Anda di halaman 1dari 11

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

NOTA PEMBELAAN
PERKARA PIDANA Nomor : 43 / Pid. D / 2022/ PN.Bna
ATAS NAMA PARA
TERDAKWA

Nama : WIDODO BIN AMIN


Tempat Lahir : Bandung
Umur/Tanggal Lahir : 35 tahun / 15 September 1977
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Dusun Rawa Sakti Desa Jeulingke Kec. Syiah Kuala Kota Banda
Aceh
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh Pabrik
Pendidikan : SMA

A PENDAHULUAN

Majelis Hakim Yang Terhormat,


Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,

Sekarang tibalah saatnya bagi kami Penasihat Hukum Terdakwa WIDODO BIN AMIN untuk
menyampaikan Nota Pembelaan (Pleidoi).

Sesuai dengan etika dan sopan santun persidangan di Pengadilan, maka perkenankanlah kami
untuk terlebih dahulu menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kami kepada Yang
Mulia Majelis Hakim yang telah memimpin jalannya proses persidangan ini dengan cermat
dan teliti serta berpegang pada prinsip keadilan. Penghargaan yang sama kiranya patut
juga kami sampaikan kepada Saudara Jaksa Penuntut Umum yang dengan penuh dedikasi
telah melaksanakan tugas dan kewajibannya selama berlangsungnya persidangan perkara ini.

Majelis Hakim Yang Terhormat,


Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,

Siapa bilang hukum tidak dapat digunakan sebagai alat untuk menindas dan menyengsarakan
orang ? Hukum ibarat sebilah pisau yang dapat berguna untuk
kebaikan dan dapat juga menjadi alat yang ampuh untuk tujuan kejahatan. Di tangan orang-orang
baik, pisau hanya digunakan untuk tujuan-tujuan yang baik, sebaliknya di tangan orang-orang
jahat, pisau akan sangat efektif digunakan untuk tujuan-tujuan kejahatan.

Untuk memberikan gambaran mengenai hal ini, izinkan kami untuk terlebih dahulu
menyampaikan sebuah kisah yang berjudul ”Sandiwara Yang Tidak Diumumkan” yang kami
kutip dari sebuah karya sastra yang telah mendunia berjudul ”Max Havelaar” karya Multatuli.

1
Kisah ini adalah fragmen percakapan suasana persidangan antara para tokoh yang terdiri
dari : Hakim, Polisi, Lothario dan Barbertje. Berikut penggalan percakapan mereka :

Untuk memberikan gambaran mengenai hal ini, izinkan kami untuk terlebih dahulu
menyampaikan sebuah kisah yang berjudul ”Sandiwara Yang Tidak Diumumkan” yang kami
kutip dari sebuah karya sastra yang telah mendunia berjudul ”Max Havelaar” karya Multatuli.
Kisah ini adalah fragmen percakapan suasana persidangan antara para tokoh yang terdiri
dari : Hakim, Polisi, Lothario dan Barbertje. Berikut penggalan percakapan mereka :

Polisi : Tuan Hakim, itulah orang yang membunuh Barbertje.


Hakim : Ia harus digantung. Bagaimana ia melakukan itu?
Polisi : Dicincang-cincangnya, lalu digaraminya.
Hakim : Itu kesalahan besar ..... ia harus digantung.
Lothario : Tuan Hakim, saya tidak membunuh Barbertje, saya memberinya
makan, pakaian dan saya urus dia baik-baik ..... saya punya saksi-
saksi yang bisa menerangkan, bahwa saya orang baik dan bukan
pembunuh .....
Hakim : Kau harus digantung .................... dosamu tambah besar karena
kesombanganmu. Tidak pantas seorang yang dituduh bersalah,
menganggap dirinya seorang yang baik.
Lothario : Tapi tuan Hakim ....., ada saksi-saksi yang bisa membuktikan itu;
dan karena saya dituduh membunuh …..
Hakim : Kau harus digantung. Kau telah mencincang-cincang Barbertje,
menggaraminya dan kau puas dengan dirimu sendiri ….. tiga
kesalahan besar. Siapa kau, hai perempuan?
Perempuan : Saya Barbertje …..
Lothario : Syukur Alhamdulillah ….. tuan hakim, tuan lihat, saya tidak
membunuhnya ! ...
Hakim : Hm .., ya…., begitu ….., tapi bagaimana tentang penggaraman ?...
Barbertje : Tidak tuan Hakim, dia tidak menggarami saya, sebaliknya, dia
banyak berjasa kepada saya ….. dia seorang manusia yang mulia !
Lothario : Tuan dengar, tuan hakim, katanya saya seorang yang baik.
Hakim : Hm ....., jadi, kesalahan ketiga masih tetap ada. Polisi, bawa orang
itu ; dia harus digantung. Dia bersalah karena congkak.

Majelis Hakim Yang Terhormat,


Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,

Penggalan kisah yang dimuat dalam karya Multatuli yang terbit pertama kali pada tahun 1860
tersebut adalah gambaran bagaimana hukum telah digunakan sebagai alat yang ampuh untuk
melakukan kejahatan, yaitu untuk menindas mereka yang lemah. Ini sekaligus membuktikan
bahwa perbedaan antara penegak hukum dan penjahat sebenarnya sangat tipis, mungkin setipis
rambut dibelah tujuh. Maksudnya dikala seorang Penegak Hukum melaksanakan tugasnya
dengan integritas profesional semata-mata untuk keadilan, maka ia adalah seorang
Penegak Hukum

2
Yang sebenarnya, tetapi tatkala seorang Penegak Hukum melaksanakan hukum dengan
sewenang-wenang, jauh dari tujuan keadilan, maka seketika itu juga sang Penegak Hukum telah
berganti baju menjadi seorang penjahat.

Majelis Hakim Yang Terhormat,


Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,

Kami memberi judul Pleidoi kami ”Meskipun Hukum Buta, Keadilan Dapat Melihat Dalam
Gelap”. Pemilihan judul tersebut kami buat karena ternyata apa yang dialami Terdakwa
WIDODO BIN AMIN ternyata tidak jauh berbeda dengan penggalan kisah di atas. Apa yang
dialami Terdakwa WIDODO BIN AMIN merupakan salah satu dari sekian banyak fenomena
penegakan hukum diskriminatif dan arogan aparat penegak hukum yang kerap terjadi di negeri
ini, yang akhirnya memakan korban orang lemah dan buta hukum.

Majelis Hakim Yang Terhormat,


Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,

Untuk menanggapi tuntutan dari Saudara Jaksa Penuntut Umum, pembelaan ini kami susun
dengan sistimatika sebagai berikut :
A. PENDAHULUAN
B. SURAT DAKWAAN
C. FAKTA PERSIDANGAN
D. ANALISA ATAS FAKTA-FAKTA DAN BUKTI-BUKTI YANG TERUNGKAP DI
PERSIDANGAN
E. KESIMPULAN

Majelis Hakim Yang Terhormat,


Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,

Teropong keadilan selalu dapat melihat dengan jelas, sisi-sisi gelap hukum. Oleh karenanya
teropong keadilan lah yang kami harapkan digunakan oleh Yang Mulia Majelis Hakim dalam
mengadili perkara terdakwa WIDODO BIN AMIN dan ANI ini. Kita semua percaya bahwa
lembaga Kehakiman adalah lembaga yang independen, bukan lembaga yang mengabdi pada
kepentingan pihak- pihak tertentu. Harapan kami semoga dalam mengambil keputusannya
kelak, Yang Mulia Majelis Hakim dapat bertindak obyektif dan imparsial dengan tujuan semata-
mata untuk mengungkap kebenaran materil guna mewujudkan keadilan yang didasari oleh
kesadaran dan pertanggungjawaban iman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pembelaan ini dilandasi dengan sebuah harapan agar yang mulia Majelis Hakim pemeriksa dan
memutus perkara ini dengan bijaksana dan penuh kearifan, serta senantiasa berkiblat pada rasa
keadilan, hati nurani kemanusiaan dan tanggung jawab kepda Tuhan Yang Maha Esa, sekiranya
yang mulia Majelis Hakim berkenan untuk memberikan putusan terhadap diri terdakwa, suatu
putusan yang adil, arif dan bijaksana yang semata-mata didasarkan pada keadilan yang hakiki,
atas dasar mencari Ridho dari Allah SWT, semata.

3
Amin———————-3x————————-Ya Robbalalamin—————–
Sekiranya tidak berlebihan apa bila dipersidangan yang terhomat ini, sebagai salah satu aparat
penegak hukum yang selalu menjunjung tinggi keadilan “ fiat justitia ruat coelum” (tegakkan
keadilan meskipun langit akan runtuh) kami menyampaikan sebuah motto yang harus kita junjung
bersama :
“ LEBIH BAIK MEMBEBASKAN SERIBU ORANG YANG BERSALAH DARI PADA
MENGHUKUM SEORANG YANG TIDAK BERSALAH.

B. SURAT DAKWAAN
Majelis Hakim Yang Terhormat,
Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,

Bahwa sesuai dengan Surat Dakwaan No. Reg. Perkara : NOMOR REG PERK :
AAH-23/Ip.2/BNA/2022, tanggal 10 Desember 2021, Rekan Penuntut Umum pada awal
persidangan ini, dimana Terdakwa WIDODO BIN AMIN telah didakwa dengan dakwaan
subsidair, yaitu Pasal 285 KUHP, Pasal 340 KUHP, Pasal 338 KUHP dan Pasal 351 ayat (3)
KUHP ;

C. FAKTA – FAKTA YANG TERUNGKAP DI PERSIDANGAN

Majelis Hakim Yang Terhormat,


Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,

Dalam Nota Pembelaan ini kami sebenarnya tidak ingin menguraikan kembali seluruh
keterangan saksi-saksi yang telah diperiksa di persidangan secara rinci karena kami percaya
bahwa Panitera sidang pasti juga telah mencatat semuanya dengan baik dan lengkap.

Sebelum kami, Penasihat Hukum Terdakwa, menyampaikan pokok-pokok dari Nota Pembelaan,
ada baiknya kami sampaikan resume keterangan saksi-saksi selama proses persidangan
berlangsung. Hal ini menjadi urgen, karena terdapat perbedaan yang signifikan antara
keterangan saksi di muka persidangan dengan yang diungkap oleh saudara Jaksa Penuntut
Umum dalam risalah tuntutannya. Selain itu, keterangan saksi di muka persidangan merupakan
alat bukti yang sah, dan keterangan saksi yang mempunyai nilai pembuktian ialah keterangan
yang sesuai dengan apa yang dijelaskan pada Pasal 1 angka 27 KUHAP, yaitu :
(a). yang saksi lihat sendiri, (b). saksi dengar sendiri dan (c). saksi alami sendiri serta
(d). menyebut alasan dari pengetahuannya.

Pada proses pemeriksaan Saksi dan Terdakwa dalam persidangan yang terhormat ini, Rekan
Jaksa Penuntut Umum telah menghadirkan sebanyak 2 (orang) orang saksi.

Majelis Hakim Yang Terhormat,

4
Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,

Dalam persidangan ini telah didengar keterangan saksi-saksi, dimana saksi tersebut
memberikan keterangan di bawah sumpah menurut agamanya masing-masing. Dengan demikian
keterangan saksi-saksi yang memberikan keterangan dibawah sumpah sesuai dengan ketentuan
pasal 160 ayat (3) KUHAP jo pasal 185 KUHAP adalah merupakan alat bukti yang sah.

1. KETERANGAN SAKSI-SAKSI :
1.1 Saksi Andre
Tempat lahir : Banda Aceh, Umur : 27 Tahun / 21 April 1990, Jenis Kelamin : Laki-laki,
Kewarganegaraan : Indonesia, Tempat tinggal : Jln. Penari No. 5, Lamprit, Banda Aceh,
Agama : Islam, Pekerjaan : Pedagang, dibawah sumpah didepan persidangan pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa benar saksi tidak mempunyai hubungan darah, hubungan semenda, hubungan
kerja dan hubungan suami-istri meskipun telah bercerai
- Bahwa benar saksi tidak mengenal terdakwa sebelumnya.
- Bahwa benar saksi pada hari Rabu, 11 September 2022 sekitar pukul 20.50 waktu
setempat, bersama-sama dengan Yahya ketika melewati rumah saudara Terdakwa
WIDODO BIN AMIN yang terletak di Dusun Rawa Sakti Desa Jeulingke Kec. Syiah
Kuala Kota Banda Aceh, mendengar suara aneh semacam bunyi suara teriakan minta
tolong.
- Bahwa benar saksi ketika mendengar suara orang minta tolong, saksi mencoba
mendekati rumah Terdakwa WIDODO BIN AMIN untuk mengetahui apa yang telah
terjadi didalam rumah itu.
- Bahwa benar setelah mendekati rumah Terdakwa WIDODO BIN AMIN tersebut, saksi
melihat terdakwa dengan kasarnya sedang menarik dan memukul korban ANI
- Bahwa benar saksi sempat menggedor dan mencoba masuk kedalam rumah. Hanya saja,
karena sulit untuk masuk, saksi kemudian pergi ke warga lain untuk meminta
pertolongan.
- Bahwa benar saksi bersama Yahya bersama 5 orang lain mendobrak pintu dan
menemukan korban ANI dalam keadaan terbaring tak berdaya.

1.2 Saksi Yahya

5
Tempat lahir : Sigli, Umur : 26 Tahun / 21 Mei 1991, Jenis Kelamin : Laki-laki,
Kewarganegaraan : Indonesia, Tempat tinggal : Jln. Kebon Seru No. 11 Kota Banda Aceh,
Agama : Islam, Pekerjaan : Pedagang, di bawah sumpah di depan persidangan pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa benar saksi tidak mempunyai hubungan darah, hubungan semenda, hubungan
kerja dan hubungan suami-istri meskipun telah bercerai
- Bahwa benar saksi tidak mengenal terdakwa sebelumnya.
- Bahwa benar saksi pada hari Rabu, 11 September 2033 sekitar pukul 20.50 waktu
setempat, bersama-sama dengan Yahya ketika melewati rumah saudara Terdakwa
WIDODO BIN AMIN yang terletak di Dusun Rawa Sakti Desa Jeulingke Kec. Syiah
Kuala Kota Banda Aceh, mendengar suara aneh semacam bunyi suara teriakan minta
tolong.
- Bahwa benar saksi ketika mendengar suara orang minta tolong, saksi mencoba
mendekati rumah Terdakwa WIDODO BIN AMIN untuk mengetahui apa yang telah
terjadi didalam rumah itu.
- Bahwa benar setelah mendekati rumah Terdakwa WIDODO BIN AMIN tersebut, saksi
melihat terdakwa dengan kasarnya sedang menarik dan memukul korban ANI
- Bahwa benar saksi sempat menggedor dan mencoba masuk kedalam rumah. Hanya saja,
karena sulit untuk masuk, saksi kemudian pergi ke warga lain untuk meminta
pertolongan.
- Bahwa benar saksi bersama Yahya bersama 5 orang lain mendobrak pintu dan
menemukan korban ANI dalam keadaan terbaring tak berdaya.

2. KETERANGAN TERDAKWA

Pasal 189 ayat (1) KUHAP mengandung rumusan pengertian keterangan terdakwa sebagai
alat bukti yang berbunyi “Keterangan terdakwa adalah apa yang terdakwa nyatakan disidang
Pengadilan tentang perbuatan yang dilakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri”,
bahwa rumusan yang dapat dijadikan dasar penilaian terhadap keterangan terdakwa adalah
keterangan yang diantaranya berisi pernyataan pengakuan terdakwa.
Terdakwa Saudara Sarjev, dihadapan persidangan pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa benar pada hari Senin, tanggal 11 September 2022 sekira pukul 20.50 wib
melakukan telah melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang
wanita bersetubuh dengan dia di luar perkawinan di rumah terdakwa sendiri yaitu di
Dusun Rawa Sakti Desa Jeulingke Kec. Syiah Kuala Kota Banda Aceh
6
- Bahwa benar terdakwa melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang
wanita bersetubuh dengan dia di luar perkawinan
- Bahwa benar benar terdakwa saat melakukan kekerasan tubuh, terdakwa menusuk
korban dengan pisau daput yang mengakibatkan korban mengalami pendarahan di
perutnya dan patah tulang di sebelah tangan kiri korban sehingga korban mengalami
cacat setengah badan.
- Bahwa benar terdakwa membekap korban dengan kain agar korban pada saat itu tidak
dapat berteriak lagi.

Barang bukti yang diajukan dalam persidangan, yaitu berupa :


1 (satu) buah pisau dapur, 1 (satu) buah celana dalam korban, 1 (satu) buah kain, 1 (satu) unik
sepeda motor merk/ type Suzuki FU 150 SC dengan No polisi BL-5760 LN. dan Surat Visum
dokter RS. Anisa Medical Center. Barang-barang bukti yang diajukan dalam persidangan tersebut
telah disita secara sah menurut hukum, karena itu dapat dipergunakan untuk memperkuat
pembuktian. Hakim sidang telah memperlihatkan barang bukti tersebut kepada saksi-saksi dan
terdakwa. Kemudian oleh masing-masing yang bersangkutan telah membenarkannya.

3. ALAT BUKTI PETUNJUK


Petunjuk adalah “suatu isyarat” yang dapat “ditarik dari suatu perbuatan, kejadian atau
keadaan dimana isyarat tersebut mempunyai persesuaian” antara satu dengan yang lain maupun
isyarat tersebut mempunyai persesuaian dengan tindak pidana itu sendiri dan dari isyarat yang
bersesuaian tersebut “melahirkan” atau mewujudkan “suatu petunjuk yang membentuk
kenyataan” terjadinya suatu tindak pidana dan terdakwalah pelakunya.
Mengingat ketentuan pasal 188 ayat (2) KUHAP, petunjuk hanya dapat diperoleh dari :
a. Keterangan saksi-saksi, yaitu saksi,Andre dan Yahya (dalam keterangan saksi).
b. Keterangan terdakwa Widodo bin Amin (dalam keterangan terdakwa) di hadapan
persidangan.

D. ANALISA ATAS FAKTA-FAKTA DAN BUKTI-BUKTI YANG TERUNGKAP DI


PERSIDANGAN

1. Analisis Fakta

7
Bahwa Pasal 185 ayat (1) KUHAP telah mengatur bahwa keterangan saksi sebagai alat
bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan. Hal ini berarti bahwa hanya
keterangan-keterangan yang disampaikan di depan persidangan saja yang sah sebagai alat bukti
dan merupakan fakta hukum yang dapat digunakan oleh Hakim sebagai pertimbangan
putusannya;

Majelis Hakim Yang Terhormat,


Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,

Bahwa dari fakta-fakta yang diuraikan di atas, terungkap fakta-fakta sebagai berikut :
- Bahwa benar Terdakwa pada tanggal 11 September 2021 berada dirumah Korban.
- Bahwa Benar Terdakwa melakukan Persetubuhan dengan Korban
- Bahwa perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa terhadap korban adalah, hubungan
secara paksa.
- Bahwa adanya unsur dengan kekerasan atau ancaman kekerasan
- Bahwa hubungan itu diluar perkawinan

2. ANALISA YURIDIS UNSUR - UNSUR PASAL YANG DIDAKWAKAN

Majelis Hakim Yang


Terhormat,
Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati,
Sidang Yang Mulia,

Bahwa sebagaimana tuntutan yang dibacakan pada hari Selasa tanggal 15 Desember 2021 dalam
persidangan terbuka untuk umum, saudara Jaksa Penuntut Umum telah berkeyakinan apabila
Terdakwa WIDODO BIN AMIN telah terbukti telah melakukan Tindak Pidana tindak pidana
Kejahatan terhadap Kesusilaan, sebagaimana diatur dalam pasal 285 KUHP.

Bahwa pasal 285 Undang –undang Hukum pidana merumuskan sebagai berikut :“bahwa
barang siapa dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan memaksa seorang wanita
yang bukan istrinya bersetubuh dengan dia, diancam karena melakukan perkosaan dengan
pidana pejara paling lama Dua Belas Tahun.
Bahwa apabila diperhatikan rumusan pasal 285
maka unsur-unsur yang terdapat didalamnya adalah sebagai berikut :
- Unsur : Barang siapa
- Unsur : dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita
- Unsur : bersetubuh
Bahwa apabila dicermati Dakwaan Primer dari Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini adalah
mengenai : telah dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan memaksa seorang wanita
yang bukan istrinya bersetubuh.
8
Bahwa dalam proses pembuktian di pengadilan, seorang Terdakwa hanya dapat dinyatakan
bersalah apabila dapat dibuktikan terpenuhinya seluruh unsur-unsur dari pasal Undang-Undang
pidana yang didakwakan. Apabila salah satu saja unsur rumusan pasal dimaksud tidak terpenuhi
atau tidak terbukti, maka terdakwa harus dianggap tidak terbukti melakukan perbuatan
pidana/tindak pidana/delik yang didakwakan kepadanya, dengan kata lain terdakwa harus
dinyatakan tidak bersalah, dan harus dibebaskan dari dakwaan dimaksud, dengan demikian
uraian mengenai unsur-unsur pasal dalam dakwaan primair tersebut tidak perlu kami uraikan.

Dan apabila Majelis Hakim Yang Terhormat berpendapat lain kami mohon putusan yang
seadil-adilnya (ex aquo et bono).

E. KESIMPULAN

Majelis Hakim Yang Mulia,


Rekan Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Serta
hadirin sekalian yang kami hormati.

Sampailah saatnya bagi kami, Penasihat Hukum Terdakwa untuk menyampaikan permohonan
kepada Majelis Hakim Yang Mulia, yang memeriksa dan mengadili perkara ini. Akan tetapi
sebelumnya perkenankanlah kami dengan segala kerendahan hati menyampaikan di persidangan
ini, bahwa Penegakan hukum secara benar dan tanpa pandang bulu sangat dipengaruhi oleh para
penegak hukumnya. Penegak hukum itu sendiri diharapkan mempunyai dua kriteria, pertama
ialah moralitas dan kedua kemahiran dan ketrampilan hukum, yang didasarkan pada keilmuan,
pengalaman, penguasaan dan kemampuannya menghadapi dan menelaah perkara. Hal
tersebut tentu saja untuk mencapai tujuan hukum yaitu keadilan dan kepastian hukum.

Sebagai penutup Pledooi ini, pada tempatnya kami kemukakan kata Mantan Hakim Agung Rania
Hanisa, SH, yang pernah mengatakan bahwa rasa keadilan itu jangan dicari pada kitab
undang-undang melainkan carilah pada hati nurani, karena pada akhirnya Mahkamah
yang paling tinggi adalah hati nurani. Untuk mengasah agar hati nurani ini bisa membaca
apa yang tersirat maka jalannya adalah senantiasa berkomunikasi kepada yang
menggerakkan hati nurani tersebut, yaitu Allah robbul alamin. Sungguh sangat mendalam
makna yang terkait dalam kata-kata tersebut, sehingga Rania Hanisa, SH. sebelum memutus
perkara, pada malam harinya beliau melakukan shalat tahajud memohon petunjuk dari Allah
SWT.

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Maha Kuasa dan Maha Adil, kami
akhiri Nota Pembelaan ini, dengan suatu keyakinan, bahwa Majelis Hakim yang mulia akan
memberikan putusan berdasarkan hukum dan hati nurani dengan menjunjung tinggi Hak Azasi
Manusia dengan satu prinsip bahwa hukum harus ditegakkan dan bukan sebagai alat kekuasaan
dan atau kepentingan politis penguasa dengan dalih apapun juga. Dan pada akhirnya kepada-Nya
jualah segala doa dan harapan kita pasrahkan.

Demikianlah nota pembelaan (pleidooi) ini kami sampaikan, semoga mendapat perhatian dan
pertimbangan yang seksama dari Majelis Hakim pemeriksa untuk kemudian berkenan
mengabulkannya.

Akhirnya rasa terima kasih kami haturkan kepada Majelis Hakim yang mulia dan Sdr. Jaksa
Penuntut Umum yang dengan tulus ikhlas mendengarkan serta memperhatikan nota pembelaan

9
ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan meridhoi hidup kita dan senantiasa memberi
petunjuk di jalan yang benar kepada kita semua, Amin.

Banda Aceh, 22 Desember 2021


Hormat Kami,
Penasehat Hukum Terdakwa
WIDODO BIN AMIN

ARYA TANJUNG, S.H.

10
11

Anda mungkin juga menyukai