Anda di halaman 1dari 5

ANEKDOT HUKUM PERADILAN

Keluarga Pemilik Pedati

: Yang mulia hakim, saya tidak terima keluarga saya kehilangan


beserta kuda dan dagangnya karena jembatan yang dilalui roboh.
Pembuat jembatan itu harus dihukum.

Yang Mulia Hakim

: Permohonan Anda saya terima, kasus ini akan segera

ditindaklanjuti.
Pembuat Jembatan

: Yang Mulia Hakim, apa salah saya? Seharusnya yang disalahkan


itu adalah tukang kayu. Karena kayu yang ia jual jelek dan rapuh
sehingga jembatan tersebut roboh dan menyebabkan seseorang
jatuh.

Yang Mulia Hakim

: Benar juga yang dikatakan Si Pembuat Jembatan. Si Tukang


Kayu lah penyebabnya.

Si Tukan Kayu

: Kalau begini permasalahannya, bukan sayalah yang bersalah


tapi pembantu saya. Dia yang menyediakan beragam jenis kayu
yang di jual. Dia yang bersalah karena memberikan kayu yang
jelek kepada si pembuat jembatan.

Yang Mulia Hakim

: Oh jadi begitu, pembantulah yang bersalah, pangggil si

pembantu untuk menghadapku.


Pembantu Tinggi dan Besar : Yang Mulia Hakim, apa salah saya? Kenapa saya di panggil ke
pengadilan?
Yang Mulia Hakim

: Kesalahanmu sangat berat, kaulah yang member kayu yang jelek


kepada Si Tukang Pembuat Jembatan, sehingga jembatan yang ia
buat rapuh dan menyebabkan si Tukan Pedati jatuh dan kehilangan
barang beserta kudanya.

Pembantu Tinggi dan Besar

: Tapi Yang Mulia

Yang Mulia Hakim

: Kau bersalah. Pengawal bawa masuk dia ke penjara.

Pengawal

: Lapor Yang Mulia, sangat sulit memenjarakan si pembantu


tersebut, dia terlalu tinggi dan besar sehingga dia tidak muat
dimasukkan ke penjara. Lagipula dia tak memiliki uang sepeserpun
untuk disita. Bagaimana ini yang mulia? Apa yang harus saya
lakukan?

Yang Mulia Hakim

: Pikir itu pakai otak bukan pakai dengkul. Begitu saja kamu tidak
becus. Cari saja pembantu yang kurus, pendek dan punya uang.
Cepat laksanakan!

Pembantu Kurus dan Pendek : Apa salah saya Yang Mulia, kenapa saya mau dimasukkan ke
penjara?
Yang Mulia Hakim

: Kesalahanmu adalah berbadan kurus, pendek dan punya uang.


Pengawal cepat masukkan dia ke penjara!

Pengawal

: Baik Yang Mulia. Hey, pembantu cepat ikuti aku!

Yang Mulia Hakim

: Saudara-saudara apakah hukuman penjara untuk pembantu


pendek, kurus, dan punya uang tadi itu adil?

Masyarakat

: Sangat adil Yang Mulia Hakim.

Nama Kelompok:
1. Nyoman Anggun Septiana Putri (08)
2. Putu Ayu Suadnyani (09)
3. Ni Made Sri Sugiantari (26)
4. Ni Wayan Widhi Yadnyani (28)
Kelas: X MIA 2

STRUKTUR TEKS ANEKDOT HUKUM PERADILAN


ABSTRAKSI : Pada zaman dahulu di suatu Negara ada seorang Tukang Pedati. Suatu pagi, dia
melewati jembatan yang baru di bangun. Sayang, ternyata kayu yang dibuat untuk
jembatan tersebut tidak kuat.
ORIENTASI : SI Tukang Pedati dan keluarganya tidak terima karena mendapat kerugian garagara jembatan yang rapuh. Setelah itu. Mereka melaporkan itu kepada hakim.
KRISIS

: Permohonan keluarga Si Tukang Pedati. Hakim memanggil Pembuat Jembatan


untuk diadili. Namun, Si Pembuat Jembatan tidak terima dan melimphkan
kesalahan tersebut ke Tukang Kayu.
Hakim memanggil Si Tukang Kayu. Namun, Si tukang kayu tidak mau
disalahkan. Dia melimpahkan kesalahannya ke Si Penjual Kayu.
Hakim memanggil Si Penjual Kayu. Namun, Si Penjua Kayu tidak mau
disalahkan. Karena menurutnya yang bersalah adalah pembantunya yang
mengambilkan kayu. Jadi, dia melimpahkan kesalahannya ke Si Pembantu.
Saat Sang Hakim bertanya kepada pengawal apakah Si Pembantu sudah
dimasukkan ke penjara, pengawal mengatakan bahwa Si Pembantu terlalu tinggi
dan gemuk untuk dimasukkan ke penjara dan pembantu juga tidak punya uang
untuk disita. Hakim marah besar, dia menyuruh pengawal untuk mencari
pembantu yang lebih kurus, pendek dan punya uang.
Pembantu yang pendek, kurus dan punya uang bertanya kepada Hakim apa
kesalahannya. Hakim menjawab Karena kau pendek, kurus dan punya uang.

REAKSI

: SI Pembantu yang berbadan pendek, kurus dan punya uang itu dimasukkan ke
penjara dan uangnya disita. Hakim bertany kepada masyarakat Saudara-saudara
semua bagaimanakah pendapat kalian, apakah peradilan ini sudah adil?

KODA

: Masyarakat yang ada serempak menjawab Adiillll!

2.

Partisipasi manusia yang lain :


a. Tukang Pedati
b. Pembuat Jembatan
c. Tukang Kayu
d. Penjual Kayu
e. Pembantu Penjual Kayu
f. Pengawal

3.

Si Pembantu yang kurus dan pendek dihukum dan dipenjara, tetapi Si Pembantu yang
gemuk dan tinggi tidak dipenjara karena pembantu yang gemuk dan tinggi tidak memiliki
uang sedangakan si pembantu yang kurus dan pendek memiliki uang.

4.

Sindiran pada anekdot ditujukan kepada hakim karena hakim menghukum orang yang
tidak bersalah sedangkan orang yang bersalah tidak dihukum.

5.

Contoh pengandaian yang lain :


a. Siapa cerdas dia bebas
b. Ada uang habis perkara habis
c. Huku bias dibeli dengan uang
d. Punya uang kita menjadi raja

6.

Contoh lawan kata yang lain :


a. Kaya-miskin
b. Pintar-bodoh
c. Tinggi-pendek

d. Kurus-gemuk
e. Sulit-mudah
7. Konjungsi yang sama dengan lalu :

8.

9.

a. Setelah itu

f. Akhirnya

b. Kemudian

g. Sesampainya

c. Setelah

h. Selanjutnya

d. Beberapa menit kemudian

i.

e. Kemudian

j. Siang itu

Pagi itu

Konjungsi yang sejenis dengan kata maka :


a. Akhirnya

c. Semoga

b. Oleh karena itu

d. Demikian

Kata-kata lain yang sering terdapat pada teks anekdot tersebut :

10. Keadaan itu menggambarkan bahwa layanan publik di bidang hukum belum bagus. Jadi,
orang yang tidak bisa berdebat dalam pengadilan akan kalah seperti Si Pembantu yang
pendek, kurus, dan punya uang yang tidak bisa mengelak perkataan hakim. Dalam hal ini,
orang yang pendek, kurus dan punya uang digambarkan atau perumpamaan dari orang yang
lemah dan tidak memiliki kekuasaan yang tidak bisa melawan hokum meskipun dirinya
tidak bersalah. Layanan public di bidang hokum belum bagus atau maksimal karena orang
yang tidak bersalah dimasukkan ke penjara.

Anda mungkin juga menyukai