Anda di halaman 1dari 31

Terapi Komplementer Herbal Kayu

ii Manis

PENYUSUN

Modul Terapi Komplementer Herbal dengan Kayu Manis disusun


dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Komplementer
Dosen Pengampu : Dr.Retno Indarwati, S.Kep., Ns., M.Kep

Daftar penyusun Modul Kelompok 1

1. Rahmatul Fitriyah (131814153001)


2. Ida Trisnawati (131814153009)
3. Wimar Anugrah Romadhon (131814153022)
4. Sariati (131814153029)
5. Nurmawati S. Lataima (131814153038)
6. Putri Irwanti Sari (131814153047)
7. Moh. Jufriyanto (131814153057)
8. Fakhrun Nisa' Fiddaroini (131814153068)
9. Fetreo Negeo Putra (131814153080)
10. Dimas Hadi Prayoga (131814153098)
Terapi Komplementer Herbal Kayu
iii Manis

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat,


karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Modul Seri
Komplementer yang berjudul tentang “Terapi Herbal Dengan Kayu Manis”.
Modul ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Komplementer Magister Keperawatan di Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga modul ini dapat diselesaikan sesuai
dengan waktunya. Modul ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan modul ini.

Semoga Modul ini memberikan informasi bagi masyarakat dan


bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua
khususnya di bidang keperawatan dan komplementer.

Surabaya, 09 Desember 2019

Penyusun
Terapi Komplementer Herbal Kayu
iv Manis

DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................
Penyusun............................................................................................ii
Kata Pengantar..................................................................................iii
Daftar Isi.............................................................................................iv
Pendahuluan.......................................................................................1
Bag. 1 KONSEP HERBAL..................................................................4
Bag. 2 HERBAL KAYU MANIS............................................................8
Bag. 3 MANFAAT KAYU MANIS......................................................11
Bag. 4 APLIKASI DALAM KEPERAWATAN....................................17
Bag. 5 PROSEDUR PENGGUNAAN................................................26
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................
Terapi Komplementer Herbal Kayu
1 Manis

PENDAHULUAN

Tanaman herbal merupakan jenis-jenis tanaman yang


memiliki fungsi. Tanaman herbal tergolong rempah-rempah dan tanaman
buah yang dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit.
Penemuan-penemuan kedokteran modern yang berkembang pesat
menyebabkan pengobatan tradisional terlihat ketinggalan zaman. Banyak
obat-obatan modern yang terbuat dari tanaman obat, hanya saja
peracikannya dilakukan secara klinis laboratories sehingga terkesan
modern. Penemuan kedokteran modern juga mendukung penggunaan
obat-obatan tradisional (Hariana, 2008).

Departemen Kesehatan RI mendefenisikan tanaman herbal


Indonesia seperti yang tercantum dalam SK Menkes No.
149/SK/Menkes/IV/1978, yaitu Tanaman atau bagian tanaman yang
digunakan sebagai bahan obat tradisional atau jamu, Tanaman atau
bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pemula bahan baku obat
(precursor) dan Tanaman atau bagian tanaman yang diekstraksi dan
ekstrak tanaman tersebut digunakan sebagai obat, dan Tanaman herbal
merupakan tanaman yang memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai
obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Dalam segi
penyembuhan meskipun tanaman herbal umumnya lebih lambat dalam
pengobatan penyakit dibanding penyembuhan menggunakan obat-obatan
kimia, namun pengobatan secara tradisional menggunakan tanaman
herbal jauh lebih aman bagi tubuh dengan sangat sedikit efek samping
yang ditimbulkannya, bebas racun, mudah di produksi, menghilangkan
akar penyakit, mudah diperoleh, murah dan mempunyai banyak khasiat
(Hariana, 2008).

Kayu manis (Cinnamomum burmannii) tergolong tanaman


rempah yang biasa digunakan oleh masyarakat untuk kebutuhan sehari-
Terapi Komplementer Herbal Kayu
2 Manis

hari seperti penyedap makanan dan minuman (Al-Dhubiab, 2012).


Berdasarkan pengalaman tradisional, kulit batang kayu manis dapat
berkhasiat sebagai obat pelega perut, obat sariawan, karminatif, diabetes,
diaforetik, anti reumatik, menurunkan nafsu makan, anti diare, dan obat
batuk (Supratmi, 2006). Kayu manis termasuk famili Lauraceae yang
tersebar di Asia Tenggara, China dan Australia diantaranya true cinnamon
dan Cinnamomum zeylanicum dari Sri Lanka, Cassia cinnamon dari China
dan Vietnam, Cinnamomum tamala dari India dan Miyanmar (Burma) dan
Cinnamomum burmannii berasal dari Indonesia, terutama daerah
Sumatera dan Jawa (Ravindran et al., 2004).

Hasil utama kayu manis adalah kulit batang dan dahan,


sedangkan hasil samping adalah ranting dan daun. Semua bagian dari
kayu manis memiliki kandungan kimia yang bermanfaat, namun yang
umum digunakan adalah bagian kulit. Kulit kayu manis merupakan salah
satu rempah yang paling populer digunakan sebagai bumbu masakan.
Selain itu hasil olahannya seperti minyak atsiri dan oleoresin banyak
dimanfaatkan dalam industri-industri farmasi, kosmetik, makanan,
minuman, dan rokok. Kandungan metabolit aktif kayu manis juga banyak
dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional dan modern (Heyne, 1987;
Sangal, 2011). Kandungan yang terdapat pada kayu manis di antaranya
sinamaldehid, eugenol, minyak atsiri, safrol, tanin, damar, kalsium
oksanat, zat penyamak,2 flavonoid, saponin serta kandungan gizi lainnya
seperti gula, protein, lemak kasar dan pektin (Guenther, 2006).

Beberapa penelitian mengenai daya antioksidan dari kayu


manis telah dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Mutiara et al. (2015)
tentang aktivitas antioksidan ekstrak etanol Cinnamomum burmannii
dengan metode DPPH menunjukkan bahwa ekstrak etanol Cinnamomum
burmannii memiliki potensi sebagai antioksidan. Aktivitas antioksidan dari
ekstrak etanol didapat nilai IC50 sebesar 9,431 ± 2,366 ppm. Penelitian
lain dilakukan oleh Latief et al. (2013) terhadap ekstrak metanol pada
Terapi Komplementer Herbal Kayu
3 Manis

beberapa bagian tanaman Cinnamomum burmannii. Nilai IC50 yang


diperoleh untuk masing-masing ekstrak metanol daun muda, daun
dewasa, daun tua, kulit ranting, kulit dahan, dan kulit batang kayu manis
secara berturut-turut adalah 111, 94, 90, 49, 53, dan 53 ppm dengan
persen inhibisi berkisar 73,26% – 98,56%. Penelitian lain menunjukkan
bahwa ekstrak infus memiliki aktivitas antioksidan yang paling tinggi
dibandingkan ekstrak etanol, fraksi air, fraksi etil asetat, dan rutin dengan
IC50 3,03; 8,36; 8,89;13,51; dan 15,27μg/mL (Ervina, Nawu, dan Esar,
2016)
Terapi Komplementer Herbal Kayu
4 Manis

BAGIAN 1
KONSEP HERBAL

Tanaman Herbal Tanaman herbal memiliki keistimewaan yang


tidak dimiliki oleh farmakologi konvensional. Farmakologi konvensional
saat ini bersifat single compound yang spesifik khasiatnya terhadap suatu
penyakit. Hal ini berbeda dengan tanaman herbal yang memiliki multi
compound yang mengandung berbagai macam substansi dengan khasiat
yang berbeda sehingga dapat menyeimbangkan efek samping.
Farmakologi konvensional umumnya tetap dianggap sebagai pilihan
pengobatan karena khasiatnya bersifat spesifik sehingga respon
penyembuhannya lebih cepat. Tanaman herbal dianggap sebagai pilihan
yang tepat dalam pengobatan penyakit kronis karena memiliki bahan
alami yang dapat memperbaiki metabolisme sehingga dianggap lebih
aman dalam penggunaan jangka panjang.

Sumber : www.herbalnews.co

Gambar 1. Jenis-jenis tanaman herbal


Terapi Komplementer Herbal Kayu
5 Manis

Pengobatan herbal mewakili berbagai macam disiplin ilmu


seperti botani, sejarah, etnomedisinal dan farmakologi (Wynn dan
Fougere 2007). Pengobatan herbal pada hewan diawali dengan adanya
perilaku hewan yang mampu melakukan self-treatment saat terserang
penyakit. Perilaku alami hewan ini menjadikan salah satu alasan para ahli
herbal meneliti tanaman obat dan interaksinya dalam tubuh. Sebagai
contoh, kera besar di Tanzania memakan daun-daun berambut yang
berasal dari 34 spesies tanaman obat berbeda, tanpa mengunyah namun
langsung menelannya. Beberapa daun yang dipilih diketahui mengandung
fitokimia aktif dan sebagian tidak, namun semua daun yang dipilih memiliki
tekstur permukaan kasar dengan mikrostruktur mirip dengan kait yang
biasa disebut dengan trichomes. Dedaunan tersebut biasanya dikonsumsi
hewan pada saat musim hujan dimana infestasi cacing meningkat
sehingga menyebabkan diare, malaise dan sakit perut (Huffman et al.
1997). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekstur kasar pada
permukaan daun berperan sebagai pembersih mekanis cacing yang
menginfestasi saluran pencernaan. Dedaunan kasar juga meningkatkan
motilitas usus dan merangsang diare, sehingga membantu mempermudah
pengeluaran cacing dan toksin yang dihasilkan cacing. Interaksi dedaunan
di dalam tubuh menghasilkan efek yang cepat dalam menanggulangi
gejala penyakit yang diderita kera tersebut seperti malaise pada saluran
pencernaan (Huffman et al. 1997).

Tanaman herbal membutuhkan waktu tertentu untuk


pembentukan senyawa aktif yang terkandung di dalamnya. Oleh karena
itu, usia kematangan dari bagian tanaman herbal sangat mempengaruhi
jumlah dan jenis senyawa yang dikandungnya. Selain itu faktor ekstrinsik
seperti suhu, kelembaban udara, iklim dan demografi tanah juga memiliki
peranan vital dalam pembentukan senyawa aktif dalam tanaman herbal.
Senyawa aktif ini bekerja sama dalam menghasilkan khasiat sehingga
apabila salah satu senyawa aktif berhasil diisolasi belum tentu dapat
menghasilkan khasiat yang sama.
Terapi Komplementer Herbal Kayu
6 Manis

Sumber : www.doktersehat.com

Gambar 2. Jenis herbal dari rempah-rempah

Badan POM mengelompokkan obat tradisional menjadi tiga,


yaitu sediaan jamu, sediaan herbal terstandar dan sediaan fitofarmaka.
Sediaan jamu merupakan sediaan obat tradisional yang pemakaiannya
secara empiris (berdasarkan pengalaman) (BPOM 2004). Sediaan herbal
terstandar merupakan sediaan obat tradisional yang bahan bakunya harus
distandarisasi dan sudah diuji farmakologi secara eksperimental yaitu uji
pra klinik, efikasi dan toksisitas. Sediaan fitofarmaka adalah sediaan obat
tradisional yang bahan bakunya harus distandarisasi dan harus melalui uji
klinik. Pengembangan obat tradisional seperti halnya pengembangan obat
modern yaitu melalui uji praklinik dan uji klinik. Uji praklinik meliputi uji
farmakodinamik, uji toksikologi dan uji farmasetik, sedangkan uji klinik
meliputi uji klinik fase I (dilakukan terhadap 50-150 sukarelawan sehat), uji
klinik fase II (dilakukan terhadap 100-200 pasien), uji klinik fase III
(dilakukan terhadap 50-5000 pasien) dan post marketing surveillance
Terapi Komplementer Herbal Kayu
7 Manis

sebagai uji klinik fase IV. Dalam melakukan pengembangan obat tersebut,
bagian tanaman obat yang digunakan dapat berasal dari batang, akar,
daun, buah, kulit, biji atau bahkan semua bagiannya. Tanaman obat yang
diuji dapat berupa simplisia (bahan alami yang dikeringkan), ekstrak
kental, ekstrak kering dan ekstrak cair.
Terapi Komplementer Herbal Kayu
8 Manis

BAGIAN 2
HERBAL KAYU MANIS

Pengertian Kayu Manis

Pohon kayu manis merupakan tumbuhan asli Asia Selatan,


Asia Tenggara dan daratan Cina, Indonesia termasuk didalamnya.
Tumbuhan ini termasuk famili Lauraceae yang memiliki nilai ekonomi
dan merupakan tanaman tahunan yang memerlukan waktu lama
untuk diambil hasilnya. Hasil utama kayu manis adalah kulit batang
dan dahan, sedang hasil samping adalah ranting dan daun.
Komoditas ini selain digunakan sebagai rempah, hasil olahannya
seperti minyak atsiri dan oleoresin banyak dimanfaatkan dalam industri-
industri farmasi, kosmetik, makanan, minuman, rokok, dan lain.

Sumber : www.hellosehat.com

Gambar 3. Kayu manis lembaran dan serbuk


Terapi Komplementer Herbal Kayu
9 Manis

Kulit kayu manis adalah sejenis rempah-rempah yang diperoleh


dari kulit bagian dalam beberapa spesies pohon genus Cinnamomum
yang digunakan untuk masakan yang manis dan sedap. Meskipun kayu
manis terkadang dianggap sebagai "kayu manis yang sesungguhnya",
kebanyakan kulit kayu manis di perdagangan internasional dari spesies
lain yang berdekatan, yang juga disebut "kasia"untuk membedakannya
dari "kulit kayu manis yang sesungguhnya".

Klasifikasi Kayu Manis

Kerajaan : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Laurales

Suku : Lauraceae

Marga : Cinnamomum

Spesies : Cinnamomum burmanii Bl

Sumber : www.fimela.com

Gambar 3. Wedang jahe dengan kayu manis


Terapi Komplementer Herbal Kayu
10 Manis

Dari 54 spesies kayu manis (Cinnamomum sp.) yang


dikenal di dunia, 12 di antaranya terdapat di Indonesia. Tiga jenis
kayu manis yang menonjol di pasar dunia yaitu Cinnamomum
burmannii (di Indonesia) yang produknya dikenal dengan nama
cassiavera, Cinnamomum zeylanicum (di Sri Lanka dan Seycelles) dan
Cinnamomum cassia (di China) yang produknya dikenal dengan
Cassia China. Jenis-jenis tersebut merupakan beberapa tanaman rempah
yang terkenal di pasar dunia. Tanaman kayu manis yang selama ini
banyak dikembangkan di Indonesia adalah C. burmannii Bl, yang
merupakan usaha perkebunan rakyat, terutama diusahakan di
Sumatera Barat, Jambi dan Sumatera Utara. Jenis C. burmanii BL
atau cassiavera ini merupakan produk ekspor tradisional yang masih
dikuasai Indonesia sebagai negara pengekspor utama di dunia.
Terapi Komplementer Herbal Kayu
11 Manis

BAGIAN 3
MANFAAT KAYU MANIS

Manfaat Kayu Manis

Selain untuk bumbu makanan,kayu manis memiliki khasiat


untuk kesehatan. Kayu manis merupakan rempah-rempah yang
beraroma, manis dan pedas. Kayu manis mengandung eugenol, minyak
atsiri, tanin, sinamaldehide, kalsium, oksalat, safrole, zat penyamak, dan
damar. Untuk kesehatan, mengkonsumsi kayu manis dapat kamu rebus
dan meminum air rebusannya dengan menambah sedikit madu. Terdapat
11 khasiat kayu manis untuk kesehatan, di antaranya:

1. Mencegah Diabetes

Kayu manis dipercaya dapat mengontrol kadar glukosa darah.


Dengan mengontrol glukosa darah sehingga dapat mengontrol kadar
gula dalam darah.

2. Mengurangi Rasa Nyeri Haid

Kandungan serat dan protein pada kayu manis sangat disarankan


untuk dikonsumsi wanita ketika haid. Dengan kandungan tersebut
membantu untuk mengurangi rasa nyeri yang terjadi karna kontraksi
otot pada rahim.

3. Kesuburan

Kayu manis juga bermanfaat untuk mengatasi kesuburan. Bagi


pasangan suami istri yang belum memiliki keturunan disaranan untuk
mengkonsumsi kayu manis setiap hari.
Terapi Komplementer Herbal Kayu
12 Manis

4. Menyeimbangkan hormon

Senyawa yang terkandung dalam kayu manis dapat mengontrol dan


menyeimbangkan hormon-hormon dalam tubuh. Dengan
mengonsumsi secara teratur dapat menurunkan hormon progesteron
dan menurunkan hormon testoteron.

5. Mencegah Penggumpalan Darah

Jika terjadi radang dan pembengkakan, kamu dapat mengonsumsi


kayu manis. Ini bermanfaat untuk mencegah terjadinya
penggumpalan darah.

6. Mengurangi Sakit Rematik

Manfaat kayu manis lainnya yaitu dapat mengurangi sakit rematik.


Sitikon yang mengakibatkan terjadinya rematik dapat dikurangkan
oleh kayu manis.

7. Mencegah Penyakit Jantung

Anti inflamasi yang terkandung dalam kayu manis berguna untuk


mencegah penyakit jantung. Kandungan tersebut dapat membantu
melindungi jantung dari bakteri atau infeksi pengganggu.

8. Obat untuk Anti Bakteri

Bakteri yang ada di mana-mana bisa masuk ke dalam tubuh kita.


Jika bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh belum tentu tubuh bisa
menahannya. Maka dengan mengkonsumsi kayu manis dapat
menjaga kekebalan tubuh yang mampu menangkal bakteri jahat
masuk.

9. Menghangatkan Tubuh

Kayu manis dipercaya dapat menghangatkan tubuh. Di luar negeri,


ketika musim dingin tiba biasanya mereka mengkonsumsi kayu
manis untuk menghangatkan tubuh.
Terapi Komplementer Herbal Kayu
13 Manis

10. Mengatasi Alzheimer

Manfaat selanjutnya dari kayu manis adalah mengatasi alzheimer.


Antioksidan yang terkandung dalam kayu manis dapat dipercaya
menghambat penumpukan protein di otak yang merupakan salah
satu penyebab utama alzheimer.

11. Kecantikan Kulit

Sumber serat yang terkandung dalam kayu manis dapat


menghilangkan racun dalam tubuh. Racun yang menumpuk dalam
tubuh akan membuat kulit kusam. Sehingga jika kita mengkonsumsi
kayu manis dapat membuat kulit kita lebih bercahaya.
12. Penolak nyamuk
Campuran antara kulit kayu manis, serai dan rosemary efektif
sebagai penolak nyamuk Aedes aegypti (Peach, Almond, Gries, &
Gries, 2019)

Efek Samping Penggunaan Kayu Manis

Namun di samping manfaat kayu manis yang bagus untuk


kesehatan, juga terdapat beberapa efek samping yang akan dirasakan.
Disebagian orang yang mengkonsumsi kayu manis akan merasakan efek
wajah memerah dan memanas, peningkatan denyut jantung, dan sesak
napas. Sebaiknya hentikan pemakaian jika kamu merasakan efek
tersebut. Adapun efek samping penggunaan kayu manis menurut
beberapa penelitian diantaranya :

1. Turunnya kadar gula darah

Sebagaimana dijelaskan dalam jurnal Recent Patents on Food,


Nutrition and griculture tahun 2012, bahwa kayu manis memiliki
senyawa unik yang dapat berfungsi sebagai pengganti insulin. Oleh
karena itu selalu perhatikan pola makan, karena  terlalu banyak kayu
Terapi Komplementer Herbal Kayu
14 Manis

manis akan menyebabkan terjadinya hipiglikemia  atau penurunan


kadar glukosa darah di bawah batas normal.

2. Kerusakan fungsi hati

Dalam 1 sendok teh kayu manis bubuk, ditemukan setidaknya 5 mg


dari senyawa kumarin. Keberadaan dari senyawa ini dijelaskan
dalam Journal of Agricultural dan Food Chemistry tahun 2010.
Senyawa ini memiliki manfaat terhadap sistem sirkulasi darah dan
kinerja neurodegeneratif termasuk alzheimer. Hanya senyawa ini
juga memiliki sifat hepatoksin. Karenanya dalam kadar berlebihan
kumarin bisa menjadi berbahaya bagi hati. Menurut sumber
healthline.com kumarin hanya dapat ditoleransi tubuh sekitar 5 mg
perhari, dengan mengonsumsi 1 sendok teh maka sudah berada di
ambang batas atas.

3. Mengganggu pernapasan

Ketika menggunakan kayu manis bubuk sebagai bumbu masak, atau


memarut kayu manis utuh, sejumlah residu dari kayu manis dapat
masuk ke dalam pernafasan dan mengendap di dalamnya. Kayu
manis memiliki keunikan karena dapat bekerja sebagai anti inflamasi
tetapi juga mengandung komponen senyawa stimulan inflamasi yang
dikenal dengan istilah cinamaldehide. Ini sejenis senyawa unik dari
kayu manis yang menyerupai logam berat dan memiliki efek iritasi.
Sebagaimana dijelaskan dalam Chemistry Database dari National
Library of Medicine.

4. Masalah radang mulut dan tenggorokan

Mengkonsumsi kayu manis berlebihan terutama bila dikonsumsi


dalam kondisi bubuk kering juga berbahaya untuk mulut dan
kerongkongan.  Kayu manis dapat memicu terjadinya masalah mulut
kering dan sariawan. Penyebab utamanya masih cinnamaldehide,
Terapi Komplementer Herbal Kayu
15 Manis

yang diidentifikasi sebagai penyebab inflamasi, sebagaimana


dijelaskan dalam Journal of Dermatology Case Reports tahun 2010.

5. Meningkatkan resiko kanker

Dalam sebuah studi terhadap hewan pada Federal Institute for Risk
Assessment, Berlin pada tahun 2010 terbukti bahwa  konsumsi
kumerin dalam kayu manis yang berlebihan dapat menstimulasi
pertumbuhan sel kanker. Bukan hanya kumerin, komponen
cinnamaldehide juga diketahui merupakan agen penyebab iritasi dan
inflamasi. Dan terbukti bahwa inflamasi yang berkepanjangan
menyebabkan peningkatan risiko kanker dengan signifikan. Dalam
ulasan lain dikatakan bahwa kayu manis memiliki efek estrogenik.
Dan sebaiknya tidak dikonsumsi berlebihan oleh mereka dengan
masalah hormonal dan mereka dengan kasus kanker yang
dipengaruhi oleh hormon estrogen.

6. Mengganggu khasiat obat lain

Menurut sumber The American Journal of Case Report tahun 2015


diungkap bahwa kayu manis dapat memperburuk reaksi liver
terhadap sejumlah terapi pengobatan termasuk parasetamol,
acetaminophen dan statins. Kayu manis juga perlu dikonsumsi
dengan hati-hati bila dipadukan dengan jenis obat-obatan untuk
diabetes dan untuk tekanandarah tinggi. karena dapat menstimulasi
tubuh bereaksi berlebihan. Ini berkaitan dengan efek kayu manis
yang bisa mengakibatkan masalah hipoglikemik dan hipotensi.
7.
Terapi Komplementer Herbal Kayu
16 Manis

8. Mengakibatkan alergi

Sejumlah orang rupanya bisa memiliki efek alergi ketika terpapar


atau mengonsumsi kayu manis. Efek iritasi yang lazim ditimbulkan
oleh kayu manis dapat memburuk bila terjadi pada mereka dengan
kasus alergi. Alergi kayu manis akan ditandai dengan efek gatal-
gatal semacam biduran dan luka-luka ruam pada kulit. Sedang
beberapa yang lain mengeluhkan adanya rasa gatal dan perih pada
hidung dan tenggorokan. Secara umum keluhan memang lebih
banyak terjadi pada kulit dan pernafasan. Namun beberapa kasus
alergi kayu manis juga menyerang pencernaan yang ditandai dengan
sejumlah eluhan seperti mual, diare, nyeri dan kram perut hingga
efek pusing dan limbung
Terapi Komplementer Herbal Kayu
17 Manis

BAGIAN 4
APLIKASI DALAM KESEHATAN

Diabetes mellitus

Diabetes adalah gangguan metabolisme kronis yang ditandai


dengan peningkatan kadar glukosa darah yang disebabkan karena
gangguan sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya. Komplikasi jangka
panjang pada diabetes mellitus (DM) adalah retinopati, nefropati,
neuropati, penyakit periodontal, disfungsi seksual, dan peningkatan risiko
penyakit kardiovaskular. Lebih dari 90% dari semua kasus DM adalah DM
tipe 2 (T2DM).

Kayu manis adalah salah satu dari banyak obat herbal yang
digunakan untuk pengobatan DM. Ini memiliki dua varietas utama,
Cinnamomum cassia (juga dikenal sebagai Cinnamomum aromaticum)
dan Cinnamomum zeylanicum. Penelitian in vitro dan in vivo menunjukkan
bahwa kayu manis adalah sensitizer insulin. Uji klinis mengevaluasi
kemanjuran kayu manis dalam kontrol glikemik di antara orang-orang
dengan T2DM.

Studi ini mengungkapkan bahwa kayu manis secara signifikan


mengurangi FBG dan tingkat HOMA-IR pada pasien dengan T2DM atau
pra-diabetes dibandingkan dengan plasebo. Namun, tidak ada perbedaan
yang signifikan di tingkat HBA1c, dalam berbagai profil lipid dan BMI
antara kelompok yang diberi kayu manis dan plasebo. Kayu manis
umumnya dilaporkan juga ditoleransi dalam semua studi yang
dimasukkan. Obat-obatan herbal digunakan bersama dengan pengobatan
modern untuk mencapai kontrol glikemik sebagai terapi tambahan.
Kemampuan kayu manis untuk mengontrol FBG tetapi tidak HbA1c bisa
jadi karena pendek durasi terapi di mana periode tindak lanjut hanya
berkisar dari satu bulan hingga empat bulan. HbA1c juga berkorelasi baik
Terapi Komplementer Herbal Kayu
18 Manis

dengan pencegahan risiko komplikasi diabetes jangka panjang.


Pengurangan signifikan dalam FBG dan HOMAIR dapat mengindikasikan
bahwa mekanisme tindakan yang mungkin dapat dilakukan disebabkan
oleh efek sensitisasi insulin. Kayu manis telah menunjukkan efek baik
pada aktivitas Fosforilasi reseptor insulin, mengurangi efek pada tirosin
aktivitas fosfatase, menunjukkan sifat seperti insulin yang mungkin karena
efek sensitizer insulinnya. Studi juga menunjukkan bahwa kayu manis
menghambat aktivitas glikogen sintase yang menyebabkan glukosa naik
dalam darah menjadi turun.

Penelitian dengan judul Effect of Cinnamon Tea on Postprandial


Glucose Concentration yang dilakukan oleh (Bernardo et al., 2015)
menjelaskan bahwa pemberian the kayu manis (C. burmannii) pada orang
dewasa non diabetes bisa mengendalikan metabolisme glukosa.
Penelitian ini dilakukan dengan cara peserta diberi tes toleransi glukosa
oral dengan atau tanpa teh kayu manis dalam percobaan klinis secara
acak. Data mengungkapkan bahwa pemberian teh kayu manis sedikit
menurun BGL postprandial.<0,05). Analisis kimia menunjukkan bahwa teh
kayu manis memiliki kapasitas antioksidan yang tinggi, yang mungkin
karena konten polifenol nya.

Penelitian ini memberikan bukti bahwa kayu manis teh, diperoleh


dari C. burmannii, dapat bermanfaat untuk mengendalikan metabolisme
glukosa pada orang dewasa nondiabetes selama periode postprandial
(Bernardo et al., 2015). Banyak tanaman tradisional dan rempah-rempah
memiliki sifat obat, seperti kontrol kadar glukosa darah. Cinnamon adalah
salah satu rempah-rempah yang telah terbukti efektif dalam
meningkatkan glikemia baik dalam kondisi sehat maupun diabetes. Pada
keadaan sehat, sebuah studi mengungkapkan bahwa 5 g bubuk kayu
manis menurunkan PBG setelah OGTT. Sebuah studi in vitro
menunjukkan bahwa polifenol mengandung insulin. Selain itu, senyawa
bioaktif kayu manis ini mempunyai sifat antioksidan yang tinggi untuk
Terapi Komplementer Herbal Kayu
19 Manis

manusia dan hewan pada stres oksidatif dengan cara menghambat


peroksidasi lipid.(Bernardo et al., 2015)

Penelitian lain yang dilakukan di Indonesia terkait dengan manfaat


kayu manis dalam intervensi keperawatan dilakukan oleh Nurbani
Fatmalia, Muthoharoh, 2017 tentang pengaruh konsumsi kayu manis
terhadap glukosa darah penderita diabetes mellitus di Tambak Ploso
Lamongan dengan hasil penelitian menunjukkan penurunan pada 20
penderita. Kayu manis dapat menurunkan kadar glukosa darah karena
mengandung flavonoid yang dapat mengatur kadar glukosa darah dan
meningkatkan sensitifitas sel beta pankreas untuk menghasilkan hormon
insulin. Dari hasil yang telah dilakukan terhadap 20 sampel penderita
diabetes mellitus yang telah diberikan seduhan kayu manis maka dapat
disimpulkan bahwa Ada pengaruh konsumsi seduhan kayu manis
terhadap penurunan kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus
di Desa Tambak Ploso (Muthoharoh, 2017).

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah true


experiment pre post design yaitu mengetahui pengaruh konsumsi
seduhan kayu manis terhadap kadar glukosa darah penderita diabetes
militus di Desa Tambak Ploso Lamongan. Bahan yang diperlukan adalah
2 batang kayu manis (panjang 5 cm) dan 200 ml air hangat. Pengukuran
kadar glukosa darah pasien sebelum pemberian seduhan kayu manis
dilakukan dengan pasien dianjurkan berpuasa selama 10 jam sebelum
pengambilan darah. Pasien diberikan seduhan kayu manis setiap pagi hari
dan malam hari menjelang tidur selama 1 minggu berturut-turut, masing-
masing sebanyak satu gelas (200 ml) (Muthoharoh, 2017)

Rinitis Alergi

Rinitis alergi, yang juga dikenal sebagai hay fever, adalah tipe
inflamasi pada hidung yang terjadi ketika sistem imun bereaksi lebih
Terapi Komplementer Herbal Kayu
20 Manis

terhadap alergen di udara. Tanda dan gejala meliputi hidung tersumbat;


bersin;mata kemerahan, gatal, dan berair; dan bengkak di sekitar mata.
Cairan dari hidung biasanya bening.[2] Gejala sering dimulai dalam
beberapa menit setelah terpapar alergen dan dapat memengaruhi pola
tidur, kemampuan bekerja, dan kemampuan berkonsentrasi di sekolah.
Gejala yang disebabkan terutama serbuk sari berkembang selama waktu
tertentu dalam setahun.[3] Banyak orang dengan rinitis alergi juga
mengalami asma, konjungtivitis alergi, atau dermatitis atopik (Wheatley,
2015).

sumber : id.wikipedia.org

Gambar 4. Area Rhinitis alergi

Penelitian yang dilakukan oleh (Steels et al., 2019) dengan


judul A randomized, double-blind placebo-controlled study of intranasal
standardized cinnamon bark extract for seasonal allergic rhinitis
menjelaskan bahwa semprotan hidung yang mengandung ekstrak standar
polifenol dari kulit kayu manis (Cinnamomum zeylanicum) (IND02) selama
tujuh hari mengurangi keparahan gejala secara signifikan pada
rhinoconjunctivitis dan meningkatkan kualitas hidup, produktivitas kerja,
Terapi Komplementer Herbal Kayu
21 Manis

dan aktivitas harian yang teratur pada 60 orang yang mengalami alergi
rinitis musiman tanpa efek samping yang serius. Tingkat keparahan gejala
terjadi pada siang hari hidung tersumbat, rhinnorrhoea, pruritus hidung
dan bersin, mata gatal, merah dan bengkak; gejala pada malam hari
seperti kesulitan tidur, bangun pada malam hari dan hidung tersumbat.
Efek klinis positif pada hidung, mata, dan gejala pada malam hari diamati
dalam 24 pengaplikasian, disertai dengan peningkatan produktivitas kerja
dan aktivitas umum pada akhir perawatan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan studi klinis sebelumnya


dengan periode pengobatan selama empat minggu. Namun, penelitian ini
menunjukkan bahwa efek menguntungkan diamati setelah pengobatan
jangka pendek dari jangka waktu tujuh hari. Selain itu, penelitian ini juga
menunjukkan bahwa terapi sebagai satu-satunya pengobatan efektif
dalam pengelolaan alergi yang disebabkan oleh alergen dari lingkungan.
Hal ini disebabkan karena anti histamin dikeluarkan dalam fase sebelum
perawatan dan pengobatan.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh laporan sebelumnya dari


ekstrak kulit kayu manis pada gejala alergi rinitis musiman dan
patofisiologi yang mendasarinya. Produk kombinasi, tablet yang diberikan
secara oral, mengandung 150 mg masing-masing ekstrak kulit kayu
manis, malpighia glabra dan bidens pilosa, secara signifikan mengurangi
skor gejala hidung selama delapan jam setelah tantangan alergen hidung
dan sedikit menghambat pelepasan prostaglandin D2 ke dalam lavage
hidung cairan. Ekstrak kulit kayu manis juga dilaporkan bekerja pada
sitokin dan interleukin yang berperan dalam peradangan hidung. Polifenol
yang diekstraksi dari Cinnamomum Zeylanicum ditemukan untuk
mengurangi gejala yang terkait dengan alergi rinitis musiman
Terapi Komplementer Herbal Kayu
22 Manis

Disminorhea

Dismenore adalah nyeri yang timbul pada saat menstruasi,


biasanya dengan rasa kram dan terpusat di abdomen bawah. Keluhan
nyeri haid dapat terjadi bervariasi mulai dari ringan sampat berat.
Keparahan nyeri berhubungan dengan lama dan jumlah darah haid.
Biasanya nyeri muncul sebelum keluarnya haid dan meningkat pada hari
pertama dan kedua (Tarigan, 2018)

Penelitian yang telah dilakukan oleh di Universitas Islam Iran


(diketahui bahwa cinnamaldehyde memiliki efek antispasmodik. Selain itu,
eugenol dapat mencegah biosintesis prostaglandin dan mengurangi
peradangan. Kayu manis juga mengandung berbagai vitamin, seperti
vitamin A, thiamin, riboflavin dan asam askorbat . Kayu manis memiliki
efek yang signifikan terhadap pengurangan rasa sakit,perdarahan
mesntruasi, mual dan muntah akibat dismenorea primer dan tidak ada
efek samping yang ditimbulkan (Tarigan, 2018)

Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kayu manis


diantaranya minyak atsiri eugenol, safrole, sinamaldehide, tannin, kalsium
oksalat, damar dan zat penyamak. Efek farmakologis yang ditimbulkan
sebagai antirematik, penambah nafsu makan dan penghilang rasa sakit.
Terapi Komplementer Herbal Kayu
23 Manis

Telaah jurnal ilmiah tentang kayu manis


No Judul Jurnal Population Intervension Outcome
1. Study of  H.pylori (strain Uji kerentanan Hasil MIC
inhibitory ATCC700392 / bakteri terhadap menunjukkan efek
effects of the 26695) dibuat antibiotik dan sinergis dari
mixture of dari Pusat campurannya campuran Kayu
cinnamon and Penelitian ditentukan Manis dan Jahe
ginger extracts Gastrointestinal dengan metode pada penghambatan
on cagA gene dan Hati Shahid difusi cakram. pertumbuhan H.
expression of Beheshti Untuk pylori dibandingkan
Helicobacter Universitas Ilmu menentukan dengan efek
pylori by Real- Kedokteran. MIC antibiotik antibakteri dari
Time RT-PCR  H.pylori (strain dan ekstrak antibiotik
technique ATCC700392 / herbal, kaldu (Tetracycline 30μg).
26695) dikultur pengencer Juga, ekspresi gen
(Azadi et al, dalam agar Makro menunjukkan
2019). Brucella sedang digunakan. RNA penurunan yang
dan diinkubasi bakteri signifikan dalam
dalam kondisi diekstraksi, dan tingkat ekspresi gen
mikro-aerofilik cDNA disintesis. cagA setelah
(5% O2, 10% Efek paparan campuran
CO2, dan 85% penghambatan ekstrak
N2 pada dari campuran dibandingkan
inkubator 37 ° kedua ekstrak dengan gen
C). pada ekspresi referensi ureC (p
gen cagA H. <0,05).
pylori diukur
dengan Real
Time RT-PCR.
2. Efficacy and Enam belas studi Semua enam Kayu manis secara
safety of terkontrol acak belas termasuk signifikan
cinnamon in dimasukkan dalam studi dalam mengurangi glukosa
type 2 diabetes meta-analisis. tinjauan darah puasa (FBG)
mellitus and Database dari sistematis dan penilaian model
pre-diabetes Web of Sciences, adalah uji coba homeostatik untuk
patients: A perpustakaan terkontrol tingkat resistensi
meta-analysis Cochrane, secara acak. insulin (HOMA-IR)
and meta- PubMed, CINAHL Namun, ada dibandingkan
regression dan SCOPUS. variasi yang dengan plasebo
signifikan di dengan perbedaan
(Deyno et al, antara studi rata-rata tertimbang
2019) yang (WMD) −0.545 (95%
dimasukkan, CI: −0.910, −0.18)
keduanya mmol / L, I2 = 83.6%
secara klinis dan −0.714 (−1.388,
dan secara −0.04), I2 = 84.4%
statistik. Variasi masing-masing.
klinis meliputi;
kekuatan
dosis yang
digunakan, lama
perawatan, dan
Terapi Komplementer Herbal Kayu
24 Manis

jenis
termasuk
pasien.

3. Effect of 30 orang dewasa Kulit kayu manis pemberian teh kayu


Cinnamon Tea nondiabetes Burnamnium manis sedikit
on Postprandial dengan usia dibeli dari menurunkan BGL
Glucose antara 20 dan 53 Sucrame postprandial.
Concentration tahun Company Konsumsi teh kayu
yang (Portugal) manis juga
(Bernardo et al., menggunakan dengan asal menghasilkan
2015) obat untuk kontrol Indonesia. konsentrasi glukosa
glikemia dan Batang kayu maksimum
memiliki gejala manis (60 g) postprandial yang
atau penyakit direndam ke lebih rendah secara
gastrointestinal. dalam 1000 mL signifikan dan
air. Setelah 24 variasi konsentrasi
jam pada suhu glukosa maksimum
kamar, larutan (p <0,05). Analisis
kayu manis kimia menunjukkan
dipanaskan bahwa teh kayu
selama 30 menit manis memiliki
pada 100 ° C kapasitas
dan kemudian antioksidan yang
disaring pada tinggi, yang mungkin
suhu kamar. disebabkan oleh
kandungan
polifenolnya.
4. The Effect of Dua puluh Pada penelitian Ada pengaruh
Cinnamons penderita diabetes ini diberikan konsumsi seduhan
Consumption to mellitus di Desa seduhan kayu kayu manis
Blood Glucose Tambak Ploso. manis sebanyak terhadap penurunan
in People with 200 ml selama 1 kadar glukosa darah
Diabetes minggu setiap pada penderita
Mellitus at pagi dan sore diabetes mellitus di
Tambak Ploso hari pada Desa Tambak
Lamongan penderita Ploso.
diabetes
(Muthoharoh, mellitus di desa
2017). tambak ploso
dan kadar
glukosa diambil
dengan metode
stick.
5. A randomized, Enam puluh Produk yang Penggunaan
double-blind peserta pria dan diteliti adalah 15 semprotan hidung
placebo- wanita, berusia 18 mL botol dari ekstrak kayu
controlled study hingga 75 tahun, semprot hidung kulit standar (IND02)
of intranasal secara medis dengan dosis selama tujuh hari
standardized didiagnosis 100 μg / 100 mengurangi
cinnamon bark dengan SAR dan Larutan μL dari keparahan gejala
extract for saat ini mengalami kulit kayu manis dan meningkatkan
seasonal gejala akut. (Cinnamomum kualitas hidup,
allergic rhinitis zeylanicum) produktivitas kerja,
(IND02) dalam dan aktivitas harian
Terapi Komplementer Herbal Kayu
25 Manis

(Steels et al., larutan garam yang teratur pada


2019) atau peserta yang
pencocokan mengalami SAR.
plasebo kecuali
IND02. Peserta
diperintahkan
untuk
mengambil dua
semprotkan di
setiap lubang
hidung per hari,
sekali di pagi
hari dan sekali
di malam hari
selama tujuh
hari.
Terapi Komplementer Herbal Kayu
26 Manis

BAGIAN 5
PROSEDUR PEMBUATAN

Salah satu cara mengkonsumsi kayu manis adalah dengan cara


membuat infused water. Berikut cara pembuatan infused water kayu
manis yang dikombinasikan dengan jahe dan madu :

Persiapkan alat dan bahan

1. Alat yang diperlukan :


 Gelas
 Botol
 Pisau
2. Bahan yang digunakan :
 Kayu manis 2 buah
 Madu
 Jahe 2 ruas
 Air matang
3. Cara pembuatan
 Siapkan semua bahan
 Potong-potong kayu manis dengan ukuran + 3 cm kemudian cuci
dengan air matang
 Kupas jahe kemudian iris tipis-tipis + 2 mm, cuci hingga bersih
dengan air matang
 Siapkan botol kemudian isi dengan air matang
 Masukkan semua kayu manis, jahe dan madu secukupnya
 Simpan di lemari es selama 6 jam
 Infus water siap konsumsi
Terapi Komplementer Herbal Kayu
27 Manis

DAFTAR PUSTAKA

Bernardo, M. A., Silva, M. L., Santos, E., Moncada, M. M., Brito, J.,
Proença, L., … De Mesquita, M. F. (2015). Effect of Cinnamon
Tea on Postprandial Glucose Concentration. Journal of
Diabetes Research, 2015. https://doi.org/10.1155/2015/913651

Muthoharoh, fatmalia nurbanidan. (2017). pengaruh konsumsi kayu manis


terhadap glukosa darah penderita diabetes mellitus di tambak
ploso lamongan ( The Effect of Cinnamons Consumption to
Blood Glucose in People with Diabetes Mellitus at Tambak
Ploso Lamongan ) Nurbani Fatmalia *, Muthoharoh ** *
Program Studi analis kesehatan , Akademi Anal,
08(November), 106–111.

Steels, E., Steels, E., Deshpande, P., Thakurdesai, P., Dighe, S., & Collet,
T. (2019). A randomized, double-blind placebo-controlled study
of intranasal standardized cinnamon bark extract for seasonal
allergic rhinitis. Complementary Therapies in Medicine,
47(September), 102198. https://doi.org/10.1016/j.ctim.2019

Tarigan, Devi Anisa Puteri (2018), Pengaruh Pemberian Aromaterapi


Kayu Manis (Cinnamomum Burmanni) terhadap Derajat
Dismenore Primer pada Siswi SMA Swasta Al-Ulum
Medan,Fakultas keperawatan., Repositori Universitas Sumatera
Utara,

Wheatley, LM; Togias, A (2015). "Clinical practice. Allergic rhinitis". The


New England Journal of Medicine (dalam bahasa Inggris). 372
(5): 456–63. doi:10.1056/NEJMcp1412282. PMC
4324099 alt=Dapat diakses gratis. PMID 25629743

Anda mungkin juga menyukai