Anda di halaman 1dari 2

Terdapat pengecualian dalam penerapan asas non retroaktif dalam

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM,


disebutkan bahwa pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi sebelum
diundangkannya Undang-Undang ini, diperiksa dan diputus oleh
Pengadilan HAM ad hoc. 

a. Diskusikan, menurut pendapat anda apakah ketentuan ini melanggar


HAM!

b. Bagaimana syarat asas retroaktif bisa digunakan?

Jawab :

a. menurut pendapat saya, ketentuan ini, ketentutan asas rektroaktif, yang mana dikenal
berlaku surut adalah pemberlakuan peraturan perundang-undangan lebih awal daripada
saat pengundangannya merupakan melanggar Hak Asasi manusia, karena Asas non
rektroaktif yaitu asas yang melarang keberlakuan surut dari suatu undang-undang,
sebagai mana disebutkan dalam Pasal 28 ayat (I) Undang-undang Dasar 1945, yang
mana berbunyi, hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan
hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi
di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum berlaku surut adalah
hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.
Dalam asas legalitas, Pasal 1 ayat 1 KUH Pidana menyebutkan bahwa, suatu perbuatan
tidak dapat dipidana, kecuali berdasarkan kekuatan perundang-undangan pidana yang
telah ada.
Untuk diberlakusurutkan suatu peraturan harus ada alasan yang kuat kenapa harus
diberlakukan sebelum tanggal pengundangannya, tanpa alasan yang kuat tentu berlaku
surut tersebut dapat menimbulkan ketidakpastian hukum dan menjadi alat kesewenang-
wenangan.

b. syarat asas retroaktif bisa digunakan adalah


- kejahatan berupa pelanggaran HAM berat atau kejahatan yang tingkat kekejaman
dan destruksinya setara dengannya;
- peradilannya bersifat internasional, bukan peradilan nasional
- peradilannya bersifat ad hoc, bukan peradilan permanent; dan
- keadaan hukum nasional Negara bersangkutan tidak dapat dijalankan karena
sarana, aparat, atau ketentuan hukumnya tidak sanggup menjangkau kejahatan
pelanggaran HAM berat atau kejahatan yang tingkat kekejaman dan destruksinya
setara dengannya.

Sebagaimana angka 156 Lampiran Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang


pembentukan peraturan perundang-undangan, disebutkan,
Jika ada alasan yang kuat untuk memberlakukan peraturan perudang-undangan lebih awal
daripada saat pengundangannya (berlaku surut), diperhatikan hal sebagai berikut;
a. ketentuan baru yang berkaitan dengan masalah pidana, baik jenis, berat, sifat,
maupun klasifikasinya, tidak ikut diberlakusurutkan
b. rincian mengenai pengaruh ketentuan berlaku surut itu terhadap tindakan hukum,
hubungan hukum, dan akibat hukum tertentu yang sudah ada, dimuat dalam
ketentuan peralihan;
c. awal dari saat mulai berlaku peraturan perundang-undangan ditetapkan tidak lebih
dahulu daripada saat rancangan peraturan perundang-undangan tersebut mulai
diketahui oleh masyarakat, misalnya, saat rancangan peraturan perundang-
undangan tersebut tercantum dalam Prolegnas, Prolegda, dan perencanaan
rancangan peraturan perundang-undangan lainnya.

Sumber :
UUD 1945
KUH Pidana
UU Nomor 12 Tahun 2011 Tentang pembentukan peraturan perundang-undangan
Harkristusi dkk, 2021, “Hukum dan Hak asasi Manusia”, Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka

Anda mungkin juga menyukai