Anda di halaman 1dari 3

Latar Belakang Konflik Israel-Palestina

Tepat pada tanggal 2 November 1917.Kala itu Menteri Luar Negeri Inggris saat itu, Arthur
Balfour, menulis surat yang ditujukan kepada Lionel Walter Rothschild, seorang tokoh
komunitas Yahudi Inggris. Surat tersebut mengikat pemerintah Inggris untuk mendirikan rumah
nasional bagi orang-orang Yahudi di Palestina dan memfasilitasi pencapaian tujuan ini. Surat
tersebut dikenal dengan Deklarasi Balfour. Intinya, kekuatan Eropa menjanjikan gerakan Zionis
sebuah negara di wilayah yang 90% penduduknya adalah penduduk asli Arab Palestina. Mandat
Inggris dibentuk pada 1923 dan berlangsung hingga 1948. Selama periode tersebut, Inggris
memfasilitasi migrasi massal orang Yahudi. Di mana terjadi gelombang kedatangan yang cukup
besar pasca gerakan Nazi di Eropa. Dalam gelombang migrasi ini, mereka menemui perlawanan
dari warga Palestina. Warga Palestina khawatir dengan perubahan demografi negara mereka dan
penyitaan tanah mereka oleh Inggris untuk diserahkan kepada pemukim Yahudi.

Tujuan Israel Menyerang Palestina


1. Menginginkan Kota Yerusalem sebagai ibukota Negara Israel
2. Ingin memonopoli Palestina dengan menghancurkan rakyat Palestina secara keseluruhan.
3. Mendapat dukungan dari Amerika Serikat untuk mempertahankan dan memajukan
kepentingan negara tersebut.
4. Merebutkan wilayah Gaza.

Dampak Konflik Israel-Palestina

1. Munculnya sentimen anti Yahudi di beberapa negara Islam.


2. Munculnya solidaritas umat Islam dunia untuk mendukung perjuangan Palestina.
3. Terjadinya krisis politik dan keamanan di kawasan Timur Tengah.
4. Israel, Amerika Serikat, dan beberapa negara Barat menolak proklamasi kemerdekaan
Palestina sehingga menyebabkan konflik antara Palestina dan Israel masih tetap
berlangsung hingga sekarang.

Peran Indonesia dalam konflik Israel-Palestina


1. Pemerintah Indonesia melakukan perjuangan dalam organisasi internasional seperti PBB
dan OKI Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk fokus memerdekakan Palestina
melalui two state solution.
2. Kedua, mendesak DK PBB untuk segera menghasilkan resolusi konflik.
3. Ketiga, Indonesia juga mengambil langkah menarik dengan mengeluarkan joint statement
bersama Malaysia dan Brunei Darussalam. Harapannya bisa dilanjutkan untuk membantu
Palestina melalui OKI, Gerakan Non-Blok, atau PBB
4. Meningkatkan koridor kemanusiaan untuk membantu rakyat Palestina. Karena rakyat
Palestina sendiri kini yang tidak hanya menghadapi konflik, namun juga pandemi
COVID-19 hingga ancaman pemutusan aliran listrik.

Anda mungkin juga menyukai