Anda di halaman 1dari 13

DUPLIK

Terhadap

Replik Penuntut Umum

Nomor : 10/Pid.B/2020/PN TJK

Atas Nama Terdakwa

IZAH KARMILA binti SUROSO

Oleh

Tim Penasihat Hukum

Terdakwa IZAH KARMILA binti SUROSO

Nomor :10/Pid.B/2020/PN TJK di Pengadilan Negeri Tanjung Karang

Tanggal 03 Maret 2021


1. Adib Hasbullah,S.H.,M.H.

2. Susi Susanti,S.H.,M.H.

Para Advokat dan Konsultan pada Kantor Advokat dan Konsultan

Hukum Hasbullah & Partners yang beralamat di Jl. Abdul Muis No. 24, Bandar

Lampung. Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama IZAH KARMILA

binti SUROSO Berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 28 Desember

2020.

Pada kesempatan ini, Kami Tim Penasehat Hukum terdakwa akan

menyampaikan tanggapan (duplik) terhadap jawaban (replik) penuntut umum

yang dibacakan dalam persidangan ini.

I. PENDAHULUAN

Majelis Hakim Yang Mulia,

Saudara Jaksa Penuntut Umum,

Dan Sidang Pengadilan Yang Kami Muliakan

Pertama-tama perkenankanlah kami Tim Penasihat Hukum terdakwa

IZAH KARMILA binti SUROSO. Mengucapkan puji syukur atas kehadirat

Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan serta berkenan

memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua dalam mengikuti


rangkaian proses persidangan selama ini dalam upaya menggali dan

menemukan keadilan yang seimbang.

Kami selaku Penasehat Hukum terdakwa dalam perkara ini,

seyogyanyalah kami kembali mengucapkan terima kasih kepada Majelis

Hakim, terutama kepada Hakim Ketua yang telah menata dan memimpin

persidangan ini dengan penuh ketelitian, kesabaran serta penuh kearifan dan

kebijaksanaan. Sekarang tibalah kita pada akhir persidangan ini, dimana kami

sebagai Penasihat Hukum terdakwa IZAH KARMILA binti SUROSO. Sesuai

dengan Pasal 182 ayat (1) KUHAP untuk menyampaikan tanggapan atas

jawaban Jaksa Penuntut Umum. Dalam hal ini, kami sangat berharap bahwa

Majelis Hakim Yang Mulia dapat benar-benar melihat kebenaran keadilan

substansial yang kami uraikan dalam tanggapan kami ini, dan tentunya dapat

dijadikan acuan dalam mengeluarkan putusan yang adil.

Tanpa mengurangi rasa hormat kami kepada Tim Jaksa Penuntut

Umum, kami katakan bahwa dalam jawaban yang dibacakan oleh Tim Jaksa

Penuntut Umum di muka persidangan, sebagai suatu bentuk akan adanya

kehausan secara personal akan keadilan dan bermaksud menegakkan

keadilan dalam perkara ini, namun kami melihat dan menilai, Tim Jaksa

Penuntut Umum justru sebaliknya akan mengeruhkan dan mengotori keadilan

itu sendiri. Hal ini terbukti bahwa Tim Jaksa Penuntut Umum terus mencari-

cari kesalahan dari terdakwa meskipun itu tidak diimbangi dengan fakta
hukum yang kuat dan bahkan kesemuanya itu hanya suatu pemahaman a

priori dan perspektif personal Jaksa Penuntut Umum yang sangat terkesan

mengada-ngada yang jauh dari kebenaran yang sesungguhnya. Kami tidak

mengerti apa sebenarnya yang menjadi jalan pikiran dan pemahaman dari

tim jaksa penuntut umum sehingga berlaku sangat arogansi dan tendesiur

dalam menghadapi perkara ini. Kami juga tidak tahu menahu, apakah

saudara tim jaksa penuntut umum sadar akan kekhilafannya dan bersedia

meminta maaf ataukah tidak. Namun yang kami tahu bahwa Tim Jaksa

Penuntut Umum sungguh telah melecehkan hukum dan keadilan itu sendiri

dengan berbagai perspektif personal mereka dalam mengusut perkara ini.

Dalam persidangan tanggal 26 Februari 2021 penuntut umum telah

membacakan dan menyerahkan tanggapan (replik) terhadap pembelaan kami

serahkan. Setelah membaca berulang-ulang dan memahami secara

mendalam terhadap replik tersebut, kami menilai bahwa sebenarnya tidak

ada materi pembuktian baru yang dihadirkan oleh Tim Jaksa Penuntut

Umum. Dalam hal ini, kami menyimpulkan bahwa Tim Penuntut Umum

mengalami suatu proses kesalahan berpikir dimana saudara Jaksa Penuntut

Umum mengalami Circular Reasoning, yang berputar-putar dalam

menggunakan konklusi (kesimpulan) untuk mendukung asumsi yang

digunakan lagi untuk menuju konklusi semula. Bahkan dengan uraian yang
begitu rumit dan berputar-putar, tim jaksa penuntut umum sendiripun pada

dasarnya tidak mengerti apa sebenarnya yang mereka uraikan.

Majelis Hakim Yang Mulia,

Saudara Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati,

Dan Sidang Pengadilan Yang Kami Muliakan

Kami berpendapat bahwa, jika replik yang diajukan oleh Tim Jaksa

Penuntut Umum hanya ingin berputar-putar dalam pembahasan yang sama

sebagaimana dalam surat tuntutannya, maka seharusnya tidaklah perlu

mengajukan replik, karena hal tersebut hanya akan membuang-buang waktu

secara percuma. Dalam replik yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum

sama sekali tidak menambah apa yang disampaikan dalam surat tuntutan.

Sebab, dalam replik Tim Jaksa Penuntut Umum tidak ada penjelasan

mengenai bagaimanakah persidangan ini akan melihat kembali fakta-fakta

yang terungkap dalam persidangan ini. Menurut kami, jika hanya ingin

membuat replik yang materi muatannya sama dengan surat tuntutan, ada

baiknya Jaksa Penuntut Umum mengerjakan pekerjaan lain yang lebih

penting dan bermanfaat dibanding mengajukan replik tersebut.

Selain daripada itu, bahwa Jaksa Penuntut Umum dalam replik-nya

hanya mengutip dari beberapa penggalan kalimat dari pembelaan kami, yang
kemudian diberikan tanggapan secukupnya. Jaksa Penuntut Umum hanya

melihat dari sisi bahwa terdakwa IZAH KARMILA binti SUROSO Telah

benar-benar melakukan tindakan yang seolah-olah tidak ada lagi hal yang

perlu dipertimbangkan, Jaksa Penuntut Umum terkesan menghalalkan segala

cara dalam mencari-cari kesalahan terdakwa dan menghiraukan pembelaan

dari kami, seakan-akan pembelaan yang kami ajukan hanya serpihan kertas

yang tidak ada maknanya, sehingganya tim jaksa penuntut umum tidak

memahami dengan baik fakta-fakta, substansi maupun argumentasi hukum

yang kami tuangkan dalam nota pembelaan.

Majelis Hakim Yang Mulia,

Saudara Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati,

Dan Sidang Pengadilan Yang Kami Muliakan

“Radix malorumest cupiditas (atas dari kejahatan adalah nafsu),

alangkah tepatnya jika adagium tersebut kami berikan kepada tim jaksa

penuntut umum, yang konon katanya selalu mengedepankan keadilan dan

penegakan hukum sebagai prioritas paling tinggi. Namun kata-kata tersebut

masih berada dalam tataran klise tim jaksa penuntut umum. Terdakwa

hanyalah seorang mahasiswi yang tepaksa menjual motor milik sahabatnya


karena untuk membayar hutang kepada rentenir, yang pada awalnya tanpa

ada rencana untuk membunuh.

Namun tersebut justru dinilai sebaliknya oleh tim jaksa penuntut

umum, sebuah “kecelakaan berfikir” yang telah dilakukan oleh tim jaksa

penuntut umum, hal ini sangat jelas dan meyakinkan bahwa tim jaksa

penuntut umum telah menghardik hak asasi terdakwa. Bukankan hal

demikian merupakan kejahatan terhadap hukum?

Keadilan adalah salah satu kebutuhan yang berdasar bagi kehidupan

manusia disamping adanya kepastian di dalam proses penegakan hukum,

sehingga tanpa adanya rasa keadilan maka nilai-nilai kemanusiaan akan

menjadi hilang. Hukum haruslah ditegakkan sebagaimana mestinya, bagi

siapapun yang telah melakukan tindak pidana. Akan tetapi harus kami akui

terkadang objektivitas dan rasionalitas pikiran dalam memandang suatu

perbuatan tak luput dari pengaruh pergolakan hati yang cenderung lebih

subjektif dan rentan dipengaruhi oleh keadaan.

Meskipun demikian, kami tetap masih menaruh harapan yang sangat

besar terhadap Majelis Hakim selaku delegasi Tuhan untuk menegakan

keadilan, dan mampu menerapkan hukum sebagai mana mestinya tanpa

memihak kepada salah satu pihak, kecuali hanya boleh memihak kepada

suara keadilan. Dan perkenankanlah kami untuk mengajukan duplik atas

replik Jaksa Penuntut Umum.


II. JAWABAN ATAS TANGGAPAN PENUNTUT UMUM TERHADAP

PEMBELAAN PENASEHAT HUKUM

Majelis Hakim Yang Mulia,

Saudara Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati,

Dan Sidang Pengadilan Yang Kami Muliakan

TANGGAPAN TERHADAP UNSUR

Majelis Hakim yang Mulia,

Adapun pembantahan unsur yang akan kami lakukan BUKANLAH

Pasal-per pasal melainkan secara menyeluruh dan TIDAK akan melakukan

pengulangan terhadap unsur yang sama dalam tiap pasalnya. Kami, Penuntut

Umum akan menanggapi Pembelaan dari Tim Penasehat Hukum sebagai

berikut:

A. UNSUR “DENGAN SENGAJA”

Dalam pembelaan kami sebagai penasihat hukum tidak

menyetujui unsur kesengajaan bahwa sebagai mana disebutkan unsur

kesengajaan pidana adalah merupakan bagian dari kesalahan.

Kesengajaan pelaku mempunyai hubungan kejiwaan yang lebih erat

terhadap suatu tindakan (yang terlarang) dibanding dengan kealpaan


(culpa). Karenanya ancaman pidana pada suatu delik jauh lebih berat,

apabila adanya kesenggajaan daripada dengan kealpaan. "Pertama

mengenai unsur kesengajaan bahwa terdakwa tidak memiliki

kesengajaan, melainkan hanya kesesatan fakta.

Unsur sengaja meliputi tindakannya dan objeknya, artinya si

pembuat atau pelaku mengetahui atau mengkehendaki adanya orang

mati dari perbuatannya tersebut. Hilangnya jiwa seseorang harus

dikehendaki dan harus menjadi tujuan, sehingga karenanya perbuatan

yang dilakukan tersebut dengan suatu maksud atau tujuan yakni

adanya niat untuk menghilangkan nyawa orang lain.

Jika timbulnya akibat hilangnya jiwa orang lain tanpa dengan

sengaja atau bukan menjadi tujuan atau bukan bermaksud dan tidak

pernah diniatkan tidaklah dapat dikatakan sebagai pembunuhan yang

menghilangkan nyawa seseorang (doogslag) in casu tidak dapat

dikenakan ketentuan tindak pidana pencurian yang menyebabkan

kematian tersebut tetapi mungkin dapat dikenakan tindak pidana lain

yang mengakibatkan orang mati tetapi tidak dengan unsur sengaja.

Baik timbulnya akibat maupun perbuatan yang menimbulkannya

harus dilakukan dengan sengaja, jadi pelaku atau pembuat harus

mengetahui dan menghendaki bahwa dari perbuatannya itu dapat

bahkan pasti mengakibatkan adanya orang mati.


Unsur sengaja ini dalam praktek seringkali sulit untuk

membuktikannya, terutama jika pemuat atau pelaku tersebut licik ingin

menghindar dari perangkat tindak pidana tersebut. Karena unsur

dengan sengaja adalah unsur subjektif adalah unsur batin si pembuat

yang hanya dapat diketahui dari keterangan tersangka atau terdakwa

di depan pemeriksaan penyidik atau didepan pemeriksaan

persidangan, kecuali mudah pembuktiannya unsur ini apabila

tersangka atau terdakwa tersebut memberi keterangan sebagai

“pengakuan” artinya mengakui terus terang pengakuannya bahwa

kematian si korban tersebut memang dikehendaki atau menjadi

tujuannya.

Untuk membuktikan unsur sengaja menurut ketentuan ini

haruslah dilihat cara melakukan dalam mewujudkan perbuatan

jahatanya tersebut. Sehingga memang dikehendaki atau diharapkan

supaya korbannya meninggal dunia.

Maka unsur “Dengan sengaja” tidak terpenuhi dan tidak sah

menurut hukum, karena tidak terdapat unsur kesengajaan

dalam tindakan tersebut.


B. UNSUR “DENGAN MELAWAN HUKUM MEMILIKI BARANG

SESUATU KEPUNYAAN ORANG LAIN”

Dalam pembelaannya, Tim Penuntut Umum mengatakan bahwa

terdakwa melakukan penggelapan tersebut karena terdakwa terpaksa

melakukan untuk membayar hutang. namun tidak dapat dibuktikan

bahwa terdakwa melakukan hal tersebut dalam keadaan terpaksa.

dengan uraian sebagai berikut :

- Bahwa terdakwa sudah sering meminjam motor milik korban ketika

berangkat kuliah.

- Bahwa terdakwa pada saat ini meminjam motor korban untuk

pulang kerumah saudaranya, dengan alasan sudah malam dan tidak

ada kendaraan

- Bahwa setelah meinjam motor, terdakwa tidak segera

mengembalikan motor itu. Tetapi selalu beralasan, bahkan sempat

menghindar dari korban.

- Dan pada akhirnya motor tersebut dijual kepada seseorang, yang

diketahui oleh teman kosan dari korban.

Dengan demikian Unsur “Adanya Pencurian Dengan

Kekerasan” dalam Dakwaan tidak terpenuhi..


III. PERMOHONAN DAN PENUTUP

Majelis Hakim Yang Mulia,

Saudara Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati,

Dan Sidang Pengadilan Yang Kami Muliakan

Pada akhirnya tibalah kami di penghujung kesempatan mulia yang

diberikan oleh majelis hakim yang arif dan bijaksana dalam pembacaan

tanggapan kami atas jawaban penuntut umum ini. Kami pun meyakini bahwa

tugas suci majelis hakim yang akan memutus perkara ini akan tetap bergerak

atas hati nurani dan batinnya dengan tidak akan terbawa arus pengaburan

fakta-fakta yang selalu dilakukan penuntut umum dengan kerasnya tanpa

menghargai suatu sidang pengadilan.

Kami penasehat hukum terdakwa dengan segala kerendahan hati

memohon kepada majelis hakim untuk kiranya dapat menjatuhkan putusan

sebagai berikutr:

1. Menerima nota pembelaan penasehat hukum terdakwa IZAH

KARMILA binti SUROSO;

2. Membebaskan terdakwa IZAH KARMILA binti SUROSO dari semua

dakwaan (vrikpraak) atau setidak-tidaknya melepaskannya dari segala

tuntutan hukum.
3. Memulihkan harkat dan martabat terdakwa IZAH KARMILA binti

SUROSO Membebankan biaya terdakwa kepada negara.

Bandarlampung, 03 Maret 2021

Hormat Kami

Tim Penasehat Hukum Terdakwa

Adib Hasbullah, S.H.,M.H.


NIA. 08 10111

Susi Susanti, S.H.,M.H.

NIA. 0810289

Anda mungkin juga menyukai