Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Terkini
Disusun Oleh :
Mega Rosnawati
Vina Agustina Pratiwi
Wiji Sumarni
Dian Irawati
UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN
JAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Masa nifas adalah (puerperium) adalah masa setelah partus selesai dan berakhir
setelah kira kira 6 minggu yang berlangsung antara berakhirnya organ-organ reproduksi
wanita ke kondisi normal seperti sebelum hamil. Di negara berkembang seperti Indonesia,
masa nifas merupakan masa kritis baik bagi ibu maupun bayinya. Pada masa ini ibu
Penurunan produksi ASI dan pengeluaran ASI pada hari-hari pertama melahirkan
dapat disebabkan oleh kurangnya produksi hormon prolaktin dan hormon oksitosin. Faktor
yang dapat mempengaruhi kelancaran produksi dan pengeluaran ASI yaitu perawatan
payudara, frekuensi menyusui, paritas, stres, penyakit atau kesehatan ibu, konsumsi rokok
atau alkohol, sebaiknya dilakukan segera pil kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara
setelah persalinan (1-2) hari, dan harus dilakukan ibu secara rutin, dengan pemberian
ASI menurut stadium laktasi terdiri dari kolostrum, ASI transisi, dan ASI matur.
Kolostrum merupakan ASI yang di produksi beberapa saat setelah bayi lahir sampai hari ke
tiga atau ke empat, warnanya lebih kuning dan lebih kental dari pada ASI.
Refleks aliran (let down refleks) rangsangan putting susu tidak hanya diteruskan
sampai kekelenjar hipofisis depan, tetapi juga kekelenjar hipofisis bagian belakang, yang
atau sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima sampai keenam.
Banyak ibu yang merasa bahwa ASI belum keluar pada hari pertama sehingga bayi dianggap
perlu diberikan minuman lain, padahal bayi yang lahir cukup bulan dan sehat mempunyai
persediaan kalori dan cairan yang dapat mempertahankannya tanpa minuman selama
beberapa hari. Disamping itu, pemberian minum sebelum ASI keluar akan menghambat
Untuk mengetahui Pengaruh pijat oksitosin terhadap Produksi ASI pada Ibu
Nifas
BAB II
2.1. Pengertian
Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan putih yang merupakan suatu emulsi lemak
dan larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang dikeluarkan oleh kelenjar
mamae pada manusia. ASI merupakan salah satu makanan alami berasal dari tubuh
yang hidup, disediakan bagi bayi sejak lahir hingga berusia 2 tahun atau lebih
(Siregar, 2006).
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi
baik fisik, psikososial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur
kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup
dalam memberikan ASI kepada bayinya segera setelah lahir, terutama jika ibu
diberikan anestesi umum. Ibu relatif tidak dapat menyusui bayinya di jam pertama
setelah bayi lahir. Kondisi luka operasi di bagian perut membuat proses menyusui
sedikit terhambat.
produksi ASI. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang tulang belakang
reflex. Selain untuk merangsang let down reflex manfaat pijat oksitosin adalah
ASI ketika ibu dan bayi sakit (Depkes RI, 2007; King, 2005)
2. Pijat Oksitosin
Oksitosin (Oxytocin) adalah salah satu dari dua hormone yang dibentuk oleh
Pijat oksitosin adalah suatu tindakan pemijatan tulang belakang mulai dari
nervus ke 5 - 6 sampai scapula yang akan mempercepat kerja saraf parasimpatis untuk
Pijat oksitosin juga dapat didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh
keluarga, terutama suami pada ibu menyusui yang berupa pijatan pada punggung ibu
hormon oksitosin agar dapat memperlancar ASI dan meningkatan kenyamanan ibu.
2.2 MANFAAT PIJAT OKSITOSIN
Manfaat pijat oksitosin bagi ibu nifas dan ibu menyusui, diantaranya :
Efek fisiologis dari pijat oksitosin ini adalah merangsang kontraksi otot polos
uterus baik pada proses saat persalinan maupun setelah persalinan sehingga bisa
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh kondisi psikologis ibu menyusui. Saat
ibu menyusui merasa nyaman dan rileks pengeluaran oksitosin dapat berlangsung
dengan baik. Mengutip artikel Tri Sulistiyani, menurut dr. H.M. Daris Raharjo, Akp.,
tiga titik di payudara yakni titik di atas putting, titik tepat pada putting, dan titik di
bawah putting. Serta titik di punggung yang segaris dengan payudara. Pijat stimulasi
oksitosin untuk ibu menyusui berfungsi untuk merangsang hormon oksitosin agar
a. Bangkitkan rasa percaya diri ibu bahwa ibu menyusui mampu menyusui dengan
lancar.
b. Gunakan teknik relaksasi misalnya nafas dalam untuk mengurangi rasa cemas atau
nyeri.
e. Pemijatan oksitosin
Untuk bisa melakukan pijat oksitosin yang benar dan tepat maka disarankan
untuk konsultasi kepada dokter kandungan ataupun orang yang paham tentang pijat
oksitosin. Adapun dibawah ini penjelasan tentang cara pijat oksitosin secara umum,
berikut langkah-langkahnya:
belakang Ibu. Pijat dengan memakai ibu jari (bisa juga memijat dengan
menggunakan kepalan tangan, tinggal pilih maka yang lebih enak dan
cocok).
Lalu pada bagian tulang belakang leher, carilah bagian tulang yang
paling menonjol.
Maka dari titik tulang yang paling menonjol tersebut, maka turun
sedikit ke bawahnya (yaitu jaraknya sekitar lebih 1-2 jari). Lalu geser
Tapi apabila ingin terus dipijat hingga pinggang, maka silahkan saja
(bebas).
Lalu tekan agak kuat (jangan terlalu kuat / kencang menekan) yang
menit saja.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
ASI menurut stadium laktasi terdiri dari kolostrum, ASI transisi, dan ASI
matur. Kolostrum merupakan ASI yang di produksi beberapa saat setelah bayi lahir
sampai hari ke tiga atau ke empat, warnanya lebih kuning dan lebih kental dari pada
ASI.
Refleks aliran (let down refleks) rangsangan putting susu tidak hanya
keluarnya hormon oksitosin maka perlu dilakukan pula merangsang refleks oksitosin
Pijat oksitosin adalah suatu tindakan pemijatan tulang belakang mulai dari
nervus ke 5 - 6 sampai scapula yang akan mempercepat kerja saraf parasimpatis untuk
https://kesehatantubuh-tips.blogspot.com/2017/03/pijat-oksitosin.html
http://scholar.unand.ac.id/12807/3/BAB%20I.pdf