BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Laktasi atau menyusui merupakan bagian dari fisiologi reproduksi
yang meliputi produksi ASI, pengeluaran ASI, dan pemberian ASI.
Laktasi mempunyai sistem pengaturan yang sangat kompleks meliputi
koordinasi antara hipotalamus, hipofise, dan payudara (Machfuddin,
2004). Pemberian ASI pada bayi merupakan hal yang sangat vital/ penting
bagi tumbuh kembang dan kesehatan bayi. Pentingnya pemberian ASI
eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan sampai 2 tahun pada bayi dan
anak, membuat pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 33
tahun 2012, di mana dalam PP ini ditegas bahwa mendapatkan ASI
eksklusif adalah hak seorang bayi.
Idealnya setelah ibu melahirkan, ASI langsung keluar dan
produksinya banyak, sehingga kebutuhan bayi akan ASI terpenuhi.
Namun, beberapa ibu postpartum ASI tidak lancar atau tidak keluar
setelah melahirkan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Blair (2003)
dalam Rahayu, dkk (2015), menunjukkan bahwa pada 95 ibu postpartum
yang menyusui bayinya ditemukan produksi ASI-nya menurun jika
rangsangan hisapan bayi menurun atau berkurang. Demikian pula
penelitian yang dilakukan oleh Pace (2001) menunjukkan bahwa
penurunan hisapan bayi juga menurunkan stimulasi hormon prolaktin dan
oksitosin. Penurunan produksi ASI pada hari hari pertama setelah
melahirkan dapat disebabkan oleh kurangnya rangsangan hormon
prolaktin dan oksitosin yang sangat berperan dalam kelancaran produksi
ASI.
Target nasional untuk pemberian ASI Eksklusif adalah 80%,
sedangkan dari data didapatkan bahwa ibu yang berhasil memberi ASI
secara Eksklusif tercatat sebesar 61,5% pada tahun 2010. Sementara di
Jawa Timur, ibu yang memberi ASI sebesar 64.08% (Seksi GiziDinas
2
Kesehatan Proponsi Jawa Timur, 2013) dalam Rahayu, dkk (2015). Belum
tercapainya target nasional pemberian ASI Eksklusif
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan acupressure point for lactation dan pijat
oksitosin ?
2. Apa saja manfaat penerapan acupressure point dan pijat oksitosin bagi
ibu post partum ?
3. Bagaimana cara pelaksanaan pijat oksitosin dan acupressure point for
lactation ?
4. Bagaimana peran perawat dalam pemberian tindakan pijat oksitosin
dan accupressure point for lactation ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian accupreesure point for lactation dan pijat
oksitosin
2. Menjelaskan manfaat penerapan acupressure point dan pijat oksitosin
pada ibu post partum
3. Menjelaskan cara melakukan pijat oksitosin dan acupressure point
4. Menjelaskan peran perawat dalam pelaksaan tindakan pijat oksitosin
dan acupressure point untuk membantu produksi ASI
D. Manfaat
1. Memahami pengertian accupreesure point for lactation dan pijat
oksitosin
2. Memahami manfaat penerapan acupressure point dan pijat oksitosin
pada ibu post partum
3. Memahami cara melakukan pijat oksitosin dan acupressure point
4. Memahami peran perawat dalam pelaksaan tindakan pijat oksitosin
dan acupressure point untuk membantu produksi ASI
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
ANALISIS JURNAL
Produksi Asi dengan Intervensi Acupressure Points for Lactation dan Pijat
Oksitosin
Dwi Rahayu, Budi Santoso, dan Esti Yunitasari (2015)
1. Tujuan Penelitian
a. Membuktikan perbandingan antara Acupressure points for lactation
dan pijat Oksitosin dalam meningkatkan comfort dan produksi ASI
pada ibu postpartum.
b. Membuktikan perbandingan antara ibu postpartum yang dilakukan
perlakuan dengan yang tidak dilakukan perlakuan acupressure points
for lactation dan pijat lactation.
2. Metode Penelitian
a. Penelitian ini menggunakan metode Quasi eksperimen dengan
rancangan pre-post test with control group.
b. Teknik pengambilan sample : consecutive sampling.
c. Total sample : 27 ibu postpartum, dibagi dalam tiga kelompok yaitu
1) Kelompok acupressure points for lactation 9 sample.
2) Kelompok pijat oksitosin 9 sample.
3) Kelompok kontrol 9 sample.
d. Kriteria sample
1) Kriteria inklusi sample adalah
a) Bayi tidak diberikan susu formula saat penelitian.
b) Refleks hisap bayi baik (instrumen LATCH).
c) Berat badan bayi > 2500mg.
d) Ibu dan bayi dirawat gabung (rooming in).
e) Bentuk puting kedua payudara ibu menonjol.
2) Kriteria eksklusi sample adalah
11
3. Hasil Penelitian
Tingkat kenyamanan ibu postpartum menunjukkan :
a. Ada perbedaan kenyamanan antara kelompok acupressure points for
lactation, pijat oksitosin, dan kelompok kontrol dengan nilai p= 0,035
(p< 0,05).
b. Ada perbedaan kenyamanan yang signifikan antara kelompok kontrol
dan kelompok acupressure points for lactation dengan nilai P= 0,011
c. Tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok kontrol dan pijat
oksitosin serta antara pijat oksitosin dengan acupressure points for
lactation.
4. Kesimpulan
a. Acupressure points for lactation dan pijat oksitosin dapat
meningkatkan kenyamanan, meningkatka produksi ASI, dan
pengeluaran ASI pada ibu post-partum.
b. Ibu yang dilakukan acupressure points for lactation mempunyai
tingkat kenyamanan lebih besar dan produksi ASI lebih banyak
dibandingkan ibu yang mendapatkan pijat oksitosin.
c. Pijat oksitosin lebih efektif meningkatkan kenyamanan dan produksi
ASI pada ibu postpartum dibandingkan dengan ibu yang tidak
mendapatkan intervensi apapun.
13
1. Tujuan Penelitian :
Tujuan dari penelitian yaitu untuk meneliti efek akupresur pada volume air
susu ibu.
2. Metode :
a. Lokasi penelitian : Teheran (ibu kota Iran)
b. Partisipan : berjumlah 60 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
kelompok A (kelompok akupresur) dan kelompok B (kelompok kontrol)
Kriteria inklusi :
1) Ibu berusia 20-40 tahun
2) Memiliki ASI tidak memadai dan tidak menerima pengobatan
apapun seperti peningkatan susu (domperidone,dll)
3) memiliki titik acupoint yang utuh (bagian tubuh yang terdapat titik
acupoint tidak mengalami luka)
4) Tidak ada riwayat operasi payudara,
5) Tidak memiliki penyakit kronis (ginjal dan kardiovaskuler)
6) Baru melahirkan bayi dengan berat 2500-4000 g
Kriteria eksklusi :
4. Hasil Penelitian :
Dari 60 subjek yang dianalisis diperoleh : tes Chi-square dan Kruskal-
Wallis menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam karakteristik
demografis subyek (subjek adalah homogen). Usia rata-rata ibu dalam
kelompok akupresur dan kontrol masing-masing adalah 24,5 (3,70) dan 24,2
(3,70) tahun. Sebagian besar ibu adalah ibu rumah tangga (90%), memiliki
ijazah SMA (50%), telah menyewa rumah (90%), dan memiliki operasi
caesar (83%). Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam variabel-variabel
ini dalam dua kelompok (P> 0,05).
Sebagian besar bayi adalah bayi baru lahir dan merupakan anak pertama
di kedua kelompok (akupresur = 46,7% dan kelompok kontrol = 53,5%).
Jumlah bayi laki-laki pada masing-masing kelompok yaitu 50% (kelompok
akupresur) dan 70% (kelompok kontrol). Tes Kruskal-Wallis dan Chi-square
menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam peringkat dan jenis
kelamin bayi dalam dua kelompok.
Berat bayi dalam kelompok akupresur dan kontrol sebelum intervensi
adalah 3550 (667.342) dan 3534 (616.115) g. Uji-t menunjukkan tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam volume ibu sebelum intervensi (P = 0,543).
Volume air susu ibu sebelum, 2 minggu setelah, dan 4 minggu setelah
intervensi adalah 10,5 (8,3), 33 (13,44), dan 36,2 (12,8) ml. Jumlah total
volume air susu ibu dalam kelompok studi yaitu 9,5 (7,7), 17,7 ( 9.4), dan
dalam kelompok kontrol yaitu 18 (9.5) ml. One-way ANOVA menunjukkan
perbedaan yang signifikan dalam rata-rata volume air susu ibu 2 dan 4
minggu setelah intervensi (P <0,001). Volume susu ibu lebih banyak dalam
kelompok studi dibandingkan dengan kelompok kontrol (P <0,001).
15
5. Kesimpulan :
Dapat disimpulkan bahwa metode akupresur dan pendidikan umum
efektif untuk volume ASI ibu menyusui. Di sisi lain, metode akupresur lebih
efektif daripada metode lainnya. Jadi penerapan akupresur sebagai metode
pengobatan alternatif untuk meningkatkan pemberian ASI disarankan.
16
1. Tujuan penelitian :
2. Metode penelitian :
Usia adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produksi ASI.
Ibu lebih muda menghasilkan lebih banyak ASI dibandingkan ibu yang lebih
tua (Biancu 2003). Responden yang diambil dalam penelitian ini berumur 19
tahun, 25 tahun dan usia terendah 16 tahun.
3. Hasil Penelitian :
17
4. Kesimpulan :
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan ketiga jurnal yang telah dianalisis dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan antara kelompok yang dilakukan intervensi
acupressure points for lactation dan pijat oksitosin dengan kelompok yang
tidak dilakukan intervensi tersebut. Pada kelompok yang dilakukan
intervensi menunjukkan produksi ASI yang lebih banyak dibandingkan
dengan kelompok tanpa intervensi. Sehingga intervensi acupressure
points for lactation dan pijat oksitosin dapat diterapkan pada ibu post
partum untuk membantu pengeluaran ASI.
B. Saran
Perawat sebagai pemberi perawatan hendaknya juga mengenalkan
dan mengajarkan kepada keluarga mengenai acupressure points for
lactation dan pijat oksitosin, sehingga keluarga dapat melakukan
intervensi ini secara mandiri di rumah.