Perkenalkan makanan padat ketika anak dalam keadaan sehat
Berikan hanya satu jenis makanan, pada saat memperkenalkan makanan baru Perkenalkan makanan baru tersebut secara bertahap yaitu dengan menunggu 3-7 hari sebelum makanan baru lainnya diberikan Perkenalkan makanan baru dalam jumlah kecil (1 atau 2 sendok teh) untuk memberikan kesempatan bayi membiasakan diri dengan rasa dan tekstur makanan. Berikan makanan, dimulai dengan makanan yang mempunyai sifat alergi rendah seperti kentang, wortel dan daging ayam atau daging sapi Hentikan pemberian makanan bila timbul gejala alergi seperti diare, muntah, sakit perut atau kemerahan di kulit
Pada
bayi yang mendapat susu formula harus
dipantau kemungkinan terjadinya alergi susu sapi. Gejala: sistem pencernaan (dari mutah sampai diare kronik), saluran nafas (dari pilek sampai asma), dan pada kulit (kemerahan atau bentol) Gejala klinis yang timbul bisa cepat (beberapa jam setelah mengkonsumsi makanan) atau lambat (beberapa minggu setelah mengkonsumsi makanan) Penanganan: dengan memberikan susu hipoalergenik atau bila tidak ada, bisa dengan susu formula kedelai.
Arisman, 2004
Bayi cengeng dan merasa lapar
Iga gambang dan perut cembung Otot paha mengendor (baggy pant) Ubun-ubun cekung pada bayi Wajah tampak menua (old face monkey face) Atrofi jaringan, otot lemah terasa kendor pada
bagian pantat dan paha
Oedema tidak terjadi Warna rambut tidak berubah
Berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang berarti anak yang
kekurangan kasih sayang ibu. Kwarshiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein berat yang disebabkan oleh intake protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi.
Gagal untuk menambah berat badan
Wajah membulat dan sembap Rambut pirang, kusam, dan mudah dicabut Pertumbuhan linear terhenti Edema general Diare yang tidak membaik Dermatitis, perubahan pigmen kulit Perubahan rambut menjadi kemerahan dan mudah dicabut Penurunan masa otot Lethargia, iritabilitas dan apatis Perlemkan hati, gangguan fungsi ginjal, dan anemia Final stage dapat menyebabkan shock berat, coma, dan berakhir kematian
Secara
klinis dengan memberikan makanan
bergizi secara bertahap Shock: secepat mungkin restorasi volume darah dan mengkontrol tekanan darah. Pada tahap awal, kalori diberikan dalam bentuk karbohidrat, gula sederhana, dan lemak. Protein diberikan setelah semua sumber kalori lain telah dapat memberikan tambahan energi.
Kegemukan
dan obesitas merupakan masalah gizi
berlebih / konsentrasi dari asupan kalori (energi) yang melebihi jumlah kalori yang dilepaskan / dibakar melalui proses metabolisme di dalam tubuh
Hipertensi pada masa adolesensi
Hiperlipidemia, aterosklerosis, penyakit
jantung koroner, hipertensi maligna pada
dewasa Sindrom Pickwickian : komplikasi yang meyebabkan gangguan pada jantung dan pernafasan, hipoventilasi. Maturitas seksual lebih awal
Dorland, W. A. 2010. Kamus Kedokteran Dorland Ed. 31. jakarta : EGC.
Suriadi dan Rita. 2001. Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi 1. Jakarta : CV Sagung Seto. Nelson. 2007. llmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC. Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta : EGC. Kumar, SP. 2007. WHO Global Database on Child Growth and Malnutrition. World Heart Organization. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2004. Malnutrisi Energi Protein, dalam : Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak Edisi 1. Jakarta : IDAI. WHO. 2005. Penyakit Bawaan Makanan. Jakarta: EGC Hendarto, Aryono, dkk. 2005. Makanan Bayi dan Ibu Menyusui. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama