Anda di halaman 1dari 19

KEPERAWATAN KOMPLEMENTER ALTERNATIF

MODUL KOMPLEMENTER HERBAL : DAUN SIRIH

OLEH :

KELAS AJ 1
KELOMPOK 2

1. FANDI EURICKY P. MOLA 13181112317


2. NUR ANNISHA KARUNIA LATIEF 13181112319
3. SUWARNING 13181112328
4. MABDA NOVALIA 13181112357
5. RAHAYU DEWI PANGESTUTI 13181112366
6. HINDATUR ROHMA 13181112327

UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KEPERAWATAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
TAHUN AKADEMIK 2018 / 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga berhasil menyelesaikan tugas kelompok
dalam bentuk makalah. Modul dengan judul Modul Komplementer Herbal : Daun
Sirih ini kami ajukan untuk memenuhi tugas dari Ibu Elida Ulfiana,
S.Kep.,Ns.,M.Kep. Diharapkan tugas ini dapat memberikan informasi dan menambah
wawasan pengetahuan kepada kita semua tentang Modul Komplementer Herbal : Daun
Sirih.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehubungan dengan hal ini, kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat
membangun tentu kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

Surabaya, 25 Februari 2019

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………… i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. ii
BAB 1 TINJAUAN TEORI
I. Tinjauan Tentang Daun Sirih
A. Definisi Daun Sirih …………………………………………………… 1
B. Klasifikasi Daun Sirih …………………………………………………. 2
C. Kandungan Daun Sirih ………………………………………………… 3
D. Manfaat Daun Sirih ……………………………………………………. 4
II. Tinjauan Tentang Beras Putih
A. Definisi Beras Putih……………………………………………………. 8
B. Kandungan Beras Putih ……………………………………………… 9
C. Manfaat Beras Putih …………………………………………………. 9

BAB 2 PROSEDUR MASKER BEDAK DINGIN DAUN SIRIH

A. Alat dan Bahan ………………………………………………………… 11


B. Cara Pembuatan ………………………………………………………. 11

BAB 3 PEMBAHASAN…………………………………………………………. 14

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. 16

ii
BAB 1

TINJAUAN TEORI

I. Tinjauan Tentang Daun Sirih


A. Definisi Daun Sirih

Sirih merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau


bersandar pada batang  pohon lain. Tanaman ini banyak kita temukan
diberbagai daerah dengan variasi bentuk dan warna yang menarik. Sebagai
budaya daun dan buahnya biasa dimakan dengan cara mengunyah bersama
gambir, pinang dan kapur. Namun mengunyah sirih telah dikaitkan dengan
penyakit kanker mulut dan pembentukan squamous cell carcinoma yang
bersifat malignan. Sirih digunakan sebagai tanaman obat (fitofarmaka) yang
sangat  berperan dalam kehidupan dan berbagai upacara adat rumpun Melayu
(Novita, 2016).
Tanaman merambat ini bisa mencapai tinggi 15 m. Daunnya yang
tunggal  berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling,
bertangkai, dan mengeluarkan  bau yang sedap bila diremas. Panjangnya
sekitar 5 – 8 cm dan lebar 2 – 5 cm. Daun sirih merupakan daun herbal yang
memiliki banyak manfaat diantaranya dikenal akan sifat anti-septik, anti-
inflamasi, dan pendingin kulit yang bisa dimanfaatkan oleh manusia. Batang
sirih berwarna coklat kehijauan, berbentuk bulat, beruas dan merupakan
tempat keluarnya akar. Bunganya majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun
pelindung ± 1 mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan  panjangnya
sekitar 1,5 – 3 cm dan terdapat dua benang sari yang pendek sedang pada
bulir betina panjangnya sekitar 1,5 – 6 cm dimana terdapat kepala putik tiga
sampai lima buah berwarna putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah buni
berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan. Akarnya tunggang, bulat dan
berwarna coklat kekuningan.

1
Tanaman sirih tumbuh subur dan bagus di daerah pegunungan. Bila
tumbuh pada daerah panas, sinar matahari langsung, batangnya cepat
mengering. Selain itu, warna daunnya akan pudar. Padahal kemungkinan
khasiatnya terletak  pada senyawa kimia yang terkandung dalam warna
daunnya.

Gambar 2.1 Daun sirih

B. Klasifikasi Daun Sirih


Kedudukan tanaman sirih dalam sistematika tumbuhan :
Klasifikasi Tanaman Sirih (Pier betle L.)
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Piperales
Familia : Piperaceae
Spesies : Piper betle L.

1. Daun Sirih Hijau


Daun Sirih hijau merupakan jenis tanaman yang merambat. Memiliki
kandungan propana, estragol dan hydrosykavicol. Daunnya menyerupai
bentuk hati.

Gambar 2.2 Daun sirih hijau

2
2. Daun Sirih Merah
Daun sirih merah memiliki ciri yang hampir sama dengan sirih hijau.
Keduanya memiliki daun yang berbentuk hati dan merupakan jenis
tanaman rambat. Bedanya, daun sirih merah memiliki batang yang
berbentuk bulat. Batangnya berwarna hijau keunguan dan tidak memiliki
bunga. Daun sirih merah ini juga kaya akan manfaat kesehatan. Daun sirih
merah sebenarnya memiliki kandungan yang tidak jauh berbeda jika
dibandingkan dengan sirih hijau. Hanya saja sirih merah masih diperkaya
dengan flavonoid.

Gambar 2.3 Daun sirih merah

C. Kandungan Daun Sirih


Daun sirih ini kaya akan kandungan kimia, seperti minyak asiri,
hidroksicavikol, kavicol, kavibetol, allypykatekol, karvakol, eugenol, eugenol
methyl ether, pcymene, cyneole, alkohol, caryophyllene, cadinene, estragol,
terpennena, eskuiterpena, fenil propane, tannin, diastase, gula, dan pati.
Arecoline yang ditemukan pada seluruh bagian tanaman berguna merangsang
saraf  pusat, merangsang daya pikir, meningkatkan gerakan peristaltik,
merangsang kejang, dan meredakan sifat mendengkur. Eugenol yang
ditemukan pada daun berguna mencegah ejakulasi  prematur, mematikan
jamur Candida albicans, antikejang, analgesik, anestetik, pereda kejang  pada
otot polos, dan penekan pengendali gerak. Tanin yang juga terdapat pada
daun berguna sebagai astringent (mengurangi sekresi pada liang vagina)
sehingga sirih dapat berfungsi untuk mengobati keputihan (Siti Ngaisah,
2010).

3
Daun sirih tergolong sebagai tanaman yang mengandung banyak air.
Sekitar 85-90% daun sirih terdiri dari air. Karena itulah daun sirih juga
rendah kalori dan rendah lemak. Per 100 gram daun sirih hanya mengandung
44 kalori dan 0,4-1% lemak. Selain itu, kandungan daun sirih lainnya adalah:
1. Protein: 3 persen per 100 gram
2. Iodin: 3,4 mcg per 100 gram
3. Sodium: 1,1-4,6% per 100 gram
4. Vitamin A: 1,9-2,9 mg per 100 gram
5. Vitamin B1: 13-70 mcg per 100 gram
6. Vitamin B2: 1,9-30 mcg per 100 gram
7. Asam nikotinat: 0,63-0,89 mg per 100 gram

D. Manfaat Daun Sirih


Manfaat daun sirih sangat besar apalagi untuk kesehatan, daun sirih
tersebut mengandung zat antiseptik  pada seluruh bagiannya. Daunnya bisa
mengobati mimisan, mata merah, keputihan, disfungsi ereksi, membuat suara
nyaring, dan banyak lagi. Khasiat daun sirih telah teruji secara klinis. Hingga
saat ini, penelitian daun sirih masih terus dikembangkan. Sirih juga berkhasiat
menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Daun
sirih juga bersifat menahan perdarahan, menyembuhkan luka pada kulit, dan
gangguan saluran pencernaan. Selain itu bersifat mengerutkan, mengeluarkan
dahak, meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan perdarahan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada masyarakat suku
Madura Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep didapatkan 25 responden
dari tiga desa yaitu Desa Marengan Laok berjumlah 6 orang, Desa Kertasada
berjumlah 14 orang, dan Desa Kalimo’ok berjumlah 5 orang. Rentangan usia
berkisar antara 30 tahun sampai 75 tahun. Terinventarisasi sebanyak 14
kategori penyakit yang terbagi ke 55 penyakit dalam yang sering diobati oleh
masyarakat menggunakan obat tradisional. Untuk tumbuhan yang digunakan
untuk pengobatan tradisional  penyakit dalam terdapat 106 jenis tumbuhan, 9
jenis hewan, dan 10 jenis bahan mineral (Pujiastuti, 2014).

4
Berdasarkan analisis yang mempunyai nilai Use Value tertinggi dengan
nilai Informant Concencus Factor tertinggi dapat dilihat di tabel.
Tabel Hasil Analisis Nilai Use Value dan Informant Concencus Factor
Sirih (Piper betle L.)  

No Sirih dan kegunaannya UV ICF


1 Sirih ( P. Betle) untuk mimisan 0,87 0,88
2 Sirih ( P. Betle) untuk asam urat 0,4 0,54
3 Sirih ( P. Betle) untuk ambeien 0,2 0
4 Sirih ( P. Betle) untuk batuk direjan 0,4 0,2
5 Sirih ( P. Betle) untuk disentri 0,2 0
6 Sirih ( P. Betle) untuk jantung 0,04 ~
7 Sirih ( P. Betle) untuk keputihan 0,4 0,18
8 Sirih ( P. Betle) untuk masuk angin 0,4 0,18
9 Sirih ( P. Betle) untuk memperlancar 0,2 0,5
darah 0,2 0,5
10 Sirih ( P. Betle) untuk nyeri otot dan 0,4 0,3
persendian
11 Sirih ( P. Betle) untuk panas 0,2 0,25
12 Sirih ( P. Betle) untuk panas dalam 0,4 0,29
13 Sirih (  P. Betle) untuk stroke 0,4 0,37
Berdasarkan hasil analisis UV dan nilai ICF, dari 96 jenis tumbuhan yang
mempunyai nilai Use Value tertinggi dengan nilai Informant Concencus
Factor tertinggi adalah Sirih (P. Betle) untuk asam urat, ambeien, batuk rejan,
disentri, jantung, keputihan, masuk angin, memperlancar darah, nyeri otot dan
persendian, panas, panas dalam, dan stroke.
Cara Pemanfaatan daun sirih dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Mengurangi produk ASI yang berlebihan
a. Bahan : 4 lembar daun sirih dan minyak kelapa secukupnya.
b. Cara membuat : Daun sirih diolesi dengan minyak kelapa, Kemudian
dipanggang dengan api.
c. Cara menggunakan : Dalam keadaan masih hangat ditempelkan di
seputar buah dada.
2. Keputihan
a. Bahan : 7-10 lembar daun sirih.
b. Cara membuat : Direbus dengan 2,5 liter air sampai mendidih.

5
c. Cara menggunakan : Air rebusan daun sirih tersebu dalam keadaan
masih hangat dipakai untuk membasuh/membersihkan seputar
kemaluan secara berulang-ulang.
3. Sakit Jantung
a. Bahan : 3 lembar daun sirih, 7 pasang biji kemukus, 3 siung bawang
merah, 1 sendok jintan putih.
b. Cara membuat : Semua bahan tersebut ditumbuk sampai halus,
ditambah 5 sendok air panas, dibiarkan beberapa menit, kemdian
diperas dan disaring.
c. Cara menggunakan : diminum 2x sehari dan dilakukan seacara teratur.
4. Sifilis
a. Bahan : 25-30 lembar daun sirih bersama tangkainya, 0,25 kg gula aren,
garam dapur secukupnya.
b. Cara membuat : Semua bahan tersebut direbus bersama dengan 2 lt air
sampai mendidih kemudian disaring.
c. Cara menggunakan : diminum 3x sehari secara terus menerus.
5. Alergi
a. Bahan : 6 lembar daun sirih, 1 potong jahe kuning, 1,5 sendok minyak
kayu putih.
b. Cara membuat : semua bahan tersebut ditumbuk bersama-sama sampai
halus.
c. Cara menggunakan : Dioleskan/digosokkan pada bagian badan yang
gatal-gatal.
6. Diare
a. Bahan : 4-6 lembar daun sirih, 6 biji lada, 1 sendok makan minyak
kelapa.
b. Cara membuat : semua bahan tersebut ditumbuk bersama-sama sampai
halus.
c. Cara menggunakan : Digosokkan pada bagian perut
7. Menghentikan Pendarahan Gusi
a. Bahan : 4 lembar daun sirih.
b. Cara membuat : Direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih.

6
c. Cara menggunakan : Setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang
secara teratur sampai sembuh.
8. Mengentikan Mimisan
a. Bahan : 1 lembar daun sirih.
b. Cara membuat : Daun sirih digulung sambil ditekan-tekan sedikit
supaya keluar minyak nya.
c. Cara menggunakan : dipakai untuk menyumbat hidung yang
berdarah/mimisan.
9. Bronkhitis
a. Bahan : 7 lembar daun sirih dan 1 potong gula batu.
b. Cara membuat : daun sirih diranjang, kemudian direbus bersama gula
batu dengan air 2 gelas sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, dan
disaring.
c. Cara menggunakan : diminum 3x sehari 3 sendok makan.
10. Batuk
a. Bahan : 4 lembar daun sirih.
b. Cara membuat : direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih
c. Cara menggunakan : setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang untuk
secara teratur sampai sembuh.
11. Sakit Mata
a. Bahan : 1 lembar daun sirih dan garam
b. Cara membuat : direbus bersama sampai mendidih kemudian disaring.
c. Cara menggunakan : Setelah dingin pakailah air daun sirih tersebut
untuk mencuci mata yang sakit dengan aturan 3x sehari sampai sembuh.
12. Obat Wajah
a. Bahan : 4-6 lembar daun sirih.
b. Cara membuat : Bahan tersebut ditumbuk sampai halus.
c. Cara menggunakan : Gunakan sebagai masker dan diamkan beberapa
menit lalu bersihkan.
II. Tinjauan Tentang Beras Putih
A. Definisi Beras Putih

7
Beras putih merupakan jenis beras yang paling populer dan banyak
dikonsumsi. Meskipun diketahui ada kelebihan beras-beras berwarna lain
seperti manfaat beras merah, manfaat beras hitam, atau beras coklat namun
beras putih masih menjadi primadona karena telah turun-temurun dikonsumsi
sebagai makanan pokok. Bahkan sampai timbul kata-kata bahwa belum
benar-benar makan jika belum makan nasi atau beras. Indonesia sendiri
sebagai negara dengan dominasi penduduk yang mengonsumsi beras putih
pernah menjadi negara swasembada beras.
Beras putih yang dimasak atau ditanak menjadi nasi merupakan makanan
pokok yang dikonsumsi sehari-hari oleh sebagian besar masyarakat dunia
termasuk Indonesia. Manfaat nasi yang mengandung karbohidrat menjadi
sumber energi tubuh dalam melakukan berbagai aktivitas sehari-hari. Selain
manfaat karbohidrat beras atau nasi putih juga mengandung manfaat lemak,
manfaat protein, manfaat serat, serta vitamin dan mineral sehingga dapat
menunjang berbagai kebutuhan nutrisi tubuh. Meskipun demikian kita tetap
harus mengonsumsi berbagai makanan lain untuk mencukupkan kebutuhan
nutrisi tubuh.
Selain dikonsumsi beras putih juga dimanfaatkan untuk merawat
kecantikan kulit wajah dan tubuh sehingga banyak digunakan sebagai bahan
pembuatan masker atau lulur. Dengan mengonsumsi dan menggunakan beras
putih untuk perawaatan kulit ada banyak manfaat yang bisa kita dapatkan.

Gambar 2.4 Beras putih


B. Kandungan Beras Putih

8
Beras mengandung berbagai mineral dan vitamin yang bermanfaat bagi
kesehatan kulit. Vitamin yang terkandung di dalamnya diantaranya yaitu
vitamin C, E, dan B1 yang mampu membuat pori-pori lebih kecil dan
membuat kulit lebih putih. Selain itu, beras juga mengandung asam ferulic
yang berfungsi sebagai antioksidan dan kaya akan alantonin yang biasa
disebut dengan anti-inflamasi. Kandungan beras juga mampu mempercepat
proses pengelupasan sel kulit mati, sehingga proses regenerasi kulit berjalan
lancar. Bahan dasar untuk pemutih yang terkandung dalam kosmetik dimiliki
pula oleh beras. Yaitu vitamin B yang mampu membuat kulit semakin
bersinar.
Beras putih yang diolah dari tanaman padi kaya akan inositol dan
allantoin. Menurut The Epoch Times, inositol merupakan senyawa vitamin B
kompleks yang merangsang pertumbuhan sel dan memperlambat proses
penuaan. Sementara allantoin adalah zat pelembap alami yang berfungsi
untuk melembutkan kulit dan mencegah iritasi. Jika difermentasi, beras akan
memproduksi pitera. Inilah kandungan ampuh yang dipercaya dapat
menjadikan kulit bening bercahaya.

C. Manfaat Beras Putih


Selain merupakan bahan pokok yang dikonsumsi oleh orang Indonesia,
beras putih juga bermanfaat untuk perawatan kulit. Manfaat yang dapat
diperoleh beras putih diantaranya adalah :
1. Mengecilkan Pori-Pori Wajah
Beras yang selama ini dikonsumsi bisa dimanfaatkan untuk perawatan
kulit wajah diantaranya dengan mengolahnya menjadi masker atau
memanfaatkan air cucian beras sehingga pori-pori wajah terlihat lebih
kecil dan membuat anda semakin percaya diri.
2. Menghaluskan Kulit
Menggunakan beras putih sebagai masker wajah atau lulur sudah
dipercaya sejak lama dapat membantu menghaluskan kulit. Biasanya beras
putih dicuci dan direndam terlebih dahulu kemudian dihaluskan dan
dicampur dengan bahan lain seperti madu dan kunyit. Setelah

9
menggunakan masker atau lulur beras putih kulit akan terasa lebih halus
dan lembut. Anda juga dapat menggunakan bahan alami lainnya untuk
menghaluskan kulit yaitu dengan menggunakan manfaat strawberry bagi
kulit dan manfaat tomat bagi kecantikan kulit.
3. Memutihkan Kulit
Mencoba mengolah sendiri bahan-bahan alami yang ada di rumah, salah
satunya beras putih. Beras putih dapat diolah menjadi masker dan lulur
yang bermanfaat untuk menjadikan kulit lebih putih dan bersih.
4. Mengangkat Sel-Sel Kulit Mati
Penggunaan beras putih sebagai lulur atau scrub wajah juga dapat
membantu mengangkat sel-sel kulit mati sehingga wajah terlihat cerah dan
terhindar dari kekusaman. Namun harus diperhatikan untuk menggunakan
scrub beras putih yang cukup halus karena jika terlalu kasar justru dapat
merusak kulit wajah.

BAB 3

10
PROSEDUR PEMBUATAN MASKER BEDAK DINGIN DAUN SIRIH

A. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Penumbuk
b. Sendok
c. Microwave
2. Bahan
a. 6 lembar Daun Sirih
b. 1/6 gelas beras putih
c. 1 genggam mahkota melati atau mawar
d. Air putih 180 mL

B. Cara Pembuatan
1. Cuci bersih beras, kemudian rendam di dalam air. Diamkan selama dua
hingga tiga hari.

2. Haluskan daun sirih yang sudah dicuci bersih dengan cara ditumbuk.
Saring air sarinya dan sisihkan ampasnya.

3. Setelah dua hingga tiga hari, tiriskan beras. Jemur beras hingga kering.

11
4. Tumbuk beras yang sudah terfermentasi hingga halus, kemudian
tambahkan air sari daun sirih.

5. Tambahkan air bunga mawar dengan tujuan untuk memberikan aroma


harum bedak dingin.

12
6. Buat bola-bola kecil dari adonan beras fermentasi. Setelah itu jemur
sampai benar-benar kering atau dapat menggunakan microwave. Masker
bedak dingin daun sirih pun sudah siap untuk digunakan.

7. Cara menggunakan masker bedak dingin daun sirih dicairkan dengan


memberikan sedikit air sehingga bola – bola menjadi larut dan halus.
Bedak dingin yang sudah cair dan halus diaplikasikan ke wajah dengan
merata.

8. Masker Bedak dingin ini tidak hanya bisa diaplikasikan di wajah tetapi di
berbagai bagian tubuh yang mengalami inflamasi atau luka bisa di
oleskan.

13
BAB 4
PEMBAHASAN

Masker bedak dingin yang dibuat oleh kelompok kami terbuat dari dua
bahan utama yaitu daun sirih dan beras putih. Seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya pada uraian materi bahwa daun sirih dan beras putih memiliki
berbagai macam manfaat untuk kesehatan. Manfaat daun sirih salah satunya
adalah sebagai antibiotic, anti inflamasi dan anti septik. Antibiotic yang
terkandung didalam daun sirih dapat berperan sebagai terapi dalam melawan
bakteri. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Siti Ngaisah (2010)
menunjukkan bahwa Pengujian aktivitas antibakteri minyak atsiri daun sirih
merah menggunakan metode difusi agar untuk bakteri Staphylococcus aureus,
Bacillus cereus (gram positif) and Eschericia coli, Pseudomonas aeruginosa (gram
negatif). KHM B. Cereus dan S. Aureus berurutan sebesar 1% dan 0,25%,
sedangkan E. Coli dan P. Aeruginosa sama – sama mempunyai KHM sebesar
0,75%. Potensi antibakteri minyak atsiri daun sirih merah dibanding amoksisilin
pada B. Cereus, S. Aureus, E. Coli, dan P. Aeruginosa berurutan adalah 0,0008%;
0,0013%; 0,0015%, 0,0016%. Sehingga potensi antibakteri daun sirih merah
terhadap keempat bakteri uji jauh lebih kecil dibandingkan dengan antibiotik
sintesis amoksisilin. Jadi, kandungan minyak atsiri mengandung antibiotik tetapi
tidak melebihi efektivitas dari obat amoksisilin.
Anti inflamasi yang terkandung didaun sirih dapat digunakan untuk
memberikan perawatan pada kulit yang meradang seperti jerawat. Hal ini sesuai
dengan penelitian dari Novita (2016), bahwa Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle
L.) mengandung senyawa fenol dan turunannya yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Propionilbacterium acnes. Mekanisme antibakteri senyawa
fenol dalam membunuh mikroorganisme yaitu dengan mendenaturasi protein sel
bakteri.
Pemanfaatan daun sirih sebagai bahan herbal dalam memberikan terapi
komplementer dapat dilakukan oleh peawat. Peran perawat salah satunya adalah
sebagai care giver yaitu sebagai pemberi layanan dalam memberikan asuhan
keperawatan. Penggunaan masker bedak dingin daun sirih ini bisa digunakan

14
dintervensi keperawatan yang bisa dilaksanakan oleh perawat sebagai tindakan
mandirinya terhadap pasien yang mengalami inflamasi dan iritasi seperti pasien
dengan jerawat, luka dan alergi. Tujuan diberikannya masker bedak dingin daun
sirih ini untuk mengurangi dan mengobati inflamasi, mempercepat penyembuhan
luka dan menghilangkan bakteri serta memberikan rasa nyaman karena masker
bedak dingin daun sirih ini memberikan rasa sejuk pada kulit yang dioleskan
masker tersebut. Perawat juga dapat melakukan intervensi keperawatan dengan
menggunakan daun sirih pada berbagai macam kondisi pasien. Contohnya pada
pasien dengan luka seperti luka bakar dan luka perineum dapat dilakukan
perawatan luka dengan menggunakan ekstrak daun sirih.
Penelitian oleh Alifia Ditha (2015), hasil penelitiannya adalah pemberian
ekstrak daun sirih berpengaruh besar terhadap peningkatan jumlah fibroblas luka
bakar derajat IIA pada tikus putih galur Wistar yaitu sebesar 77,6 % dan semakin
kecil konsentrasi ekstrak daun sirih maka jumlah fibroblas semakin besar (r =
-0.881) sehingga ekstrak daun sirih 15 % adalah konsentrasi yang paling optimal
dalam mempercepat proses penyembuhan luka. Hal ini juga didukung dengan
penelitian oleh Susilo Damarini (2012) menunjukkan bahwa dari 10 persalinan,
ada 7 pasien yang mengalami robekan perineum dan kering rata-rata dalam 7 hari,
dengan perawatan menggunakan iodin atau merendam dan cebok rebusan daun
sirih. Rata-rata lama penyembuhan luka perineum menggunakan infusum sirih
merah adalah 2 – 3 hari sedangkan pada kelompok obat antiseptik rata-rata lama
penyembuhan 5 – 6 hari, artinya bahwa daun sirih merah lebih efektif
dibandingkan dengan iodine dalam perawatan luka perineum pada masa
pospartum.
Terapi komplementer yang dilakukan perawat menggunakah bahan herbal
yaitu daun sirih dapat digunakan dengan berbagai macam penyakit yang diderita
oleh pasien dengan memperhatikan karakteristik masing – masing pasien untuk
menghindari efek samping yang tidak diinginkan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Augusta, Shorea. 2012.


http://ulfiappriantirahayu.blogspot.com/2012/10/pemanfaatan-daun- sirih.ht
ml

Bialangi, N., Mustapa, M. A., Salimi, Y. K., Widiantoro, A., & Situmeang, B.
(2016). Antimalarial activity and phitochemical analysis from Suruhan
(Peperomia  pellucida) extract.  Jurnal Pendidikan Kimia, 8(3), 33-37.  

Ningtias, F., Apri, A. N., Iis, Pujiastuti. (2014) Manfaat Daun Sirih (Piper betle
L.) Sebagai Obat Tradisional Penyakit Dalam di Kecamatan Kalianget
Kabupaten Sumenep Madura (Benefits of Betel Leaf (Piper betle L.). Jurnal
Farmasi Higea, 6(2), 1-3.

Novita Carolia dan Wulan Noventi. (2016) Potensi Ekstrak Daun Sirih Hijau
(Piper betle L.) sebagai Alternatif Terapi Acne vulgaris. Universitas
Lampung.

Siti Ngaisah. (2010). Identifikasi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri
Daun Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav.)Asal Magelang. Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Susilo Damarini, Eliana, Mariati. (2012). Efektivitas Sirih Merah dalam
Perawatan Luka Perineum di Bidan Praktik Mandiri. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 1, Agustus 2013.

16

Anda mungkin juga menyukai