Anda di halaman 1dari 14

Essay Ujian Tengah Semester II Politik Perbandingan

Nama : Anisa Indah Pratiwi


Program Studi/NPM : Ilmu Hubungan internasional/170210130067

Analisis Konflik Israel dan Palestina:
Mengapa Tidak Kunjung Menemukan Titik Terang?
Konflik
Banyak yang mengira bahwa konflik yang tak kunjung menemukan titik
terang antara Israel dan Palestina didasari oleh perbedaan perspektif dalam agama.
Tetapi jika kita telisik sekali lagi, hal yang menjadi perdebatan sebenarnya adalah
perebutan wilayah kekuasaan. Merupakan hal yang unik, ketika kita mengetahui
bahwa Palestina tidak mendapatkan hak asasinya di wilayahnya sendiri. Mengapa
bangsa Israel, yang justru pendatang baru, dapat menguasai wilayah asli Palestina,
dan dengan semena-mena merampas hak asasi warganya. Lalu apakah ada usaha
yang telah dibuat dalam kebijakan domestik masing-masing negara untuk
mengakhiri konflik ini? Dan seberapa besarkan peran PBB dalam menangani
kasus yang sudah berlangsung selama puluhan tahun ini?
Hingga tahun 1948, baik wilayah perbatasan Gaza maupun West Bank,
diakui oleh dunia Internasional sebagai teritori Palestina. Pada tahun 1882, sekitar
10.000 bangsa Yahudi melakukan imigrasi besar-besaran dan pada tahun 1914,
bertepatan dengan meletusnya perang dunia I, jumlahnya sudah berlipat ganda
menjadi 60.000.
1
Dengan justifikasi bahwa bangsa Yahudi telah mengalami

1
Joel Beinin and Lisa Hajjar. Palestine, Israel and The Arab-Israeli Conflict. A Primer H. 2
banyak penderitaan atas kekejaman yang dilakukan kerajaan Russia, mereka
berhasil mendapatkan simpati Inggris.
2

Perdebatan tentang status Yahudi yang sebenarnya, apakah mereka
termasuk sebuah bangsa, agama, atau etnik masih terus diperbincangkan. Tetapi
ada pembelaan yang datang dari gerakan nasionalisme Yahudi, Zionisme, bahwa
mereka adalah distinctive group yang merupakan bangsa dan agama yang harus
mendirikan sebuah negara independen yang dilindungi oleh hukum publik (Herzl,
1987). Sebelum akhir abad 19, bangsa Yahudi tersebar di berbagai pelosok dunia
atau diaspora tanpa memiliki negaranya sendiri. Hingga akhirnya sebuah deklarasi
tentang negara-bangsa menjadi kian marak di kalangan Eropa, muncul kesadaran
bahwa yahudi harus memiliki rumah sendiri, rumah untuk seluruh bangsa yahudi.
Berbeda dengan tujuan Labor Zionism, Revisionist Zionism bertujuan
untuk membuat negara yang permanen meliputi wilayah timur sungai Jordan.
Revisionist Zionism percaya bahwa dibutuhkan kekuatan militer untuk
membentuk sebuah negara Yahudi. Kemudian Revisionist Zionism membentuk
gerakan pemuda Betar dan ETZEL (Organisasi Militer Nasional) yang merupakan
inti dari terbentuknya (Herut) Partai Kemerdekaan (Freedom Party) setelah
merdekanya negara Yahudi. Partai ini menjadi komponen paling penting bagi
partai kanan Israel, Partai Likud di tahun 1970.
3

Sementara banyak kaum yahudi ortodok yang mengekang inisiatif ini.
Mereka berargumen bahwa tidak baik jika merebut wilayah yang awalnya telah
ditempati oleh bangsa lain (Palestina). Seharusnya mereka tahu bahwa kelak
Tuhan akan mengumpulkan dan mempertemukan mereka di akhirat, meskipun
kini tersebar di berbagai sudut dunia. Berbeda dengan kaum ortodok, kaum zionis
bersi kukuh bahwa yahudi memerlukan tempat tinggal yang permanen dan
mendirikan negaranya sendiri. Mereka berargumen bawa Tuhan telah
menganugerahkan teritori yang meliputi Gaza, West Bank, dan sekitarnya untuk

2
Diakses dari http://www.bbc.com/news/world-middle-east-14628835 pada 29 April 14
3
Joel Beinin and Lisa Hajjar. Palestine, Israel and The Arab-Israeli Conflict. A Primer. H. 2
kaum Yahudi sejak dahulu melalui Abraham.
4
Ditambah lagi West Bank
merupakan tempat diturunkannya kitab umat Yahudi. Mereka berkehendak untuk
mengembalikan kejayaan Yahudi pada era Messianic. Tragedi Holocaust telah
mengubah perspektif kaum ortodok tentang misi kaum Zionis. Pada akhirnya
kaum ortodok pun menghendaki imigrasi massal dan okupasi wilayah Palestina.
Kaum Yahudi religius kemudian membentuk partainya sendiri dan
beraliansi dengan partai sayap kanan Israel, Partai Likud. Lalu apa yang
membedakan keinginan partai sayap kiri, Labor Party, dengan sayap kanan? Partai
sayap kanan tidak menginginkan Israel untuk mundur dari wilayah perbatasan
Gaza dan West Bank, mereka ingin menguasai sepenuhnya wilayah tersebut.
Sedangkan partai kiri, menginginkan untuk diadakan kompromi mengenai
wilayah Gaza dan West Bank untuk mengakhiri konflik. Kelompok Yahudi
Israelis yang juga merupakan partai kiri, Meretz, lebih bersimpatik terhadap
aspirasi warga Palestina.
5
Sementara kelompok minoritas partai kiri yang
mendeklarasikan diri sebagai anti-zionis, menginginkan wilayah Gaza dan West
Bank untuk secara utuh menjadi milik Palestina dan Israel dapat menghormati
aspirasi rakyat Palestina mengenai wilayah serta hak-haknya. Bahkan ada yang
menginginkan transformasi Israel dan Palestina menjadi satu negara dengan satu
kewarganegaraan dan hak yang sama bagi seluruh warganya.
Yerusalem merupakan kota yang sangat berharga atas nilai-nilai
historisnya bagi umat Islam, Kristiani, dan Yahudi. Wailing wall merupakan
tempat suci yang dulu digunakan oleh Nabi Muhammad SAW untuk
berkontemplasi. Tempat tersebut juga merupakan tempat keberangkatan Nabi
menggunakan buraq ke surga. Ditambah lagi, di wilayah tersebut terdapat Masjid
Al-Aqsa yang juga merupakan tempat bersejarah dan suci bagi umat Islam.
Memang sulit jika harus ditentukan siapa yang sebenarnya lebih berhak atas
wilayah tersebut, mengingat wilayah perbatasan Gaza hingga West Bank

4
Diakses dari http://www.bbc.com/news/world-middle-east-14630174 29 April 14
5
Joel Beinin and Lisa Hajjar. Palestine, Israel and The Arab-Israeli Conflict. A Primer H. 3
merupakan wilayah suci bagi umat Kristian, Yahudi, dan Islam. Tapi berangkat
dari sejarahlah, Yahudi memulai perjuangannya untuk merebut wilayah Palestina.
British Mandate
Ketika meletusnya perang dunia I, kekuatan kekaisaran Ottoman di jazirah
Arab mulai melemah, tergantikan oleh kekuatan Eropa. Pada tahun 1915, Duta
Besar Inggris untuk Mesir, Henry McMohan, melakukan pendekatan dengan
Husayn ibn Al-Ali, seorang gubernur Mekah dan Madinah yang berasal dari
kekaisaran ottoman dan merupakan anggota keluarga Hashemite.
6
McMohan
menjanjikan kepada Husayn, bahwa Inggris akan mendukung pendirian negara
merdeka Arab, termasuk Palestina, di bawah pemerintahan keluarga Hashemite
jika ia mau memimpin revolusi Arab melawan kekaisaran Ottoman. Husayn pun
membantunya, tetapi terjadi kesalahpahaman, Lord Arthur Balfour, menteri luar
negeri Inggris ternyata membuat kesepakatan Balfour yang berisi mengukuhkan
pendirian negara bagi bangsa yahudi di atas tanah Palestina. Poin selanjutnya
tertulis bahwa Inggris dan Perancis akan melakukan pembagian wilayah di
Palestina.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Palestina menjadi negara dengan
kekuasaan politik yang bersatu. Wilayah Jordan timur diberikan kepada Faysal,
putra dari Husayn, dan menjadi Transjordan, sedangkan Jordan menjadi milik
Palestina. Hal ini memicu pemberontakan warga Palestina di tahun 1920-21.
7

Pemberontakan ini juga disebabkan karena bangsa Yahudi membeli lahan yang
cukup luas dari seorang saudagar Arab, sehingga mempersempit permukiman bagi
warga Palestina. Beberapa waktu kemudian, terjadi imigrasi besar-besaran bangsa
Yahudi ke wilayah Palestina. Pemberontakan yang semakin kentara membuat
Inggris memutuskan untuk membuat sebuah kesepakatan White Paper dengan
Palestina yang berisi bahwa imigrasi dan pembelian lahan bangsa Yahudi ke

6
Joel Beinin and Lisa Hajjar. Palestine, Israel and The Arab-Israeli Conflict. A Primer. H. 3
7
Ibid,H. 3
wilayah Palestina akan dibatasi.
8
Perjanjian ini menandai berakhirnya aliansi
Zionis dan Inggris.


UN Partition Plan
Lahirnya PBB membuat Inggris cemas. Sebagai pemegang hak veto, ia
beharap bahwa PBB akan memercayakan konflik Palestina Israel kepada Inggris.
Tapi rupanya PBB memilih untuk mengirimkan delegasinya ke Palestina untuk
melakukan investigasi. Dari investigasi tersebut dihasilkan keputusan bahwa
wilayah Palestina akan dibagi berdasarkan mayoritas penduduknya, 56% untuk
bangsa Yahudi dan sisanya untuk Palestina.
9
PBB beralasan bahwa bangsa
Yahudi membutuhkan lahan yang lebih luas untuk menampun imigran yang akan
datang di masa depan. Palestina merasa bahwa keputusan PBB ini tidak adil.
Pada tahun 1948, kekuasaan zionis makin merajalela, ia mendeklarasikan
berdirinya Israel di tanggal 15 Mei yang kemudian memicu reaksi bangsa Arab.
Tentara Arab yang meskipun jumlahnya jauh lebih banyak dari tentara bangsa
Yahudi, tidak seterampil tentara Yahudi. Perlu diakui bahwa Israel sangat lihai
dalam mengatur strategi dan melatih armada perangnya. Ditambah lagi bangsa
Yahudi menerima bantuan tentara dari Cekoslovakia.
10
Banyak korban berjatuhan
pada perang ini. Di tahun 1949, disepakati perjanjian armistice yang mengakhiri
peperangan antara bangsa Arab dan Yahudi. Isi dari perjanjian ini adalah
menyerahkan 77% wilayah kepada Israel, Yerusalem timur dan West Bank
dikuasai oleh Jordan, dan jalur Gaza dikuasai oleh Mesir.
11


8
British Palestine Mandate: British White Papers. Diakses dari
https://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/History/whitetoc.html pada 29 April 14
9
Joel Beinin and Lisa Hajjar. Palestine, Israel and The Arab-Israeli Conflict. A Primer H. 4
10
The Origin Of Israel-Palestine Conflict. Washington: Jews for Justice in the Middle East. H. 28
11
Joel Beinin and Lisa Hajjar. Palestine, Israel and The Arab-Israeli Conflict. A Primer H. 5
Berbagai kesewenang-wenangan Israel di tanah Palestina telah membuat
ratusan ribu warganya terpaksa mengungsi. Setidaknya 700.000 warga Palestina
bermigrasi ke Israel, dan sisanya tersebar di West Bank, Yerusalem Timur, Jalur
Gaza, dan lebih dari 3 milyar tersebar di seluruh dunia (diaspora).
12
Dari seluruh
tempat pengungsian warga Palestina, hanya Jordan lah yang memberikan hak
kewarganegaraan kepada warga Palestina. Di Lebanon, keberadaan para
pengungsi ditolak karena ditakutkan akan membahayakan keseimbangan
komposisi penduduk non muslim dan muslim. Mayoritas warga non-muslim takut
jika nantinya negaranya didominasi oleh agama tetentu. Sedangkan di Israel,
meskipun warga Palestina diberi kwarganegaraan Israel dan diberikan hak untuk
memilih, hak-hak dasarnya untuk memperoleh akses kesehatan, pendidikan,
pekerjaan, dan lain sebagainya dibatasi. Mereka bahkan tidak diberikan hak asasi
manusianya, untuk dapat dengan bebas mengemukakan pendapat, berserikat dan
berkumpul, dan sebagainya. Meskipun begitu, ketika ditanya jika Arab berhasil
mendirikan kembali negara Palestina apakah mereka bersedia untuk kembali,
mereka menolak.
UNSC Resolution 242
Resolusi dewan Keamanan PBB ini dinilai bias karena sama sekali tidak
memberikan hak self-determination kepada bangsa Palestina. Isi dari resolusi ini
adalah inadmissability of the acquisition of territoryby force seperti apapun
Israel hendak menginterpretasikannya, resolusi ini tetaplah merugikan Palestina.
13

Dalam konteks ini, dapat diartikan bahwa Israel tidak diharuskan untuk
meninggalkan seluruh teritori yang dikuasainya, tetapi sebagian saja. dan resolusi
ini bersifat unilateral karena sama sekali tidak melibatkan keputusan dari Palestina
untuk menentukan nasibnya.

12
Ibid, H. 5
13
Diakses dari
http://www.princeton.edu/~achaney/tmve/wiki100k/docs/United_Nations_Security_Council_Reso
lution_242.html pada 29 April 14
Pada bulan Oktober 1970, Anwar Sadat menandatangani perjanjian damai
mengenai wilayah Sinai.
14
Tiga tahun kemudian, Mesir bersama Syria menyerang
Israel di hari rayanya, Yom Kippur. Israel yang pada saat itu tidak memiliki
persiapan apapun untuk melawan terkepung dan banyak korban berjatuhan. Untuk
pertama kalinya aliansi Mesir dan Syria berhasil menaklukan Israel. Hal ini
rupanya telah memicu tindakan dari Sekretaris Negara Amerika Serikat, Henry
Kissinger, untuk membatasi hubungan bilateral dan diplomatik antara Amerika
Serikat dengan Mesir dan Syria.
Pada September 1978, Jimmy Carter mengundang Sadat dan Menachem
Begin untuk mendiskusikan sebuah negosiasi yang kemudian disebut Camp
David. Poin pertama adalah mengatasi krisis yang terjadi di Timur Tengah dengan
segera. Poin kedua adalah menyepakati perdamaian antara Israel dan Mesir. Dan
poin terakhir adalah percobaan pemerintahan di wilayah West Bank dan jalur
Gaza. Poin terakhir tidak pernah teralisasikan karena adanya ketidaksetujuan dari
pihak Israel.
15

Desember 1987 menandai adanya gelombang pertama Intifada, atau
migrasi massal bangsa Palestina.
16
Mereka kemudian melakukan demonstrasi
anarkis, menolak untuk membayar pajak, memboykot produk-produk Israel,
mendirikan sekolah tanpa izin, melempar batu dan bom molotov. Pemberontakan
ini kemudian diredam di bawah pemerintahan Yithzak Rabin dengan mottonya,
force, power and blows. Dari tahun 1987 hingga 1991, Israel telah membunuh
seribu warga Palestina. Meskipun telah dikecaam oleh dunia Internasional,
tindakan yang dilakukan oleh Yithzak Ragin dianggap cara yang paling efektif di
mata Israel untuk menghentikan tindakan anarkis warga Palestina.
17

Sementara Palestinian National Council, yang merupakan pemerintahan
Palestina yang memerintah di Algeria, pada November 1988 mendeklarasikan

14
Diakses dari http://www.bbc.com/news/world-middle-east-14628835 pada 29 April 2014
15
Joel Beinin and Lisa Hajjar. Palestine, Israel and The Arab-Israeli Conflict. A Primer H. 6
16
Ibid, H. 9
17
Diakses dari http://www.moreorless.net.au/heroes/rabin.html pada 29 April 14
bahwa Palestina telah mengakui keberadaan Israel, menyatakan negara Palestina
yang merdeka di West Bank dan jalur Gaza, dan meninggalkan terorisme.
18

Gestur politik ini sama sekali tidak digubris oleh pemerintah Israel. Israel bersi
kukuh bahwa ia tidak akan melakukan negosiasi selain dengan delegasi Arab. Hal
ini lah yang mendasari mengapa hampir setiap negosiasi yang diusahakan tidak
juga menemukan titik terang, begitu pun dengan Konferensi Madrid.
Di perjanjian Oslo, Israel yang diwakili oleh Labor Party menyepakati
poin-poin perjanjian yang isinya; mengakui secara mutual keberadaan PLO
sebagai representatif dari Palestina, Israel berniat untuk mundur dari jalur Gaza
dan Jericho, dan setelah percobaan selama lima tahun Israel akan mundur dari
wilayah West Bank. Perjanjian ini merupakan Declaration of Principles antara
PLO dan Israel. Berkat perjanjian ini, Palestina kemudian melangsungkan
pemilihan umum yang kemudian memberikan otoritas kepada Yasser Arafat
untuk memerintah.
19

Perjanjian Oslo ini kemudian dikhianati oleh Benyamin Netanyahu yang
menjabat sebagai Perdana Mentri di tahun 1996-1999.
20
Perjanjian Oslo rupanya
cacat, dan hanya melibatkan tindakan unilateral yang tergantung pada kehendak
Israel. Perjanjian Oslo sama sekali tidak memerhatikan adanya Hak Asasi
Manusia sehingga Palestina nampak dalam kontrol penuh Israel.
Untuk melanjutkan perjanjian sebelumnya yang belum tuntas, Preiden
Clinton mengundang Arafat dan Barak untuk kembali menegosiasikan perihal
konflik Palestina dan Israel. Di bawah kepemimpinan Barak, Israel dapat
disimpulkan paling dermawan dalam penawaran mundurnya Israel di wilayah
kekuasaannya. Ia setuju untuk mundur dari West Bank dan Jalur Gaza, tetapi tetap
mempertahankan kedaulatannya di timur Yerusalem. Arafat menolak hal ini
karena dianggap sebagai penghinaan bagi umat Islam. Sementara sepulangnya

18
Joel Beinin and Lisa Hajjar. Palestine, Israel and The Arab-Israeli Conflict. A Primer H. 10
19
Ibid, H. 11
20
Diakses dari http://www.britannica.com/EBchecked/topic/409922/Benjamin-Netanyahu pada 29
April 14
Barak ke Israel, ia dihujat oleh warga Israel dan ditinggalkan oleh pasangan
koalisinya.
Pada tahun 2000 terjadi Intifada untuk gelombang kedua yang tidak kalah
besarnya. Israel di bawah kepemimpinan Ariel Sharon tetap bersi kukuh untuk
mempertahankan Yerusalem Timur dan menganeksasi wilayah tersebut dengan
Israel. Meletuslah pemberontakan dari warga Palestina yang kemudian diredam
oleh kekuatan militer Israel dan menewaskan enam warga Palestina.
21
Tindakan
Israel tersebut telah dikecam oleh dunia Internasional.
Teori Sistem Politik Almond
Pada dasarnya, teori almond berangkat dari penentangannya terhadap
pendekatan-pendekatan yang ada, dalam studi perbandingan politik umumnya
hanya memperhatikan segi-segi masyarakat politik yang legal formal saja.
22

Almond mendefinisikan sistem politik berdasarkan pandangan Max weber tentang
kekuasaan. Bahwa kekuasaan adalah monopoli yang terlegitimasi atas kekerasaan
fisik meliputi wilayah dan himpunan yang ada.
23

Menurut Gabriel Almond, Sistem politik adalah sistem interaksi yang
terdapat dalam semua masyarakat yang bebas/merdeka dalam melaksanakan
fungsi-fungsi integrasi dan adaptasi (baik dalam masyarakatnya maupun
berhadap-hadapan dengan masyarakat lainnya) melalui penggunaan paksaan fisik
yang lebih kurang bersifat sah.
24

Menurut Almond terdapat dua fungsi dalam sistem politik, yaitu input dan
output. Keduanya terpengaruh oleh sifat dan kecenderungan para aktor politik.
Input sendiri terdiri dari sosialisasi politik, rekrutmen, artikulasi kepentingan,
himpunan kepentingan (interest aggregation), dan komunikasi politik. Kemudian

21
Joel Beinin and Lisa Hajjar. Palestine, Israel and The Arab-Israeli Conflict. A Primer H 11
22
Mochtar Masoed, Collin Andrews. 2008. Sistem Perbandingan Politik.Yogyakarta: Gajah
Mada University Press. Hlm. 133
23
Gabriel A. Almond. 1956. Comparative political systems. Journal of politics, 18(3). Hlm. 394.
24
Gabriel Almond dan James Coleman. 1960. The Politics of the Developing Areas. NJ: Princeton
University. Hlm. 7
dalam perekembangannya Almond mengubah istilahnya menjadi tiga fungsi,
yakni fungsi kapasitas, fungsi konversi dan pemeliharaan, dan fungsi adaptasi.
Sedangkan ada tiga fungsi output, yaitu membuat peraturan, pengaplikasian
peraturan, dan memutuskan peraturan.
25

Dalam konflik Israel dan Palestina dapat dianalisis bahwa rakrutmen
politiknya dilakukan melalui dua partai politik besar, sayap kanan dan kiri. Israel
dengan Labor Party dan Likud Party, dan Palestina dengan Fatah dan Hamas.
Rekrutmen politik dilakukan melalui pemilu, partai yang menang nantinya akan
melakukan koalisi dengan partai lain. Sistem kepartaian di dua negara ini
kompetitif akomodatif, hal ini dikarenakan dalam praktiknya meskipun keinginan
Likud dan Labor berbeda, atau kepentingan Hamas dan Fatah berbeda, mereka
masih mau untuk berkoordinasi dan memiliki kesepakatan dalam beberapa hal.
Kelompok kepentingan di Israel dikategorikan dari sudut pandang
agama, yahudi zionis dan yahudi ortodok. Sedangkan di Palestina ada beberapa
kelompok kepentingan, yaitu PLO yang berbasis nasionalis yang ingin mencapai
suatu kesepakatan yang adil antara Israel dan Palestina dan kelompok jihad yang
mengedepankan anarkisme dan umumnya keinginan untuk menghancurkan Israel.
Sosialisasi Politik adalah fungsi mengembangkan dan memperkuat
sikap-sikap politik di kalangan penduduk umumnya, atau bagian-bagian penduduk
atau melatih rakyat untuk menjalankan peranan-peranan politik, administrasi
judisial tertentu. Fungsi ini melibatkan keluarga, sekolah, media komunikasi, dan
sebagainya. Seperti yang telah dicantumkan di atas, intensitas konflik yang tidak
stabil dan kondisi politik yang terus menerus bergejolak telah mengkonstruksi
cara berpikir warga Palestina dan Israel. Israel memiliki mindset bahwa Palestina
secara keseluruhan identik dengan terorisme, karena ia terbiasa dihadapkan pada
bom bunuh diri. Sedangkan Palestina yang awalnya bersikap damai dan
menginginkan kesepakatan tercipta, semenjak kekerasan yang dilakukan oleh

25
Miriam budiardjo. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.Hlm.
77-78.
armada militer Israel, pembelaannya berubah arah menjadi anarkis, dengan
munculnya Istafada. Media dan lingkungan telah berperan sangat besar dalam
sosialisasi politik di Israel dan Palestina.
Komunikasi Politik merupakan jalan mengalirnya informasi melalui
masyarakat dan melalui berbagai struktur yang ada dalam sistem politik.
Komunikasi ini berupa interaksi yang terjadi antara badan legislatif dan badan
eksekutif. Rekrutmen politik merupakan fungsi penyeleksian rakyat untuk
kegiatan politik dan jabatan pemerintahan melalui penampilan dalam media
komunikasi, menjadi anggota organisasi, dan mencalonkan diri untuk jabatan
tertentu.
26

Dari analisis sejarah di atas kita dapat melihat bahwa setiap ruling
party memiliki kepentingan dan orientasi yang berbeda pula. Maka tidak heran
mengapa setiap negosiasi tidak juga menemukan titik terangnya. Seperti Hamas
dan Fatah, Hamas menginginkan destruksi Israel secra keseluruhan dengan
terorisme. Sedangkan Fatah, yang berbasis nasionalisme, menginginkan win-win
solusi yang akan membuahkan perdamaian. Begitu pun dengan partai Likud dan
Labor di Israel. Ketika Barak memerintah, ia memutuskan untuk menyerahkan
wilayah West Bank dan Gaza kepada Palestina, hal ini telah mengundang
kontroversi dari partner koalisinya dan juga warga negaranya. Pemerintahan orde
berikutnya dipimpin oleh Ariel Sharon, yang sama sekali tidak menghendaki
adanya perjanjian Oslo. Ia ingin agar Israel dapat memenangkan wilayahnya
dengan sepenuhnya tanpa harus mengalah.
Di negara di mana hak asasi tidak terpenuhi, sulit rasanya untuk
melakukan komunikasi politik yang demokratik. Adanya perbedaan tidak dapat
dijembatani dengan koordinasi, karena dua pihak yang ada merasa tidak ada titik
tengah, dan bahwa kepentingannya lah yang seharusnya diperjuangkan. Baik
artikulasi kepentingan maupun komunikasi kepentingan yang dilakukan dengan

26
Mochtar Masoed, Collin Andrews. 2008. Sistem Perbandingan Politik.Yogyakarta: Gajah
Mada University Press. Hlm. 36
caara yang tidak sah, seperti terorisme, demonstrasi anarkis, dan lain sebagainya.
Seperti apa yang dilakukan oleh Hamas. Tidak adanya media yang memadai dapat
menyebabkan tindakan-tindakan anarkis dalam proses sistem politik.
Alasan Penggunaan teori Almond
Teori Almond menjelaskan secara terperinci tentang aspek-aspek yang
harus dianalisis ketika melakukan politik komparatif. Pendelegasian tugas beserta
peran dari tiap aktor politik secara jelas akan mengantarkan kita kepada
kesimpulan bagimana formulasi kebijakan yang dilakukan dalam suatu sistem
politik di sebuah negara. Teori Almond pun telah berhasil memberikan penjelasan
tentang apa yang sebenarnya terjadi dalam black box.
Dalam pengaplikasiannya untuk konflik Israel dan Palestina, teori
Almond dapat menjelaskan dinamika-dinamika politik yang terjadi. Bahkan
melalui teori Almond, kita dapat menganalisis mengapa konflik ini tidak juga
menemukan titik terang. Kelompok kepentingan yang ada di Israel dan Palestina
memberikan kontribusi yang besar terhadap setiap perkembangan negosiasi.
Sebagai contoh, gerakan radikal Hamas telah membuat usaha Israel untuk
perlahan mengerti Palestina tidak berkembang. Sikap anarkisnya membuat Israel
menolak untuk dapat bekerja sama dengan Palestina.
Berbagai peranan yang dilakukan oleh para aktor politik pun sangat
memepengaruhi, khususnya dalam pembuatan kebijakan. Sebagai contoh, ketika
Israel mengalami krisis ekonomi, segala manuvernya akan difokuskan untuk
kembali mengembalikan kestabilan ekonominya, dan untuk sementara konfliknya
dengan Palestina harus diredam dulu. Dengan adanya delegasi tugas yang
diberikan kepada setiap aktor, kita dapat melakukan disagregasi stakeholderdan
kemudian menganalisis kepentingannya untuk kemudian dibuat menjadi
kebijakan.


Daftar Pustaka
Buku

Almond, Gabriel dan James Coleman. 1960. The Politics of the
Developing Areas. NJ: Princeton University.

Budiardjo Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.

Masoed, Mochtar, Collin Andrews. 2008. Sistem Perbandingan
Politik.Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Jurnal

Beinin, Joel and Lisa Hajjar. Palestine, Israel and The Arab-Israeli
Conflict. A Primer H

The Origin Of Israel-Palestine Conflict. Washington: Jews for Justice in
the Middle East.

Almond, Gabriel A.. 1956. Comparative political systems. Journal of
politics, 18(3).

Internet

http://www.bbc.com/news/world-middle-east-14628835 pada 29 April 14

British Palestine Mandate: British White Papers. Diakses dari
https://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/History/whitetoc.html pada
29 April 14

http://www.princeton.edu/~achaney/tmve/wiki100k/docs/United_Nations_
Security_Council_Resolution_242.html pada 29 April 14

http://www.moreorless.net.au/heroes/rabin.html pada 29 April 14

http://www.britannica.com/EBchecked/topic/409922/Benjamin-Netanyahu
pada 29 April 14

Anda mungkin juga menyukai