Anda di halaman 1dari 11

Nama/NIM : Totoh Wildan Tohari (1143050162)

Semester/Kelas : VII/ IH-D

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

NOTA PEMBELAAN
PERKARA PIDANA Nomor : 403 / Pid. D / 2017 /
PN.Kab.Bdg
ATAS NAMA PARA
TERDAKWA

Nama : Eki Nurhadi bin Abdul Rahim


Tempat Lahir : Bandung
Umur/Tanggal Lahir : 35 tahun / 15 September 1977
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Dusun Baruntas Rt. 23 Rw. 2 Desa Cibodas Kec. Solokanjeruk Kab.
Bandung
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh Pabrik
Pendidikan : SMA

A PENDAHULUAN

Majelis Hakim Yang Terhormat,


Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,

Sekarang tibalah saatnya bagi kami Penasihat Hukum Terdakwa Eki Nurhadi bin Abdul
Rahim untuk menyampaikan Nota Pembelaan (Pleidoi).

Sesuai dengan etika dan sopan santun persidangan di Pengadilan, maka perkenankanlah kami
untuk terlebih dahulu menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kami kepada Yang
Mulia Majelis Hakim yang telah memimpin jalannya proses persidangan ini dengan cermat
dan teliti serta berpegang pada prinsip keadilan. Penghargaan yang sama kiranya patut
juga kami sampaikan kepada Saudara Jaksa Penuntut Umum yang dengan penuh dedikasi
telah melaksanakan tugas dan kewajibannya selama berlangsungnya persidangan perkara ini.

Majelis Hakim Yang Terhormat,


Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,

Siapa bilang hukum tidak dapat digunakan sebagai alat untuk menindas dan
menyengsarakan orang ? Hukum ibarat sebilah pisau yang dapat berguna untuk
kebaikan dan dapat juga menjadi alat yang ampuh untuk tujuan kejahatan. Di tangan
orang-orang baik, pisau hanya digunakan untuk tujuan-tujuan yang baik, sebaliknya di
tangan orang-orang jahat, pisau akan sangat efektif digunakan untuk tujuan-tujuan
kejahatan.

1
Untuk memberikan gambaran mengenai hal ini, izinkan kami untuk terlebih dahulu
menyampaikan sebuah kisah yang berjudul ”Sandiwara Yang Tidak Diumumkan” yang
kami kutip dari sebuah karya sastra yang telah mendunia berjudul ”Max Havelaar” karya
Multatuli. Kisah ini adalah fragmen percakapan suasana persidangan antara para
tokoh yang terdiri dari : Hakim, Polisi, Lothario dan Barbertje. Berikut penggalan
percakapan mereka :

Untuk memberikan gambaran mengenai hal ini, izinkan kami untuk terlebih dahulu
menyampaikan sebuah kisah yang berjudul ”Sandiwara Yang Tidak Diumumkan” yang kami
kutip dari sebuah karya sastra yang telah mendunia berjudul ”Max Havelaar” karya Multatuli.
Kisah ini adalah fragmen percakapan suasana persidangan antara para tokoh yang terdiri
dari : Hakim, Polisi, Lothario dan Barbertje. Berikut penggalan percakapan mereka :

Polisi : Tuan Hakim, itulah orang yang membunuh Barbertje.


Hakim : Ia harus digantung. Bagaimana ia melakukan itu?
Polisi : Dicincang-cincangnya, lalu digaraminya.
Hakim : Itu kesalahan besar ..... ia harus digantung.
Lothario : Tuan Hakim, saya tidak membunuh Barbertje, saya memberinya
makan, pakaian dan saya urus dia baik-baik ..... saya punya saksi-
saksi yang bisa menerangkan, bahwa saya orang baik dan bukan
pembunuh .....
Hakim : Kau harus digantung .................... dosamu tambah besar karena
kesombanganmu. Tidak pantas seorang yang dituduh bersalah,
menganggap dirinya seorang yang baik.
Lothario : Tapi tuan Hakim ....., ada saksi-saksi yang bisa membuktikan itu;
dan karena saya dituduh membunuh …..
Hakim : Kau harus digantung. Kau telah mencincang-cincang Barbertje,
menggaraminya dan kau puas dengan dirimu sendiri ….. tiga
kesalahan besar. Siapa kau, hai perempuan?
Perempuan : Saya Barbertje …..
Lothario : Syukur Alhamdulillah ….. tuan hakim, tuan lihat, saya tidak
membunuhnya ! ...
Hakim : Hm .., ya…., begitu ….., tapi bagaimana tentang penggaraman ?...
Barbertje : Tidak tuan Hakim, dia tidak menggarami saya, sebaliknya, dia
banyak berjasa kepada saya ….. dia seorang manusia yang mulia !
Lothario : Tuan dengar, tuan hakim, katanya saya seorang yang baik.
Hakim : Hm ....., jadi, kesalahan ketiga masih tetap ada. Polisi, bawa orang
itu ; dia harus digantung. Dia bersalah karena congkak.

Majelis Hakim Yang Terhormat,


Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,

Penggalan kisah yang dimuat dalam karya Multatuli yang terbit pertama kali pada tahun 1860
tersebut adalah gambaran bagaimana hukum telah digunakan sebagai alat yang ampuh untuk
melakukan kejahatan, yaitu untuk menindas mereka yang lemah. Ini sekaligus membuktikan
bahwa perbedaan antara penegak hukum dan penjahat sebenarnya sangat tipis, mungkin setipis
rambut dibelah tujuh. Maksudnya dikala seorang Penegak Hukum melaksanakan tugasnya
dengan integritas profesional semata-mata untuk keadilan, maka ia adalah seorang
Penegak Hukum

2
Yang sebenarnya, tetapi tatkala seorang Penegak Hukum melaksanakan hukum dengan
sewenang-wenang, jauh dari tujuan keadilan, maka seketika itu juga sang Penegak Hukum telah
berganti baju menjadi seorang penjahat.

Majelis Hakim Yang Terhormat,


Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,

Kami memberi judul Pleidoi kami ”Meskipun Hukum Buta, Keadilan Dapat Melihat Dalam
Gelap”. Pemilihan judul tersebut kami buat karena ternyata apa yang dialami Terdakwa Eki
Nurhadi bin Abdul Rahim ternyata tidak jauh berbeda dengan penggalan kisah di atas. Apa
yang dialami Terdakwa Eki Nurhadi bin Abdul Rahim merupakan salah satu dari sekian
banyak fenomena penegakan hukum diskriminatif dan arogan aparat penegak hukum yang kerap
terjadi di negeri ini, yang akhirnya memakan korban orang lemah dan buta hukum.

Majelis Hakim Yang Terhormat,


Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,

Untuk menanggapi tuntutan dari Saudara Jaksa Penuntut Umum, pembelaan ini kami susun dengan
sistimatika sebagai berikut :

A. PENDAHULUAN
B. SURAT DAKWAAN
C. FAKTA PERSIDANGAN
D. ANALISA ATAS FAKTA-FAKTA DAN BUKTI-BUKTI YANG TERUNGKAP DI PERSIDANGAN
E. KESIMPULAN

Majelis Hakim Yang Terhormat,


Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,

Teropong keadilan selalu dapat melihat dengan jelas, sisi-sisi gelap hukum. Oleh karenanya
teropong keadilan lah yang kami harapkan digunakan oleh Yang Mulia Majelis Hakim dalam
mengadili perkara terdakwa M. SURYADI PATTY dan ABUBAKAR TOISUTA ini. Kita
semua percaya bahwa lembaga Kehakiman adalah lembaga yang independen, bukan lembaga
yang mengabdi pada kepentingan pihak- pihak tertentu. Harapan kami semoga dalam
mengambil keputusannya kelak, Yang Mulia Majelis Hakim dapat bertindak obyektif dan
imparsial dengan tujuan semata- mata untuk mengungkap kebenaran materil guna mewujudkan
keadilan yang didasari oleh kesadaran dan pertanggungjawaban iman kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
Pembelaan ini dilandasi dengan sebuah harapan agar yang mulia Majelis Hakim pemeriksa dan memutus
perkara ini dengan bijaksana dan penuh kearifan, serta senantiasa berkiblat pada rasa keadilan, hati
nurani kemanusiaan dan tanggung jawab kepda Tuhan Yang Maha Esa, sekiranya yang mulia Majelis
Hakim berkenan untuk memberikan putusan terhadap diri terdakwa, suatu putusan yang adil, arif dan
bijaksana yang semata-mata didasarkan pada keadilan yang hakiki, atas dasar mencari Ridho dari Allah
SWT, semata.

Amin———————-3x————————-Ya Robbalalamin—————–
3
Sekiranya tidak berlebihan apa bila dipersidangan yang terhomat ini, sebagai salah satu aparat penegak
hukum yang selalu menjunjung tinggi keadilan “ fiat justitia ruat coelum” (tegakkan keadilan meskipun
langit akan runtuh) kami menyampaikan sebuah motto yang harus kita junjung bersama :

“ LEBIH BAIK MEMBEBASKAN SERIBU ORANG YANG BERSALAH DARI PADA MENGHUKUM SEORANG
YANG TIDAK BERSALAH.

B. SURAT DAKWAAN
Majelis Hakim Yang Terhormat,
Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,

Bahwa sesuai dengan Surat Dakwaan No. Reg. Perkara : NO. REG. PERK :
PDM-110/B.Bandung/29/2017 , tanggal 15 Desember 2017, Rekan Penuntut Umum pada awal
persidangan ini, dimana Terdakwa Eki Nurhadi bin Abdul Rahim telah didakwa dengan
dakwaan tunggal, yaitu Pasal 285 KUHP;

C. FAKTA – FAKTA YANG TERUNGKAP DI PERSIDANGAN

Majelis Hakim Yang Terhormat,


Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,

Dalam Nota Pembelaan ini kami sebenarnya tidak ingin menguraikan kembali seluruh
keterangan saksi-saksi yang telah diperiksa di persidangan secara rinci karena kami percaya
bahwa Panitera sidang pasti juga telah mencatat semuanya dengan baik dan lengkap.

Sebelum kami, Penasihat Hukum Terdakwa, menyampaikan pokok-pokok dari Nota Pembelaan,
ada baiknya kami sampaikan resume keterangan saksi-saksi selama proses persidangan
berlangsung. Hal ini menjadi urgen, karena terdapat perbedaan yang signifikan antara
keterangan saksi di muka persidangan dengan yang diungkap oleh saudara Jaksa Penuntut
Umum dalam risalah tuntutannya. Selain itu, keterangan saksi di muka persidangan merupakan
alat bukti yang sah, dan keterangan saksi yang mempunyai nilai pembuktian ialah keterangan
yang sesuai dengan apa yang dijelaskan pada Pasal 1 angka 27 KUHAP, yaitu :
(a). yang saksi lihat sendiri, (b). saksi dengar sendiri dan (c). saksi alami sendiri serta
(d). menyebut alasan dari pengetahuannya.

Pada proses pemeriksaan Saksi dan Terdakwa dalam persidangan yang terhormat ini, Rekan
Jaksa Penuntut Umum telah menghadirkan sebanyak 2 (orang) orang saksi.

Majelis Hakim Yang Terhormat,


Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,

4
Dalam persidangan ini telah didengar keterangan saksi-saksi, dimana saksi tersebut
memberikan keterangan di bawah sumpah menurut agamanya masing-masing. Dengan demikian
keterangan saksi-saksi yang memberikan keterangan dibawah sumpah sesuai dengan ketentuan
pasal 160 ayat (3) KUHAP jo pasal 185 KUHAP adalah merupakan alat bukti yang sah.

1. KETERANGAN SAKSI-SAKSI :

1.1 Saksi Andre bin Mahmud


Tempat lahir : Bandung, Umur : 27 Tahun / 21 April 1990, Jenis Kelamin : Laki-laki,
Kewarganegaraan : Indonesia, Tempat tinggal : Jln. Penari No. 5, Lamprit, Bandung, Agama
: Islam, Pekerjaan : Pedagang, dibawah sumpah didepan persidangan pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa benar saksi tidak mempunyai hubungan darah, hubungan semenda, hubungan
kerja dan hubungan suami-istri meskipun telah bercerai
- Bahwa benar saksi tidak mengenal terdakwa sebelumnya.
- Bahwa benar saksi pada hari Rabu, 11 September 2017 sekitar pukul 20.50 waktu
setempat, bersama-sama dengan Yahya ketika melewati rumah saudara Terdakwa Eki
Nurhadi yang terletak di Dusun Baruntas Rt. 23 Rw. 2 Desa Cibodas Kec. Solokanjeruk,
mendengar suara aneh semacam bunyi suara teriakan minta tolong.
- Bahwa benar saksi ketika mendengar suara orang minta tolong, saksi mencoba
mendekati rumah Terdakwa Eki Nurhadi untuk mengetahui apa yang telah terjadi
didalam rumah itu.
- Bahwa benar setelah mendekati rumah Terdakwa Eki Nurhadi tersebut, saksi melihat
terdakwa dengan kasarnya sedang menarik dan memukul korban AS
- Bahwa benar saksi sempat menggedor dan mencoba masuk kedalam rumah. Hanya saja,
karena sulit untuk masuk, saksi kemudian pergi ke warga lain untuk meminta
pertolongan.
- Bahwa benar saksi bersama Yahya bersama 5 orang lain mendobrak pintu dan
menemukan korban AS dalam keadaan terbaring tak berdaya.

1.2 Saksi Yahya bin Sulaiman


Tempat lahir : Cimahi, Umur : 26 Tahun / 21 Mei 1991, Jenis Kelamin : Laki-laki,
Kewarganegaraan : Indonesia, Tempat tinggal : Jln. Kebon Seru No. 11 Padaherang,
Cimahi, Agama : Islam, Pekerjaan : Pedagang, di bawah sumpah di depan persidangan pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut:
5
- Bahwa benar saksi tidak mempunyai hubungan darah, hubungan semenda, hubungan
kerja dan hubungan suami-istri meskipun telah bercerai
- Bahwa benar saksi tidak mengenal terdakwa sebelumnya.
- Bahwa benar saksi pada hari Rabu, 11 September 2017 sekitar pukul 20.50 waktu
setempat, bersama-sama dengan Yahya ketika melewati rumah saudara Terdakwa Eki
Nurhadi yang terletak di Dusun Baruntas Rt. 23 Rw. 2 Desa Cibodas Kec. Solokanjeruk,
mendengar suara aneh semacam bunyi suara teriakan minta tolong.
- Bahwa benar saksi ketika mendengar suara orang minta tolong, saksi mencoba
mendekati rumah Terdakwa Eki Nurhadi untuk mengetahui apa yang telah terjadi
didalam rumah itu.
- Bahwa benar setelah mendekati rumah Terdakwa Eki Nurhadi tersebut, saksi melihat
terdakwa dengan kasarnya sedang menarik dan memukul korban AS
- Bahwa benar saksi sempat menggedor dan mencoba masuk kedalam rumah. Hanya saja,
karena sulit untuk masuk, saksi kemudian pergi ke warga lain untuk meminta
pertolongan.
- Bahwa benar saksi bersama Yahya bersama 5 orang lain mendobrak pintu dan
menemukan korban AS dalam keadaan terbaring tak berdaya.

2. KETERANGAN TERDAKWA

Pasal 189 ayat (1) KUHAP mengandung rumusan pengertian keterangan terdakwa sebagai
alat bukti yang berbunyi “Keterangan terdakwa adalah apa yang terdakwa nyatakan disidang
Pengadilan tentang perbuatan yang dilakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri”,
bahwa rumusan yang dapat dijadikan dasar penilaian terhadap keterangan terdakwa adalah
keterangan yang diantaranya berisi pernyataan pengakuan terdakwa.
Terdakwa Saudara Sarjev, dihadapan persidangan pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa benar pada hari Senin, tanggal 11 September 2017 sekira pukul 20.50 wib
melakukan telah melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang
wanita bersetubuh dengan dia di luar perkawinan di rumah terdakwa sendiri yaitu di
Dusun Baruntas Rt. 23 Rw. 2 Desa Cibodas Kec. Solokanjeruk
- Bahwa benar terdakwa melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang
wanita bersetubuh dengan dia di luar perkawinan
- Bahwa benar terdakwa melakukan kekerasan tubuh dengan memukul korban memakai
alat-alat tumpul, yaitu alat pemukul golf.

6
- Bahwa benar benar terdakwa saat melakukan kekerasan tubuh, terdakwa memukul
korban dengan alat pemukul golf yang mengakibatkan korban mengalami pendarahan
di kepalanya dan patah tulang di sebelah tangan kiri korban sehingga korban mengalami
cacat setengah badan.
- Bahwa benar terdakwa membekap korban dengan kain agar korban pada saat itu tidak
dapat berteriak lagi.

Barang bukti yang diajukan dalam persidangan, yaitu berupa :


1 (satu) buah alat pemukul golf, 1 (satu) buah celana dalam korban, 1 (satu) buah kain, 1 (satu)
unik sepeda motor merk/ type Suzuki FU 150 SC dengan No polisi BL-5760 LN. dan Surat
Visum dokter RS. Anisa Medical Center. Barang-barang bukti yang diajukan dalam persidangan
tersebut telah disita secara sah menurut hukum, karena itu dapat dipergunakan untuk memperkuat
pembuktian. Hakim sidang telah memperlihatkan barang bukti tersebut kepada saksi-saksi dan
terdakwa. Kemudian oleh masing-masing yang bersangkutan telah membenarkannya.

3. ALAT BUKTI PETUNJUK


Petunjuk adalah “suatu isyarat” yang dapat “ditarik dari suatu perbuatan, kejadian atau
keadaan dimana isyarat tersebut mempunyai persesuaian” antara satu dengan yang lain maupun
isyarat tersebut mempunyai persesuaian dengan tindak pidana itu sendiri dan dari isyarat yang
bersesuaian tersebut “melahirkan” atau mewujudkan “suatu petunjuk yang membentuk
kenyataan” terjadinya suatu tindak pidana dan terdakwalah pelakunya.
Mengingat ketentuan pasal 188 ayat (2) KUHAP, petunjuk hanya dapat diperoleh dari :
a. Keterangan saksi-saksi, yaitu saksi,Andre dan Yahya (dalam keterangan saksi).
b. Keterangan terdakwa Eki Nurhadi bin Abdul Rahim (dalam keterangan terdakwa) di
hadapan persidangan.

D. ANALISA ATAS FAKTA-FAKTA DAN BUKTI-BUKTI YANG TERUNGKAP DI


PERSIDANGAN

1. Analisis Fakta

Bahwa Pasal 185 ayat (1) KUHAP telah mengatur bahwa keterangan saksi sebagai alat
bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan. Hal ini berarti bahwa hanya
keterangan-keterangan yang disampaikan di depan persidangan saja yang sah sebagai alat bukti
dan merupakan fakta hukum yang dapat digunakan oleh Hakim sebagai pertimbangan
putusannya;

7
Majelis Hakim Yang Terhormat,
Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sidang
Yang Mulia,

Bahwa dari fakta-fakta yang diuraikan di atas, terungkap fakta-fakta sebagai berikut :

- Bahwa benar Terdakwa pada tanggal 11 September 2017 berada dirumah Saksi Korban.
- Bahwa Benar Terdakwa melakukan Persetubuhan dengan Saksi Korban
- Bahwa perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa terhadap saksi korban adalah, hubungan
yang didasari oleh perasaan suka sama suka.
- Bahwa Saksi korban tidak berusaha melakukan perlawanan tetapi membiarkan dirinya
disetubuhi oleh Terdakwa.
- Bahwa Terdakwa dan Korban telah memiliki hubungan sudah lama sekali, yaitu 2 tahun.
- Bahwa Terdakwa dan Korban Telah 3 (Tiga) kali melakukan hubungan intim sebelum kejadian
tanggal 11 September 2017
- Bahwa terdapat unsur kebencian dari keluarga korban, sehingga menuduh terdakwa
melakukan tindakan tadi.

2. ANALISA YURIDIS UNSUR - UNSUR PASAL YANG DIDAKWAKAN

Majelis Hakim Yang


Terhormat,
Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati,
Sidang Yang Mulia,

Bahwa sebagaimana tuntutan yang dibacakan pada hari Selasa tanggal 15 Desember 2017 dalam
persidangan terbuka untuk umum, saudara Jaksa Penuntut Umum telah berkeyakinan apabila
Terdakwa Eki Nurhadi bin Abdul Rahim telah terbukti telah melakukan Tindak Pidana
tindak pidana Kejahatan terhadap Kesusilaan, sebagaimana diatur dalam pasal 285 KUHP .

Bahwa pasal 285 Undang –undang Hukum pidana merumuskan sebagai berikut :“bahwa barang siapa
dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan memaksa seorang wanita yang bukan istrinya
bersetubuh dengan dia, diancam karena melakukan perkosaan dengan pidana pejara paling lama Dua
Belas Tahun.

Bahwa apabila diperhatikan rumusan pasal 285

maka unsur-unsur yang terdapat didalamnya adalah sebagai berikut :

- Unsur : Barang siapa

- Unsur : dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita

- Unsur : bersetubuh

Bahwa apabila dicermati Dakwaan Primer dari Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini adalah
mengenai : telah dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan memaksa seorang wanita yang
bukan istrinya bersetubuh.

8
Bahwa dalam proses pembuktian di pengadilan, seorang Terdakwa hanya dapat dinyatakan bersalah
apabila dapat dibuktikan terpenuhinya seluruh unsur-unsur dari pasal Undang-Undang pidana yang
didakwakan. Apabila salah satu saja unsur rumusan pasal dimaksud tidak terpenuhi atau tidak terbukti,
maka terdakwa harus dianggap tidak terbukti melakukan perbuatan pidana/tindak pidana/delik yang
didakwakan kepadanya, dengan kata lain terdakwa harus dinyatakan tidak bersalah, dan harus
dibebaskan dari dakwaan dimaksud, dengan demikian uraian mengenai unsur-unsur pasal dalam
dakwaan primair tersebut tidak perlu kami uraikan.

Dan apabila Majelis Hakim Yang Terhormat berpendapat lain kami mohon putusan yang
seadil-adilnya (ex aquo et bono).

E. KESIMPULAN

Majelis Hakim Yang Mulia,


Rekan Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Serta
hadirin sekalian yang kami hormati.

Sampailah saatnya bagi kami, Penasihat Hukum Terdakwa untuk menyampaikan permohonan
kepada Majelis Hakim Yang Mulia, yang memeriksa dan mengadili perkara ini. Akan tetapi
sebelumnya perkenankanlah kami dengan segala kerendahan hati menyampaikan di persidangan
ini, bahwa Penegakan hukum secara benar dan tanpa pandang bulu sangat dipengaruhi oleh para
penegak hukumnya. Penegak hukum itu sendiri diharapkan mempunyai dua kriteria, pertama
ialah moralitas dan kedua kemahiran dan ketrampilan hukum, yang didasarkan pada keilmuan,
pengalaman, penguasaan dan kemampuannya menghadapi dan menelaah perkara. Hal
tersebut tentu saja untuk mencapai tujuan hukum yaitu keadilan dan kepastian hukum.

Sebagai penutup Pledooi ini, pada tempatnya kami kemukakan kata Mantan Hakim Agung
BISMAR SIREGAR, SH, yang pernah mengatakan bahwa rasa keadilan itu jangan dicari
pada kitab undang-undang melainkan carilah pada hati nurani, karena pada akhirnya
Mahkamah yang paling tinggi adalah hati nurani. Untuk mengasah agar hati nurani ini
bisa membaca apa yang tersirat maka jalannya adalah senantiasa berkomunikasi kepada
yang menggerakkan hati nurani tersebut, yaitu Allah robbul alamin. Sungguh sangat
mendalam makna yang terkait dalam kata-kata tersebut, sehingga BISMAR SIREGAR, SH.
sebelum memutus perkara, pada malam harinya beliau melakukan shalat tahajud memohon
petunjuk dari Allah SWT.

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Maha Kuasa dan Maha Adil, kami
akhiri Nota Pembelaan ini, dengan suatu keyakinan, bahwa Majelis Hakim yang mulia akan
memberikan putusan berdasarkan hukum dan hati nurani dengan menjunjung tinggi Hak Azasi
Manusia dengan satu prinsip bahwa hukum harus ditegakkan dan bukan sebagai alat kekuasaan
dan atau kepentingan politis penguasa dengan dalih apapun juga. Dan pada akhirnya kepada-Nya
jualah segala doa dan harapan kita pasrahkan.

Demikianlah nota pembelaan (pleidooi) ini kami sampaikan, semoga mendapat perhatian dan
pertimbangan yang seksama dari Majelis Hakim pemeriksa untuk kemudian berkenan
mengabulkannya.

Akhirnya rasa terima kasih kami haturkan kepada Majelis Hakim yang mulia dan Sdr. Jaksa
Penuntut Umum yang dengan tulus ikhlas mendengarkan serta memperhatikan nota pembelaan

9
ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan meridhoi hidup kita dan senantiasa memberi
petunjuk di jalan yang benar kepada kita semua, Amin.

Kabupaten Bandung, 22 Desember 2017


Hormat Kami,
Penasehat Hukum Terdakwa
Eki Nurhadi bin Abdul Rahim

TOTOH WILDAN TOHARI, S.H.

10
11

Anda mungkin juga menyukai