Anda di halaman 1dari 26

MODUL PRAKTIKUM

KIMIA ANALISA KUANTITATIF

Disusun Oleh:
Tri Ana Mulyati, M.Si
Atiqoh Zummah, S.Si, M.Sc

LABORATORIUM KIMIA KUANTITATIF


INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2018
TATA TERTIB PRAKTIKUM

A. Peralatan Praktikum
Tiap mahasiswa/kelompok mahasiswa akan mendapatkan satu set
peralatan untuk setiap percobaan, yang akan dipakai bergantian dengan kelompok
lain pada praktikum berikutnya. Berdasarkan hal ini, maka setiap
mahasiswa/kelompok mahasiswa wajib:
1. Meja kerja dan alat kerja harus selalu bersih. Tidak diperkenankan
meninggalkan peralatan dalam keadaan kotor di meja kerja. Pada akhir kerja,
anda harus membersihkan meja kerja dengan lap basahyang bersih.
2. Jangan meminjam alat dari meja lain. Jika memerlukan peralatan tambahan,
harap meminjam kepada laboran yang bertugas, dan mencatatnya pada buku
peminjaman.
3. Jika ada peralatan rusak atau pecah, harus segera dilaporkan untuk diketahui
(dicatat dalam laporan kerusakan alat) dan mendapat gantinya. Kelalaian
melaporkan akan dikenakan sanksi.
4. Mahasiswa wajib mengganti alat yang rusak/pecah 1 minggu - 1 bulan
kemudian
5. Peralatan-peralatan besar untuk pemakaian bersama terletak di luar meja kerja,
di dalam ruang laboratorium (seperti timbangan, oven, hot-plate stirrer),
WAJIB dipergunakan dengan bertanggungjawab.

B. Bahan-bahan Kimia
Bahan kimia dipakai bersama dan disimpan pada rak-rak di meja kerja.
Reagen-reagen khusus yang diperlukan dan tidak tersedia akan dijelaskan oleh
Laboran/ asisten. Pada saat praktikum, maka mahasiswa wajib memperhatikan
hal-hal dibawah ini:
1. Cairan, padatan maupun sisa larutan harus dibuang/dikumpulkan ke dalam
wadah limbah yang sudah disediakan, sesuai dengan labelnya.
2. Ambil secukupnya saja untuk percobaan, reagen atau bahan kimia yang telah
diambil dari tempatnya tidak boleh dikembalikan ke wadah semula.
3. Botol bahan yang telah dipakai harus dikembalikan ke rak. Tidak boleh
dibawa ke tempat sendiri, karena akan mengganggu pemakaian oleh kelompok
lain.
4. Sisa reagen sisa praktikum, WAJIB dikembalikan ke botol semula dan
dikembalikan pad arak reagen

C. Keselamatan saat Praktikum


Laboratorium kimia adalah wilayah kerja yang berbahaya. Tidak
dibenarkan bekerja seorang diri di laboratorium. Berdasarkan hal ini maka
mahasiswa wajib memperhatikan hal-hal dibawah ini demi keselamatan saat
praktikum.
1. Setiap aktifitas dan selama berada di laboratorium, wajib berpakaian
sewajarnya, memakai jas laboratorium sebagaimana mestinya, bersepatu,
dan bila perlu menggunakan sarung tangan dan masker.
2. Rambut panjang atau jilbab harus dijepit rapi sehingga tidak mengganggu
pekerjaan anda, menjerat peralatan atau terbakar api.
3. Mengetahui letak kotak PPPK, pintu keluar/darurat dan pemadam kebakaran
di area sekitar laboratorium. Jangan paksakan diri anda bekerja apabila kondisi
fisik anda tidak sehat.
4. Bila bahan kimia jatuh mengenai kulit, segera bilas kulit dengan air mengalir
dan laporkan ke Laboran/ asisten. Bila bahan kimia jatuh mengenai pakaian,
lepaskan dan cuci kulit di bawahnya dengan air.
5. Jangan membaui campuran reaksi secara langsung. Kurangi keterpaparan diri
anda oleh uap bahan kimia secara langsung. Jika ingin membaui sesuatu uap
kipaslah uap tersebut dengan tangan ke muka anda.
6. Bekerjalah di lemari asam bila menggunakan konsentrasi yang pekat dan
bahan berbahaya. Jebak uap beracun yang keluar darireaksi ke dalam air atau
bahan yang sesuai atau lakukan percobaan dalam lemari asam.
7. Untuk mengencerkan asam, tuang asam pekat ke dalam air, tidak sebaliknya.
8. Jangan menggosok-gosok mata atau anggota badan laindengan tangan yang
mungkin sudah terkontaminasi bahan kimia.
9. Dilarang menggunakan HP/laptop, makan, minum dan merokok di dalam
laboratorium.

D. Pelaksanaan Praktikum
Demi kelancaran praktikum di Laboratorium Kimia Kuantitatif IIK BW
Kediri, maka mahasiswa WAJIB untuk:
1. Mahasiswa dituntut untuk dapat bekerja mandiri maupun berkelompok.
2. Mahasiswa wajib hadir di ruang praktikum sesuai jadwal praktikum yang
sudah ditetapkan.
3. Selama di ruang praktikum, mahasiswa mengenakan baju praktikum dan
hanya diperkenankan membawa peralatan tulis/hitung dan kelengkapan
praktikum.
4. Tas diletakkan di tempat yang sudah disediakan, jangan lupa amankan
barang–barang anda, misalnya HP, uang, dll.
5. Mahasiswa wajib mengikuti instruksi tim laboratorium, bekerja dengan
tenang, dan mengerjakan laporan secara individual.
6. Sebelum melaksanakan praktikum mahasiswa wajib melakukan inventarisasi
alat dan melaporkan jika ada alat yang tidak sesuai kondisinya.
7. Selama pelaksanaan praktikum mahasiswa tidak diperkenankan
meninggalkan praktikum tanpa ijin dosen atau pembimbing praktikum.
8. Mahasiswa wajib membuang sampah praktikum sesuai ketentuan yang
berlaku di laboratorium.
9. Setelah selesai praktikum, mahasiswa wajib membersihkan, merapikan,
peralatan dan tempat praktikum serta mengiventarisasi kembali alat yang
sudah digunakan.
10. Mahasiswa wajib mencatat seluruh hasil praktikum, serta meng acc kan data
kepada Dosen.
11. Hanya mahasiswa yang tidak hadir karena sakit (surat ijin dari dokter) dan
mendapat tugas dari Prodi/fakultas/institut, yang diperkenankan untuk
mengikuti praktikum susulan, pada kelas yang lain.
12. Sanksi akan diberikan apabila mahasiswa melanggar instruksi ataupun
melakukan kegiatan di luar aktifitas praktikum contoh mengerjakan tugas
kuliah lain selama kegiatan praktikum, melakukan kegiatan yang
membahayakan diri sendiri maupun praktikan lainnya,dll.

E. SISTEM PENILAIAN
Sistem penilaian diatur untuk menjaga obyektifitas hasil kerja mahasiswa
serta , transparansi penilaian tanpa mengurangi maksud dan tujuan praktikum ini.
Adapun sistem penilaian yang digunakan adalah:
1. Nilai akhir praktikum diperoleh dari keaktifan dalam diskusi baik di
laboratorium maupun di e-learning (schoology) (10%), nilai ujian
pendahuluan dan pretes (20%), nilai percobaan (25%), nilai laporan (15%) dan
nilai ujian akhir (30%).
2. Nilai percobaan ditentukan dari kesesuaian kadar yang didapat oleh
mahasiswa dengan kadar yang sebenarnya. Semakin besar persen kesalahan
mahasiswa, maka nilai yang didapatkan juga semakin kecil. Range nilai
percobaan yang dijalankan adalah 40-80, dengan rincian:
Persen Kesalahan Nilai
0-1 80
1,1-2 75
2,1-3 70
3,1-4 65
4,1-5 60
5,1-6 55
6,1-7 50
7,1-8 45
>8 40

3. Mahasiswa yang memiliki tanggungan alat harus segera melunasinya. Nilai


akhir praktikum hanya dikeluarkan untuk mahasiswa yang telah bebas
tanggungan.
PERCOBAAN 1
RESPONSI TEORI

A. Tujuan
Tujuan dari praktikum responsi teori adalah
1. Untuk mengetahui prinsip dasar standarisasi
2. Untuk mengetahui prinsip dasar volumetri
3. Untuk mengetahui macam-macam metode titrasi

B. Teori Singkat
Volumetri atau titrimetri merupakan suatu metode analisis kuantitatif
didasarkan pada pengukuran volume titran yang bereaksi sempurna dengan analit.
Titran merupakan zat yang digunakan untuk mentitrasi, sedangkan analit adalah
zat yang akan ditentukan konsentrasi atau kadarnya. Proses penambahan larutan
standar ke dalam larutan yang akan ditentukan sampai terjadi reaksi sempurna
disebut titrasi. Saat reaksi sempurna yang dimaksud tercapai disebut titik ekivalen
atau titik akhir titrasi. Beberapa faktor yang menyebabkan hasil tidak sesuai saat
titrasi adalah penentuan titik akhir titrasi dan pembacaan skala pada buret. Ada
beberapa metode volumetri yang diketahui, yaitu titrasi asam-basa (asidimetri,
titrasi alkalimetri); titrasi redoks (titrasi iodimetri, titrasi iodometri, titrasi
permanganometri); titrasi pengomplekan (titrasi kompleksometri); dan titrasi
pengendapan (titrasi argentometri). Pada praktikum kimia dasar, anda akan
dikenalkan mengenai titrasi asam basa.

Titrasi Asam basa


Titrasi asam basa adalah titrasi yang melibatkan kesetimbangan asam basa.
Ada 2 jenis titrasi asam basa yang dikenal, yaitu asidimetri dan alkalimetri. Asidi
berasal dari kata acid (bahasa Inggris) yang berarti asam sedang metri dari
(bahasa Yunani) yang berarti ilmu, proses, atau seni mengukur. Asimetri
berarti pengukuran jumlah asam atau pengukuran dengan asam. Titrasi
asidimetri-alkalimetri merupakan titrasi yang berhubungan dengan asam -basa.
Prinsip kerja dari titrasi asam basa adalah penetralan. Berdasarkan reaksinya
dengan pelarut, asam dan basa diklasifikasikan menjadi asam-basa kuat dan
lemah sehingga titrasi asam-basa meliputi titrasi asam kuat dengan basa
kuat, asam kuat dengan basa lemah, asam lemah dengan basa kuat, asam
kuat dengan garam dari asam lemah, dan basa kuat dengan garam dari basa
lemah.
Penentuan titik ekivalen pada saat titrasi, sangat sulit untuk dilakukan. Hal
ini menyebabkan perlu adanya sebuah indikator. Indikator pH merupakan zat
yang dapat berubah warna apabila pH lingkungannya berubah. Indicator
yang biasanya digunakan dalam titrasi asam basa adalah asam dan basa organik
lemah yang bentuk tak terurainya dan bentuk ioniknya memiliki warna yang
berbeda. Kesetimbangan ionisasi indikator sebagai asam organik lemah dapat
dijelaskan melalui persamaan berikut:
HIn (aq) ↔ H+(aq) + In- (aq)
Warna A Warna B
Letak kesetimbangan bergantung pada pH lingkungan, dalam lingkungan
asam, kesetimbangan bergeser ke kiri sehingga warna larutan sama dengan
warna A sedangkan dalam lingkungan basa, kesetimbangan bergeser ke
kanan sehingga warna larutan samadengan warna B.

C. Tugas Praktikum
Buatlah makalah/Resume tentang prinsip dasar standarisasi, prinsip dasar
titrasi asam basa, indikator untuk titrasi asam basa, serta contoh reaksi asam basa
PERCOBAAN 2
RESPONSI ALAT

A. Tujuan
Tujuan dari praktikum responsi alat adalah
1. Untuk mengetahui berbagai alat yang akan digunakan selama praktikum di
laboratorium Kimia Kuantitatif
2. Untuk mengetahui kegunaan dari setiap alat praktikum
3. Untuk mengetahui cara pembacaan skala alat praktikum
4. Untuk mengetahui cara membersihkan peralatan gelas yang digunakan
selama praktikum

B. Teori Singkat
Ada beberapa peralatan kimia yang digunakan dalam praktikum kimia
dasar kuantitatif. Peralatan kimia yang wajib diketahui pada metode volumetri
antara lain:
 Buret
Buret adalah sebuah peralatan gelas laboratorium
berbentuk silinder yang memiliki garis ukur dan sumbat
keran pada bagian bawahnya. Buret digunakan untuk
meneteskan sejumlah reagen cair dalam eksperimen yang
memerlukan presisi, seperti pada eksperimen titrasi.

 Erlenmeyer
Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas
semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya.
Fungsi dati erlenmeyer adalah Untuk menyimpan dan
memanaskan larutan, Menampung filtrat hasil
penyaringan, Menampung titran (larutan yang dititrasi)
pada proses titrasi.
 Pipet volume
Pipet volume biasanya digunakan untuk mengambil
cairan dalam jumlah tertentu secara tepat, bagian tengahnya
menggelembung.

 Gelas Kimia
Berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala
sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang
tahan terhadap panas hingga suhu 200 o C (pyrex). Fungsi dari
Beaker adalah Untuk mengukur volume larutan yang tidak
memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, Menampung zat
kimia, Memanaskan cairan, Media pemanasan cairan

 Ball pipet/ Pipet filler/Rubber Bulb

Alat untuk menyedot larutan yang dapat


dipasang pada pangkal pipet ukur/ pipet volume. Karet
sebagai bahan filler merupakan karet yang resisten
bahan kimia. Bagian Filler memiliki 3 saluran yang
masing-masing saluran memiliki katup. Katup A
(aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari
gelembung. S (suction) merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari
ujung pipet akan tersedot ke atas. E (exhaust) berfungsi untuk mengeluarkan
cairan dari pipet ukur.
C. Tugas Praktikum
Amatilah seluruh peralatan gelas yang ada di laboratorium Kimia Kuantitatif
IIK BW Kediri. Buatlah tabel tentang macam-macam alat dan kegunaannya sesuai
dengan tabel dibawah ini:
No Nama Alat Gambar Alat Ukuran Alat Kegunaan Alat
PERCOBAAN 3
CARA PEMBUATAN LARUTAN HCl dan NaOH

A. Tujuan
Tujuan dari praktikum cara pembuatan larutan HCl dan NaOH ini adalah
1. Untuk mengetahui cara pembuatan larutan HCl
2. Untuk mengetahui cara pembuatan larutan NaOH

B. Teori Singkat
Larutan merupakan campuran yang homogen, yaitu campuran yang
memiliki komposisi merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Suatu
larutan mengandung dua komponen atau lebih yang disebut zat terlarut (solute)
dan pelarut (solvent). Dalam pembuatan larutan di laboratorium, kita kenal istilah
“konsentrasi”. Bila larutan pekat berarti konsentrasinya tinggi. Bila larutan encer
berarti larutan tersebut mempunyai konsentrasi rendah. Konsentrasi merupakan
cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan pelarut.
Beberapa satuan konsentrasi yang dapat digunakan antara lain fraksi mol,
molaritas, molalitas, normalitas, ppm, persen massa serta persen volume.

C. Prinsip Kerja
Prinsip kerja yang digunakan pada praktikum ini adalah pengenceran dan
gravimetri

D. Persamaan Reaksi
1. NaOH(s) + H2 O(l)  NaOH(aq)
2. HCl(l) + H2 O(l)  HCl(aq)

E. Alat dan Bahan


1. Alat
 Timbangan analitik  Kaca arloji
 Labu ukur  Beaker glass
 Pipet ukur  Batang pengaduk
 Botol semprot  Spatula
 Corong  Bola hisap
2. Bahan
 HCl pekat
 NaOH
 Aquades

F. Prosedur Kerja
1. Pembuatan larutan HCl
 Dipipet 8,33 mL HCl pekat (12 N)
 Dimasukkan ke dalam beaker glass 1000 mL yang telah terisi aqua
500 mL
 Diaduk sampai homogeny
 Dimasukkan labu ukur 1000 mL
 Ditambah aquades sampai tanda batas
 Dikocok sampai homogen

2. Pembuatan larutan NaOH


 Ditimbang NaOH 4 gram
 Dimasukkan kedalam beaker glass 500 mL
 Ditambahkan air ± 500 mL diaduk sampai larut
 Dimasukkan labu ukur 1000 mL lalu
 Ditambahkan aquades sampai tanda batas
 Dikocok sampai homogen

G. Cara Perhitungan
1. Pembuatan larutan HCl

2. Pembuatan larutan NaOH

H. Tugas Praktikum
Buatlah larutan Na2 CO3 0,05N dan H2 C2 O 3 0,05N, lengkapilah dengan cara
perhitungan, foto, dan langkah- langkahnya
PERCOBAAN 4
STANDARISASI HCl DENGAN Na2 CO3

A. Tujuan
Tujuan dari praktikum standarisasi HCl dengan Na2 CO3 ini adalah untuk
menentukan konsentrasi HCl yang sebenarnya

B. Teori Singkat
Analisis kuantitatif pada umumnya dilakukan dengan mengukur banyaknya
volume larutan standar yang dapat bereaksi kualitatif dengan larutan zat yang
dianalisis yang banyaknya tertentu dan diketahui. Larutan standart dapat dibagi
menjadi 2, yaitu larutan baku primer dan baku sekunder. Larutan standar primer
merupakan larutan yang telah diketahui konsentrasinya (molaritas atau
normalitas) secara pasti melalui pembuatan langsung. Larutan standar primer
berfungsi untuk menstandarisasi atau membakukan atau untuk memastikan
konsentrasi larutan tertentu, yaitu larutan yang konsentrasinya belum diketahui
secara pasti (larutan standar sekunder). Larutan standar sekunder (titran) biasanya
ditempatkan pada buret yang kemudian ditambahkan ke dalam larutan zat yang
telah diketahui konsentrasinya secara standar primer). Salah satu syarat larutan
dapat digunakan sebagai baku primer adalah tidak higroskopis, tidak teroksidasi,
tidak menyerap udara dan selama penyimpanan tidak boleh berubah (stabil).
Disisi lain HCl merupakan asam kuat yang sangat mudah menguap, sehingga
perlu distandarisasi terlebih dahulu. Adapun jenis basa yang dapat digunakan
sebagai baku primer pada standarisasi HCl adalah natrium tetra borat dan natrium
karbonat. Pada praktikum ini dipilih natrium karbonat sebagai baku primer karena
stabil, mempunyai berat ekivalen yang tinggi serta mudah larut dalam aquades.

C. Metode
Metode yang digunakan pada praktikum standarisasi HCl dengan Na2 CO 3 ini
adalah acidimetri
D. Prinsip Kerja
Prinsip kerja yang digunakan pada praktikum standarisasi HCl dengan
Na2 CO3 ini adalah reaksi penetralan

E. Persamaan Reaksi
2HCl(aq) + Na2 CO3(aq)  2NaCl(aq) + H2 O(l) + CO 2(g)

F. Alat dan Bahan


1. Alat
 Timbangan analitik  Kaca arloji
 Labu ukur  Beaker glass
 Pipet ukur  Batang pengaduk
 Botol semprot  Spatula
 Corong  Bola hisap

2. Bahan
 HCl 0,1 N
 Na2 CO3 0,05 N
 MR 1%
 Aquades

G. Prosedur Kerja
 Dipipet 10 mL Na2 CO 3 dengan pipet volume
 Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
 Ditambah 3 tetes indikator PP 1%
 Dititrasi dengan larutan HCl sampai larutan berubah warna menjadi dari
kuning menjadi merah fanta

H. Cara Perhitungan
( ) ( )
( )
PERCOBAAN 5
PENETAPAN KADAR NATRIUM KARBONAT SECARA ACIDIMETRI

A. Tujuan
Tujuan dari praktikum penetapan kadar natrium karbonat (Na 2 CO 3 ) secara
acidimetri adalah untuk menetapkan kadar dari larutan Na 2 CO3 menggunakan
metode acidimetri

B. Teori Singkat
Titrasi merupakan metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan
menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasasnya
dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi. Sebagai
contoh apabila melibatkan reaksi penetralan asam basa maka disebut titrasi asam
basa. Titrasi asam basa merupakan teknik untuk menentukan konsentrasi larutan
asam atau basa. Salah satu metode titrasi asam basa adalah acidimetri. Acidimetri
merupakan analisis volumetrik yang menggunakan larutan standar sekunder asam
untuk menentukan jumlah basa.
Sebagai contoh titrasi Na2 CO 3 dengan HCl menggunakan indikator metil
red (MR). Apabila semua Na2 CO3 telah habis bereaksi dengan HCl maka adanya
penambahan sedikit HCl akan merubah warna larutan yang awalnya kuning
menjadi merah fanta dan titrasi harus dihentikan. Keadaan dimana titrasi
dihentikan dengan adanya perubahan dari indikator disebut titik akhir titrasi,
sedangkan keadaan dimana semua Na2 CO3 telah habis bereaksi dengan HCl (mol
basa = mol asam) disebut titik ekuivalen. Titrasi yang bagus mempunyai titik
akhir titrasi yang berdekatan dengan titik ekuivalen. Konsentrasi larutan basa
dapat ditentukan dengan menghitung mol ekuivalen dari asam, yaitu:
Mol ekuivalen asam = mol ekuivalen basa
Mol ekuivalen diperoleh dari hasil kali normalitas (N) dengan volume (V),
sehingga untuk mengetahui konsentrasi basa rumus yang digunakan adalah:
N x V asam = N x V basa
Dalam perhitungan ini tidak menggunakan molaritas (M) karena dalam keadaan
reaksi yang telah berjalan sempurna (reagen habis bereaksi) yang digunakan
adalah mol-ekuivalen bukan mol. Mol ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian
normalitas dengan volume.

C. Metode
Metode yang digunakan pada praktikum penetapan kadar natrium karbonat
(Na2 CO3 ) adalah acidimetri

D. Prinsip Kerja
Prinsip kerja yang digunakan pada praktikum penetapan kadar natrium
karbonat (Na2 CO3 ) secara acidimetri adalah reaksi penetralan

F. Persamaan Reaksi
1. Standarisasi HCl dengan Na2 CO 3
Na2 CO 3 + HCl  NaHCO 3 + NaCl
NaHCO 3 + HCl  NaCl + H2 O + CO 2
2. Penetapan Kadar Na2 CO 3 ................. N
Na2 CO 3 + HCl  NaHCO 3 + NaCl
NaHCO 3 + HCl  NaCl + H2 O + CO 2

G. Prosedur Kerja
1. Standarisasi HCl dengan Na2 CO 3 ................. N
1. Dipipet 10,0 ml Na2 CO3 ............... N dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
2. Kemudian ditambah 3 tetes indikator MR 1%
3. Dititrasi dengan larutan HCl sampai terjadi perubahan dari kuning
menjadi merah
2. Penetapan kadar Na2 CO 3
1. Dipipet 10,0 ml larutan Na2 CO3 ...... N dimasukkan kedalam Erlenmeyer.
2. Kemudian ditambah 3 tetes indikator MR 1%
3. Dititrasi dengan HCl sampai terjadi perubahan dari kuning menjadi
merah
H. Cara Perhitungan
1. Standarisasi
( ) ( )

2. Penetapan kadar
( ) ( )
( )


PERCOBAAN 6
PENETAPAN KADAR ASAM OKSALAT SECARA ALKALIMETRI

A. Tujuan
Tujuan dari praktikum penetapan asam oksalat (H2 C2 O4 ) secara alkalimetri adalah
untuk menetapkan kadar dari larutan H2 C2 O4 menggunakan metode alkalimetri

B. Teori Singkat
Titrasi merupakan metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan
menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasasnya
dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi. Sebagai
contoh apabila melibatkan reaksi penetralan asam basa maka disebut titrasi asam
basa. Titrasi asam basa merupakan teknik untuk menentukan konsentrasi larutan
asam atau basa. Salah satu metode titrasi asam basa adalah alkalimetri.
Alkalimetri merupakan analisis volumetrik yang menggunakan larutan standar
sekunder basa untuk menentukan jumlah asam.
Sebagai contoh titrasi H2 C2 O4 dengan NaOH menggunakan indikator
penolpthalein (PP). Apabila semua H2 C2 O4 telah habis bereaksi dengan NaOH
maka adanya penambahan sedikit NaOH akan merubah warna larutan yang
awalnya tak berwarna menjadi merah muda dan titrasi harus dihentikan. Keadaan
dimana titrasi dihentikan dengan adanya perubahan dari indikator disebut titik
akhir titrasi, sedangkan keadaan dimana semua H2 C2 O4 telah habis bereaksi
dengan NaOH (mol asam = mol basa) disebut titik ekuivalen. Titrasi yang bagus
mempunyai titik akhir titrasi yang berdekatan dengan titik ekuivalen. Konsentrasi
larutan asam dapat ditentukan dengan menghitung mol ekuivalen dari basa, yaitu:
Mol ekuivalen asam = mol ekuivalen basa
Mol ekuivalen diperoleh dari hasil kali normalitas (N) dengan volume (V),
sehingga untuk mengetahui konsentrasi basa rumus yang digunakan adalah:
N x V asam = N x V basa
Dalam perhitungan ini tidak menggunakan molaritas (M) karena dalam keadaan
reaksi yang telah berjalan sempurna (reagen habis bereaksi) yang digunakan
adalah mol-ekuivalen bukan mol. Mol ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian
normalitas dengan volume.

C. Metode
Metode yang digunakan pada praktikum penetapan kadar asam oksalat
(H2 C2 O4 ) adalah alkalimetri

D. Prinsip Kerja
Prinsip kerja yang digunakan pada praktikum penetapan kadar asam oksalat
(H2 C2 O4 ) secara alkalimetri adalah reaksi penetralan

F. Persamaan Reaksi
1. Standarisasi NaOH dengan H2 C2 O4
H2 C2 O4 + 2 NaOH  Na2 C2 O4 + 2 H2 O
2. Penetapan Kadar H2 C2 O4 ................. N
H2 C2 O4 + 2 NaOH  Na2 C2 O4 + 2 H2 O

G. Prosedur Kerja
1. Standarisasi NaOH dengan H2 C2 O4 ................. N
1. Dipipet 10,0 ml H2 C2 O4 dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
2. Kemudian ditambah 3 tetes larutan indikator PP 1%
3. Dititrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah muda yang konstan
2. Penetapan kadar H2 C2 O4
1. Dipipet 10,0 ml H2 C2 O4 dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
2. Kemudian ditambah 3 tetes larutan indikator PP 1%
3. Dititrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah muda yang konstan

H. Cara Perhitungan
1. Standarisasi
( ) ( )
( )
2. Penetapan kadar
( ) ( )
( )


LAMPIRAN

Lampiran 1. PEMBUATAN REAGEN


Metode acidimetri
1. Pembuatan larutan buku primer Na2 B4 O7 0,0500 N, 1 l (BM : 381,37)
Perhitungan :

N Na2B4O7

N Na2B4O7
Cara Pembuatannya :
 Ditimbang 9,500 g N Na2 B4 O7 , dimasukkan ke dalam beaker glass 500 ml
ditambah dengan aqua 500 ml diaduk sampai larut, dimasukkan ke
dalam labu ukur 1000 ml ditambah dengan aqua ad 1000 ml. Kocok ad
homogen
2. Pembuatan larutan baku sekunder HCl 0,1000 N, 1 l
Perhitungan :

Cara Pembuatannya :
 Dipipet 8,33 ml HCl pkt (12 N), dimasukkan ke dalam beaker glass 1000
ml yang telah terisi aqua 500 ml, diaduk homogen, dimasukkan labu
ukur 1000 ml ditambah aqua ad 1000 ml, dikocok ad homogen.
3. Pembuatan indikator Metil Merah 1% 100 ml

Perhitungan :

Cara pembuatannya :
 Ditimbang 1 g Metil Merah dimasukkan ke dalam beaker glass 100 ml
ditambah dengan etanol 70 ml diaduk ad larut, ditambah dengan
aquadest ad 100 ml, kocok ad homogen.
Metode Alkalimetri
1. LARUTAN BAKU PRIMER H2 C2 O4 0,0500 N (1 l)

Cara = - Ditimbang H2 C2 O4 3,2 g dimasukkan ke dalam beaker glass 500 ml


- Ditambahkan air 500 ml diaduk ad larut
- Dimasukkan labu ukur (1000 ml) ditambahkan air ad 1 liter

2. LARUTAN BAKU SEKUNDER NaOH 0,1000 N (1 l)

Cara = - Ditimbang NaOH 4 gram dimasukkan kedalam beaker glass 500 ml


- Ditambahkan air 500 ml diaduk ad larut
- Dimasukkan labu ukur (1000 ml) ditambahkan air ad 1 liter

3. INDIKATOR PHENOLPHTALEIN 1% (100 ml)

Cara = - Ditimbang 1 PP dimasukkan kedalam beaker glass


- Ditambahkan 70 ml etanol diaduk ad larut
- Ditambahkan aquadest ad 100 ml
Lampiran 2. FORMAT LAPORAN

Halaman Judul
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan
1.3 Metode
1.4 Prinsip kerja
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Dasar teori
1.2 Tinjauan bahan
1.3 Reaksi kimia
BAB III METODOLOGI
3.1 Alat
3.2 Bahan
3.3 Alur kerja
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
4.2 Hasil Percobaan
4.3 Perhitungan
4.4 Pembahasan
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1. ACC Data
Lampiran 2. Cara Pembuatan Reagen
Lampiran 3. Contoh Cover

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR KUANTITATIF


“JUDUL”

Disusun Oleh:
Nama:
NIM:
Prodi:
Kelompok:
Tanggal Praktikum :

LABORATORIUM KIMIA KUANTITATIF


INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2017
Lampiran 4. Format ACC Data
DATA HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum Sesudah

DATA HASIL PERCOBAAN


Standarisasi
Volume awal Volume akhir Volume titrasi
Titrasi ke-
titrasi (mL) titrasi (mL) (mL)
1
2
3
Rata-rata

Penetapan Kadar
Volume awal Volume akhir Volume titrasi
Titrasi ke-
titrasi (mL) titrasi (mL) (mL)
1
2
3
Rata-rata

PERHITUNGAN

Anda mungkin juga menyukai