Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

FITOFARMASI

KAJIAN PRAFORMULASI DAN FORMULASI PRODUK NUTRASETIKA

“PERMEN JELLY EKSTRAK JAHE MERAH ( Zingiber officinale Roxb.var. Rubra)”

DI SUSUN OLEH :

NAMA : SITI MUKHOLIFA WATIN

NIM : 10118189

PRODI : S1 FARMASI

KELAS :F

PRODI S1 FARMASI

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Jamu adalah obat tradisional yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun
jamu tersebut. Jamu disajikan dalam bentuk serbuk, seduhan, pil atau cairan. Jamu harus
memenuhi standar keamanan dan standar mutu, tetapi tidak memerlukan pembuktian ilmiah
sampai uji klinis, cukup dengan bukti empiris. Obat herbal terstandar merupakan obat tradisional
yang disajikan dari hasil ekstraksi atau penyarian bahan alam, baik tanaman obat, hewan,
maupun mineral. Fitofarmaka merupakan obat tradisional yang dapat disejajarkan dengan obat
moderen. Proses pembuatan fitofarmaka telah terstandarisasi yang didukung oleh bukti ilmiah
sampai uji klinis pada manusia. Pembuatannya diperlukan peralatan berteknologi moderen,
tenaga ahli dan biaya yang tidak sedikit (Sinaga, 2008).

Jahe merah merupakan salah satu dari varian jahe yang memiliki rasa pahit dan pedas
lebih tinggi dibandingkan dengan jahe jenis yang lain. Kulit jahe merah berwarna merah muda
hingga jingga muda, dan dagingnya sedikit cokelat (Martini, 2015). Jahe merah seringkali
dimanfaatkan sebagai bahan bumbu masak, selain itu jahe secara empiris juga digunakan
sebagai salah satu komponen penyusun berbagai ramuan obat (Handrianto, 2016).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana aktivitas farmakologi jahe?
2. Bagaimana praformulasi dan formula permen jahe merah?
3. Bagaimana cara pembuatan permen jelly jahe?
4. Bagaimana respon responden terhadap permen jelly jahe?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui aktivitas farmakologi dari jahe merah
2. Untuk mengetahui praformulasi dan formulasi permen jelly jahe
3. Untuk mengetahui cara pembuatan pembuatan permen jelly jahe merah
4. Untuk mengetahui respon responden terhadap permen jelly jahe merah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jamu adalah warisan leluhur bangsa yang telah dimanfaatkan secara turun – temurun
sebagai pengobatan dan pemeliharaan kesehatan. Riset menunjukkan bahwa 49,53% penduduk
Indonesia menggunakan jamu baik untuk menjaga kesehatan maupun untuk pengobatan karena
sakit. Penduduk yang mengkonsumsi jamu sebanyak 95,6% menyatakan merasakan manfaat dari
meminum jamu. Hasil Riskedas tahun 2010 juga menunjukkan bahwa dari masyarakat yang
mengkonsumsi jamu, 55,3% mengkonsumsi jamu dalam bentuk cairan (infusum/decoct),
sementara sisanya (44,7%) mengkonsumsi jamu dalam bentuk serbuk, rajangan, dan
pil/kapsul/tablet (Badan Litbang Kesehatan, 2010).

Jahe merah merupakan salah satu dari varian jahe yang memiliki rasa pahit dan pedas
lebih tinggi dibandingkan dengan jahe jenis yang lain. Kulit jahe merah berwarna merah muda
hingga jingga muda, dan dagingnya sedikit cokelat (Martini, 2015). Jahe merah seringkali
dimanfaatkan sebagai bahan bumbu masak, selain itu jahe secara empiris juga digunakan
sebagai salah satu komponen penyusun berbagai ramuan obat (Handrianto, 2016).

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari
kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk
mencari bantuan perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau
bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan. Nyeri sangat
mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang dibanding suatu penyakit manapun
(Smeltzer, 2001).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Sampel dan Populasi


A. Sampel
Jahe merah dicuci dengan bersih menggunakan air mengalir kemudian dijemur dibawah
sinar matahari sampai kering atau dengan di oven hingga menjadi simplisia kering.
Tahapan selanjutnya untuk membuat jahe yang sudah kering (simplisia) direbus diatas
api yang sangat kecil karena untuk menjaga zat kimia agar tidak rusak.

B. Populasi
Jahe (Zingiber officinale Rosc.) termasuk dalam ordo Zingiberales, famili
Zingiberaceae, dan genus Zingiber (Simpson, 2006).
Kedudukan tanaman jahe dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan adalah sebagai
berikut :

Kingdom : Plantae Divisi


Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae Ordo
Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus
Zingiber Spesies : Zingiber officinale Rosc. (Rukmana, 2000).

3.2 Alat Dan Bahan


1. Alat
Alat yang digunakan diantarannya adalah :
a. Kompor gas dan perlengkapannya
b. Wajan stainless atau tembaga diameter
c. Dudukan wajan yang kokoh, boleh dari semen atau besi
d. Parutan
e. Pisau dan baskom untuk pencucian
f. Plastik untuk mengemas.
g. Wadah produk
h. Pengaduk dari kayu
i. Cetakan berupa loyang plastik/lainnya

2. Bahan
a. Jahe Merah (Zingiber officinale var.Rubrum), 50 kg potongan jahe
b. 50 kg tepung ketan
c.50 kg gula pasir
d. 5 kg tepung maizena
e. 2 kg garam
f. 2 kg asam sitrat
g. 200 gram kalium sorbet
h. Kayu manis secukupnya
i. 10 kg mentega
j. 400 liter air bersih
k. 50 gram natrium benzoat
l. 30 liter bahan bakar minyak

3.3. Pengumpulan Data

Metode yang digunakan pembuatan produk nutrasetika permen jelly dari ekstrak jahe ini
menggunakan metode infundasi.
A. Pembuatan Simplisia

Pengambilan bahan

Memisahkan kotoran-kotoran  atau  bahan-bahan  asing  lainnya dari bahan 


simplisia ataudi sortasi basah
.

Pencucian dilakukan  untuk  menghilangkan  tanah dan  pengotoran lainnya


yang melekat pada bahan simplisia. Pencucian  dilakukan dengan air bersih

B. Pembuatan Permen Jelly Jahe

Buatlah larutan gula, Campurkan sebagian tepung ketan yang telah di


sangrai, tepung maizena, dan sebagian sari jahe

Campur sisa sari jahe dengan garam, kayu manis, mentega dan panaskan
sampai mendidih, di campur rata hingga matang
larutan gula, asam sitrat, natrium benzoat, kalium sorbat di campur dan di
aduk rata, Masukkan adonan dan aduk hingga rata dan angkat setelah
adonan tercampur dan matang

Anda mungkin juga menyukai