Anda di halaman 1dari 2

9/1/2021 AIR SIAP MINUM DARI AIR LAUT

AIR SIAP MINUM DARI AIR LAUT DENGAN TEKNOLOGI PROSES OSMOSIS BALIK (REVERSE OSMOSIS)
UNTUK DAERAH PESISIR DAN PULAU KECIL
 
 

 
 
 
Salah satu alternatif penyediaan air minum di daerah pesisir dan pulau-pulau kecil berpenduduk, serta para nelayan yang masih belum terjangkau
oleh pelayanan air minum dari PAM adalah mengolah air asin menjadi air minum dengan proses osmosis balik (reserve osmosis). Prosesnya terdiri
dari dua tahap yakni pengolahan awal yang terdiri dari penghilangan zat besi dan mangan dengan penambahan KmnO4, penyaringan dengan filter
pasir, filter managn zeolit dan filter karbon aktif, dan dilanjutkan dengan proses desalinasi dengan membran osmosis balik (RO). Air hasil olahan
adalah air yang dapat langsung diminum. Proses Osmosis adalah proses pemisahan dua jenis larutan dengan konsentrasi encer dan pekat melalui
membran semi-permeable, hasilnya larutan encer dan pekat melalui larutan encer akan terdifusi melalui membran semi-permeable ke dalam larutan
pekat sampai terjadi kesetimbangan konsentrasi. Jadi jika air tawar dan air asin dipisahkan dengan membran semi-permeable, maka air tawar akan
terdifusi ke dalam air asin sampai kesetimbangan.
 
Daya penggerak (driving force) yang menyebabkan terjadinya aliran difusi air tawar ke dalam air asin melalui membran semi-permeable tersebut
dinamakan tekanan osmosis. Besarnya tekanan osmosis tersebut tergantung dari karakteristik membran, temperatur air, dan konsentrasi garam yang
terlarut dalam air. Tekanan osmotik normal air-laut yang mengandung TDS 35.000 ppm dan suhu 25o C adalah kira-kira 56,7 kg/cm2 dan untuk air
laut di daerah timur tengah atau laut merah yang mengandung TDS 42,000 ppm, dan suhu 30o C, tekanan osmotik adalah 32,7 kg/m2. Apabila pada
suatu sistem osmotis tersebut, diberikan tekanan yang lebih besar dari tekanan osmosisnya, maka aliran air tawar akan berbalik, yakni dari air asin
ke air tawar melalui membran semi-permeable, sedangkan garamnya tetap tinggal di dalma larutan garamnya sehingga menjadi lebih pekat. Proses
tersebut dinamakan osmosis balik (reserve osmosis/RO).
 
Dalam proses desalinasi air asin dengan sistem osmosis balik (RO), tidak memungkinkan untuk memisahkan seluruh garam daria ir lautnya, karena
akan membutuhkan tekanan yang sangat tinggi. Oleh akrena itu pada prakteknya, untuk menghasilkan air tawar maka air asin dipompa denagn
tekanan tinggi ke dalam suatu modul membrane RO yang mempunyai dua buah outlet yakni outlet untuk air tawar dan outlet untuk air garam yang
telah dipekatkan (reject water). Oleh akrena itu air yang akan masuk ke dalam membran RO harus mempunyai persyaratan tertentu, misalnya
kekeruhan harus nol, kadar besi harus < 0,1 mg/l, PH harus dikontrol agar tidak terjado pergerakan Scale di dalam membran osmosa balik. Air baku
asin yang masih mengandung partikel padatan tersuspensi, mineral, plankton dan lainnya, perlu dilakukan pengolahan awal sebelum diproses di
dalam unit Osmosis Balik. Unit pengolahan pendahuluan tersebut terdiri dari beberapa peralatan utama yakni pompa air baku, tangki reaktor
(kontaktor), saringan pasir, filter mangan, zeolit, dan filter untuk penghilangan warna (color removal), dan filter cartridge ukuran 1-5 µm. Sedangkan
unit RO terdiri dari pompa tekanan tinggi dan membran RO, serta pompa dosing KMnO4 dan sterilisator ultra violet. Air asin dipompa ke tangki
reaktor (kontaktor), sambil diinjeksi dengan larutan kalium permanganat agar zat besi atau mangan yang larut dalam air baku dapat dioksidasi
menjadi bentuk senyawa oksida besi atau mangan yang tak larut dalam air. Selain itu, pembubuhan kalium permanganat dapat berfungsi untuk
membunuh mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyumbatan di dalam membran osmosa balik (RO).
 
Dari tangki reaktor, air dialirkan ke saringan pasir cepat agar senyawa besi atau mangan yang telah teroksidasi dan juga padatan tersuspensi (SS)
yang berupa partikel halus, plankton dan lainnya dapat tersaring. Air yang keluar dari saringan pasir selanjutnya dialirkan ke filter mangan zeolit
untuk menghilangkan zat besi atau managn yang belum teroksidasi di dalam tangki reaktor sampai konsentrasi < 0,1 mg/l. Dari filter mangan zeolit,
air dialirkan ke filter karbon aktif untuk menghilangkan senyawa warna dalam air baku yang dapat mempercepat penyumbatan membran osmosa
balik. Setelah melalui filter karbon aktif, air dialirkan ke filter cartridge yang dapat menyaring partikel dengan ukuran 1-5 µm. Setelah melalui filter
cartridge, air dialirkan ke unit Osmosa Baik dengan menggunakan pompa tekanan tinggi sambil diinjeksi dengan zat anti biofouling. Akhirnya, Air
yang keluar dari modul membran Osmosa Balik yakni air tawar dan air buangan garam yang telah dipekatkan. Air hasil olahan atau produk RO
merupakan air yang dapat langsung diminum atau air siap minum, dan ditampung di dalam tangki air siap minum. Sedangkan air garamnya (brine
water) dibuang. (gambar diagram 1)

https://enviro.bppt.go.id/Artikel/Berita/Data/08062010.htm 1/2
9/1/2021 AIR SIAP MINUM DARI AIR LAUT

 
Gambar 1 : Diagram Proses Pengolahan Air Payau Menjadi Air Siap Minum Dengan Proses Reverse Osmosis. Pompa Air Baku,
Pompa Dosing dan Tangki Larutan Kalium Permanganat, Static Mixer dan Tangki Reaktor.
 
Untuk unit pengolahan air asin menjadi air siap minum denagn kapasitas 10.000 liter per hari atau 500 galon (@20 liter) per hari membutuhkan
tenaga listrik sekitar 5,5 KVA yang disuplai dengan Genset 10 KVA, 3 phase. Biaya produksi per botol galon (20liter) sekitar RP. 1500,-.
 
Keunggulan Teknologi

1. Keunggulan utama Proses Osmosis Balik sebagai metode pengolahan air asin yang menarik ialah konsumsi energi yang sangat rendah. Untuk
instalasi denagn kapasitas kecil, konsumsi energi yang khusus ialah kira-kira 8-9 kwh/T untuk air laut yang mempunyai 35.000 ppm TDS dan
kira-kira 9-11 kwh/T untuk air-laut yang mempunyai 42,000 ppm TDS.
2. Pengoperasiannya dilakukan pada suhu kamar, tanpa instalasi pembangkit uap, mudah untuk memperbesar kapasitas, serta pengoperasian
alat relatif mudah.
3. Teknologi ini sangat cocok untuk digunakan di wilayah yang tidak terdapat atau sedikit seakli sumber air tawar, misalnya untuk daerah pesisir
dan pulau-pulau kecil.
4. Unit alat ini dapat digunakan untuk penyediaan air minum berbasis masyarakat terutama untuk daerah yang tidak ada sumber air tawar.
5. Lebih hemat. Bila dibandingkan dengan membeli air minum dalam kemasan, biaya produksi air siap minum dengan proses reverse osmosis
jauh lebih murah yakni sekitar Rp. 3000,- per galon (20 liter).

Pilot Plant Unit Pengolahan Air Asin Menjadi Air Siap Minum Dengan Proses Reverse Osmosis (RO)
 
Salah satu percontohan unit pengolahan air payau menjadi air siap minum adalahn unit instalasi pengolahan air payau menjadi air siap minum sistem
reverse osmosis (RO) dengan kapasitas 10.000-20.000 liter per hari di Pesantren Raudlatut Thalibin, rembang. Air hasil olahan dipakai oleh
lingkungan pesantren dan dijual ke masyarakat setempat dengan harga sekitar Rp. 3000,- (tiga ribu rupiah) tiap satu galon akua (20 liter) untuk
biaya operasional.
 
Spesifikasi Teknis Peralatan Unit Pengolahan Air Asin menjadi Air Siap Minum Kapasitas 10.000 – 15.000 liter per hari.
 

     

 
Komponen Unit Pengolahan Pendahuluan (Pretreatment)
 

    

 
Unit pengisian dan Penampungan Air Olahan
 
(gatri_purple)
 

https://enviro.bppt.go.id/Artikel/Berita/Data/08062010.htm 2/2

Anda mungkin juga menyukai