Anda di halaman 1dari 8

“KONFLIK ISRAEL DAN PALESTINA”

DISUSUN OLEH:

 Dwi Wahyu Widiatmoko (190706001)


 Andreas Deo Parlinggoman (190706031)
 Nahdarul Ahmadi Purba (190706025)
 Muhammad Azli (190706004)
 M Khairul Akbar purba (190706028)
 .Ridho abdilla (190706019)
 Triadi putra (190706026)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


FAKULTAS ILMU BUDAYA
ILMU SEJARAH
MEDAN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israelmerupakan salah satu sengketa
yang cukup panjang apabila kita menghitung waktu maupun upaya yang telah
dilakukan untuk menyelesaikan sengketa ini, yang belakangan ini kembali memanas
cukup menarik perhatian kita. Hal ini jelas memicu kembali ketegangan tidak hanya di
kalangan negara-negara Timur Tengah tetapi juga ikut menarik perhatian dari dunia.
Dalam konflik antara Israel dan Palestina telah beberapa kali dilakukan perjanjian
untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi antara kedua pihak yang sama-sama
menyatakan dirinya sebagai negara merdeka dan berhak atas wilayah yang menjadi
pokok sengketa antara kedua pihak. Meski telah berkali-kali dilakukan upaya
perdamaian sampai pada tingkat perjanjian Internasional yang telah dilakukan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sehingga menghasilkan pembagian wilayah untuk
kedua masing-masing pihak yakni Israel dan Palestina, tetapi pada kenyataannya tidak
mampu secara langsung menyelesaikan permasalahan antara Israel dan Palestina
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang menyebabkan Israel menyerang Palestina ?
2. Apakah terdapat klausul yang menyebabkan Israel tidak bertanggung jawab baik
karena pembelaan diri atau alasan lain?.
C. TUJUAN
adapun tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Agar Pemerintah disetiap negara yang lebih memperketat lagi keamanan
kenegaraannya
2. Menganalisis apa solusi yang dilakukan untuk menangani koflik di Israel dan
Palestina
3. Mengidentifikasi cara yang dilakukan untuk mencegah terjadinya lagi dinegara lain

D. MANFAAT
1. Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan yang sejenis.
2. Sebagai alat pemicu kesadaran masyarakat dalam kehidupan bernegara
BAB II
PEMBAHASAN

1
Jika membahas sejarah Asia Barat, pasti kita membahas tentang salah satu konflik besar
di wilayah Asia Tenggara yaitu Konflik Palestina dan Israel, yaitu konflik berkepanjangan
yang sudah lama berlangung antara Palestina dan Israel terkait perebutan wilayah. Konflik
ini sudah sangat lama berlangsung, latar belakang kenapa masalah ini bisa terjadi yaitu
karena gerakan “zionisme” yaitu suatu paham dan juga gerakan yang bersifat politis,
rasial, dan ekstrim. Tujuannya adalah menegakkan negara khusus bagi bangsa Yahudi,
alasanya karena Sejak dulu zaman sekali, orang-orang Yahudi sudah mencoba untuk
melakukan klaim terhadap sebagian tanah Palestina. Hal ini didasari dari semacam
keyakinan jika tanah yang dijanjikan bagi mereka adalah di sana. Gerakan ini dicetuskan
pertama kali oleh Nathan Bernbaum pada tanggal 1 Mei 1776. Pada awalnya wilayah
Palestina adalah bagian dari kekuasaan Ottoman tetapi karena kekalahan Ottoman pada
PD 1 daerah-daerah yang pada awalnya berada di bawah kekuasaan Ottoman harus rela di
serahkan kepada negara pemenang, termasuk salah satunya Palestina yang harus lepas
dan mejadi bagian dari kekuasaan Inggris. Semejak itu gerakan migrasi bangsa Yahudi ke
palestina semakin gencar, terlebih lagi pada saat mereka mendapat dukungan penuh dari
kerajaan Inggris yang di tandai dengan di sahkanya deklarasi Balfour yang ditanda tangani
pada tanggal 2 November 1917, deklarasi tersebut menyatakan bahwa Inggris mendukung
penuh berdirinya negara Yahudi di Palestina. Gerakan ini dicetuskan pertama kali oleh
Nathan Bernbaum pada tanggal 1 Mei 1776, ketika Perang Dunia Kedua terjadi sebuah
peristiwa Holocaust yaitu peristiwa genosida terhadap kira-kira enam juta penganut
Yahudi Eropa selama Perang Dunia II, suatu program pembunuhan sistematis yang
didukung oleh negara Jerman Nazi, dipimpin oleh Adolf Hitler, dan berlangsung di seluruh
wilayah yang dikuasai oleh Nazi. Peristiwa ini mengakibatkan bangsa Yahudi akhirnya
terpencar dan tidak memiliki tempat tinggal. Upaya bangsa Yahudi untuk mendirikan
suatu negara baru pun didukung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pada tahun
1948 PBB merumuskan sebuah proposal perdamaian untuk Arab dan Yahudi di
Palestina,dengan membuat pembagian wilayah Palestina yang bertujuan untuk
memisahkan negara Arab dan Yahudi. Proposal yang dikenal dengan United Nations
Partition Plan (UN Partition Plan) ini berisi pembagian wilayah Palestina sebesar 55%
untuk bangsa Yahudi, dan 45% sisanya untuk negara Arab.

1
Fahri abdillah, 2018, Latar Belakang Terjadinya Perang Palestina dengan Israel
2
komunitas Yahudi hanya ada sekitar 7% dari seluruh penduduk Palestina, dan 93%
sisanya merupakan bangsa Arab. tersebut menyebabkan ketidakseimbangan antara
jumlah penduduk dan wilayah yang diberikan oleh PBB dan menyebabkan bangsa Arab
melakukan protes. Israel memproklamirkan kemerdekaan negaranya pada tanggal 14 Mei
1948. Tetapi proses kemerdekaan ini tidak berlangsung secara damai karena sehari
setelah negara Israel berdiri, terjadi penyerangan atas Israel yang dilakukan oleh Libanon,
Yordania, Mesir, Irak, dan negara Arab lainnya yang kemudian dimenangkan oleh Israel
yang berhasil merebut 70% dari total luas wilayah yang diberikan oleh PBB. Konflik yang
terjadi berlanjut hingga tahun 1967, dimana Mesir, Suriah, dan Yordania menutup
perbatasannya dengan Israel dan mengusir pasukan perdamaian PBB keluar dari wilayah
tersebut serta memblokade akses Israel terhadap Laut Mera. Kemudian Israel melakukan
serangan terhadap pangkalan angkatan udara Mesir guna mencegah terjadinya invasi oleh
Mesir. Tindakan ini berujung pada Perang Enam Hari yang dimenangkan oleh Israel.
Konflik berkepanjangan ini menyebabkan Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi
242 Tahun 19679 . Pada perang Enam Hari, Israel berhasil merebut beberapa wilayah
seperti Tepi Barat, Jalur Gaza, Semenanjung Sinai, dan Dataran Tinggi Golan. Sebagai ganti
ditariknya pasukan Israel dari wilayah Mesir, Yordania, dan Suriah, Israel diberi janji
perdamaian oleh negara-negara Arab dengan memperluas batas wilayah Yerusalem
dengan memasukkan wilayah Yerusalem Timur.

Upaya perdamaian antara Palestina dengan Israel juga dilakukan oleh Amerika Serikat
melalui Kesepakatan Camp David. Kesepakatan ini ditandatangi pada tanggal 17
September 1978 di Gedung Putih setelah diadakan perundingan selama 12 hari yang
bertujuan untuk mencapai perdamaian di Timur Tengah. Palestina dideklarasikan sebagai
sebuah negara di tahun 1988, meskipun pada tahun-tahun berikutnya Palestina
diwakilkan oleh Palestine Liberation Organization (PLO) untuk mendapatkan pengakuan
di forum internasional. Hal ini disebabkan status Palestina sebagai negara yang berdaulat
belum diakui secara internasional. Pada tahun-tahun berikutnya kembali diadakan
perundingan antara Israel dan Palestina tetapi tidak mencapai kesepakatan diantara
kedua belah pihak. Hal ini membuat Amerika Serikat kembali berupaya melakukan
mediasi bagi perdamaian Israel dan Palestina dengan mengadakan pertemuan Camp
David pada tahun 2000. Namun pertemuan tersebut tidak menghasilkan kesepakatan atau

2
Endah boom, https://www.boombastis.com/theodor-herzl/88646
solusi perdamaian apa pun. Tahun 2007 diadakan kembali konferensi untuk
3
membicarakan perdamaian Israel dan Palestina di Annapolis. Namun kesepakatan
perdamaian hasil dari Annapolis Conference juga masih belum diimplementasikan oleh
kedua negara. Kesepakatan yang dilakukan oleh pihak Palestina dan Israel masih sering
dilanggar oleh pemerintah Israel. Terbukti dengan masih seringnya pemerintah Israel
mengambil wilayah Palestina yang membuat wilayah Palestina semakin sempit. Karena
mengalami kekalahan dalam perang dan menyempitnya wilayah teritorial negaranya,
maka Palestina mengajak Israel untuk mengadakan perundingan. Tetapi oleh karena tidak
adanya kesepakatan yang dicapai pada perundingan-perundingan itu, maka luas wilayah
Palestina pun semakin berkurang, sedangkan wilayah Israel semakin luas. Wilayah
Palestina yang diduduki oleh Israel itu disebut sebagai wilayah pendudukan untuk Israel.
Hal ini melanggar resolusi Majelis Umum 181 , namun Israel tetap saja melakukan invasi.
Dari tahun ke tahun wilayah Israel semakin meluas, Bertambahnya wilayah Israel tidak
sesuai dengan pembagian wilayah yang dilakukan oleh PBB ditahun 1948. Pada wilayah-
wilayah yang dikuasai oleh Israel tersebut dibangun pemukiman-pemukiman untuk warga
Israel. Tidak hanya pada wilayah Palestina yang telah diambil oleh pemerintah Israel yang
dibangun pemukiman tersebut, wilayah yang masih sepenuhnya milik Palestina pun
dibangun pemukiman oleh pemerintah Israel. Misalnya pembangunan pemukiman di
wilayah Tepi Barat dan Yerussalem Timur. Pembangunan pemukiman yang dilakukan oleh
pemerintah Israel ini melanggar hukum perjanjian-perjanjian yang disepakati antara
Palestina dan Israel serta resolusi-resolusi yang dikeluarkan oleh PBB. Akan tetapi Israel
mengklaim ikatan sejarah dan alkitab untuk Tepi Barat dan Yerusalem Timur sebagai
penguat untuk membangun sekitar 500.000 (lima ratus ribu) pemukiman baru. PBB
sebagai organisasi internasional yang menjaga keamanan dan perdamaian internasional
mengeluarkan resolusi-resolusi untuk Israel. Seperti Resolusi Dewan Keamanan No 446
tahun 1979, Resolusi Dewan Keamanan No 478 tahun 1980 dan resolusi-resolusi yang
lain. Meski telah dikeluarkan resolusi oleh PBB, Israel tetap membangun pemukiman yang
telah mencapai ribuan pemukiman tersebut dan menyerang warga sipil Palestina.
Palestina menginginkan kemerdekaan penuh atas wilayahnya maka Palestina melakukan
negosiasi terhadap PBB. Akan tetapi PBB tidak memberikan kemerdekaan kepada
Palestina karena keberadaan Hamas15 yang selalu terlibat perang dan membuat Palestina
dianggap tidak menginginkan perdamaian.16 Akan tetapi pemerintah Palestina tetap
berusaha mendapat pengakuan dari PBB dan berhasil mendapatkan pengakuan tersebut

3
Elba Damhuri, 2018, https://republika.co.id/berita/ph7ph3440/apa-akar-konflik-palestinaisrael-part1
pada tanggal 29 November 2012 dimana Majelis Umum PBB mengakui peningkatan status
Palestina sebagai negara pemantau non-anggota dari status sebelumnya sebagai entitas 17
pemantau yang diwakili PLO18 yang menyatakan mendesak untuk melanjutkan kembali
perundingan antara Israel dan Palestina yang mengarah ke permanen solusi duanegara.
Resolusi mengenai status Palestina di PBB diambil dari 138 suara yang mendukung, 9
suara yang menolak dan 41 suara abstain dari 193 anggota. Tetapi Israel menolak untuk
mengakui status dari negara Palestina. Israel malah menuding upaya Palestina akan
menghambat jalan damai kedua belah pihak. Penolakan Israel atas resolusi tersebut
didukung oleh Amerika Serikat dan Kanada. Pembangunan pemukiman yang dilakukan
oleh Israel dianggap melanggar Hukum Internasional karena dapat mengancam
perdamaian dunia. Hal ini bertolak belakang dengan tujuan PBB yang tercantum dalam
Piagam PBB ayat 1, yaitu menjaga dan memelihara perdamaian dan keamanan dunia.
Sehingga PBB perlu ikut serta dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi antara
Palestina dan Israel agar konflik ini tidak meluas dan merugikan negara-negara lain.
Segala jenis usaha sudah banyak dilakukan untuk mendamaikan konflik tersebut tetapi
hasilnya sama saja dan bahkan bertambah buruk. Terlebih lagi pada tanggal 6 Desember
2017 presiden Amerika Serikat Donald membuat pengumuman yang menghebohkan
dunia dimana dalam pidato di gedung putih ia mengakui bahwa Yerussalem sebagai ibu
kota Israel dan akan memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerussalem. Pernyataan
tersebut membuat masyarakat di seluruh dunia terkejut terutama di wilayah timur
tengah, pernyataan tersebut menuai banyak kecaman dari dunia, karena keputusan
tersebut dianggap bukan solusi untuk meredakan konflik antara Palestina dan Israel
melainkan malah memperbesar konflik tersebut. .
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari permasalahan sengketa antara Palestina dan israel melalui pembahasan, dapat
diambil kesimpulan bahwa sengketa antara Palestina dan israel adalah merupakan
permasalahan sengketa wilayah yang telah dilakukan pembagian oleh Perserikatan
bangsa bangsa (PBB) padamedia Mei 1947. Ternyata pembagian Wilayah yang telah
dilakukan tidak dapat memuaskan kedua belah pihak dan upaya untuk menggagalkan
tidak lagi diawasi secara ketat oleh PBB . serangan Israel tidak segera diselesaikann
dengan ketegasan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sebagai organisasi
Internasional yang memiliki kapaasitas untuk menyelesaikan konflik berkepanjangan
antara Israel dan Palestina. Bahwa mengenai posisi antara Palestina dan israel
terdapat ketidakadilan secara ekonomi yang mengakibatkan dukungan dalam hal
persenjataan begitu besar dan memperkuat posisi israel dalam upaya penekanannya
atas Palestina dan hal ini tidak dicermati oleh PBB dan tidak ada upaya untuk ikut
mengontrol masuknya bantuan untuk persenjataan bagi israel untuk memperkuat
pasukan bersenjata.
B.Saran
Hendaknya dalam suatu perjanjian-perjanjian Internasional disiapkan juga konsep
pengawasan dan sanksi yang tegas bagi negara yang melanggar secara internasional
untuk dapat mencapai kepastian hukum. Pembatasan atas keterlibatan suatu negara
yang memberi dukungan dan mengakibatkan pertentangan sampai ke tingkat konflik
bersenjata seharusnya juga dikaji dan diantisipasi oleh Perserikatan Bangsa Bangsa
(PBB)
DAFTAR PUSTAKA

Oktorino , Nino. 2014. Konflik Bersejarah- Enam Hari Mengguncang Dunia. Jakarta.
PT Elex media Komputindo.

Endah boom. Pria di Balik Berdirinya Israel dan Zionisme yang Menguasai Dunia.
https://www.boombastis.com/theodor-herzl/88646 .(diakses 19 april 2020).

Fahri abdilah. 2018. Latar Belakang Terjadinya Perang Palestina dengan Israel.
https://blog.ruangguru.com/sejarah-kelas-12-latar-belakang-terjadinya-perang-
palestina-dengan-israel. (diakses 19 april 2020).

Elba damhuri. 2018. Akar konflik palestina dan Israel.


https://republika.co.id/berita/ph7ph3440/apa-akar-konflik-palestinaisrael
(diakses 20 april 2020)

Anda mungkin juga menyukai