Anda di halaman 1dari 22

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PEKAN RAYA SUMATERA UTARA

(1972-2002)

DIKERJAKAN

NAMA : HASBALLAH ARIFULFARHAN

NIM : 190706045

PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2022
ABSTRAK

Pekan Raya Sumatera Utara merupakan kegiatan yang sangat berpengaruh


terhadap pengenalan, pengembangan, dan peningkatan potensi-potensi daerah di

Sumatera Utara, yang merupakan ajang promosi seni, budaya, industri, bisnis,

pariwisata dan lainnya yang diikuti oleh 33 Kabupaten/Kota, BUMN/BUMD,

serta pihak swasta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang latar

belakang terbentuknya Pekan Raya Sumatera Utara, perkembangan Pekan Raya

Sumatera Utara hingga mengalami perpindahan lokasi, serta peranan dari Pekan

Raya Sumatera Utara. Metode yang digunakan adalah Metode Sejarah. Dengan

hasil penelitian yang menunjukkan gagasan awal Medan Fair yaitu pada tahun

1971 dan pertama kali diselenggarakan pada 1972. Perkembangan Pekan Raya

Sumatera Utara tidak terlepas dari keseriusan Pemerintah Daerah dan respon

positif masyarakat. Mengalami beberapa perubahan, seperti pada nama dan lokasi.

Memiliki peranan yang sangat penting dalam meramaikan kegiatan kepariwisataan

dan meningkatkan perekonomian.

Kata Kunci: Pekan Raya Sumatera Utara, Perkembangan, Medan Fair

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER ..................................................................................... i

ABSTRAK .................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 3

1.3 Tujuan dan Manfaat ...................................................................... 3

1.4 Tinjauan Pustaka ........................................................................... 4

1.5 Metode Penelitian ......................................................................... 5

BAB II ISI .................................................................................................... 6 2.1

Latar Belakang Terbentuknya Pekan Raya Sumatera Utara ........... 6 2.2

Perkembangan Pekan Raya Sumatera Utara .................................. 8 2.3

Peranan Pekan Raya Sumatera Utara ............................................. 11

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 15

3.1 Kesimpulan ................................................................................... 15 3.2 Saran

............................................................................................ 16 DAFTAR

PUSTAKA ................................................................................... 17
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau dan

memiliki kesenian dan budaya masing-masing di setiap daerahnya. Banyak cara

yang dapat dilakukan untuk mempromosikan kesenian dan budaya-budaya

tersebut kepada masyarakat maupun wisatawan, salah satunya yaitu melalui

pagelaran budaya ataupun pameran.1

Kegiatan pameran sendiri sebenarnya sudah ada sejak masa Kolonial

tepatnya pada tahun 1921 di Batavia ada pasar malam Gambir dan di Surabaya

pada saat itu terdapat kegiatan pameran yang bernama Jaarmarkt. Walaupun

masih dapat terbilang sederhana, namun pameran pada saat itu memiliki kegiatan

kegiatan yang sama dengan kegiatan pameran yang umum saat ini, yaitu

mempromosikan produk-produk perdagangan, industri, pariwisata sekaligus

menjadi hiburan bagi masyarakat lokal. Salah satu kegiatan pameran yang paling

populer di Indonesia adalah Jakarta Fair. Di Indonesia sendiri, tidak hanya di

Jakarta dan Surabaya saja yang mengadakan kegiatan pameran tersebut, tetapi di
Medan, Yogyakarta, Palembang, dan di kota-kota lainnya juga sering mengadakan

kegiatan pameran tersebut.2

1
Daniel, Tesis: “Peranan Pekan Raya Sumatera Utara dalam Mewadahi Pertunjukan

Musik Tradisional Sumatera Utara”, (Medan: Universitas Negeri Medan, 2013), hlm. 2. 2Ika T. D.

Lestari, Sri M. Purwaningsih, “Jakarta Fair dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun

1968-1975”, AVATARA, Vol. 2, No. 3, 2014, hlm. 382.

1
Di Sumatera Utara sendiri juga terdapat sebuah wadah untuk mengadakan

pameran dengan tujuan memamerkan nilai jual dari produk-produk perdagangan,

industri, maupun pariwisata dari setiap daerah yang selalu diadakan setiap

tahunnya yaitu Pekan Raya Sumatera Utara.

“Pekan Raya Sumatera Utara adalah miniatur Sumatera Utara yang


merupakan Event regular tahunan terbesar di Sumatera Utara. Event ini
merupakan ajang promosi seni, budaya, industri, bisnis dan pariwisata
yang diikuti oleh 33 Kabupaten/Kota, BUMN/BUMD, serta pihak
swasta. Pekan Raya Sumatera Utara juga memiliki paviliun-paviliun
yang didesain sesuai dengan ciri khas tiap daerah Kabupaten/Kota yang
menjadi peserta Pekan Raya Sumatera Utara. Setiap paviliun
memamerkan produksi hasil bumi dan objek-objek wisata untuk dapat
menarik minat pengunjung”.3

Pekan Raya Sumatera Utara merupakan kegiatan pameran dan pagelaran

budaya yang sangat digemari oleh masyarakat Sumatera Utara khususnya kota

Medan. Melalui kegiatan pameran tersebut dapat memperkenalkan berbagai seni

dan tradisi budaya lokal seperti musik dan tarian kepada masyarakat khususnya

generasi muda. Pekan Raya Sumatera Utara juga dapat menarik perhatian
wisatawan luar negeri yang datang, mengambil dokumentasi, dan menikmati

berbagai kegiatan yang terdapat di acara tersebut dimana hal tersebut sangat baik

dalam perkembangan pariwisata budaya di Sumatera Utara.4 Sektor pariwisata

3
Joan A. Sukaesa, Tesis: “Perkembangan Pekan Raya Sumatera Utara”, (Medan:

Universitas Negeri Medan, 2018), hlm. 1-2.

4
Daniel, Tesis: “Peranan Pekan Raya Sumatera Utara dalam Mewadahi Pertunjukan

Musik Tradisional Sumatera Utara”, (Medan: Universitas Negeri Medan, 2013), hlm. 2-3.

2
dianggap sebagai sektor yang memiliki potensial di masa depan. Secara tidak

langsung, pariwisata cukup memberikan kontribusi dalam sektor perekonomian,

khususnya kepada Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari suatu daerah dan menjadi

pemasukan devisa suatu negara.5

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik menjadikannya sebagai topik

penelitian dalam mata kuliah Seminar Sejarah Indonesia II dengan judul “Sejarah

dan Perkembangan Pekan Raya Sumatera Utara (1972-2002)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dideskripsikan di atas,

maka dapat ditarik rumusan masalah pada topik ini sebagai berikut. 1. Apa yang

melatarbelakangi terbentuknya Pekan Raya Sumatera Utara? 2. Bagaimana

perkembangan Pekan Raya Sumatera Utara?

3. Bagaimana peranan Pekan Raya Sumatera Utara?


1.3 Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Menemukan hal-hal yang melatarbelakangi terbentuknya Pekan Raya

Sumatera Utara.

5
I Ketut Suwena, I Gusti Ngurah Widiatmaja, “Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata”,

(Denpasar: Pustaka Larasan, 2017), hlm. 8.

3
2. Menjelaskan perkembangan Pekan Raya Sumatera Utara dari awal

terbentuk pada 1972 hingga mengalami perpindahan lokasi pada 2002. 3.

Menjelaskan peranan dari Pekan Raya Sumatera Utara.

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Dapat menambah referensi mengenai Pekan Raya Sumatera Utara. 2.

Sebagai media untuk mengenal tentang Pekan Raya Sumatera Utara dan

perkembangannya dari awal terbentuk.

3. Untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah “Seminar Sejarah Indonesia II”.

1.4 Tinjauan Pustaka

Berdasarkan judul penelitian di atas tentang “Sejarah dan Perkembangan


Pekan Raya Sumatera Utara (1972-2002)” terdapat bahan bacaan seperti buku,

jurnal, artikel, maupun penelitian lain yang relevan dengan tulisan ini dan dapat

dijadikan referensi dalam tulisan ini. Salah satunya adalah penelitian yang

dilakukan oleh Joan A. Sukaesa dalam Tesisnya yang berjudul “Perkembangan

Pekan Raya Sumatera Utara” tahun 2018, yang membahas tentang sejarah,

perkembangan aktivitas, struktur kepengurusan, daya tarik, serta peran Pekan

Raya Sumatera Utara dalam meningkatkan ekonomi dan pariwisata Sumatera

Utara.

Sumber lainnya yaitu yang dilakukan oleh Muhammad Bakir Putra dalam

penelitiannya yang berjudul “Pekan Raya Sumatera Utara sebagai Salah Satu

Upaya Promosi Pengembangan Pariwisata di Sumatera Utara” yang di dalamnya

4
terdapat pembahasan mengenai latar belakang terbentuknya Pekan Raya Sumatera

Utara, Tugas, Fungsi, Tujuan, serta peranan dari Pekan Raya Sumatera Utara.

Buku yang berjudul “Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata” tulisan I Ketut Suwena

dan I Gusti Ngurah Widiatmaja juga mendukung dalam tulisan ini dalam

memahami tentang kepariwisataan, dimana dalam buku tersebut terdapat

pembahasan mengenai pariwisata dan dampak pengembangan pariwisata terhadap

perkonomian dan sosial budaya.

1.5 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam menulis penelitian ini adalah metode

sejarah. Metode penelitian sejarah adalah proses menguji dan menganalisis secara
kritis rekaman-rekaman dan peninggalan masa lalu. Dalam hal ini peneliti akan

melalui tahapan-tahapan yang sesuai dengan metode sejarah dimulai dari

Heuristik, yaitu pengumpulan sumber-sumber yang relevan dengan peristiwa

maupun kisah sejarah yang akan ditulis. Kemudian tahapan Verifikasi (Kritik

Sumber), yaitu menguji keabsahan sumber yang telah dikumpulkan apakah dapat

digunakan sebagai sumber. Kemudian tahapan Interpretasi, yaitu penafsiran

terhadap sumber-sumber yang telah mengalami verifikasi (kritik sumber) terlebih

dahulu. Dan terakhir tahapan Historiografi (Penulisan Sejarah), yaitu data

diperoleh dari penelitian akan dituliskan secara kronologis dan diwujudkan dalam

bentuk tulisan sejarah.

5
BAB II

ISI

2.1 Latar Belakang Terbentuknya Pekan Raya Sumatera Utara Sumatera

Utara sebagai pusat pembangunan dan perkembangan Wilayah Indonesia Bagian

Barat merupakan penghasil komoditi ekport nonmigas terbesar. Sumatera Utara

memiliki letak geografis yang sangat strategis karena berdekatan dengan tiga

provinsi lain di Sumatera, yaitu Aceh, Sumatera Barat, dan Riau, serta berdekatan

juga dengan negara tetangga yaitu Malaysia dan Singapura yang dibatasi oleh

Selat Malaka. Masih banyak kekayaan sumber daya yang terkandung pada alam di

Sumatera Utara yang belum dieksploitasi dan dikembangkan secara baik dan
optimal, sehingga potensi alamnya perlu ditingkatkan agar dapat menunjang

pembangunan daerah dan nasional dengan prospek masa depan yang lebih baik.

Selain kekayaan alam Sumatera Utara, keindahan alamnya juga menjadi potensi

untuk menjadikan Sumatera Utara sebagai daerah destinasi wisata. Pemerintah

Sumatera Utara mengutamakan peningkatan dalam penggunaan barang dan jasa

produksi dalam negeri yang dilaksanakan secara menyeluruh oleh pemerintah

sendiri, baik melalui BUMN/BUMD, perusahaan swasta, maupun masyarakatnya

dalam rangka daya serap pasar produksi di Sumatera Utara.6

6
Muhammad Bakir Putra, “Pekan Raya Sumatera Utara sebagai Salah Satu Upaya

Promosi Pengembangan Pariwisata di Sumatera Utara”, (Medan: Universitas Sumatera Utara,

2012), hlm. 21.

6
Pada tahun 1971, Pemerintah Tingkat I Sumatera Utara dan Pemerintah

Daerah Tingkat II Medan mulai merasakan ketiadaan fasilitas yang dapat

memberikan gambaran mengenai hasil-hasil yang dicapai dalam bidang

pemerintah, industri, bisnis, kerajinan rakyat, kesenian, pariwisata dan berbagai

produk lainnya. Atas dasar permasalahan tersebut, muncullah gagasan awal

mengenai pembangunan Medan Fair yang kemudian nantinya akan berganti nama

menjadi Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU). Keberadaan Medan Fair ini yang

nantinya akan menjadi solusi dari permasalahan tersebut yaitu sebuah komplek

yang berfungsi sebagai pameran dan promosi, pengenalan serta penjualan seluruh

produk masyarakat sekaligus berperan sebagai arena hiburan.7


Untuk mewujudkan hal tersebut, maka Pemerintah Daerah TK I Sumatera

Utara mengeluarkan surat keputusan Nomor 589/IV/GSU pada tanggal 27

Desember 1972 tentang pembentukan suatu arena informasi dan promosi yang

berkesinambungan yang disebut dengan “Medan Fair” untuk dapat

mempromosikan hasil daerah kita maupun daerah lainnya terutama untuk

menunjang perkembangan daerah pariwisata dalam lingkungan nasional.8

Pada tanggal 29 Desember 1972 untuk pertama kalinya Medan Fair

diresmikan oleh Ibu Tien Soeharto. Penyelenggaraan Medan Fair sebagai sarana

promosi dan informasi dari hasil industri, pembangunan, dan kepariwisataan maka

7
Hafnita S. D. Lubis, Joan A. Sukaesa, “Perkembangan Pekan Raya Sumatera Utara”,

Puteri Hijau, Vol. 3, No. 1, 2018, hlm. 4.

8
Penyelenggara Medan Fair, “Pekan Raya Sumatera Utara”, (Medan: Penyelenggara

Medan Fair, 1988).

7
arena ini perlu berdiri sendiri. Kemudian pada tahun 1980 Gubernur kdh TK I

Sumatera Utara mengeluarkan surat keputusan Nomor 322 tahun 1980 tentang

pembentukan suatu badan hukum dalam pengelolaan arena informasi dan promosi

tersebut dengan nama “Yayasan Pekan Raya Sumatera Utara”.9

2.2 Perkembangan Pekan Raya Sumatera Utara

Pekan Raya Sumatera Utara telah dirancang sejak tahun 1971 yaitu pada

saat Pemerintah Tingkat I Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah Tingkat II

Medan merasakan ketiadaan fasilitas yang dapat memberikan gambaran mengenai


hasil-hasil yang dicapai dalam bidang pemerintah, industri, bisnis, kerajinan

rakyat, kesenian, pariwisata dan berbagai produk lainnya. Atas dasar

permasalahan tersebut, muncullah gagasan awal mengenai pembangunan Medan

Fair yang kemudian nantinya akan berganti nama menjadi Pekan Raya Sumatera

Utara (PRSU). Keberadaan Medan Fair ini yang nantinya akan menjadi solusi dari

permasalahan tersebut yaitu sebuah komplek yang berfungsi sebagai pameran dan

promosi, pengenalan serta penjualan seluruh produk masyarakat sekaligus

berperan sebagai arena hiburan.

Kerja keras dan keseriusan Pemerintah Daerah tingkat I Sumatera Utara

dan Pemerintah Daerah Tingkat II Medan akhirnya terwujud. Pekan Raya

Sumatera Utara pertama kali dibuka pada tahun 1972 tepatnya pada tanggal 29

Desember 1972 sampai 12 Februari 1973. Pembukaan Medan Fair diresmikan

9
Penyelenggara Medan Fair, “Medan Fair Pekan Raya Sumatera Utara Ke-XIV 1985”,

(Medan: Penyelenggara Medan Fair, 1985).

8
oleh Ibu Tien Soeharto sebagai perwakilan Bapak Presiden Soeharto yang

didampingi oleh Gubernur Sumatera Utara Bapak Marah Halim Harahap dan

Walikotamadya Bapak Drs. Sjoerkani. Medan Fair ditetapkan sebagai arena

informasi dan promosi yang berkesinambungan bagi hasil industri, perdagangan,

dan pariwisata setiap tahunnya.10 Sejak saat itu, Medan Fair menjadi tujuan yang

ditunggu oleh masyarakat Sumatera Utara dan diselenggarakan setiap tahunnya.

Kemudian pada tanggal 30 Desember 1980, Gubernur Sumatera Utara

menerbitkan Surat Keputusan Nomor 322 Tahun 1980 yang disahkan oleh
Kementrian Dalam Negeri dengan Surat Keputusan Nomor 510.341.22-283.

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara juga menerbitkan Surat

Kepurusan Nomor 323 Tahun 1980, yaitu tentang pengangkatan Pengurus

Yayasan Pekan Raya Sumatera Utara. Lalu pada tanggal 22 April 1981, Surat

Keputusan itu menyebutkan bahwa untuk menjadikan Medan Fair sebagai arena

informasi dan promosi yang mandiri maka dibentuk suatu badan hukum dengan

nama Yayasan Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) yang ditugaskan mengelola

arena informasi dan promosi tersebut.11 Berdasarkan Surat Keputusan tersebut,

Medan Fair kemudian diubah namanya menjadi Pekan Raya Sumatera Utara

(PRSU).

Pada tanggal 28 Oktober 1981, Gubernur Sumatera Utara menerbitkan

Surat Keputusan Nomor 237 Tahun 1981 yang menyatakan bahwa Yayasan Pekan

10
Hafnita S. D. Lubis, Joan A. Sukaesa, “Perkembangan Pekan Raya Sumatera Utara”,

Puteri Hijau, Vol. 3, No. 1, 2018, hlm. 5.

11
Ibid., hlm. 6.

9
Raya Sumatera Utara dan Badan Penyelenggaraan Pekan Raya Sumatera Utara

ditentukan oleh Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara yang disesuaikan

dengan Anggaran Dasar Yayasan Pekan Raya Sumatera Utara.12 Dengan

diterbitkannya Surat Keputusan tersebut, maka menjadikan Yayasan Pekan Raya

Sumatera Utara sebagai aset Pemerintah Daerah Tingkat I provinsi Sumatera

Utara.

Setelah mengalami perubahan nama pada tahun 1981, Pekan Raya


Sumatera Utara juga mengalami perpindahan lokasi. Pada mulanya Pekan Raya

Sumatera Utara berada di Jalan Gatot Subroto No. 30, yang kemudian dilakukan

pemindahan lokasi ke Tapian Daya di Jalan Gatot Subroto No. 238 Medan.

Sumatera Utara. Pemindahan tersebut dilakukan setelah dikeluarkannya Surat

Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 510.11/4739 pada 16 Juli 2002

perihal pemindahan bangunan/paviliun/stand dari Lokasi Pekan Raya Sumatera

Utara, dengan beberapa pertimbangan seperti:

1. Pada saat pelaksanaan Pekan Raya Sumatera Utara menimbulkan

kemacetan,

2. Karena bersifat musiman (sekali setahun), lokasi dari Pekan Raya Sumatera

Utara dinilai kurang menuntungkan,

3. Pekan Raya Sumatera Utara akan diadakan di bangunan yang bertaraf

internasional.13

12
Hafnita S. D. Lubis, Joan A. Sukaesa, “Perkembangan Pekan Raya Sumatera Utara”,

Puteri Hijau, Vol. 3, No. 1, 2018, hlm. 6.

13
Ibid., hlm. 6.

10
2.3 Peranan Pekan Raya Sumatera Utara

Pekan Raya Sumatera Utara merupakan kegiatan yang sangat berpengaruh

terhadap pengenalan, pengembangan, dan peningkatan potensi-potensi yang

berasal dari daerah-daerah di Sumatera Utara. Banyak pengusaha yang

menanamkan modalnya di Pekan Raya Sumatera Utara ini untuk menampilkan

produk perdagangan, hasil industri kerajinan, hasil pertanian dan lainnya, baik itu
selama PRSU berlangsung maupun setelah PRSU berakhir. Maka dari itu, Pekan

Raya sumatera Utara ini dijadikan sebagai ajang mempromosikan produk

perdagangan, industri, dan lainnya serta memperkenalkan potensi yang ada di

Sumatera Utara kepada para investor.14

Misalnya di Deli serdang, agar lebih berhasil dalam memperkenalkan hasil

industri kerajinan tangan daerah, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda)

Deli Serdang bekerja sama dengan Disperindag yang sering mengikuti sejumlah

pameran Inacraft di Jakarta ataupun daerah lainnya. Dengan kualitas hasil industri

kerajinan yang cukup baik dan berkat kerja sama tersebut, sehingga banyak orang

yang memesan hasil industri kerajinan tangan itu.15

Pekan Raya Sumatera Utara merupakan sebuah wadah dalam

mempromosikan potensi produk unggulan daerah. Dengan demikian, para

pengunjung terutama pengusaha ataupun calon pengusaha dapat mengetahui dan

14
Muhammad Bakir Putra, “Pekan Raya Sumatera Utara sebagai Salah Satu Upaya

Promosi Pengembangan Pariwisata di Sumatera Utara”, (Medan: Universitas Sumatera Utara,

2012), hlm. 37.

15
Ibid., hlm, 37.

11
menganalisis peluang bisnis yang ada di daerah. Banyak sektor yang diunggulkan

di daerah dan masih banyak yang belum dikembangkan potensinya, seperti sektor

pertanian, peternakan dan kehutanan, pertambangan, industri pengolahan, gas dan

air mineral, restoran dan hotel, jasa pengangkutan, kesenian budaya, perdagangan

UKM, dan jasa pajak.16


Pembangunan sektor pariwisata merupakan prioritas ketiga setelah sektor

industri dan pertanian. Pariwisata sering kali dipersepsikan sebagai mesin

penggerak ekonomi atau penghasil devisa bagi pertumbuhan ekonomi di suatu

negara, termasuk di Indonesia. Pariwisata harusnya dikembangkan oleh setiap

negara karena delapan alasan utama seperti berikut ini:

1. Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional

maupun international,

2. Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi, transportasi,

akomodasi, jasa-jasa pelayanan lainnya,

3. Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya, nilai-nilai sosial agar bernilai

ekonomi,

4. Pemerataan kesejahteraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi

wisatawan pada sebuah destinasi,

5. Penghasil devisa,

6. Pemicu perdagangan international,

16
Muhammad Bakir Putra, “Pekan Raya Sumatera Utara sebagai Salah Satu Upaya

Promosi Pengembangan Pariwisata di Sumatera Utara”, (Medan: Universitas Sumatera Utara,

2012), hlm. 37-38.

12
7. Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi

pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality

yang handal dan santun, dan

8. Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga aneka ragam produk terus
berkembang, seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu

destinasi.17

Keberadaan Pekan Raya Sumatera Utara turut meramaikan kegiatan

kepariwisataan di Sumatera Utara. Terlihat dari banyaknya jumlah peserta dan

pengunjung yang terlibat dalam penyelenggaraan di setiap tahunnya. Semua

kegiatan tersebut memakai sarana dan prasarana kepariwisataan seperti

transportasi, restoran, dan akomodasi. Pekan Raya Sumatera Utara juga

memberikan dorongan terhadap kreaativitas di bidang seni dan budaya yang

berkaitan dengan pengembangan industri pariwisata.18

Peranan dari Pekan Raya Sumatera Utara ini sangatlah penting untuk

Sumatera Utara, khususnya di daerah-daerah dalam meningkatkan perekonomian

maupun mempromosikan pariwisata. Adapun peran-perannya antara lain:

1. Memberikan pendidikan seni budaya daerah-daerah di Sumatera Utara. 2.

Mempromosikan pariwisata Sumatera Utara lebih luas lagi kepada wisatawan

lokal dan wisatawan asing.

17
I Ketut Suwena, I Gusti Ngurah Widiatmaja, “Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata”,

(Denpasar: Pustaka Larasan, 2017), hlm. 165.

18
Hafnita S. D. Lubis, Joan A. Sukaesa, “Perkembangan Pekan Raya Sumatera Utara”,

Puteri Hijau, Vol. 3, No. 1, 2018, hlm. 13.

13
3. Meningkatkan devisa negara.

4. Mendongkrak pertumbuhan investasi pada daerah-daerah di Sumatera

Utara.
5. Mempromosikan produk-produk unggulan daerah.

6. Menambah pemahaman masyarakat pengunjung PRSU dan calon investor

dalam dan luar negeri tentang kinerja pembangunan maupun peluang

investasi di masing-masing kabupaten/kota.19

Semua itu haruslah didukung oleh berbagai pihak, agar tercapai apa yang

telah diharapkan. Agar Pekan Raya Sumatera Utara dapat terlaksana dengan visi

dan misi yang telah ditetapkan sehingga dapat meningkatkan perekonomian dan

pengembangan pariwisata.

19
Muhammad Bakir Putra, “Pekan Raya Sumatera Utara sebagai Salah Satu Upaya

Promosi Pengembangan Pariwisata di Sumatera Utara”, (Medan: Universitas Sumatera Utara,

2012), hlm. 38.

14
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan di atas, maka terdapat beberapa

hal yang dapat disimpulkan, yaitu:

1. Terbentuknya Pekan Raya Sumatera Utara dilatar belakangi karena

ketiadaan fasilitas yang dapat memberikan gambaran mengenai hasil-hasil

yang dicapai dalam bidang pemerintah, industri, bisnis, kerajinan rakyat,

kesenian, pariwisata dan berbagai produk lainnya. Karena permasalahan

tersebut, muncul gagasan awal mengenai pembangunan Medan Fair

sebagai solusi dari permasalahan tersebut yaitu sebuah komplek yang

berfungsi sebagai pameran dan promosi, pengenalan serta penjualan

seluruh produk masyarakat sekaligus berperan sebagai arena hiburan.

Medan Fair pertama diselenggarakan pada 29 Desember 1972 hingga 12

Februari 1973 berdasarkan surat keputusan Nomor 589/IV/GSU pada

tanggal 27 Desember 1972.

2. Perkembangan Pekan Raya Sumatera Utara tidak terlepas dari keseriusan

Pemerintah Daerah untuk menyelenggarakan Medan Fair setiap tahunnya.

Hal ini didukung juga oleh respon positif dari masyarakat yang

menantikan kegiatan Medan Fair setiap tahunnya. Pekan Raya Sumatera

Utara mengalami beberapa perubahan seperti pada tahun 1981 perubahan

nama dari “Medan Fair” berubah nama menjadi “Pekan Raya Sumatera

Utara” dan perubahan lokasi pada tahun 2002 dari Jalan Gatot Subroto

15
No.30 berpindah lokasi ke Jalan Gatot Subroto No. 238 tepatnya di Tapian
Daya.

3. Pekan Raya Sumatera Utara memiliki peran yang sangat berpengaruh

terhadap pengenalan, pengembangan, dan peningkatan potensi-potensi

yang berasal dari daerah-daerah di Sumatera Utara. Keberadaan Pekan

Raya Sumatera Utara juga turut meramaikan kegiatan kepariwisataan di

Sumatera Utara. Peranan dari Pekan Raya Sumatera Utara ini sangatlah

penting untuk Sumatera Utara, khususnya di daerah-daerah dalam

meningkatkan perekonomian maupun mempromosikan pariwisata. Semua

itu haruslah didukung oleh berbagai pihak agar Pekan Raya Sumatera

Utara dapat terlaksana dengan visi dan misi yang telah ditetapkan

3.2 Saran

Penulis berharap Pekan Raya Sumatera Utara dapat terus diselenggarakan setiap

tahunnya dengan mempromosikan nilai jual setiap daerah di Sumatera Utara

dengan tidak meninggalkan kesenian dan kebudayaan daerah masing masing agar

dapat terus diperkenalkan dan dilestarikan kepada generasi muda.

16
DAFTAR PUSTAKA
Daniel. 2013. Tesis: Peranan Pekan Raya Sumatera Utara dalam Mewadahi

Pertunjukan Musik Tradisional Sumatera Utara. Medan: Universitas Negeri

Medan.

Lestari, Ika T. D., Sri M. Purwaningsih. 2014. Jakarta Fair dan Pertumbuhan

Ekonomi Indonesia Tahun 1968-1975. Jurnal AVATARA. 2 (3). Lubis, Hafnita S.

D., Joan A. Sukaesa. 2018. Perkembangan Pekan Raya Sumatera Utara. Jurnal

Puteri Hijau. 3 (1).

Putra, Muhammad B. 2012. Pekan Raya Sumatera Utara sebagai Salah Satu

Upaya Promosi Pengembangan Pariwisata di Sumatera Utara. Medan:

Universitas Sumatera Utara.

Sukaesa, Joan A. 2018. Tesis: Perkembangan Pekan Raya Sumatera Utara.

Medan: Universitas Negeri Medan.

Suwena, I Ketut., I Gusti Ngurah W. 2017. Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata.

Denpasar: Pustaka Larasan.

Penyelenggara Medan Fair. Pekan Raya Sumatera Utara. (Medan: Penyelenggara

Medan Fair, 1988).

Penyelenggara Medan Fair. Medan Fair Pekan Raya Sumatera Utara Ke-XIV

1985. (Medan: Penyelenggara Medan Fair, 1985).


17

Anda mungkin juga menyukai