Anda di halaman 1dari 5

Nama: Maulana Yusuf Saputra

Kelas: XIPS2
LATIHAN SOAL

ANEKDOT HUKUM PERADILAN


1 Pada zaman dahulu di suatu negara (yang pasti bukan negara kita) ada seorang tukang
pedati yang rajin dan tekun. Setiap pagi dia membawa barang dagangan ke pasar dengan
pedatinya. Suatu pagi dia melewati jembatan yang baru dibangun. Namun sayang,
ternyata kayu yang dibuat untuk jembatan tersebut tidak kuat. Akhirnya, tukang pedati itu
jatuh ke sungai. Kuda beserta dagangannya hanyut.
2 Si Tukang Pedati dan keluarganya tidak terima karena mendapat kerugian garagara
jembatan yang rapuh. Kemudian, mereka melaporkan kejadian itu kepada hakim untuk
mengadukan si Pembuat Jembatan agar dihukum dan ber-muammalah dengan timbangan
yang keadilan memberi uang ganti rugi. Zaman dahulu orang dapat melapor langsung ke
hakim karena belum ada polisi.
3 Permohonan keluarga si Tukang Pedati dikabulkan. Hakim memanggil si Pembuat
Jembatan untuk diadili. Namun, si Pembuat Jembatan tentu protes dan tidak terima. Ia
menimpakan kesalahan kepada tukang kayu yang menyediakan kayu untuk bahan
jembatan itu. Kemudian, hakim memanggil si Tukang Kayu.
4 Sesampainya di hadapan hakim, si Tukang Kayu bertanya kepada hakim, “Yang Mulia
Hakim, apa kesalahan hamba sehingga hamba dipanggil ke persidangan?” Yang Mulia
Hakim menjawab, “Kesalahan kamu sangat besar. Kayu yang kamu bawa untuk
membuat jembatan itu ternyata jelek dan rapuh sehingga menyebabkan seseorang jatuh
dan kehilangan pedati beserta kudanya. Oleh karena itu, kamu harus dihukum dan
mengganti segala kerugian si Tukang Pedati.” Si Tukang Kayu membela diri, “Kalau itu
permasalahannya, ya, jangan salahkan saya, salahkan saja si Penjual Kayu yang menjual
kayu yang jelek.” Yang Mulia Hakim berpikir, “Benar juga apa yang dikatakan si Tukang
Kayu ini. Si Penjual Kayu inilah yang menyebabkan tukang kayu membawa kayu yang
jelek untuk si Pembuat Jembatan.” Lalu, hakim berkata kepada pengawalnya, “Hai
pengawal, bawa si Penjual Kayu kemari untuk mempertanggungjawabkan
perbuatannya!” Pergilah si Pengawal menjemput si Penjual Kayu.
5 Si Penjual Kayu dibawa oleh pengawal tersebut ke hadapan hakim. “Yang Mulia Hakim,
apa kesalahan hamba sehingga dibawa ke sidang pengadilan ini?” kata si Penjual Kayu.
Sang Hakim menjawab, “Kesalahanmu sangat besar karena kamu tidak menjual kayu
yang bagus kepada si Tukang Kayu sehingga jembatan yang dibuatnya tidak kukuh dan
menyebabkan seseorang kehilangan kuda dan barang dagangannya dalam pedati.” Si
Penjual Kayu menjawab, “Kalau itu permasalahannya, jangan menyalahkan saya. Yang
salah pembantu saya. Dialah yang menyediakan beragam jenis kayu untuk dijual. Dialah
yang salah memberi kayu yang jelek kepada si Tukang Kayu itu.” Benar juga apa yang
dikatakan si Penjual Kayu itu. “Hai pengawal bawa si Pembantu ke hadapanku!” Maka si
Pengawal pun menjemput si Pembantu.
6 Seperti halnya orang yang telah dipanggil terlebih dahulu oleh hakim, si Pembantu pun
bertanya kepada hakim perihal kesalahannya. Sang Hakim memberi penjelasan tentang
kesalahan si Pembantu yang menyebabkan tukang pedati kehilangan kuda dan
dagangannya sepedati. Si Pembantu tidak secerdas tiga orang yang telah dipanggil
terlebih dahulu sehingga ia tidak bisa memberi alasan yang memuaskan sang Hakim.
Akhirnya, sang Hakim memutuskan si Pembantu harus dihukum dan memberi ganti rugi.
Berteriaklah sang Hakim kepada pengawal, “Hai, Pengawal, masukkan si Pembantu ini
ke penjara dan sita semua uangnya sekarang juga!”
7 Beberapa menit kemudian, sang Hakim bertanya kepada si Pengawal, ”Hai, Pengawal
apakah hukuman sudah dilaksanakan?” Si Pengawal menjawab, ”Belum, Yang Mulia,
sulit sekali untuk melaksanakannya.” Sang Hakim bertanya, “Mengapa sulit? Bukankah
kamu sudah biasa memenjarakan dan menyita uang orang?” Si Pengawal menjawab,
“Sulit, Yang Mulia. Si Pembantu badannya terlalu tinggi dan gemuk. Penjara yang kita
punya tidak muat karena terlalu sempit dan si Pembantu itu tidak punya uang untuk
disita.” Sang Hakim marah besar, “Kamu bego amat! Gunakan dong akalmu, cari
pembantu si Penjual Kayu yang lebih pendek, kurus, dan punya uang!”
Kemudian, si Pengawal mencari pembantu si Penjual Kayu yang lain yang berbadan
pendek, kurus, dan punya uang.
8 Si Pembantu yang berbadan pendek, kurus, dan punya uang bertanya kepada hakim,
“Wahai, Yang Mulia Hakim. Apa kesalahan hamba sehingga harus dipenjara?” Dengan
entengnya sang Hakim menjawab, “Kesalahanmu adalah pendek, kurus, dan punya
uaaaaang!!!!”
9 Setelah si Pembantu yang berbadan pendek, kurus, dan punya uang itu dimasukkan ke
penjara dan uangnya disita, sang Hakim bertanya kepada khalayak ramai yang
menyaksikan pengadilan tersebut, ”Saudara-saudara semua, bagaimanakah menurut
pandangan kalian, peradilan ini sudah adil?”
Masyarakat yang ada serempak menjawab, “Adiiill!!!”

(1) Identifikasikan struktur teks anekdot tersebut!


Struktur paragraf Uraian
Abstraksi 1 Pada zaman dahulu di suatu negara (yang pasti bukan
negara kita) ada seorang tukang pedati yang rajin dan
tekun. Setiap pagi dia membawa barang dagangan ke
pasar dengan pedatinya.
Orientasi 1&2 Suatu pagi saat tukang pedati melewati jembatan,
jembatan itu tidak kuat, sehingga, tukang pedati, kuda
beserta dagangannya hanyut ke sungai.Si Tukang
Pedati dan keluarganya melaporkan si pembuat
jembatan ke hakim karena merasa di rugikan.

Krisis 3,4,5, & 6 Tidak ada yang mengaku bersalah, si tukang


jembatan menyalahkan si tukang kayu, tukang kayu
menyalahkan si penjual kayu, si penjual kayu
menyalahkan pembantu, mereka saling membela diri.
Reaksi 7 Penjara yang kita punya tidak muat karena terlalu
sempit dan si Pembantu itu tidak punya uang untuk
disita. Lalu si hakim menyuruh pengawalnya untuk
mebcari pembantu yang berbadan kurus,pendek dan
punya uang dan memenjarakan nya.
Koda 8 Akhirnya pembantu yang berbadan pendek,kurus dan
punya uang di masukan penjara dan disita uangnya
.peradilan pun dianggap adil.

(2) Partisipan yang terlibat pada anekdot tersebut adalah partisipan manusia, seperti
yang mulia hakim. Partisipan yang lain adalah:
(a) si tukangkang pedati dan keluarga nya.
(b) si pembuat jembatan.
(c) si tukang kayu.
(d) si penjual kayu.
(e) si pengawal.
(f) si pembantu berbadan tinggi dan gemuk
(g) si pembantu berbadan pendek, kurus dan punya uang
(3) Dalam teks anekdot itu tidak terdapat unsur lucu, tetapi menggambarkan
kekonyolan bahwa orang yang tidak bersalah dihukum dan dimasukkan ke
penjara. Mengapa si Pembantu yang kurus dan pendek dihukum dan dipenjara,
tetapi si Pembantu yang gemuk dan tinggi tidak?
Jawab:. Karena si pembantu badannya terlalu tinggi dan gemuk. Penjara yang
kita punya tidak muat karena terlalu sempit dan si Pembantu itu tidak punya uang untuk
disita. Tetapi pembantu yang kurus dan pendek mempunyai uang dan badannya muat di
dalam penjara dan peradilan pun dianggap adil.

(4) Dalam teks anekdot itu terkandung sindiran, yaitu keputusan yang tidak adil.
Siapa yang disindir?
Jawab: pelaku peradilan di Indonesia yaitu hakim
(5) Dalam anekdot tersebut terkandung konjungsi lalu untuk menyatakan urutan
peristiwa. Konjungsi yang berfungsi sejenis dengan itu adalah sebagai berikut.
(a) setelah
(b) akhirnya
(c) settelah itu
(d) beberapa menit kemudian
(e) oleh karena itu
(f) namun

(6) Dari teks anekdot tersebut, dapatkah kalian menyimpulkan bahwa orang yang
tidak dapat berdebat di sidang pengadilan akan kalah? Tunjukkan buktinya pada
teks anekdot tersebut. Apakah keadaan itu menggambarkan bahwa layanan
publik di bidang hukum belum bagus?
Jawab:Seperti halnya orang yang telah dipanggil terlebih dahulu oleh hakim, si
Pembantu pun bertanya kepada hakim perihal kesalahannya. Sang Hakim memberi
penjelasan tentang kesalahan si Pembantu yang menyebabkan tukang pedati kehilangan
kuda dan dagangannya sepedati. Si Pembantu tidak secerdas tiga orang yang telah
dipanggil terlebih dahulu sehingga ia tidak bisa memberi alasan yang memuaskan sang
Hakim.

(7) Apakah dalam teks tersebut terdapat kalimat retoris? Bila ada tulislah!
Jawab:-

(8) Tulislah kalimat tanya yang ada dalam teks anekdot tersebut!
Jawab:
1.) “Yang Mulia Hakim, apa kesalahan hamba sehingga hamba dipanggil ke persidangan?”
2.) “Yang Mulia Hakim, apa kesalahan hamba sehingga dibawa ke sidang pengadilan ini?”
"Hai, Pengawal apakah hukuman sudah dilaksanakan?” “Mengapa sulit? Bukankah kamu
sudah biasa memenjarakan dan menyita uang orang?”
3.) "Wahai, Yang Mulia Hakim. Apa kesalahan hamba sehingga harus dipenjara?”
4.) ”Saudara-saudara semua, bagaimanakah menurut pandangan kalian, peradilan ini sudah
adil?”
(9) Apakah dalam teks tersebut terdapat kalimat imperatif? Bila ada tulislah!
Jawab:
1.) “Hai pengawal, bawa si Penjual Kayu kemari untuk mempertanggungjawabkan
perbuatannya!” Pergilah si Pengawal menjemput si Penjual Kayu.
2.) “Hai pengawal bawa si Pembantu ke hadapanku!”

3.) “Hai, Pengawal, masukkan si Pembantu ini ke penjara dan sita semua uangnya sekarang juga!”

4.) “Kamu bego amat! Gunakan dong akalmu, cari pembantu si Penjual Kayu yang lebih pendek, kurus,
dan punya uang!”

5.) “Kesalahanmu adalah pendek, kurus, dan punya uaaaaang!!!!”

Anda mungkin juga menyukai