PENDAHULUAN
1
2
Oksitosin dapat diperoleh dengan berbagai cara baik melalui oral, intra-
nasal, intra- muscular, maupun dengan pemijatan yang merangsang keluarnya
hormon oksitosin. Sebagaimana ditulis Lun, et al dalam European Journal of
Neuroscience, bahwa perawatan pemijatan berulang bisa meningkatkan produksi
hormon oksitosin. Efek dari pijat oksitosin itu sendiri bisa dilihat reaksinya
setelah 6-12 jam pemijatan (Lund .,et all, 2002). Selain itu, pijat oksitosin dapat
menyebabkan peningkatan produksi hormon oksitosin sehingga ASI dapat keluar
segera setelah melahirkan. Hal ini juga didukung dengan adanya Peraturan
Pemerintah No. 23 tahun 2012 tentang pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
disebutkan bahwa pemberian ASI ekslusif bertujuan untuk menjamin pemenuhan
hak bayi agar mendapatkan ASI Ekslusif sejak lahir sampai batas berusia 6 (enam)
bulan dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya. Sehingga
kelompok kami membuat makalah yang berjudul Pelayanan Asuhan Kebidanan :
"Pijat Oksitosin".
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pijat oksitosin.
2. Untuk mengetahui mekanisme kerja oksitosin.
3 Untuk mengetahui cara melakukan pijat oksitosin.
4. Untuk mengetahui sasaran pelayanan pijat oksitosin.
5. Untuk mengetahui efek pelaksanaan pijat oksitosin.
6. Untuk mengetahui dampaknya dapat menurunkan angka kesakitan,
kematian, kecacatan dan ketidaknyamanan.
7. Untuk mengetahui ketidaknyamanan dan kepuasan pelaksanaan pijat
oksitosin.
1.4 Manfaat
1. Mengerti tentang pengertian pijat oksitosin.
2. Mengerti tentang mekanisme kerja oksitosin.
3 Mengerti tentang cara melakukan pijat oksitosin.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Pengertian
Pijat oksitosin adalah pemijatan tulang belakang pada costa ke 5-6 sampai
ke scapula yang akan mempercepat kerja saraf parasimpatis merangsang hipofise
posterior untuk mengeluarkan oksitosin (Hamrarani, 2010).
tepat. Efek fisiologis dari oksitosin adalah merangsang kontraksi otot polos uterus
baik pada proses saat persalinan maupun setelah persalinan sehingga yang akan
mempercepat proses involusi uterus. Di samping itu oksitosin juga akan
mempunyai efek pada payudara yaitu akan meningkatkan pemancaran ASI dari
kelenjar mammae (Hamrarani. 2010).
Oksitosin fetal dan maternal memainkan peranan fasilitasi yang penting
dalam proses melahirkan anak, sekresi kedua hormon ini akan meningkat
bertambah banyak lebih dari 100 kalinya selama kehamilan. Mekanisme kerja
0ositosin adalah bahwa oksitosin merupakan hormon yang menyebabkan
kontraksi otot polos uterus sehingga dapat memperlancar proses persalinan dan
memperceat proses involusi uterus (Jordan, 2004)
Oksitosin merupakan zat yang dapat merangsang miometrium uterus
sehingga menimbulkan kontraksi. Kontraksi uterusmerupakan proses yang
kompleks dan terjadi karena adanya pertemuanantara aktin dan myosin. Dengan
demikian aktin dan myosin merupakan komponen kontraksi. Pertemuan antara
aktin dan myosin disebabkan karena adanya myocin light chine kinase (MLCK)
dan dependent myosin ATP ase, proses ini dapat dipercepat oleh banyaknya ion
kalsium yang masuk kedalam intrasel (Hamrarani, 2010). Sedangkan oksitosin
merupakan suatu hormon yang dapat memperbanyak masukan ion kalsium ke
dalam intra sel. Jadi jelas bahwa dengan dngan dikeluarkannya hormon oksitosin
akan memperkuat ikatan aktin dan myosin sehingga kontraksi uterus akan menjadi
kuat.
Berdasarkan faktor faktor lainnya, oksitosin memainkan peranan yang
sangat penting dalam persalinan dan ejeksi ASI. Oksitosin bekerja pada rseptor
oksitosik untuk menyebabkan :
Kontraksi uterus pada kehamilan aterem yang terjadi lewat kerja langsung
pada otot polos maupun lewat peningkatan produksi prostagladin
Kontraksi pemuluh darah umbilicus
Kontraksi sel sel mioepitel (refleks ejeksi ASI)
Oksitosin bekerja pada reseptor hormon antidiuretik (ADH) untuk
menyebabkan :
Peningkatan atau penurunn yang mendadak pada tekanan darah
(khususnya diatolik) karena terjadi vasodilatasi
Retensi cairan
5
kebawah, (j) melakukan pemijatan selama 2-3 menit, (k) membersihkan punggung
ibu dengan washlap air hangat dan dingin secara bergantian,(l) mempersilahkan
dan membantu pasien untuk mengenakan pakian kembali, (m) memberi tahu pada
pasien bha tindakan telah selesai dan mengucapkan salam, (n) membersihkan alat
alat dan mengembalikan ke tempat semula, (o) mencuci tangan, dan (p)
melakukan pencatatan dan pelaporan (Depkes RI, 2007).
Selain itu tingkat kepuasan pelayanan pijat oksitosin pada ibu nifas lebih
tinggi dibandingkan yang tidak melakukan pijat oksitosin karena, memang dari
hasil pemberian pijatan oksitoin terlihat memberikan efek pada involusi uterus ibu
dan berpengaruh terhadap pengeluaran ASI ibu sehingga tentu dapat dikatakan
angka kepuasan ada pada tingkat yang baik. (Rumahastuti & Diana, 2014).
11
BAB III
3.1 Kesimpulan
Bidan sebagai pemberi layanan kesehatan memiliki berbagai macam layanan
atau asuhan kebidanan. Salah satu pelayanan yang dapat dilakukan oleh seorang
bidan adalah pelayanan pijat oksitosin. Pijat oksitosin dilakukan pada ibu yang
memiliki bayi dan memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kelancaran produksi dan
pengeluaran ASI yaitu perawatan payudara frekuensi penyusuan, paritas, stress,
penyakit atau kesehatan ibu, konsumsi rokok atau alkohol, pil kontrasepsi, asupan
nutrisi. Berbagai resiko komplikasi dan kegawatdaruratan dapat dialami oleh ibu
nifas, yang selain hal diatas yaitu perdarahan postpartum yang merupakan penyebab
kematian tertinggi pada ibu. Pelayanan pijat oksitosin ini dapat membantu mengatasi
masalah-masalah tersebut. Selain itu, pelayanan ini memiliki berbagai manfaat antara
lain yaitu memberikan kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak, mengurangi
sumbatan ASI, merangsang pelepasan hormon oksitosin sehingga memperlancar
produksi ASI, mencegah terjadinya infeksi, membantu mencegah perdarahan pada
ibu nifas, dan mempercepat penurunan tinggi fundus uteri sehingga dapat membantu
ibu pasca melahirkan kembali seperti pada kondisi sebelumnya. Manfaat-manfaat
tersebut dapat menurunkan angka kesakitan, kematian, kecacatan dan
ketidaknyamanan pada ibu nifas.
3.2 Saran
Pelayanan pijat oksitosin memiliki manfaat yang sangat besar untuk ibu dan
bayinya. Oleh karena itu, sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan hendaknya
dapat memberikan dan melakukan pelayanan pijat oksitosin dengan baik sehingga
dapat membantu mengurangi mortalitas dan mordibilitas Ibu. Selain itu, informasi
pelayanan pijat oksitosin belum menyebar luas pada masyarakat. Disinilah peran
bidan dalam memberikan informasi dan edukasi diperlukan untuk memperkenalkan
pelayanan pijat oksitosin dan manfaatnya kepada masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
12
Adriaansz. 2006. Periode kritis dalam rentang kehamilan, persalinan dan nifas
dan penyediaan berbagai jenjang pelayanan bagi upaya penurunan
kematian ibu, bayi dan anak. (http://www.pkmi-online.com. Di peroleh
tanggal 12 November 2015).
Bobak., et al. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas (Maternity
Nursing) Edisi 4, Maria A Wijayarti dan Peter Anugerah (penterjemah).
Jakarta: EGC.
Bobak, 2005. Buku Ajar Keperwatan Maternitas,Jakarta: EGC.
Bobak. Lowdermik. Jensen. 2005. Keperawatan maternitas. Jakarta: EGC.
Cameron., et al. 2007. Evidence based post partum haemorrhage policy into
practice. (Online). (http://web.ebscohost.com/ehost. diperoleh tanggal
13 november 2015).
Khairani., et al. 2012. Pengaruh pijat oksitosis terhadap involusi uterus pada ibu
post partum. Skripsi Universitas Padjajaran: tidak dipublikasikan.
Lund, I; Moberg, U; Wang, J; Yu, C; Kurosawa, M. 2002. Massage affect
nociception of oxytocin. J.European neuroscience Vol 16:330-338.
13
Rumahastuti & Diana. 2014. Pengaruh pijat oksitosin terhadap involusi uterus
pada ibu multipara hari pertama sampai hari ke sepuluh postpartum di
BPM Soemadyah Ipung Kota Malang. Skripsi Universitas Brawijaya:tidak
dipublikasikan.
Saifudin. 2001. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal. POGI. Jakarta.
Saleha, S. 2003. Asuhan kebidanan pada masa nifas. Jakarta: salemba medika.
Sulistyawati, A. 2009. Buku ajar asuhan kebidanan pada ibu nifas. Jakarta:
salemba Medika.
Suzeta. 2007. Laporan MDGs 2007. (Online). ( http://www.undp.or.id/pubs/docs.
Diakses pada 12 November 2015). UNDP. Jakarta: Kementrian Negara
Perencaan Pembangunan Nasional.