NOTA PEMBELAAN
PLEDOI
PERKARA NOMOR : ..../PID.B/2023/PN JKT
ATAS NAMA TERDAKWA
MARIO DANDY SATRIYO
Dengan Hormat,
Saya yang bertandatangani dibawah ini
I. PENDAHULUAN
Bahwa Proses persidangan yang melelahkan ini sudah menjelang berakhir.
Sesuai dengan prosedur hukum acara pidana, setelah jaksa penuntut umum
mengajukan tuntutan/requisitor pada gilirannya saya, selaku Penasihat Hukum
Terdakwa saudara Mario Dandy Satriyo bin Rafael Alun Trisambodo, untuk
mengajukan Nota Pembelaan (Pledoi), sebagaimana diamanatkan dalam pasal 182
ayat (1)KUHAP.
Pertama-tama saya menyampaikan terimakasih dan penghargaan serta
hormat kepada Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang telah
dengan tekun memimpin pemeriksaan persidangan perkara ini, begitu pula kepada
Jaksa Penuntut Umum maupun terdakwa Mario Dandy Satriyo bin Rafael Alun
Trisambodo, yang atas kerjasamanya sehingga pemeriksaan perkara ini telah
berlangsung lancar sampai hari ini, tentu juga karena sikap para pengunjung
sidang yang tertib selama proses persidangan.
B. KETERANGAN TERDAKWA
Bahwa dipersidangan telah didengar keterangan terdakwa Mario Dandy
Satriyo bin Rafael Alun Trisambodo sebagai berikut:
Bahwa Terdakwa belum lama kenal dengan korban;
Bahwa benar Terdakwa telah melakukan penganiayaan terhadap
korban Cristalino David Ozora Latumahin;
Bahwa benar kejadiannya pada penganiayaan tersebut terjadi pada
Senin tanggal 20 Februari 2023 sekiranya pukul 20.30 Wib bertempat
di Komplek Grand Permata Cluster Boulevard, Kelurahan Ulujami,
Kecamatan Pesanggrahan;
Bahwa pada waktu itu Terdakwa mendatangi korban Cristalino
David Ozora Latumahin untuk mengkonfirmasi benar tidaknya
korban telah melakukan perbuatan yang tidak baik kepada pacar
Terdakwa (Agnes). Akibatnya terjadi perdebatan. Bahwa akhirnya
terjadi peristiwa kekerasan pada David dengan cara Terdakwa
menendang kaki David sehingga David terjatuh, kemudian Terdakwa
memukul korban berkali-kali menggunakan tangan kanan Terdakwa.
Kemudian saat David terjatuh, Terdakwa menendang kepala David.
Bahwa Terdakwa melakukan penganiayaan sebab Terdakwa kesal dan
emosi terhadap korban karena telah melakukan perbuatan yang tidak
baik terhadap pacar Terdakwa.
C. BARANG BUKTI
o 1 unit mobil Rubicon Hitam
o 2 Buah Handphone
o 1 pasang sepatu
o 1 buah baju
o Bahwa pada hari Senin, malam Selasa tanggal 20 Februari 2023 Terdakwa
ingin mengkonfirmasi pada korban apakah benar korban telah melakukan
perbuatan yang tidak baik kepada pacar Terdakwa.
o Bahwa Terdakwa mencoba menghubungi korban agar bisa menanyakan/
mengonfirmasikan bahwa perkataan pacar terdakwa itu tidak lah benar.
o Bahwa setelah dihubungi korban tidak menjawab dan atau/mengankat
telpon dari terdakwa, korban sengaja mengabaikan telpon dari terdakwa.
o Bahwa dengan diabaikan nya telpon terdakwa, terdakwa memerintahkan
pacarnya agar bisa menghubungi korban, lalu pacar terdakwa menelpon
korban dan korban memberitahu bahwa korban berada di rumah teman
korban di Komplek Grand Permata Cluster Boulevard, Kelurahan Ulujami,
Kecamatan Pesanggrahan.
o Bahwa terdakwa meminta korban keluar dari rumah temannya agar terdakwa
bisa mengonfirmasi secara empat mata terhadap korban, akan tetapi korban
menolak tidak mau mengonfirmasi hal tersebut.
o Bahwa setelah beberapa menit terdakwa meminta agar korban keluar,
akhirnya korban keluar dari rumah temannya, dan korban bertemu terdakwa
di belakang mobil terdakwa, sesampainya korban bertemu terdakwa, terdakwa
langsung bertanya kepada korban, apakah benar korban telah melakukan
perbuatan yang tidak baik terhadap pacar korban, lalu korban menjawab
bahwa benar korban telah melakukan hal yang tidak baik terhadap pacar
terdakwa, korban membuat emosi terdakwa dengan perkataan-perkataannya.
Korban memberitahu bahwa korban telah menikmati sebelum terdakwa, dan
saat korban mengatakan hal tersebut terdakwa langsung marah dan emosi
terhadap perkataan korban yang tidak senonoh terhadap pacar terdakwa.
o Bahwa dengan perkataan korban yang tidak baik membuat terdakwa emosi
lalu memukul korban terlebih dahulu.
o Bahwa korban telah meminta maaf dengan sepenuh hati dengan apa yang
terjadi karena bermula korban yang membuat terdakwa tersulut emosi dan
marah.
o Bahwa dari pertimbangan diatas maka perbuatan terdakwa terpaksa
dilakukannya karena tersulut emosi terhadap apa yang dikatakan korban.
o Bahwa terdakwa khilaf dengan apa yang terjadi dan terdakwa telah menulis
permintaan maaf secara tertulis dan dibacakan saat persidangan.
o Bahwa terdakwa masih anak dibawah umur dan terdakwa belum pernah
dipidana maupun dipenjara.
o Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas maka sekalipun perbuatan
terdakwa telah memenuhi rumusan tindak pidana akan tetapi oleh karena
adanya pembelaan terpaksa diri terdakwa, maka perbuatan terdakwa menjadi
tidak bersifat melawan hukum, oleh karenanya Penasehat Hukum tidak pula
menemukan opzet merampas nyawa orang lain pada diri terdakwa dalam
unsur ini;
o Bahwa selanjutnya menilai suatu perbuatan sekalipun mencocoki rumusan
tindak pidana tetapi bersifat tidak melawan hukum maka tidak dapat
dikatakan sebagai tindak pidana, sehingga lebih tepat jika terdakwa
diringankan hukuman nya (Chairul Huda, “Dari Tiada Pidana Tanpa
Kesalahan Menuju Kepada Tiada Pertanggungjawaban Pidana tanpa
kesalahan” : Tinjauan Kritis Terhadap Teori Pemisahan Tindak Pidana dan
Pertanggungjawaban Pidana, Prenada Media, Jakarta, 2006, hlm. 52);
o Bahwa tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang menuntut Terdakwa selama 12
(Dua Belas) tahun sangat memberatkan bagi Terdakwa. Di mana saat ini
Terdakwa merupakan anak dibawah umur, dan Terdakwa seorang mahasiswa
bagaimana nasib terdakwa apabila Jaksa Penuntut Umum menuntut selama 12
(Dua Belas) tahun, Terdakwa juga mempunyai keinginan dan cita-cita agar
bisa menjadi orang yang berguna di masa depan.
Primair :
2. Menolak Surat Dakwaan yang masuk dalam Surat Tuntutan Nomor Reg.Perk
: PDM-xx/zzzz/04/2023 pada perkara pidana Nomor :
xx/Pid.Sus/2023/PN.JKT.
Subsidair :
Apabila Majelis Hakim Yang Mulia berpendapat lain, mohon putusan yang
seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Untuk menutup Pledoi ini, izinkanlah kami mengutip kata- kata Nabi Muhammad
SAW. “Menghukum dalam keraguan adalah dosa” dan di dunia hukum juga
dikenal dalam keadaan “IN DUBIO PRO REO” adalah “jika terjadi keragu-raguan
apakah Terdakwa salah atau tidak maka sebaiknya diberikan hal yang
menguntungkan bagi Terdakwa”.
Demikianlah Nota Pembelaan atau Pledoi ini kami bacakan pada persidangan hari
ini, atas perhatian dan pertimbangan Majelis Hakim Yang Mulia kami ucapkan
terima kasih.
Hormat Saya
Kuasa Hukum Terdakwa,