika mikroorganisme industri merupakan
salah satu yang sudah diisolasi dengan teknik tradisional, mikroorganisme tersebut menjadi
organisme yang sangat termodifikasi sebelum memasuki industri berskala besar. Sebagian besar
mikroorganisme industri merupakan spesialis metabolik yang secara spesifik mampu
menghasilkan metabolit tertentu dalam jumlah yang sangat besar pula. Untuk mencapai
spesialisasi metabolik tinggi tersebut, strain industri diubah secara genetika melalui mutasi dan
rekombinasi.

Saat ini, harga protein hewani yang berasal dari daging, ikan, telur dan susu semakin mahal
sehingga tidak terjangkau oleh masyarakat luas, khususnya yang berpendapatan pas-pasan.
Untuk mencegah meluasnya masalah kekurangan gizi terutama protein di masyarakat, perlu
digalakkan pemakaian sumber-sumber protein nabati. Penggunaan protein nabati dari kacang-
kacangan (seperti tahu, tempe, dan oncom) telah terbukti ampuh untuk mengatasi masalah
kekurangan gizi dan protein tersebut (Siswono, 2002). Tempe adalah makanan yang dibuat dari
fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis
kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau
Rh. arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai ragi tempe.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Rhizopus sp merupakan kapang yang penting dalam industri makanan sebagai penghasil
berbagai macam ezim seperti amilase, protease, pektinase dan lipase. Kapang dari Rhizopus sp
juga telah diketahui sejak lama sebagai kapang yang memegang peranan utama pada proses
fermentasi kedele menjadi tempe. Jenis-jenis kapang yang ditemukan diketahui sebagai
Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. Arrhizus (Pudjiraharti,
dkk). Spesies-spesies dari Rhizopus sering ditemukan pada tanah, buah yang busuk, dan
tanaman.

Miselium Rhizopus terdiri dari dua jenis, satu tertanam dalam lapisan dan yang lainnya seperti
antena membentuk stolon. Sporangiophore yang dibentuk biasanya dalam grup-grup dua, tiga,
atau lebih tetapi bisa juga hanya satu. Sporangia berbentuk sama, bundar atau hampir bundar
dengan bagian tengah yang agak rata.

Rhizopus sp

Jenis-jenis Rhizopus yang ditemukan :

1. 1. Rhizopus oligosporus

Rhizopus oligosporus dapat menghasilkan protease asam dalam substrat kedele baik secara
fermentasi padat maupun cair, bersifat proteolitik kuat dan amilolitik kurang kuat.

Rhizopus oligosporus

1. 2. Rhizopus oryzae

Rhizopus oryzae mempunyai sifat amilolitik kuat dan proteolitik kurang kua.

1. Rhizopus stolonifer (Rhizopus roti)

Rhizopus stolonifer (Rhizopus roti) bagus dalam produksi asam laktat dan kurang kuat dalam hal
amilolitik dan proteolitik.
Fermentasi berasal dari kata Latin fervere yang berarti mendidih, yang menunjukkan adanya
aktivitas dari yeast pada ekstrak buah-buahan atau larutan malt biji-bijian (Adams, 2000).
Kelihatan seperti mendidih disebabkan karena terbentuknya gelembung-gelembung gas CO2
yang diakibatkan proses katabolisme atau biodegradasi secara anaerobik dari gula yang ada
dalam ekstrak.

Fermentasi ditinjau secara biokimia mempunyai perbedaan arti dengan mikrobiologi industri.
Secara biokimia, fermentasi diartikan sebagai terbentuknya energi oleh proses katabolisme bahan
organik, sedang dalam mikrobiologi industri, fermentasi diartikan lebih luas yaitu sebagai suatu
proses untuk mengubah bahan baku menjadi suatu produk oleh massa sel mikroba. Dalam hal
ini, fermentasi berarti pula pembentukan komponen sel secara aerob yang dikenal dengan proses
anabolisme atau biosintesis.

Mikrobiologi industri adalah fermentasi dalam pengertian yang lebih luas yang menguraikan
macam-macam proses guna memperoleh hasil dalam skala industri dengan mass culture atau
mikroba. Secara komersial, fermentasi dibagi menjadi 4 tipe, yaitu :

1. Fermentasi yang menghasilkan sel mikroba atau biomass.

2. Fermentasi yang menghasilkan enzim mikroba.

3. Fermentasi yang menghasilkan metabolit mikroba baik primer maupun sekunder.

4. Fermentasi yang memodifikasi bahan yang disebut pula dengan proses transformasi.

Salah satu pemanfaatan Rhizopus dalam bidang industri adalah pada pembuatan tempe. Tempe
banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah mendunia. Kaum vegetarian di seluruh
dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai pengganti daging. Akibatnya sekarang
tempe diproduksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia. Berbagai penelitian di
sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat. Indonesia juga sekarang berusaha
mengembangkan galur (strain) unggul Rhizopus untuk menghasilkan tempe yang lebih cepat,
berkualitas, atau memperbaiki kandungan gizi tempe. Beberapa pihak mengkhawatirkan kegiatan
ini dapat mengancam keberadaan tempe sebagai bahan pangan milik umum karena galur-galur
ragi tempe unggul dapat didaftarkan hak patennya sehingga penggunaannya dilindungi undang-
undang (memerlukan lisensi dari pemegang hak paten).

Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang merekatkan biji-
biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Degradasi komponen-komponen kedelai
pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan aroma khas. Berbeda dengan tahu, tempe
terasa agak masam. Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa
kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya akan serat
pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai
nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit
degeneratif.
Selain tempe, oncom juga merupakan makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai.
Oncom merah dihasilkan oleh kapang Neurospora sitophila yang mempunyai strain jingga,
merah, merah muda, dan warna peach. Sedangkan oncom hitam dihasilkan oleh kapang Rhizopus
oligosporus. Jadi, warna merah atau hitam pada oncom ditentukan oleh warna pigmen yang
dihasilkan oleh kapang yang digunakan dalam proses fermentasi. Oncom dapat dibuat dari
kacang kedelai dan kacang tanah. Bahan baku lainnya yang diperlukan dalam pembuatan oncom
adalah kapang. Kapang oncom dapat mengeluarkan enzim lipase dan protease yang aktif selama
proses fermentasi dan memegang peranan penting dalam penguraian pati menjadi gula,
penguraian bahan-bahan dinding sel kacang, dan penguraian lemak, serta pembentukan sedikit
alkohol dan berbagai ester yang berbau sedap dan harum (James M. Jay, 2000).

III. PEMBAHASAN

Rhizopus sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia dalam pembuatan tempe.
Rhizopus yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi
senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia.

Terdapat berbagai metode pembuatan tempe. Secara umum terdiri dari tahapan perebusan,
pengupasan, perendaman dan pengasaman, pencucian, inokulasi dengan ragi, pembungkusan,
dan fermentasi.

Pada tahap awal pembuatan tempe, biji kedelai direbus. Tahap perebusan ini berfungsi sebagai
proses hidrasi, yaitu agar biji kedelai menyerap air sebanyak mungkin. Perebusan juga
dimaksudkan untuk melunakkan biji kedelai supaya nantinya dapat menyerap asam pada tahap
perendaman. Kulit biji kedelai dikupas pada tahap pengupasan agar miselium fungi dapat
menembus biji kedelai selama proses fermentasi. Pengupasan dapat dilakukan dengan tangan,
diinjak-injak dengan kaki, atau dengan alat pengupas kulit biji.

Setelah dikupas, biji kedelai direndam. Tujuan tahap perendaman ialah untuk hidrasi biji kedelai
dan membiarkan terjadinya fermentasi asam laktat secara alami agar diperoleh keasaman yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan fungi. Fermentasi asam laktat terjadi dicirikan oleh munculnya
bau asam dan buih pada air rendaman akibat pertumbuhan bakteri Lactobacillus. Bila
pertumbuhan bakteri asam laktat tidak optimum (misalnya di negara-negara subtropis), asam
perlu ditambahkan pada air rendaman. Fermentasi asam laktat dan pengasaman ini ternyata juga
bermanfaat meningkatkan nilai gizi dan menghilangkan bakteri-bakteri beracun.

Proses pencucian akhir dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang mungkin dibentuk oleh
bakteri asam laktat dan agar biji kedelai tidak terlalu asam. Bakteri dan kotorannya dapat
menghambat pertumbuhan fungi.

Inokulasi dilakukan dengan penambahan inokulum, yaitu ragi tempe atau laru. Inokulum dapat
berupa kapang yang tumbuh dan dikeringkan pada daun waru atau daun jati (disebut usar;
digunakan secara tradisional), spora kapang tempe dalam medium tepung (terigu, beras, atau
tapioka; banyak dijual di pasaran), ataupun kultur R. oligosporus murni (umum digunakan oleh
pembuat tempe di luar Indonesia). Inokulasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1)
penebaran inokulum pada permukaan kacang kedelai yang sudah dingin dan dikeringkan, lalu
dicampur merata sebelum pembungkusan; atau (2) inokulum dapat dicampurkan langsung pada
saat perendaman, dibiarkan beberapa lama, lalu dikeringkan.

Setelah diinokulasi, biji-biji kedelai dibungkus atau ditempatkan dalam wadah untuk fermentasi.
Berbagai bahan pembungkus atau wadah dapat digunakan (misalnya daun pisang, daun waru,
daun jati, plastik, gelas, kayu, dan baja), asalkan memungkinkan masuknya udara karena kapang
tempe membutuhkan oksigen untuk tumbuh. Bahan pembungkus dari daun atau plastik biasanya
diberi lubang-lubang dengan cara ditusuk-tusuk.

Biji-biji kedelai yang sudah dibungkus dibiarkan untuk mengalami proses fermentasi. Pada
proses ini kapang tumbuh pada permukaan dan menembus biji-biji kedelai, menyatukannya
menjadi tempe. Fermentasi dapat dilakukan pada suhu 20 C37 C selama 1836 jam. Waktu
fermentasi yang lebih singkat biasanya untuk tempe yang menggunakan banyak inokulum dan
suhu yang lebih tinggi, sementara proses tradisional menggunakan laru dari daun biasanya
membutuhkan waktu fermentasi sampai 36 jam.

Selain tempe, oncom juga merupakan makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai.
Saat ini dikenal dua jenis oncom, yaitu merah dan hitam. Perbedaan kedua jenis oncom tersebut
terletak pada jenis kapang. Oncom merah dihasilkan oleh kapang Neurospora sitophila yang
mempunyai strain jingga, merah, merah muda, dan warna peach. Sedangkan oncom hitam
dihasilkan oleh kapang Rhizopus oligosporus. Jadi, warna merah atau hitam pada oncom
ditentukan oleh warna pigmen yang dihasilkan oleh kapang yang digunakan dalam proses
fermentasi.

Oncom dapat dibuat dari kacang kedelai dan kacang tanah. Bahan baku lainnya yang diperlukan
dalam pembuatan oncom adalah kapang. Kapang oncom dapat mengeluarkan enzim lipase dan
protease yang aktif selama proses fermentasi dan memegang peranan penting dalam penguraian
pati menjadi gula, penguraian bahan-bahan dinding sel kacang, dan penguraian lemak, serta
pembentukan sedikit alkohol dan berbagai ester yang berbau sedap dan harum (James M. Jay,
2000).

Proses fermentasi oleh kapang Neurospora sitophila dan Rhizopus oligosporus dapat mencegah
terjadinya efek flatulensi (kembung perut). Selama proses fermentasi oncom, kapang akan
menghasilkan enzim alpha-galaktosidase yang dapat menguraikan rafinosa dan stakhiosa kedelai
sampai pada level yang sangat rendah, sehingga tidak berdampak pada terbentuknya gas.

Pada saat pembuatan oncom, sangat penting untuk memperhatikan masalah sanitasi dan higiene
untuk mencegah timbulnya pencemaran dari mikroba-mikroba lain, terutama kapang Aspergillus
flavus yang mampu memproduksi racun aflatoksin. Kapang Aspergillus flavus juga biasanya
tumbuh pada kacang-kacangan dan biji-bijian yang sudah jelek mutunya sehingga sangat
dianjurkan menggunakan bahan baku yang baik mutunya untuk mencegah terbentuknya racun
aflatoksin. Akan tetapi kita tidak perlu terlalu khawatir dengan racun aflatoksin, karena kapang
Neurospora sitophila dan Rhizopus oligosporus mampu berperan sebagai penekan produksi
aflatoksin (James M. Jay, 2000).

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain:

1. Jenis-jenis kapang yang ditemukan diketahui sebagai Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae,
Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. Arrhizus.
2. Rhizopus sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia dalam pembuatan
tempe.
3. Selain tempe, oncom juga merupakan makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji
kedelai.
4. Proses fermentasi oleh kapang Rhizopus oligosporus dapat mencegah terjadinya efek
flatulensi (kembung perut).

https://gianwulandari.wordpress.com/2012/10/21/rhizopus-sp/

JAMUR RHIZOPUS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jamur (fungi) banyak kita temukan di lingkungan sekitar kita. Jamur tumbuh subur terutama di
musim hujan karena jamur menyukai habitat yang lembab. Akan tetapi, jamur juga dapat
ditemukan hampir di semua tempat di mana ada materi organik. Jika lingkungan di sekitarnya
mengering, jamur akan menjalani tahapan istirahat atau meghasilkan spora. Cabang ilmu biologi
yang mempelajari tentang jamur disebut mikologi.
Kebanyakkan jamur termasuk dalam kelompok kapang. Tubuh vegetatif kapang berbentuk
filamen panjang bercabang yang seperti benang, yang disebut hifa. Hifa akan memanjang dan
menyerap makanan dari permukaan substrat (tempat hidup jamur). Hifa-hifa membentuk jaring-
jaring benang kusut, disebut miselium.

1.2 Permasalahan
- Bagaimana bentuk tubuh rhizopus?
- Bagaiman cara produksinya?
- Apa gunanya bagi manusia?

BAB II
ISI

Pada bab ini saya akan membahas tentang rhizopus (jamur tempe atau roti). Bagaimana struktur
tubuhnya, klasifikasinya, cara reproduksinya, peranannya bagi manusia, dan lain-lain.

2.1 Struktur Tubuh


Rhizopus mempunyai tiga tipe hifa, yaitu:
a. Stolon, hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat (misalnya roti)
b. rizoid, hifa yang menembus substrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap makanan
c. sporangiofor, hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat dan memiliki sporangium
globuler di ujungnya

2.2 Klasifikasi
Berdasarkan struktur tubuh dan reproduksinya rhizopus termasuk fungi pada devisi
Zygomycota.
a. Struktur Tubuh
Rhizopus mempunyai tiga tipe hifa, yaitu:
a. Stolon, hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat (misalnya roti)
b. rizoid, hifa yang menembus substrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap makanan
c. sporangiofor, hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat dan memiliki sporangium
globuler di ujungnya
b. Cara Reproduksi
Rhizopus bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual adalah dengan
spora nonmotil yang dihasilkan oleh sporangium, sedangkan reproduksi seksualnya dengan
konjugasi.

2.3 Ciri
a. Habitat di darat, di tanah yang lembab atau sisa organisme mati
b. Hifanya bercabang banyak tidak bersekat saat masih muda dan bersekat setelah menjadi tua
c. Miseliumnya mempunyai tiga tipe hifa yaitu : stolon (hifa yang membentuk jaringan di
permukaan substrat seperti roti), rhizoid (hifa yang mnembus substrat dan berfungsi untuk
menyerap makanan), sporangiofor (tangkai sporangium)
d. Berkembangbiak dengan cara vegetatif yaitu membuat sporangium yang menghasilkan spora.
Generatif yaitu dengan konjugasi dua hifa (-) dan hifa (+).

2.4 Cara Reproduksi


Reproduksi vegetatif dengan cara membentuk spora tak berflagel (aplanospora) dan generatif
dengan cara gametangiogami dari dua hifa yang kompatibel/konjugasi dengan menghasilkan
zigospora

2.5 Peranan
Di bawah ini adalah peranan jamur:
- Rhizopus oryzae untuk membuat tempe.
- Mucor javanicus terdapat dalam ragi tape
BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulannya:
c. Struktur Tubuh
Rhizopus mempunyai tiga tipe hifa, yaitu:
d. Stolon, hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat (misalnya roti)
e. rizoid, hifa yang menembus substrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap makanan
f. sporangiofor, hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat dan memiliki sporangium
globuler di ujungnya

d. Cara Reproduksi
Rhizopus bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual adalah dengan
spora nonmotil yang dihasilkan oleh sporangium, sedangkan reproduksi seksualnya dengan
konjugasi.

http://jeniz-jamure.blogspot.co.id/2008/11/jamur-rhizopus-bab-i-pendahuluan-1.html

https://mikrobio.net/sistematika-cendawan/sistematika-zygomycota.html

Anda mungkin juga menyukai