Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KELOMPOK NUTRASETIKA

NAMA KELOMPOK : SURYA BUANA A.P (10117151)


THERESIA DEVA A. (10117153)
WENNI ARINA D. (10117162)
WIDYA TRINANDA P. (10117163)
PRODI : S1 FARMASI

KANKER USUS

Serat pangan, dikenal juga sebagai serat diet atau dietary fiber, merupakan bagian dari
tumbuhan yang dapat dikonsumsi dan tersusun dari karbohidrat yang memiliki sifat resistan
terhadap proses pencernaan dan penyerapan di usus halus manusia serta mengalami fermentasi
sebagian atau keseluruhan di usus besar.

Penyebab kanker usus besar diduga karena adanya kontak antara sel-sel dalam usus besar
dengan senyawa karsinogen dalam konsentrasi tinggi serta dalam waktu yang lebih lama.

Beberapa hipotesis dikemukakan mengenai mekanisme serat pangan dalam mencegah


kanker usus besar yaitu konsumsi serat pangan tinggi maka akan mengurangi waktu transit
makanan dalam usus lebih pendek, serat pangan mempengaruhi mikroflora usus sehingga
senyawa karsinogen tidak terbentuk, serat pangan bersifat mengikat air sehingga konsentrasi
senyawa karsinogen menjadi lebih rendah. Dengan demikian, serat pangan dapat mempengaruhi
mikroflora usus sehingga dapat melindungi dan mencegah timbulnya karsinoma atau mengurangi
kemungkinan timbulnya karsinoma. Serat pangan bersifat mengikat air sehingga konsentrasi
senyawa karsinogen menjadi lebih rendah.

Serat pangan larut yang masuk kedalam kolon akan difermentasi oleh mikroba baik
dalam kolon. Serat pangan larut yang terdiri dari pektin, beta glukan, maupun gum mudah untuk
difermentasi oleh mikroba baik, sedangkan selulosa sulit untuk difermentasi oleh mikroba yang
terdapat dalam kolon. Peranan serat pangan tidak larut dalam mencegah kanker kolon terjadi
melalui peningkatan massa feses dan penurunan waktu transit feses.

Peranan serat pangan larut dalam upaya pencegahan kanker kolon adalah dengan menjadi
substrat fermentasi mikroba baik pada kolon, membentuk asam lemak rantai pendek sebagai
hasil fermentasi tersebut, menurunkan produksi asam empedu sekunder yang bersifat
karsinogenik

KONSUMSI SERAT PANGAN RENDAH


Gambar diatas menjelaskan jika mengonsumsi serat pangan yang rendah akan mengakibatkan
beberapa penyakit. Diantaranya :

 ketika serat pangan rendah ditambah dengan mengkonsumsi KH murni tinggi akan
menimbulkan terjadinya infusiensi pankreatik . Dimana infienai pankreatik terjadi ketika
pankreas Anda tidak dapat membuat atau melepaskan cukup enzim pencernaan untuk
memecah makanan dan menyerap nutrisi. Sehingga kadar gula darah akan meningkat
dan menyebabkan diabetes.

 Ketika mengkonsumsi serat pangan rendah sedangkan mengkonsumsi makanan dengan


kalori yang tinggi dan berlebihan akan mengakibatkan obesitas.

 Kurangnya dalam mengkonsumsi serat pangan dengan ditambahnya mengkonsumsi


makanan yang tinggi kalori dan lemak tinggi akan menyebabkan penyakit jantung
koroner.

Konsumsi serat pangan yang rendah dapat menyebabkan pengurangan kekambaan dalam usus
besar sehingga mengurangi stimulus motilitas. Hal tersebut mengakibatkan transit menjadi lama
yang menimbulkan dua hal yaitu:

 Fermentasi lama, fermentasi lama akan mempengaruhi konsentrasi metabolit tinggi


sehingga kontak dengan mukosa usus menjadi lama hal ini dapat menyebabkan terjadinya
Kanker usus besar. Selain itu, dengan fermentasi yang lama dapat menyebabkan
penurunan kadar bahan organic membuat massa menjadi berkurang sehingga
mengakibatkan konsistensi feses kental dan kering.
 Selain fermentasi yang lama, transit yang lama menyebabkan penyerapan air menjadi
maksimum sehingga feses menjadi kental dan kering (sama seperti akibat penurunan
kadar bahan organic yang diakibatkan oleh fermentasi lama). Adanya konsistensi feses
kental dan kering dapat menyebabkan dua hal yaitu, tekanan pada usus yang meningkat
sehingga menimbulkan kondisi diverticulosis. Sulit ketika BAB sehingga menyebabkan
konstipasi (sembelit)
Akibat konsumsi serat pangan yang rendah :

 Kanker usus besar


Bila seseorang mengonsumsi sedikit serat maka kurangnya motilitas usus besar untuk
mencerna makanan sehingga waktu transit makanan di usus besar menjadi lebih lama.
Akibatnya akan terjadi kontak antara zat karsinogen dalam konsentrasi yang tingi dan dalam
waktu yang lama dengan dinding usus besar yang dapat menyebabkan terbentuknya sel-sel
kanker pada usus besar.
 Divertikulosis
Makanan yang mengalami waktu transt lebih lama di dalam usus besar menyebabkan
menurunnya kadar bahan organik yang megakibatkan massa dari feses bekurang sehingga
feses yang terbentuk kering dan kental. Feses yang kering dan kental menyebabkan tekanan
pada usus lebih meningkat sehingga menyebabkan divertkulosis.
 Konstipasi (sembelit)
Berkurangnya massa dari feses menyebabkan feses yang akan dikeluarkan menjadi kering
dan kental sehingga mengakibatkan terjadinya konstipasi atau susah buang air besar.

Anda mungkin juga menyukai