Anda di halaman 1dari 7

REVIEW PALESTINA ISRAEL

Konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel merupakan salah satu sengketa yang
cukup panjang apabila kita menghitung waktu maupun upaya yang telah dilakukan untuk
menyelesaikan sengketa ini. Hal ini jelas memicu kembali ketegangan tidak hanya di
kalangan negara-negara Timur Tengah tetapi juga ikut menarik perhatian dari dunia. Dalam
konflik antara Israel dan Palestina telah beberapa kali dilakukan perjanjian  untuk
menyelesaikan sengketa yang terjadi antara kedua pihak  yang sama-sama menyatakan
dirinya sebagai negara merdeka dan berhak atas wilayah yang menjadi pokok sengketa
antara kedua pihak. Meski telah berkali-kali dilakukan upaya perdamaian sampai pada
tingkat perjanjian Internasional yang telah dilakukan  Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
sehingga menghasilkan pembagian wilayah untuk kedua masing-masing pihak yakni Israel
dan Palestina, tetapi pada kenyataannya tidak mampu secara langsung menyelesaikan
permasalahan antara Israel dan Palestina.

Palestina dengan pasukan intifadanya dan Israel dengan kekuatan bersenjata yang cukup
kuat tetap saling menyerang dan bertahan satu sama lain. Sementara solusi riil untuk
menyelesaikan sengketa mencapai pedamaian dunia tidak juga mampu menyelesaikan
permasalahan antara kedua bangsa. Ditinjau dari segi pertanggungjawaban atas perjanjian
internasional yang telah dilanggar berkali-kali tentu harus dicermati kembali masalah
yangmendasari.

Penyebab Awal Konflik Israel-Palestina


      Konflik ini dimulai setelah perang dunia kedua, ketika masyarakat Israel (yahudi) berpikir
untuk memiliki negara sendiri. Menurut sejarah mereka keluar dari tanah Israel setelah Perang
Salib karena dituduh pro-Kristen oleh tentara Islam, yang kemudian ditinggali oleh orang-orang
Filistin atau Palestine, pikiran berbentuk zionisme yang didorong oleh genosida oleh Nazi pada
perang dunia kedua. Pilihan letak negara itu tentu saja adalah tanah leluhur mereka yang pada
saat itu merupakan tanah jajahan Inggris karena secara leluhur mereka memilikinya tapi juga
secara religius beberapa tempat keagamaan Yahudi ada disana.
Meskipun tidak secara terbuka, negara-negara barat setuju dan mendukung alasannya karena
sebelum orang Palestina tinggal disana, tanah itu adalah milik Israel. sebaliknya negara-negara
Arab berargumen bahwa adalah karena Jerman yang melakukan genosida maka tanah Jerman lah
yang harus disisihkan untuk dijadikan negara Yahudi. Dibalik semua intrik politik dan
keuntungan dan kerugian politik, strategis, dan sebagainya. Inggris secara sukarela mundur dari
negara dan memberikan siapa saja untuk mengklaimnya. berhubung Isreal lebih siap maka
mereka lebih dahulu memproklamirkan negara.
 Sebaliknya orang-orang Palestina yang telah tinggal dan besar disana tidak mau terima
mejadi bagian negara Yahudi (Dalam literatur doktrin Islam pemimpin negara harus seorang
Muslim), sehingga bangsa Israel kemudian melihat orang Palestina sebagai ancaman dalam
negeri, begitu juga dengan bangsa Palestina yang menganggap Israel sebagai penjajah baru.
Tiga alasan dasar perebutan kota suci Yerusalem :
1.      Alasan Ekonomi
Presiden Bill Clinton sudah menjelaskan hal ini di Gedung Putih dalam
wawancaranya dengan koran Otto Citizen Canada pada tanggal 1 Desember 2000,
bahwasanya “kota Jerusalem akan menjadi tempat tujuan utama para turis
internasional dan para pelancong dunia dalam sejarah keparawisataan” dan
karenanya pula ia berusaha merayu Presiden Yasir Arafat agar mau memindahkan
masjid Al-Aqsho dari sana.
Pada realitasnya, sesungguhnya musuh Israel dengan usaha keras mereka untuk
menguasai kota Jerusalem dan kota Jerusalem yang lama dengan seluruh masjid dan
gereja yang ada di dalamnya, mereka ingin menguasai dan menjadi koordinator
tunggal untuk mengurusi para Haji dan Kristiani ke sana dan mereka pula yang
mengurusi kunjungan umat Islam untuk menyempurnakan Hajinya. Dan ini akan
mendatangkan pendapatan devisa yang sangat besar yang mereka dapat dari
kunjungan umat Kristiani dan umat Islam, bukan kunjungan para turis internasional
seperti yang diungkapkan Bill Clinton.
2.      Alasan Politis                                                
Alasan ini terealisasikan lewat program mereka untuk menjadikan kota Jerusalem
lama yang memiliki posisi yang strategis dan sejarah panjang  menjadi Ibu Kota
Negara yang Abadi menurut keyakinan mereka), yang dari sanalah mereka akan
menguasai seluruh wilayah sekitarnya.
Bariz, seorang politisi Libanon pernah bercerita ketika ada pertemuan di PBB
setelah Zionis Israel mencaplok Libanon pada tahun 1982, ketika Perdana Menteri
Israel pada waktu itu Manahen Begin, mengundang mantan Perdana Mentri Libanon
Kamil Syam`un untuk mengunjungi kota suci Jerusalem,(seperti diceritakan oleh
Kamil Syam`un dalam otobiografinya dalam bahasa Prancis) Manahen Begin
berprilaku seolah-olah ia Raja Sulaiman sedangkan Kamil Syam`un diberlakukan
seolah-olah salah satu raja Al-guwaiyiim (buta huruf /bodoh) di masa mendatang.
Yang datang dari kota Shuur untuk menyembahkan rasa tunduk dan loyal kepada raja
Israel yang baru.
 Penggalan cerita ini sudah cukup sebagai simulasi untuk menjelaskan alasan
yang sangat esensi yang terwujud lewat aturan yang ada di Timur Tengah. Sebuah
aturan dan undang-undang yang ingin diberlakukan secara paksa oleh Amerika
Serikat kepada seluruh wilayah itu, dengan kerja keras untuk menyamakan aturan
bagi warga Arab bagaimanapun caranya.
3.      Alasan Historis

Dengan alasan perang budaya, maka merebut kota suci Jerusalem dan menguasai
seluruh barang bersejarah umat Islam dan Kristen di kota itu merupakan kemenangan
budaya Barat atas budaya Arab Islam, dengan keunggulan dan hegemoni politik
Barat mengajak sekutunya untuk mengusik dendam sejarah masa lalu yang berkobar
dalam jiwa dan dada mereka atas budaya Arab Islam yang mengalahkan mereka
dalam perang orang-orang Barat delapan abad yang lalu.

Penyebab Israel Menyerang Palestina


Konflik ini adalah konflik berkepanjangan yg telah berlangsung selam 60 tahun
lebih.di tilik dari awal mula penyebab konflik, intinya adalah perebutan wilayah Jalur
Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur. Israel adalah negara yg didirikan untuk kaum
Yahudi.Kaum Yahudi adalah kaum yang tidak memiliki tanah air dan tersebar d seluruh
penjuru dunia. Karena kasus Holocoust yg dialami kaum yahudi oleh Nazi Jerman, d
putuskan memberikan tempat bagi kaum yahudi untuk bertempat tinggal.
Setelah melalui proses yang amat panjang akhirnya pada 1948, kaum Yahudi
memproklamirkan berdirinya negara Israel. Dengan kemerdekaan ini, cita-cita orang orang
Yahudi yang tersebar di berbagai belahan dunia untuk mendirikan negara sendiri, tercapai.
Oleh Inggris mereka ditawarkan untuk memilih kawasan Argentina, Uganda, atau Palestina
untuk ditempati, tapi mrk lebih memilih Palestina. Sejak awal Israel sudah tidak diterima
kehadirannya di Palestina, bahkan di daerah mana pun mereka berada. Karena merasa
memiliki keterikatan historis dengan Palestina, akhirnya mereka berbondong2 datang ke
Palestina.
Mengapa Palestina? sebenarnya konflik ini sangat berkaitan dg unsur Agama, para
Yahudi, sangat ingin mengambil atao menempati Bukit Zion dan sekitarnya (daerah
palestin, termasuk Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerussalem timur) yg dikeramatkan dan di
percaya oleh mereka bahwa tempat itu tempat suci tuhan mereka.
Dengan datangannya bangsa Yahudi ke Palestina scr besar2an, Mulailah terjadi
perampasan tanah milik penduduk Palestina oleh pendatang Yahudi. Pada masa inilah,
perlawanan sporadis bangsa Palestina mulai merebak.
Berdasarkan perjanjian Sykes Picot tahun 1915 yang secara rahasia dan sepihak telah
menempatkan Palestina berada di bawah kekuasaan Inggris. Dengan berlakunya sistem
mandat atas Palestina, Inggris membuka pintu lebar-lebar untuk para imigran Yahudi dan
hal ini memancing protes keras bangsa Palestina.
Aksi Inggris selanjutnya memberikan persetujuannya melalui Deklarasi Balfour pada
tahun 1917 agar Yahudi mempunyai tempat tinggal di Palestina. Pada tahun 1947 mandat
Inggris atas Palestina berakhir dan PBB mengambil alih kekuasaan. Resolusi DK PBB No.
181 (II) tanggal 29 November 1947 membagi Palestina menjadi tiga bagian. Hal ini
mendapat protes keras dari penduduk Palestina. Mereka menggelar demonstrasi besar-
besaran menentang kebijakan PBB ini. Lain halnya yang dilakukan dengan bangsa Yahudi.
Dengan suka cita mereka mengadakan perayaan atas kemenangan besar ini. Bantuan dari
beberapa negara Arab dalam bentuk persenjataan perang mengalir ke Palestina.
Tahun 1956, Gurun Sinai dan Jalur Gaza dikuasai Israel, setelah gerakan Islam di
kawasan Arab dipukul dan Abdul Qadir Audah, Muhammad Firgholi, dan Yusuf Thol’at
yang terlibat langsung dalam peperangan dengan Yahudi di Palestina dihukum mati oleh
rezim Mesir. Dan pada tahun 1967, semua kawasan Palestina jatuh ke tangan Israel.
Peristiwa itu terjadi setelah penggempuran terhadap Gerakan Islam dan hukuman gantung
terhadap Sayyid Qutb yang amat ditakuti kaum Yahudi. Tahun 1977, terjadi serangan
terhadap Libanon dan perjanjian Camp David yang disponsori oleh mendiang Anwar Sadat
dari Mesir.
Akhirnya, terbentuklah HAMAS sebagai bentuk organisasi dari rakyat palestina yang
ingin melepaskan wilayahnya dari kependudukan Israel dengan garis keras (mata di balas
mata). Jadi, pendek kata, Israel menyerang palestina untuk memperluas wilayahnya dan
mendapatkan wilayah2 yg d inginkannya, termasuk Jalur Gaza.
Dengan alasan rohani (mengambil kembali daerah2 suci mrk) mereka menghalalkan segala
cara biarpun harus membunuh orang2 tdk bersalah.
1. Padahal, Yerussalem pun adalah kota suci bagi 3 agama, yakni Islam, Kristen dan
Yahudi.
2. Oleh para elite yahudi israel, kota suci ini d jadikan bagian dari negaranya. Padahal
menurut PBB kota ini adalah Kota International karena memiliki kepentingan thdp
beberapa agama.
3. Saat ini, bila kita ingin mengunjungi Yerusalem, sangat sulit karena d jaga ketat oleh
Israel yg Merasa memilikinya. dari beberapa sumber berita yang masuk di akal,dan
berikut alasannya :
4. Wujud kepanikan zionis Israel terhadap daya survive masyarakat Gaza dan menguatnya
kemampuan militer Hamas.
5. Pandangan ideologis dan politis zionisme adalah mendirikan Imperium Israel Raya di
atas tanah Palestina dan sekitarnya.
6. Ada sumber yang mengatakan bahwa penganut zionik ini takut akan kehadiran imam
mahdi yang kelak akan mengalah dajjal (syaitan) sesembahan mereka dan menurut saya 
oleh karna itu mereka mencoba membunuh ibu dan anak anak yang asli keturunan
daerah tersebut dengan melakukan serangan serangan dan dengan berlandaskan
berbagai alasan
7. Untuk mendapatkan dukungan publik Israel menjelang pemilihan umum yang akan
dilakukan negara Zionis tersebut pada awal tahun 2013
8. Israel dan Negara zionis lainnya ingin menguasai perminyakan daerah timur.
9. Untuk menghambat upaya palestina mendapatkan status keanggotaan di Perserikatan
Bangsa Bangsa (PBB)

Resolusi PBB

Pada 29 November 1947 PBB mengeluarkan Resolusi 181 berisi rencana pembagian
wilayah Palestina (UN Partition Plan), yang mengalokasikan 56.5% wilayah Palestina untuk
pendirian negara Yahudi, 43% untuk negara Arab, dan Jerusalem menjadi wilayah internasional.
Tapi kelak, pada tahun 1967 –setelah terjadinya Perang 6 Hari Arab-Israel—Israel menduduki
Sinai, Golan, dan seluruh wilayah Palestina.

Untuk menaklukkan kawasan-kawasan yang oleh Resolusi 181 dijadikan ‘jatah’ wilayah
untuk Israel (faktanya, di kawasan didiami oleh orang-orang Palestina, orang-orang Zionis
melancarkan operasi militer (disebut Plan Dalet) dengan dipimpin Ben Gurion. Operasi-operasi
ini dapat dilaksanakan dalam bentuk berikut ini: menghancurkan desa-desa (dengan membakar,
meledakkan, dan menanam ranjau di reruntuhan desa itu)… atau menyisir kawasan pegunungan
dan melakukan operasi pengontrolan dengan mengikuti petunjuk ini: mengepung desa-desa dan
melakukan pencarian di dalam desa-desa itu. Bila ada perlawanan, kekuatan bersenjata harus
dilenyapkan dan penduduk desa diusir hingga keluar dari perbatasan negara.

Tahap pertama operasi (1947-1948), pasukan Zionis mengusir 780.000 warga Palestina
dari tanah mereka, tahap kedua 452.780 warga diusir, selanjutnya, 347.220 lagi diusir, dan
tahap ketiga (1954) 800.000 warga Palestina diusir. Selain pengusiran, dalam operasi Plan
Dalet itu, ratusan desa dan jutaan hektar ladang dihancurkan, pembantaian massal
dilakukan di desa2 yang penduduknya menolak angkat kaki (salah satu yang paling tragis:
pembantaian massal di desa Deir Yassin). Mereka yang lari mengungsi, hidup di tenda-
tenda pengungsian di luar kawasan ‘jatah’ Israel, dan sampai kini, mereka terus hidup di
sana, atau mengungsi lagi ke tempat-tempat lain (termasuk ke luar negeri). Total jumlah
pengungsi Palestina hari ini sudah mencapai lebih dari 5 juta orang!

Tahun 1948, negara Israel diproklamasikan.

Dengan melihat sejarah pendirian Israel, siapa yang masih bisa mengatakan bahwa Israel adalah
negara yang legal dan mereka memang berhak memiliki Palestina?

Dampak Yang Di Akibatkan Dari Konflik Antara Palestina Dan Israel


Seragan Israel terhadap Palestina di jalur Gaza telah banyak memakan korban, ribuan nyawa
tak berdosa melayang dengan sia-sia. Jumlah warga sipil yang tewas terus meningkat dari waktu
ke waktu. Semantara itu, konflik antar kedua negara tersebut memberikan dampak negatif pada
Israel, begitu juga Palestina.
Berikut dampak yang diakibatkan :
1. Mendapatkan kecaman dunia internasional
Mengingat serangan Israel adalah agresor ke Hamas tak ada hentinya, memicu
berbagai penduduk di belahan dunia kian marah atas perilaku Israel. Seperti negeri
Venezuela, mengusir Duta Besar Israel Shlomo Cohen dan sejumlah stafnya. Insiden
tersebut dilakukan untuk mendesak Israel agar menghormati hukum Internasional.
Negara di Amerika latin juga ikut serta mendesak Israel menghentikan serangan ke
jalur Gaza. Seperti ekuador, Colombia, dan Guatemalapun ikut berkiprah agar dapat
tercapainya gencatan senjata antar kedua Negara itu.
Disisi lain di Jakarta, kecaman juga dilontarkan oleh delegasi tokoh Masyarakat
Madani Indonesia yang terdiri atas berbagai agama. Tak hanya itu, para budayawan,
artispun ikut mendatangi kantor PBB di Jakarta. Kedatangnya tak lain adalah untuk
mendesak agar Agresi Israel segera dihentikan. Kebrutalan Israel atas Gaza sudah
menyeret Israel sebagai penjahat kemanusiaan, dan menjadikan Israel Negara
abominasi oleh dunia.
    2. Dampak konflik terhadap nasib anak-anak
Perang memang tak membawa kedamaian, tapi hanya membawa kehancuran.
Fenomena seperti inilah yang terjadi sekarang ini, seperti konflik yang terjadi kian
marak di Israel-Palestina. Agresi militer itu, sedikitnya telah mengakibatkan Gedung-
gedung bertingkat rubuh seketika, masjid-masjid hancur, rumah penduduk rata dengan
tanah, banyak nyawa bergelimpanan, menambah Susana disitu semakin memilukan,
beragam duka meyelimuti warga palestina, isak tangis keluar dari wanita, pria,
maupun anak-anak, darahpun berceceran. Sungguh tragis nasib mereka alami, dan kini
yang tersisa hanya puing-puing bangunan,yang masih berdiri.
Tak hanya itu, dampak konflik ini juga berpengaruh dikalangan anak-anak, sekitar
59 persen penduduk jalur Gaza adalah anak-anak. Dari 220 korban tewas adalah anak-
anak berusia di bawah 17 tahun. Kejadian ini sangat menprihatinkan nasib anak-anak
dipalestina..
Nasib anak-anak Palestina sangat mengenaskan, banyak anak-anak yang trauma,
mereka harus kehilangan tempat tinggal, tidak bisa sekolah, gedung sekolah hancur.
Sebagai tulang punggung negara, nasib mereka terancam, tindakan brutal para pionir-
pionir Israel itu, telah merenggut masa depan para generasi penerus palestina. Di sini
Dewan Keamanan PBB harus bertindak tegas dalam menangani masalah konflik antar
dua Negara ini, serta memperhatikan nasib dan masa depan mereka.
3. Dampak dalam bidang ekonomi
Peperangan Israel dan Palestina di Jalur Gaza dalam sepekan terakhir tidak saja
menimbulkan banyak korban jiwa, tapi juga menciptakan bencana ekonomi. Total
kerugian ekonomi akibat agresi ke Gaza mencapai 2,4 milyar dolar US, 1.960 milyar
dolar US kerugian langsung, 440 juta dolar US kerugian tidak langsung. Belum lagi 19
fasilitas perusahaan listrik rusak total dan sebagian. Sebagian laporan menunjukkan
bahwa biaya rekonstruksi Jalur Gaza akan menelan 5 milyar dolar US. Selain itu,
akibat agresi ‘Israel’ ke Jalur Gaza, sebanyak 22 lembaga sosial rusak, 180 ribu
penerima santunan, 475 ribu orang terlantar akibat kekerasan ‘Israel’ dan 310 ribu
orang terlantar dan terusir dari rumah mereka dan 165 ribu terusir karena rumah
mereka hancur.
Selain itu, konflik juga mengguncang ekonomi dunia. Yaitu harga minyak di
pasar internasional sudah mulai naik di saat perekonomian global belum pulih dari
resesi. Para investor sudah mulai menghkhawatirkan berkurangnya pasokan minyak
dari Timur Tengah. Apalagi bila konflik Israel-Palestina di Gaza terus berlanjut.
Naiknya harga minyak bisa menjadi masalah besar bila muncul sikap yang frontal dari
negara-negara Arab penghasil minyak di Timur Tengah.
Meski dampak ekonomi di level internasional belum terlalu nampak, di tingkat
regional sudah terasa. Setidaknya, sektor wisata di wilayah Israel dan Palestina
langsung drop akibat konflik yang disebut Israel sebagai operasi militer 'Pillar of
Defense' untuk menghantam kelompok Hamas di Gaza yang bersenjatakan roket itu.
Saat ini, banyak turis yang berpikir dua kali untuk mengunjungi kota-kota wisata di
dekat zona perang, seperti Yerusalem di Israel dan Betlehem di Tepi Barat, Palestina.
Tidak saja Israel yang mengalami kerugian di sektor wisata akibat konflik. Turisme
menyumbang 12 persen dari produk domestik bruto Palestina.
Kota Betlehem, yang berada di wilayah Palestina, memiliki situs-situs suci bagi
umat Kristen. Gereja Kelahiran Yesus Kristus, misalnya, selama ini menarik minat
banyak umat Kristen di penjuru dunia untuk ziarah ke sana. Sejak konflik berlangsung,
Betlehem kehilangan hampir setengah dari total turisnya. Kerugian juga melanda para
pebisnis di Jalur Gaza. Tidak sedikit tempat usaha maupun rumah mereka dan pegawai
mereka hancur karena serangan udara militer Israel. Target mereka adalah para militan
Hamas, namun rudal-rudal mereka juga menembaki bangunan-bangunan warga sipil.
Kesimpulan
      Konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel merupakan salah satu sengketa yang
cukup panjang apabila kita menghitung waktu maupun upaya yang telah dilakukan untuk
menyelesaikan sengketa ini. Hal ini jelas memicu kembali ketegangan tidak hanya di
kalangan negara-negara Timur Tengah tetapi juga ikut menarik perhatian dari dunia.
      Konflik ini dimulai setelah perang dunia kedua, ketika masyarakat Israel (yahudi) berpikir
untuk memiliki negara sendiri, pikiran berbentuk zionisme yang didorong oleh genosida oleh
Nazi pada perang dunia kedua.Konflik antara Palestina dan Israel telah berlangsung lama
sejak tahun 1947. Pada masa itu, dilakukan pembagian wilayah antara Israel dan Palestina
yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hasil dari pembagian wilayah
adalah 54% dari wilayah diserahkan untuk Israel sedangkan sisanya untuk Palestina yakni
46%. Bangsa Yahudi menganggap pembagian yang telah dilakukan itu tidaklah cukup.
Mereka menginginkan wilayah yang lebih luas. Sejak itulah terror yang meluas terhadap
rakyat Palestina berlangsung.
      Seragan Israel terhadap Palestina di jalur Gaza telah banyak memakan korban, ribuan
nyawa tak berdosa melayang dengan sia-sia. Jumlah warga sipil yang tewas terus meningkat
dari waktu ke waktu. Semantara itu, konflik antar kedua negara tersebut memberikan dampak
negatif pada Israel, begitu juga Palestina.
      Sudah menjadi pemahaman umum bahwa konflik antara Palestina dan Israel seringkali
disebut sebagai konflik abadi dan tidak mungkin terselesaikan. Banyaknya keraguan akan
hadirnya perdamaian di bumi Jerussalem ini muncul dikarenakan semenjak Israel mengklaim
haknya di bumi palestina serta memproklamirkan kemerdekaannya pada tahun 1948, sudah
banyak perjanjian yang dilakukan oleh kedua negara dengan ataupun menggunakan pihak
mediator.

Anda mungkin juga menyukai