Anda di halaman 1dari 9

ABSTRAK

Hak asasi manusia merupakan hak yang dimiliki oleh setiap orang mulai dari dalam
kandungan, hak asasi manusia (HAM) ialah suatu hak yang dimiliki oleh seseorang sebab ia
manusia. Pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan negara Israel terhadap Palestina
merupakan suatu pengambilan hak orang lain, terutama hak untuk hidup dan hidup aman.
Israel melakukan pelanggaran HAM berat yaitu genosida yang menewaskan ribuan
masyarakat Palestina. Selain itu, Israel juga melakukan kejahatan perang dengan
menghancurkan kota atau desa serta sekolah, rumah sakit, dan tempat ibadah dengan cara
berlebihan atau sernau-rnaunya, atau menibinasakan tanpa adanya keperluan militer. Hal
tersebut berlangsung lama dan terus menurus, seperti penderitaan yang terjadi kepada warga
palestina yang diambil hak asasi manusiannya oleh penjajahan Zionis Israel. Untuk itu
negara-negara di dunia bersatu bersama PBB untuk menyelesaikan konflik tersebut.
ABSTRACT
Human rights are rights held by every person from the moment of conception; human rights
are rights held by an individual because they are human. Violations of human rights
committed by the state of Israel against Palestine involve the usurpation of the rights of
others, particularly the right to life and a secure existence. Israel has committed serious
human rights violations, including genocide, which has claimed the lives of thousands of
Palestinian civilians. Additionally, Israel has engaged in war crimes by excessively or
indiscriminately destroying cities or villages, as well as schools, hospitals, and places of
worship, without military necessity. These actions have persisted for an extended period,
resulting in the suffering of Palestinian citizens whose human rights have been infringed
upon by the Zionist occupation of Israel. For this reason, countries around the world have
united with the United Nations (UN) to resolve the conflict.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Palestina merupakan bangsa yang bisa diperkirakan sudah hidup sejak abad ke-XII
SM, bangsa Philistin atau pun Pulasati. Bangsa Philistin diprediksi berasal dari laut
Aegia, laut tersebut ialah laut anata Asia kecil serta Yunani, sehingga bangsa tersebut
diketahui sebagai bangsa dari Laut Aegia. Kemudian setelah tinggal di darat Philistin
menetapkan diri mereka sebagai penguasa daratan sejauh tepi laut selatan yang
berbatasan dengan Sinai memanjang hingga pesisir Syiria di Utara. Nama Palestina
diucap pertama kali oleh ayah sejarahwan bangsa Yunani yang bernama Horodotus. Israel
mengatakan bahwa tanah Palestina sebagai sebutan untuk tanah yang di janjikan oleh
Tuhan. Konflik yang terjadi adalah salah satu permasalahan sosial yang terdapat pada
kelompok dan kelompok, individu dan individu, individu dan kelompok atau negara dan
negara. Konflik bisa mengarah terhadap disintegrasi suatu negara dan akan menjadi
masalah yang berkepanjangan. Konflik akan terjadi mulai dari kaum elit, kalangan
cendekiawan, dan masyarakat awam. Konfik yang terjadi antara Palestina dan Israel
sudah terjadi sejak lama, bahwa konflik antara Palestina dan Israel sudah terjadi kurang
lebih enam dekade, jika ditinjau dari aspek sejarah di Palestina, Palestina telah jatuh
ketangan pihak Brithis semenjak tahun 1917. Jatuhnya negara Palestina bermula sejak
akhir abad ke-19 Masehi, hal ini disebabkan karena kelemahan pemerintahan yang
dipimpin oleh Kerajaan Turki Uthmaniyyah (Cahya, 2022).
Pendirian negara Israel memperoleh pengakuan dari negara Amerika Serikat Soviet
pada tahun 1948. Hal tersebut berdampak pada warga negara Palestina yang berstatus
agama muslim atau pun agama Kristen yang mendapatkan tekanan sepanjang hidup
mereka. Sebagian besar banyak yang mengira bahwa konflik yang terjadi antara Palestina
dan Israel murni sebagai konflik politik, tetapi sebagian orang lainnya menganggap
bahwa konflik ini merupakan konflik yang bernuansa teologis. Konflik teologis yang
terjadi pada Palestina dan Israel bukan saja yang memperlihatkan stigma perang antara
Yahudi-Islam, akan tetapi penyebabnya ialah “Tanah yang diinjaknya”. Warga Israel
mengaku bahwa tanah Palestina merupakan tanah yang dijanjikan Tuhan (Promised
Land). Sejauh ini tidak bisa dipastikan penyebab asli dari konflik atas Politik maupun
teologi keduanya tidak bisa dikatakan sebagai penyebab terjadinya konflik yang terjadi
antara Palestina dan Israel, karena sepanjang sejarah aspek kedua tersebut tercantum
didalam konflik Palestina dan Israel. Kedua pihak tersebut sama-sama ingin
mempertahakan haknya. Sulitnya penyelesaian konflik ini secara mendasar tidak
mempunyai titik cerah dalam permasalahan yang dialami oleh Palestina dan Israel.
Palestina bersikeras untuk mempertahankan wilayahnya, dan tidak akan merelakan
wilayahnya dikuasai oleh Israel, begitu pun juga dengan Israel tetap pada pendiriannya
untuk tidak mengganti batasan daerah yang sama setelah ditinggalkan Inggris pada tahun
1948. Konflik ini kemudian menjadi besar dan meluas, tidak hanya melibatkan Palestina
dan Israel saja, namun beberapa kawasan timur juga ikut dipengaruhi sampai ke belahan
dunia lainya (Cahya, 2022).
Palestina dan Israel merupakan dua negara yang tidak akan lepas dari pembahasan
dunia, atau pun publik. Permasalahan ini memuncak karena ada dua negara yang
menduduki satu wilayah yang sama konflik ini merupakan konflik yang biasa terjadi.
Konflik, peledakan bom, negosiasi bom, negosiasi damai, menjadi rutinitas bagi rakyat
Palestina maupun Israel. Setiap hari di dua negara tersebut tanpa hentinya rudal melayang
di udara dan tiada hari tanpa mendengar ledakan bom. Konflik yang terjadi di Palestina
banyak membuat pilu bagi negara-negara tetangga yang prihatin.
Oleh karena itu PBB hadir dan ikut serta terlibat didalam penyelesaiaan konflik
Palestina dan Israel. PBB sudah melakukan berbagai upaya agar dapat menyelesaikan
konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel ini, tetapi kenyataannya sampai saat ini
terbukti bahwa organisasi PBB tidak memiliki daya yang kuat terhadap Israel karena
sampai detik ini konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel masih terjadi dan belum
memiliki titik terang (Nadialista Kurniawan, 2021).
Konflik antara Palestina dan Israel yang tidak kunjung selesai hingga saat ini, tentu
sangat berpengaruh besar terhadap tatanan sosial dan budaya. Konflik yang terjadi selama
puluhan tahun ini sangat berimplikasi terhadap kondisi kedua negara tersebut baik berupa
ekonomi, politik, dan sosial budaya mereka.
Mencermati kenyataan diatas, konflik antara Israel dan Palestina sudah melanggar hak
asasi manusia. Penyelesaian sengketa Palestina dan Israel menurut hukum internasional,
tetapi sangat jarang sekali yang membahas tentang pelanggaran hak asasi manusia yang
dilakukan oleh Israel terhadap Palestina. Padahal hal ini harus diperhatikan oleh hukum
Internasional dan PBB. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk membahas dan
mengulas lebih dalam tentang agresi Israel terhadap Palestina yang berujung pelanggaran
hak asasi manusia pada Palestina. Oleh karena itu penelitian ini menjadi penting untuk
dikaji, karena merupakan bukti bahwa pelanggaran HAM yang dilakukan oleh negara
Israel terhadap Palestina sudah melanggar aturan yang ada baik dari segi hukum
Internasional dan hukum Humaniter itu sendiri. Fenomena ini juga menarik untuk
diangkat dan dikaji lebih dalam karena sudah menjadi suatu hal yang harus ditangani oleh
PBB dan Hukum Internasional, agar tidak terjadi lagi pelanggaran Hak Asasi Manusia
baik itu negara Palestina ataupun negara-negara lainnya (Nadialista Kurniawan, 2021).
1.2 Rumusan Masalah
1. Pelanggaran HAM apa saja yang dilanggar dalam sengketa bersenjata di Palestina
oleh Israel?
2. Bagaimana peran negara-negara seharusnya dalam menyikapi hal tersebut?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pelanggaran HAM yang Dilakukan Israel terhadap Palestina


Pada tragedi jalur Gaza 2009, PBB membentuk tim pencarian fakta yang dipimpin
mantan hakim konstitusi Afrika Selatan, Richard Goldstone. Tim yang beranggotakan
para ahli hukum dan HAM itu menghasilkan Laporan Goldstone (Goldstone Report).
Laporan Goldstone setebal 574 halaman yang diserahkan ke Dewan HAM PBB pada
tanggal 29 September 2009 itu berisi temuan bahwa Israel diduga telah melakukan
kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan karena membunuh rakyat sipil
tidak bersenjata (anak-anak, wanita, dan lain-lain). Kejahatan yang dilakukan Israel
diantaranya seperti menyerang objek yang dilindungi hukum internasional seperti
sekolah, rumah sakit, rumah ibadah, serta mempergunakan bom curah
(Yuliantiningsih, 2009). Adapun pelanggaran HAM lain yang banyak menarik
perhatian public saat itu diantaranya.
1. Israel Menembak Warga Sipil Palestina
Pelanggaran HAM Israel terhadap Palestina bermula pada 23 Juni 2008, ketika
terjadi sebuah penembakan pertama Israel kepada warga sipil Palestina. Pada saat
itu, warga sipil Palestina sedang mengumpulkan kayu bakar di dekat perbatasan
Beith Lahia. Tiba-tiba mendarat dua buah mortar (meriam) di Gaza. Meskipun
dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa, tetapi yang dilakukan Israel sudah
dianggap melanggar prinsip kemanusiaan.
2. Israel Menembak Anak-Anak Palestina
Anak-anak Palestina juga turut menjadi korban pelanggaran HAM yang
dilakukan Israel. Secara konsisten, sekitar 500-700 anak-anak di Palestina,
beberapa masih berusia 12 tahun, ditahan dan diadili dalam rangka pengadilan
taktis Israel. Pada 2019, Israel menjadi satu-satunya yang menerapkan undang-
undang penjara kepada anak-anak, khususnya anak-anak Palestina. Bahkan
disebutkan bahwa anak-anak ini diperlakukan kasar dan tidak diberi akses untuk
menghubungi orang tua mereka.
3. Israel Menembak Perawat Asal Palestina
Razan Al Najjar adalah petugas medis yang tewas dalam aksi protes warga
Palestina terhadap Israel pada 2018 silam. Razan tewas ditembak oleh tentara
Israel saat ia hendak menyelamatkan korban kerusuhan yang terjadi di Jalur Gaza.
Ketika hendak menolong korban yang tertembak, Razan terlihat sudah
mengangkat tangannya yang memberikan isyarat bahwa dia meminta waktu untuk
menolong sang korban. Akan tetapi, tentara Israel tidak peduli dan tetap
menembak Razan yang kala itu masih berusia 21 tahun.

Dari informasi yang telah dipaparkan di atas, dapat dilihat bahwa Israel
melakukan pembunuhan besar-besaran terhadap warga sipil Palestina. Sehingga dapat
dikatakan bahwa dalam hal ini Israel melakukan pelanggaran HAM berat yaitu
genosida yang menewaskan ribuan m.asyarakat Palestina. Selain itu, Israel juga
melakukan kejahatan perang dengan menghancurkan kota atau desa serta sekolah,
rumah sakit, dan tempat ibadah dengan cara berlebihan atau sernau-rnaunya, atau
menibinasakan tanpa adanya keperluan militer.

2.2 Peran Negara-Negara dalam Menyikapi Konflik Palestina Israel


Dilihat dari kasus-kasus yang telah disebutkan di atas, dapat dipahami bahwa
hal ini merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan pelanggaran HAM berat.
Adapun peran negara-negara di dunia dalam konflik yang terjadi antara Israel dan
Palestina adalah dapat dilakukan melalui bergabung dengan PBB yang dalam hal ini
adalah organisasi persatuan dunia.
PBB merupakan salah satu organisasi internasional dengan tujuan untuk
memelihara perdamaian dunia setelah kegagalan yang dialami oleh LBB dalam misi
yang serupa. PBB diprakarsai pendiriannya pada tanggal 14 Agustus 1941 oleh
presiden AS, Franklin D. Roosevelt, serta perdana menteri Winston churcill dari
Inggris dan kemudian menghasilkan piagam atlantik (Atlantic Charter) atas prakarsa
itu, PBB kemudian didirikan pada tanggal 26 Juni 1945 dan menghasilkan piagam
PBB dan sekarang keanggotaan PBB telah mencapai lebih dari 200 negara-negara di
dunia. PBB sebagai subjek hukum internasional mempunyai peran penting untuk
memelihara perdamaian dan keamanan internasional. (Mamu, M., Pelleng, F. A., &
Kelles, 2012)
Upaya lainnya yang dapat dilakukan oleh negara-negara di dunia adalah
dengan mencoba menengahi dengan membuat perjanjian antar kepala negara seperti
perjanjian Camp David dan perjanjian Oslo seperti yang dilakukan oleh negara
Amerika Serikat. Kedua hal ini merupakan peristiwa penting dalam sejarah upaya
perdamaian antara Israel-Palestina karena berlangsung secara dramatis dan dilematis
(Mustofa, 2022).
Selain itu, negara-negara di dunia juga dapat memberikan donasi serta bantuan
berupa makanan dan obat-obatan serta keperluan lainnya seperti selimut dan pakaian
untuk korban yang terdampak perang Israel dan Palestina.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh Israel kepada Palestina


dapat dikatakan sebagai pelanggaran HAM berat. Adapun beberapa diantaranya
adalah menembak warga sipil palestina, menembak anak-anak Palestina, dan
menembak perawat asal Palestina. Hal ini tentunya menjadi perhatian dunia dan
membutuhkan penanganan serius.

3.2 Saran
Konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina merupakan ancaman besar
terhadap kemanusiaan dan perdamaian dunia, oleh karena itu PBB memiliki peran
penting dalam menyelesaikan konflik tersebut. Adapun partisipasi negara-negara lain
juga sangat diperlukan untuk membantu PBB dalam misinya menjaga perdamaian
dunia dengan cara menjadi mediator atau memberikan donasi serta bantuan kepada
pihak yang terdampak peran Israel dan Palestina.
DAFTAR PUSTAKA

Cahya, E. N. (2022). Agresi Israel Terhadap Palestina Yang Berujung Pelanggaran Ham Pada
Palestina. Jurnal Pendidikan PKN (Pancasila Dan Kewarganegaraan), 3(1), 43.
https://doi.org/10.26418/jppkn.v3i1.52144

Mamu, M., Pelleng, F. A., & Kelles, D. (2012). No Title ‫طرق تدريس اللغة العربية‬. Экономика
Региона, August, 32.

Mustofa, A. Z. (2022). Peran Amerika Serikat Dalam Menciptakan. Jurnal Ilmu Hubungan
Internasional LIN, 2, 121–127.

Nadialista Kurniawan, R. A. (2021). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における


健康関連指標に関する共分散構造分析 Title. Industry and Higher Education, 3(1),
1689–1699. http://journal.unilak.ac.id/index.php/JIEB/article/view/3845%0Ahttp://
dspace.uc.ac.id/handle/123456789/1288

Yuliantiningsih, A. (2009). Agresi Israel Terhadap Palestina Perspektif Hukum Humaniter


Internasional. Jurnal Dinamika Hukum, 9(2), 110–118.
https://doi.org/10.20884/1.jdh.2009.9.2.219

Anda mungkin juga menyukai