Ilustrasi kasus :
Anda adalah seorang advokat yang tergabung dalam sebuah kantor konsultan
hukum ternama di kota anda. Pada suatu hari, datang sepasang suami istri
bernama Budi dan Ani. Keduanya adalah lulusan Akademi Teknologi Kulit (ATK)
Yogyakarta yang berbakat dan idealis. Mereka bersama Citra mendirikan rumah
produksi tas kulit berkualitas dan menjual tas dengan nama ABC Collection. Ani
dan Budi berperan langsung dalam pembuatan tas dan manajemen, sedangkan
Citra berperan dalam menyediakan rumah kosong milik orang tuanya sebagai
gedung pabrik. Pada saat awal mendirikan usaha, Ani dan Budi menggunakan
keahlian mereka dan uang tabungan sejumlah Rp. 25.000.000,00 sebagai modal
usaha. Jika bekerja di perusahaan pembuatan tas, keahlian keduanya diberikan
penghargaan Rp.5.000.000,00 per bulannya. Dalam kesepakatan tertulis di
bawah tangan, Citra menyediakan rumah kosongnya selama 3 tahun untuk
digunakan Budi dan Ani sebagai pabrik tanpa dikenakan sewa. Jika disewakan,
maka harga pasaran untuk sewa rumah Citra tersebut adalah Rp.15.000.000,00
per tahun. Ketiganya sepakat untuk bekerja sama mendirikan usaha dan
membagi hasil untungnya sesuai porsi modal yang disetorkan dalam sebuah
perjanjian tertulis di bawah tangan bermaterai. Setelah menjalankan usaha
selama setahun, ketiganya berhasil mengangkat nama ABC collection dan
memperolah omset hingga Rp.50.000.000,00 - Rp.100.000.000,00 per bulannya.
Karyawan yang bekerja sudah mencapai 5 orang.
Dalam ilustrasi kasus di atas, maka anda sebagai advokat harus mampu
memberikan pendapat hukum terbaik bagi klien anda. Dalam permasalahan
hukum tersebut, maka penting bagi anda untuk memahami dan menguasai
hukum perusahaan. Sebagaimana materi pendahuluan tentang Hukum
Perusahaan yang telah anda baca, maka dapat diketahui bahwa saat ini,
beberapa Pasal dalam Buku I KUHDagang dianggap sudah tidak relevan lagi
dalam dunia perdagangan. Hukum Perusahaan menggantikan istilah Hukum
Dagang dengan dicabutnya Pasal 2 hingga Pasal 5 KUHDagang dengan
Stb.1938/276 yang mengatur tentang pedagang dan perbuatan perniagaan.
Istilah perbuatan perdagangan dan perniagaan kemudian diganti dengan istilah
“Perusahaan” dan mulai diberlakukan sejak tanggal 17 Juli 1938.
Berikan Argumentasi Anda dan perkuat dengan dasar hukum dan sumber
referensi yang valid. Tuliskan sumber referensi yang Anda gunakan. Jangan asal
copy paste, parafrasekan dengan baik menggunakan bahasa Anda sendiri.
Plagiasi akan mengurangi nilai.
Jawab :
1. Menurut saya, terjadi perubahan istilah tersebut karena istilah atau kata
perusahaan muncul dalam Pasal 6 KUH Dagang, walaupun demikian, tidak ada
satu pasalpun dalam KUH Dagang yang memberikan pengertian tentang
perusahaan. Para pembuat Undang-undang yang tidak memberikan penafsiran
secara resmi mengenai pengertian perusahaan dalam KUH Dagang ini disebabkan
para pembuat undang-undang tersebut takut apabila pengertian perusahaan
mengalami nasib sama, seperti pengertian dagang yaitu akan tidak bisa lagi
mengikuti perkembangan jaman, khususnya dalam dunia usaha.
2. Istilah hukum perusahaan dipandang lebih tepat daripada istilah hukum dagang,
karena dalam pengertian hukum, perusahaan tidak saja diatur mengenai substansi
dari hukum perusahaan, tetapi di dalamnya mencangkup pula bagaimana kegiatan
suatu perusahaan harus dilaksanakan. Hukum perusahaan adalah hukum yang
mengatur seluk beluk bentuk perusahaan.
3. Pelaku usaha sebagaimana disebutkan dalam Undang Undang Dasar 1945, Pasal
33 menyebutkan antara lain; Koperasi, BUMN, dan Perusahaan Swasta (BUMS)
Pustaka:
Suryanti dkk, 2022, Buku Materi Pokok (BMP), “ Hukum Perusahaan”, Tangerang
selatan :Universitas Terbuka
Mulhadi, S.H. M.Hum, 2008, “Diktat Hukum dagang”, Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara