1. Sejarah Awal: Pada awal abad ke-20, wilayah Palestina adalah bagian dari
Kesultanan Utsmaniyah. Setelah Perang Dunia I, wilayah ini berada di bawah mandat
Britania menurut Liga Bangsa-Bangsa. Pada 1947, PBB mengusulkan pembagian
wilayah tersebut menjadi Negara Arab Palestina dan negara Yahudi Israel.
2. Nakba: Pada 1948, terjadi perang antara negara-negara Arab dan Israel setelah
negara Israel Secara sepihak menyatakan kemerdekaannya. Perang ini
mengakibatkan eksodus massal Orang Palestina, yang dikenal sebagai “Nakba”
(“bencana” dalam bahasa Arab), dan Pembentukan kamp-kamp pengungsi Palestina.
3. Pemukiman Israel: Sejak 1967, Israel telah menduduki Tepi Barat, termasuk
Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza. Selama beberapa dekade, Israel telah membangun
pemukimanpemukiman Yahudi di wilayah-wilayah ini, yang dianggap ilegal menurut
hukum Internasional.
4. Intifada: Intifada pertama (1987-1993) dan intifada kedua (2000-2005) merupakan
periode Konflik intensif antara warga Palestina dan militer Israel. Intifada kedua
terutama dipicu oleh Kunjungan kontroversial oleh Ariel Sharon ke kompleks Masjid
Al-Aqsa di Yerusalem.
5. Status Negara Palestina: Pada 1988, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO)
menyatakan Pendirian Negara Palestina dengan Yerusalem sebagai ibu kota. Sejak
itu, sebagian besar Negara di dunia telah mengakui Negara Palestina, meskipun
Israel dan sejumlah negara lain Masih belum mengakui kemerdekaannya.
6. Perjanjian Perdamaian: Meskipun ada beberapa upaya perjanjian damai, termasuk
Perjanjian Oslo pada 1993, perundingan antara kedua belah pihak belum berhasil
mencapai Penyelesaian yang berkelanjutan. Isu-isu kunci, seperti perbatasan, status
Yerusalem, Pengungsi Palestina, dan keamanan, masih menjadi sumber ketegangan
yang serius.
Pada tahun 2018, Save the Children melakukan penelitian tentang dampak hidup di bawah
blokade dan ketidakstabilan yang berkepanjangan serta kekerasan terhadap kesejahteraan
psikososial anak-anak di Gaza. Studi tersebut menemukan bahwa, sejak tahun 2018,
kesejahteraan psikososial anak-anak, remaja, dan pengasuh mereka telah menurun drastis
hingga ke tingkat yang mengkhawatirkan.
Temuan-temuan dalam laporan ini harus menjadi peringatan. Mereka menunjukkan, sekali lagi,
bahwa hilangnya nyawa, kesejahteraan, dan harapan anak-anak akan masa depan yang lebih baik
adalah akibat dari keadaan yang ada. Langkah paling mendesak yang diperlukan adalah
pencabutan blokade di Jalur Gaza, dukungan juga harus diberikan untuk meningkatkan
ketahanan anak-anak dan keluarganya dalam menghadapi bencana.
Demonstrasi pemenjaraan yang dilakukan oleh angkatan bersenjata Israel adalah sebuah
pelanggaran, karena melakukan penangkapan untuk menempatkan anak-anak ini di penjara, dan
mengisolasi mereka dari orang tua mereka, adalah demonstrasi yang tidak mencerminkan
asuransi anak-anak, mengingat fakta bahwa dengan penangkapan itu Angkatan bersenjata Israel
membatasi hak istimewa mereka untuk belajar dan bermain seperti anak-anak pada umumnya.
Penjara ini juga akan mempengaruhi kondisi mental anak-anak karena mereka bersaksi setiap
hari Kegiatan kebiadaban dieksekusi oleh prajurit Israel terhadap sandera yang berbeda.
Memang terlepas dari kenyataan bahwa ada banyak undang-undang di seluruh dunia yang
menjamin keistimewaan anak muda, khususnya anak-anak di daerah perjuangan. Hingga saat ini,
masih banyak pedoman yang belum dipatuhi dalam perjuangan Israel-Palestina. Hal ini masih
meluap selama pertikaian, misalnya, apakah Israel sengaja memusnahkan kantor kantor publik di
wilayah Palestina seperti klinik dan sekolah. Jenewa sendiri mengklarifikasi bahwa perselisihan
apa pun yang terjadi tidak boleh menyerang klinik medis sama sekali dengan mengharapkan ada
musuh di klinik medis. Karena klinik darurat adalah tempat yang aman bagi orang-orang yang
musnah, di mana orang-orang yang musnah itu sendiri adalah orang-orang yang benar-benar
harus dikeluarkan dari wilayah pertempuran secepat mungkin.
D. Pentingnya Perdamaian
Kita sebagai Pro-Plestina sangat prihatin dengan terus berlanjutnya penjajahan dan
kejahatan perang Israel terhadap Palestina (Gaza). Kementerian Kesehatan yang dikelola
Hamas mengatakan bahwa jumlah korban tewas di Gaza per Selasa (7/11/2023) telah
mencapai 10.328 orang, bertambah lebih dari 300 orang dalam sehari.Jumlah korban
tersebut mencakup lebih dari 4.200 anak-anak.
Pemerintah Indonesia yang sudah menyebut pentingnya menyelesaikan akar masalah yaitu
penjajahan Israel atas Palestina, untuk lebih serius menjalankan amanat Konstitusi dengan
mengambil inisiatif selesaikan akar masalah antara Israel dengan Palestina dengan hentikan
penjajahan Israel dan hadirkan kemerdekaan penuh bagi Palestina.
Untuk itu Indonesia penting jadi motor kolaborasi dengan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI),
maupun negara-negara yang membela bangsa Palestina dari kejahatan perang Israel seperti
Rusia, China, Venezuela, Turki, Iran, Malaysia, Korea Utara, Afrika Selatan, bahkan juga Arab
Saudi. Mereka yang tetap membela Palestina dan mengingatkan pentingnya penyelesaian
akar masalah yaitu penjajahan Israel terhadap Palestina, yang berlanjut dengan politik
apartheid dan pembangkangan Israel terhadap 28 Resolusi SU/DK PBB, sebagaimana
dilaporkan oleh Israel Law Resource Center (ILRC) dan konvensi-konvensi internasional
lainnya.
Adapun mediasi yang dilakukan PBB adalah usaha diplomatik yang ditujukan untuk
menyelesaikan sengketa yang sudah terjadi selama lebih dari 100 tahun ini. Selain itu, ada
juga sejumlah resolusi yang dikeluarkan PBB yang memengaruhi konflik yang terjadi antara
Israel-Palestina.
Pun dalam konflik Israel-Palestina saat ini yang memasuki setengah bulan lebih, AS dan Barat
dengan sangat gamblang mendukung Israel. AS sudah lama menjadi pendukung terkuat
Israel, tak hanya di forum internasional, tapi juga dengan memberikan bantuan keuangan
dan militer sebesar 158 miliar dollar AS sejak Perang Dunia II, lebih banyak dibandingkan
negara lain mana pun.
Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, Washington telah mengirimkan pejabat tinggi,
bantuan keuangan, dan militer ke Tel Aviv. Mereka juga mengirimkan kapal perang terbesar
di dunia ke Mediterania timur.
Konflik yang tadinya mulai mereda kini bergejolak kembali akibat Israel kembali membuat
tragedi berdarah kepada rakyat Palestina. Komplek Masjid Al-Aqso menjadi saksi ketika umat
Islam sedang melaksanakan salat tarawih di tembaki oleh polisi Israel yang mengakibatkan
sedikitnya 178 jamaah luka-luka.
Maka dari itu kita sepatutnya membantu mereka untuk bisa merasakan kedamaian dan
ketenangan hidup. Politisi PKS ini menerangkan, bahwa Konstitusi kita sudah menekankan
dalam pembukaan UUD 1945 yang menyatakan ‘kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa’.
Palestina sampai saat ini masih menjadi negara jajahan oleh zionis israel.
Sehingga sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita harus mendukung upaya
kemerdekaan Negara palestina. Karena Penjajahan yang ada di muka bumi ini selayaknya
harus dihapuskan dimanapun berada.
Indonesia harus ambil bagian pada peran aktif untuk menolong rakyat palestina. Sebagai
negara yang beradab, pantang bagi Indonesia untuk meninggalkan Negara yang pernah
Mengakui kemerdekaan dimana negara lain belum mengakui. Kita tidak Abai dengan
persoalan sekitar kita. Namun kita juga tidak menutup mata akan tindakan biadab kepada
sesama manusia. Jadi kita perlu hadir dalam tindakan atau pendapat, untuk mengutuk segala
kejahatan tidak berprikemanusiaan, tindak kekerasan yang tidak berdasar dalam bentuk
agresi. Mari kita bantu doa, bantu dana, bantu suara, kepada ummat manusia yang tertindas
dimanapun berada. Kita ummat manusia sama saja di hadapan tuhan yang maha esa, yang
membedakan hanyalah Takwa.