Anda di halaman 1dari 114

i

PENGARUH SHOPPING LIFESTYLE, MERCHANDISING, PRICE


REDUCTION DAN STORE ATMOSPHERE TERHADAP
IMPULSE BUYING BEHAVIOR
(Studi Kasus Pada Pelanggan Swalayan Luwes Delanggu)

SKRIPSI

Diajukan Kepada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:
NIA WIDIANINGRUM
NIM. 13.221.1.024

JURUSAN MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

2017
ii

PENGARUH SHOPPING LIFESTYLE, MERCHANDISING, PRICE


REDUCTION DAN STORE ATMOSPHERE TERHADAP
IMPULSE BUYING BEHAVIOR
(Studi Kasus Pada Pelanggan Swalayan Luwes Delanggu)

SKRIPSI

Diajukan Kepada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Dalam Bidang Ilmu Manajemen Bisnis Syariah

Oleh :

Nia Widianingrum
NIM. 13.22.1.1.024

Surakarta, 29 Mei 2017

Disetujui dan disahkan oleh:


Dosen Pembimbing Skripsi

Ika Yoga, MM
NIP. 19790406 201403 1 001
iii

PENGARUH SHOPPING LIFESTYLE, MERCHANDISING, PRICE


REDUCTION DAN STORE ATMOSPHERE TERHADAP
IMPULSE BUYING BEHAVIOR
(Studi Kasus Pada Pelanggan Swalayan Luwes Delanggu)

SKRIPSI

Diajukan Kepada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Dalam Bidang Ilmu Manajemen Bisnis Syariah

Oleh :

Nia Widianingrum
NIM. 13.22.1.1.024

Surakarta, 29 Mei 2017

Disetujui dan disahkan oleh:


Biro Skripsi

Ika Yoga, MM
NIP. 19790406 201403 1 001
iv

SURAT PERNYATAAN BUKAN PLAGIASI

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Yang bertanda tangan di bawah ini:


NAMA : NIA WIDIANINGRUM
NIM : 13.22.1.1.024
JURUSAN : MANAJEMEN BISNIS SYARIAH
FAKULTAS : EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

Menyatakan bahwa penelitian skripsi berjudul “ PENGARUH SHOPPING


LIFESTYLE, MERCHANDISING, PRICE REDUCTION, DAN STORE
ATMOSPHERE TERHADAP IMPULSE BUYING BEHAVIOR (Studi Kasus Pada
Pelanggan Swalayan Luwes Delanggu)”.

Benar-benar bukan merupakan plagiasi dan belum pernah diteliti


sebelumnya. Apabila di kemudian hari diketahui bahwa skripsi ini merupakan
plagiasi, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Demikian surat ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan


sebagaimana mestinya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surakarta, 29 Mei 2017

Nia Widianingrum
v

Ika Yoga, MM
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Surakarta

NOTA DINAS
Hal : Skripsi
Sdri : Nia Widianingrum

Kepada Yang Terhormat


Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Surakarta

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan hormat, bersama ini kami sampaikan bahwa setelah menelaah dan
mengadakan perbaikan sebelumnya, kami memutuskan bahwa skripsi saudari Nia
Widianingrum NIM : 13.22.1.1.024 yang berjudul :

“PENGARUH SHOPPING LIFESTYLE, MERCHANDISING, PRICE


REDUCTION DAN STORE ATMOSPHERE TERHADAP IMPULSE BUYING
BEHAVIOR (Studi Pada Pelanggan Swalayan Luwes Delanggu)”.

Sudah dapat dimunaqasyahkan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar


Sarjana Ekonomi (S.E) dalam bidang Ilmu Manajemen Bisnis Syari‟ah.

Oleh karena itu, kami mohon agar skripsi tersebut segera


dimunaqasyahkan dalam waktu dekat.

Demikian atas dikabulkan permohonan ini disampaikan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Surakarta, 29 Mei 2017


Dosen Pembimbing Skripsi

Ika Yoga, MM
NIP. 19790406 201403 1 001
vi

PENGESAHAN

PENGARUH SHOPPING LIFESTYLE, MERCHANDISING, PRICE


REDUCTION DAN STORE ATMOSPHERE TERHADAP
IMPULSE BUYING BEHAVIOR
(Studi Kasus Pada Pelanggan Swalayan Luwes Delanggu)

Oleh:

NIA WIDIANINGRUM
NIM. 13.22.1.1.024

Telah dinyatakan LULUS dalam UJIAN MUNAQOSYAH


Pada hari Selasa tanggal 13 Juni 2017 / 18 Ramadhan 1438 H dan dinyatakan
telah memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Dewan Penguji :

Penguji I ( Merangkap ketua sidang )


Zakky Fahma Auliya S.E., M.M.

NIP. 19860131 201403 1 004

Penguji II
Drs. Azis Slamet Wiyono, M.M.

NIP. 19590812 198603 1 002

Penguji III
Khairul Imam, SHI.,MSI.

NIP. 19821120 201403 1 001

Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
vii

MOTTO



“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan,

kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, dan hanya kepada

Tuhanmu lah hendaknya berharap ”

(Q.S Al Insyirah: 6-8)

“ Barang siapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu adalah

untuk dirinya sendiri” (Q.S Al-Ankabut: 6)


viii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan dengan segenap cinta dan doa


Karya yang sederhana ini untuk:

Bapak dan Ibu tercinta,

Adikku tersayang,

Sahabatku,

Teman-teman MBS A „13

Almamater IAIN Surakarta

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam


Keluarga Besar Manajemen Bisnis Syariah

yang selalu memberikan doa, semangat dan kasih sayang


yang tulus dan tiada ternilai besarnya

Terima Kasih…
ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Shopping Lifestyle, Merchandising, Price Reduction Dan

Store Atmosphere Terhadap Impulse Buying Behavior (Studi Kasus Pada

Pelanggan Swalayan Luwes Delanggu)”. Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan

Studi Jenjang Strata 1 (S1) Jurusan Manajemen Bisnis Syariah, Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya, telah banyak mendapatkan dukungan,

bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak yang telah menyumbangkan pikiran,

waktu, tenaga dan sebagainya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan

setulus hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Mudofir, S.Ag, M.Pd., Rektor Institut Agama Islam Negeri Surakarta.

2. Drs. H. Sri Walyoto, MM., Ph.D., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

3. Datien Eriska Utami,S.E.,M.Si., Ketua Jurusan Manajemen Bisnis Syariah.

4. Arif Muanas, SE., M.Sc, Dosen Pembimbing Akademik, Jurusan Manajemen

Bisnis Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

5. Ika Yoga M.M., Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan banyak

perhatian dan bimbingan selama penulis menyelesaikan skripsi.

6. Biro Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam atas bimbingannya dalam

menyelesaikan skripsi.
x

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta

yang telah memberikan bekal ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

8. Ibu dan Bapakku, terimakasih atas doa, cinta dan pengorbanan yang tak

pernah ada habisnya, kasih sayangmu tak akan pernah kulupakan.

9. Adikku Chintya Dwika Sari sebagai motivasi penulis untuk kuliah.

10. Kawan seperjuanganku Agung Novianto Margarena, Aisya Elva Ningrum dan

Verantika Ayuning Putri A yang selalu menemani, memberi dukungan dan

memotivasi saya untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-teman Manajemen Bisnis Syariah angkatan 2013 kelas A yang telah

memberikan keceriaan dan semangat kepada penulis selama penulis

menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta.

Terhadap semuanya tiada penulis dapat membalasnya, hanya doa serta puji

syukur kepada Allah SWT, semoga memberikan balasan kebaikan kepada

semuanya. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, 29 Mei 2017

Penulis
xi

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the effect of shopping lifestyle,
merchandising, price reduction and store atmosphere to impulse buying behavior
on self-service customers Luwes Delanggu. The population in this study is all self-
service customers Luwes Delanggu. Sampling technique using incidental
sampling method and obtained sample of 100 respondents. Vaiabel this research
using two variables that are dependent and independent variable.
For the dependent variable (Y) of this research is impulse buying
behavior. For independent variables (X) include: shopping lifestyle (X1),
merchandising (X2), price reduction (X3) and store atmosphere (X4). The
research method used is quantitative research method. For data analysis method
using multiple linear regression. While for the data by using the program IBM
SPSS Statistic version 20.0.
The result of the research showed that the result of the research test using
multiple linear regression analysis model was obtained by shopping lifestyle
variable with tcount (5,070) and significance value 0.000, merchandising variable
with tcount value (0.540) and The significance value is 0.591, the price reduction
variable with the tcount (2,849) and the significance value of 0.005 and the store
atmosphere variable with the tcount (3,473) and the significance value 0.001. The
variable that has the highest value of tcalc is the shopping lifestyle variable. This
means impulse buying behavior is more driven by shopping lifestyle.

Keywords: shopping lifestyle, merchandising, price reduction, store atmosphere


and impulse buying behavior.
xii

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari shopping


lifestyle, merchandising, price reduction dan store atmosphere terhadap impulse
buying behavior pada pelanggan swalayan Luwes Delanggu. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pelanggan swalayan Luwes Delanggu. Teknik
pengambilan sampel menggunakan metode sampling insidental dan diperoleh
sampel penelitian 100 responden. Vaiabel penelitian ini menggunakan dua
variabel yaitu variabel dependen dan independen.
Untuk variabel dependen (Y) dari penelitian ini adalah impulse buying
behavior. Untuk variabel independen (X) meliputi: shopping lifestyle (X1),
merchandising(X2), price reduction (X3) dan store atmosphere (X4). Metode
penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Untuk metode
analisis data dengan menggunakan regresi linier berganda. Sedangkan untuk olah
data dengan menggunakan program IBM SPSS Statistic version 20.0.
Hasil penelitian menunjukkan dari variabel-variabel yang telah diteliti
antara variabel dependen dan independen, bahwa hasil uji penelitian
menggunakan model analisis regresi linier berganda diperoleh variabel shopping
lifestyle dengan nilai thitung (5.070) dan nilai signifikansinya 0.000, variabel
merchandising dengan nilai thitung (0.540) dan nilai signifikansinya 0.591, variabel
price reduction dengan nilai thitung (2.849) dan nilai signifikansinya 0.005 dan
variabel store atmosphere dengan nilai thitung (3.473) dan nilai signifikansinya
0.001. Variabel yang memiliki nilai thitung tertinggi adalah variabel shopping
lifestyle. Artinya impulse buying behavior lebih didorong oleh shopping lifestyle.

Kata kunci: shopping lifestyle, merchandising, price reduction, store atmosphere


dan impulse buying behavior.
xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................. Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .... Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PERSETUJUAN BIRO SKRIPSI .... Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PERNYATAAN BUKAN PLAGIASI ............................................. iv

HALAMAN NOTA DINAS ................................................................................... v

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ vi

HALAMAN MOTTO ........................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

ABSTRACT ............................................................................................................. xi

ABSTRAK ............................................................................................................ xii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xix

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

1.2. Identifikasi Masalah ................................................................................. 5


xiv

1.3. Batasan Masalah ....................................................................................... 5

1.4. Rumusan Masalah .................................................................................... 5

1.5. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6

1.6. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6

1.7. Jadwal Penelitian ...................................................................................... 7

1.8. Sistematika Penulisan Skripsi .................................................................. 7

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 9

2.1 Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 9

2.1.1. Impulse buying behavior ................................................................... 9

2.1.2. Shopping lifestyle ............................................................................ 12

2.1.3. Merchandising ................................................................................ 15

2.1.4. Price reduction ................................................................................ 16

2.1.5. Store atmosphere............................................................................. 18

2.2. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................................... 19

2.3. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 24

2.4. Hipotesis ................................................................................................. 25

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 28

3.1. Waktu dan Wilayah Penelitian ............................................................... 28

3.2. Jenis Penelitian ....................................................................................... 28

3.3. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ............................. 28


xv

3.4. Data dan Sumber Data ............................................................................ 30

3.5. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 31

3.6. Variabel -Variabel Penelitian ................................................................. 31

3.7. Definisi Operasional Variabel ................................................................ 32

3.8. Teknik Analisis Data .............................................................................. 35

3.8.1. Analisis Deskriptif .......................................................................... 35

3.8.2. Instrumen Penelitian........................................................................ 35

3.8.3. Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 36

3.8.4. Analisis Regresi Berganda .............................................................. 39

3.8.5. Uji Ketetapan Model ....................................................................... 40

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ............................................ 44

4.1. Gambaran Umum Penelitian .................................................................. 44

4.1.1. Profil Swalayan Luwes ................................................................... 44

4.1.2. Struktur Organisasi Luwes Delanggu ............................................. 45

4.2. Pengujian dan Hasil Analisis Data ......................................................... 46

4.2.1. Hasil Analisis Deskriptif ................................................................. 46

4.2.2. Uji Instrumen .................................................................................. 48

1. Uji Validitas ........................................................................................ 48

2. Uji Reliabilitas .................................................................................... 50

4.2.3. Asumsi Klasik ................................................................................. 51


xvi

1. Uji Normalitas..................................................................................... 51

2. Uji Multikolonieritas........................................................................... 51

3. Uji Autokorelasi .................................................................................. 52

4. Uji Heteroskedastisitas ....................................................................... 53

4.2.4. Analisis Regresi Berganda .............................................................. 54

4.2.5. Uji Ketetapan Model ....................................................................... 56

1. Uji Koefisien Determinasi .................................................................. 56

2. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) ............................................ 56

4.2.6. Uji Signifikansi (Uji t) .................................................................... 57

4.2.7. Pembahasan ..................................................................................... 58

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 61

4.1. Kesimpulan ............................................................................................. 61

4.2. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 61

4.3. Implikasi dan Saran ................................................................................ 62

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 63

LAMPIRAN .......................................................................................................... 68
xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1Wawancara mengenai impulse buying behavior ......................................... 3

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel .................................................................. 32

Tabel 3.2 Tabel Auotokorelasi ................................................................................. 38

Tabel 4.1 Karakteristik Responden .......................................................................... 46

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Shopping Lifestyle ..................................................... 48

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Merchandising .......................................................... 48

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Price Reduction ......................................................... 49

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Store Atmosphere ...................................................... 49

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Impulse Buying Behavior ......................................... 49

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Masing-masing Variabel ....................................... 50

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas ................................................................................ 51

Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolonieritas ..................................................................... 52

Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................... 53

Tabel 4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................. 54

Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Berganda ........................................................... 54


xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka berfikir..............................................................................23

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Luwes Delanggu...........................................44


xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian .................................................................................. 68

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ............................................................................. 70

Lampiran 3 Tabulasi Hasil Penelitian ...................................................................... 75

Lampiran 4 Output Statistik Deskripsif ................................................................... 83

Lampiran 5 Uji Validitas .......................................................................................... 85

Lampiran 6 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................ 89

Lampiran 7 Hasil Uji Asumsi Klasik. ...................................................................... 91

Lampiran 8 Hasil Analisis Uji Regresi Berganda. ................................................... 93


1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Bisnis ritel di Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang positif dalam

10 tahun terakhir yaitu sampai dengan tahun 2015. Prospek perkembangan usaha

ritel dan pusat belanja tersebut dinilai akan membaik jika dilihat dari pertumbuhan

ekonomi Indonesia yang mencapai rata-rata 6% per tahun

(www.bisnis.liputan6.com). Berdasarkan perkiraan Asosiasi Pengelola Pusat

Belanja Indonesia (APPBI) pertumbuhan ritel modern di Indonesia selama 2012-

2015 akan berada pada kisaran 4,5-5% per tahun. Perkembangan gerai

hypermarket rata-rata sebesar 30% per tahun, supermarket 7% per tahun dan

minimarket sekitar 15% per tahun (www.warkota.tribunnews.com).

Meningkatnya perkembangan retail menyebabkan persaingan sangatlah

ketat, sehingga para retailer dituntut untuk lebih bisa proaktif dan berinovasi

tinggi dalam mengeluarkan berbagai produk maupun pelayanan prima untuk

mendapatkan keunggulan bersaing dalam rangka memenangkan pangsa pasar

(Temaja dkk. 2015: 1467).

Pertumbuhan pusat belanja modern pada umumnya merupakan cerminan

dari meningkatnya gaya hidup masyarakat. Pengelola pusat belanja dan toko

modern telah menyikapi adanya perubahan gaya hidup konsumen dengan

melakukan perubahan konsep serta format toko sesuai dengan keinginan

konsumen dengan suasana belanja yang lebih nyaman dan santai

(www.warkota.tribunnews.com).
2

Perusahaan ritel harus bisa mengenali dan memahami perilaku konsumen

agar mendapatkan konsumen yang potensial. Secara umum, sebelum melakukan

pembelian konsumen melakukan perencanaan terlebih dahulu tentang jenis,

jumlah, harga, tempat dan aspek lain dari barang yang akan dibeli. Namun,

beberapa perusahaan ritel menerapkan berbagai strategi agar konsumen lebih

tertarik melakukan pembelian secara spontan, tanpa perencanaan terlebih dahulu

(Winantri, 2016).

Dari semua kegiatan berbelanja yang dilakukan konsumen, tidak

semuanya merupakan pembelian yang terencana (Utami & Rastini, 2015:1230).

Hal ini dapat dilihat dari survey yang diketahui bahwa bahwa rata-rata 64%

konsumen terkadang atau selalu membeli sesuatu yang tidak direncanakan

sebelumnya, sedangkan jumlah konsumen yang melakukan pembelanjaan sesuai

dengan yang sudah direncanakan sebelumnya hanya berkisar 15% (Herukalpiko

dkk. 2013:2).

Saat ini impulse buying merupakan fenomena yang telah menarik

perhatian penelitian khususnya di negara-negara maju (Utami & Rastini,

2015:1230). Peranan belanja impulsif konsumen tersebut telah memberikan

kontribusi bagi kinerja pendapatan toko-toko ritel untuk meningkatkan penjualan,

hal ini menjadi topik bahasan penting pada banyak penelitian selama beberapa

dekade terakhir (Bong, 2011:32).

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 26 Februari 2017 terhadap 10

konsumen yang berusia 19 - 30 tahun di Swalayan Luwes Delanggu yang

melakukan pembelanjaan minimal 2-3 kali per bulan, juga menunjukan bahwa
3

dari 10 konsumen yang diwawancarai memiliki perilaku pembelian tidak

terencana atau impulse buying behavior seperti yang terlihat pada Tabel 1.1

Tabel 1.1
Wawancara Mengenai Impulse Buying Behavior

Pernyataan Setuju Tidak Total


Setuju
1. Sewaktu saya pergi berbelanja, saya suka 8 2 10
membeli produk yang tidak direncanakan
sebelumnya.
2. Saya sulit mengendalikan diri terhadap 8 2 10
desakan untuk membeli produk sewaktu
melihat penawaran menarik.
3. Sewaktu melihat penawaran menarik, 6 4 10
saya selalu membeli lebih daripada yang
seharusnya.
Jumlah 22 8 30
Persentase (%) 73,3 26,7 100,0
Sumber: Data diolah, 2017.

Tabel 1.1 menunjukan bahwa 73,3% jawaban dari para responden atas

ketiga pertanyataan tersebut adalah setuju, sehingga dapat dikatakan bahwa

responden cenderung memiliki perilaku pembelian yang tidak direncanakan atau

impuse buying behavior.

Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian tidak

terencana yakni faktor internal dan faktor eksternal (Temaja dkk. 2015:1468).

Menurut Kosyu dkk. (2014:2) yang menjadi faktor internal dari perilaku impulse

buying yakni shopping lifestyle. Dalam penelitian tersebut mengatakan bahwa

kebutuhan konsumen sangat berpengaruh pada gaya hidup atau lifestyle. Semakin

banyak model fashion terbaru yang bermunculan membuat konsumen ingin selalu

mengikuti perkembangannya.
4

Menurut Maymand & Ahmadinejad (2011:13058) faktor eksternal

pembelian impulsif mengacu pada rangsangan pemasaran yang dikontrol dan

dilakukan oleh pemasar melalui kegiatan merchandising.

Temaja dkk. (2015:1469) menyatakan bahwa faktor eksternal yang dapat

mempengaruhi perilaku impulse buying yakni pemberian diskon yang menarik

ditambah dengan potongan harga pada saat pembelian kedua, tersedia beragam

jenis produk baru yang dijual mengikuti trend dan harga yang dijual sesuai

dengan kualitas produk. Penelitian yang dilakukan oleh Banerjee & Saha

(2012:20) juga menemukan bahwa kegiatan promosi melalui potongan harga dan

diskon memicu terjadinya pembelian impulsif.

Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan dan Kunto (2013:1),

memperlihatkan bahwa perilaku pembelian tidak terencana dipengaruhi oleh

faktor eksternal seperti store atmosphere. Suasana toko meliputi pencahayaan,

musik, warna dan bau memegang peranan penting dalam mempengaruhi

keputusan pembelian konsumen (Ratnasari dkk. 2015:2). Pada umumnya, perilaku

berbelanja masyarakat yang semakin modern saat ini lebih mengacu pada suasana

toko (Leba:2015:2).

Berdasarkan latar belakang masalah dan fenomena recearch tersebut,

maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Shopping Lifestyle, Merchandising, Price Reduction, dan Store Atmosphere

Terhadap Impulse Buying Behavior (Studi Kasus Pada Pelanggan Swalayan

Luwes Delanggu).
5

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan fenomena research di atas,

permasalahan yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut :

Hasil wawancara pada tanggal 26 Februari 2017 atas ketiga pertanyaan

mengenai impulse buying behavior terhadap 10 konsumen di Swalayan Luwes

Delanggu yang berusia 19 – 30 tahun yang melakukan pembelanjaan minimal 2 –

3 kali per bulan, menunjukan bahwa 73,3 % jawaban dari 10 responden atas

ketiga pertanyaan tersebut adalah setuju, sehingga dapat dikatakan bahwa

responden cenderung memiliki perilaku pembelian yang tidak direncanakan atau

impulse buying behavior.

1.3. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ditetapkan agar penelitian terfokus

pada pokok permasalahan yang ada beserta pembahasannya, sehingga diharapkan

penelitian tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan. Penelitian ini

dibatasi pada masalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya meneliti pengaruh shopping lifestyle, merchandising, price

reduction dan store atmosphere terhadap impulse buying behavior.

2. Penelitian ini dilakukan pada pelanggan Swalayan Luwes Delanggu.

1.4. Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

behavior pada pelanggan Luwes Delanggu ?


6

2. Apakah terdapat pengaruh merchandising terhadap impulse buying behavior

pada pelanggan Luwes Delanggu ?

3. Apakah terdapat pengaruh price reduction terhadap impulse buying

behavior pada pelanggan Luwes Delanggu ?

4. Apakah terdapat pengaruh store atmosphere terhadap impulse buying

behavior pada pelanggan Luwes Delanggu ?

1.5. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh shopping lifestyle terhadap

impulse buying behavior pada pelanggan Luwes Delanggu.

2. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh merchandising terhadap

impulse buying behavior pada pelanggan Luwes Delanggu.

3. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh price reduction terhadap

impulse buying behavior pada pelanggan Luwes Delanggu.

4. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh store atmosphere terhadap

impulse buying behavior pada pelanggan Luwes Delanggu

1.6. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan tentang perilaku konsumen mengenai impulse buying behavior.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pihak perusahaan


7

Memahami perilaku pembelian tidak terencana yang memberikan suatu

pedoman pada retail untuk mengembangkan strategi dalam membuka kesempatan

impulse saat konsumen berbelanja. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan

temuan yang bermanfaat bagi toko-toko retail yang rentan terhadap impulse

buying. Temuan dari penelitian ini dapat dijadikan masukan dan bahan

pertimbangan bagi pemasar dalam menyusun strategi pemasaran yang tepat.

b. Bagi akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam melakukan

penelitian berikutnya.

c. Bagi penulis

Sebagai sarana menambah cakrawala pemikiran dan menerapkan ilmu

pengetahuan yang telah diperoleh di bangku perguruan tinggi.

1.7. Jadwal Penelitian

Terlampir.

1.8. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan dalam bab ini dibagi menjadi lima bab dengan

susunan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, jadwal penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB 2 LANDASAN TEORI


8

Bab ini berisi kajian teori, hasil penelitian yang relevan, kerangka berfikir dan

hipotesis.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Bab ini penulis mengemukakan tentang waktu dan wilayah penelitian, jenis

penelitian, populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, data dan sumber

data, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi opersional variabel,

instrument penelitian, dan teknik analisis data.

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum penelitian, pengujian dan hasil

analisis data, pembahasan hasil analisis (pembuktian hasil hipotesis).

BAB 5 PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.


9

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


2.1.1. Impulse buying behavior

Kebutuhan dan keinginan konsumen akan barang dan jasa terus

berkembang dan mempengaruhi perilaku belanja produk. Pembelian suatu produk

belum tentu direncanakan sebelumnya, perilaku pembelian yang tidak

direncanakan ini disebut impulse buying behavior, pembelian impulsif terjadi

karena adanya rangsangan lingkungan belanja (Semuel, 2005:141). Konsumen

wanita cenderung lebih impulsif jika dibandingkan dengan konsumen pria, karena

wanita lebih dipengaruhi emosionalitas daripada mengutamakan rasionalitas

(Utami & Rastini, 2015:1230).

Pembelian tak terencana adalah perilaku pembelian tanpa ada perencanaan

terlebih dahulu (Yistiani dkk. 2011:139). Impulse buying merupakan kegiatan

pembelian spontan konsumen saat memasuki toko tanpa ada perencanaan

sebelumnya (Kurniawan dan Kunto, 2013:1). Impulse buying juga merupakan

perilaku konsumen belanja tidak wajar yang menyebabkan pemborosan dan

pengeluaran tak terkendali (Winantri, 2016).

Perasaan emosi konsumen pada saat berbelanja sering menimbulkan

pembelian impulsif (Cakraningrat dan Ardani, 2016 : 4424). Impulse buying juga

terjadi ketika konsumen mengalami dorongan emosi untuk membeli produk, tanpa

pertimbangan bijaksana mengapa dan untuk apa alasan membeli suatu produk

tersebut ( Utami dan Rastini, 2015 : 1230).


10

Menurut Ma‟ruf (2006:64) ada tiga macam jenis pembelian impulsif :

a. Pembelian tanpa rencana sama sekali yaitu konsumen belum merencanakan

sebelumnya terhadap pembelian suatu barang, ia membeli barang tersebut

begitu saja ketika melihatnya.

b. Pembelian yang setengah tak direncanakan yaitu konsumen sudah

merencanakan membeli suatu barang, tetapi belum ada rencana membeli

barang berdasarkan merek ataupun jenis/beratnya, dan membeli barang begitu

saja ketika mereka melihatnya.

c. Barang pengganti yang tak direncanakan yaitu konsumen sudah merencanakan

membeli barang dengan merek tertentu, kemudian membeli barang yang

dimaksud tetapi dari merek lain.

Menurut Dharmmesta dan Handoko (2000:22) perbedaan Impulse buying

sebagai berikut :

a. Suggestion buying, yaitu pembelian tanpa direncanakan dan berdasarkan saran

orang lain.

b. Reminder buying, yaitu pembelian tanpa direncanakan lebih dulu yang

didasarkan ingatan saja.

Impulse buying adalah perilaku berbelanja konsumen yang bertindak

secara tidak wajar atau perilaku menurut sekehendaknya atau dorongan hatinya

(Dharmmesta dan Handoko, 2000:29). Impulse buying adalah pembelian yang

dilakukan di luar daftar belanja yang sudah ada tanpa direncanakan sebelumnya

oleh konsumen secara spontan dan tanpa memikirkan resiko (Ratnasari, dkk.

2015:3).
11

Dalam teori islam perilaku konsumsi seorang muslim dituntut untuk

bersikap sederhana, tidak berlebih-lebihan serta tidak boros sehingga dapat

menyesuaikan kebutuhan dan anggaran yang ada (Rozalinda, 2015:104). Perilaku

israf atau berlebih-lebihan diharamkan sekalipun komoditi yang dibelanjakan

adalah halal. Meskipun demikian, islam tetap memperbolehkan seorang muslim

untuk menikmati karunia kehidupan selama itu masih dalam batas kewajaran

(Muflih, 2006:15). Dasar perilaku konsumen islam antara lain:

Al-Qur‟an surat Al-Isra 26 – 27

Artinya:
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang
miskin dan orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-
hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah
saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”
(Muflih, 2006:15).

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelian tidak

terencana adalah kegiatan berbelanja konsumen untuk menghabiskan uang yang

tidak terkontrol karena dorongan emosi untuk membeli suatu produk secara

spontan tanpa pertimbangan sebelumnya. Sering kali barang-barang yang dibeli

secara spontan meliputi pada barang yang diinginkan untuk dibeli serta

kebanyakan dari barang tersebut tidak diperlukan oleh konsumen (Semuel,

2005:145).
12

2.1.2. Shopping lifestyle

Gaya hidup mencerminkan keseluruhan aktifitas individu yang

berinteraksi dengan lingkungannya. Secara sadar maupun tidak sadar, gaya hidup

akan berpengaruh pada keputusan konsumen dalam pembelianya. Masing-masing

individu memiliki karakteristik kepribadian yang berbeda yang juga

mempengaruhi pembelianya (Almi, 2012:2).

Gaya hidup adalah suatu fungsi yang melibatkan motivasi konsumen dan

pembelajaran sebelumnya, kelas sosial, demografi, dan variabel lain. Gaya hidup

adalah konsepsi rangkuman yang mencerminkan nilai konsumen (Ardy,

2013:225). Gaya hidup merupakan suatu konsep yang lebih berguna daripada

kepribadian kontemporer serta komprehensif. Gaya hidup juga digunakan

segmentasi pasar karena telah menyediakan pandangan kehidupan sehari-hari dari

konsumen secara luas (Aziz, 2015:5).

Shopping lifestyle menggambarkan aktivitas seseorang dalam

menghabiskan waktu dan uang. Dengan adanya ketersediaan waktu konsumen

akan memiliki banyak waktu untuk berbelanja dan dengan uang konsumen akan

memiliki daya beli yang tinggi. Hal tersebut tentu berkaitan dengan keterlibatan

konsumen untuk membeli suatu produk juga mempengaruhi pembelian impulsif

(Darma & Japarianto, 2014:80).

Shopping lifestyle merupakan gaya hidup yang dilakukan seseorang untuk

mengekspresikan diri dengan pola tindakan menghabiskan waktu dan uang, yang

dapat digunakan untuk membedakan sifat dan karakteristik sesorang melalui gaya

berbelanja (Kosyu dkk. 2014:3).


13

Perubahan gaya hidup yang terus berkembang menjadikan konsumen

ingin selalu mengikuti perkembangannya. Kebutuhan konsumen sangat

berpengaruh pada gaya hidup atau lifestyle, kegiatan shopping menjadi salah satu

tempat yang paling digemari oleh seseorang untuk memenuhi kebutuhannya.

Terkadang kegiatan shopping ini dilatar belakangi oleh pola konsumsi seseorang

untuk menghabiskan waktu dan uang dan berbelanja menjadi sebuah gaya hidup,

kemungkinan besar shopping lifestyle ini yang menyebabkan terjadinya pembelian

secara implusif (Kosyu dkk. 2014:3).

Menurut Irawan dkk. (1996:43) gaya hidup digambarkan dengan dimensi

sebagai berikut :

a. Kegiatan

Cara hidup yang didentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu

mereka.

b. Minat

Apa yang mereka anggap penting dalam lingkunganya.

c. Pendapatan

Penghasilan seseorang untuk mencukupi kehidupannya.

Menurut Almi (2012:4) ada 4 kategori yang menjadi motif dalam proses

pembelian untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen itu sendiri

terhadap apa yang telah konsumen dapatkan karena lifestyle yaitu:

a. Utilitarian purchases (manfaat pembelian produk)


14

Dalam kondisi tidak sangat mendesak dibutuhkan konsumen membeli

produk tertentu, dengan keyakinan bahwa produk/jasa tersebut akan

meningkatkan kehidupan yang lebih baik atau lebih mudah.

b. Indulgences (kesukaan/memanjakan diri)

Konsumen mencoba untuk menikmati hidup dengan sedikit kemewahan

tanpa banyak menambah pengorbanan dari pengeluarannya, hal ini dipengaruhi

oleh faktor emosional.

c. Lifestyle luxuries (gaya hidup mewah)

Lifestyle luxuries memberikan manfaat berupa meningkatkan prestige,

image dan superior quality dari sebuah merek. Bagi konsumen peranan merek

dalam hal ini menjadi gratifikasi konsumen untuk membeli produk atau jasa.

d. Aspirational luxuries (hasrat kemewahan)

Seiring dengan indulgences, aspiration luxuries akan memuaskan

konsumen dari aspek kebutuhan emosionalnya. Melalui kegiatan shopping,

konsumen dapat mengekspresikan dirinya, sistem nilai, minat dan hasratnya.

Kepuasan muncul dari emosi lebih besar daripada kepuasan pemenuhan

kebutuhan praktis atau fungsional.

Menurut Semuel (2005:144 ) pengalaman belanja dikelompokkan menjadi

tiga dimensi, yaitu:

1) Hedonic shopping value merupakan suatu instrumen pengalaman berbelanja

yang mencerminkan secara langsung manfaat dari berbelanja, seperti:

kesenangan, hal-hal baru.


15

2) Utilitarian shopping value adalah suatu nilai yang mencerminkan manfaat dari

berbelanja seperti contoh: memperoleh beberapa barang tertentu.

3) Resources expenditure digunakan untuk memperkirakan dana yang

dikeluarkan, waktu dan interaksi sosial yang diluangkan untuk belanja.

2.1.3. Merchandising

Retailer dapat melakukan persediaan barang yang menyangkut jenis

barang yang akan dijual, seperti menjual barang bermerek eksklusif, barang

bermerek pribadi ataupun menjual barang sesuai selera konsumen (Melisa,

2012:3). Peritel juga dapat meningkatkan kemampuannya dalam memperkirakan

permintaan, memilih barang dagangan, mengontrol persediaan, mengalokasikan

tempat,dan mengatur pajangan. Komputer juga digunakan untuk melacak

persediaan, menghitung jumlah pesanan yang ekonomis, memesan barang dan

menganalisis data untuk mengelola merchandise dari toko ke toko (Kotler dan

Keller, 2008:174).

Merchandise yaitu produk-produk yang dijual retailer dalam tokonya

(Ma‟ruf, 2006:135). Menurut Ma‟ruf (2006:141) hal-hal yang digunakan untuk

merencanakan merchandise adalah :

1) Aspek peramalan

2) Inovasi

3) Ragam produk

4) Timing dan Alokasi


16

Yulianto dkk. (2013:187) Merchandise merupakan produk-produk yang dijual

peritel dalam gerainya. Hal yang sangat penting dalam merchandise yaitu :

a. Berbagai macam produk, terdiri atas dua hal yaitu wide merupakan banyaknya

variasi kategori produk yang dijual dan deep merupakan banyaknya item pilihan

dalam masing-masing kategori produk.

b. Peritel dapat membuat merek sendiri, yang disebut private label, yang dapat

mendatangkan keuntungan lebih bagi peritel tersebut.

c. Persediaan produk, yaitu jumlah produk yang tersedia guna mencukupi

permintaan konsumen.

Merchandise yang baik dapat menjadi hal utama sebagai bagian dari

kepuasaan konsumen. Semakin banyak merchandise yang ditawaran, maka

konsumen tertarik untuk membelinya (Rojabi dan Dhewi, 2015:4). Merchandising

adalah kegiatan pengadaan barang-barang yang sesuai dengan bisinis yang

dijalankan oleh toko, barang yang disediakan dengan jumlah, waktu, harga yang

tepat untuk mencapai sasaran toko (Ma‟ruf, 2006:133). Merchandising merupakan

pengadaan barang menurut sumber, kebijakan dan praktik perolehan produk

tersebut ( Kotler dan Keller, 2008:174).

2.1.4. Price reduction

Harga menjadi pertimbangan yang cukup penting bagi konsumen dalam

memutuskan pembeliannya. Secara umum, konsumen akan membandingkan harga

dari produk pilihan mereka dan kemudian mengevaluasi apakah harga tersebut

sesuai atau tidak dengan nilai produk serta jumlah uang yang harus dikeluarkan
17

(Ardy, 2013:226). Harga merupakan salah satu unsur bauran pemasaran ritel

untuk mendatangkan laba bagi peritel (Ma‟ruf, 2006:155). Harga suatu produk

ditentukan oleh tingkat permintaan terhadap produk bersangkutan dan tingkat

persaingan serta persepsi konsumen terhadap produk (Morissan,2010:78).

Price reduction merupakan diskon produk atau harga marginal rendah

yang diberikan untuk mempengaruhi konsumen dalam berbelanja agar lebih

impulsif (Iqbal dkk. 2014:35). Sering kali konsumen membeli produk atau jasa

tanpa merencanakan sebelumnya karena dipengaruhi oleh display pemotongan

harga 50% (Divianto, 2013:97). Peritel akan menetapkan harga yang rendah untuk

beberapa jenis produk yang berfungsi sebagai penarik perhatian pengunjung.

Tujuan pengurangan harga tersebut khusus untuk barang dagangan yang

perputarannya lebih lambat (Kotler dan Keller, 2008:179).

Menurut Irawan dkk. (1996:125) macam-macam potongan harga

diantaranya:

1) Potongan tunai adalah pengurangan harga khusus untuk pembeli yang

membayar dengan cepat.

2) Potongan jumlah adalah pengurangan harga khusus untuk pembeli yang

membeli dalam jumlah banyak.

3) Potongan fungsional adalah cara yang digunakan ketika konsumen

melaksanakan fungsi-fungsi tertentu seperti penjualan dan penyimpanan.

4) Potongan musiman adalah pengurangan harga yang diberikan pada saat musim

sepi.
18

5) Keringanan harga adalah pengurangan harga yang diberikan pada saat

penukaran barang lama dengan barang yang baru.

2.1.5. Store atmosphere

Setiap toko harus mempunyai atmosfir terencana yang agar sesuai dengan

pasar sasarannya dan memikat konsumen untuk membeli, dengan tempo musik

yang bervariasi mempengaruhi rata-rata waktu yang dihabiskan di toko dan rata-

rata pengeluaran. Peritel juga dapat menambah wewangian ditokonya untuk

merangsang suasana hati tertentu dalam diri pengunjung toko (Kotler dan Keller,

2008:177).

Store atmosphere mempengaruhi keadaan emosi pembeli yang

mempengaruhi kegiatan pembelian. Keadaan emosional tersebut akan membuat

dua perasaan yang dominan yaitu perasaan senang dan membangkitkan keinginan

(Kurniawan dan Kunto, 2013 :2). Suasana toko dapat mempengaruhi keadaan

emosional konsumen, yang kemudian mendorong untuk meningkatkan atau

mengurangi belanja (Mowen dan Minor 2002:139).

Menurut Yulianto dkk. (2013:188) Atmosfer dalam gerai dapat berupa :

1) Penyajian merchandise, berkaitan dengan keragaman produk, koordinasi

kategori produk, dan display.

2) Fasilitas kenyamanan toko, seperti AC dan musik.

3) Desain toko yang meliputi desain interior dan eksterior.

Store atmosphere merupakan lingkungan dalam dan luar toko seperti

pencahayaan, warna, bau dan musik yang dibuat sedemikian rupa oleh peritel
19

untuk mempengaruhi konsumen (Ratnasari dkk. 2015:2). Atmosfer toko adalah

suasana di dalam dan luar toko yang didesain untuk merangsang respon emosional

konsumen dan merangsang pembelian konsumen (Aini dkk. 2016 : 165 ).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa atmosfer toko merupakan

suasana lingkungan toko melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, musik

dan wewangian untuk merangsang respon emosional serta persepsi konsumen,

yang akhirnya dapat menimbulkan perilaku pembelian mereka (Utami dan

Rastini, 2015:1231).

2.2. Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian Iqbal dkk. (2014) yang berjudul “Determinants Of Impulsive Buying

For Clothing In Pakistan” yang menggunakan metode survay dengan kuesioner

didistribusikan di antara 250 responden. Penelitian ini menggunakan teknik

analisis SEM. Populasi dari penelitian ini adalah orang-orang yang datang untuk

berbelanja di mal, toko-toko ritel di Pakistan. Hasil dari penelitian ini

membuktikan, bahwa ada hubungan positif antara pendekatan promosi, tampilan

yang menarik dari produk, lingkungan di toko dan pengurangan harga dengan

perilaku membeli impuls.

2. Penelitian Kosyu dkk. (2014) yang berjudul “ Pengaruh Hedonic Shopping

Motives Terhadap Shopping Lifestyle dan Impulse Buying (Survei pada Pelanggan

Outlet Stradivarius di Galaxy Mall Surabaya)” menggunakan metode survay

sebanyak 116 orang responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan

accidental sampling. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan path


20

analysis. Menyatakan bahwa hedonic shopping motives berpengaruh signifikan

terhadap shopping lifestyle, hedonic shopping motives berpengaruh signifikan

terhadap impulse buying, dan shopping lifestyle berpengaruh signifikan terhadap

impulse buying.

3. Penelitian Gudonaviciene dan Alijosiene (2015) yang berjudul “Visual

Merchandising Impact on Impulse Buying Behaviour” yang menggunakan metode

survay 210 responden yang membeli pakaian di pusat pembelanjaan di kota

Kaunas, Lithuania. Penelitian ini menggunakan SPSS. Hasil penelitian

menunjukan bahwa dua elemen visual merchandising yaitu tampilan jendela dan

desain dalam toko, membuat dampak tertinggi pada membeli impulse di

Lithuania.

4. Penelitian Kurniawan dan Kunto (2013) yang berjudul “Pengaruh Promosi

Dan Store Atmosphere Terhadap Impulse Buying Dengan Shopping Emotion

Sebagai Variabel Intervening Studi Kasus Di Matahari Department Store Cabang

Supermall Surabaya” yang menggunakan metode survay dengan kuisioner sekitar

150 responden. Penelitian ini menggunakan teknik analisis SEM. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa promotion dan store atmosphere berpengaruh terhadap

shopping emotion, promotion dan Store Atmosphere berpengaruh terhadap

impulse buying, serta shopping emotion berpengaruh terhadap impulse buying.

5. Penelitian Aini dkk. (2016) yang berjudul “Pengaruh Atmosfer Toko dan

Promosi Penjualan Terhadap Shopping Emotion dan Pembelian Tidak Terencana

(Survei Terhadap Konsumen Giant Hypermarket Mall Olympic Garden)”

menggunakan metode survay 102 responden. Penelitian ini menggunakan teknik


21

analisis deskriptif dan analisis jalur. Menyatakan bahwa Atmosfer Toko

berpengaruh signifikan dan positif terhadap Shopping Emotion, Promosi

Penjualan berpengaruh signifikan dan positif terhadap Shopping Emotion,

Shopping Emotion berpengaruh signifikan dan positif terhadap Pembelian Tidak

Terencana, Atmosfer Toko berpengaruh signifikan dan negatif terhadap

Pembelian Tidak Terencana, dan Promosi Penjualan berpengaruh signifikan dan

positif terhadap Pembelian Tidak Terencana.

6. Penelitian Cakraningrat dan Ardani (2016) yang berjudul “Pengaruh Promosi

dan Store Atmosphere Terhadap Shopping Emotion dan Impulse Buying Di

Discovery Shopping Mal” survay dengan 112 responden. Penelitian ini

menggunakan teknik analisis data dengan menggunakan analisis jalur (path

analysis) dengan program SPSS 13.00 for windows. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa promosi, store atmosphere berpengaruh positif dan signifikan terhadap

shopping emotion, promosi, store atmosphere dan shopping emotion berpengaruh

positif dan signifikan terhadap impulse buying, shopping emotion berpengaruh

positif dan signifikan dalam memediasi pengaruh promosi terhadap impulse

buying dan shopping emotion berpengaruh positif dan signifikan dalam

memediasi pengaruh store atmosphere terhadap impulse buying.

7. Penelitian Japarianto dan Sugiarto (2011) yang berjudul “Pengaruh Shopping

LifeStyle dan Fashion Involvement terhadap Impulse Buying Behavior Masyarakat

High Income Surabaya”. Penelitian ini menggunakan sampel yang tinggal di

Surabaya pernah berbelanja di Galaxy Mall , Lendmarc dan Grand City. Teknik

analisis yang digunakan adalah Regresi Linier berganda. Hasil pengujian


22

menunjukkan bahwa Shopping Lifestyle dan Fashion Involvement berpengaruh

signifikan terhadap perilaku Impulse Buying pada Masyarakat High Income

Surabaya.

8. Penelitian Yanthi dan Japariyanto (2014) yang berjudul “Analisis Pengaruh

Hedonic Shopping Tendency dan Visual Merchandising terhadap Impulse Buying

Dengan Positive Emotion Sebagai Variabel Intervaning Pada Area Ladies

Matahari Department Store Tunjungan Plaza Surabaya”. Penelitian ini

menggunakan metode survay 100 responden. Teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah PLS-SEM. Menyatakan bahwa hedonic shopping

tendency berpengaruh signifikan terhadap positive emotion, hedonic shopping

tendency berpengaruh secara langsung terhadap impulse buying, visual

merchandising berpengaruh terhadap positive emotion, visual merchandising

berpengaruh positif terhadap impulse buying.

9. Penelitian Gumilang dan Nurcahya (2016) yang berjudul “Pengaruh Price

Discount dan Store Atmosphere terhadap Emotional Shopping dan Impulse

Buying” yang menggunakan metode survay 128 orang. Penelitian ini

menggunakan SEM AMOS 16.00. Hasil penelitian menunjukan bahwa emotional

Shopping memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Impulse Buying,

Price Discount memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Emotional

Shopping, Store Atmosphere memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

Emotional Shopping, Price Discount dan Store Atmosphere berpengaruh positif

dan signifikan terhadap Impulse Buying.


23

10. Penelitian Tirmizi dkk. (2009) yang berjudul “An Empirical Study of

Consumer Impulse Buying Behavior in Local Markets”. Penelitian ini

menggunakan metode survay 165 responden. Penelitian ini menggunakan teknik

analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa fashion

involvement dan shopping lifestyle berpengaruh negatif terhadap impulse buying

behavior. Sedangkan pre-decision stage dan post-decision stage berpengaruh

positif terhadap impuse buying behavior.


24

2.3. Kerangka Pemikiran

Penelitian dilakukan untuk mencari bukti tentang hubungan shopping

lifestyle, merchandising, price reduction dan store atmosphere terhadap impulse

buying behavior. Menurut beberapa penelitian terdahulu faktor yang paling sering

mempengaruhi impulse buying behavior adalah shopping lifestyle (Kosyu dkk.

2014), merchandising (Gudonaviciene dan Alijosiene, 2015), price reduction

(Iqbal dkk 2014), dan store atmosphere (Kurniawan dan Kunto, 2013), sehingga

dalam penelitian ini kerangka berfikirnya adalah sebagai berikut seperti yang

tercantum dalam gambar 2.2.

Gambar 2.1
Kerangka berfikir
Shopping
Lifestyle
H1
Merchandising
H2
Impulse Buying
Behavior
H3
Price Reduction
H4

Store
Atmosphere
Sumber : Iqbal dkk. (2014), Kosyu dkk. (2014), Gudonaviciene dan Alijosiene
(2015), Kurniawan dan Kunto (2013)

Kerangka pemikiran diatas menjelaskan bahwa penelitian ini melihat

pengaruh variabel independen shopping lifestyle (X1), merchandising (X2), price


25

reduction (X3) dan store atmosphere (X4) berpengaruh terhadap variabel impulse

buying behavior sebagai variabel dependen (Y).

2.4. Hipotesis

Berdasarkan permasalahan dan teori-teori yang telah dijelaskan

sebelumnya, maka hipotesis yang dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Shopping Lifestyle

Belanja sekarang sudah menjadi gaya hidup khususnya bagi seorang

wanita, dengan pola tindakan gaya hidup berbelanja seseorang dapat

mengekspresikan diri, menghilangkan rasa jenuh serta untuk menghabiskan waktu

dan uang mereka. Hal ini dapat digunakan untuk membedakan sifat dan

karakteristik seseorang melalui gaya berbelanja (Kosyu dkk. 2014:3).

Pada penelitian Kosyu dkk. (2014) yang berjudul “ Pengaruh Hedonic

Shopping Motives terhadap Shopping Lifestyle dan Impulse Buying (Survei pada

Pelanggan Outlet Stradivarius di Galaxy Mall Surabaya)” survay dengan 116

orang responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental

sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data

menggunakan analisis deskriptif dan path analysis. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa hedonic shopping motives berpengaruh signifikan terhadap

shopping lifetyle, hedonic shopping motives berpengaruh signifikan terhadap

impulse buying dan shopping lifestyle berpengaruh signifikan terhadap impulse

buying. Maka perumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut :

H1: Shopping lifestyle berpengaruh terhadap impulse buying behavior


26

2. Merchandising

Merchandising merupakan suatu kegiatan yang dilakukan retailer untuk

mengadakan barang-barang dagangan dengan jumlah, waktu, harga yang tepat

yang berguna untuk mencapai sasaran toko(Ma‟ruf, 2006:133).

Pada penelitian Gudonaviciene dan Alijosiene (2015) yang berjudul

“Visual Merchandising Impact on Impulse Buying Behaviour” yang

menggunakan metode survay 210 responden yang membeli pakaian di pusat

pembelanjaan di kota Kaunas, Lithuania. Penelitian ini menggunakan SPSS.

Hasil penelitian menunjukan bahwa dua elemen visual merchandising yaitu

tampilan jendela dan desain dalam toko, membuat dampak tertinggi pada

pembeli impulsif di Lithuania. Maka perumusan hipotesisnya adalah :

H2: Merchandising berpengaruh terhadap impulse buying behavior

3. Price reduction

Sering kali konsumen membeli suatu produk atau jasa tanpa merencanakan

sebelumnya karena dipengaruhi oleh display diskon harga hingga 50%.

Pemotongan harga tersebut merupakan strategi yang diberikan oleh peritel guna

mempengaruhi konsumen saat berbelanja agar lebih impulsif (Divianto, 2013:97).

Pada penelitian Iqbal dkk. (2014) yang berjudul “Determinants Of

Impulsive Buying For Clothing In Pakistan” yang menggunakan metode survay

dengan kuesioner didistribusikan di antara 250 responden. Penelitian ini

menggunakan teknik analisis SEM. Populasi dari penelitian ini adalah orang-

orang yang datang untuk berbelanja di mal, toko-toko ritel di Pakistan. Hasil dari

penelitian ini membuktikan, bahwa ada hubungan positif antara pendekatan


27

promosi, tampilan yang menarik dari produk, lingkungan di toko dan pengurangan

harga dengan perilaku membeli impulse. Maka perumusan hipotesisnya adalah

sebagai berikut :

H3: Price reduction berpengaruh terhadap impulse buying behavior

4. Store atmosphere

Lingkungan toko memiliki pengaruh sangat penting pada keadaan

emosional konsumen. Keadaan emosional tersebut kemudian akan mendorong

untuk meningkatkan atau mengurangi belanja. Peritel harus bisa berinovasi tinggi

dengan menampilkan suasana toko yang sedemikian rupa seperti pencahayaan,

aroma, warna serta musik yang berguna untuk mempengaruhi impulsif konsumen

(Ratnasari dkk. 2015:2).

Pada penelitian Kurniawan dan Kunto (2013) yang berjudul “Pengaruh

Promosi dan Store Atmosphere Terhadap Impulse Buying Dengan Shopping

Emotion Sebagai Variabel Intervening Studi Kasus Di Matahari Department Store

Cabang Supermall Surabaya” yang menggunakan metode survay dengan

kuisioner sekitar 150 responden. Penelitian ini menggunakan teknik analisis

SEM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa promotion dan store atmosphere

berpengaruh terhadap shopping emotion, promotion dan Store Atmosphere

berpengaruh terhadap impulse buying, serta shopping emotion berpengaruh

terhadap impulse buying. Maka perumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H4: Store atmosphere berpengaruh terhadap impulse buying behavior.


28

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Wilayah Penelitian

Waktu penelitian yang direncanakan mulai dari penyusunan proposal

sampai tersusunnya laporan penelitian yaitu dari bulan Oktober 2016 sampai

dengan bulan Juli 2017. Penelitian ini dilakukan di Swalayan Luwes Delanggu.

3.2. Jenis Penelitian

Ditinjau dari tujuannya penelitian ini dikategorikan dalam penelitian

pengujian hipotesis. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah deskriptif

kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bermaksud

menggambarkan dan menerangkan tentang suatu gejala dan keadaan yang diteliti

seperti apa adanya dengan sekaligus menerangkan latar belakang yang

menimbulkan gejala dan keadaan tersebut (Supardi, 2005:29). Sedangkan

kuantitatif merupakan pengujian hasil penelitian maupun data penelitian berupa

angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik (Sugiyono, 2016:7).

3.3. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah suatu sekumpulan objek penelitian yang mempunyai

karakteristik serta kualitas tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari serta
29

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016:80). Populasi dari penelitian ini

adalah seluruh pelanggan Swalayan Luwes Delanggu.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian kecil dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

populasi sehingga dapat mewakili populasi tersebut (Sugiyono, 2016:81). Dalam

penelitian multivariate (termasuk yang menggunakan analisis regresi multivariat)

besarnya sampel ditentukan sebanyak 25 kali variabel independen. Analisis

regresi dengan 4 variabel independen membutuhkan kecukupan sampel sebanyak

100 responden ( Ferdinand, 2014:173).

Sampel pada penelitian ini mempunyai karakteristik yakni yang berusia

<15 tahun dan >36 tahun, yang melakukan pembelanjaan minimal 1 kali dalam

sebulan.

3. Teknik Sampling

Sampling merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2016:81).

Teknik pengambilan sampel yang dipakai adalah nonprobability sampling yang

merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang maupun

kesempatan yang sama bagi setiap elemen atau anggota populasi untuk dipilih

menjadi sampel (Sugiyono, 2016:84). Pengambilan sampel dengan metode

sampling insidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yakni

siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat

digunakan sebagai sampel, apabila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
30

cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2016:85). Sampel dari penelitian ini adalah

pelanggan Swalayan Luwes Delanggu.

3.4. Data dan Sumber Data

Data merupakan bahan keterangan tentang sesuatu objek penelitian

(Bungin, 2013:125). Sedangkan sumber data adalah salah satu yang paling vital

dalam penelitian (Bungin, 2013:129). Penelitian ini menggunakan 2 sumber data,

yaitu :

1. Sumber Data Primer

Sumber data ini merupakan sumber pertama dimana sebuah data dihasilkan

(Bungin, 2013:129). Data primer dapat diperoleh dengan cara wawancara,

kuesioner, ataupun observasi lapangan. Dalam penelitian ini data primer yang

dipakai adalah wawancara dan kuesioner. Data yang akan diambil adalah data

mengenai tanggapan pelanggan Luwes terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

impulse buying behavior yakni shopping lifestyle, merchandising, price reduction

dan store atmosphere.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber data kedua setelah sumber data

primer. Data yang dihasilkan dari sumber data ini adalah data sekunder (Bungin,

2013:129). Data diperoleh melalui studi pustaka dari buku, jurnal dan data

mengenai profil Luwes Delanggu.


31

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan sekumpulan pertanyaan tertulis yang disusun secara sistematis dan

diberikan kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2016:142).

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel dalam penelitian ini

dengan menggunakan skala interval. Menurut Sekaran (2006:19) skala interval

menunjukan kesamaan besaran perbedaan dalam titik skala. Skala interval

digunakan untuk menentukan perbedaan, urutan dan kesamaan besaran perbedaan

dalam variabel. Oleh karena itu, skala interval lebih kuat dibandingkan skala

nominal dan ordinal. Skala interval dalam penelitian ini adalah dengan

memberikan skor pada item yang dinyatakan dalam respon alternatif, yakni

sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 sangat setuju.

3.6. Variabel -Variabel Penelitian

Sesuai yang dikemukakan Sugiyono (2016:39), variabel – variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian

ini variabel independen (X) yakni Shopping Lifestyle (X1), Merchandising

(X2), Price Reduction (X3), dan Store Atmosphere (X4).


32

2. Variabel dependen yakni variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

karena adanya variabel bebas. Dalam hal ini variabel terikat/dependen(Y)

dalam penelitian ini adalah Impulse Buying Behavior.

3.7. Definisi Operasional Variabel

Tabel 3.1.
Definisi Operasional Variabel

Definisi Indikator Pertanyaan Sumber


1. Shopping Lifestyle (X1) a. Tawaran iklan 1. Saya cenderung Japariyanto
b. Model terbaru berbelanja produk dan
Merupakan gaya hidup yang c. Merk terkenal model terbaru Sugiharto
dilakukan seseorang untuk d. Kualitas terbaik ketika saya (2011:37)
mengekspresikan diri dengan melihatnya di
pola tindakan menghabiskan Luwes.
waktu dan uang, 2. Setiap ada tawaran
yang dapat digunakan untuk iklan mengenai
membedakan sifat dan produk terbaru
karakteristik sesorang saya cenderung
melalui gaya berbela. (Kosyu menanggapi untuk
dkk. 2014:3). membelinya.
3. Saya lebih suka
berbelanja produk
merek terkenal.
4. Saya yakin bahwa
merk produk
terkenal yang saya
beli terbaik dalam
hal kualitas.
2. Merchandising (X2) a. Variasi produk 1. Saya suka Ma‟ruf
yang dijual berbelanja di (2006)
Kegiatan pengadaan barang- b. Ketersediaan Swalayan Luwes Banerjee &
barang yang sesuai dengan produk lengkap karena variasi Saha (2012)
bisinis yang dijalankan oleh c. Kecepatan produk yang dijual
toko, barang yang disediakan dalam distribusi sangat lengkap.
dengan jumlah, waktu, harga produk baru 2. Swalayan Luwes
yang tepat untuk mencapai d. Kualitas produk menyediakan
sasaran toko (Ma‟ruf, yang dijual berbagai pilihan
2006:133). merek yang
beragam dari
produk sejenis.
33

3. Swalayan Luwes
mendistribusikan
produk baru secara
cepat.
4. Swalayan Luwes
menyediakan
produk dengan
mutu yang
terjamin.
(Misalnya: tidak
kadaluwarsa)
5. Swalayan Luwes
menyediakan
produk dengan
mutu kemasan
yang bagus (tidak
rusak, robek).
3. Price reduction (X3) a. Diskon benar- 1. Saya suka Mas‟ud
benar berbelanja di
(2004:450)
Merupakan diskon produk membuat Swalayan Luwes
atau harga marginal rendah harga lebih karena banyak
yang diberikan untuk murah diskon.
mempengaruhi konsumen b. Tidak curiga 2. Diskon ini adalah
dalam berbelanja agar lebih terhadap benar-benar
impulsif (Iqbal dkk. diskon yang membuat harga
2014:35). ditawarkan lebih murah.
c. Diskon akan 3. Saya tidak
mengahasilkan menaruh curiga
penghematan. sama sekali
terhadap diskon
yang ditawarkan.
4. Menggunakan
diskon tersebut
akan
mengahasilkan
penghematan yang
nyata.
4. Store atmosphere (X4) a. Tata cahaya 1. Suara musik di Ma‟ruf
b. Suara dan musik dalam Swalayan (2006:206)
Merupakan lingkungan c. Display produk Luwes sangat Yistiani
dalam dan luar toko seperti d. Aroma nyaman dan dkk. (2012)
pencahayaan, warna, bau dan selaras dengan
musik yang dibuat suasana dalam
sedemikian rupa oleh peritel toko.
untuk mempengaruhi 2. Cahaya lampu
konsumen. yang serasi cocok
34

(Ratnasari dkk. 2015:2). dengan suasana


dalam toko.
3. Pemajangan
produk secara
visual menarik
perhatian.
4. Kebersihan dan
wewangian di
Luwes
menciptakan
suasana yang
nyaman.
5. Impulse buying behavior a. Sewaktu 1. Sewaktu saya pergi Bong
(Y) konsumen pergi berbelanja, saya (2011:44)
berbelanja, selalu membeli
Pembelian yang dilakukan di selalu membeli barang-barang
luar daftar belanja yang barang-barang yang tidak
sudah ada tanpa yang tidak direncanakan
direncanakan sebelumnya direncanakan sebelumnya.
oleh konsumen secara sebelumnya. 2. Saya selalu
spontan dan tanpa b. Konsumen membeli suatu
memikirkan resiko selalu membeli barang tanpa pikir
(Ratnasari dkk. 2015:3). sesuatu barang panjang.
tanpa berpikir 3. Saya membeli
panjang suatu barang tanpa
c. Konsumen ragu-ragu jika saya
selalu membeli menyukainya
suatu barang ketika pertama kali
tanpa ragu-ragu. melihatnya.
d. Konsumen sulit 4. Saya sulit
mengendalikan mengendalikan diri
diri terhadap terhadap desakan
desakan untuk untuk membeli
membeli produk sewaktu
sewaktu melihat melihat penawaran
penawaran menarik.
menarik 5. Sewaktu melihat
e. Sewaktu melihat penawaran
penawaran menarik, saya
menarik, selalu membeli
konsumen selalu lebih daripada
membeli lebih yang seharusnya.
daripada yang
seharusnya
35

3.8. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini perlu dianalis lanjut agar dapat

ditarik kesimpulan yang tepat. Oleh karena itu perlu ditetapkan teknik analisis

yang sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai, juga untuk menguji

kebenaran hipotesis. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi dengan

aplikasi SPSS ver.20.

3.8.1. Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan

atau memberikan gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau

populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan

yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2016:147).

3.8.2. Instrumen Penelitian

Alat ukur yang digunakan untuk menguji atau mengukur instrumen

kuesioner yang dibuat dengan melakukan pengujian sebagai berikut :

1. Uji Validitas

Uji validitas bertujuan untuk mengukur kesahihan sebuah kuisoner.

Sebuah kuisoner dikatakan valid atau sah jika pertanyaan pada kuisoner dapat

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisoner tersebut. Instrumen ukur

dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan, artinya alat tersebut menjalankan fungsi alat ukurnya atau

memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran


36

tersebut (Ghozali, 2013:52). Menurut Arikunto (2002 : 241) instrumen kuesioner

dinyatakan valid jika nilai r hitung > r tabel.

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas ini bertujuan untuk mengukur keandalan sebuah kuisoner

yang merupakan indikator dari variabel ataupun konstruk. Suatu kuisoner

dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013:47-48).

Menurut Latan dan Temalagi ( 2013: 46) suatu kontruk atau variabel

dinyatakan reliabel jika menghasilkan nilai Cronbach Alpha > 0.70, namun jika

nilai 0.60 – 0.70 masih dapat diterima.

3.8.3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik terhadap model regresi yang digunakan dalam penelitian

dilakukan untuk menguji apakah model regresi baik digunakan atau tidak. Dalam

penelitian ini, uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji

multikolonieritas, uji heterokesdatisitas dan uji autokorelasi.

1. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel

independen saling berkorelasi, maka variabel-veriabel ini tidak ortogonal.

Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama
37

variabel independen sama dengan nol. Model regresi yang baik adlah yang bebas

dari multikolonieritas.

Cara untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dilakukan dengan cara

meregresikan model analisis dan melakukan uji korelasi antar variabel independen

dengan menggunakan variance inflation factor (VIF) dan nilai tolerance. Apabila

nilai tolerance lebih besar dari 0.10 atau sama dengan nilai VIF kurang dari 10

maka tidak terdapat multikolinearitas dalam penelitian. Sebaliknya, apabila nilai

tolerance kurang dari 0.1 dan nilai VIF lebih besar dari 10 maka terdapat

multikolinearitas (Ghozali, 2013:105).

2. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan

ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah

regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

autokorelasi adalah dengan menggunakan Uji Durbin – Watson (DW test). Uji

Durbin – Watson (DW test) hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan

mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada

variabel lag diantara variabel independen (Ghozali, 2013:110).

Menurut Ghozali (2013:111) pengambilan keputusan ada tidaknya

autokorelasi sebagai berikut:


38

Tabel 3.2.
Tabel Uji Autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika


Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No desicison dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4
Tidak ada korelasi negatif No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
Tidak ada autokorelasi, positif Tidak ditolak du < d < 4 - du
atau negatif

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model

regresi yangg baik adalah yang homoskedatisitas atau tidak terjadi

heterokedastisitas.

Cara untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas diuji dengan metode uji

Glejser dengan cara menyusun regresi antara nilai absolut residual dengan

variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik

mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedatisitas

(Ghozali, 2013:142). Jika probabilitas signifikasinya diatas tingkat kepercayaan

5%, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya

heteroskedastisitas ( Ghozali, 2013: 143).

4. Uji Normalitas
39

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,

2013:160). Untuk mendeteksi normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov-

Smirnov.

Dalam uji ini disimpulkan data terdistribusi normal secara multivariate, jika

di dapat nilai signifikasi > 0.05 ( Latan dan Temalagi, 2013:57).

3.8.4. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara

dua atau lebih variabel independen dengan variabel dependen atau untuk

membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua buah variabel

bebas (X) atau lebih dengan sebuah variabel terikat (Y) (Usman & Akbar,

2009:241).

Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y= a + b1X1+ b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Keterangan:

Y = Variabel dependen yaitu impulse buying behavior

X1, X2, X3 dan X4 = Variabel independen yaitu Shoping lifestyle,

Merchandising, Price reduction, dan Store

atmosphere.

a = Konstanta (nilai Y apabila X1, X2…..Xn = 0)

b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun

penurunan).
40

e = Variabel pengganggu.

3.8.5. Uji Ketetapan Model

1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) merupakan ukuran untuk mengetahui

kesesuaian atau ketetapan hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen dalam suatu persamaan regresi. Dengan kata lain, koefisien determinasi

menunjukkan kemampuan variabel X (X1, X2 . . . Xk) yang merupakan variabel

bebas, menerangkan atau menjelaskan variabel Y yang merupakan variabel

terikat. Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka semakin baik

kemampuan variabel X dalam menerangkan atau menjelaskan variabel Y

(Suharyadi dan Purwanto, 2016: 233).

Koefisien determinasi menunjukkan suatu proporsi dalam varian yang

dapat diterangkan oleh persamaan regresi terhadap variabel total. Nilai koefisien

determinasi (R2) berkisar 0 sampai 1. Nilai R2 = 1 menunjukkan bahwa 100%

total variasi diterangkan oleh variabel persamaan regresi atau variabel bebas yang

mampu menerangkan variabel terikat sebesar 100%. Sebaliknya apabila nilai R2 =

0 menunjukkan bahwa tidak ada total varians yang diterangkan oleh variabel

bebas dari persamaan regresi.

Menurut Suharyadi dan Purwanto (2016: 233) apabila koefisien determinasi

(R2) kurang dari 0.5 ada beberapa penyebab diantaranya adalah spesisifikasi

model yang salah, yaitu pemilihan variabel yang kurang tepat atau pengukuran

yang tidak akurat.


41

2. Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Hipotesis nol (H0)

yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol,

atau:

H0 : b1 = b2 = .........=bk = 0

Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas

yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) tidak

semua parameter secara silmutan sama dengan nol, atau:

HA : b1 ≠ b2 ≠ ........≠ bk ≠ 0

Artinya, semua variabel independen secara silmutan merupakan penjelas

yang signifikan terhadap variabel dependen.

Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria

pengambilan keputusan sebagai berikut:

1) Quick look: bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat ditolak pada

derajat kepercayaan 5%, dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif yang

menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan

memperngaruhi variabel dependen.


42

2) membandingkan nilai F hasil perhitungan dengn nilai F menurut tabel. Bila

nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka H0 ditolak dan menerima

HA (Ghozali, 2013:98).

3. Uji Signifikan Parameter Individu (Uji t)

Menurut Suharyadi dan Purwanto (2016:244) uji statistik t digunakan

untuk mengetahui apakah suatu variabel secara parsial berpengaruh nyata atau

tidak. Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi

dependen. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter

(bi) sama dengan nol atau :

H0 : bi = 0

Artinya apakah suatu variabel independen merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) parameter

suatu variabel tidak sama dengan nol, atau:

HA : bi ≠ 0

Artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap

variabel dependen (Ghozali, 2013:98).

Cara untuk melakukan uji t adalah sebagai berikut:

1) Quick look : Apabila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan

derajat kepercayaan sebesar 5%, maka Ho yang menyatakan bi = 0 dapat


43

ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain kita

dapat menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel

independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

2) Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai

statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, kita

menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel

independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.


44

BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah pelanggan Swalayan Luwes

Delanggu baik pria maupun wanita. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan

kuisoner.Pada penelitian ini, kuisoner disebarkan di Swalayan Luwes Delanggu.

Penyebaran kuisoner dilakukan pada tanggal 18 Mei 2017 sampai tanggal 22 Mei

2017.

Pada penelitian ini diambil sampel sebanyak 100 responden. Metode

analisis data yang digunakan adalah Regresi Berganda. Pengambilan sampel

menggunakan tehnik non-probability sampling dengan metode sampling

insidental.

4.1.1. Profil Swalayan Luwes

Swalayan Luwes merupakan salah satu pusat pembelanjaan di Delanggu

yang paling banyak diminati oleh masyarakat Delanggu. Hal ini terlihat dari

jumlah pengunjung yang hampir setiap hari membanjiri swalayan ini. Swalayan

Luwes Delanggu berlokasi di Jl. Raya Delanggu Utara No. 15 Delanggu dan

berdiri pada tahun 2011 silam. Swalayan Luwes merupakan pimpinan Bp. Oei

Hendarto Prasetyo yang bernama LUWES GROUP. Kini swalayan Luwes sudah

mempunyai 10 cabang yakni: Luwes Gading, Luwes Nusukan, Ratu Luwes,

Luwes Delanggu, Luwes Kartasura, Luwes Ungaran, Luwes Purwodadi, Luwes

Pati, Luwes Blora, Luwes Kestalan, dan Luwes Gentan.


45

Sebagai salah satu perusahaan retail, Luwes akan berkomitmen untuk

memberikan layanan maksimal sesuai dengan tag line “ Pilihan Tepat Belanja

Hemat”, diharapkan Luwes akan tetap eksis menyediakan kebutuhan belanja

harian bagi msyarakat dengan harga yang lebih kompetitif dibandingkan dengan

yang lain.

4.1.2. Struktur Organisasi Luwes Delanggu

Gambar 4.1
Struktur Organisasi Luwes Delanggu

STORE MANAGER
Andriyani

HRD
Dewi Pudyawati

KEPALA GUGUS
Nurul Khotimah
Tri Hartani
Tini Fatimah
Agustina
Teri Nofiassari
Retno Prihatin
Dwi Marjayanti
Trias Pratiwi

SENIOR PRAMUNIAGA

PRAMUNIAGA
46

4.2. Pengujian dan Hasil Analisis Data


4.2.1. Hasil Analisis Deskriptif

Berdasarkan penyebaran instrumen penelitian pada pelanggan Swalayan

Luwes Delanggu, sampel data yang diperoleh serta diolah mempunyai beberapa

karakteristik berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, rata-rata pengeluaran per

bulan dan frekuensi kunjungan per bulan. Frekuensi maupun presentase berbagai

karakterisitik tersebut dapat diperlihatkan melalui tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1
Karakteristik Responden

No Karakteristik Responden Frekuensi Presentase


1 Jenis Kelamin:

a. Laki-Laki 16 16%
b. Perempuan 84 84%

2 Usia:
a. < 15 Tahun 13 13 %
b. 16 – 25 Tahun 47 47%
c. 26 – 35 Tahun 28 28%
d. >35 Tahun 12 12%

3 Pekerjaan:
a. Pelajar / Mahasiswa
b. Karyawan Swasta 37 37%
c. Pegawai Negeri 38 38%
d. Wirausaha 7 7%
e. Lainnya 4 4%
14 14%

4 Rata-rata Pengeluaran per Bulan


a. < Rp. 1.000.000 47 47%
b. Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 36 36%
c. Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000 7 7%
d. > Rp. 3.000.000 10 10%
47

5 Frekuensi Kunjungan per Bulan:


a. Sekali 26 26%
b. 2 – 3 kali 49 49%
c. 4 – 5 kali 17 17%
d. > 5 kali 8 8%

Sumber : Data diolah (2017)

Berdasarkan tabel 4.1 di atas deskriptif data hasil penelitian dilihat dari

jenis kelamin dapat dilihat bahwa pelanggan Swalayan Luwes Delanggu

didominasi oleh perempuan yakni sebanyak 84 reponden atau 84%. Sedangkan

pelanggan Swalayan Luwes Delanggu laki-laki hanya sebanyak 16 responden atau

16%.

Sedangkan berdasarkan usia pelanggan Swalayan Luwes Delanggu

diketahui bahwa usia <15 tahun sebanyak 13 responden atau 13%, usia 16-25

tahun sebanyak 47 responden atau 47%, usia 26-35 tahun sebanyak 28 responden

atau 28% dan usia >35 tahun sebanyak 12 reponden atau 12%.

Berdasarkan pekerjaan dapat diketahui bahwa dari 100 orang responden,

pelanggan yang paling banyak adalah karyawan swasta sebesar 38 responden atau

38%, kemudian pelajar/mahasiswa sebesar 37 responden atau 37%, selanjutnya

lainnya yakni 14 responden atau 14%, pegawai negeri sebanyak 7 responden atau

7% dan wirausaha sebanyak 4 responden atau 4%.

Rata-rata pengeluaran per bulan pelanggan Swalayan Luwes Delanggu

diketahui bahwa <Rp. 1.000.000 sebanyak 47 responden atau 47%, Rp.1.000.000

– Rp. 2.000.000 sebanyak 36 responden atau 36%, Rp. 2.000.000 – Rp.

3.000.000 sebanyak 7 responden atau 7%, dan > Rp. 3.000.000 sebanyak 10

responden atau 10%.


48

4.2.2. Uji Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas bertujuan untuk mengukur kesahihan sebuah kuisoner

(Ghozali, 2013:52). Menurut Arikunto (2002 : 241) instrumen kuesioner

dinyatakan valid jika nilai rhitung > rtabel.

Tabel 4.2.
Hasil Uji Validitas Shopping lifestyle
No. Butir Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan
1 SL1 0.810 0.195 Valid
2 SL2 0.823 0.195 Valid
3 SL3 0.841 0.195 Valid
4 SL4 0.880 0.195 Valid
Sumber: Data diolah(2017)
Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan variabel

shopping lifestyle dinyatakan valid (lebih besar dari rtabel), hal ini dibuktikan

dengan perolehan nilai koefisien korelasi (rhitung) > 0.195 diperoleh dari nilai rtabel

dengan N=100.

Tabel 4.3.
Hasil Uji Validitas Merchandising
No. Butir Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan
1 M1 0.928 0.195 Valid
2 M2 0.928 0.195 Valid
3 M3 0.889 0.195 Valid
4 M4 0.906 0.195 Valid
5 M5 0.871 0.195 Valid
Sumber : Data diolah (2017)

Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan variabel

shopping lifestyle dinyatakan valid (lebih besar dari rtabel), hal ini dibuktikan

dengan perolehan nilai koefisien korelasi (rhitung) > 0.195 diperoleh dari nilai rtabel

dengan N=100.
49

Tabel 4.4.
Hasil Uji Validitas Price Reduction
No. Butir Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan
1 PR1 0.870 0.195 Valid
2 PR2 0.913 0.195 Valid
3 PR3 0.908 0.195 Valid
4 PR4 0.916 0.195 Valid
Sumber: Data diolah (2017)

Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan variabel

shopping lifestyle dinyatakan valid (lebih besar dari rtabel), hal ini dibuktikan

dengan perolehan nilai koefisien korelasi (rhitung) > 0.195 diperoleh dari nilai rtabel

dengan N=100.

Tabel 4.5.
Hasil Uji Validitas Store Atmosphere
No. Butir Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan
1 SA1 0.899 0.195 Valid
2 SA2 0.899 0.195 Valid
3 SA3 0.908 0.195 Valid
4 SA4 0.828 0.195 Valid

Tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan variabel

shopping lifestyle dinyatakan valid (lebih besar dari rtabel), hal ini dibuktikan

dengan perolehan nilai koefisien korelasi (rhitung) > 0.195 diperoleh dari nilai rtabel

dengan N=100.

Tabel 4.6.
Hasil Uji Validitas Impulse Buying Behavior
No. Butir Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan
1 IBB1 0.843 0.195 Valid
2 IBB2 0.864 0.195 Valid
3 IBB3 0.873 0.195 Valid
4 IBB4 0.909 0.195 Valid
5 IBB5 0.852 0.195 Valid
Sumber: Data diolah (2017)
50

Tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan variabel

shopping lifestyle dinyatakan valid (lebih besar dari rtabel), hal ini dibuktikan

dengan perolehan nilai koefisien korelasi (rhitung) > 0.195 diperoleh dari nilai rtabel

dengan N=100.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas ini bertujuan untuk mengukur keandalan sebuah kuisoner

yang merupakan indikator dari variabel ataupun konstruk. Suatu kuisoner

dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013:47-48).

Menurut Latan dan Temalagi ( 2013: 46) suatu kontruk atau variabel

dinyatakan reliabel jika menghasilkan nilai Cronbach Alpha > 0.70, namun jika

nilai 0.60 – 0.70 masih dapat diterima.

Tabel 4.7.
Hasil Uji Reliabilitas masing-masing variabel
Variabel Cronbach Alpha Kriteria Status
Shopping Lifestyle 0.859 > 0.70 reliabilitas baik
Merchandising 0.944 > 0.70 reliabilitas baik
Price Reduction 0.923 > 0.70 reliabilitas baik
Store Atmosphere 0.906 > 0.70 reliabilitas baik
Impulse Buying 0.917 > 0.70 reliabilitas baik
Behavior
Sumber: Data diolah(2017)

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa semua nilai koefisien Alpha Cronbach

pada variabel shopping lifestyle, merchandising, price reduction, store

atmosphere dan impulse buying behavior memiliki nilai lebih besar dai 0.70

sehingga dapat dinyatakan reliabel.


51

4.2.3. Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,

2013:160). Untuk mendeteksi normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov-

Smirnov. Dalam uji ini disimpulkan data terdistribusi normal secara multivariate,

jika di dapat nilai signifikasi > 0.05 ( Latan dan Temalagi, 2013:57).

Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas
Model Z Probability (p) Kriteria Kesimpulan
Unstandardized 0.658 0.780 P>α Data
Residual (0.05) berdistribusi
normal
Sumber: Data diolah (2017).
Besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0.658 dan siginifikan pada

0.780 (p-value = 0.780 > α =0.05) yang berati uji Kolmogorov-Smirnov tidak

signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel penelitian mempunyai

sebaran data berdistribusi normal.

2. Uji Multikolonieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Cara untuk

mendeteksi adanya multikolinearitas dilakukan dengan cara meregresikan model

analisis dan melakukan uji korelasi antar variabel independen dengan

menggunakan variance inflation factor (VIF) dan nilai tolerance. Apabila nilai

tolerance lebih besar dari 0.10 atau sama dengan nilai VIF kurang dari 10 maka

tidak terdapat multikolinearitas dalam penelitian (Ghozali, 2013:105).


52

Tabel 4.9
Hasil Uji Multikolonieritas
Variabel Tolerance VIF Kesimpulan
Shopping lifestyle 0.527 1.896 Tidak ada masalah
multikolonieritas
Merchandising 0.545 1.833 Tidak ada masalah
multikolonieritas
Price reduction 0.912 1.097 Tidak ada masalah
multikolonieritas
Store Atmosphere 0.668 1.497 Tidak ada masalah
multikolonieritas
Sumber:Data diolah(2017).

Berdasarkan tabel 4.9 diatas diketahui bahwa hasil perhitungan nilai

Tolerance pada masing-masing variabel lebih besar dari 0.10, sedangkan nilai

Varians Inflation Factor VIF lebih kecil dari 10. Dari hasil uji yang dilakukan,

maka dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak

ada masalah multikolonieritas, berati antar variabel independen tidak saling

berkorelasi sempurna..

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Cara untuk mendeteksi ada atau

tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan Uji Durbin – Watson (DW

test). Uji Durbin – Watson (DW test) hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat

satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak

ada variabel lag diantara variabel independen (Ghozali, 2013:110).


53

Tabel 4.10
Hasil Uji Autokorelasi
Variabel D-W Kriteria Kesimpulan
Shopping lifestyle
Merchandising 1.872 du<d<4-du Tidak ada masalah
Price reduction autokorelasi
Store atmosphere 1.76<1.59<4-1.76

Sumber: Data diolah,2017

Nilai DW sebesar 1.872, nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel

dengan menggunakan nilai signifikan 5%, jumlah sampel 100 (n) dan jumlah

variabel independen 4 (k=4), maka didapatkan nilai dL = 1.59 dan dU = 1.76

(pada Tabel Durbin Watson). Oleh karena itu nilai DW 1.872 lebih besar dari

batas atas (dU) 1.76 dan kurang dari 4 – 1.76 (4- dU), maka dapat disimpulkan

bahwa kita tidak bisa menolak H0 yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi

positif atau negatif (lihat tabel keputusan) atau dapat disimpulakan tidak terdapat

autokorelasi.

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Cara untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas diuji dengan metode uji

Glejser dengan cara menyusun regresi antara nilai absolut residual dengan

variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik

mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedatisitas

(Ghozali, 2013:142).
54

Jika probabilitas signifikasinya diatas tingkat kepercayaan 5%, maka dapat

disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas (

Ghozali, 2013: 143).

Tabel 4.11
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel thitung Probabilitas Keterangan


Shopping lifestyle -1.909 0.059 Tidak ada
heterokedastisitas
Merchandising 1.017 0.312 Tidak ada
heterokedastisitas
Price reduction 1.482 0.142 Tidak ada
heterokedastisitas
Store atmosphere 0.023 0.982 Tidak ada
heterokedastisitas
Sumber: Data diolah (2017)

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen

yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen. Hal ini terlihat

dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat

disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas.

4.2.4. Analisis Regresi Berganda

Tabel 4.12
Hasil Analisis Regresi Berganda
Variabel B Std. Error T Sig
Konstanta 6.631 5.066 1.309 .194
SL 0.641 0.127 5.070 .000
M 0.049 0.091 0.540 .591
PR -0.279 0.098 2.849 .005
SA 0.525 0.151 3.473 .001
R 0,760 Fhitung 32.376
R Square 0 ,577 Probabilitas F 0.000
Adjusted R2 0,559
Sumber: data diolah (2017)
55

Berdasarkan tabel 4.12 diatas persamaan regresi linier berganda dapat


disusun sebagai berikut:
Impulse buying behavior = 6.631 + 0.641 shopping lifestyle +0.049

merchandising - 0.279 price reduction + 0.525 store atmosphere + e

Berdasarkan persamaan regresi linier berganda dapat diinterprestasikan

sebagai berikut:

1. Konstanta bernilai positif sebesar 6.631. Hal ini menunjukkan bahwa apabila

variabel shopping lifestyle, merchandising, price reduction, dan store

atmosphere dianggap konstan (0), maka impulse buying behavior sebesar

6.631.

2. Koefisien regresi variabel shopping lifestyle bernilai positif sebesar 0.641 .Hal

ini berati jika variabel shopping lifestyle ditingkatkan 1 satuan maka akan

meningkatkan impulse buying behavior sebesar 0.641.

3. Koefisien regersi variabel merchandising bernilai positif sebesar 0.049. Hal

ini berati jika variabel merchandising ditingkatkan 1 satuan maka akan

meningkatkan impulse buying behavior sebesar 0.049.

4. Koefisien regresi variabel price reduction bernilai negatif sebesar -0.279. Hal

ini berati jika variabel price reduction ditingkatkan 1 satuan maka akan

mengurangi impulse buying behavior sebesar -0.279.

5. Koefisien regresi variabel store atmosphere bernilai positif sebesar 0.525. Hal

ini berati jika variabel store atmosphere ditingkatkan 1 satuan maka akan

meningkatkan impulse buying behavior sebesar 0.525.


56

4.2.5. Uji Ketetapan Model

1. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi menunjukkan suatu proporsi dalam varian yang

dapat diterangkan oleh persamaan regresi terhadap variabel total (Suharyadi dan

Purwanto, 2016: 233).

Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan bahwa model summary besarnya R2

adalah 0.577, hal ini berarti 57.7 % variabel impulse buying behavior dapat

dijelaskan oleh variasi dari ke empat variabel Independen shopping lifestyle,

merchandising, price reduction dan store atmosphere. Sedangkan sisanya (100% -

577% = 42.3%) dijelaskan oleh sebab sebab yang lain diluar model.

2. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

Tabel 4.12 dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar

32.376 dengan probabilitas 0.000. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0.05,

maka model regresi dapat digunakan untuk mempediksi impulse buying behavior

atau dapat dikatakan bahwa shopping lifestyle, merchandising, price reduction

dan store atmosphere secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel

impulse buying behavior.


57

4.2.6. Uji Signifikansi (Uji t)

Menurut Suharyadi dan Purwanto (2016:244) uji statistik t digunakan

untuk mengetahui apakah suatu variabel secara parsial berpengaruh nyata atau

tidak.

Berdasarkan tabel 4.12 diatas diketahui bahwa pada variabel shopping

lifestyle diperoleh nilai thitung = 5.070 dan probabilitas sebesar 0.000, jika

dibandingkan dengan ttabel (1.664) maka thitung > ttabel dan p < 0.05. Hal ini

menunjukkan bahwa H1 diterima, artinya variabel shopping lifestyle berpengaruh

terhadap impulse buying behavior di swalayan Luwes Delanggu.

Variabel merchandising diperoleh nilai thitung = 0.540 dan probabilitas

sebesar 0.591, jika dibandingkan dengan ttabel (1.664) maka thitung < ttabel dan p >

0.05. Hal ini menunjukkan bahwa H2 ditolak, artinya variabel merchandising

tidak berpengaruh terhadap impulse buying behavior di swalayan Luwes

Delanggu.

Variabel price reduction diperoleh nilai thitung = 2.849 dan probabilitas

sebesar 0.005, juka dibandingkan dengan ttabel (1.664) maka thitung > ttabel dan p <

0.05. Hal ini menunjukkan bahwa H3 diterima, artinya variabel price reduction

berpengaruh terhadap impulse buying behavior di swalayan Luwes Delanggu.

Variabel store atmosphere diperoleh nilai thitung = 3.473 dan probabilitas

sebesar 0.001, jika dibandingkan dengan ttabel (1.664) maka thitung < ttabel dan p >

0.05. Hal ini menunjukkan bahwa H4 diterima, artinya variabel store atmosphere

berpengaruh terhadap impulse buying behavior di swalayan Luwes Delanggu.


58

4.2.7. Pembahasan

1. Shopping lifestyle berpengaruh terhadap impulse buying behavior

Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa shopping lifestyle berpengaruh

positif dan signifikan terhadap impulse buying behavior. Penelitian ini

mendukung penelitian yang telah dilakukan Kosyu dkk. (2014) dan Japarianto &

Sugiarto (2011) yang juga diperoleh hasil bahwa variabel shopping lifestyle

berpengaruh terhadap impulse buying behavior.

Perubahan gaya hidup yang terus berkembang menjadikan konsumen

ingin selalu mengikuti perkembangannya. Kebutuhan konsumen sangat

berpengaruh pada gaya hidup atau lifestyle, kegiatan shopping menjadi salah satu

tempat yang paling digemari oleh seseorang untuk memenuhi kebutuhannya.

Terkadang kegiatan shopping ini dilatar belakangi oleh pola konsumsi seseorang

untuk menghabiskan waktu dan uang dan berbelanja menjadi sebuah gaya hidup,

kemungkinan besar shopping lifestyle ini yang menyebabkan terjadinya pembelian

secara implusif (Kosyu dkk. 2014:3).

Setiap konsumen memiliki gaya hidup yang berbeda-beda sekalipun

mereka memiliki kelas atau status yang sama, tidak memungkinkan bahwa

mereka memiliki gaya hidup yang sama. Sebagian konsumen ketika akan

melakukan keputusan pembelian cenderung lebih mengutamakan merek, harga

dan kualitas yang ada.

2. Merchandising berpengaruh terhadap impulse buying behavior

Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa merchandising tidak berpengaruh

signifikan terhadap impulse buying behavior. Penelitian ini mendukung penelitian


59

yang telah dilakukan oleh Bong (2011:47) yang memperlihatkan bahwa kegiatan

merchandising yang tergabung dalam variabel stimulus dalam toko tidak

berpengaruh signifikan terhadap belanja impulsif.

Hal ini disebabkan karena segmen pelanggan swalayan Luwes Delanggu

mayoritas menengah kebawah yang tidak memiliki tuntunan terlalu tinggi,

sehingga upaya toko dengan menyediakan produk yang lengkap tidak

mempengaruhi perilaku pembelian tidak terencana oleh konsumen.

Dengan demikian walaupun semakin baik kegiatan merchandising yang

dilakukan oleh swalayan Luwes Delanggu maka tidak akan meningkatkan

perilaku pembelian impulsif pada pelanggan.

3. Price reduction berpengaruh terhadap impulse buying behavior

Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa price reduction berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap impulse buying behavior. Hal ini berati bahwa apabila

semakin meningkat price reduction yang diberikan, maka semakin rendah impulse

buying behavior yang dilakukan oleh konsumen. Penelitian ini tidak mendukung

penelitian yang dilakukan oleh Iqbal dkk. (2014) yang menunjukkan bahwa price

reduction berpengaruh terhadap pembelian tidak terencana.

Hal ini disebabkan karena pelanggan swalayan Luwes Delanggu

cenderung lebih selektif terhadap diskon yang ditawarkan. Untuk itu apabila

swalayan Luwes Delanggu akan memberikan diskon disarankan untuk lebih

meningkatkan iklan tentang diskon dan menjalin komunikasi dengan pelanggan

mengenai produk diskon tersebut.


60

4. Store atmosphere berpengaruh terhadap impulse buying behavior

Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa store atmosphere berpengaruh

positif dan signifikan terhadap impulse buying behavior. Penelitian ini

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Herukalpiko dkk. (2013:6),

Cakraningrat dan Ardani (2016:4441), Gumilang dan Nurcahya (2016:1879),

Utami dan Rastini (2015:1235), Temaja dkk. (2015:1477), Leba (2015:15), dan

Winantri (2016) yang menunjukan bahwa store atmosphere berpengaruh terhadap

impulse buying behavior.

Atmosfer toko yang meliputi komunikasi visual, pencahayaan, warna,

musik dan wewangian dapat merangsang respon emosional serta persepsi

konsumen, yang akhirnya dapat menimbulkan perilaku pembelian mereka (Utami

dan Rastini, 2015:1231). Semakin baik penciptaan suasana atmosfir toko yang

dilakukan oleh Swalayan Luwes Delanggu, maka akan dapat meningkatkan

perilaku pembelian tidak terencana yang dilakukan pelanggan.


61

BAB V
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian dimaksudkan mempermudah dalam pemahaman

mengenai hasil penelitian. Berikut akan dipaparkan secara singkat mengenai hasil

penelitian yakni:

1. Shopping lifestyle berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying

behavior.

2. Merchandising tidak berpengaruh signifikan terhadap impulse buying

behavior.

3. Price reduction berpengaruh negatif dan signifikan terhadap impulse buying

behavior.

4. Store atmosphere berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying


behavior.

4.2. Keterbatasan Penelitian

1. Dikarenakan keterbatasan waktu sehingga dalam penelitian ini peneliti hanya

mengambil empat variabel bebas dalam meneliti faktor untuk melihat

pengaruhnya terhadap impulse buying behavior yang hanya dilakukan pada

Swalayan Luwes Delanggu.

2. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 100 responden.

Dimungkinkan sampel ini belum mempresentasikan kondisi populasi pada

pelanggan Swalayan Luwes Delanggu.


62

3. Dalam studi ini ada beberapa temuan yang memerlukan studi lanjutan yaitu

hubungan yang tidak signifikan. Hal ini masih memerlukan studi lanjutan

untuk menjelaskan faktor-faktor yang menjadi penyebabnya.

4.3. Implikasi dan Saran

1. Bagi Penelitian Selanjutnya

Bagi peneliti yang akan datang, penulis menyarankan untuk:

Mengembangkan penelitian mengenai variabel bebas lain yang akan

diteliti dalam melihat pengaruhnya terhadap impulse buying behavior dan dapat

memperluas daerah yang diteliti sehingga hasil yang dicapai lebih optimal.

Melakukan penelitian dengan sampel yang lebih besar yang dapat

mewakili populasi, sehingga akan lebih menambah konsistensi hasil penelitian ini.

Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan variabel-variabel lain

diluar model penelitian ini. Sehingga dapat memberikan penjelasan mengenai

teori tentang faktor-faktor yang mempengaruhi impulse buying behavior.

2. Bagi Perusahaan

Studi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman pada Swalayan Luwes

Delanggu terhadap upaya-upaya dalam meningkatkan impulse buying behavior

melalui stimulus-stimulus pemasaran yang menarik yang dapat menciptakan sikap

positif terhadap pembelian tidak terencana.


63

DAFTAR PUSTAKA

Aini, Q. N. (2016). Shopping Emotion Dan Pembelian Tidak Terencana ( Survei


Terhadap Konsumen Giant Hypermarket Mall Olympic Garden ), Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 37 No. 1 Agustus 2016 37(1), 164–170.

Almi, N. (2012). The Influence Of Lifestyle To The Purchase Decision Of


Kawasaki Ninja Bikes In Pekanbaru,Jurnal Manajemen Pemasaran 2012 1–
15.

Arikunto, Suharsimi. (2002), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Ardy, D.A.P (2013). Pengaruh Gaya Hidup, Fitur, Dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Blackberry Curve 9300, Jurnal Ilmu Manajemen |
Volume 1 Nomor 1 Januari 2013 1.

Aziz., V.R.A (2015).Pengaruh Persepsi Risiko dan Gaya Hidup Terhadap


Keputusan Pembelian Pakaian Secara Online Melalui Blackberry Messenger,
eJournal Psikologi, 2015, 4(1): 95 - 106 4(1), 95–106.

Banerjee, S., & Saha, S. (2012). Impulse Buying Behaviour In Retail Stores –,
Asia Pacific Journal of Marketing & Management Review Vol.1 No. 2,
October 2012, ISSN 2319-28361(2).

Bungin, Burhan. (2013). Metodelogi Penelitian Sosial & Ekonomi. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group.

Bong Soeseno. (2011). Pengaruh In-Store Stimuli Terhadap Impulse Buying


Behavior Konsumen Hypermarket Di Jakarta, Ultima Management Vol. 3
No. 1/201131–52.

Cakraningrat,P.B.W.W & Ardani,Sri,IG.A.K (2016). Pengaruh Promosi Dan


Store Atmosphere Terhadap Shopping Emotion Dan Impulse Buying Di
Discovery Shopping Mall, E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No.7, 2016:
4423-44525(7), 4423–4452.

Darma, L. A., & Japarianto, E. (2014). Analisa Pengaruh Hedonic Shopping


Value Terhadap Impulse Buying Dengan Shopping Lifestyle Dan Positive
Emotion Sebagai Variabel Intervening Pada Mall Ciputra, Jurnal
Manajemen Pemasaran, Vol. 8, No. 2, Oktober 2014 8(2), 80–89.

Deny, Septian. (2014). 765 Ribu Gerai Ritel Menjamur di Indonesia.04 November
2016. www.bisnis.liputan6.com.
64

Dharmmesa, Basu Swastha dan Handoko T. Hani. (2000). Manajemen pemasaran


analisa perilaku konsumen. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.

Divianto. (2013). Pengaruh Faktor-Faktor In-Store Promotion Terhadap Impulse


Buying Decision Pada Konsumen, Jurnal Ekonomi Dan Informasi
Akuntansi (Jenius)3(1), 94–104.

Ferdinand, Augusty.(2014). Metode Penelitian Manajemen. Semarang : Badan


Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS (Ed. ke-
7). Semarang: UNDIP Press.

Gudonaviciene, R & Alijosiene S (2015). Visual Merchandising Impact on


Impulse Buying Behaviour, 213, Social and Behavioral Sciences 213 ( 2015
) 635 – 640 . https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.11.464

Gumilang, W.A & Nurcahya I. K. (2016). Pengaruh Price Discount Dan Store
Atmosphere Terhadap Emotional Shopping Dan Impulse Buying, E-Jurnal
Manajemen Unud, Vol. 15, No. 3, 2016: 1859-188815(3), 1859–1888.

Herukalpiko, D.K.D.,Prihatini, A.E & Widayanto (2013). Pengaruh Kebijakan


Harga, Atmosfer Toko Dan Pelayanan Toko Terhadap Perilaku Impulse
Buying Konsumen Robinson Department Store Semarang, Journal Of
Social And Politic Of Science Tahun 2013, Hal. 1-9 Http://Ejournal
S1.Undip.Ac.Id/Index.Php/ 1–9.

Irawan., Wijaya, Faried dan Sudjoni. 1996. Pemasaran prinsip dan kasus edisi 2.
Yogyakarta : BPFE

Iqbal, A.,Akhtar, S.,Lodhi, R.N. (2014). Determinants Of Impulsive Buying For


Clothing In Pakistan, British Journal of Marketing Studies
Vol.2,No.8,No.33-44, December 2014 2(8), 33–44.

Japarianto, E & Sugiharto, S. (2011). Pengaruh Shopping Life Style Dan Fashion
Involvement Terhadap Impulse Buying Behavior Masyarakat High Income
Surabaya, Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 6, No. 1, April 2011: 32-41
32–41.

Kosyu, D. A.,Hidayat, K & Abdillah, Y. (2014). Pengaruh Hedonic Shopping


Motives Terhadap Shopping Lifestyle dan Impulse Buying, Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 14 No. 2 September 2014 14(2), 1–7.

Kotler, Philip dan Lane, Kevin Keller.(2008). Manajemen Pemasaran edisi 12


Jilid
3. Jakarta : PT Indeks.
65

Kurniawan, D., & Kunto, Y.S. (2013). Pengaruh Promosi Dan Store Atmosphere
Terhadap Impulse Buying Dengan Shopping Emotion Sebagai Variabel
Intervening Studi Kasus Di Matahari Department Store Cabang Supermall
Surabaya, Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol. 1, No. 2, (2013) 1-8
1(2), 1–8.

Latan, Hengky dan Temalagi, Selva. 2013. Analisis Multivariate Teknik dan
Aplikasi. Bandung : CV. Alfabeta.

Leba, E.,Suhermin. (2015). Pengaruh atmosfer gerai dan promosi terhadap


pembelian impulsif yang dimediasi emosi positif, Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen Volume 4, Nomor 1, Januari 2015 4, 1–17.

Ma‟ruf, Hendri. 2006. Pemasaran Ritel. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Mas'ud, Fuad.2004. Survai Diagnosis Organisasional Konsep & Aplikasi.


Semarang : UNDIP.

Malau, Sri Handriyatmo. 2013. Pertumbuhan Toko Modern Hingga 2015


Mencapai 5 Persen. 04 November 2016. www.warkota.tribunnews.com

Maymand, M. M., & Ahmadinejad, M. (2011). Impulse buying : the role of store
environmental stimulation and situational factors ( An empirical
investigation ), African Journal of Business Management Vol. 5(34), pp.
13057-13065, 28 December, 2011 5(34), 13057–13065.

Melisa, Y. (2012). Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Keputusan


Pembelian Ulang Konsumen Mega Prima Swalayan Payakumbuh, Jurnal
Manajemen, Volume 01, Nomor 01, September 2012.

Muflih, Muhammad. 2006. Perilaku Konsumen Dalam Perspektik Ilmu Ekonomi


Islam. Jakarta : PT. Raja Grafind Persada

Morissan. 2010.Periklanan edisi 1. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.

Mowen, John C dan Minor Michael. 2002. Perilaku Konsumen edisi 5 Jilid 2.
Jakarta : PT Penerbit Erlangga.

Ratnasari, V. A., Kumadji, S & Kusumawati, A. (2015). Pengaruh Store


Atmosphere Terhadap Hedonic Shopping Value Dan Impulse Buying,
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 1 No. 1 Januari 20151(1).

Rojabi, M.N.,Dhewi, T.S. (2015). Pengaruh Citra Toko Terhadap Loyalitas


Pelanggan (Studi pada Smesco Mart Al Hikam Malang), Jurnal Ekonomi
Bisnis Tahun 20, Nomor 1, Maret 2015, hlm 1 - 521–7.
66

Rozalinda. 2015. Ekonomi Islam. Jakarta : Rajawali Pers.

Sekaran. Uma. 2006. Metodelogi Penelitian Untuk Bisnis Edisi 4.


Jakarta:Salemba Empat.

Semuel, H. (2005). Respons Lingkungan Berbelanja Sebagai Stimulus Pembelian


Tidak Terencana pada Toko Serba Ada ( Toserba ) ( Studi Kasus Carrefour
Surabaya ), Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas
Kristen Petra 140–158.

Supardi. 2005. Metodelogi Penelitian Ekonomi & Bisnis. Yogyakarta : UII Press

Suharyadi dan Purwanto. 2016. Statistika untuk ekonomi dan keuangan modern
Jakarta : Salemba Empat.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :


Alfabeta.

Temaja, I.W.B.,Rahanatha, G.B & Yasa, N.N.K. (2015). Pengaruh Fashion


Involvement , Atmosfer Toko Dan Promosi Penjualan Terhadap Impulse
Buying Pada Matahari Department Store, E-Jurnal Manajemen Unud, Vol.
4, No. 6, 2015 : 1466-1482 .

Tirmizi, M. A.,Rehman, K.U.,Saif, M.I. (2009). An Empirical Study of Consumer


Impulse Buying Behavior in Local Markets, European Journal of Scientific
Research ISSN 1450-216X Vol.28 No.4 (2009), pp.522-532.

Usman, Husaini & Akbar, P.S. (2009). Pengantar Statistika. Jakarta : PT. Bumi
Aksara

Utami, O. R., & Rastini, N. M. (2015). Pengaruh variabel demografi, kualitas


layanan, atmosfer toko pada Impulse Buying Di Hypermart Mal, E-Jurnal
Manajemen Unud, Vol. 4, No. 5, 2015 : 1229-1237.

Winantri, N. N. (2016). Pengaruh Kondisi Emosi Dan Store Atmosphere


Terhadap Impulse Buying Di Indomaret Cabang Desa Tampaksiring Tahun
2016, Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi (JPPE) Volume: 7
Nomor: 2 Tahun 2016.

Yanthi, D., Japarianto. E. (2014). Analisis Pengaruh Hedonic Shopping Tendency


Dan Visual Merchandising Terhadap Impulse Buying Dengan Positive
Emotion Sebagai Variabel Intervaning Pada Area Ladies Matahari
Department Store Tunjungan Plaza Surabaya, Jurnal Manajemen Pemasaran
Petra Vol. 2, No. 2, (2014).
67

Yistiani, N.N.M.,Yasa, N.N.K.,Suasana, IG.A.K.D.(2012). Pengaruh Atmosfer


Gerai dan Pelayanan Ritel Terhadap Nilai Hedonik Dan Pembelian Impulsif
Pelanggan Matahari Department Store Duta Plaza, Jurnal Manajemen,
Strategi Bisnis, dan Kewirausahaan Vol. 6, 139 No. 2 Agustus 2012,

Yudatama, A., Saryadi., Susanto, H.(2002). Pengaruh Store Image, Store


Atmospherics, Store Theatrics, dan Social Factors Terhadap Pembelian
Tidak Terencana (Studi Kasus Pada Luwes Pasar Swalayan Ungaran), Jurnal
Ilmu Administrasi Bisnis 1–10.

Yulianto, H.E., Yulianto, E & Wilopo. (2013). Pengaruh Retail Marketing Mix
Terhadap Keputusan Pembelian Tidak Terencana Pada Pusat Perbelanjaan,
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 1 No. 2 April 2013, 186–194.
68

LAMPIRAN
69

Lampiran 1 Jadwal Penelitian

JADWAL PENELITIAN

Bulan Oktober November Desember Januari


Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Penyusunan
X
Proposal X

Konsultasi X X X X X X X X X X X X

Pendaftaran,
Penjadwalan
Seminar Proposal

Ujian Seminar
Proposal

Revisi Proposal

Pengumpulan Data

Analisis data

Penulisan Akhir
Naskah Skripsi

Pendaftaran,
Penjadwalan
Munaqasah

Munaqasah

Revisi Skripsi
70

Bulan Maret April Mei Juni Juli


Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Penyusunan
Proposal

Konsultasi
X X

Pendaftaran,
Penjadwalan
Seminar X X
Proposal

Ujian Seminar
Proposal X

Revisi Proposal
X X

Pengumpulan
Data X X

Analisis data X

Penulisan Akhir X
Naskah Skripsi

Pendaftaran,
Penjadwalan X
Munaqasah

X
Munaqasah

Revisi Skripsi X
71

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH SHOPPING LIFESTYLE, MERCHANDISING,


PRICE REDUCTION DAN STORE ATMOSPHERE TERHADAP IMPULSE
BUYING BEHAVIOR
(Studi Kasus Pada Pelanggan Swalayan Luwes Di Delanggu)
Kepada

Yth, Responden

Di Swalayan Luwes Delanggu

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Saya Nia Widianingrum selaku mahasiswi IAIN Surakarta, Fakultas


Ekonomi dan Bisnis Islam, Jurusan Manajemen Syariah, akan mengadakan
penelitian tugas akhir di Swalayan Luwes Delanggu dengan judul “Pengaruh
Shopping Lifestyle, Merchandising, Price Reduction dan Store Atmosphere
terhadap Impulse Buying Behavior (Studi Kasus Pada Pelanggan Swalayan
Luwes Delanggu).
Saya mengharapkan partisipasi anda dalam memberikan jawaban atas
segala pertanyaan pada lembar kuesioner. Segala informasi yang diperoleh
ditunjukan hanya untuk kepentingan penelitian dan identitas responden dijamin
kerahasiaannya.
Demikian surat permohonan ini saya buat, atas kesediaan anda
berpartisipasi dalam mengisi kuesioner ini saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Hormat saya,

Nia Widianingrum
NIM. 132211024
72

Petunjuk Pengisian Kuisoner

Berilah tanda centang (√) untuk menentukan seberapa setuju saudara/i mengenai

pernyataan dibawah. Masing masing persetujuan menunjukkan nilai yang terdapat

pada kolom yang bersangkutan diantaranya:

Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju

IDENTITAS RESPONDEN

Nama : .........................................................

1. Jenis Kelamin

( ) Pria ( ) Wanita

2. Usia

( ) < 15 Tahun ( ) 26 – 35 Tahun

( ) 16 – 25 Tahun ( ) > 36 Tahun

3. Pekerjaan

( ) Pelajar / Mahasiswa ( ) Wirausaha ( ) Lainnya

( ) Karyawan Swasta ( ) Pegawai Negeri

4. Rata-rata Pengeluaran per Bulan

( ) < Rp. 1.000.000 ( ) Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000

( ) Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 ( ) > Rp. 3.000.000

5. Frekuensi Kunjungan per Bulan

( ) Sekali ( ) 4 – 5 kali

( ) 2 – 3 kali ( ) > 5 kali


73

Shopping Lifestyle (X1)


No Pertanyaan Alternatif Jawaban

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Saya cenderung berbelanja produk model


terbaru ketika saya melihatnya di Swalayan
Luwes.
2 Setiap ada tawaran iklan mengenai produk
terbaru saya cenderung menanggapi untuk
membelinya.
3 Saya lebih suka berbelanja produk merek
terkenal
4 Saya yakin bahwa merk produk terkenal yang
saya beli terbaik dalam hal kualitas.

Merchandising (X2)
No Pertanyaan Alternatif Jawaban

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Saya suka berbelanja di Swalayan Luwes


karena variasi produk yang dijual sangat
lengkap.

2 Swalayan Luwes menyediakan berbagai


pilihan merek yang beragam dari produk
sejenis.

3 Swalayan Luwes mendistribusikan produk


baru sangat cepat.
4 Swalayan Luwes menyediakan produk dengan
mutu yang terjamin. (Misalnya: tidak
kadaluwarsa)

5 Swalayan Luwes menyediakan produk dengan


mutu kemasan yang bagus. (tidak rusak,
robek).
74

Price Reduction (X3)


No Pertanyaan Alternatif Jawaban

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Saya suka berbelanja di Swalayan Luwes
karena banyak diskon.

2 Diskon produk tersebut benar-benar membuat


harga lebih murah.
3 Saya tidak menaruh curiga sama sekali
terhadap diskon yang ditawarkan.

4 Menggunakan diskon tersebut akan


mengahasilkan penghematan yang nyata.

Store Atmosphere (X4)


No Pertanyaan Alternatif Jawaban

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Suara musik didalam Swalayan Luwes


sangat nyaman dan selaras dengan suasana
dalam toko.
2 Cahaya lampu yang serasi cocok dengan
suasana dalam toko.

3 Pemajangan produk secara visual menarik


perhatian.

4 Kebersihan dan wewangian di Swalayan


Luwes menciptakan suasana yang nyaman.
75

Impulse Buying Behavior (Y)


No Pertanyaan Alternatif Jawaban

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Sewaktu saya pergi berbelanja, saya selalu


membeli barang-barang yang tidak
direncanakan sebelumnya.

2 Saya selalu membeli suatu barang tanpa


pikir panjang.

3 Saya membeli sesuatu tanpa ragu-ragu jika


saya menyukainya ketika pertama kali
melihatnya.

4 Saya sulit mengendalikan diri terhadap


desakan untuk membeli produk sewaktu
melihat penawaran menarik.

5 Sewaktu melihat penawaran menarik, saya


selalu membeli lebih daripada yang
seharusnya.
76

Lampiran 3 Tabulasi Hasil Penelitian

S S S S P P P P S S S S IB IB IB IB IB
Res M M M M M
L L L L R R R R A A A A B B B B B
p 1 2 3 4 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5
1 1 1 1 1
1 9 7 6 9 10 3 5 5 3 8 9 8 8 8 9 7 9
0 0 0 0 0
2 5 2 2 2 9 8 8 8 9 6 6 4 2 8 8 8 8 7 8 8 7 6
1
3 8 7 8 8 8 8 8 8 7 7 7 6 8 8 8 8 8 7 8 8 8
0
4 7 7 8 9 9 9 8 6 8 3 3 8 8 8 9 8 8 9 7 7 7 7
1 1 1 1 1
5 9 7 9 9 9 9 8 4 4 4 4 8 9 9 8 9 9
0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1
6 8 9 9 9 9 6 6 6 6 9 9 8 9 9 8 9
0 0 0 0 0 0
7 4 4 4 4 8 6 8 6 5 5 3 4 4 7 7 7 8 6 5 6 5 6
1 1 1
8 7 6 7 8 8 9 8 7 7 6 7 5 6 9 8 9 9 8 9
0 0 0
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 7 8 8 7 7 8 8 1 1 2 1 1
1 1 1 1 1
10 8 9 9 10 9 7 7 5 3 5 4 9 9 9 8 9 7
0 0 0 0 0
1
11 6 7 8 8 9 8 9 8 8 1 9 5 3 8 8 7 7 9 8 8 8
0
1 1 1 1 1
12 8 9 8 9 9 9 9 8 3 4 3 4 9 9 9 8 9
0 0 0 0 0
1 1 1
13 7 6 7 9 8 9 8 8 9 4 5 4 4 8 7 8 7 9 8
0 0 0
14 8 6 6 6 5 2 2 6 7 7 6 5 8 8 8 8 8 6 6 6 6 6
1 1
15 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5 6 8 5 9 9 7 6 8 6 6
0 0
16 7 5 1 1 5 5 5 5 5 6 9 9 9 6 7 6 7 7 6 7 7 6
17 4 5 6 6 4 5 2 5 5 8 6 7 7 8 7 8 7 7 6 5 5 5
1 1 1
18 6 3 8 8 1 1 1 1 1 6 7 8 8 7 2 2 5 2 2
0 0 0
1 1 1 1
19 2 2 1 2 1 1 1 1 1 7 9 9 9 3 2 3 1 1
0 0 0 0
1 1 1
20 5 1 1 2 4 2 1 1 1 6 8 8 7 5 4 2 2 4 2
0 0 0
21 1 3 5 6 3 2 1 1 4 9 8 9 8 7 7 4 5 3 4 3 4 4
22 4 6 7 4 2 2 2 3 7 8 8 9 8 5 6 5 8 8 9 8 9 9
1 1 1
23 5 5 6 8 5 5 8 9 9 7 9 9 8 7 7 4 4 4 4
0 0 0
24 8 8 8 8 5 1 3 4 3 7 7 7 5 8 8 8 8 9 9 9 9 9
25 7 2 7 7 7 8 7 8 8 3 3 2 2 6 6 4 4 4 4 6 5 5
26 2 2 1 5 2 3 2 5 5 8 8 8 8 7 7 7 7 5 1 7 2 3
77

1 1
27 6 6 5 7 2 2 2 2 3 7 9 8 8 7 6 5 6 5 5 6
0 0
28 6 3 8 6 4 3 4 3 6 6 4 2 6 6 7 6 6 5 5 6 4 5
29 5 1 6 9 3 2 3 4 6 5 5 7 5 8 5 3 6 8 3 5 5 7
1 1 1 1
30 2 6 7 3 2 5 3 7 4 1 2 4 5 4 7 1 1 3
0 0 0 0
31 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 5 1 2 4 3 2 2 4 3 4 3 3
32 1 1 1 1 1 3 2 2 2 6 6 6 6 4 3 3 4 4 5 4 4 5
33 6 5 4 5 3 3 2 2 5 9 8 8 9 7 7 7 6 5 6 7 3 5
1
34 3 3 3 3 4 4 4 4 3 9 9 9 6 6 7 6 8 4 5 4 4
0
1
35 5 2 6 4 4 4 3 3 4 7 9 9 8 7 7 9 9 4 8 5 7
0
1 1
36 9 7 6 6 5 4 4 4 9 6 9 9 9 9 9 9 8 8 6 7
0 0
1 1 1 1 1 1 1
37 7 7 6 7 6 6 6 7 9 7 9 9 6 8 8
0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1
38 7 7 6 7 7 7 7 7 7 8 9 9 6 7 8 9
0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1
39 7 7 6 6 6 6 6 9 7 6 8 9 9 6 8 8
0 0 0 0 0 0
1 1
40 6 5 6 5 8 7 6 5 9 9 5 8 9 9 8 9 8 9 8 8
0 0
41 6 5 6 7 8 9 8 8 8 9 9 7 6 8 9 9 9 8 7 8 8 7
1 1 1 1
42 7 5 7 9 8 8 8 9 9 7 6 9 8 7 8 7 7 8
0 0 0 0
1 1
43 5 5 8 8 5 7 3 7 5 9 8 6 7 5 6 4 4 4 3 2
0 0
1 1 1 1
44 5 3 3 1 9 1 1 7 9 1 1 5 8 2 1 9 9 5
0 0 0 0
1
45 5 7 6 7 8 7 6 8 8 7 8 6 7 8 8 8 7 6 7 8 6
0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
46 6 6 8 7 8 7 6 9 6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
47 5 1 7 6 5 4 2 6 3 7 8 6 9 6 4 5 2 4 5 6 5 5
48 7 4 8 8 6 6 5 7 5 6 7 6 9 8 7 8 7 6 6 7 4 7
1 1 1 1 1 1
49 9 9 9 9 9 9 9 9 5 2 3 1 9 9 9 9
0 0 0 0 0 0
1 1 1
50 1 1 1 2 1 3 1 2 9 9 9 9 8 7 4 1 1 1 1
0 0 0
51 6 5 5 6 6 6 6 6 6 4 5 5 5 6 6 6 6 6 5 5 6 5
1 1 1
52 7 6 4 6 8 10 7 9 9 5 6 6 8 9 9 7 8 8 6
0 0 0
1 1 1 1 1
53 5 7 9 7 3 3 3 3 7 9 8 9 7 5 9 9 5
0 0 0 0 0
78

1 1 1 1
54 8 3 5 9 7 6 3 3 4 4 8 9 7 9 4 6 5 4
0 0 0 0
1 1 1 1
55 5 6 1 1 8 9 9 5 5 5 7 6 9 7 1 5 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1
56 9 7 1 1 10 9 5 6 9 8 6 1 8 1 6
0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1
57 5 7 6 4 7 8 7 7 6 9 7 8 7 8 4
0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
58 9 10 9 7 7 7 7 9 8 1 1 4
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1
59 5 5 4 9 6 8 8 8 8 9 8 7 4 1 3 1 1
0 0 0 0 0
1
60 1 2 9 7 6 7 9 9 4 5 5 5 6 5 6 8 4 5 7 5 7
0
1 1 1 1 1
61 8 7 2 8 7 8 9 8 6 5 6 8 4 2 8 7 8
0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1
62 9 9 4 9 8 9 8 9 7 6 9 1 1 8 9 8
0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1
63 1 1 8 7 6 5 9 8 8 7 6 9 7 1 8 8 8
0 0 0 0 0
1 1 1 1
64 7 2 1 8 7 7 5 7 8 9 5 8 9 1 1 3 2 5
0 0 0 0
65 1 2 1 1 6 6 6 8 9 9 8 8 8 7 6 8 9 6 1 1 6 5
1 1 1 1
66 4 5 5 8 6 8 5 8 9 6 5 7 8 1 3 4 7 7
0 0 0 0
1 1 1
67 7 1 1 1 8 9 7 8 9 9 5 6 6 7 1 1 1 1 2
0 0 0
68 7 2 6 7 5 7 4 8 8 8 8 8 8 8 8 6 7 8 3 8 4 7
68 1 2 1 2 4 5 8 9 4 7 8 7 8 8 9 4 3 2 1 1 2 2
1 1 1 1 1 1
70 2 3 1 2 1 2 3 5 5 9 7 8 9 9 9 6
0 0 0 0 0 0
1 1
71 6 7 5 6 7 7 6 8 6 9 9 7 7 8 7 6 3 5 3 4
0 0
1 1
72 2 2 7 7 4 8 8 8 7 9 9 9 9 9 9 9 9 8 8 8
0 0
1 1 1
73 6 5 4 8 5 6 6 5 8 9 4 6 7 5 2 2 4 2 2
0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1
74 5 3 5 6 10 8 8 6 9 8 7 5 7 1
0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
75 5 4 6 6 10 7 6 9 8 8 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1
76 6 6 5 7 7 7 6 7 7 8 9 8 7 7 7 7 6 5 7 6 6
0
1 1
77 7 3 8 7 6 6 6 7 9 6 6 8 7 8 7 7 3 7 2 1
0 0
78 7 7 8 8 8 8 8 8 8 8 9 5 9 9 9 6 6 6 7 7 7 7
79

79 6 5 6 6 6 6 5 5 5 6 7 5 6 6 6 7 7 6 6 5 6 6
1 1 1 1 1 1 1 1 1
80 9 8 8 9 9 10 8 9 8 8 9 9 9
0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
81 9 8 9 9 5 5 4 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1
82 9 9 10 9 9 8 8 8 8 9 8 8 9 8
0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1
83 8 7 8 8 9 10 8 6 7 9 9 9 9 9 9 9
0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1
84 8 7 7 7 8 8 7 7 7 5 7 6 8 9
0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1
85 8 7 7 8 9 8 8 6 5 2 1 9 9
0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1
86 8 8 7 8 9 10 9 1 1 2 3 9 9 9 9 9 9 8
0 0 0 0
1 1 1 1 1
87 7 7 6 7 9 9 8 9 9 7 8 7 8 9 9 9 9
0 0 0 0 0
1 1 1
88 6 6 7 8 7 6 5 6 6 9 8 9 7 8 8 6 7 7 7
0 0 0
1 1 1
89 7 7 8 9 8 7 9 9 9 6 6 5 4 9 9 9 9 9 9
0 0 0
1 1 1 1 1 1 1
90 7 7 6 7 9 10 8 7 6 6 7 9 8 8 9
0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1
91 8 7 7 8 9 9 8 9 9 5 3 2 5 9 9 9 9 9
0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1
92 8 7 7 8 9 9 8 9 9 8 7 7 7 9 9
0 0 0 0 0 0 0
1 1 1
93 9 7 8 9 9 9 9 9 9 9 9 8 9 9 9 9 8 9 9
0 0 0
1 1 1 1 1
94 9 8 9 9 9 9 9 9 7 9 9 8 9 8 8 8 7
0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1
95 8 9 7 8 7 8 7 8 8 9 7 7 9 7 8
0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1
96 5 1 6 6 6 6 5 7 6 6 5 6 5 6 1 1
0 0 0 0 0 0
97 7 5 5 4 9 9 7 8 4 9 9 8 8 8 8 7 9 7 3 3 3 2
1 1 1 1
98 6 5 7 6 7 6 7 8 6 6 7 6 8 6 6 7 9 5
0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1
99 9 8 8 9 9 9 9 9 9 8 8 8 8
0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1
100 9 6 6 7 5 3 6 6 5 6 6 5 6 9 6 6 6 7 8
0 0 0
80

Res Jenis Rata-rata pengeluaran per Frekuensi kunjungan per


p Kelamin Usia Pekerjaan bulan bulan
16 - 25 Pelajar /
1 Perempuan Tahun Mahasiswa <Rp 1000000 Sekali
16 - 25 Pelajar /
2 Perempuan Tahun Mahasiswa <Rp 1000000 2 - 3 kali
26 - 35
3 Perempuan Tahun Karyawan Swasta <Rp 1000000 2 - 3 kali
26 - 35
4 Perempuan Tahun Wirausaha Rp 2000000 - Rp 3000000 > 5 kali
26 - 35
5 Perempuan Tahun Lainnya Rp 1000000 - Rp 2000000 > 5 kali
16 - 25
6 Perempuan Tahun Karyawan Swasta Rp 2000000 - Rp 3000000 4 - 5 kali
26 - 35
7 Perempuan Tahun Lainnya <Rp 1000000 2 - 3 kali
16 - 25
8 Perempuan Tahun Karyawan Swasta > Rp 3000000 Sekali
16 - 25 Pelajar /
9 Perempuan Tahun Mahasiswa <Rp 1000000 2 - 3 kali
16 - 25 Pelajar /
10 Perempuan Tahun Mahasiswa Rp 1000000 - Rp 2000000 4 - 5 kali
16 - 25 Pelajar /
11 Laki-laki Tahun Mahasiswa <Rp 1000000 2 - 3 kali
16 - 25 Pelajar /
12 Laki-laki Tahun Mahasiswa <Rp 1000000 2 - 3 kali
16 - 25 Pelajar /
13 Perempuan Tahun Mahasiswa <Rp 1000000 2 - 3 kali
26 - 35
14 Perempuan Tahun Karyawan Swasta Rp 2000000 - Rp 3000000 2 - 3 kali
26 - 35
15 Perempuan Tahun Karyawan Swasta Rp 1000000 - Rp 2000000 2 - 3 kali
16 - 25 Pelajar /
16 Perempuan Tahun Mahasiswa <Rp 1000000 Sekali
16 - 25
17 Perempuan Tahun Karyawan Swasta <Rp 1000000 2 - 3 kali
Pelajar /
18 Perempuan <15 Tahun Mahasiswa <Rp 1000000 2 - 3 kali
Pelajar /
19 Perempuan <15 Tahun Mahasiswa <Rp 1000000 2 - 3 kali
Pelajar /
20 Perempuan <15 Tahun Mahasiswa <Rp 1000000 2 - 3 kali
16 - 25 Pelajar /
21 Laki-laki Tahun Mahasiswa <Rp 1000000 2 - 3 kali
16 - 25 Pelajar /
22 Laki-laki Tahun Mahasiswa <Rp 1000000 2 - 3 kali
Pelajar /
23 Perempuan <15 Tahun Mahasiswa <Rp 1000000 Sekali
16 - 25
24 Perempuan Tahun Karyawan Swasta <Rp 1000000 Sekali
16 - 25 Pelajar /
25 Perempuan Tahun Mahasiswa Rp 2000000 - Rp 3000000 > 5 kali
26 Perempuan >36 Tahun Lainnya Rp 1000000 - Rp 2000000 > 5 kali
16 - 25
27 Perempuan Tahun Lainnya > Rp 3000000 4 - 5 kali
16 - 25 Pelajar /
28 Perempuan Tahun Mahasiswa <Rp 1000000 2 - 3 kali
26 - 35
29 Perempuan Tahun Karyawan Swasta Rp 1000000 - Rp 2000000 4 - 5 kali
30 Perempuan >36 Tahun Lainnya > Rp 3000000 > 5 kali
16 - 25 Pelajar /
31 Perempuan Tahun Mahasiswa > Rp 3000000 2 - 3 kali
81

16 - 25 Pelajar /
32 Perempuan Tahun Mahasiswa <Rp 1000000 Sekali
16 - 25 Pelajar /
33 Perempuan Tahun Mahasiswa <Rp 1000000 2 - 3 kali
16 - 25
34 Laki-laki Tahun Karyawan Swasta Rp 1000000 - Rp 2000000 > 5 kali
35 Laki-laki >36 Tahun Wirausaha Rp 1000000 - Rp 2000000 2 - 3 kali
36 Perempuan >36 Tahun Lainnya <Rp 1000000 Sekali
16 - 25
37 Perempuan Tahun Karyawan Swasta Rp 1000000 - Rp 2000000 > 5 kali
Pelajar /
38 Perempuan <15 Tahun Mahasiswa <Rp 1000000 4 - 5 kali
16 - 25
39 Perempuan Tahun Lainnya Rp 1000000 - Rp 2000000 2 - 3 kali
40 Laki-laki >36 Tahun Lainnya Rp 1000000 - Rp 2000000 Sekali
Pelajar /
41 Perempuan <15 Tahun Mahasiswa <Rp 1000000 2 - 3 kali
16 - 25 Pelajar /
42 Perempuan Tahun Mahasiswa <Rp 1000000 2 - 3 kali
43 Perempuan >36 Tahun Karyawan Swasta Rp 1000000 - Rp 2000000 Sekali
26 - 35
44 Perempuan Tahun Lainnya <Rp 1000000 Sekali
26 - 35
45 Laki-laki Tahun Karyawan Swasta Rp 1000000 - Rp 2000000 2 - 3 kali
26 - 35
46 Laki-laki Tahun Lainnya <Rp 1000000 Sekali
16 - 25
47 Perempuan Tahun Karyawan Swasta Rp 1000000 - Rp 2000000 Sekali
Pelajar /
48 Perempuan <15 Tahun Mahasiswa <Rp 1000000 2 - 3 kali
26 - 35
49 Laki-laki Tahun Wirausaha Rp 1000000 - Rp 2000000 2 - 3 kali
26 - 35
50 Perempuan Tahun Karyawan Swasta Rp 1000000 - Rp 2000000 Sekali
16 - 25 Pelajar /
51 Perempuan Tahun Mahasiswa Rp 1000000 - Rp 2000000 Sekali
16 - 25 Pelajar /
52 Perempuan Tahun Mahasiswa Rp 1000000 - Rp 2000000 Sekali
16 - 25 Pelajar /
53 Perempuan Tahun Mahasiswa <Rp 1000000 4 - 5 kali
26 - 35
54 Laki-laki Tahun Pegawai Negeri Rp 2000000 - Rp 3000000 4 - 5 kali
Pelajar /
55 Perempuan <15 Tahun Mahasiswa <Rp 1000000 2 - 3 kali
Pelajar /
56 Perempuan <15 Tahun Mahasiswa <Rp 1000000 2 - 3 kali
57 Laki-laki >36 Tahun Karyawan Swasta Rp 2000000 - Rp 3000000 2 - 3 kali
16 - 25
58 Laki-laki Tahun Karyawan Swasta Rp 1000000 - Rp 2000000 > 5 kali
26 - 35
59 Perempuan Tahun Karyawan Swasta <Rp 1000000 Sekali
26 - 35
60 Perempuan Tahun Karyawan Swasta Rp 1000000 - Rp 2000000 4 - 5 kali
26 - 35
61 Perempuan Tahun Karyawan Swasta Rp 1000000 - Rp 2000000 2 - 3 kali
62 Perempuan >36 Tahun Pegawai Negeri > Rp 3000000 4 - 5 kali
26 - 35
63 Perempuan Tahun Pegawai Negeri Rp 2000000 - Rp 3000000 4 - 5 kali
26 - 35
64 Perempuan Tahun Pegawai Negeri > Rp 3000000 4 - 5 kali
82

65 Perempuan >36 Tahun Pegawai Negeri > Rp 3000000 4 - 5 kali


26 - 35
66 Perempuan Tahun Karyawan Swasta Rp 1000000 - Rp 2000000 2 - 3 kali
16 - 25
67 Perempuan Tahun Karyawan Swasta Rp 1000000 - Rp 2000000 2 - 3 kali
16 - 25 Pelajar /
68 Perempuan Tahun Mahasiswa <Rp 1000000 4 - 5 kali
16 - 25
69 Perempuan Tahun Karyawan Swasta Rp 1000000 - Rp 2000000 2 - 3 kali
26 - 35
70 Perempuan Tahun Karyawan Swasta <Rp 1000000 Sekali
16 - 25
71 Perempuan Tahun Karyawan Swasta <Rp 1000000 2 - 3 kali
26 - 35
72 Perempuan Tahun Karyawan Swasta Rp 1000000 - Rp 2000000 2 - 3 kali
16 - 25
73 Perempuan Tahun Karyawan Swasta Rp 1000000 - Rp 2000000 2 - 3 kali
16 - 25
74 Perempuan Tahun Karyawan Swasta Rp 1000000 - Rp 2000000 4 - 5 kali
26 - 35
75 Perempuan Tahun Karyawan Swasta Rp 1000000 - Rp 2000000 2 - 3 kali
Pelajar /
76 Laki-laki <15 Tahun Mahasiswa <Rp 1000000 Sekali
26 - 35
77 Laki-laki Tahun Karyawan Swasta Rp 1000000 - Rp 2000000 2 - 3 kali
16 - 25
78 Perempuan Tahun Lainnya <Rp 1000000 Sekali
16 - 25
79 Perempuan Tahun Karyawan Swasta <Rp 1000000 2 - 3 kali
26 - 35
80 Perempuan Tahun Karyawan Swasta > Rp 3000000 2 - 3 kali
26 - 35
81 Perempuan Tahun Karyawan Swasta <Rp 1000000 2 - 3 kali
16 - 25 Pelajar /
82 Perempuan Tahun Mahasiswa <Rp 1000000 2 - 3 kali
Pelajar /
83 Perempuan <15 Tahun Mahasiswa <Rp 1000000 Sekali
16 - 25 Pelajar /
84 Perempuan Tahun Mahasiswa <Rp 1000000 Sekali
16 - 25
85 Perempuan Tahun Karyawan Swasta <Rp 1000000 2 - 3 kali
16 - 25
86 Perempuan Tahun Karyawan Swasta Rp 1000000 - Rp 2000000 Sekali
16 - 25
87 Perempuan Tahun Karyawan Swasta Rp 1000000 - Rp 2000000 2 - 3 kali
26 - 35
88 Perempuan Tahun Karyawan Swasta Rp 1000000 - Rp 2000000 2 - 3 kali
89 Perempuan >36 Tahun Wirausaha Rp 1000000 - Rp 2000000 4 - 5 kali
Pelajar /
90 Perempuan <15 Tahun Mahasiswa <Rp 1000000 4 - 5 kali
16 - 25 Pelajar /
91 Perempuan Tahun Mahasiswa <Rp 1000000 4 - 5 kali
16 - 25
92 Perempuan Tahun Karyawan Swasta Rp 1000000 - Rp 2000000 2 - 3 kali
26 - 35
93 Perempuan Tahun Lainnya Rp 1000000 - Rp 2000000 Sekali
Pelajar /
94 Perempuan <15 Tahun Mahasiswa <Rp 1000000 2 - 3 kali
16 - 25
95 Perempuan Tahun Lainnya Rp 1000000 - Rp 2000000 2 - 3 kali
96 Perempuan >36 Tahun Pegawai Negeri > Rp 3000000 Sekali
97 Laki-laki 16 - 25 Pelajar / <Rp 1000000 Sekali
83

Tahun Mahasiswa

98 Perempuan >36 Tahun Pegawai Negeri > Rp 3000000 2 - 3 kali


16 - 25
99 Perempuan Tahun Karyawan Swasta <Rp 1000000 Sekali
26 - 35
100 Perempuan Tahun Lainnya Rp 1000000 - Rp 2000000 2 - 3 kali
84

Lampiran 4 Output Statistik Deskripsif

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Laki-laki 16 16,0 16,0 16,0

Valid Perempuan 84 84,0 84,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

<15 Tahun 13 13,0 13,0 13,0

>36 Tahun 12 12,0 12,0 25,0

Valid 16 - 25 Tahun 47 47,0 47,0 72,0

26 - 35 Tahun 28 28,0 28,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Karyawan Swasta 38 38,0 38,0 38,0

Lainnya 14 14,0 14,0 52,0

Pegawai Negeri 7 7,0 7,0 59,0


Valid
Pelajar / Mahasiswa 37 37,0 37,0 96,0

Wirausaha 4 4,0 4,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Rata-rata pengeluaran per bulan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

<Rp 1000000 47 47,0 47,0 47,0

> Rp 3000000 10 10,0 10,0 57,0


Valid
Rp 1000000 - Rp 2000000 36 36,0 36,0 93,0

Rp 2000000 - Rp 3000000 7 7,0 7,0 100,0


85

Total 100 100,0 100,0

Frekuensi kunjungan per bulan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

> 5 kali 8 8,0 8,0 8,0

2 - 3 kali 49 49,0 49,0 57,0

Valid 4 - 5 kali 17 17,0 17,0 74,0

Sekali 26 26,0 26,0 100,0

Total 100 100,0 100,0


86

Lampiran 5 Uji Validitas


Hasil Uji Validitas shopping lifestyle

Correlations

SL1 SL2 SL3 SL4 SL TOTAL


** ** ** **
Pearson Correlation 1 ,666 ,483 ,605 ,810

SL1 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 100 100 100 100 100


** ** ** **
Pearson Correlation ,666 1 ,553 ,559 ,823
SL2 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
** ** ** **
Pearson Correlation ,483 ,553 1 ,759 ,841
SL3 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
** ** ** **
Pearson Correlation ,605 ,559 ,759 1 ,880
SL4 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
** ** ** **
Pearson Correlation ,810 ,823 ,841 ,880 1

SL TOTAL Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 100 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


87

Hasil Uji Validitas Merchandising

Correlations

M1 M2 M3 M4 M5 M
TOT
AL
** ** ** ** **
Pearson Correlation 1 ,841 ,772 ,824 ,761 ,928

M1 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 100 100 100 100 100 100


** ** ** ** **
Pearson Correlation ,841 1 ,849 ,780 ,720 ,928
M2 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** **
Pearson Correlation ,772 ,849 1 ,714 ,679 ,889
M3 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** **
Pearson Correlation ,824 ,780 ,714 1 ,787 ,906
M4 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** **
Pearson Correlation ,761 ,720 ,679 ,787 1 ,871
M5 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** **
Pearson Correlation ,928 ,928 ,889 ,906 ,871 1

M TOTAL Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 100 100 100 100 100 100


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
88

Hasil Uji Validitas Price Reduction


Correlations

PR1 PR2 PR3 PR4 PR TOTAL


** ** ** **
Pearson Correlation 1 ,768 ,669 ,716 ,870
PR1 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
** ** ** **
Pearson Correlation ,768 1 ,784 ,752 ,913
PR2 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
** ** ** **
Pearson Correlation ,669 ,784 1 ,819 ,908
PR3 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
** ** ** **
Pearson Correlation ,716 ,752 ,819 1 ,916
PR4 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
** ** ** **
Pearson Correlation ,870 ,913 ,908 ,916 1
PR TOTAL Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil Uji Validitas Store Atmosphere


Correlations

SA1 SA2 SA3 SA4 SA TOTAL


** ** ** **
Pearson Correlation 1 ,860 ,707 ,607 ,899

SA1 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 100 100 100 100 100


** ** ** **
Pearson Correlation ,860 1 ,749 ,564 ,899
SA2 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
** ** ** **
Pearson Correlation ,707 ,749 1 ,759 ,908
SA3 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
** ** ** **
Pearson Correlation ,607 ,564 ,759 1 ,828
SA4 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
** ** ** **
Pearson Correlation ,899 ,899 ,908 ,828 1

SA TOTAL Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 100 100 100 100 100


89

Hasil Uji Validitas Impulse Buying Behavior

Correlations

IBB1 IBB2 IBB3 IBB4 IBB5 IBB TOTAL


** ** ** ** **
Pearson Correlation 1 ,759 ,655 ,692 ,558 ,843

IBB1 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 100 100 100 100 100 100


** ** ** ** **
Pearson Correlation ,759 1 ,652 ,714 ,605 ,864
IBB2 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** **
Pearson Correlation ,655 ,652 1 ,755 ,757 ,873
IBB3 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** **
Pearson Correlation ,692 ,714 ,755 1 ,773 ,909
IBB4 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** **
Pearson Correlation ,558 ,605 ,757 ,773 1 ,852
IBB5 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** **
Pearson Correlation ,843 ,864 ,873 ,909 ,852 1

IBB TOTAL Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 100 100 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


90

Lampiran 6 Hasil Uji Reliabilitas

Hasil Uji Reliabilitas Shopping Lifestyle


Case Processing Summary

N % Reliability Statistics

Valid 100 100,0 Cronbach's N of Items

Cases Excluded
a
0 ,0 Alpha

Total 100 100,0 ,859 4

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Hasil Uji Reliabilitas Merchandising

Case Processing Summary

N % Reliability Statistics

Valid 100 100,0 Cronbach's N of Items


a Alpha
Cases Excluded 0 ,0
,944 5
Total 100 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Hasil Uji Reliabilitas Price Reduction


Case Processing Summary

N % Reliability Statistics

Valid 100 100,0 Cronbach's N of Items


a Alpha
Cases Excluded 0 ,0
,923 4
Total 100 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.
91

Hasil Uji Reliabilitas Store Atmosphere

Case Processing Summary

N % Reliability Statistics

Valid 100 100,0 Cronbach's N of Items


a Alpha
Cases Excluded 0 ,0
,906 4
Total 100 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in


the procedure.

Hasil Uji Reliabilitas Impulse Buying Behavior

Case Processing Summary

N % Reliability Statistics
Valid 100 100,0 Cronbach's N of Items
a
Cases Excluded 0 ,0 Alpha

Total 100 100,0 ,917 5

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.
92

Lampiran 7 Hasil Uji Asumsi Klasik


Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 100

a,b
Mean 0E-7
Normal Parameters
Std. Deviation 7,88834058
Absolute ,066
Most Extreme Differences Positive ,053
Negative -,066
Kolmogorov-Smirnov Z ,658
Asymp. Sig. (2-tailed) ,780

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Hasil Uji Multikolonieritas


a
Coefficients

Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Statistics


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 6,631 5,066 1,309 ,194

SL TOTAL ,641 ,127 ,466 5,070 ,000 ,527 1,896

M TOTAL ,049 ,091 ,049 ,540 ,591 ,545 1,833


1 PR
-,279 ,098 -,199 -2,849 ,005 ,912 1,097
TOTAL

SA
,525 ,151 ,284 3,473 ,001 ,668 1,497
TOTAL
a. Dependent Variable: IBB TOTAL
93

Hasil Uji Autokorelasi


b
Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson


Square Estimate
a
1 ,760 ,577 ,559 8,053 1,872

a. Predictors: (Constant), SA TOTAL, PR TOTAL, M TOTAL, SL TOTAL


b. Dependent Variable: IBB TOTAL

Hasil uji Heterokedastisitas

a,b
Coefficients

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 5,728 3,373 1,698 ,093

SL TOTAL -,155 ,081 -,248 -1,909 ,059

1 M TOTAL ,054 ,053 ,125 1,017 ,312

PR TOTAL ,081 ,054 ,154 1,482 ,142

SA TOTAL ,002 ,099 ,003 ,023 ,982

Dependent Variable: abs_res


94

Lampiran 8 Hasil Analisis Uji Regresi Berganda

a
Variables Entered/Removed

Model Variables Variables Method


Entered Removed

SA TOTAL, PR
TOTAL, M
1 . Enter
TOTAL, SL
b
TOTAL

a. Dependent Variable: IBB TOTAL


b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate
a
1 ,760 ,577 ,559 8,053

a. Predictors: (Constant), SA TOTAL, PR TOTAL, M TOTAL, SL


TOTAL

a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
Regression 8397,824 4 2099,456 32,376 ,000

1 Residual 6160,366 95 64,846

Total 14558,190 99

a. Dependent Variable: IBB TOTAL


b. Predictors: (Constant), SA TOTAL, PR TOTAL, M TOTAL, SL TOTAL

a
Coefficients

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 6,631 5,066 1,309 ,194

SL TOTAL ,641 ,127 ,466 5,070 ,000

1 M TOTAL ,049 ,091 ,049 ,540 ,591

PR TOTAL -,279 ,098 -,199 -2,849 ,005

SA TOTAL ,525 ,151 ,284 3,473 ,001

a. Dependent Variable: IBB TOTAL


95

Anda mungkin juga menyukai