NOTA PEMBELAAN
PERKARA PIDANA Nomor : 403/Pid.D/2022/PN.batam
ATAS NAMA TERDAKWA
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
A. PENDAHULUAN
Sekarang tibalah saatnya bagi kami Penasihat Hukum Terdakwa Widodo bin Mu’in
untuk menyampaikan Nota Pembelaan (Pleidoi).
Siapa bilang hukum tidak dapat digunakan sebagai alat untuk menindas dan
menyengsarakan orang ? Hukum ibarat sebilah pisau yang dapat berguna untuk
kebaikan dan dapat juga menjadi alat yang ampuh untuk tujuan kejahatan. Di tangan
orang-orang baik, pisau hanya digunakan untuk tujuan-tujuan yang baik, sebaliknya di tangan
orang-orang jahat, pisau akan sangat efektif digunakan untuk tujuan-tujuan kejahatan.
Untuk memberikan gambaran mengenai hal ini, izinkan kami untuk terlebih dahulu
menyampaikan sebuah kisah yang berjudul ”Sandiwara Yang Tidak Diumumkan” yang kami
kutip dari sebuah karya sastra yang telah mendunia berjudul ”Max Havelaar” karya Multatuli.
Kisah ini adalah fragmen percakapan suasana persidangan antara para tokoh yang terdiri
dari : Hakim, Polisi, Lothario dan Barbertje. Berikut penggalan percakapan mereka :
Untuk memberikan gambaran mengenai hal ini, izinkan kami untuk terlebih dahulu
menyampaikan sebuah kisah yang berjudul ”Sandiwara Yang Tidak Diumumkan” yang kami
kutip dari sebuah karya sastra yang telah mendunia berjudul ”Max Havelaar” karya
Multatuli. Kisah ini adalah fragmen percakapan suasana persidangan antara para tokoh
yang terdiri dari : Hakim, Polisi, Lothario dan Barbertje. Berikut penggalan percakapan mereka :
Penggalan kisah yang dimuat dalam karya Multatuli yang terbit pertama kali pada
tahun 1860 tersebut adalah gambaran bagaimana hukum telah digunakan sebagai alat yang
ampuh untuk melakukan kejahatan, yaitu untuk menindas mereka yang lemah. Ini sekaligus
membuktikan bahwa perbedaan antara penegak hukum dan penjahat sebenarnya sangat tipis,
mungkin setipis rambut dibelah tujuh. Maksudnya dikala seorang Penegak Hukum
melaksanakan tugasnya dengan integritas profesional semata-mata untuk keadilan, maka
ia adalah seorang Penegak Hukum. Yang sebenarnya, tetapi tatkala seorang Penegak Hukum
melaksanakan hukum dengan sewenang-wenang, jauh dari tujuan keadilan, maka seketika itu
juga sang Penegak Hukum telah berganti baju menjadi seorang penjahat.
Kami memberi judul Pleidoi kami ”Meskipun Hukum Buta, Keadilan Dapat Melihat
Dalam Gelap”. Pemilihan judul tersebut kami buat karena ternyata apa yang dialami
Terdakwa Eki Nurhadi bin Abdul Rahim ternyata tidak jauh berbeda dengan penggalan kisah
di atas. Apa yang dialami Terdakwa Widodo bin Mu’in merupakan salah satu dari sekian
banyak fenomena penegakan hukum diskriminatif dan arogan aparat penegak hukum yang
kerap terjadi di negeri ini, yang akhirnya memakan korban orang lemah dan buta hukum.
Majelis Hakim Yang Terhormat,
Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,
Untuk menanggapi tuuntutan dari Jaksa Penuntut Umum, Pembelaan ini kami susun
dengan sistematika sebagai berikut :
A. PENDAHULUAN
B. SURAT DAKWAAN
C. FAKTA PERSIDANGAN
D. ANALISA ATAS FAKTA-FAKTA DAN BUKTI-BUKTI YANG TERUNGKAP DI PERSIDANGAN
E. KESIMPULAN
Teropong keadilan selalu dapat melihat dengan jelas, sisi-sisi gelap hukum. Oleh
karenanya teropong keadilan lah yang kami harapkan digunakan oleh Yang Mulia Majelis
Hakim dalam mengadili perkara Terdakwa WIDODO ini. Kita semua percaya bahwa lembaga
Kehakiman adalah lembaga yang independen, bukan lembaga yang mengabdi pada
kepentingan pihak- pihak tertentu. Harapan kami semoga dalam mengambil keputusannya
kelak, Yang Mulia Majelis Hakim dapat bertindak obyektif dan imparsial dengan tujuan semata-
mata untuk mengungkap kebenaran materil guna mewujudkan keadilan yang didasari oleh
kesadaran dan pertanggungjawaban iman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pembelaan ini dilandasi dengan sebuah harapan agar yang mulia Majelis Hakim
pemeriksa dan memutus perkara ini dengan bijaksana dan penuh kearifan, serta senantiasa
berkiblat pada rasa keadilan, hati nurani kemanusiaan dan tanggung jawab kepda Tuhan Yang
Maha Esa, sekiranya yang mulia Majelis Hakim berkenan untuk memberikan putusan terhadap
diri terdakwa, suatu putusan yang adil, arif dan bijaksana yang semata-mata didasarkan pada
keadilan yang hakiki, atas dasar mencari Ridho dari Allah SWT, semata.
Amin———————-3x————————-Ya Robbalalamin—————–
Sekiranya tidak berlebihan apa bila dipersidangan yang terhomat ini, sebagai salah satu
aparat penegak hukum yang selalu menjunjung tinggi keadilan “ fiat justitia ruat coelum”
(tegakkan keadilan meskipun langit akan runtuh) kami menyampaikan sebuah motto yang
harus kita junjung bersama :
“ LEBIH BAIK MEMBEBASKAN SERIBU ORANG YANG BERSALAH DARI PADA MENGHUKUM
SEORANG YANG TIDAK BERSALAH.
B. SURAT DAKWAAN
Bahwa sesuai dengan Surat Dakwaan No. Reg. Perkara : NO. REG. PERK : PDM/123/VI/PN.
Batam, tanggal 11 OKTOBER 2022, Rekan Penuntut Umum pada awal persidangan ini, dimana
Terdakwa WIDODO bin MU’IN telah didakwa dengan dakwaan tunggal, yaitu Pasal 286 dan
atau Pasal 338;
Dalam Nota Pembelaan ini kami sebenarnya tidak ingin menguraikan kembali
seluruh keterangan saksi-saksi yang telah diperiksa di persidangan secara rinci karena
kami percaya bahwa Panitera sidang pasti juga telah mencatat semuanya dengan baik dan
lengkap.
Dalam persidangan ini telah didengar keterangan saksi-saksi, dimana saksi tersebut
memberikan keterangan di bawah sumpah menurut agamanya masing-masing. Dengan
demikian keterangan saksi-saksi yang memberikan keterangan dibawah sumpah sesuai dengan
ketentuan pasal 160 ayat (3) KUHAP jo pasal 185 KUHAP adalah merupakan alat bukti yang sah.
1. KETERANGAN SAKSI-SAKSI
1.1 Saksi Herman Dzumafo
lahir di Batam,23 juli 1972, umur 50 tahun, jenis kelamin laki-laki, kewarganegaraan
Indonesia, alamat jalan Tentara pelajar No.32 Bogor, agama Islam, pekerjaan sebagai
pemilik perusahaan PT.Berkah Abadi Sentosa, pendidikan SMK.
Menerangkan sebagai berikut :
Bahwa benar saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani serta bersedia
memberikan keterangan dengan sebenarnya.
Bahwa benar saksi bersedia memberikan keterangan dibawah sumpah.
Bahwa benar saksi tidak memiliki hubungan pekerjaan dengan Terdakwa.
Bahwa benar saksi merupakan lulusan SMK (Sekolah MenengahKejuruan)
Bahwa Benar saksi adalah ayahanda dari Korban.
Bahwa benar saksi melakukan pelaporan atas orang hilang kepada kepolisian.
1.2 Saksi Erwin Siraguguk
lahir di Batam, 17 mei 1982, umur 40 tahun, jjenis kelamin laki-laki,
kewarganegaraan Indonesia, alamat jalan Ahmad Yani No.33 Sgulung,Batam. Agama
Islam, pekerjaan buruh harian lepas, pendidikan SMK.
Menerangkan sebagai berikut :
Bahwa benar saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani serta bersedia
memberikan keterangan dengan sebenarnya.
Bahwa benar saksi bersedia memberikan keterangan dibawah sumpah.
Bahwa benar saksi tidak memiliki hubungan pekerjaan dengan Terdakwa.
Bahwa benar saksi tidak memiliki hubungan pekerjaan dengan Korban.
Bahwa benar saksi merupakan lulusan SMK (Sekolah MenengahKejuruan)
Bahwa benar saksi adalah pemilik rumah disamping tempat penemuan
mayat Korban.
Bahwa benar saksi mencium dan menemukan mayat Korban dengan kondisi
tewas dan tidak berbusana.
Bahwa benar rumah kosong benar disamping rumah saksi.
Bahwa benar saksi dan polisi menemukan busana Korban di dalam rumah
kosong tersebut juga.
2. KETERANGAN TERDAKWA
Pasal 189 ayat (1) KUHAP mengandung rumusan pengertian keterangan terdakwa
sebagai alat bukti yang berbunyi “Keterangan terdakwa adalah apa yang terdakwa
nyatakan disidang Pengadilan tentang perbuatan yang dilakukan atau yang ia ketahui
sendiri atau alami sendiri”, bahwa rumusan yang dapat dijadikan dasar penilaian
terhadap keterangan terdakwa adalah keterangan yang diantaranya berisi pernyataan
pengakuan terdakwa.
Bahwa benar Terdakwa menerangkan bahwa telah melakukan tindak pidana
pemerkosaan disertai pembunuhan pada hari Senin 2 Agustus 2022 sekitar
pukul 17:00 di Jalan Ahmad Yani No.33 sagulun, Batam.
Bahwa benar Terdakwa bertemu dengan korban pada sore hari di jalan.
Bahwa benar Terdakwa mengungkapkan perasaannya kepada Korban pada saat
bertemu dengan Korban, namun Korban menolaknya, sehingga Terdakwa
Menjadi gelap mata.
Bahwa benar saksi melakukan pemukulan hingga Korban tidak sadarkan diri
dan membawa Korban kesebuah rumah kosong disamping rumah Saksi II, dan
melakukan pemerkosaan dan pembunuhan Terhadap korban.8
Bahwa keterangan Terdakwa sudah cukup serta keterangan yang Terdakwa
berikan adalah yang sebenarnya serta dapat terdakwa pertanggung jawabkan
kebenarannya.
Bahwa Pasal 185 ayat (1) KUHAP telah mengatur bahwa keterangan saksi
sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan. Hal ini berarti
bahwa hanya keterangan-keterangan yang disampaikan di depan persidangan saja yang
sah sebagai alat bukti dan merupakan fakta hukum yang dapat digunakan oleh Hakim
sebagai pertimbangan putusannya;
Majelis Hakim Yang Terhormat,
Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,
- Bahwa benar Terdakwa pada hari Senin tanggal 2 Agustus 2022, bertemu dengan
Korban tidak dengan sengaja sesaat setelah Korban pulang dari kantornya sekitar
pukul 17:00 di Jalan Ahmad Yani No.33 sagulun, Batam.
- Bahwa benar Terdakwa mengungkapkan perasaannya kepada Korban pada saat
bertemu dengan Korban.
- Bahwa benar Korban menolak perasaan Terdakwa sehingga membuat Terdawa
menjadi gelap mata.
- Bahwa benar setelah itu Terdakwa melalukan pemukulan hingga Korban tidak
sadarkan diri dan membawa Korban kesebuah rumah kosong disamping rumah
Saksi II, dan melakukan pemerkosaan dan pembunuhan Terhadap korban.
- Bahwa terdakwa mengakui dan menyesali atas perbuatan yang dilakukannya.
Bahwa Pasal 286 dan atau Pasal 338 Undang –undang Hukum pidana
merumuskan sebagai berikut : “Barang siapa bersetubuh dengan perempuan
yang bukan isterinya sedang diketahuinya bahwa perempuan itu pingsan atau
tidak berdaya,dihukum penjara selama--lamanya 9 tahun” dan atau “Barang
siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena
pembunuhan dengan pidana penjara paling lama 15 tahun.”
Bahwa apabila diperhatikan rumusan Pasal 286 dan atau Pasal 338 maka unsur-unsur
yang terdapat didalamnya adalah sebagai berikut :
- Unsur : Barang siapa
- Unsur : dengan sengaja merampas nyawa orang lain/ bersetubuh dengan perempuan yang
bukan istrinya sedang diketahui bahwa perempuan itu pingsan atau tidak berdaya
Bahwa dalam proses pembuktian di pengadilan, seorang Terdakwa hanya dapat dinyatakan
bersalah apabila dapat dibuktikan terpenuhinya seluruh unsur-unsur dari pasal Undang-
Undang pidana yang didakwakan. Apabila salah satu saja unsur rumusan pasal dimaksud tidak
terpenuhi atau tidak terbukti, maka terdakwa harus dianggap tidak terbukti melakukan
perbuatan pidana/tindak pidana/delik yang didakwakan kepadanya, dengan kata lain terdakwa
harus dinyatakan tidak bersalah, dan harus dibebaskan dari dakwaan dimaksud, dengan
demikian uraian mengenai unsur-unsur pasal dalam dakwaan primair tersebut tidak perlu kami
uraikan.
Dan apabila Majelis Hakim Yang Terhormat berpendapat lain kami mohon putusan yang
seadil-adilnya (ex aquo et bono).
E. KESIMPULAN
Sebagai penutup Pledoi ini, pada tempatnya kami kemukakan kata Mantan Hakim
Agung BISMAR SIREGAR, SH, yang pernah mengatakan bahwa rasa keadilan itu jangan
dicari pada kitab undang-undang melainkan carilah pada hati nurani, karena pada
akhirnya Mahkamah yang paling tinggi adalah hati nurani. Untuk mengasah agar hati
nurani ini bisa membaca apa yang tersirat maka jalannya adalah senantiasa
berkomunikasi kepada yang menggerakkan hati nurani tersebut, yaitu Allah robbul
alamin. Sungguh sangat mendalam makna yang terkait dalam kata-kata tersebut,
sehingga BISMAR SIREGAR, SH. sebelum memutus perkara, pada malam harinya beliau
melakukan shalat tahajud memohon petunjuk dari Allah SWT.
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Maha Kuasa dan
Maha Adil, kami akhiri Nota Pembelaan ini, dengan suatu keyakinan, bahwa
Majelis Hakim yang mulia akan memberikan putusan berdasarkan hukum dan hati
nurani dengan menjunjung tinggi Hak Azasi Manusia dengan satu prinsip bahwa
hukum harus ditegakkan dan bukan sebagai alat kekuasaan dan atau kepentingan
politis penguasa dengan dalih apapun juga. Dan pada akhirnya kepada-Nya jualah
segala doa dan harapan kita pasrahkan.
Akhirnya rasa terima kasih kami haturkan kepada Majelis Hakim yang mulia dan
Sdr. Jaksa Penuntut Umum yang dengan tulus ikhlas mendengarkan serta memperhatikan
nota pembelaan ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan meridhoi hidup kita dan
senantiasa memberi petunjuk di jalan yang benar kepada kita semua, Amin.