Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BIOKIMIA

PENGARUH PH PADA REAKSI ENZIMATIK

Disusun oleh
FARMASI D - Kelompok X

Pradina Zustrian Cahyani 201810410311158


Al Intan Widiyati 201810410311171
Zamzam Al Kautsar 201810410311201
Nurfaida Dwigusti Shafira 201810410311204

Program Studi Farmasi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
2019/2020
Daftar Isi

Daftar Isi.................................................................................................................................................... 2
BAB I ......................................................................................................................................................... 3
1.1 Tujuan Praktikum .................................................................................................................... 3
1.2 Prinsip Percobaan ..................................................................................................................... 3
1.3 Dasar Teori ................................................................................................................................ 3
BAB II ........................................................................................................................................................ 6
2.1 Alat dan Bahan .......................................................................................................................... 6
2.2 Prosedur Kerja .......................................................................................................................... 7
BAB III ...................................................................................................................................................... 8
3.1 Data Pengamatan ...................................................................................................................... 8
3.2 Pembahasan ............................................................................................................................. 14
3.3 Jawaban Pertanyaan............................................................................................................... 15
BAB IV .................................................................................................................................................... 16
4.1 Kesimpulan .............................................................................................................................. 16
Daftar Pustaka ........................................................................................................................................ 17
Lampiran ................................................................................................................................................. 18

2
BAB I
1.1 Tujuan Praktikum
Mengetahui pengaruh perubahan pH terhadap kinerja enzim yang terkandung dalm
saliva.

1.2 Prinsip Percobaan

Pati secara alami terdapat pada tumbuhan dan berfungsi untuk penyimpanan energy dalam
bentuk polimer glukosa. Pada perlakuan dengan kondisi asam ataupun dengan bantuan enzim,
pati dapat terhidrolisis menjadi dextrin (campuran dari polisakarida dengan titik lebur rendah,
tersusun atas 3-8 unit glukosa), maltosa dan akhirnya D-glukosa. Keberadaan pati dalam
makanan dapat dideteksi dengan larutan I2.
Amilum dan iodium membentuk kompleks yang berwarna biru tua. Hidrolisis amilum oleh
ptyalin secara berturut-turut akan membentuk dextrin dan oligosakarida yang bila mengikat
iodium akan membentuk kompleks berwarna yang berbeda-beda warnanya.
Amilodekstrin dengan iodium membentuk warna biru
Eritrodekstrin dengan iodium membentuk warna merah
Akrodekstrin dan maltosa tidak membentuk kompleks berwarna dengan iodium

1.3 Dasar Teori


Enzim merupakan senyawa protein yang dapat mengkatalisis seluruh reaksi kimia dalam
sistem biologis. Semua enzim murni yang telah diamati sampai saat ini adalah protein.
Aktivitas katalitiknya bergantung kepada integritas strukturnya sebagai protein. Enzim dapat
mempercepat reaksi biologis, dari reaksi yang sederhana, sampai ke reaksi yang sangat rumit.
Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang bereaksi
sehingga mempercepat proses reaksi. Percepatan reaksi terjadi karena enzim menurunkan
energy pengaktifan yang dengan sendirinya akan mempermudah terjadinya reaksi. Enzim

3
mengikat molekul substrat membentuk kompleks enzim substrat yang bersifat sementara dan
lalu terurai membentuk enzim bebas dan produknya. (Lehninger,1995).
Salah satu enzim yang diperlukan untuk pertumbuhan adalah amilase. Amilase dapat
diartikan sebagai segolongan enzim yang merombak pati, glikogen dan polisakarida yang lain.
Enzim ini dapat dihasilkan di dalam tubuh manusia, yaitu pada kelenjar ludah dan pankreas.
Tumbuhan mengandung α dan β amilase, hewan memiliki hanya α amilase, dijumpai dalam
cairan pankreas dan juga (pada manusia dan beberapa spesies lain) dalam ludah. Amilase
memotong rantai polisakarida yang panjang, menghasilkan campuran glukosa dan maltosa.
Amilosa merupakan polisakarida yang terdiri dari 100-1000 molekul glukosa yang saling
berikatan membentuk rantai lurus. Dalam air, amilosa bereaksi dengan iodin memberikan
warna biru yang khas (Mongomeri, Rex, 1993).
a) Menurut Anna (2006) sifat-sifat adalah sebagai berikut :
b) Enzim hanya mengubah kecepatan reaksi, artinya enzim tidak mengubah produk akhir
yang dibentuk atau mempengaruhi keseimbangan reaksi, hanya meningkatkan laju suatu
reaksi.
c) Enzim bekerja secara spesifik, artinya enzim hanya mempengaruhi substrat tertentu saja.
d) Enzim merupakan protein. Oleh karena itu, enzim memiliki sifat seperti protein. Antara
lain bekerja pada suhu optimum, umumnya pada suhu kamar. Enzim akan kehilangan
aktivitasnya karena pH yang terlalu asam atau basa kuat, dan pelarut organik. Selain itu,
panas yang terlalu tinggi akan membuat enzim terdenaturasi sehingga tidak dapat berfungsi
sebagai mana mestinya.
e) Enzim diperlukan dalam jumlah sedikit. Sesuai dengan fungsinya sebagai katalisator,
enzim diperlukan dalam jumlah yang sedikit.
f) Enzim bekerja secara bolak-balik. Reaksi-reaksi yang dikendalikan enzim dapat berbalik,
artinya enzim tidak menentukan arah reaksi tetapi hanya mempercepat laju reaksi sehingga
tercapai keseimbangan. Enzim dapat menguraikan suatu senyawa menjadi senyawa-
senyawa lain. Atau sebaliknya, menyusun senyawa-senyawa menjadi senyawa tertentu.
g) Enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim
adalah suhu, pH, aktivator (pengaktif), dan inhibitor (penghambat) serta konsentrasi
substrat.

4
h) Berfungsi sebagai katalis. Enzim hanya mengubah kecepatan reaksi tetapi tidak ikut
bereaksi. Enzim tidak mengubah produk akhir yang dibentuk atau mempengaruhi
keseimbangan reaksi, hanya meningkatkan laju reaksinya saja. Dngan demikian energi
yang dibutuhkan untuk menguraikan suatu substrat menjadi lebih sedikit.
Laju reaksi kimia atau aktivitas enzim sangat dipengaruhi oleh faktor struktur enzim.
Dengan kata lain, perubahan dalam struktur enzim dapat memperngaruhi laju reaksi. Ketika
pH media mengalami perubahan maka bentuk enzim dapat juga mengalami perubahan.
Seperti pada protein umumnya, struktur non enzim tergantung pada pH lingkungannya. Enzim
dapat berbentuk ion positif, ion negatif, atau ion bermuatan ganda. Dengan demikian,
perubahan pH lingkunan akan berpengaruh terhadap aktivitas bagian aktif enzim dalam
membentuk kompleks enzim substrat.
Disamping pengaruh terhadap struktur ion pada enzim, pH rendah atau pH tinggi dapat
pula menyebabkan terjadinya proses denaturasi dan ini akan mengakibatkan menurunnya
aktivitas enzim.

Tampak pada kurva diatas, suatu ph tertentu atau daerah pH dapat menyebabkan
kecepatan reaksi paling tinggi, pH tersebut dinamakan pH optimum. pH optimum dari enzim
amilase misalnya dapat diperoleh dengan menentukan jumlah milligram gula yang terbentuk
dan beberapa reaksi menggunakan enzim amilase pada berbagai harga pH dan amilum sebagai
substrat.
Dalam larutan asam asam keras ( pH asam) sebagian besar asam amino berada dalam
bentuk kation (bermuatan positif), dalam larutan basa keras (pH basa) asam amino beda dalam
bentuk anion (bermuatan negatif) (Murwani,2010).

5
BAB II
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
- Bejana erlenmeyer
- Pipet volumetrik
- Buret
- Tabung Reaksi
- Stopwatch

2.1.2 Reagensia
- Larutan Enzim “E”
- Larutan Nacl 0,9%
0 0

- Larutan dapar (buffer) dengan


PH 4,0 0
1 0

- PH 7,0 0
0 0

- PH 9,0 0
0 0

- Larutan “s” larutan Amilum solani 2%


- Larutan KI-I2 0
2 0

- Larutan Hcl 0,05 N 0


1 0

6
2.2 Prosedur Kerja

Disiapkan tabung reaksi 5 buah dan diberi tanda 0’, 5’, 10’, 15’, dan 20’.

Ditambahkan HCL 0.05 N sebanyak 10 ml pada masing-masing tabung reaksi.

Buat campuran substrat dengan 15 ml larutan dapar + 6 ml larutan NaCl 0.9% + substrat
(amilum solani) 3 ml. lalu dimasukkan Erlenmeyer, campur ad homogen.

Pipet 1 ml campuran substrat dari Erlenmeyer dan masukkan dalam tabung reaksi 0’,
campur ad homogen.

Pipet 1 ml saliva, masukkan kedalam Erlenmeyer campuran substrat dan jalankan stopwatch.

Pipet 1 ml larutan dari Erlenmeyer pada ½ menit, lalu masukkan kedalam tabung reaksi 5’ pada
menit tepat di menit ke-5, lakukan hingga tabung reaksi terakhir dalam selang waktu 5 menit.

Setelah selesai, tambahkan 1 ml larutan KI-I2 pada masing-masing tabung reaksi, kocok ad
homogen.

Siapkan larutan Blanko.

Baca absorbansi dan panjang gelombang di spektrofotometer.

7
BAB III
3.1 Data Pengamatan
3.1.1 Data Hasil Pengamatan serta Perhitungan
Data pH 4 Serta Perhitungan

NO Waktu (Menit) Absorbansi


1 0 0.528
2 5 0.057
3 10 0.075
4 15 0.041
5 20 0.038

Perhitungan pH 4
𝐴𝑇𝑡
Presentasi sustrat yang dicerna pada menit ke t = 100% - 𝑥 100%
𝐴𝑇0
0,528
Menit ke 0 = 100% - 0,528 𝑥 100%

= 0%
0,057
Menit ke = 100% - 0,528 𝑥 100%

= 10,80%
0,075
Menit ke 10 = 100% - 0,528 𝑥 100%

= 14,20%
0,041
Menit ke 15 = 100% - 0,528 𝑥 100%

= 7,77%
0,038
Menit ke 20 = 100% - 0,528 𝑥 100%

= 7,20%

8
Data pH 4 Serta Perhitungan

NO Waktu (Menit) Absorbansi


1 0 0.323
2 5 0.272
3 10 0.253
4 15 0.222
5 20 0.111

Perhitungan pH 7
𝐴𝑇𝑡
Presentasi sustrat yang dicerna pada menit ke t = 100% - 𝐴𝑇0 𝑥 100%
0,323
Menit ke 0 = 100% - 0,323 𝑥 100%

= 0%
0,272
Menit ke 5 = 100% - 𝑥 100%
0,323

= 15,79%
0,253
Menit ke 10 = 100% - 0,323 𝑥 100%

= 21,67%
0,222
Menit ke 15 = 100% - 0,323 𝑥 100%

= 31,27%
0,111
Menit ke 20 = 100% - 0,323 𝑥 100%

= 65,63%

9
Data pH 9 Serta Perhitungan

NO Waktu (Menit) Absorbansi


1 0 0.261
2 5 0.215
3 10 0.183
4 15 0.247
5 20 0.205

Perhitungan pH 9
𝐴𝑇𝑡
Presentasi sustrat yang dicerna pada menit ke t = 100% - 𝐴𝑇0 𝑥 100%
0,261
Menit ke 0 = 100% - 0,261 𝑥 100%

= 0%
0,215
Menit ke 5 = 100% - 0,261 𝑥 100%

= 82,381%
0,183
Menit ke 10 = 100% - 0,261 𝑥 100%

= 70,11%
0,247
Menit ke 15 = 100% - 0,261 𝑥 100%

= 94,64%
0,205
Menit ke 20 = 100% - 0,261 𝑥 100%

= 78,54%

10
Data pH 9 (Kelompok X) Serta Perhitungan

NO Waktu (Menit) Absorbansi


1 0 0.324
2 5 0.305
3 10 0.329
4 15 0.428
5 20 0.375

Perhitungan pH 9 ( kelompok 10)


𝐴𝑇𝑡
Presentasi sustrat yang dicerna pada menit ke t = 100% - 𝐴𝑇0 𝑥 100%
0,324
Menit ke 0 = 100% - 𝑥 100%
0,324

= 0%
0,306
Menit ke = 100% - 0,324 𝑥 100%

= 5,86%
0,329
Menit ke 10 = 100% - 0,324 𝑥 100%

= -1,54%
0,428
Menit ke 15 = 100% - 0,324 𝑥 100%

= -32,09%
0,375
Menit ke 20 = 100% - 0,324 𝑥 100%

= -15,74%

11
Kurva Hubungan Hasil Data Antara Absorbansi Dengan Waktu Pada Pengaruh Enzim Terhadap
Ph.
Absorbansi terhadap pH 4, pH 7, dan pH 9

Kurva hubungan antara absorbansi dengan


waktu pada pH 4
0,3
0,25
Absorbansi

0,2
0,15
0,1
0,05
0
0' 5' 10' 15' 20'
waktu

Hubungan antara absorbansi dengan waktu


pada ph 7
0,35
0,3
0,25
Absorbansi

0,2
0,15
0,1
0,05
0
0' 5' 10' 15' 20'
Menit

Hubungan antara absorbansi dengan waktu


pada ph 9
0,3
0,25
Absorbansi

0,2
0,15
0,1
0,05
0
0' 5' 10' 15' 20'
Menit

12
Kurva Hubungan antara Absorbansi dengan Waktu pada Pengaruh enzim terhadap pH 9 (Hasil
Kelompok X)

Hubungan antara absorbansi dengan waktu pada


ph 9 (kelompok 10)
0,45
0,4
0,35
0,3
Absorbansi

0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0
0' 5' 10' 15' 20'
Menit

Kurva Perbandiangan antara absorbansi terhadap pH 4, pH 7, dan Ph 9.

0,35
0,3
0,25
Absorbansi

0,2
0,15
0,1
0,05
0
0' 5' 10' 15' 20'
Menit

pH 4 pH 7 pH 9

13
3.2 Pembahasan
Enzim bekerja pada kisaran pH tertentu dan umumnya bergantung pada pH lingkungan.
Variasi aktivitas enzim dengan pH terjadi akibat perubahan ionisasi dari protein enzim dan
komponen lainnya dari reaksi campuran. Pada pH 9 dimana pada Ph tersebut suasana basa
didapatkan kurva yang kurang konsisten.
Dimulai dari penyiapan tabung dengan interval 0’,5’,10’,15’,20’ saat uji ukur absorbansi
dengan menggunakan spektrofotometri didapatkan hasil yang berbeda-beda pada setiap pH.
Jika sesuai teori kepekatan sebuah larutan berada di interval ke 0’, sehingga pada menit interval
ke 20’ larutannya menjadi lebih jernih. Pada praktikum kali ini pH yang sesuai teori tersebut
terdapat pada pH 7, karena enzim amilase yang terdapat pada cairan saliva di rongga mulut
bekerja hanya pada pH kisaran 6,8 – 7,0.
Dilihat dari data absorbansi yang diperoleh, pada menit ke 0 nilai absorbansinya sebesar
0,252. Hal ini dikarenakan belum terdapat enzim di dalamnya sehingga konsentrasi substrat
masih tinggi. Pada menit ke 5 setelah ditambah enzim, nilai absorbansinya semakin kecil
seiring semakin lamanya waktu akan tetapi mengalami kenaikan pada menit ke 10 dan
kemudian pada menit ke 15 sampai 20 mengalami penurunan dari absorbansi sebesar 0,035
turun menjadi 0,023. Penurunan absorbansi ini sangat drastis jauh dari pH teoritis enzim
amylase yang memiliki pH optimum 7. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada pH 4, enzim
amylase tidak dapat bekerja secara optimal.
Pada pH 7 substrat dan enzim bekerja secara optimum menurut teori dikarenakan enzim
amilase dapat bekerj secara optimum pada pH 6,8-7 dan data hasil absorbansi spektrofotometri
yang di dapat relevan dengan teori yang ada. Dilihat dari data absorbansi yang diperoleh, pada
menit ke 0 nilai absorbansinya sebesar 0,323. Hal ini dikarenakan belum terdapat enzim di
dalamnya sehingga konsentrasi substrat masih tinggi. Pada menit ke 5 hingga ke 20 setelah
ditambah enzim, nilai absorbansinya semakin kecil seiring semakin lamanya waktu. Hal ini
karena semakin lama waktu maka semakin banyak subtrat dan enzim yang bereaksi.
Sedangkan, absorbansi enzim amylase pH 9 pada menit ke 5 hingga 10 mengalami
penurunan dengan nilai absorbansi lebih kecil daripada pH 7, namun rentang nilai absorbansi
tidak terlalu signifikan terhadapt ph 7. Kemudian mengalami kenaikan pada menit ke 15 dan
mengalami penurunan kembali pada menit ke 20. Hal ini dapat dikatakan bahwa pada pH basa,

14
dimana kita menggunakan pH 9 enzim amylase massih dapat bekerja namun tidak dapt
menyerap substrat dengan baik.
Sedangkan pada pH 9,0 yang bersifat basa pada hasil praktikum kami pada tabung reaksi
berwarna kuning kehijauan dan absorbansinya mengalami penurunan pada menit ke 5’ dan
mengalami kenaikan yang sangat signifikan pada menit ke 15’. Jika dilihat dengan teori maka
pH 9,0 yang bersifat basa ini tidak dapat menyerap substart dengan baik.
Pada hasil reaksi kami terdapat endapan di setiap tabung, yang mana menyebabkan absorbs
yang cukup besar karena endapan ikut masuk kedalam kuvet saat penggunaaan
spektofotometer.

3.3 Jawaban Pertanyaan


Pertanyaan :
1. Apa fungsi penambahan dapar pada praktikum ini ?
2. Apa fungsi penambahan larutan NaCL 0,9% ?
Jawaban
1. Suasana yang terlalu asam atau alkalis menyebabkan denaturasi protein dan hilangnya
secata total aktivitas enzim. Pada sel hidup, perubahan pH sangat kecil. Enzim hanya
aktif pada kisaran pH yang sempit. Oleh karena itu media harus benar-benar dipelihara
dengan menggunakan buffer (larutan penyangga). Jadi penambah buffer dalam praktikum
ini dimaksudkan unttuk menjaga kestabilan enzim dalam keadaan asam atau basa dengan
tidak merubah pH optimalnya.
2. Penambaham NaCL bertujuan sebagai pengaktif kerja enzim dan pati atau amilum
dimana pati ini merupakan substartyang akan bereaksi dengan iodium membentuk
kompleks biru. Saliva yang merupakan enzim amilase akan menghidrolisis pati menjadi
dekstrin kemudian maltosa (disakarida) dan terhidrolisis lagi menjadi 2 molekul glukosa
secara enzimatis.

15
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Enzim sebagai biokatalisator yang mengatur semua kecepatan semua proses fisiologis.
Semua enzim murni yang telah diamati sampai saat ini adalah protein. Aktivitas katalitiknya
bergantung kepada integritas strukturnya sebagai protein. Enzim dapat mempercepat reaksi
biologis, dari reaksi yang sederhana, sampai ke reaksi yang sangat rumit.. Sebagaimana enzim
memiliki sifat khas dimana hanya bisa bereaksi menuruti sifat kerjanya dengan dibantu oleh
beberapa faktor pengaruh kinerja suatu enzim.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah pH. Dimana suatu ph tertentu
atau daerah pH dapat menyebabkan kecepatan reaksi paling tinggi, pH tersebut dinamakan pH
optimum. Sedangkan pH yang tidak sesuai dengan daaerah kerja enzim menyebabkan
aktivitas kerja enzim menurun, bahkan jika daerah pH terlalu jauh dari pH optimum akan
menyebabkan enzim mengalami denaturasi. Denaturasi adalah rusaknya enzim sehingga tidak
dapat bekerja, ataun menurunnya aktivitas kerja enzim.
Dalam teori, enzim amylase memiliki pH optimum yaitu 6,8-7. Sehingga selain atau
diluar pH tersebut aktivitas kerja enzim dapat mengalami penurunan. Seperti hasil praktikum
kali ini bahwa enzim amylase yang bekerja pada pH 4 dan pH 9 memiliki absorbansi yang
berbeda atau jauh dari absorbansi padda pH 7. Hal itu menunjukkan bahwa suatu enzim hanya
dapat bekerja optimal pada pH optimalnya, jika diluar pH optimal, maka aktivitas kerja enzim
akan menurun bahkan mengalami denaturasi yang ditunjukkan dengan adanya gumpalan.

16
Daftar Pustaka
Lehninger, A.H., 1995. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.
Mongomeri, Rex. 1993. Biokimia Jilid I. Jakarta :
Universitas Gajah Mada.

Poedjiadi, Anna, 2006. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas


Indonesia.

Murwani, Retno. 2010. Modul Perkuliahan Mata Kuliah Biokimia. Semarang:


Laboratorium Biokimia Nutrisi Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak FP UNDIP.

17
Lampiran

Larutan Hasil Percobaan Kinerja Kerja Enzim terhadap p

pH 4 pH 7

pH 9 pH 9 ( Kelompok X )

18

Anda mungkin juga menyukai