coba saudara buatkan pledoi atas perkara widodo tersebut berdasarkan fakta-fakta
yang dijelaskan pada sesi 1 ?
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA
ESA
NOTA
PEMB
ELAA
N
NO. REG. PERK : PDM-01/B.Banda Aceh/01/2022
ATAS NAMA
PARA
TERDAKWA
Nama : Widodo
Tempat Lahir : Lhokseumawe
Umur/Tanggal Lahir : 25 tahun / 8 Januari 1997
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Peurada lr Mangga No. 119 Kec. Syiah Kuala Kota Banda Aceh
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMP
A PENDAHULUAN
1
serta demi memastikan terpenuhinya keadilan yang menjadi hak Terdakwa
sebagaimana diatur dalam Pasal 156 ayat (1) KUHAP yaitu : "Dalam hal
Terdakwa atau penasihat hukum mengajukan keberatan bahwa Pengadilan tidak
berwenang mengadili perkara atau dakwaan tidak dapat diterima atau surat
dakwaan harus dibatalkan, maka setelah diberi kesempatan oleh Jaksa Penuntut
Umum untuk menyatakan pendapatnya Hakim mempertimbangkan keberatan
tersebut untuk selanjutnya mengambil keputusan".
Pengajuan Eksepsi yang kami buat ini, sama sekali tidak mengurangi rasa hormat
kami kepada Jaksa Penuntut Umum yang sedang melaksanakan fungsi dan juga
pekerjaannya, serta juga pengajuan Eksepsi ini tidak semata-mata mencari
kesalahan dari dakwaan Jaksa Penuntut Umum ataupun menyanggah secara
apriori dari materi ataupun formal dakwaan yang dibuat oleh Jaksa Penutut
Umum. Namun ada hal yang sangat fundamental untuk dapat diketahui Hakim
Yang Mulia 3 dan saudara Jaksa Penuntut Umum demi tegaknya keadilan
sebagaimana semboyan yang selalu kita junjung bersama selaku penegak hukum
yakni Fiat Justitia Ruat Caelum
Pengajuan Eksepsi ini bukan untuk memperlambat jalannya proses peradilan ini,
namun sebagaimana disebutkan diatas bahwa pengajuan dari Eksepsi ini
mempunyai makna serta tujuan sebagai penyeimbang dari Surat Dakwaan yang
disusun dan dibacakan dalam sidang. Kami selaku penasihat hukum Terdakwa
percaya bahwa Hakim Yang Mulia akan mempertimbangkan dan mencermati
segala masalah hukum tersebut, sehingga dalam keberatan ini kami mencoba
untuk menggungah hati nurani Hakim Yang Mulia agar tidak semata-mata melihat
permasalahan ini dari aspek yuridis atau hukum positif yang ada semata, namun
juga menekankan pada nilai-nilai keadilan yang hidup didalam masyarakat yang
tentunya dapat meringankan hukuman Terdakwa. Sebelum melangkah pada
proses yang lebih jauh lagi, perkenankan kami selaku kuasa hukum untuk
memberikan suatu adagium yang mungkin bisa dijadikan salah satu pertimbangan
Hakim Yang Mulia yaitu : “dakwaan merupakan unsur penting hukum acara
pidana karena berdasarkan hal yang dimuat dalam surat itu hakim akan memeriksa
surat itu“ (Prof. Andi Hamzah, S.H).
Dalam hal ini maka Penuntut Umum selaku penyusun Surat Dakwaan harus
mengetahui dan memahami benar kronologi peristiwa yang menjadi fakta
dakwaan, apakah sudah cukup berdasar untuk dapat dilanjutkan ke tahap
pengadilan ataukah fakta tersebut tidak seharusnya diteruskan karena memang
secara materiil bukan merupakan tindak pidana. Salah satu fungsi hukum adalah
menjamin agar tugas negara untuk menjamin kesejahteraan rakyat bisa terlaksana
dengan baik dan mewujudkan keadilan yang seadil-adilnya dan hukum menjadi
panglima untuk mewujudkan sebuah kebenaran dan keadilan. Melalui uraian ini
kami 4 mengajak Hakim Yang Mulia dan Jaksa Penunutut Umum Yang
Terhormat untuk bisa melihat permasalahan secara komprehensif dan tidak
terburu-buru serta bijak, agar dapat sepenuhnya menilai ulang FULAN BN
FULAN sebagai Terdakwa dalam perkara ini dan kami selaku kuasa hukum juga
memohon kepada Hakim Yang Mulia yang memeriksa perkara ini untuk
memberikan keadilan hukum yang seadil-adilnya.
2
Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami
hormati, Sidang Yang Mulia,
Untuk menanggapi tuntutan dari Saudara Jaksa Penuntut Umum, pembelaan ini
kami susun dengan sistimatika sebagai berikut :
A. PENDAHULUAN
B. SURAT DAKWAAN
C. FAKTA PERSIDANGAN
D. ANALISA ATAS FAKTA-FAKTA DAN BUKTI-BUKTI YANG
TERUNGKAP DI PERSIDANGAN
E. KESIMPULAN
Teropong keadilan selalu dapat melihat dengan jelas, sisi-sisi gelap hukum. Oleh
karenanya teropong keadilan lah yang kami harapkan digunakan oleh Yang
Mulia Majelis Hakim dalam mengadili perkara terdakwa WIDODO dan ANI ini.
Kita semua percaya bahwa lembaga Kehakiman adalah lembaga yang
independen, bukan lembaga yang mengabdi pada kepentingan pihak- pihak
tertentu. Harapan kami semoga dalam mengambil keputusannya kelak, Yang
Mulia Majelis Hakim dapat bertindak obyektif dan imparsial dengan tujuan
semata- mata untuk mengungkap kebenaran materil guna mewujudkan keadilan
yang didasari oleh kesadaran dan pertanggungjawaban iman kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Pembelaan ini dilandasi dengan sebuah harapan agar yang mulia Majelis Hakim
pemeriksa dan memutus perkara ini dengan bijaksana dan penuh kearifan, serta
senantiasa berkiblat pada rasa keadilan, hati nurani kemanusiaan dan tanggung
jawab kepda Tuhan Yang Maha Esa, sekiranya yang mulia Majelis Hakim
berkenan untuk memberikan putusan terhadap diri terdakwa, suatu putusan yang
adil, arif dan bijaksana yang semata-mata didasarkan pada keadilan yang hakiki,
atas dasar mencari Ridho dari Allah SWT, semata.
Amin———————-3x————————-Ya Robbalalamin—————–
Sekiranya tidak berlebihan apa bila dipersidangan yang terhomat ini, sebagai salah
satu aparat penegak hukum yang selalu menjunjung tinggi keadilan “ fiat justitia
ruat coelum” (tegakkan keadilan meskipun langit akan runtuh) kami
menyampaikan sebuah motto yang harus kita junjung bersama :
“ LEBIH BAIK MEMBEBASKAN SERIBU ORANG YANG BERSALAH
DARI PADA MENGHUKUM SEORANG YANG TIDAK BERSALAH.
3
B. SURAT DAKWAAN
Majelis Hakim Yang
Terhormat,
Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami
hormati, Sidang Yang Mulia,
Bahwa sesuai dengan Surat Dakwaan No. Reg. Perkara : O. REG. PERK : PDM-
01/B.Banda Aceh/01/2022, tanggal 10 Desember 2021, Rekan Penuntut Umum
pada awal persidangan ini, dimana Terdakwa WIDODO telah didakwa dengan
dakwaan tunggal, yaitu Pasal 285 KUHP;
C. FAKTA – FAKTA YANG TERUNGKAP DI PERSIDANGAN
Pada proses pemeriksaan Saksi dan Terdakwa dalam persidangan yang terhormat
ini, Rekan Jaksa Penuntut Umum telah menghadirkan sebanyak 2 (orang) orang
saksi.
Majelis Hakim Yang
Terhormat,
Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami
hormati, Sidang Yang Mulia,
Dalam persidangan ini telah didengar keterangan saksi-saksi, dimana saksi
tersebut memberikan keterangan di bawah sumpah menurut agamanya masing-
4
masing. Dengan demikian keterangan saksi-saksi yang memberikan keterangan
dibawah sumpah sesuai dengan ketentuan pasal 160 ayat (3) KUHAP jo pasal 185
KUHAP adalah merupakan alat bukti yang sah.
1. KETERANGAN SAKSI-SAKSI :
5
1.2 Saksi Yahya
Tempat lahir : Sigli, Umur : 26 Tahun / 21 Mei 1991, Jenis Kelamin : Laki-
laki, Kewarganegaraan : Indonesia, Tempat tinggal : Jln. Kebon Seru No. 11
Kota Banda Aceh, Agama : Islam, Pekerjaan : Pedagang, di bawah sumpah
di depan persidangan pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa benar saksi tidak mempunyai hubungan darah, hubungan
semenda, hubungan kerja dan hubungan suami-istri meskipun telah
bercerai
- Bahwa benar saksi tidak mengenal terdakwa sebelumnya.
- Bahwa benar saksi pada hari 27 April 2005 sekitar pukul 01.15 waktu
setempat, bersama-sama dengan Yahya ketika melewati rumah saudara
Terdakwa WIDODO yang terletak di Peurada lr Mangga No. 119 Kec.
Syiah Kuala Kota Banda Aceh, mendengar suara aneh semacam bunyi
suara teriakan minta tolong.
- Bahwa benar saksi ketika mendengar suara orang minta tolong, saksi
mencoba mendekati rumah Terdakwa WIDODO untuk mengetahui apa
yang telah terjadi didalam rumah itu.
- Bahwa benar setelah mendekati rumah Terdakwa WIDODO tersebut,
saksi melihat terdakwa dengan kasarnya sedang menarik dan memukul
korban ANI
- Bahwa benar saksi sempat menggedor dan mencoba masuk kedalam
rumah. Hanya saja, karena sulit untuk masuk, saksi kemudian pergi ke
warga lain untuk meminta pertolongan.
- Bahwa benar saksi bersama Yahya bersama 5 orang lain mendobrak
pintu dan menemukan korban ANI dalam keadaan terbaring tak berdaya.
2. KETERANGAN TERDAKWA
6
Pasal 189 ayat (1) KUHAP mengandung rumusan pengertian keterangan
terdakwa sebagai alat bukti yang berbunyi “Keterangan terdakwa adalah apa yang
terdakwa nyatakan disidang Pengadilan tentang perbuatan yang dilakukan atau
yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri”, bahwa rumusan yang dapat dijadikan
dasar penilaian terhadap keterangan terdakwa adalah keterangan yang diantaranya
berisi pernyataan pengakuan terdakwa.
Terdakwa Saudara WIDODO, dihadapan persidangan pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa benar pada RABU, tanggal 27 April 2005 sekira Jam 01.15
melakukan telah melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa
seorang wanita bersetubuh dengan dia di luar perkawinan di rumah terdakwa
sendiri yaitu di Peurada lr Mangga No. 119 Kec. Syiah Kuala Kota Banda
Aceh
- Bahwa benar terdakwa melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan
memaksa seorang wanita bersetubuh dengan dia di luar perkawinan
- Bahwa benar setelah terdakwa puas menyetuuhi lalu terdakwa menggorok
leher korban sebanyak 2 kali dengan pisau belatinya
1 (satu) pasang baju tidur baby dool warna hijau motif kotak-kotak putih terdapat
bercak darah, 1 (satu) potong celana dalam dan 1 (satu) buah bantal terdapat
bercak darah dikembalikan kepada saksi MOCH. HARI ; 1 (satu) pisau terdapat
noda darah dan 1 (satu) potong training warna merah dan 1 (satu) potong gabus
dirampas untuk dimusnahkan ;
7
satu dengan yang lain maupun isyarat tersebut mempunyai persesuaian dengan
tindak pidana itu sendiri dan dari isyarat yang bersesuaian tersebut “melahirkan”
atau mewujudkan “suatu petunjuk yang membentuk kenyataan” terjadinya suatu
tindak pidana dan terdakwalah pelakunya.
Mengingat ketentuan pasal 188 ayat (2) KUHAP, petunjuk hanya dapat diperoleh
dari :
a. Keterangan saksi-saksi, yaitu saksi,Andre dan Yahya (dalam keterangan
saksi).
b. Keterangan terdakwa Widodo bin Amin (dalam keterangan terdakwa) di
hadapan persidangan.
1. Analisis Fakta
Bahwa Pasal 185 ayat (1) KUHAP telah mengatur bahwa keterangan saksi
sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan. Hal ini
berarti bahwa hanya keterangan-keterangan yang disampaikan di depan
persidangan saja yang sah sebagai alat bukti dan merupakan fakta hukum yang
dapat digunakan oleh Hakim sebagai pertimbangan putusannya;
8
2. ANALISA YURIDIS UNSUR - UNSUR PASAL YANG
DIDAKWAKAN
Majelis Hakim
Yang
Terhormat,
Saudari Jaksa Penuntut Umum
yang kami hormati, Sidang Yang
Mulia,
Dan apabila Majelis Hakim Yang Terhormat berpendapat lain kami mohon
putusan yang seadil-adilnya (ex aquo et bono).
9
E. KESIMPULAN
Sebagai penutup Pledooi ini, pada tempatnya kami kemukakan kata Mantan
Hakim Agung Rania Hanisa, SH, yang pernah mengatakan bahwa rasa keadilan
itu jangan dicari pada kitab undang-undang melainkan carilah pada hati
nurani, karena pada akhirnya Mahkamah yang paling tinggi adalah hati
nurani. Untuk mengasah agar hati nurani ini bisa membaca apa yang
tersirat maka jalannya adalah senantiasa berkomunikasi kepada yang
menggerakkan hati nurani tersebut, yaitu Allah robbul alamin. Sungguh
sangat mendalam makna yang terkait dalam kata-kata tersebut, sehingga Rania
Hanisa, SH. sebelum memutus perkara, pada malam harinya beliau melakukan
shalat tahajud memohon petunjuk dari Allah SWT.
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Maha Kuasa dan
Maha Adil, kami akhiri Nota Pembelaan ini, dengan suatu keyakinan,
bahwa Majelis Hakim yang mulia akan memberikan putusan berdasarkan hukum
dan hati nurani dengan menjunjung tinggi Hak Azasi Manusia dengan satu
prinsip bahwa hukum harus ditegakkan dan bukan sebagai alat kekuasaan dan
10
atau kepentingan politis penguasa dengan dalih apapun juga. Dan pada akhirnya
kepada-Nya jualah segala doa dan harapan kita pasrahkan.
Akhirnya rasa terima kasih kami haturkan kepada Majelis Hakim yang mulia dan
Sdr. Jaksa Penuntut Umum yang dengan tulus ikhlas mendengarkan serta
memperhatikan nota pembelaan ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan
meridhoi hidup kita dan senantiasa memberi petunjuk di jalan yang benar kepada
kita semua, Amin.
11
TEORI PERUNDANG-UNDANGAN
1. MahkamahKonstitusiRepublik Indonesia dibentuksetelahperubahan UUD
1945. Kendatidemikian,
sesungguhnyagagasanuntukmembentukMahkamahKonstitusisudahadaseja
kpembahasanRancangan UUD 1945 di BPUPKI. Pada saatitu, M
Yaminmengatakanbahwasebaiknyadibentuklembagakonstitusional yang
berfungsimengujisetiapUndang-Undang. Namun,
gagasanitutidakdisetujuiSoepomodenganalasanbahwasebagai negara yang
barumerdeka, Republik Indonesia belummemilikiahli-ahlihukum yang
cakapuntukmelaksanakankewenanganpengujian UU tersebut.
Pertanyaan:
a. MengapaMahkamahKonstitusi sangat diperlukandalamsebuah negara
hukum yang demokratis?
Jawab:
Pada pokoknya, pembentukan Mahkamah Konstitusi perlu dilakukan
karena bangsa kita melakukan perubahan mendasar atas UUD 19459.
Dalam rangka Perubahan Pertama sampai Perubahan Keempat UUD 1945,
bangsa kita telah mengadopsikan prinsip-prinsip baru dalam sistem
ketatanegaraan, yaitu antara lain prinsip pemisahan kekuasaan dan 'checks
and balances' sebagai penggganti sistem supremasi parlemen yang
berlaku sebelumnya. Dengan perubahan tersebut, prinsip negara hukum
yang dianut dipertegas dengan (a) diaturnya mekanisme penegakan hukum
dimulai dari penegakan konstitusi sebagai hukum tertinggi.
Sebagai akibat perubahan itu, (b) dipandang perlu untuk diadakan
mekanisme guna memutus sengketa kewenangan yang mungkin terjadi
antar lembaga-lembaga yang mempunyai kedudukan yang satu sama lain
bersifat sederajat, yang kewenangannya ditentukan dalam UUD, (c) perlu
dilembagakan adanya peranan hukum dan hakim yang dapat mengontrol
proses dan produk keputusan-keputusan politik yang hanya mendasarkan
diri pada prinsip 'majority rule'.10 Karena itu, fungsi-fungsi judicial
review atas konstitusionalitas undang-undang dan proses pengujian hukum
atas tuntutan pemberhentian terhadap Presiden dan/atau Wakil Presiden
dikaitkan dengan fungsi MK. Di samping itu, (d) juga diperlukan adanya
mekanisme untuk memutuskan berbagai persengketaan yang timbul yang
12
tidak dapat diselesaikan malalui proses peradilan yang biasa, seperti
sengketa hasil pemilu dan tuntutan pembubaran sesuatu partai politik.
Perkara-perakara semacam ini berkaitan erat dengan hak dan kebebasan
warganegara dalam dinamika sistem politik demokratis yang dijamin oleh
UUD. Karena itu, fungsi- fungsi penyelesaian sengketa atas hasil
pemilihan umum dan pembubaran partai politik juga dikaitkan dengan
kewenangan MK.
Oleh sebab itu, UUD 1945 menentukan bahwa MK mempunyai 4
kewenangan konstitusional (constitutionally entrusted powers) dan satu
kewajiban konstitusional (constitutional obligation). Keempat kewenangan
itu11 adalah: (1) menguji undang- undang (UU) terhadap UUD, (2)
memutuskan sengketa kewenangan antar lembaga yang kewenangannya
diberikan oleh UUD, (2) memutuskan sengketa hasil pemilihan umum,
dan (4) memutuskan pembubaran partai politik. Sedangkan
kewajibannya adalah memutus pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau
Wakil Presiden telah bersalah melakukan pelanggaran hukum ataupun
tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden
seperti yang dimaksud dalam UUD 1945.
Pertanyaan:
a. Jelaskan perbedaan antara judicial review materil dan formil tersebut.
Jawab: Judicial review adalah pengujian yang dilakukan melalui
mekanisme lembaga peradilan terhadap kebenaran suatu norma yang
13
mencakup pengujian terhadap materi muatan undang-undang (uji
materiil) dan pembentukan undang-undang (uji formil).
Dalam hal yang hendak diuji adalah materi muatan undang-undang
terhadap UUD 1945, maka permohonan judicial review diajukan ke MK.
Sedangkan dalam hal peraturan perundang-undangan yang hendak diuji
adalah materi muatan peraturan perundang-undangan di bawah undang-
undang terhadap undang-undang, maka permohonan judicial
review diajukan ke MA.
b. Salah satu UU yang kontroversial pada masa pandemic ini adalah Undang-
undang Nomor 7 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi. Salah satu
alasan utamanya adalah minimnya partisipasi public dalam pembentukan
akibat karena ruang gerak yang terbatas di masa pandemi. Jika UU ini mau
diuji ke MK dengan alasan minim partisipasi publik, tentukan apakah
lebih baik menggunakan hak uji materil atau formil! Jangan lupa
alasannya!
Jawab: Dalam pengujian formal hanya memeriksa tata cara pembentukan
peraturan sesuai atau tidak sesuai dengan ketentuan yang mengatur tata
cara pembentukannya. Karena tidak menyangkut materi muatan, tidak
akan pernah ada conflict of interest dengan tugas Hakim untuk memeriksa,
mengadili, dan memutus permohonan pengujian formal. Berbeda dengan
pengujian materiil. Pengujian secara materiil yang memeriksa,
menyelidiki, dan memutus materi muatan dapat ada conflict of interest
dengan Hakim atau pengadilan.
14