Anda di halaman 1dari 14

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PLEDOI / NOTA PEMBELAAN


PERKARA PIDANA NOMOR : 211/Pid./2022/PN KRY
ATAS NAMA PARA TERDAKWA

Nama : Arfian Rohaditama


Tempat Lahir : Karanganyar
Umur/Tanggal Lahir : 26/3 Juni 1996
Jenis Kelamin : Laki-laki;
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Dsn Rejosari RT 04 RW 06 Kel Babakan Kec Puh Sari Kab Karanganyar
Pekerjaan : Polri
Pendidikan : SMA ( Tamat )

A. PENDAHULUAN
Majelis Hakim Yang Terhormat,

Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati,

Sidang Yang Mulia,

Sekarang tibalah bagi kami Penasehat Hukum Terdakwa Arfian Rohaditama bin Joko untuk
menyampaikan Nota Pembelaan ( Pledoi )

Sesuai dengan etika dan sopan santun persidangan di Pengadilan, maka perkenankanlah kami
untuk terlebih dahulu menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kami kepada yang
Mulia Majelis Hakim yang telah memimpin jalannya proses persidangan ini dengan cermat dan
teliti serta perpegang pada prinsip keadilan. Penghargaan yang sama kiranya patut juga kami
sampaikan kepada Saudara Jaksa Penuntut Umum yang dengan penuh dedikasi telah
melaksanakan tugas dan kewajibannya selama berlangsungnya persidangan perkara ini.

Majelis Hakim Yang Terhormat,

Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati,

Sidang Yang Mulia

1
Siapa bilang hukum tidak dapat digunakan sebagai alat untuk menindas dan menyengsarakan
orang ? Hukum ibarat sebilah pisau yang dapat berguna untuk kebaikan dan dapat juga
menjadi alat yang ampuh untuk tujuan kejahatan. Di tangan orang-orang baik, pisau hanya
digunakan untuk tujuan-tujuan yang baik, sebaliknya di tangan orang-orang jahat, pisau akan
sangat efektif digunakan untuk tujuan-tujuan kejahatan.
Untuk memberikan gambaran mengenai hal ini, izinkan kami untuk terlebih dahulu
menyampaikan sebuah kisah yang berjudul ”Sandiwara Yang Tidak Diumumkan” yang kami
kutip dari sebuah karya sastra yang telah mendunia berjudul ”Max Havelaar” karya berjudul
”Sandiwara Yang Tidak Diumumkan” yang kami kutip dari sebuah karya sastra yang telah
mendunia berjudul ”Max Havelaar” karya Multatuli. Kisah ini adalah fragmen
percakapan suasana persidangan antara para tokoh yang terdiri dari : Hakim, Polisi, Lothario dan
Barbertje. Berikut penggalan percakapan mereka
Untuk memberikan gambaran mengenai hal ini, izinkan kami untuk terlebih dahulu
menyampaikan sebuah kisah yang berjudul ”Sandiwara Yang Tidak Diumumkan” yang kami
kutip dari sebuah karya sastra yang telah mendunia berjudul ”Max Havelaar” karya Multatuli.
Kisah ini adalah fragmen percakapan suasana persidangan antara para tokoh yang terdiri
dari : Hakim, Polisi, Lothario dan Barbertje. Berikut penggalan percakapan mereka :

Polisi : Tuan Hakim, itulah orang yang membunuh Barbertje.


Hakim : Ia harus digantung. Bagaimana ia melakukan itu?
Polisi : Dicincang-cincangnya, lalu digaraminya.

Hakim : Itu kesalahan besar ..... ia harus digantung.

Lothario : Tuan Hakim, saya tidak membunuh Barbertje, saya memberinya


makan, pakaian dan saya urus dia baik-baik ..... saya punya saksi-
saksi yang bisa menerangkan, bahwa saya orang baik dan bukan
pembunuh .....

Hakim : Kau harus digantung .................... dosamu tambah besar karena


kesombanganmu. Tidak pantas seorang yang dituduh bersalah,
menganggap dirinya seorang yang baik.

Lothario : Tapi tuan Hakim ....., ada saksi-saksi yang bisa membuktikan itu;

dan karena saya dituduh membunuh …..

Hakim : Kau harus digantung. Kau telah mencincang-cincang Barbertje,


menggaraminya dan kau puas dengan dirimu sendiri ….. tiga
kesalahan besar. Siapa kau, hai perempuan?

Perempuan : Saya Barbertje …..

Lothario : Syukur Alhamdulillah ….. tuan hakim, tuan lihat, saya tidak
membunuhnya ! ...

Hakim : Hm .., ya…., begitu ….., tapi bagaimana tentang penggaraman ?...
Barbertje : Tidak tuan Hakim, dia tidak menggarami saya, sebaliknya, dia

2
banyak berjasa kepada saya ….. dia seorang manusia yang mulia !
Lothario : Tuan dengar, tuan hakim, katanya saya seorang yang baik.

Hakim : Hm ....., jadi, kesalahan ketiga masih tetap ada. Polisi, bawa orang
itu ; dia harus digantung. Dia bersalah karena congkak.

Majelis Hakim Yang Terhormat,

Jaksa Penuntut Umum Yang kami hormati,

Sidang Yang Mulia

Penggalan kisah yang dimuat dalam karya Multatuli yang terbit pertama kali pada tahun 1860
tersebut adalah gambaran bagaimana hukum telah digunakan sebagai alat yang ampuh untuk
melakukan kejahatan, yaitu untuk menindas mereka yang lemah. Ini sekaligus membuktikan
bahwa perbedaan antara penegak hukum dan penjahat sebenarnya sangat tipis, mungkin setipis
rambut dibelah tujuh. Maksudnya dikala seorang Penegak Hukum melaksanakan tugasnya
dengan integritas profesional semata-mata untuk keadilan, maka ia adalah seorang
Penegak Hukum

Yang sebenarnya, tetapi tatkala seorang Penegak Hukum melaksanakan hukum dengan
sewenang-wenang, jauh dari tujuan keadilan, maka seketika itu juga sang Penegak Hukum telah
berganti baju menjadi seorang penjahat.

Majelis Hakim Yang Terhormat,

Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati,

Sidang Yang Mulia

Kami memberi judul Pleidoi kami ”Meskipun Hukum Buta, Keadilan Dapat Melihat Dalam
Gelap”. Pemilihan judul tersebut kami buat karena ternyata apa yang dialami Terdakwa
Arfian Rohaditama bin Joko ternyata tidak jauh berbeda dengan penggalan kisah di atas. Apa
yang dialami Terdakwa Arfian Rohaditama bin Joko merupakan salah satu dari sekian banyak
fenomena penegakan hukum diskriminatif dan arogan aparat penegak hukum yang kerap terjadi
di negeri ini, yang akhirnya memakan korban orang lemah dan buta hukum.

Majelis Hakim Yang Terhormat,

Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati

Sidang Yang Mulia

Untuk menanggapi tuntutan dari Saudara Jaksa Penuntut Umum, pembelaan ini kami susun
dengan sistimatika sebagai berikut :
A. PENDAHULUAN
B. SURAT DAKWAAN
C. FAKTA PERSIDANGAN

3
D. ANALISA ATAS FAKTA-FAKTA DAN BUKTI-BUKTI YANG TERUNGKAP DI
PERSIDANGAN
E. KESIMPULAN
Majelis Hakim Yang Terhormat,
Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati
Sidang Yang Mulia

Teropong keadilan selalu dapat melihat dengan jelas, sisi-sisi gelap hukum. Oleh karenanya
teropong keadilan lah yang kami harapkan digunakan oleh Yang Mulia Majelis Hakim dalam
mengadili perkara terdakwa ARFIAN ROHADITAMA BIN JOKO ini. Kita semua percaya
bahwa lembaga Kehakiman adalah lembaga yang independen, bukan lembaga yang mengabdi
pada kepentingan pihak- pihak tertentu. Harapan kami semoga dalam mengambil keputusannya
kelak, Yang Mulia Majelis Hakim dapat bertindak obyektif dan imparsial dengan tujuan semata-
mata untuk mengungkap kebenaran materil guna mewujudkan keadilan yang didasari oleh
kesadaran dan pertanggungjawaban iman kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pembelaan ini dilandasi dengan sebuah harapan agar yang mulia Majelis Hakim pemeriksa dan
memutus perkara ini dengan bijaksana dan penuh kearifan, serta senantiasa berkiblat pada rasa
keadilan, hati nurani kemanusiaan dan tanggung jawab kepda Tuhan Yang Maha Esa, sekiranya
yang mulia Majelis Hakim berkenan untuk memberikan putusan terhadap diri terdakwa, suatu
putusan yang adil, arif dan bijaksana yang semata-mata didasarkan pada keadilan yang hakiki,
atas dasar mencari Ridho dari Allah SWT, semata.
Amin———————-3x————————-Ya Robbalalamin—————–

Sekiranya tidak berlebihan apa bila dipersidangan yang terhomat ini, sebagai salah satu aparat
penegak hukum yang selalu menjunjung tinggi keadilan “ fiat justitia ruat caelum” (tegakkan
keadilan meskipun langit akan runtuh) kami menyampaikan sebuah motto yang harus kita junjung
bersama :
“ LEBIH BAIK MEMBEBASKAN SERIBU ORANG YANG BERSALAH DARI PADA
MENGHUKUM SEORANG YANG TIDAK BERSALAH.

4
B. SURAT DAKWAAN

Majelis Hakim Yang Terhormat,


Jaksa Penuntut Umum yang kamu hormati,
Sidang Yang Mulia

Bahwa sesuai dengan Surat Dakwaan No. Reg. Perkara :211/Pid./2022/PN KRY , tanggal 24
Juni 2022, Rekan Penuntut Umum pada awal persidangan ini, dimana Terdakwa Arfian
Rohaditama bin Joko telah didakwa dengan dakwaan tunggal, yaitu Pasal 285 KUHP;

C. FAKTA-FAKTA YANG TERUNGKAP DI PERSIDANGAN

Majelis Hakim Yang Terhormat,

Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati,

Sidang Yang Mulia

Dalam Nota Pembelaan ini kami sebenarnya tidak ingin menguraikan kembali seluruh
keterangan saksi-saksi yang telah diperiksa di persidangan secara rinci karena kami percaya
bahwa Panitera sidang pasti juga telah mencatat semuanya dengan baik dan lengkap.

Sebelum kami, Penasihat Hukum Terdakwa, menyampaikan pokok-pokok dari Nota Pembelaan,
ada baiknya kami sampaikan resume keterangan saksi-saksi selama proses persidangan
berlangsung. Hal ini menjadi urgen, karena terdapat perbedaan yang signifikan antara
keterangan saksi di muka persidangan dengan yang diungkap oleh saudara Jaksa Penuntut
Umum dalam risalah tuntutannya. Selain itu, keterangan saksi di muka persidangan merupakan
alat bukti yang sah, dan keterangan saksi yang mempunyai nilai pembuktian ialah keterangan
yang sesuai dengan apa yang dijelaskan pada Pasal 1 angka 27 KUHAP, yaitu :
(a). yang saksi lihat sendiri, (b). saksi dengar sendiri dan (c). saksi alami sendiri serta
(d). menyebut alasan dari pengetahuannya.

Pada proses pemeriksaan Saksi dan Terdakwa dalam persidangan yang terhormat ini, Rekan
Jaksa Penuntut Umum telah menghadirkan sebanyak 2 (orang) orang saksi.

Majelis Hakim Yang Terhormat,

5
Jaksa Penntut Umum yang kami hormati,

Sidang Yang Mulia

Dalam persidangan ini telah didengar keterangan saksi-saksi, dimana saksi tersebut memberikan
keterangan di bawah sumpah menurut agamanya masing-masing. Dengan demikian keterangan
saksi-saksi yang memberikan keterangan dibawah sumpah sesuai dengan ketentuan pasal 160
ayat (3) KUHAP jo pasal 185 KUHAP adalah merupakan alat bukti yang sah.

1. KETERANGAN SAKSI-SAKSI :

1.1 Saksi Dina Pungkas


Tempat lahir : Sragen, Umur : 27 Tahun / 21 April 1990, Jenis Kelamin : Perempuan,
Kewarganegaraan : Indonesia, Tempat tinggal : Jln. Penari No. 5, Lamprit, Bandung, Agama :
Islam, Pekerjaan : Resepsionis Hotel , dibawah sumpah didepan persidangan pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa benar saksi tidak mempunyai hubungan darah, hubungan semenda, hubungan
kerja dan hubungan suami-istri meskipun telah bercerai
- Bahwa benar saksi pada tanggal 13 Februari 2023 sekitar pukul 18.00 waktu setempat,
mendapat tamu hotel dengan nama pemesanan Arfian dengan kode booking kamar
23VCBGA5 dan berada di kamar No .5 VIP Hotel Durian Runtuh dengan metode
pembayaran Debit BRI.
- Bahwa benar saksi Ketika mendapat giliran shift malam melihat terdakwa Bersama
Wanita dengan cara dipobong ke kamar melewati resepsionis
- Bahwa benar setelah saksi mencoba untuk mendekati terdakwa dan menanyakan
mengapa korban di bopong terdakwa menjelaskan bahwasanya korban kecapekan
perjalanan dan ketiduran di mobil
- Bahwa benar saksi percaya dengan alas an terdakwa dan tidak mencium kecurigaan,
karena saksi pikir bahwa itu benar-benar kelelahan
- Bahwa benar saksi melihat terdakwa cek out hotel Bersama dengan korban pada saat itu
korban dengan keadaan terdiam dan menunduk. Tepat cek out pada jam 04.45

1.2 Saksi Bagus Wijayanto


Tempat lahir : Sukoharjo, Umur : 26 Tahun / 29 Februari 1996, Jenis Kelamin : Laki-laki,
Kewarganegaraan : Indonesia, Tempat tinggal : Dsn Rejosari RT 05 RW 06 Kel Babakan Kec
Puhsari Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karangamyar Agama : Islam, Pekerjaan :

6
Wiraswasta, di bawah sumpah di depan persidangan pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut:
- Bahwa benar saksi tidak mempunyai hubungan darah, hubungan semenda, hubungan kerja
dan hubungan suami-istri meskipun telah bercerai
- Bahwa benar saksi tidak mengenal terdakwa sebelumnya
- Bahwa benar saksi pada tanggal 13 Februari 2023 sekitar pukul 18.00 waktu
setempat,mendapat tamu hotel dengan nama pemesanan Arfian dengan kode booking
kamar 23VCBGA5 dan berada di kamar No .5 VIP Hotel Durian Runtuh dengan metode
pembayaran Debit BRI.
- Bahwa benar saksi Ketika mendapat giliran shift malam melihat terdakwa Bersama
Wanita dengan cara dipobong ke kamar melewati resepsionis
- Bahwa benar setelah saksi mencoba untuk mendekati terdakwa dan menanyakan
mengapa korban di bopong terdakwa menjelaskan bahwasanya korban kecapekan
perjalanan dan ketiduran di mobil
- Bahwa benar saksi percaya dengan alas an terdakwa dan tidak mencium kecurigaan,
karena saksi pikir bahwa itu benar-benar kelelahan
- Bahwa benar saksi melihat terdakwa cek out hotel Bersama dengan korban pada saat itu
korban dengan keadaan terdiam dan menunduk. Tepat cek out pada jam 04.45

2. KETERANGAN TERDAKWA

Pasal 189 ayat (1) KUHAP mengandung rumusan pengertian keterangan terdakwa sebagai
alat bukti yang berbunyi “Keterangan terdakwa adalah apa yang terdakwa nyatakan disidang
Pengadilan tentang perbuatan yang dilakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri”,
bahwa rumusan yang dapat dijadikan dasar penilaian terhadap keterangan terdakwa adalah
keterangan yang diantaranya berisi pernyataan pengakuan terdakwa.

Terdakwa Saudara Arfian, dihadapan persidangan pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

- Bahwa benar pada Tanggal 13 Februari 2022 sekira pukul 22.00 wib melakukan telah
melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita bersetubuh
dengan dia di luar perkawinan di rumah terdakwa sendiri yaitu di Hotel Durian Runtuh
kamar No. 5
- Bahwa benar terdakwa melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang
wanita bersetubuh dengan dia di luar perkawinan
- Bahwa benar terdakwa memperkosa korban sebanyak 2 kali dengan jam yang berbeda

7
- Bahwa benar terdakwa memberikan obat penenang ke minuman korban sehingga korban
mengalami kelumpuhan sementara tetapi kesadaran korban masih terjaga
- Bahwa benar terdakwa memperkosa dan memaksa korban bersetubuh hingga
mengakibatkan pendarahan dari vagina koraban, diamana pada saat itu korban masih
perawan

Barang bukti yang diajukan dalam persidangan, yaitu berupa :

1 buah celana dalam Wanita bermerek adidas dengan ukuran L, 1 buah BH dengan Merk Lacoste
ukuran B33, 1 buah sprei dengan bercak sperma dan bercak darah, 1 baju dan celana korban,
Mobil Civic Wonder SB3 M/T 1986 Warna Merah silver (two tone) dengan nopol AD 9081 ZX,
rekaman cctv parkiran hotel dan lobi hotel. Dan surat Visum dokter RSUI Solo. Barang-barang
bukti yang diajukan dalam persidangan tersebut telah disita secara sah menurut hukum, karena itu
dapat dipergunakan untuk memperkuat pembuktian. Hakim siding telah memperlihatkan barang
bukti tersebut kepada saksi-saksi dan terdakwa. Kemudian oleh masing-masing yang
bersangkutan telah membenarkannya.

3. ALAT BUKTI PETUNJUK

Petunjuk adalah “suatu isyarat” yang dapat “ditarik dari suatu perbuatan, kejadian atau
keadaan dimana isyarat tersebut mempunyai persesuaian” antara satu dengan yang lain maupun
isyarat tersebut mempunyai persesuaian dengan tindak pidana itu sendiri dan dari isyarat yang
bersesuaian tersebut “melahirkan” atau mewujudkan “suatu petunjuk yang membentuk
kenyataan” terjadinya suatu tindak pidana dan terdakwalah pelakunya.

Mengingat ketentuan pasal 188 ayat (2) KUHAP, petunjuk hanya dapat diperoleh dari :

a. Keterangan saksi-saksi, yaitu saksi, Dina Pungkas dan Bagus Wijayanto (dalam
keterangan saksi).

b. Keterangan terdakwa Arfian Rohaditama bin Joko (dalam keterangan terdakwa) di


hadapan persidangan.

D. ANALISA ATAS FAKTA-FAKTA DAN BUKTI-BUKTI YANG TERUNGKAP DI


PERSIDANGAN

1. ANALISIS FAKTA

8
Bahwa Pasal 185 ayat (1) KUHAP telah mengatur bahwa keterangan saksi sebagai alat
bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan. Hal ini berarti bahwa hanya
keterangan-keterangan yang disampaikan di depan persidangan saja yang sah sebagai alat bukti
dan merupakan fakta hukum yang dapat digunakan oleh Hakim sebagai pertimbangan
putusannya;

Majelis Hakim Yang Terhormat,

Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati,

Sidang Yang Mulia,

Bahwa dari fakta-fakta yang diuraikan di atas, terungkap fakta-fakta sebagai berikut :

- Bahwa benar terdakwa pada tanggal 13 Februari 2023 menjemput saksi korban untuk
menonton Film
- Bahwa benar terdakwa melakukan persetubuhan dengan saksi korban karena saksi korban
sewaktu magang sering memberikan gestur-gestur erotis dan mengoda kepada terdakwa
dan sering mengiri swafoto pripadi dengan pakaian tank top, bikini dan sesekali video call
sewaktu saksi korban masih magang.
- Bahwa perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa terhadap saksi korban adalah, akumulasi
dari godaan-godaan gestur-gestur erotis dan mengoda serta sering memberikan swafoto
pribadi dengan pakaian tank top, bikini dan video call, sehingga membuat syahwat
terdakwa memuncak dan tidak dapat di bendung lagi
- Bahwa saksi korban tidak berusaha melakukan perlawanan Ketika sadar dirinya di
perkosa yang ke 2 kalinya tetapi membiarkan dirinya disetubuhi yang kedua kalinya oleh
terdakwa
- Bahwa terdakwa dan korban sering chatinggan dan telfonan dengan intensitas yang sering
dalam kurun waktu 6 bulan baik saat magang maupun pasca magang
- Bahwa terdapat unsur kelalaian darikeluarga korban, karena pada saat kejadian orang tua
korban tidak melakukan pencarian terhadap saksi korban yang mana hingga larut pagi
tidak pulang

9
2. ANALISA YURIDIS UNSUR-UNSUR PASAL YANG DIDAKWAKAN

Majelis Hakim Yang Terhormat

Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati,

Sidang Yang Mulia,

Bahwa sebagaimana tuntutan yang dibacakan pada 24 Juli 2022 dalam persidangan terbuka
untuk umum, saudara Jaksa Penuntut Umum telah berkeyakinan apabila Terdakwa Arfian
Rohaditama bin Joko telah terbukti telah melakukan Tindak Pidana Kejahatan terhadap Kesusilaan,
sebagaimana diatur dalam pasal 285 KUHP.

Bahwa pasal 285 Undang –undang Hukum pidana merumuskan sebagai berikut :“bahwa
barang siapa dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan memaksa seorang wanita
yang bukan istrinya bersetubuh dengan dia, diancam karena melakukan perkosaan dengan
pidana pejara paling lama Dua Belas Tahun.
Bahwa apabila diperhatikan rumusan pasal 285
maka unsur-unsur yang terdapat didalamnya adalah sebagai berikut :
- Unsur : Barang siapa
- Unsur : dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita
- Unsur : bersetubuh

Bahwa apabila dicermati Dakwaan Primer dari Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini adalah
mengenai : telah dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan memaksa seorang wanita
yang bukan istrinya bersetubuh.
Bahwa dalam proses pembuktian di pengadilan, seorang Terdakwa hanya dapat dinyatakan
bersalah apabila dapat dibuktikan terpenuhinya seluruh unsur-unsur dari pasal Undang-Undang
pidana yang didakwakan. Apabila salah satu saja unsur rumusan pasal dimaksud tidak terpenuhi
atau tidak terbukti, maka terdakwa harus dianggap tidak terbukti melakukan perbuatan
pidana/tindak pidana/delik yang didakwakan kepadanya, dengan kata lain terdakwa harus
dinyatakan tidak bersalah, dan harus dibebaskan dari dakwaan dimaksud, dengan demikian
uraian mengenai unsur-unsur pasal dalam dakwaan primair tersebut tidak perlu kami uraikan.

10
Dan apabila Majelis Hakim Yang Terhormat berpendapat lain kami mohon putusan yang
seadil-adilnya (ex aquo et bono).

E. KESIMPULAN

Majelis Hakim Yang Terhormat

Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati

Serta hadirin sekalian yang kami hormati

Sampailah saatnya bagi kami, Penasihat Hukum Terdakwa untuk menyampaikan permohonan
kepada Majelis Hakim Yang Mulia, yang memeriksa dan mengadili perkara ini. Akan tetapi
sebelumnya perkenankanlah kami dengan segala kerendahan hati menyampaikan di persidangan
ini, bahwa Penegakan hukum secara benar dan tanpa pandang bulu sangat dipengaruhi oleh para
penegak hukumnya. Penegak hukum itu sendiri diharapkan mempunyai dua kriteria, pertama
ialah moralitas dan kedua kemahiran dan ketrampilan hukum, yang didasarkan pada keilmuan,
pengalaman, penguasaan dan kemampuannya menghadapi dan menelaah perkara. Hal
tersebut tentu saja untuk mencapai tujuan hukum yaitu keadilan dan kepastian hukum.

Sebagai penutup Pledooi ini, pada tempatnya kami kemukakan kata Mantan Hakim Agung
BISMAR SIREGAR, SH, yang pernah mengatakan bahwa rasa keadilan itu jangan dicari
pada kitab undang-undang melainkan carilah pada hati nurani, karena pada akhirnya
Mahkamah yang paling tinggi adalah hati nurani. Untuk mengasah agar hati nurani ini
bisa membaca apa yang tersirat maka jalannya adalah senantiasa berkomunikasi kepada
yang menggerakkan hati nurani tersebut, yaitu Allah robbul alamin. Sungguh sangat
mendalam makna yang terkait dalam kata-kata tersebut, sehingga BISMAR SIREGAR, SH.
sebelum memutus perkara, pada malam harinya beliau melakukan shalat tahajud memohon
petunjuk dari Allah SWT.

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Maha Kuasa dan Maha Adil, kami
akhiri Nota Pembelaan ini, dengan suatu keyakinan, bahwa Majelis Hakim yang mulia akan
memberikan putusan berdasarkan hukum dan hati nurani dengan menjunjung tinggi Hak Azasi
Manusia dengan satu prinsip bahwa hukum harus ditegakkan dan bukan sebagai alat kekuasaan
dan atau kepentingan politis penguasa dengan dalih apapun juga. Dan pada akhirnya kepada-Nya
jualah segala doa dan harapan kita pasrahkan.

11
Demikianlah nota pembelaan (pleidooi) ini kami sampaikan, semoga mendapat perhatian dan
pertimbangan yang seksama dari Majelis Hakim pemeriksa untuk kemudian berkenan
mengabulkannya.

Akhirnya rasa terima kasih kami haturkan kepada Majelis Hakim yang mulia dan Sdr. Jaksa
Penuntut Umum yang dengan tulus ikhlas mendengarkan serta memperhatikan nota pembelaan
ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan meridhoi hidup kita dan senantiasa memberi
petunjuk di jalan yang benar kepada kita semua, Amin.

Karanganyar 22 Agustus 2022

Hormat Kami

Penasehat Hukum Terdakwa

Arfian Rohaditama bin Joko

Nigel Jordan G.N Pidesta, S.H.

Ikhsan Adi Pratama, S.H.

12
13

Anda mungkin juga menyukai