Pada saat itu pula Majelis Umum PBB bernomor 181 berisi tentang penegasan
pembagian dua tanah Palestina untuk Yahudi dan Arab. Aturan itu juga memberi
jangka waktu kekuasaan pemerintah protektorat Inggris di tanah Palestina
hingga Agustus 1948.
Dalam resolusi bernomor 181 itu, pembagian tanah menjadi dua bagian itu
dalam porsi 56 persen untuk Yahudi dan 44 persen untuk Arab. Acara
pemungutan suara resolusi itu dengan praktis tidak menimbulkan hambatan,
dengan capaian 33 negara tercatat mendukung, 13 menolak, dan 10
Negara yang mengakui Palestina sebagai negara antara lain Uni Soviet, China,
India, Yugoslavia, Sri Lanka, Malta, dan Zambia. Indonesia termasuk salah satu
negara yang mengakui negara Palestina. Sedangkan negara yang tidak
mengakui Palestina sebagai negara antara lain Israel, Amerika Serikat, Inggris,
Jerman, Italia, Perancis, Spanyol, Kanada, Jepang, Korea Selatan, Australia,
Selandia Baru dan lain-lain
Sumber: https://republika.co.id/berita/qb2faa366/dua-peristiwa-awal-mula-israel-
merampok-tanah-palestina-part1
https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/17/144005369/mengapa-palestina-
tidak-diakui-sebagai-negara?page=all
Analisislah:
Jawab :
2. menurut saya, cara yang dilakukan Israel tersebut adalah sah menurut hukum
internasional karena isreal memiliki wilayah tersebut berdasarakan mandate PBB
Britania Raya, dan diperluas dengan cara kemenangan peperangan sehingga
menjadi 70% dari wilayah yang dimandatkan oleh PBB Britania Raya.
Dengan hasil persetujuan sidang majelis umum PBB akhirnya disetujui antara
Israel dan palestina.
Pustaka :
Setianingsih dan Wahyuningsih, 2021, buku materi pokok (bmp), “Hukum
Internasional”, hal 5.1-5.70, Tangerang selatan:Universitas Terbuka
Pramana, 2021, jawapos.com, “ICC putuskan miliki Yuridiksi di Wilayah Palestina,
Israel Berang”.