Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIK PENGALAMAN BERACARA

coba saudara buatkan pledoi atas perkara widodo tersebut  berdasarkan fakta-fakta
yang dijelaskan pada sesi 1 ?
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA
ESA

NOTA
PEMB
ELAA
N
NO. REG. PERK : PDM-01/B.Banda Aceh/01/2022
ATAS NAMA
PARA
TERDAKWA

Nama : Widodo
Tempat Lahir : Lhokseumawe
Umur/Tanggal Lahir : 25 tahun / 8 Januari 1997
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Peurada lr Mangga No. 119 Kec. Syiah Kuala Kota Banda Aceh
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMP

A PENDAHULUAN

Majelis Hakim Yang


Terhormat,
Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami
hormati, Sidang Yang Mulia,
Hakim Yang Terhormat, Saudara Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Serta
Sidang yang kami muliakan, Pertama-tama, kami dari Tim Penasihat Hukum
WIDODO menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggitingginya kepada
Hakim Yang Mulia, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana ini. Kami Tim
Penasihat Hukum merasa bahwa Hakim Yang Mulia telah bertindak adil dan
bijaksana terhadap semua pihak dalam persidangan ini. Hakim Yang Mulia telah
memberikan kesempatan yang sama baik kepada Jaksa Penuntut Umum untuk
menyusun dakwaannya, maupun kepada Terdakwa dan penasihat hukumnya juga
telah diberi kesempatan yang sama yaitu untuk mangajukan Eksepsi (Nota
Keberatan).
Eksepsi ini kami sampaikan dengan pertimbangan bahwa ada hal-hal prinsip yang
perlu kami sampaikan berkaitan demi tegaknya hukum, kebenaran dan keadilan

1
serta demi memastikan terpenuhinya keadilan yang menjadi hak Terdakwa
sebagaimana diatur dalam Pasal 156 ayat (1) KUHAP yaitu : "Dalam hal
Terdakwa atau penasihat hukum mengajukan keberatan bahwa Pengadilan tidak
berwenang mengadili perkara atau dakwaan tidak dapat diterima atau surat
dakwaan harus dibatalkan, maka setelah diberi kesempatan oleh Jaksa Penuntut
Umum untuk menyatakan pendapatnya Hakim mempertimbangkan keberatan
tersebut untuk selanjutnya mengambil keputusan".
Pengajuan Eksepsi yang kami buat ini, sama sekali tidak mengurangi rasa hormat
kami kepada Jaksa Penuntut Umum yang sedang melaksanakan fungsi dan juga
pekerjaannya, serta juga pengajuan Eksepsi ini tidak semata-mata mencari
kesalahan dari dakwaan Jaksa Penuntut Umum ataupun menyanggah secara
apriori dari materi ataupun formal dakwaan yang dibuat oleh Jaksa Penutut
Umum. Namun ada hal yang sangat fundamental untuk dapat diketahui Hakim
Yang Mulia 3 dan saudara Jaksa Penuntut Umum demi tegaknya keadilan
sebagaimana semboyan yang selalu kita junjung bersama selaku penegak hukum
yakni Fiat Justitia Ruat Caelum
Pengajuan Eksepsi ini bukan untuk memperlambat jalannya proses peradilan ini,
namun sebagaimana disebutkan diatas bahwa pengajuan dari Eksepsi ini
mempunyai makna serta tujuan sebagai penyeimbang dari Surat Dakwaan yang
disusun dan dibacakan dalam sidang. Kami selaku penasihat hukum Terdakwa
percaya bahwa Hakim Yang Mulia akan mempertimbangkan dan mencermati
segala masalah hukum tersebut, sehingga dalam keberatan ini kami mencoba
untuk menggungah hati nurani Hakim Yang Mulia agar tidak semata-mata melihat
permasalahan ini dari aspek yuridis atau hukum positif yang ada semata, namun
juga menekankan pada nilai-nilai keadilan yang hidup didalam masyarakat yang
tentunya dapat meringankan hukuman Terdakwa. Sebelum melangkah pada
proses yang lebih jauh lagi, perkenankan kami selaku kuasa hukum untuk
memberikan suatu adagium yang mungkin bisa dijadikan salah satu pertimbangan
Hakim Yang Mulia yaitu : “dakwaan merupakan unsur penting hukum acara
pidana karena berdasarkan hal yang dimuat dalam surat itu hakim akan memeriksa
surat itu“ (Prof. Andi Hamzah, S.H).
Dalam hal ini maka Penuntut Umum selaku penyusun Surat Dakwaan harus
mengetahui dan memahami benar kronologi peristiwa yang menjadi fakta
dakwaan, apakah sudah cukup berdasar untuk dapat dilanjutkan ke tahap
pengadilan ataukah fakta tersebut tidak seharusnya diteruskan karena memang
secara materiil bukan merupakan tindak pidana. Salah satu fungsi hukum adalah
menjamin agar tugas negara untuk menjamin kesejahteraan rakyat bisa terlaksana
dengan baik dan mewujudkan keadilan yang seadil-adilnya dan hukum menjadi
panglima untuk mewujudkan sebuah kebenaran dan keadilan. Melalui uraian ini
kami 4 mengajak Hakim Yang Mulia dan Jaksa Penunutut Umum Yang
Terhormat untuk bisa melihat permasalahan secara komprehensif dan tidak
terburu-buru serta bijak, agar dapat sepenuhnya menilai ulang FULAN BN
FULAN sebagai Terdakwa dalam perkara ini dan kami selaku kuasa hukum juga
memohon kepada Hakim Yang Mulia yang memeriksa perkara ini untuk
memberikan keadilan hukum yang seadil-adilnya.

Majelis Hakim Yang


Terhormat,

2
Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami
hormati, Sidang Yang Mulia,

Untuk menanggapi tuntutan dari Saudara Jaksa Penuntut Umum, pembelaan ini
kami susun dengan sistimatika sebagai berikut :
A. PENDAHULUAN
B. SURAT DAKWAAN
C. FAKTA PERSIDANGAN
D. ANALISA ATAS FAKTA-FAKTA DAN BUKTI-BUKTI YANG
TERUNGKAP DI PERSIDANGAN
E. KESIMPULAN

Majelis Hakim Yang


Terhormat,
Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami
hormati, Sidang Yang Mulia,

Teropong keadilan selalu dapat melihat dengan jelas, sisi-sisi gelap hukum. Oleh
karenanya teropong keadilan lah yang kami harapkan digunakan oleh Yang
Mulia Majelis Hakim dalam mengadili perkara terdakwa WIDODO dan ANI ini.
Kita semua percaya bahwa lembaga Kehakiman adalah lembaga yang
independen, bukan lembaga yang mengabdi pada kepentingan pihak- pihak
tertentu. Harapan kami semoga dalam mengambil keputusannya kelak, Yang
Mulia Majelis Hakim dapat bertindak obyektif dan imparsial dengan tujuan
semata- mata untuk mengungkap kebenaran materil guna mewujudkan keadilan
yang didasari oleh kesadaran dan pertanggungjawaban iman kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Pembelaan ini dilandasi dengan sebuah harapan agar yang mulia Majelis Hakim
pemeriksa dan memutus perkara ini dengan bijaksana dan penuh kearifan, serta
senantiasa berkiblat pada rasa keadilan, hati nurani kemanusiaan dan tanggung
jawab kepda Tuhan Yang Maha Esa, sekiranya yang mulia Majelis Hakim
berkenan untuk memberikan putusan terhadap diri terdakwa, suatu putusan yang
adil, arif dan bijaksana yang semata-mata didasarkan pada keadilan yang hakiki,
atas dasar mencari Ridho dari Allah SWT, semata.
Amin———————-3x————————-Ya Robbalalamin—————–
Sekiranya tidak berlebihan apa bila dipersidangan yang terhomat ini, sebagai salah
satu aparat penegak hukum yang selalu menjunjung tinggi keadilan “ fiat justitia
ruat coelum” (tegakkan keadilan meskipun langit akan runtuh) kami
menyampaikan sebuah motto yang harus kita junjung bersama :
“ LEBIH BAIK MEMBEBASKAN SERIBU ORANG YANG BERSALAH
DARI PADA MENGHUKUM SEORANG YANG TIDAK BERSALAH.

3
B. SURAT DAKWAAN
Majelis Hakim Yang
Terhormat,
Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami
hormati, Sidang Yang Mulia,
Bahwa sesuai dengan Surat Dakwaan No. Reg. Perkara : O. REG. PERK : PDM-
01/B.Banda Aceh/01/2022, tanggal 10 Desember 2021, Rekan Penuntut Umum
pada awal persidangan ini, dimana Terdakwa WIDODO telah didakwa dengan
dakwaan tunggal, yaitu Pasal 285 KUHP;
C. FAKTA – FAKTA YANG TERUNGKAP DI PERSIDANGAN

Majelis Hakim Yang


Terhormat,
Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami
hormati, Sidang Yang Mulia,

Dalam Nota Pembelaan ini kami sebenarnya tidak ingin menguraikan


kembali seluruh keterangan saksi-saksi yang telah diperiksa di persidangan
secara rinci karena kami percaya bahwa Panitera sidang pasti juga telah
mencatat semuanya dengan baik dan lengkap.

Sebelum kami, Penasihat Hukum Terdakwa, menyampaikan pokok-pokok dari


Nota Pembelaan, ada baiknya kami sampaikan resume keterangan saksi-
saksi selama proses persidangan berlangsung. Hal ini menjadi urgen, karena
terdapat perbedaan yang signifikan antara keterangan saksi di muka persidangan
dengan yang diungkap oleh saudara Jaksa Penuntut Umum dalam risalah
tuntutannya. Selain itu, keterangan saksi di muka persidangan merupakan alat
bukti yang sah, dan keterangan saksi yang mempunyai nilai pembuktian ialah
keterangan yang sesuai dengan apa yang dijelaskan pada Pasal 1 angka
27 KUHAP, yaitu : (a). yang saksi lihat sendiri, (b). saksi dengar
sendiri dan (c). saksi alami sendiri serta (d). menyebut alasan dari
pengetahuannya.

Pada proses pemeriksaan Saksi dan Terdakwa dalam persidangan yang terhormat
ini, Rekan Jaksa Penuntut Umum telah menghadirkan sebanyak 2 (orang) orang
saksi.
Majelis Hakim Yang
Terhormat,
Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami
hormati, Sidang Yang Mulia,
Dalam persidangan ini telah didengar keterangan saksi-saksi, dimana saksi
tersebut memberikan keterangan di bawah sumpah menurut agamanya masing-

4
masing. Dengan demikian keterangan saksi-saksi yang memberikan keterangan
dibawah sumpah sesuai dengan ketentuan pasal 160 ayat (3) KUHAP jo pasal 185
KUHAP adalah merupakan alat bukti yang sah.

1. KETERANGAN SAKSI-SAKSI :

1.1 Saksi Andre


Tempat lahir : Banda Aceh, Umur : 27 Tahun / 21 April 1990, Jenis Kelamin
: Laki-laki, Kewarganegaraan : Indonesia, Tempat tinggal : Jln. Penari No. 5,
Lamprit, Banda Aceh, Agama : Islam, Pekerjaan : Pedagang, dibawah
sumpah didepan persidangan pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa benar saksi tidak mempunyai hubungan darah, hubungan
semenda, hubungan kerja dan hubungan suami-istri meskipun telah
bercerai
- Bahwa benar saksi tidak mengenal terdakwa sebelumnya.
- Bahwa benar saksi pada hari 27 April 2005 sekitar pukul 01.15 waktu
setempat, bersama-sama dengan Yahya ketika melewati rumah saudara
Terdakwa WIDODO yang terletak di Peurada lr Mangga No. 119 Kec.
Syiah Kuala Kota Banda Aceh, mendengar suara aneh semacam bunyi
suara teriakan minta tolong.
- Bahwa benar saksi ketika mendengar suara orang minta tolong, saksi
mencoba mendekati rumah Terdakwa WIDODO untuk mengetahui apa
yang telah terjadi didalam rumah itu.
- Bahwa benar setelah mendekati rumah Terdakwa WIDODO tersebut,
saksi melihat terdakwa dengan kasarnya sedang menarik dan memukul
korban ANI
- Bahwa benar saksi sempat menggedor dan mencoba masuk kedalam
rumah. Hanya saja, karena sulit untuk masuk, saksi kemudian pergi ke
warga lain untuk meminta pertolongan.
- Bahwa benar saksi bersama Yahya bersama 5 orang lain mendobrak
pintu dan menemukan korban ANI dalam keadaan terbaring tak berdaya.

5
1.2 Saksi Yahya
Tempat lahir : Sigli, Umur : 26 Tahun / 21 Mei 1991, Jenis Kelamin : Laki-
laki, Kewarganegaraan : Indonesia, Tempat tinggal : Jln. Kebon Seru No. 11
Kota Banda Aceh, Agama : Islam, Pekerjaan : Pedagang, di bawah sumpah
di depan persidangan pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa benar saksi tidak mempunyai hubungan darah, hubungan
semenda, hubungan kerja dan hubungan suami-istri meskipun telah
bercerai
- Bahwa benar saksi tidak mengenal terdakwa sebelumnya.
- Bahwa benar saksi pada hari 27 April 2005 sekitar pukul 01.15 waktu
setempat, bersama-sama dengan Yahya ketika melewati rumah saudara
Terdakwa WIDODO yang terletak di Peurada lr Mangga No. 119 Kec.
Syiah Kuala Kota Banda Aceh, mendengar suara aneh semacam bunyi
suara teriakan minta tolong.
- Bahwa benar saksi ketika mendengar suara orang minta tolong, saksi
mencoba mendekati rumah Terdakwa WIDODO untuk mengetahui apa
yang telah terjadi didalam rumah itu.
- Bahwa benar setelah mendekati rumah Terdakwa WIDODO tersebut,
saksi melihat terdakwa dengan kasarnya sedang menarik dan memukul
korban ANI
- Bahwa benar saksi sempat menggedor dan mencoba masuk kedalam
rumah. Hanya saja, karena sulit untuk masuk, saksi kemudian pergi ke
warga lain untuk meminta pertolongan.
- Bahwa benar saksi bersama Yahya bersama 5 orang lain mendobrak
pintu dan menemukan korban ANI dalam keadaan terbaring tak berdaya.

2. KETERANGAN TERDAKWA

6
Pasal 189 ayat (1) KUHAP mengandung rumusan pengertian keterangan
terdakwa sebagai alat bukti yang berbunyi “Keterangan terdakwa adalah apa yang
terdakwa nyatakan disidang Pengadilan tentang perbuatan yang dilakukan atau
yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri”, bahwa rumusan yang dapat dijadikan
dasar penilaian terhadap keterangan terdakwa adalah keterangan yang diantaranya
berisi pernyataan pengakuan terdakwa.
Terdakwa Saudara WIDODO, dihadapan persidangan pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa benar pada RABU, tanggal 27 April 2005 sekira Jam 01.15
melakukan telah melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa
seorang wanita bersetubuh dengan dia di luar perkawinan di rumah terdakwa
sendiri yaitu di Peurada lr Mangga No. 119 Kec. Syiah Kuala Kota Banda
Aceh
- Bahwa benar terdakwa melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan
memaksa seorang wanita bersetubuh dengan dia di luar perkawinan
- Bahwa benar setelah terdakwa puas menyetuuhi lalu terdakwa menggorok
leher korban sebanyak 2 kali dengan pisau belatinya

Barang bukti yang diajukan dalam persidangan, yaitu berupa :

1 (satu) pasang baju tidur baby dool warna hijau motif kotak-kotak putih terdapat
bercak darah, 1 (satu) potong celana dalam dan 1 (satu) buah bantal terdapat
bercak darah dikembalikan kepada saksi MOCH. HARI ; 1 (satu) pisau terdapat
noda darah dan 1 (satu) potong training warna merah dan 1 (satu) potong gabus
dirampas untuk dimusnahkan ;

3. ALAT BUKTI PETUNJUK


Petunjuk adalah “suatu isyarat” yang dapat “ditarik dari suatu perbuatan,
kejadian atau keadaan dimana isyarat tersebut mempunyai persesuaian” antara

7
satu dengan yang lain maupun isyarat tersebut mempunyai persesuaian dengan
tindak pidana itu sendiri dan dari isyarat yang bersesuaian tersebut “melahirkan”
atau mewujudkan “suatu petunjuk yang membentuk kenyataan” terjadinya suatu
tindak pidana dan terdakwalah pelakunya.
Mengingat ketentuan pasal 188 ayat (2) KUHAP, petunjuk hanya dapat diperoleh
dari :
a. Keterangan saksi-saksi, yaitu saksi,Andre dan Yahya (dalam keterangan
saksi).
b. Keterangan terdakwa Widodo bin Amin (dalam keterangan terdakwa) di
hadapan persidangan.

D. ANALISA ATAS FAKTA-FAKTA DAN BUKTI-BUKTI YANG


TERUNGKAP DI PERSIDANGAN

1. Analisis Fakta

Bahwa Pasal 185 ayat (1) KUHAP telah mengatur bahwa keterangan saksi
sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan. Hal ini
berarti bahwa hanya keterangan-keterangan yang disampaikan di depan
persidangan saja yang sah sebagai alat bukti dan merupakan fakta hukum yang
dapat digunakan oleh Hakim sebagai pertimbangan putusannya;

Majelis Hakim Yang


Terhormat,
Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami
hormati, Sidang Yang Mulia,

Bahwa dari fakta-fakta yang diuraikan di atas, terungkap fakta-fakta sebagai


berikut :
- Bahwa benar Terdakwa pada tanggal 11 September 2021 berada
dirumah Korban.
- Bahwa Benar Terdakwa melakukan Persetubuhan dengan Korban
- Bahwa perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa terhadap korban
adalah, hubungan secara paksa.
- Bahwa adanya unsur dengan kekerasan atau ancaman kekerasan
- Bahwa hubungan itu diluar perkawinan

8
2. ANALISA YURIDIS UNSUR - UNSUR PASAL YANG
DIDAKWAKAN

Majelis Hakim
Yang
Terhormat,
Saudari Jaksa Penuntut Umum
yang kami hormati, Sidang Yang
Mulia,

Bahwa sebagaimana tuntutan yang dibacakan pada hari Selasa tanggal 15


Desember 2021 dalam persidangan terbuka untuk umum, saudara Jaksa Penuntut
Umum telah berkeyakinan apabila Terdakwa WIDODO telah terbukti telah
melakukan Tindak Pidana tindak pidana Kejahatan terhadap Kesusilaan,
sebagaimana diatur dalam pasal 285 KUHP.

Bahwa pasal 285 Undang –undang Hukum pidana merumuskan sebagai


berikut :“bahwa barang siapa dengan kekerasan atau dengan ancaman
kekerasan memaksa seorang wanita yang bukan istrinya bersetubuh dengan
dia, diancam karena melakukan perkosaan dengan pidana pejara paling
lama Dua Belas Tahun.
Bahwa apabila diperhatikan rumusan pasal 285
maka unsur-unsur yang terdapat didalamnya adalah sebagai berikut :
- Unsur : Barang siapa
- Unsur : dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang
wanita
- Unsur : bersetubuh
Bahwa apabila dicermati Dakwaan Primer dari Jaksa Penuntut Umum dalam
perkara ini adalah mengenai : telah dengan kekerasan atau dengan ancaman
kekerasan memaksa seorang wanita yang bukan istrinya bersetubuh.
Bahwa dalam proses pembuktian di pengadilan, seorang Terdakwa hanya dapat
dinyatakan bersalah apabila dapat dibuktikan terpenuhinya seluruh unsur-unsur
dari pasal Undang-Undang pidana yang didakwakan. Apabila salah satu saja
unsur rumusan pasal dimaksud tidak terpenuhi atau tidak terbukti, maka terdakwa
harus dianggap tidak terbukti melakukan perbuatan pidana/tindak pidana/delik
yang didakwakan kepadanya, dengan kata lain terdakwa harus dinyatakan tidak
bersalah, dan harus dibebaskan dari dakwaan dimaksud, dengan demikian uraian
mengenai unsur-unsur pasal dalam dakwaan primair tersebut tidak perlu kami
uraikan.

Dan apabila Majelis Hakim Yang Terhormat berpendapat lain kami mohon
putusan yang seadil-adilnya (ex aquo et bono).

9
E. KESIMPULAN

Majelis Hakim Yang


Mulia,
Rekan Jaksa Penuntut Umum yang kami
hormati, Serta hadirin sekalian yang kami
hormati.

Sampailah saatnya bagi kami, Penasihat Hukum Terdakwa untuk menyampaikan


permohonan kepada Majelis Hakim Yang Mulia, yang memeriksa dan mengadili
perkara ini. Akan tetapi sebelumnya perkenankanlah kami dengan segala
kerendahan hati menyampaikan di persidangan ini, bahwa Penegakan hukum
secara benar dan tanpa pandang bulu sangat dipengaruhi oleh para penegak
hukumnya. Penegak hukum itu sendiri diharapkan mempunyai dua kriteria,
pertama ialah moralitas dan kedua kemahiran dan ketrampilan hukum, yang
didasarkan pada keilmuan, pengalaman, penguasaan dan kemampuannya
menghadapi dan menelaah perkara. Hal tersebut tentu saja untuk mencapai
tujuan hukum yaitu keadilan dan kepastian hukum.

Sebagai penutup Pledooi ini, pada tempatnya kami kemukakan kata Mantan
Hakim Agung Rania Hanisa, SH, yang pernah mengatakan bahwa rasa keadilan
itu jangan dicari pada kitab undang-undang melainkan carilah pada hati
nurani, karena pada akhirnya Mahkamah yang paling tinggi adalah hati
nurani. Untuk mengasah agar hati nurani ini bisa membaca apa yang
tersirat maka jalannya adalah senantiasa berkomunikasi kepada yang
menggerakkan hati nurani tersebut, yaitu Allah robbul alamin. Sungguh
sangat mendalam makna yang terkait dalam kata-kata tersebut, sehingga Rania
Hanisa, SH. sebelum memutus perkara, pada malam harinya beliau melakukan
shalat tahajud memohon petunjuk dari Allah SWT.

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Maha Kuasa dan
Maha Adil, kami akhiri Nota Pembelaan ini, dengan suatu keyakinan,
bahwa Majelis Hakim yang mulia akan memberikan putusan berdasarkan hukum
dan hati nurani dengan menjunjung tinggi Hak Azasi Manusia dengan satu
prinsip bahwa hukum harus ditegakkan dan bukan sebagai alat kekuasaan dan

10
atau kepentingan politis penguasa dengan dalih apapun juga. Dan pada akhirnya
kepada-Nya jualah segala doa dan harapan kita pasrahkan.

Demikianlah nota pembelaan (pleidooi) ini kami sampaikan, semoga mendapat


perhatian dan pertimbangan yang seksama dari Majelis Hakim pemeriksa untuk
kemudian berkenan mengabulkannya.

Akhirnya rasa terima kasih kami haturkan kepada Majelis Hakim yang mulia dan
Sdr. Jaksa Penuntut Umum yang dengan tulus ikhlas mendengarkan serta
memperhatikan nota pembelaan ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan
meridhoi hidup kita dan senantiasa memberi petunjuk di jalan yang benar kepada
kita semua, Amin.

Banda Aceh, 22 Desember 2021


Hormat Kami,
Penasehat Hukum Terdakwa
WIDODO BIN AMIN

ADITYA GINTING, S.H.

11
TEORI PERUNDANG-UNDANGAN
1. MahkamahKonstitusiRepublik Indonesia dibentuksetelahperubahan UUD
1945. Kendatidemikian,
sesungguhnyagagasanuntukmembentukMahkamahKonstitusisudahadaseja
kpembahasanRancangan UUD 1945 di BPUPKI. Pada saatitu, M
Yaminmengatakanbahwasebaiknyadibentuklembagakonstitusional yang
berfungsimengujisetiapUndang-Undang. Namun,
gagasanitutidakdisetujuiSoepomodenganalasanbahwasebagai negara yang
barumerdeka, Republik Indonesia belummemilikiahli-ahlihukum yang
cakapuntukmelaksanakankewenanganpengujian UU tersebut.

Pertanyaan:
a. MengapaMahkamahKonstitusi sangat diperlukandalamsebuah negara
hukum yang demokratis?
Jawab:
Pada pokoknya, pembentukan Mahkamah Konstitusi perlu dilakukan
karena bangsa kita melakukan perubahan mendasar atas UUD 19459.
Dalam rangka Perubahan Pertama sampai Perubahan Keempat UUD 1945,
bangsa  kita  telah  mengadopsikan prinsip-prinsip baru dalam sistem
ketatanegaraan, yaitu antara lain prinsip pemisahan kekuasaan dan 'checks 
and  balances'  sebagai penggganti sistem supremasi  parlemen yang
berlaku sebelumnya. Dengan perubahan tersebut, prinsip negara hukum
yang dianut dipertegas dengan (a) diaturnya mekanisme penegakan hukum
dimulai  dari  penegakan konstitusi sebagai hukum tertinggi.
Sebagai akibat perubahan itu, (b) dipandang perlu untuk diadakan
mekanisme guna memutus sengketa kewenangan yang mungkin terjadi
antar lembaga-lembaga yang mempunyai kedudukan yang satu sama lain
bersifat sederajat, yang kewenangannya ditentukan dalam UUD, (c) perlu
dilembagakan adanya peranan hukum dan hakim yang dapat mengontrol
proses dan produk keputusan-keputusan politik yang hanya mendasarkan
diri pada prinsip 'majority rule'.10 Karena itu, fungsi-fungsi judicial
review atas konstitusionalitas undang-undang dan proses pengujian hukum
atas tuntutan pemberhentian terhadap Presiden dan/atau Wakil Presiden
dikaitkan dengan fungsi MK. Di samping itu, (d) juga diperlukan adanya
mekanisme untuk memutuskan berbagai persengketaan yang timbul yang

12
tidak dapat diselesaikan malalui proses peradilan yang biasa, seperti
sengketa hasil  pemilu  dan  tuntutan  pembubaran  sesuatu  partai  politik.
Perkara-perakara semacam ini berkaitan erat dengan hak dan kebebasan
warganegara dalam dinamika sistem politik demokratis yang dijamin oleh
UUD. Karena itu, fungsi- fungsi penyelesaian sengketa atas hasil
pemilihan umum dan pembubaran partai politik juga dikaitkan dengan
kewenangan MK.
Oleh sebab itu, UUD 1945 menentukan bahwa MK mempunyai 4
kewenangan konstitusional (constitutionally entrusted powers) dan satu
kewajiban konstitusional (constitutional obligation). Keempat kewenangan
itu11 adalah: (1) menguji undang- undang (UU) terhadap UUD, (2)
memutuskan sengketa kewenangan antar lembaga yang kewenangannya
diberikan oleh UUD, (2) memutuskan sengketa hasil pemilihan umum,
dan  (4)  memutuskan  pembubaran  partai  politik.  Sedangkan 
kewajibannya  adalah memutus pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau
Wakil Presiden telah bersalah melakukan pelanggaran hukum ataupun
tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden
seperti yang dimaksud dalam UUD 1945.

b. Bagaimana keterkaitan antara Mahkamah Konstitusi dengan implementasi


checks and balances di Indonesia?
Jawab:
keberadaan MK dipahami sebagai bagian dari upaya mewujudkan
mekanisme checks and balances antar cabang kekuasaan negara
berdasarkan prinsip demokrasi. Hal ini terkait dengan dua wewenang yang
biasanya dimiliki oleh MK di berbagai negara, yaitu menguji
konstitusionalitas peraturan perundang-undangan dan memutus sengketa
kewenangan konstitusional lembaga negara.

2. Judicial review yang


dilakukanMahkamahKonstitusidapatdibagidalamduabagian, yakni judicial
review secaraformil dan secaramateril.

Pertanyaan:
a. Jelaskan perbedaan antara judicial review materil dan formil tersebut.
Jawab: Judicial review adalah pengujian yang dilakukan melalui
mekanisme lembaga peradilan terhadap kebenaran suatu norma yang

13
mencakup pengujian terhadap materi muatan undang-undang (uji
materiil) dan pembentukan undang-undang (uji formil).
Dalam hal yang hendak diuji adalah materi muatan undang-undang
terhadap UUD 1945, maka permohonan judicial review diajukan ke MK.
Sedangkan dalam hal peraturan perundang-undangan yang hendak diuji
adalah materi muatan peraturan perundang-undangan di bawah undang-
undang terhadap undang-undang, maka permohonan judicial
review diajukan ke MA.

b. Salah satu UU yang kontroversial pada masa pandemic ini adalah Undang-
undang Nomor 7 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi. Salah satu
alasan utamanya adalah minimnya partisipasi public dalam pembentukan
akibat karena ruang gerak yang terbatas di masa pandemi. Jika UU ini mau
diuji ke MK dengan alasan minim partisipasi publik, tentukan apakah
lebih baik menggunakan hak uji materil atau formil! Jangan lupa
alasannya!
Jawab: Dalam pengujian formal hanya memeriksa tata cara pembentukan
peraturan sesuai atau tidak sesuai dengan ketentuan yang mengatur tata
cara pembentukannya. Karena tidak menyangkut materi muatan, tidak
akan pernah ada conflict of interest dengan tugas Hakim untuk memeriksa,
mengadili, dan memutus permohonan pengujian formal. Berbeda dengan
pengujian materiil. Pengujian secara materiil yang memeriksa,
menyelidiki, dan memutus materi muatan dapat ada conflict of interest
dengan Hakim atau pengadilan.

14

Anda mungkin juga menyukai