Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Jamu sudah menjadi bagian dari pengobatan tradisional Indonesia sejak dahulu.
Bahkan ketika sakit, banyak yang menjadikan jamu sebagai pendamping pengobatan
yang diberikan oleh dokter atau sebagai pengobatan utama. Jamu merupakan sebutan
untuk obat tradisional dari Indonesia yang belakangan populer dengan sebutan obat
herba atau herbal. Jamu adalah obat tradisional berbahan alami warisan budaya yang
telah diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi untuk kesehatan. Jamu
dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-
akaran), daun-daunan, kulit batang, dan buah. Ada juga menggunakan bahan dari tubuh
hewan, seperti empedu kambing, empedu ular, atau tangkur buaya. Seringkali kuning
telur ayam kampung juga dipergunakan untuk tambahan campuran pada jamu gendong.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menjabarkan bahwa yang dimaksud
dengan obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang
secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai
dengan norma yang berlaku di masyarakat.

Sebagian besar masyarakat mengkonsumsi jamu karena percaya memberikan


manfaat yang cukup besar terhadap kesehatan baik untuk pencegahan dan pengobatan
terhadap suatu penyakit maupun dalam hal menjaga kebugaran dan kecantikan dan
meningkatkan stamina tubuh. Sampai saat ini keberadaan jamu terus berkembang. Hal
ini terlihat pada permintaan terhadap jamu yang terus mengalami peningkatan. Menurut
data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, sekitar 60% penduduk Indonesia
yang berumur lebih dari 15 tahun pernah minum jamu. Selain itu, 95% dari mereka
yang minum jamu merasakan manfaatnya. Pengobatan tradisional dengan ramuan atau
jamu juga dikonsumsi oleh sekitar 30% rumah tangga di Indonesia. Ini
mengindikasikan bahwa jamu seperti sudah menjadi bagian dari hidup masyarakat
Indonesia.
1.2.Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan analisa campuran simplisa dalam sediaan jamu
yang ada di pasaran berdasarkan kualitas bahan dan keseuaian dengan khasiat
yang diinginkan.
2. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi simplisia nabati dengan metode
Kromatografi lapis tipis.
3. Mahasiswa mampu melakukan analisa kualitatif kandungan bahan kimia obat
dalam campuran serbuk jamu dengan metode Kromatografi lapis tipis.
BAB II
ISI

2.1. Analisis Simplisia dalam Sediaan Jamu

2.1.1. Komposisi Sediaan Herbal


•Jamu Antihipertensi
1. Pala (Myristicae Arillus)
2. Meniran (Phyllanthi Herba)
3. Avokat (Perseae Folium)
4. Daun Sembung (Blumeae Folium)
5. Jinten Hitam Manis (Nigellae Damascenae Semen)
6. Kunyit (Curcumae Domesticae Rhizoma)
7. Kumis Kucing (Orthosiphonis Folium)

•Jamu Diare
1. Daun Jambu Biji (Psidii Folium)
2. Akar Manis (Glycyrrhizae Radix)
3. Pegagan (Centellae Herba)
4. Kulit Buah Delima (Granati Perikarpium)
5. Temu Kunci (Boesenbergiae Rhizoma)
6. Kayu Angin (Usneae Thallus)
7. Manggis (Garciniae Perikarpium )
8. Nagasari (Messuae Flos)
2.1.2. Identifikasi dan Pemerian Simplisia
2.1.2.1. Jamu Antihipertensi
1. PALA (Myristica fragrans Houtt)

Famili : Myristicaceae
Nama Daerah : Pala
Nama Simplisia : Myristicae Arillus

Organoleptis
a. Bau : Bau khas aromatik
b. Rasa : Agak pedas, agak pahit dan menimbulkan rasa tebal
c. Warna : Merah kecoklatan

Kandungan Senyawa Aktif


a. Minyak atsiri terutama monofen
b. Minyak lemak
c. Diterpen
d. Terpenol
e. Eugenol
f. Borneol

Kegunaan :
a. Karminatif (menghilangkan angin)
b. Aromtic
c. Halusigenik
d. Stimulan

Pustaka :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1980. Materia Medika Indonesia Jilid IV.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Rahadian, Dhimas Dita. 2009. Pengaruh ekstrak biji pala (Myristica fragrans Houtt) dosis
7.5/25grBB terhadap waktu induksi tidur dan lama waktu tidur mencit BALB/C
yang diinduksi Thiopental. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas
Dipenegoro.
2. MENIRAN (Phyllanthus niruri L.)

Famili : Euphorbiaceae
Nama Daerah : Meniran
Nama Simplisia : Phyllanthi Herba

Organoleptis
a. Bau : Aromatik
b. Rasa : Sedikit Pahit
c. Warna : Coklat

Kandungan Senyawa Aktif


a. Deksametason : Anti-inflamasi, anti-spasmodik
b. Antrakuinon : Anti-kanker
c. Ca-Oksalat : Mengurangi kadar kalsium pada urin
d. Galaktosamin : Antioksidan, detoksifikasi
e. Astragalin : Meningkatkan daya tahan tubuh

Pustaka :
Danladi, dkk. 2018. Review on Pharmacological Activities and Phytochemical
Constituents of Phyllanthus niruri (Amarus). The Journal of
Pharmacology (Phamacognosy and Phytomedicine Research).
Satya, Krishna A., dkk. 2012. Phyllanthus niruri: A Review on its Ethno Botanical,
Phytochemical and Pharmacological Profile. Journal of
Pharmacy Research.
Sreenivasa, Rao S., dkk. 2007. Phytochemicals from Phyllanthus niruri Linn. and their
pharmacological properties: A review. Journal of Pharmacy and
Pharmacology 58.
3. AVOKAT (Persea Americana Mill.)

Famili : Lauraceae
Nama Daerah : Avokat / Alpukat
Nama Simplisia : Perseae Folium

Organoleptis
a. Bau : Aromatik lemah
b. Rasa : Pahit dan kelat
c. Warna : Hijau sampai hijau kecoklatan atau coklat keunguan

Kandungan Senyawa Aktif


a. Gula alkohol persiit 4,7% : Diuretik

Pustaka :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Materia Medika Indonesia Jilid II.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

4. DAUN SEMBUNG (Blumea Balsamifera)

Famili : Asteraceae
Nama Daerah : Daun sembung
Nama Simplisia : Blumeae Folium

Organoleptis
a. Bau : mirip kamfer
b. Rasa : mirip kamfer dan agak pahit
c. Warna : atas hijau tua-hijau coklat kelabu, bawah kelabu kehijauan.

Kandungan Senyawa Aktif


a. Tannin : astringent
b. Borneol : mengurangi rasa sakit di perut
c. Caryophyllene : analgesik, antibacterial, antiinflamasi, antiproliferatif,
antioksidan.

Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Materia Medika Jilid III. Jakarta :
Departemen. Kesehatan Republik Indonesia.
5. JINTEN HITAM MANIS (Nigella Damascena L.)

Famili : Ranunculaceae
Nama Daerah : Jinten Hitam Manis
Nama Simplisia : Nigellae Damascenae Semen

Organoleptis
a. Bau : Harum khas, aromatik
b. Rasa : Agak pedas dan lama-lama agak manis
c. Warna : Hitam legam agak mengkilat

Kandungan Senyawa Aktif


a. Minyak Atsiri : Karminativ

Pustaka :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Materia Medika Indonesia Jilid III.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
6. Mengkudu ( Morinda citrifolia L.)

Famili : Rubiaceae
Nama Daerah : Mengkudu, pace, noni
Nama Simplisia : Morindae Citrifoliae Fructus

Organoleptis
a. Bau : Aromatik
b. Rasa : pahit, sedikit pedas
c. Warna : Hijau kekuningan

Kandungan Senyawa Aktif

A. Alizarin: Pemutus hubungan pembuluh darah ke tumor


B. Antrakuinon: Membunuh mikroba Pathogen.
C. Arginin: Bahan pembentuk protein, meningkatkan imunitas, memproduksi Nitric
Oxide (NO).
D. Damnacantal: Anti Kanker dan anti biotik alami membantu penyerapan
E. Lisin: Membantu penyerapan kalsium dan pembentukan kolagen pada tubuh
pembentuka kolagen pada tulang.
F. Penilalanin: Penting untuk dikonsumsi karena tidak dapat diproduksi sendiri oleh
tubuh, sehingga harus didapatkan dari luar .
G. Prolin: Mengatur sistem kekebalan tubuh, dan mencegah gejala penyakit
autoimmun.
H. Proxeronin dan proxeronase:Mempercepat penyerapan zat makanan ke dalam
sistem pencernaan dan menyelaraskan kerja sel dalam tubuh.
I. Skopoletin: Mengatur tekanan darah.
J. Selenium: Antioksidan.
K. Serotonin: Menghalau stress.
L. Sitosterol: Menahan pertumbuhan sel-sel kanker dan melindungi seseorang dari
penyakit jantung.
M. Steroid: Antiseptik dan desinfektan.
N. Terpenoid: Membantu tubuh dalam proses sintesa organik dan pemulihan sel-sel
tubuh.
O. Vitamin C: Antioksidan.
P. Xeronin: Mengaktifkan kelenjar tiroid & timus (fungsi kekebalan tubuh)
Q. Morindin: Antidiabetik, antihipertensi, roborantia, ekspektoransia.

Pustaka :
Buah mengkudu(Morinda citrifolia L.) bab II Tinjauan Pustaka
http://media.unpad.ac.id/thesis/200110/2011/200110110303_2_3557.pdf
Mengkudu(Morinda citrifolia L.) CRCC Farmasi UGM
http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=389
7. KUNYIT (Curcuma domestica)

Famili : Zingiberaceae
Nama Daerah : Kunyit
Nama Simplisia : Curcumae Domesticae Rhizoma

Organoleptis
a. Bau : Bau khas Aromatik
b. Rasa : Agak pahit, agak pedas,
lama kelamaan timbulkan rasa tebal
c. Warna : kuning

Kandungan Senyawa Aktif


a. Kurkuminoid
b. Minyak atsiri
c. Desmetoksi kurkumin
d. Bidesmetoksi kurkumin
e. Resim
f. Zingiberan
g. Caffeic acid
h. Protochatechuic acid
i. Guanicol
j. Ukanon A,B,C,dan D

Kegunaan :
a. Antijamur
b. Antioksidan
c. Dyspepsia
d. Melancarkan darah dan vital energy
e. Emmenagingogue
f. antiradang
g. antibakteri
h. astringent
Pustaka :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1980. Materia Medika Indonesia Jilid I.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Pudjihartati, V. Lien. 1999. Stabilitas antioksidan ekstrak kunyit (Curcuma domestica)
selama penyimpanan umbi dan pemanasan. Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada.
Elya, Berna, dan Atiek Soemiati. 2002. Uji pendahuluan efek kombinasi antijamur
infus daun sirih (Piper betlle L.), kulit buah delima (Punica granatum L.), dan
rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) terhadap jamur Canadia albicans.
Depok: Universitas Indonesia.
Said, Ahmad. 2001. Khasiat dan manfaat kunyit. PT. Sinar Wadja Lestari.
8. KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus Benth.)

Famili : Lamiaceae
Nama Daerah : Kumis Kucing
Nama Simplisia : Orthosiphonis Folium

Organoleptis
a. Bau : Bau khas (Aromatik)
b. Rasa : Pahit
c. Warna : Coklat muda

Kandungan Senyawa Aktif


a. Quercetin : Antioksidan, anti-kanker
b. Saponin : Antimikroba
c. Eupatorin : Antiinflamasi
d. Metanol : Gastroprotektif

Pustaka :
Almatar, Manaf, dkk. 2014. A Glance on Medical Applications of Orthosiphon
stamineus and Some of its Oxidative Compounds.
International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and
Research.
Yulianti, Rika, dkk. 2015. Formulasi Sediaan Sabun Mandi Cair Ekstrak Daun Kumis
Kucing (Orthosiphon aristatus (Bl) Miq.). Jurnal Ilmiah
Farmasi.
2.1.2.2. Jamu Diare
1. DAUN JAMBU (Psidium guajava)

Famili : Myrtaceae
Nama Daerah : Jambu, jambu tokal (Jawa),
jambu bigi (Madura), jambu
klutuk (Sunda), Sotong (Bali)
Nama Simplisia : Psidii Folium
Nama Tanaman : Psidium guajava

Organoleptis
a) Bau : Bau khas, aromatik
b) Rasa : Kelat
c) Warna : Hijau keabu-abuan

Kandungan Senyawa Aktif


a) Flavonoid : Antioksidan, meningkatkan hemoglobin.
b) Quercetin : Merupakan turunan flavonoid yang memiliki potensi sebagai
agen antidiare dengan menghambat pelepasan asetilkolin yang dapat
meningkatkan kontraksi usus akibat adanya iritasi oleh bakteri penyebab diare.
c) Tanin : Memperlancar sistem pencernaan, dan sirkulasi darah.
Mempunyai sifat sebagai pengelat berefek spasmolitik yang mengkerutkan
usus sehinggagerak peristaltik usus berkurang.
d) Alkaloid : Antibakteri
e) Minyak atsiri : Menghambat pertumbuhan atau mematikan
mikroorganismedengan menggangu proses terbentuknya membran atau
dinding sel.

Pustaka :
Fratiwi, Yolanda. 2015. The Potential of Guava Leaf (Psidium guajava L.) For
Diarrhea. Lampung : Faculty of Medicine, Lampung University
J. O. Ezekwesili, U. U. Nkemdilim and C. U. Okeke. 2010. Mechanism of
antidiarrhoeal effect of ethanolic extract of Psidium guajava leaves. Nigeria :
Department of Botany, Nnamdi Azikiwe University
Materia Medika Indonesia Jilid I. 1977. Halaman 90 - 94
2. AKAR MANIS (Glycyrrhiza glabra)

Famili : Fabaceae
Nama Daerah : Akar manis
Nama Simplisia : Glycyrrhizae Radix
Nama tanaman : Glycyrrhiza glabra

Organoleptis
a. Bau : Bau khas, aromatik
b. Rasa : Sangat manis
c. Warna : Coklat kemerahan atau coklat keabu-abuan.

Kandungan Senyawa Aktif


a) Diammonium glycyrrhizinate : gangguan pencernaan
b) Magnesium isoglycyrrhizinate : gangguan pencernaan
c) Glycyrrhizin : Menurunkan panas, mengatasi mual
dan muntah, antiinflamasi, asma, digunakan untuk pengobatan hepatitis C.
d) Isoliquiritigenin : melemaskan otot
e) Flavonoid : menghambat pertumbuhan bakteri
S.aureus, Bacillus substilis, Pseudomonas aeruginosa, dan Escherichia coli.

Pustaka
Departemen Kesehatan. 2015. Farmakope Indonesia V. Jakarta
Jian-yuan Li, dkk. 2013. Glycyrrhizic Acid in the Treatment of Liver Diseases.
Biomed Research International
3. PEGAGAN ( Centella asiatica)

Famili : Apiaceae
Nama Daerah : Pegagan atau Kakikuda
Nama Simplisia : Centellae Herba

Organoleptis
a. Bau : Bau lemah, aromatik
b. Rasa : Mula-mula tidak berasa,
lama kelamaan agak pahit.
c. Warna : Hijau kelabu

Kandungan Senyawa Aktif


a. Alkaloid : Sebagai obat, zat racun, detoksifikasi hasil metabolism,
pengatur pertumbuhan dan penyedia unsur nitrogen yang
diperlukan tumbuhan.
b. Saponin : Sebagai bakterisida, fungisida, amubasida, dan pengendali
serangga. Dapat digunakan untuk bahan anestesi. Sebagai obat
penenang dan pereda kegelisahan (antianxiety).
Madekokasosida dapat memacu produksi kolagen yang
berperan dalam regenerasi sel-sel kulit, termasuk sel telur
(ovum) pada wanita dan sel sperma pada pria.
c. Flavonoid : Sebagai pelindung sel dari radiasi ultraviolet B (280-320 nm)
d. Steroid : Estrogen dan stigmaserol sebagai vitamin atau antistiffness
factor
e. Triterpenoid : Sebagai antilepra atau antikusta, merangsang pembentukan
protein penting untuk kesehatan kulit, mengubah alanine dan
prolin menjadi kolagen untuk perawatan kulit, dan
mempercepat penyembuhan luka pascaoperasi, jerawat, dan
flek hitam pada kulit.

Pustaka :
Materia Medika Indonesia Jilid I. 1977. Halaman 34- 36
Sutardi, S. 2016. Kandungan Bahan Aktif Tanaman Pegagan dan Khasiatnya Untuk
Meningkatkan Sistem Imun Tubuh. Yogyakarta : Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Yogyakarta.
4. KULIT BUAH DELIMA (Punica granatum)

Famili : Punicaceae
Nama Daerah : Delima; Glima (Aceh),
Glimeu mekah (Gayo), Dalima (Sunda),
Gangsalan (Jawa), Rumau (Timor),
Dalimo (Batak).
Nama Simplisia : Granati Perikarpium

Organoleptis
a. Bau : Tidak Berbau
b. Rasa : Manis
c. Warna : Merah

Kandungan Senyawa Aktif


a. Saponin : Sebagai suatu komponen yang bekerja sebagai antibakteri
dengan menurunkan tegangan permukaan sehingga
mengakibatkan senyawa intraseluler akan keluar.
b. Flavonoid : Sebagai antibakteri yang dapat menghambat sintesis asam
nukleat, mengganggu fungsi membrane sitoplasma dan
metabolism energi bakteri.
c. Tannin : Sebagai antifungi yang mampu menghambat aktivitas enzim
glikotransferase
d. Polifenol : Sebagai pelindung kulit dari kerusakan sinar ultraviolet

Pustaka
Sopyan, I., Apriana, R., dan Gozali, D. 2006. Formulasi Sediaan Losio Dari Ekstrak
Kulit Buah Delima Sebagai Tabir Surya. Sumedang : Departemen
Farmasetika dan Teknologi Formulasi, Fakultas Farmasi Universitas
Padjadjaran.
Widhiasih, Putu R., Jirna, I Nyoman., Shyanaputri, IGA Sri. 2014. Potensi Ekstrak
Kulit Buah Delima Terhadap Pertumbuhan Candida albicans Secara In
Vitro. Denpasar : Politeknik Kesehatan Denpasar.
Robinson T, 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: Institut
Teknologi Bandung Press.
Cushnie TPT; Hamilton, VES and Lamb, AJ. 2003. Assessment of the antibacterial
activity of selected flavonoids and consideration of discrepancies between
previous reports. Microbiol Res.158: 281–289
5. TEMU KUNCI (Boesenbergia pandurata )

Famili : Zingiberaceae
Nama Daerah : temukunci (Minangkabau),
kunci (Jawa),tamuputi (Ternate)
Nama Simplisia : Boesenbergiae Rhizoma
Nama Tanaman : Boesenbergia pandurata
Organoleptis
d) Bau : Bau khas, aromatik
e) Rasa : Menimbulkan rasa agak tebal, agak pahit
f) Warna : coklat muda sampai coklat kelabu.

Kandungan Senyawa Aktif


f) Panduratin A : antimutagentik, sitotoksik, antiinflamasi, analgesik,
antioksidan.
g) Chalcone : Agen kemopreventif sel kanker serviks HeLa dan sel kanker kolon
WiDr.
h) Flavonoid : antimutagen

Pustaka :
Departemen Kesehatan. 1977. Materia Medika Indonesia Jilid I hal.18. Jakarta
Feby Handoko, Fransiscus.2011. Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Etanolik Rimpang
Temu Kunci (Boesenbergia pandurata) Terhadap Sel Kanker
Serviks HeLa dan Sel Kanker Kolon WiDr. Majalah
Kesehatan PharmaMedika , 2011 Vol,3, No,1.
Sari dan Taufiqurrohmah. 2006. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid Fraksi
Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Temu Kunci (Boesenbergia
pandurata(Roxb) Schelecht) (Zingiberaceae). Universitas
Negeri Surabaya.
6. KAYU ANGIN (Usnea misaminensis)

Famili : Usneaceae
Nama Daerah : janggut ndurabin (Sumatra),
kayu angin (Jawa), tai anging (Bugis).
Nama Simplisia : Usneae Thallus
Nama tanaman : Usnea misaminensis

Organoleptis
a. Bau : Bau lemah
b. Rasa : tidak berasa
c. Warna : hijau kelabu sampai hijau kekuningan.

Kandungan Senyawa Aktif


a. dibenzofurans (-)- asam usnat : antihelmintik, antibakteri, antinflamasi,
antikanker, dan analgesik.
b. Terpenoid,flavonoid,antrakinon : antibakteri,antioksidan.
Pustaka
Departemen Kesehatan. 1978. Materia Medika Indonesia Jilid II hal.96. Jakarta
Marlina,dkk. 2017. Isolasi Senyawa Alkaloid dari Fraksi Ekstrak Kloroform Usnea
sp. Universitas Negeri Makassar.
Solihin,Ade.2015. Uji Antihelmintik Estrak Lichen (Usnea sp.) Terhadap Cacing
Gelang Babi (Ascaris suum, Goeze 1782). UIN Sunan
Gunung Djati:Bandung
7. MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

Famili : Clusiaceae
Nama Daerah : Manggis
Nama Simplisia : Garciniae Perikarpium

Organoleptis
a. Bau : Tidak berbau
b. Rasa : Tidak berasa
c. Warna : Kehitaman

Kandungan Senyawa Aktif


a. Resin : Mengobati disentri dan diare
b. Etanol : Tabir surya
c. Xanthon : Antioksidan, Anti-Inflamasi, anti-jamur, kemoprevensi
d. Gartanin : Anti-kanker, Anti-influenza, Antioksidan
e. Mangostin : Anti-tuberkulosis

Pustaka :
Noviardini, Pramita Utami. 2010. Uji Aktivitas Antibakteri Alfa Mangostin Kulit
Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Escherichia
coli Multiresisten Antibiotik dan Bakteri Sterptococcus sp. Surakarta.
Liandhjani dkk. 2011. Aktivitas Ekstrak Etanol Daun, Ranting, dan Kulit Buah
Manggis (Garcinia mangostana L.) sebagai Tabir Surya secara In Vitro.
Bandung.
Rubiyanti Rani dkk. tt. Potensi Ekonomi dan Manfaat Kandungan Alfa-Mangostin
serta Gartanin dalam Kulit Buah Manggis (Garcinia manostana Linn).
Bandung
8. NAGASARI (Mesua ferrea L.)

Famili : Clusiaceae
Nama Daerah : Nagasari
Nama Simplisia : Messuae Flos

Organoleptis
a. Bau : Tidak berbau
b. Rasa : Rasa sepat
c. Warna : Coklat sampai coklat kehitaman

Kandungan Senyawa Aktif


a. Flavonoid : Antidiare
b. Saponin : Antimikroba
c. Etanol : Antimikroba

Pustaka :
Materia Medika Indonesia Jilid III. 1979. Halaman 103 – 106
Viena,Vera dkk. 2018. Biodiversitas Tumbuhan Obat oleh Masyarakat Gompong
Pulo Seunong Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie. Banda Aceh.
Puspitarini, Putu Monik Ananta dkk. 2019. Efek Antidiare Ekstrak Air Bunga
Nagasari (Mesua Ferrea L.) terhadap Mencit BALB/c yang Diinduksi
Minyak Jarak. Mataram
Sayeed, M. Abu. 2004. Journal of Medical Sciences. ANSInet. Bangladesh

2.1.3. Kualitas Simplisia

No. Nama Simplisia Keterangan


1. Daun Jambu Biji (Psidii Folium) Ada beberapa simplisianya
yang berjamur

2.1.4. Analisis Kesesuaian Aktivitas Farmakologi dengan Terapi


No Nama Simplisia Analisa
1. Pala
2. Meniran
3. Alpukat
4. Daun sembung
5. Jintem hitam manis
6. Mengkudu
7. Kunyit
8. Kumis kucing
9. Daun jambu Sesuai
10. Akar manis Sesuai
11. Pegagan
12. Kulit buah delima
13. Temu kunci
14. Kayu angin
15. Manggis
16. Nagasari Sesuai
2.2. Analisa Simplisia Secara Kromatografi Lapis Tipis

2.2.1. Uji kandungan alkaloid


•Plat KLT

No. Rf Pembanding Pembanding Sampel Pembanding


(Ligustrinae) (Curcuma (Foeniculli)
domestica)
1. 0.0875 Oranye - Oranye -
2. 0.8125 - - Kuning -
2.2.2. Uji kandungan terpenoid, steroid, minyak atsiri
•Plat KLT

No. Rf Pembanding Pembanding Sampel Pembanding


(Foeniculli) (Curcuma (Ligustrinae)
domestica)
1. 0.1875 - - Ungu Ungu
2. 0.2625 Merah - Merah -
Muda Muda
3. 0.6125 - Merah Merah -
4. 0.6750 - - Ungu Ungu

•Mikroskop

Serabut xylem
Saluran minyak (Ligustrinae Lignum)
(Foeniculli Fructus)
Sklerenkim
(Curcumae Domesticae
Rhizoma)

Parenkim penebalan dengan jala


(Foeniculli Fructus)

2.3. Analisis Kualitatif Kandungan Bahan Obat dalam Sediaan Serbuk Jamu

Nilai Rf: 0.1363


Kesimpulan: Sampel mengandung BKO, yaitu
Parasetamol.
Nilai Rf: 5.04
Kesimpulan : Sampel tidak mengandung
BKO, baik Antalgin maupun Parasetamol.

Anda mungkin juga menyukai