Anda di halaman 1dari 110

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA

MENINGKATKAN JUMLAH ANGGOTA BMT AL-


ITTIHAD RUMBAI DITINJAU MENURUT
PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

OLEH
NINA RISKIANA
NIRM 1220.14.0379

SKRIPSI

Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Iqra Annisa


Pekanbaru Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

PROGRAM STUDI S-1 EKONOMI ISLAM

SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM


IQRA ANNISA PEKANBARU
1438 H/2018 M

1
PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul “Strategi Pemasaran dalam Upaya


Meningkatkan Jumlah Anggota BMT Al-Ittihad Rumbai ditinjau Menurut
Perspektif Ekonomi Islam” yang ditulis oleh Nina Riskiana, dengan NIRM
1220.14.0379 dapat diterima dan disetujui untuk diajukan dalam sidang
Munaqasyah Program Studi Ekonomi Islam Sekolah Tinggi Ekonomi Islam
Iqra’ Annisa Pekanbaru.

Pekanbaru, 28 Mei 2018 M


11 Rajab 1439 H

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yudi Irwan, SE. M.E.Sy H. YurnalEdward,SE.M.Si.Ak.CA


NIDN. 2119057601 NIDN. 2130046801

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ekonomi Islam

Budi Trianto, SE.M.Si


NIDN. 2114017901

i
PENGESAHAN
Skripsi ini dengan judul: Analisis Strategi Pemasaran dalam Upaya
Meningkatkan Jumlah Anggota BMT Al-Ittihad Rumbai ditinjau Menurut
Perspektif Ekonomi Islam, yang ditulis oleh Nina Riskiana dengan NIRM
1220.14.0379 telah diujikan dalam sidang Munaqasyah Sekolah Tinggi Ekonomi
Islam Iqra Annisa Pekanbaru pada tanggal 02 Agustus 2018. Skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
(S.E) pada Jurusan Ekonomi Islam.

Pekanbaru, 28 Dzulkaidah 1439 H


10 Agustus 2018 M
Mengesahkan:
Sidang Munaqasyah

Ketua Sekretaris

Mohd. Winario, M.E.Sy Husni Fuaddi, M.E.Sy


NIDN. 2127078606 NIDN. 2119078601

Penguji I Penguji II

Budi Trianto, SE.M.Si Arfianti Novita Anwar, S.IP. MM


NIDN. 2114017901 NIDN. 1013058302

Ketua
Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Iqra Annisa Pekanbaru

Budi Trianto, SE.M.Si


NIDN. 2114017901

ii
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Nina Riskiana

NIRM : 1220140379

TTL : Alue Rimei, 02 Februari 1996

Alamat : Jalan Lintas Bono Gg Keluarga Kecamatan Teluk

Meranti

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul


“ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA
MENINGKATKAN JUMLAH ANGGOTA BMT AL-ITTIHAD RUMBAI
DITINJAU MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM” benar-benar
karya asli, kecuali kutipan-kutipan yang disebutkan sumbernya.
Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan di dalamnya, maka hal
tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Pekanbaru, 07 Juli 2018


Yang membuat Pernyataan

Nina Riskiana

iii
ABSTRAK

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA


MENINGKATKAN JUMLAH ANGGOTA BMT AL-ITTIHAD RUMBAI
DITINJAU MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

Oleh:
Nina Riskiana
Strategi pemasaran merupakan ujung tombak dari suatu rencana pemasaran dan
sangat diperlukan dalam suatu perusahaan yang bertujuan agar rencana yang
telah dibuat dapat terlaksana dan dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan, khususnya pada BMT Al-Ittihad agar masyarakat bisa lebih mengenal
dan memahami jasa-jasa yang diberikannya, sehingga hal tersebut akan
berdampak pada peningkatan jumlah anggota BMT Al-Ittihad tersebut. Dengan
meningkatnya jumlah anggota, maka porsi dana sosial BMT Al-Ittihad juga
bertambah, sehingga kegiatan dakwah bil hal yang dilakukan BMT Al-Ittihad
melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat akan lebih menyentuh dan semakin
dapat dirasakan masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui strategi pemasaran yang
digunakan dalam upaya meningkatkan jumlah anggota BMT Al-Ittihad (2)
mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam melaksanakan strategi
pemasarannya serta (3) mengetahui tinjauan menurut perspektif ekonomi Islam
mengenai strategi yang diterapkan. Penelitian ini menggunakan metode analisis
deskriptif kualitatif dengan waktu dari bulan Desember 2017 sampai Maret 2018,
adapun teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan
dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi pemasaran yang
diterapkan dalam upaya meningkatkan jumlah anggota BMT Al-Ittihad adalah (1)
meningkatkan pelayanan (2) menambah kantor cabang (3) meningkatkan kualitas
SDM (4) meningkatkan promosi dan (5) Meningkatkan kualitas keagamaan
melalui kajian Syariat Islam. Dalam hal merumuskan pasar yang dituju BMT Al-
Ittihad menggunakan konsep strategi segmentasi, targeting, positioning. Serta
juga mengembangkan konsep marketing mix yang terdiri dari (produk, harga,
distribusi, dan promosi). Adapun faktor yang menjadi pendukung strategi
pemasarannya ialah: (1) memiliki 4 kantor cabang (2) lokasi yang mudah
dijangkau (3) harga yang kompetitif (4) tidak memberlakukan denda dan asuransi
(5) masyarakat tertarik pada lembaga keuangan berbasis syariah (6) segmen
pasar yang luas (7) teknologi semakin berkembang (8) aplikasi BMT Al-Ittihad
(9) pelayanan prima terhadap anggota. Faktor penghambatnya yaitu: (1) sistem
serba online, apabila mati lampu akan menghambat (2) minimnya inovasi produk
dibidang pemasaran (3) promosi melalui media cetak dan elektronik kurang aktif
(4) tingkat persaingan tinggi (5) belum bisa semerta-merta membuka cabang baru
(6) pengetahuan masyarakat masih minim tentang BMT Al-Ittihad.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT


karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya hingga
kepada umatnya hingga akhir zaman, Amin.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan dalam jenjang perkuliahan Strata-1 pada Sekolah Tinggi Ekonomi
Islam Iqra Annisa Pekanbaru.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan,
bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh kaena itu dalam
kesempatan ini penulis dengan senang hati menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Ibu Susiana Tabrani
2. Bapak Budi Trianto, SE, M.Si selaku ketua Sekolah Tinggi Ekonomi Islam
Iqra Annisa Pekanbaru
3. Bapak Moh. Winario, M.Sy selaku ketua Program Studi Ekonomi Islam
Iqra Annisa Pekanbaru
4. Bapak Dr. Yudi Irwan SE. M.Sy selaku Pembimbing I yang telah
memberikan ilmunya
5. Bapak H.Yurnal Edward SE.M.Si Ak.Ca selaku Pembimbing II yang telah
teliti dalam membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir
6. Bapak Indra selaku Manajer BMT Al-Ittihad Rumbai yang telah
memberikan izin penulis dalam melakukan penelitian
7. Bapak Martin selaku Kepala Bagian Pembiayaan beserta staff yang ikut
membantu dalam menjawab pertanyaan penulis untuk mendapatkan
informasi
8. Kepada TU yang selalu membantu mempermudah dalam menyelesaikan
peng-administrasian.

v
vi

9. Teruntuk yang teristimewa Ayahanda Suriyadi dan Mama’ Hariyuni.


Terima kasih atas doa, semangat dan dukungan yang diberikan.
10. Kepada Abang, Adik, Kakak, Nenek, Paman, Ibu dan ponakan-ponakanku
serta keluarga yang terlibat. Terima kasih atas doa dan dukungannya.
11. Serta teman-teman seperjuangan, terima kasih untuk waktunya 4 tahun ini.
semoga silaturahim kita tetap terjalin. Amin..
12. Serta adik-adik tingkat yang tak bisa disebutkan namanya satu persatu.
Dan juga semua pihak yang telah memberikan dukungan dan motivasi
dari awal sampai akhir penulisan laporan skripsi. Semoga Allah SWT
memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya. Demi perbaikan
selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan
senang hati. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis serahkan segalanya
mudah-mudahan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis umunya bagi kita
semua.
Pekanbaru, 09 April 2018
Penulis

Nina Riskiana
NIRM: 1220.14.0379
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN

PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................. iv

ABSTRAK .................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Alasan Pemilihan Judul ...................................................................... 8

C. Permasalahan...................................................................................... 8

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................... 10

E. Sistematika Pembahasan .................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 13

A. Pengertian Strategi ............................................................................. 13

B. Pengertian Pemasaran ........................................................................ 15

C. Pengertian Strategi Pemasaran ........................................................... 17

vii
viii

D. Pemasaran dalam Islam (Syariah Marketing) .................................... 24

E. Konsep Strategi Pemasaran dalam Islam ........................................... 25

F. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) .................................................. 30

G. Analisis SWOT .................................................................................. 36


H. Gambaran Umum Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) ........................... 38
1. Pengertian BMT ........................................................................... 38

2. Perkembangan BMT .................................................................... 39

3. Prinsip-prinsip Utama BMT......................................................... 43

4. Strategi Pemasaran Produk BMT dalam Bingkai Syariah ........... 43

I. Penelitian Terdahulu yang Relevan ................................................... 45

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 50

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................. 50

B. Objek dan Objek Penelitian ............................................................... 50

C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 51

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 51

1. Observasi ...................................................................................... 51

2. Wawancara ................................................................................... 51

3. Dokumentasi ................................................................................ 52

E. Teknik Analisis Data .......................................................................... 52

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ........................................ 53

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................... 53

1. Sejarah BMT Al-Ittihad Rumbai Pekanbaru ................................ 53

2. Visi Misi dan Fungsi BMT Al-Ittihad .......................................... 54


ix

3. Struktur Organisasi ...................................................................... 55

4. Produk-produk BMT Al-Ittihad Pekanbaru ................................. 62

B. Strategi Pemasaran dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Anggota

BMT Al-Ittihad .................................................................................. 63

1. Segmentasi, Targeting, Positioning (STP) BMT Al-Ittihad ........ 69

2. Pelaksanaan Bauran Pemasaran BMT Al-Ittihad......................... 71

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Strategi Pemasaran

dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Anggota BMT Al-Ittihad ......... 79

1. Faktor Pendukung ........................................................................ 79

2. Faktor Penghambat....................................................................... 83

D. Analisis Strategi Pemasaran dalam Upaya Meningkatkan Jumlah

Anggota BMT Al-Ittihad Menurut Perspektif Ekonomi Islam .......... 85

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 93

A. Kesimpulan ........................................................................................ 93

B. Saran ................................................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
x

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Jumlah Anggota BMT Al-Ittihad........................................... 6

Tabel II.1 Matriks SWOT ....................................................................... 37

Tabel II.2 Peneltian Terdahulu yang Relevan ......................................... 45

Tabel IV.1 Matriks SWOT BMT Al-Ittihad ............................................. 65


xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Struktur Organisasi ............................................................. 56


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Wawancara karyawan BMT

Lampiran 2 Panduan wawancara Anggota BMT Al-Ittihad

Lampiran 3 Pengajuan Penelitian

Lampiran 4 Keterangan Penelitian

Lampiran 5 Kartu Bimbingan

Lampiran 6 Kartu Hapalan Setoran

xii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem ekonomi Islam tidak terlepas dari seluruh sistem ajaran Islam

secara integral dan komprehensif. Sehingga prinsip-prinsip dasar ekonomi

Islam mengacu pada saripati ajaran Islam. Kesesuaian sistem tersebut

dengan fitrah manusia tidak ditinggalkan dan dengan keselarasan inilah

tidak terjadi benturan-benturan dalam implementasinya. Kebebasan

berekonomi terkendali menjadi ciri dan prinsip sistem ekonomi Islam,

kebebasan memiliki unsur produksi dalam menjalankan roda perekonomian

merupakan bagian penting dengan tidak merugikan kepentingan kolektif.1

Kedudukan ekonomi dalam Islam sangat penting karena ekonomi

merupakan salah satu faktor penting yang membawa pada kesejahteraan

umat. Maka dari itu salah satu cara untuk mensejahterakan perekonomian

ialah dengan menjalankan sebuah usaha, baik bergerak dibidang jasa

maupun barang.

Permasalahan yang dialami negara Indonesia dalam era globalisasi

ini melibatkan masyarakat Indonesia, yang turut dalam berperan penting

terhadap kemajuan perekonomian Indonesia. Berkembang pesatnya kegiatan

ekonomi diikuti pula dengan perkembangan lembaga keuangan, baik yang

konvensional maupun yang menggunakan prinsip syariah, dan dalam dunia

perbankan sering kali digunakan fasilitas pasar uang dalam kegiatan

1
stiebanten.blogspot.com/2011. selasa, 28/11/2017.
2

operasionalnya karena dalam keadaan tertentu terkadang bank dapat

mengalami kelebihan ataupun kekurangan likuiditas dalam jangka pendek

yaitu kurang dari satu tahun. Bila terjadi kelebihan, bank melakukan

penempatan kelebihan likuditas sehingga bank memperoleh keuntungan.

Sebaliknya, bila bank mengalami kekurangan likuiditas, bank memerlukan

sarana untuk menutupi kekurangan likuiditas dalam rangka pembiayaan

agar kegiatan operasional bank dapat berjalan dengan baik. Untuk itulah

diperlukan jasa lembaga keuangan (bank) yang dapat berlaku adil. Namun,

terkadang dalam aplikasinya bank berlaku tidak adil dengan mengambil

keuntungan atau bunga yang berlebihan kepada pihak yang kekurangan

dana maupun sebaliknya. Oleh karena itu, DSN kemudian mengeluarkan

Fatwa No. 37 tentang pasar uang antar bank dengan prinsip syariah sebagai

solusi bagi kedua belah pihak.2

Selama tiga puluh tahun terakhir, keuangan Islam telah bertumbuh

dengan pesat dan saat ini telah menjadi industri yang memiliki kontribusi

penting dalam perekonomian nasional tidak hanya di negara-negara muslim,

namun juga diberbagai negara diseluruh dunia. Sesuatu yang berawal dari

eksperimen bank mikro pedesaan di Mesir pada 1960-an, kini telah

mencapai tingkatan dimana bank besar berskala internasional menawarkan

berbagai produk perbankan Islam. Praktik Perbankan Islam kini tersebar

2
Amir Machmud dan Rukmana, Bank Syariah: Teori, Kebijakan dan Studi Empiris
di Indonesia (Jakarta: Erlangga, 2010), hlm. 3.
3

luas dari Timur ke Barat, diseluruh penjuru dari Indonesia dan Malaysia

hingga ke Eropa dan Amerika.3

Dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga

Keuangan Mikro disebutkan jelas bahwa Baitul Maal Wa Tamwil (BMT)

diposisikan sebagai Lembaga Keuangan Mikro/LKM, yang wajib

memperoleh dan memiliki izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan.4

Dalam praktek, ada peraturan perundang-undangan di Indonesia

selain Undang-undang LKM yang pada saat ini juga mengatur BMT,

terutama BMT yang berbadan hukum koperasi dan memiliki izin usaha

simpan pinjam. Pada saat ini BMT tunduk kepada Undang-undang Nomor

17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian dan peraturan Pemerintah Nomor

Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh

koperasi, serta dipertegas dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang pemerintah daerah.

Baitul Maal wa Tamwil (BMT) adalah lembaga keuangan mikro

dengan konsep syariah yang lahir sebagai pilihan menggabungkan konsep

maal dan tamwil dalam satu kegiatan lembaga.5 Bentuk Badan hukumnya

koperasi dalam bentuk Koperasi Jasa Keuangan Syariah.

Dalam koperasi atau Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) jumlah

anggota berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU). Sesuai dengan

3
Riawan Amin Tim PEBS FEUI, Menggagas Manajemen Syariah, (Jakarta: Salemba
Empat, 2010), hlm. 2.
4
Undang-undang Nomor 1 tentang Lembaga Keuangan Mikro tahun 2013.
5
Novita Dewi Masythoh, Analisis Normatif Undang-undang No 1 tahun 2013 Tentang
Lembaga Keuangan Mikro atas status Badan Hukum dan Pengawasan Baitul Maal Wat Tamwil
(BMT), Volume V/ Edisi 2/Oktober 2014, hlm. 17.
4

ketentuan yang terdapat dalam UU No. 25 tahun 1992, salah satu syarat

pendirian koperasi di Indonesia adalah tersedianya 20 orang anggota.6

Meskipun demikian tidak berarti bahwa setiap terdapat 20 anggota dapat

didirikan koperasi baru dilingkungan yang telah ada koperasi sejenis.

Sebaliknya tidak berarti bahwa jumlah anggota sebuah koperasi hanya

dibatasi 20 orang saja. Setiap koperasi didirikan dengan tujuan untuk dapat

terus menambah anggotanya, yaitu dengan cara memberikan kesempatan

kepada masyarakat yang mendukung cita-cita koperasi dan juga harus dapat

memenuhi syarat-syarat keanggotaan koperasi. Semakin berkembang

koperasi akan semakin banyak jumlah anggota, maka semakin banyak jalan

masyarakat yang dapat dilayani oleh koperasi dan berpengaruh terhadap

SHU (Sisa Hasil Usaha).

Untuk meningkatkan jumlah anggota pada koperasi atau BMT, maka

dibutuhkan informasi yang jelas dari sumber yang terpercaya, maka

diterapkan pentingnya suatu pemasaran itu untuk kelancaran kehidupan

perusahaan.

Pemasaran dalam perspektif syariah merupakan suatu upaya

penyampaian informasi yang benar terhadap produk barang atau jasa kepada

calon konsumen atau pelanggan. Berkaitan dengan hal itu, maka ajaran

Islam sangat menekankan agar menghindari unsur penipuan atau

memberikan informasi yang tidak benar bagi para calon konsumen atau

6
Undang-Undang Nomor 25 tentang Perkoperasian Tahun 1992.
5

pelanggan.7 Allah SWT (Subhanahu Wa Ta’ala) berfirman di dalam QS. Al-

Ahzab (33): 70-71 sebagai berikut: َ


‫ين‬ِْ َّ ‫ها‬
‫الذ‬ َ‫ي‬َُّ
‫ٰٓأ‬
‫يى‬َ

ٰ‫ْا‬
َ‫ّلل‬ ‫ُو‬ َّ ْ
‫اتق‬ ‫ُو‬ َ‫ءا‬
‫من‬ َ

ْ
‫ِح‬‫ْل‬
‫يص‬ ‫يا‬
ُ ‫۝‬٠٧‫دا‬ ِْ ‫َو‬
‫ْاًلسَد‬ ‫ْاق‬ ‫ُو‬
‫ُْلو‬ ‫َق‬
‫و‬ ‫ُم‬
ْ ‫َلك‬

ََ
‫من‬ ‫ُم‬
‫ْ و‬ َْ
‫بك‬ ُُ
‫نو‬ ‫ُم‬
‫ْ ذ‬ ‫َْلك‬
‫ِر‬‫ْف‬
‫يغ‬ََ ‫ُم‬
‫ْ و‬ ََ
‫لك‬ ‫َع‬
‫ْم‬ ‫أ‬

َ
‫َاز‬
‫دف‬َْ
‫َق‬‫ف‬ ٬ ‫َْله‬
‫َسُو‬
‫َر‬‫و‬ َ‫ّلل‬
ٰ‫ا‬ ‫ِع‬
ِ ُ
‫يط‬

‫۝‬۱٧‫ا‬
‫ْم‬ ‫َظ‬
‫ِي‬ ‫ااع‬
‫ْز‬‫َو‬
‫ف‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah
dan Katakanlah Perkataan yang benar, niscaya Allah
memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni
bagimu dosa-dosamu. dan Barangsiapa mentaati Allah dan
Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan
yang besar”.
(QS. Al-Ahzab: 70-71)8
Pada umumnya orang mengasumsikan mengenai pemasaran atau

memasarkan barang yaitu menjual barang agar laku terjual. Hal tersebut

hanyalah sebagian kecil dari kegiatan pemasaran. Pemasaran memiliki

cakupan kegiatan yang luas dari itu. Pemasaran meliputi perumusan jenis

produk, bagaimana cara menyalurkan produk tersebut kepada konsumen,

seberapa tinggi harga yang seharusnya ditetapkan terhadap produk tersebut

7
Ita Nurcholifah, Strategi Marketing Mix Dalam Perspektif Syariah, (Jurnal
Khatulistiwa-Journal Of Islamic Studies, 2014) hlm. 85.
8
Al-Qur’anul dan Terjemahannya, Departemen Agama RI.
6

yang cocok dengan kondisi konsumenya, bagaimana cara promosi untuk

mengkomunikasikan produk tersebut kepada konsumen, serta bagaimana

mengatasi kondisi persaingan yang dihadapi oleh perusahaan dan

sebagainya.9

Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Al-Ittihad Rumbai adalah salah satu

BMT yang beroperasi di wilayah perkotaan, kantor pusat BMT Al-Ittihad

terletak di Komplek Mesjid Al-Ittihad Damar Camp PT CPI (Chevron

Pasific Indonesia) Rumbai, Kota Pekanbaru. Dalam pendiriannya Baitul

Maal wa Tamwil (BMT) Al-Ittihad merupakan hasil badan pengembangan

usaha dari Yayasan Kesatuan Pendidikan Islam (YKPI) Rumbai. BMT Al-

Ittihad melaksanakan prinsip koperasi sesuai dengan Undang-Undang

Koperasi 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian tetapi memakai prinsip

Koperasi Syariah.10

Tabel 1.1
Jumlah Anggota BMT Al-Ittihad
No Tahun Jumlah Anggota

1. 2012 3.243

2. 2013 4.189

3. 2014 4.829

4. 2015 5448

5. 2016 5.858

6. 2017 6.472

Sumber Data : Dokumentasi Buku Laporan Tahunan BMT Al-Ittihad

9
Freddy Rangkuti, Marketing Plan, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009), hlm.
7.
10
Brosur BMT Al-Ittihad Rumbai Pekanbaru.
7

Perkembangan jumlah anggota BMT Al-ittihad yang sangat pesat

dan terus mengalami penambahan anggota menunjukkan berhasilnya

pemasaran yang dilakukan oleh BMT Al-ittihad. Anggota yang semula

hanya karyawan PT CPI (Chevron Pasific Indonesia), kini berkembang

menjadi seluruh lapisan masyarakat mulai dari karyawan, PNS, pedagang

dan lainnya.11

Anggota Baitul Maal sebagai modal utama dari Baitul Maal, maju

atau mundurnya kinerja Baitul Maal atau koperasi akan ditentukan oleh

peran aktif anggota baik sebagai pemodal (pemilik), nasabah (konsumen)

serta sebagai penerima manfaat atau dengan kata lain Anggota adalah Raja.

Ini adalah Realita dalam perkoperasian karena anggota sebagai pemilik

Baitul Maal atau koperasi memberikan makna bahwa anggota memiliki hak

penuh menentukan diterima atau disetujuinya perencanaan usaha yang

diajukan oleh Pengurus dan Pengawas Forum Rapat Anggota.

Maka dari itu berdasarkan hal di atas, koordinator marketing harus

bisa menarik minat anggota dengan menawarkan berbagai jenis produk,

pembagian SHU dan melakukan dengan media promosi yang dilakukan

dengan cara sosialisasi dikampung, acara pemuda, kunjungan ke kantor

dinas, dan lain-lain.

Hal itu semua dilakukan manajer pemasaran untuk menarik

masyarakat untuk menjadi anggota di koperasi atau BMT. Tetapi hal yang

paling penting adalah bagaimana sebuah Koperasi atau BMT dapat

11
http://riauoke.com/daerah/101-daerah/5056-bmt-al-ittihad-berkembang-sesuai-
syariah-bersama-masyarakat- diakses pada tanggal 02 November 2017, Pukul 15:41.
8

memperlakukan anggota dengan baik. Baik itu angggota baru atau lama,

agar anggota itu tetap loyal terhadap koperasi atau BMT tersebut.

Berdasarkan masalah yang telah dijelaskan, maka penulis tertarik

untuk meneliti lebih dalam mengenai strategi pemasaran yang telah

diterapkan oleh BMT Al-Ittihad Rumbai, faktor-faktor yang menyebabkan

bertambahnya jumlah anggota BMT Al-Ittihad Rumbai, dan strategi

pemasaran yang dapat meningkatkan jumlah anggota BMT Al-Ittihad

Rumbai. Oleh karena itu, penulis memberikan judul pada penelitian ini

“Analisis Strategi Pemasaran Dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Anggota

BMT Al-Ittihad Rumbai ditinjau Menurut Perspektif Ekonomi Islam”.

B. Alasan Pemilihan Judul

1. Judul ini belum pernah diteliti oleh mahasiswa STEI Iqra Annisa

Pekanbaru.

2. Untuk mengetahui bagaimana strategi yang diterapkan dalam upaya

meningkatkan jumlah anggota BMT Al-ittihad Rumbai.

3. Penulis ingin mengetahui dari hasil penelitian, sebagai wawasan dan

pengetahuan bagi para pembaca dan khususnya penulis sendiri.

C. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis

mengemukakan identifikasi masalah tersebut adalah

a. Semakin banyak lembaga keuangan mikro kecil yang bermunculan

di Kota Pekanbaru
9

b. Strategi pemasaran yang tepat dapat meningkatkan jumlah anggota

BMT sehingga meningkatkan asset yang maksimal.

c. Kegiatan promosi yang minim dengan Fokus pada masyarakat

daerah Rumbai.

d. Belum adanya program pelatihan yang terprogram dengan baik dan

tersekedul.

e. Syariah marketing dapat direalisasikan jika seluruh proses tidak

boleh ada yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islami.

2. Batasan Masalah

Mengingat begitu luasnya ruang lingkup pada penelitian ini, maka

penulis membatasi permasalahan tersebut pada:

a. Strategi pemasaran yang telah diterapkan oleh BMT Al-Ittihad

Rumbai.

b. Faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam menerapkan

strategi pemasaran jumlah anggota BMT Al-Ittihad Rumbai.

c. Analisis strategi pemasaran dalam upaya meningkatkan jumlah

anggota BMT Al-Ittihad Ditinjau Menurut Perspektif Ekonomi

Islam.

3. Rumusan Masalah

Agar penulisan ini terarah serta efesien dalam mencapai tujuan,

maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:


10

a. Bagaimana strategi pemasaran yang telah diterapkan BMT Al-

Ittihad Rumbai dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Anggota?

b. Apakah faktor-faktor pendukung dan penghambat strategi

pemasaran dalam meningkatkan jumlah anggota BMT Al-Ittihad

Rumbai?

c. Bagaimana analisis strategi pemasaran dalam upaya meningkatkan

jumlah anggota BMT Al-Ittihad Rumbai ditinjau Menurut

Perspektif Ekonomi Islam?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran yang telah

diterapkan BMT Al-Ittihad Rumbai dalam Upaya meningkatkan

jumlah anggota.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat strategi pemasaran

dalam meningkatkan jumlah anggota BMT Al-Ittihad Rumbai.

c. Untuk memahami bagaimana analisis strategi pemasaran dalam

upaya meningkatkan jumlah anggota BMT Al-Ittihad Rumbai

ditinjau Menurut Perspektif Ekonomi Islam.

2. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan maanfaat baik dari

segi teoritis maupun praktis.

1) Kegunaan Teoritis
11

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi serta

kajian untuk menilai strategi pemasaran dalam upaya

meningkatkan jumlah anggota BMT Al-Ittihad dan dapat

digunakan untuk melengkapi kajian teoritis yang berkaitan dengan

strategi pemasaran yang sesuai dengan ajaran dan aturan Islam.

2) Kegunaan Praktis

a. Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk menambah wawasan,

pengetahuan serta pengetahuan penulis tentang strategi

pemasaran ditinjau menurut perspektif ekonomi Islam dan

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan perkuliahan

pada program Strata Satu (S1) Program Studi Ekonomi Islam

pada Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Iqra Annisa pekanbaru.

b. Bagi Mahasiswa

Sebagai bahan referensi pengetahuan mahasiswa

tentang strategi pemasaran yang sesuai dengan ekonomi Islam,

serta memperkaya khazanah keilmuan, terutama dalam bidang

ekonomi Islam.

c. Bagi para praktisi BMT,

Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk

mempertahankan kebijakan dalam meningkatkan jumlah

anggota BMT Al-Ittihad Rumbai.

E. Sistematika Pembahasan
12

Untuk lebih terarahnya tulisan ini, maka di dalam penulisan ini

disusun dengan sistem penulisan sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, batasan masalah,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi tentang landasan teori yang meliputi, pengertian

strategi, pengertian pemasaran, pengertian strategi pemasaran,

bauran pemasaran, analisis SWOT, dan Baitul Maal wat

Tamwil (BMT).

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini terdiri dari waktu dan lokasi penelitian, Subjek dan

Objek Penelitian, Populasi dan sampel, Teknik Pengumpulan

data dan Teknik Analisis data

BAB IV : Penyajian dan Analisis Data

Bab ini berisi tentang tinjauan Umum Lokasi atau Subjek

Penelitian, Penyajian data dan analisis strategi pemasaran

dalam upaya meningkatkan jumlah anggota BMT Al-Ittihad

Rumbai ditinjau Menurut Perspektif Ekonomi Islam.

BAB V : Penutup

Penutup yang berisikan beberapa kesimpulan tentang hasil

penelitian yang ditulis dan saran-saran.


13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Strategi

Istilah strategi berasal dari kata Yunani strategeia (stratus = militer

dan ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi jenderal.

Konsep ini relevan dengan situasi pada zaman dulu yang sering diwarnai

perang, dimana jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang

agar dapat selalu memenangkan perang. Konsep strategi militer seringkali

diadaptasi dan diterapkan dalam dunia bisnis, strategi menggambarkan arah

bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman

untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu organisasi. Menurut

Jain setiap organisasi membutuhkan strategi manakala menghadapi situasi

berikut:

1. Sumber daya yang dimiliki terbatas.

2. Ada ketidakpastian mengenai kekuatan bersaing organisasi.

3. Komitmen terhadap sumber daya tidak dapat diubah lagi.

4. Keputusan-keputusan harus dikoordinasikan antar bagian sepanjang

waktu.

5. Ada ketidakpastian mengenai pengendalian inisiatif.12

Istilah Strategi (Strategy), diartikan sebagai rencana skala besar

yang berorentasi jangka panjang untuk berinteraraksi dengan lingkungan

yang kompetitif untuk mencapai tujuan perusahaan. Sebuah strategi

12
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: ANDI, 2008), hlm. 3.
14

merupakan rencana permainan yang akan dilakukan oleh perusahaan. Suatu

strategi mencerminkan kesadaran perusahaan tentang bagaimana, kapan,

dan dimana perusahaan tersebut berkompetisi, akan melawan siapa dalam

kompetisi tersebut, dan untuk tujuan apa suatu perusahaan berkompetisi.13

Sementara definisi strategi menurut beberapa ahli seperti yang

diungkapkan oleh Gery Johnson dan Kevan Scholes mendefinisikan strategi

sebagai arah dan cakupan jangka panjang organisasi untuk mendapatkan

keunggulan melalui konfigurasi sumber daya alam dan lingkungan yang

berubah untuk mencapai kebutuhan pasar dan memenuhi harapan pihak

yang berkepentingan (stakeholder).14

Menurut Webster’s New World Dictionary, definisi strategi adalah

ilmu perencanaan dan penentuan arah operasi-operasi militer berskala besar.

John A. Byrne mendefinisikan strategi sebagai sebuah pola yang

mendasar dari sasaran yang berjalan dan yang direncanakan, penyebaran

sumber daya dan interaksi organisasi dengan pasar, pesaing dan faktor-

faktor lingkungan.15

Menurut Hamel dan Prahalad yang menyatakan bahwa “strategi

merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan

terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang

diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi

selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang

13
John A.Pearce II, Richard B.Robinson, Jr., Manajemen strategi, (Jakarta:Salemba
Empat, 2014), hlm. 4.
14
Triton PB, Marketing Strategic (Yogyakarta: Tugu, 2008), hlm. 15.
15
M.Suyatno, Marketing Strategy (Yogyakarta, Andi, 2007), hlm 16.
15

terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola

konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan

perlu mencari kompetensi inti didalam bisnis yang dilakukan”.16

Dari berbagai pengertian dan definisi diatas mengenai strategi, maka

secara umum strategi dapat didefinisikan sebagai suatu rencana yang

menyeluruh, terpadu dan menyatu, yang memberikan panduan tentang

kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan suatu

perusahaan.17

B. Pengertian Pemasaran

Apabila terdengar kata pemasaran seringkali dikaitkan oleh banyak

pihak dengan penjualan (sales), sales promotion girl, iklan, promosi, atau

produk. Bahkan seringkali orang menyamakan profesi marketer (pemasar)

dengan sales (penjual). Namun sebenarnya pemasaran tidaklah sesempit

yang diidentikan oleh banyak orang, karena pemasaran berbeda dengan

penjualan. Pemasaran lebih merupakan “suatu seni menjual produk”,

sehingga pemasaran adalah proses penjualan yang dimulai dari perancangan

produk sampai dengan setelah produk tersebut terjual. Berbeda dengan

penjualanyang hanya berkutat pada terjadinya transaksi penjualan barang

atau jasa.18

16
Husein Umar, Desain Penelitian Manajemen Strategik, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010),
hlm. 16.
17
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 168.
18
Nur Rianto, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, (Jakarta: ALFABETA CV, 2012),
hlm. 5.
16

Pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu

dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan

jasa yang bernilai dengan orang lain.19

Menurut Boyd Pemasaran adalah suatu proses sosial yang

melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan

perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui

pertukaran dengan pihak dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran.20

Sedangkan definisi pemasaran menurut American Marketing

Association (AMA) yang kemudian banyak diacu di seluruh dunia,

menyatakan bahwa “pemasaran adalah fungsi organisasi dan serangkaian

proses menciptakan, mengomunikasikan, dan menyampaikan nilai bagi para

pelanggan, serta mengelola relasi pelanggan sedemikian rupa sehingga

memberi manfaat bagi organisasi dan para stakeholder-nya”.21

Menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong Pemasaran adalah proses

sosial dan manjerial dimana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang

mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai

dengan yang lain.22

Dari definisi pemikiran para ahli dapat disimpulkan bahwa

pemasaran adalah sebuah proses sosial dan manajerial yang melibatkan

19
Philip Kotler dan Kevin Lane Ketler, Manajemen Pemasaran, Edisi 13, (Jakarta:
Indeks Kelompok Gramedia, 2009), hlm. 5.
20
Ita Nurcholifah, Journal of islamic studies Strategi Marketing Mix dalam Perspektif
Syari’ah..., hlm.
21
Fandy Tjiptono,dkk. Pemasaran Strategik, (Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET, 2008),
hlm. 5.
22
Kasmir, Pemasaran Bank Cet. 3, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 53.
17

kepentingan-kepentingan baik individu atau kelompok dalam memenuhi

kebutuhan dan keinginan melalui pertukaran barang atau jasa kepada

pelanggan dari produsen.23

C. Strategi Pemasaran

Strategi Pemasaran secara umum adalah cara menghadapi pesaing

serta pembangun sumber-sumber perusahaan. Strategi pemasaran

merupakan pernyataan mengenai bagaimana suatu merek atau produk dapat

mencapai tujuannya, yaitu dapat memenuhi keinginan dan dapat

memuaskan pelanggan.24

Untuk memahami lebih lanjut pengertian strategi pemasaran,

beberapa ahli dalam bidang pemasaran memberikan definisi atau pengertian

yang pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama, diantaranya.

Sofyan Assauri menyatakan bahwa strategi pemasaran adalah

serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah

kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada

masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai

tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan

persaingan yang selalu berubah, Oleh karena itu, penentuan strategi

pemasaran harus didasarkan atas analisa lingkungan dan internal perusahaan

23
Ibid.,
24
Triton PB, Marketing Strategic..., hlm. 145.
18

melalui analisa keunggulan dan kelemahan perusahaan, serta analisa

kesempatan dan ancaman yang dihadapi perusahaan dari lingkungannya.25

Menurut Kothler strategi pemasaran yaitu logika pemasaran

dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan

mencapai hubungan yang menguntungkan perusahaan memutuskan

pelanggan mana yang dialayani (diferensiasi dan positioning). Perusahaan

mengenali keseluruhan pasar, lalu membaginya menjadi segmen-segmen

yang lebih kecil, memilih segmen yang paling menjanjikan, dan memuaskan

perhatian pada pelayanan dan pemuasan pelanggan dalam segmen ini.26

Menurut Guiltinan dan Paul, Strategi pemasaran merupakan

pernyataan pokok yang berkenaan dengan dampak atau akibat yang

diharapkan mencapai permintaan pada target pasar yang sudah ditentukan.27

Dari berbagai pendapat mengenai definisi Strategi Pemasaran diatas

maka pada hakikatnya strategi pemasaran merupakan serangkaian upaya

yang ditempuh dalam rangka mencapai tujuan tertentu.28

1. Rumusan Strategi Pemasaran

a. Segmentasi Pasar

Merupakan unsur pertama dalam strategi, yaitu tindakan

mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen

secara terpisah. Masing-masing konsumen dibedakan menurut


25
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 168.
26
Philip Kotler, Gary Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi Ke-12, Jilid I,
(Jakarta: Erlangga, 2008), hlm. 58.
27
Nurul Mubarok, Eriza Yolanda Maldina, Strategi Pemasaran Islam jurnal I-Economic
Vol.3. No 1. Juni 2017, hlm. 78.
28
http://b3rn4nd.wordpress.com, diakses pada hari Minggu tanggal 04 Februari 2018,
Pukul 08:50.
19

karakteristik kebutuhan produk dan bauran pemasaran tersendiri.

Tujuan segementasi pasar adalah membuat para pemasar mampu

menyelesaikan bauran pemasaran untuk memenuhi kebutuhan satu

atau lebih segmen pasar tertentu.

Karakteristik segmentasi pasar terbagi atas tiga pendekatan,

yaitu:29

1) Static attribute segmentation

a) Segmentasi geografis, membagi pasar berdasarkan negara,

kawasan, provinsi atau kota.

b) Segmentasi demografis, membagi pasar berdasarkan umur,

jenis kelamin, jumlah pendapatan, agama, dan pendidikan.

2) Dynamic attribute segmentation

a) Segmentasi psikografis, membagi pasar berdasarkan gaya

hidup dan kepribadian.

b) Segmentasi prilaku, membagi pasar berdasarkan sikap,

penggunaan dan respon.

3) Individual segmentation

Dilakukan atas unit terkecil pasar, yaitu individu

perseorangan.

b. Targeting

Setelah memetakan pasar dalam beberapa segmen,

selanjutnya yang dilakukan adalah penentuan target pasar yang akan

29
Hermawan Kartajaya, Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: PT
Mizan Pustaka, 2008), hlm. 166.
20

dibidik. Targeting, yaitu proses menentukan segmen pelanggan yang

akan dilayani (dan tidak dilayani) oleh perusahaan.30

Dalam targeting ini segmen-segmen yang perlu dievaluasi

adalah:

a) Ukuran dan pertumbuhan segmen, perusahaan perlu

mengevaluasi data mengenai tingkat permintaan pasar, tingkat

pertumbuhan pasar, serta tingkat keuntungan yang diharapkan

dari setiap segmen.

b) Daya tarik segmen, setelah mengetahui ukuran dan

pertumbuhan segmen, perusahaan perlu mempertimbangkan

faktor-faktor yang mempengaruhi daya tarik jangka panjang

setiap segmen.

c) Sasaran dan sumber daya perusahaan, apabila setiap segmen

memiliki ukuran dan pertumbuhan segmen tepat, maka

perusahaan perlu menentukan sasaran dan sumber daya

perusahaan. Suatu segmen yang besar dan menarik mungkin

tidak akan berarti apa-apa apabila perusahaan tidak memiliki

sumber daya yang tepat untuk bersaing disegmen ini.

c. Positioning

Selanjutnya strategi yag harus dilanjutkan adalah bagaimana

membuat positioning yang tepat bagi perusahaan. Positioning adalah

menetapkan posisi pasar, tujuannya adalah untuk membangun dan

30
Ardhi Ridwansyah, Instant Marketing for Busy People (Jakarta: Erlangga, 2017), hlm.
16.
21

mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada di pasar ke

dalam benak konsumen. Strategi penentuan posisi pasar terdiri dari

dasar atribut (harga murah atau harga mahal), menurut kelas pengguna,

menurut kelas produk.31

Dalam hubungan strategi pemasaran secara umum dapat dibedakan

menjadi tiga jenis strategi yang dapat ditempuh perusahaan, yaitu:32

1. Strategi Pemasaran yang tidak membeda-bedakan Pasar

(Undifferentiated Marketing)

Strategi perusahaan menganggap pasar sebagai suatu

keseluruhan, sehingga perusahaan hanya memperhatikan kebutuhan

konsumen secara umum. Strategi ini bertujuan untuk melakukan

penjualan secara massal, sehingga menurunkan biaya.

Perusahaan yang menggunakan strategi ini tidak menghiraukan

adanya kelompok pembeli yang berbeda-beda, salah satu keuntungana

strategi ini adalah kemampuan perusahaan untuk menekan biaya

sehingga dapat lebih ekonomis. Sebaliknya, kelemahannya adalah

apabila banyak perusahaan lain juga menjalankan strategi pemasaran

yang sama, maka akan terjadi persaingan yang tajam untuk menguasai

pasar tersebut (hyper competition), dan mengakibatkan segmen pasar

yang kecil lainnya. Akibatnya strategi ini dapat menyebabkan kurang

menguntungkannya usaha-usaha pemasaran perusahaan, karena banyak

dan makin tajamnya persaingan.

31
Nurul Mubarok, Jurnal I-Economic..., hlm. 78-79.
32
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran..., hlm. 179.
22

2. Strategi Pemasaran yang Membeda-bedakan Pasar (Differentiated

Marketing)

Strategi ini perusahaan hanya melayani kebutuhan beberapa

kelompok konsumen tertentu dengan jenis produk tertentu pula. Strategi

ini bertujuan untuk mempertebal kepercayaan kelompok konsumen

tertentu terhadap produk yang dihasilkan dan dipasarkan, sehingga

pembeliannya akan dilakukan berulang kali.

Keuntungan strategi pemasaran ini, penjualan dapt diharapkan

akan lebih tinggi dengan posisi produk yang lebih baik setiap segmen

pasar dan total penjualan perusahaan akan dapat ditingkatkan dengan

variasi produk yang ditawarkan. Kelemahan strategi ini adalah terdapat

kecenderungan biaya akan lebih tinggi karena kenaikan biaya produksi

untuk modifikasi produk, biaya administrasi, biaya promosi dan biaya

investasi.

3. Strategi Pemasaran yang Terkonsentasi (Concentreted Marketing)

Strategi ini perusahaan mengkhususkan pemasaran produknya

dalam beberapa segmen pasar, dengan pertimbangan keterbatasan

sumber daya perusahaan. Keuntungan strategi ini perusahaan

diharapkan akan memperoleh kedudukan atau posisi yang kuat di dalam

segmen pasar tertentu yang dipilih. Hal ini karena, perusahaan akan

mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang lebih baik dalam

melakukan pendekatan bagi pemenuhan kebutuhan dan keinginan

konsumen dari segmen pasar yang dilayaninya. Di samping itu


23

perusahaan memperoleh keuntungan karena spesialisasi dalam

produksi, distribusi dan usaha promosi, sehingga apabila segmen pasar

dipilih secara tepat, akan dapat memungkinkan berhasilnya usaha

pemasaran produk perusahaan tersebut. Kelemahan strategi pemasaran

ini adalah perusahaan akan menghadapi risiko yang besar bila hanya

tergantung pada satu atau beberapa segmen pasar saja.

Di samping itu strategi pemasaran yang telah ditetapkan dan

dijalankan, harus dinilai kembali, apakah masih sesuai dengan

keadaan/kondisi pada saat ini. Penilaian atau evaluasi ini menggunakan

analisa keunggulan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman. Hasil penilaian

atau evaluasi ini digunakan sebagai dasar untuk menentukan apakah strategi

yang sedang dijalankan perlu diubah, dan sekaligus digunakan sebagai

landasan untuk menyusun atau menentukan strategi yang akan dijalankan

pada masa yang akan datang.

Ciri penting rencana strategis pemasaran menurut Sofyan Assauri

adalah:33

a. Titik tolak penyusunannya melihat perusahaan secara keseluruhan.

b. Diusahakan dampak kegiatan yang direncanakan bersifat menyeluruh.

c. Dalam penyusunannya diusahakan untuk memahami kekuatan yang

mempengaruhi perkembangan perusahaan.

d. Jadwal dan waktu (timing) yang ditentukan adalah yang sesuai dan

mempertimbangkan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan.

33
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran..., hlm. 183.
24

e. Penyusunan rencana dilakukan secara realistis dan relevan dengan

lingkungan yang dihadapi.

D. Pemasaran dalam Islam (Syariah Marketing)

Pemasaran adalah salah satu bentuk muamalah yang dibenarkan

dalam Islam, sepanjang dalam segala proses transaksinya terpelihara dari

hal-hal yang terlarang oleh ketentuan syariah.

Menurut Kartajaya dan Sula, syariah marketing adalah sebuah

disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran,

dan perubahan nilai dari suatu inisiator kepada stakeholders-nya, yang

dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip

muamalah (bisnis) dalam Islam.34

Islam telah memberikan arahan yang sangat jelas untuk

melaksanakan muamalah yang baik dalam berdagang. Allah Subhanahu Wa

Ta’ala telah berfirman dalam Al-Quran tentang berdagang agar tidak hanya

mendapat untung dan tidak merugikan satu sama lain. Allah Subhanahu Wa

Ta’ala berfirman dalam surat Al-Baqarah Ayat 42.

Artinya: “Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang
bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu sedang
kamu mengetahui”

34
Arie Rachmat Sunjoto, Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia, Volume I, No.2 Desember,
tahun 2011. hlm. 42.
25

Pemasaran syariah dapat didefinisikan sebagai penerapan suatu

disiplin bisnis strategis yang sesuai dengan nilai dan prinsip syariah.

Pemasaran syariah dijalankan berdasarkan prinsip keislaman yang telah

diajarkan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam.

Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai yang terdapat pada al-

Qur’an dan al-Hadits, Nabi Muhammad melakukan bisnis secara

profesional. Nilai-nilai tersebut menjadi suatu landasan yang dapat

mengarahkan untuk tetap dalam koridor yang adil dan benar. Landasan atau

aturan-aturan inilah yang menjadi suatu syariah atau hukum dalam

melakukan suatu bisnis.35

E. Konsep Strategi Pemasaran Dalam Islam

Pemasaran syariah bukan hanya sebuah pemasaran yang

ditambahkan syariah karena ada nilai-nilai lebih pada Pemasaran Syariah

saja, tetapi lebih jauhnya pemasaran berperan dalam syariah, dan syariah

berperan dalam pemasaran. Pemasaran berperan dalam Syariah diartikan

perusahaan yang berbasis syariah diharapkan dapat bekerja dan bersikap

profesional dalam dunia bisnis, karena dengan profesionalitas dapat

menumbuhkan kepercayaan konsumen. Syariah berperan dalam pemasaran

bermakna suatu pemahaman akan pentingnya nilai-nilai etika dan moralitas

pada pemasaran, sehingga diharapkan perusahaan tidak serta merta

menjalankan bisnisnya demi keuntungan pribadi saja ia juga harus berusaha

untuk menciptakan dan menawarkan bahkan dapat merubah suatu values

35
Hermawan Kartawijaya, Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing..., hlm. 26.
26

kepada para stakeholder-nya sehingga perusahaan tersebut dapat menjaga

keseimbangan laju bisnisnya sehingga menjadi bisnis yang sustainable.36

Konsep Pemasaran Syariah yang ditawarkan oleh Hermawan

Kartajaya dan Muhammad Syakir diantaranya adalah:

1. Syariah Marketing Strategy, untuk memenangkan mind-share, dapat

dilakukan pemetaan dilakukan pemetaan pasar berdasarkan

pertumbuhan pasar, keunggulan kompetitif dan situasi persaingan. Dari

pemetaan potensi pasar sebelumnya, dapat dilihat bahwa pasar rasional

atau pasar mengambang merupakan pasar yang sangat besar. Para

pebisnis harus dapat membidik pasar rasional yang sangat potensial

tersebut. Setelah itu mereka perlu melakukan positioning sebagai

perusahaan yang mampu meraih mindshare.

2. Syariah Marketing Tactic, untuk memenangkan market-share. Ketika

positioning pebisnis syariah di benak pasar rasional telah kuat, mereka

harus melakukan diferensiasi yang mencakup apa yang ditawarkan

(content), bagaimana menawarkan (context) dan apa infrastruktur dalam

menawarkannya. Langkah selanjutnya para marketer perlu menerapkan

diferensiasi secara kreatif dan inovatif dengan menggunakan marketing

mix (price, product, place and promotion). Hal-hal yang perlu

dipersiapkan juga, bagaimana pebisnis melakukan selling dalam

meningkatkan hubungan dengan pelanggan sehingga mampu

menghasilkan keuntungan finansial.

36
http://www.shariaheconomics.org/2009/marketing-syariah/,Webmaster, Marketing
Syariah diakses pada 04 Agustus 2018.
27

3. Syariah Marketing Value, untuk memenangkan heart-share (kecintaan

pelanggan terhadap produk). Terakhir, semua strategi dan taktik yang

sudah dirancang akan berjalan optimal bila disertai dengan peningkatan

value dari produk atau jasa yang dijual. Peningkatan value di sini

berarti bagaimana kita mampu membangun brand yang kuat,

memberikan service yang membuat pelanggan loyal, dan mampu

menjalankan proses yang sesuai dengan kepuasan pelanggan. Dalam

Syariah Marketing Value, brand merupakan nama baik yang menjadi

identitas seseorang atau perusahaan. Contohnya Nabi Muhammad saw

yang terekam kuat di pikiran semua orang bahwa beliau adalah seorang

Al-Amin. Brand itu menjadikan Nabi Muhammad lebih mudah untuk

mengkomunikasikan produknya, karena semua orang telah

mempercayai semua kata-katanya.37

Ada beberapa sifat yang membuat Nabi Muhammad berhasil dalam

melakukan bisnis.38

1. Shiddiq atau Jujur, dalam berdagang dengan menginformasikan

produknya dengan benar.

2. Amanah atau dapat dipercaya, dengan selalu mengembalikan hak

milik atasannya baik itu berupa hasil penjualan maupun sisa barang.

3. Fathanah atau Cerdas dan Bijaksana, pebisnis yang mempunyai sifat

ini merupakan pemimpin yang mampu memahami, menghayati, dan

mengenal tugas dan tanggung jawab bisnisnya dengan sangat baik serta

37
Hermawan Kertajaya dan M. Syakir Sula, Syariah Marketing.., hlm. 165-189.
38
Ibid., hlm. 27.
28

dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi yang bermanfaat bagi

kemajuan bisnis.

4. Tabligh atau komunikatif, dengan menyampaikan keunggulan-

keunggulan produk dengan menarik dan tepat sasaran tanpa

meninggalkan kejujuran dan kebenaran.

Kata kunci dalam definisi pemasaran syariah ini adalah bahwa dalam

seluruh proses, baik proses penciptaan, proses penawaran, maupun proses

perubahan nilai (value), tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan

akad-akad dan prinsip muamalah dalam Islam. Allah mengingatkan agar

kita senantiasa menghindari perbuatan zalim dalam bisnis termasuk dalam

proses penciptaan, penawaran, dan perubahan nilai pemasaran.39 Allah

berfirman dalam QS. Sad: 24,

Artinya: “Daud berkata: “Sesungguhnya Dia telah berbuat zalim kepadamu


dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada
kambingnya, dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang
yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada
sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerkajan amal amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka
ini”. dan Daud mengetahui bahwa kami mengujinya; maka ia
meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur Sujud dan
bertaubat.”

39
Ibid., hlm 125.
29

Hermawan Kartajaya menyatakan karakteristik pemasaran syariah

adalah:40

1. Teistis (Rabbaniyyah), salah satu ciri khas syariah marketing yang tidak

dimiliki dalam pemasaran konvensional yang dikenal selama ini adalah

sifat religius (diniyyah). Kondisi ini tercipta tidak karena keterpaksaan,

tetapi berangkat dari kesadaran nilai-nilai relegius, yang dipandang

penting dan mewarnai aktivitas pemasaran agar tidak terperosok

kedalam perbuatan yang dapat merugikan orang lain. Jiwa seorang

syariah marketer meyakini bahwa hukum-hukum syariat yang teistis

atau bersifat ketuhanan ini adalah hukumyang paling adil, paling

sempurna, paling selaras dengan segala bentuk kebaikan, paling dapat

mencegah segala bentuk kerusakan, paling mampu mewujudkan

kebenaran, memusnahkan kebatilan, dan menyebarkan kemaslahatan.

Karena merasa cukup akan segala kesempurnaan dan kebaikannya, dia

rela melaksanakannya.

2. Etis (Akhlaqiyah), keistimewaan lain dari syariah marketer selain

karena teistis (rabbaniyyah), juga karena ia sangat mengedepankan

masalah akhlak (moral, etika) dalam seluruh aspek kegiatan. Dengan

demikian syariah marketing adalah konsep pemasaran yang sangat

mengedepankan nilai-nilai moral dan etika, tidak peduli apapun

agamanya. Karena nilai moral dan etika adalah nilai yang bersifat

universal, diajarkan oleh semua agama.

40
Hermawan Kartawijaya, Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing..., hlm. 28-38.
30

3. Realistis (Al-Waqi’iyyah), Syariah marketing bukanlah konsep yang

eksklusif, fanatis, anti-modernitas dan kaku. Syariah marketer adalah

konsep pemasaran yang fleksibel, sebagaimana keluasaan dan

keluwesan syariah Islamiyah yang melandasinya. Syariah marketer

bukanlah berarti para pemasar harus berpenampilan ala bangsa Arab

dan mengharamkan dasi karena dianggap merupakan simbol

masyarakat Barat. Syariah marketer adalah para pemasar operasional

dan mengedepankan nilai-nilai religius, kesalehan, aspek moral, dan

kejujuran dalam segala aktivitas pemasaran.

4. Humanistis (Al-Insaniyyah), keistimewaan syari’ah marketing yang lain

adalah sifatnya humanistis universal. Pengertian humanistis (al-

insaniyyah), adalah bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar

derajatnya terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara sifat-

sifat kehewanannya dapat terkekang dengan panduan syariah. Dengan

memiliki nilai humanistis akan menjadi manusia yang terkontrol, dan

seimbang (tawazun), bukan manusia yang serakah, yang menghalalkan

segala cara untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya.

F. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Dalam pemasaran terdapat strategi pemasaran yang disebut bauran

pemasaran (marketing mix) yang memiliki peranan penting dalam

mempengaruhi konsumen agar dapat membeli suatu produk atau jasa yang

ditawarkan oleh perusahaan. Unsur-unsur bauran pemasaran terdiri dari


31

semua variabel yang dapat dikontrol perusahaan untuk dapat memuaskan

para konsumen.

Marketing mix adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali

yang diperlukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan di

pasar sasaran.41

Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan alat bagi pemasar

yang terdiri atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu

dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning

yang ditetapkan dapat berjalan sukses.42

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran

merupakan alat pemasaran yang baik yang berada dalam suatu perusahaan,

dimana perusahaan mampu mengendalikannya agar dapat mempengaruhi

respon pasar sasaran.

Kotler menyebutkan konsep bauran pemasaran (marketing mix)

terdiri dari empat P (4P), yaitu:43

1. Produk (product)

Yang dimaksud dengan produk adalah barang atau jasa yang

memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan nilai tambah.44 Produk

yang akan dipasarkan atau ditukarkan haruslah produk yang halal dan

memiliki mutu atau kualitas yang terbaik, bukan sebaliknya demi


41
Philip Kotler, Gary Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi Ke-12, Jilid I..., hlm.
62.
42
Rambat Lupiyoadi, A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi 2, (Jakarta:
Salemba Empat, 2009), hlm. 70.
43
Kasmir, Pemasaran Bank Cet. 3... hlm. 120.
44
Sentot Imam Wahjono, Manajemen Pemasaran Bank, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010), hlm. 4.
32

mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya untuk laku

menurunkan kualitas suatu produk. Dan kualitas mutu produk yang

akan dipasarkan itu juga harus mendapat persetujuan bersama antara

kedua belah pihak, antara penjual dan pembeli produk tersebut.45

2. Harga (price)

Yang dimaksud dengan harga disini adalah nilai uang dari

produk atau jasa di pasar. Harga sebuah produk atau jasa merupakan

faktor kunci dalam keputusan pembelian. Harga mempengaruhi baik

penjualan maupun laba. Tanpa harga yang benar, penjualan dan laba

akan mendapatkan kesulitan. Harga adalah nilai uang dari produk atau

jasa di pasar.

3. Saluran Distribusi (place)

Tempat/distribusi (place), kegiatan pemasaran yang berusaha

untuk memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa

dari produsen ke konsumen sehingga penggunanya sesuai dengan

yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat dan saat dibutuhkan).46

Fungsi utama saluran distribusi adalah menyalurkan barang

dari produsen ke konsumen, maka perusahaan dalam melaksanakan

dan menentukan saluran distribusi harus melakukan pertimbangan

dengan baik.

45
Ita Nurcholifah, Strategi Marketing Mix Dalam Perspektif Syariah, (Jurnal
Khatulistiwa-Journal Of Islamic Studies, 2014), hlm. 79.
46
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Edisi 2, Cet. 5, (Yogyakarta, 2010), hlm. 45.
33

Adapun fungsi-fungsi saluran distribusi menurut Kotler

adalah:47

a) Promotion, yaitu pengembangan dan penyebaran komunikasi

persuasive tentang produk yang diawarkan.

b) Information, yaitu mengumpulkan informasi penting tentang

konsumen dan pesaing untuk merencanakan dan membantu

pertukaran.

c) Negotiation, yaitu mencoba menyemakati harga dan syarat-syarat

lain, sehingga memungkinkan perpindahan hak kepemilikan.

d) Ordering, yaitu pihak distributor memesan barang kepada

perusahaan.

e) Payment, yaitu pembeli membayar tagihan kepada penjual

melalui bank atau lembaga keuangan lainnya.

f) Title, yaitu perpindahan kepemilikan barang dari suatu organisasi

atau orang kepada organisasi.

g) Physical Possesion, yaitu mengangkut dan menyimpan barang-

barang dari bahan mentah hingga barang jadi dan akhirnya

sampai ke konsumen akhir.

h) Financing, yaitu meminta dan memanfaatkan untuk biaya-biaya

dalam pekerjaan saluran distribusi.

i) Risk Talking, yaitu menanggung resiko sehubungan dengan

pelaksanaan pekerjaan saluran distribusi.

47
Philip Kotler dan Kevin Lane Ketler, Manajemen Pemasaran, Edisi 13..., hlm. 531-
532.
34

4. Promosi (promotion)

Menurut A. Hamdani promosi merupakam salah satu variabel

dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh

perusahaan dalam memasarkan produk. Kegiatan promosi bukan saja

berfungsi sebagai alat komunikasi antar perusahaan dengan

konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi

konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan produk sesuai

dengan kebutuhan dan keinginannya.48

Promosi merupakan aktivitas yang menyampaikan manfaat

produk dan membujuk pelanggan untuk membelinya.

Sedangkan menurut Boom dan Bitner menambahkan dalam

binis jasa, bauran pemasaran disamping 4P seperti yang dikemukakan

diatas, ada tambahan dengan 3P, yaitu:49

1. Orang (people)

Orang (people), adalah semua orang yang terlibat aktif dalam

pelayanan dan memengaruhi persepsi pembeli, nama, pribadi

pelanggan yang ada dalam lingkungan pelayanan. Elemen dari orang

adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain. Semua

sikap dan tindakan karyawan, cara berpakaian karyawan memiliki

pengaruh terhadap keberhasilan penyampaian jasa.

2. Bukti Fisik (physical evidence)

48
Danang Sunyoto, Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran (Konsep, Strategi, dan
Kasus), (Yogyakarta: CAPS, 2014), hlm. 154.
49
Kasmir, Pemasarn Bank Cet. 3..., hlm. 120.
35

Physical evidence adalah terdiri dari adanya logo atau simbol

perusahaan, moto, fasilitas yang dimiliki, seragam karyawan, laporan,

kartu nama, dan jaminan perusahaan.

3. Proses (process)

Proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran

aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Proses dalam jasa

merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran jasa seperti

pelanggan jasa akn senang merasakan sistem penyerahan jasa sebagai

bagian jasa itu sendiri. Manajemen proses merupakan aspek kunci

penyempurnaan kualitas jasa.50

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan

penggunaan konsep bauran pemasaran (marketing mix) untuk produk jasa

jika digabungkan menjadi 7P, yaitu:

1. Produk (product)

2. Harga (price)

3. Tempat/Saluran distribusi (place)

4. Promosi (promotion)

5. Orang (people)

6. Bukti Fisik (physical evidence)

7. Proses (process)

50
Danang Sunyoto, dan Fathonah Eka Susanti, Manajemen Pemasaran Jasa, Cet. Ke-1,
(Yogyakarta: CAPS, 2015), hlm. 65.
36

G. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah suatu metode penyusunan strategi

perusahaan atau organisasi.51

Menurut Freddy Rangkuty, analisis SWOT adalah identifikasi

berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.

Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan

kekuatan (strengths) daan peluang (opportunities), namun secara bersamaan

dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).52

Peluang (opportunities), adalah kecenderungan positif faktor-faktor

lingkungan eksternal, ancaman (threats), adalah kecenderungan negatif

faktor-faktor lingkungan eksternal, kekuatan (strengths), adalah setiap

keunikan sumber daya atau setiap keunggulan fungsional yang dimiliki

organisasi, sedangkan kelemahan (weaknesses) adalah tidak dapat

berjalannya kegiatan fungsional secara baik atau tidak dimilikinya sumber

daya yang sangat dibutuhkan oleh organisasi.53

Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan

adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas

bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat

disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini

dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternaif strategi. Masing

masing alternatif strategi tersebut adalah:

51
Yosua Halomoan dkk, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 42 No 1, Januari 2017.
52
Freddy Rangkuti, Teknik Membedah Kasus Bisnis: Analisis SWOT, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2013), hlm. 19.
53
Hery, Manajer Super, (Jakarta: PT Grasindo, 2014), hlm. 78.
37

1. Strategi SO (Strength-Opportunity)

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu

dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan

memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

2. Strategi ST (Strength-Threath)

Strategi ini dibuat berdasarkan kekuatan-kekuatan yang dimiliki

perusahaan untuk mengantisipasi ancaman-ancaman yang ada.

3. Strategi WO (Weakness-Opportunity)

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang

ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

4. Strategi WT (Weakness-Threath)

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang berifat defensif,

usaha meminimalkan kelemahan-kelemahan perusahaan sekaligus

menghindari ancaman-ancaman.54

Berikut ini adalah bentuk bagan matriks SWOT :

Tabel II.1 Matriks SWOT


IFAS KEKUATAN KELEMAHAN
(STRENGTH_S) (WEAKNES_W)
1. Tuliskan Kekuatan 1. Tuliskan
2. 2. Kelemahan
3. 3.
4. 4.
EFAS
5. 5.
PELUANG STRATEGI SO STRATEGIN WO
(OPPORTUNITY_O)
1. Tuliskan Peluang 1. Gunakan Kekuatan 1.Atasi Kelemahan
2. 2. Untuk Memanfaatkan 2. dengan
3. 3. Peluang 3. Memanfaatkan
4. 4. 4. Peluang

54
Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran..., hlm. 83-84.
38

5. 5. 5

ANCAMAN STRATEGI ST STRATEGI WT


(THREATH_T)
1. Tuliskan Ancaman 1. Gunakan Kekuatan 1. Minimalkan
2. 2. Untuk Menghindari 2. Kelemahan
3. 3. Ancaman 3. dan Hindari
4. 4. 4. Ancaman.
5. 5. 5.

H. GAMBARAN UMUM BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT)

1. Pengertian BMT

BMT adalah lembaga keuangan dengan konsep syariah yang

lahir sebagai pilihan yang menggabungkan konsep maal dan tamwil

dalam satu kegiatan lembaga. Konsep maal lahir dan menjadi bagian

dari kehidupan masyarakat muslim dalam hal menghimpun dan

menyalurkan dana untuk Zakat, Infak dan Shadaqah (ZIS) secara

konsumtif. Sedangkan konsep tamwil lahir untuk kegiatan bisnis

produktif yang murni untuk mendapatkan keuntungan dengan sektor

masyarakat menengah ke bawah (mikro).55

Amin Aziz menyampaikan bahwa Baitul Maal Wat Tamwil

merupakan lembaga keuangan mikro syari’ah yang sasarannya pada

ekonomi rakyat berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan

investasi dengan sistem bagi hasil. 56

Dengan demikian, keberadaan BMT dapat dipandang memiliki

dua fungsi utama yaitu sebagai media penyalur pendayagunaan harta

55
Nourma Dewi, Regulasi Keberadaan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) dalam Sistem
Perekonomian di Indonesia, Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017, hlm. 96.
56
M.Amin Azis, Tata Cara Pendirian BMT (Jakarta: PKES Publishing, 2008), hlm. 24.
39

ibadah seperti zakat, infak, sedekah dan wakaf, serta dapat pula

berfungsi sebagai institusi yang bergerak dibidang investasi yang

bersifat produktif sebagaimana layaknya bank. Pada fungsi kedua ini

dapat dipahami bahwa selain berfungsi sebagai lembaga keuangan,

BMT juga berfungsi sebagai lembaga ekonomi.57

Sumber dana BMT berasal dari simpanan/tabungan, saham dan

lain-lain. Alokasi dananya kepada pembiayaan-pembiayaan dan

investasi, Ciri-ciri Baitul Tamwil adalah:

a. Visi dan misi ekonomi (komersial).

b. Dijalankan dengan perisip ekonomi Islam.

c. Memiliki fungsi sebagai mediator antara pemilik kelebihan dana

dengan pihak yang kekurangan dana.

d. Pembiayaan operasional berasal dari asset sendiri atau dari

keuntungan.

e. Merupakan wajib zakat.

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa BMT adalah suatu

lembaga informal yang melayani jasa tabungan dan pembiayaan serta

melayani jasa penerimaan dan pembagian zakat, infaq dan shodaqoh.58

2. Perkembangan BMT

Sejarah BMT di Indonesia, dimulai tahun 1984 yang

dikembangkan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) di Masjid

57
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Cet. Ke-4, (Jakarta: Kencana,
2014), hlm. 452.
58
Isma Ilmi Hayati Ginting, Analisis Strategi Pengembangan Bmt (Baitul Maal Wat
Tamwil) Di Kota Medan, Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol.2 No.1. hlm. 675.
40

Salman. Mereka mencoba menggulirkan lembaga pembiayaan

berdasarkan syari’ah bagi usaha kecil. Kemudian pada 1992 BMT lebih

di berdayakan lagi oleh Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI).

Ketika itu, fokus BMT pada kegiatan penghimpunan dan penyaluran

dana zakat dari pegawai perusahaan atau instansi pemerintah. Sebagai

sebuah gerakan yang telah dimotori oleh ICMI kemudian secara

operasional ditindaklanjuti oleh Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil

(PINBUK). Pinbuk kemudian menjadi lembaga pelatihan bagi BMT dan

pada waktu itu telah mencanangkan pengembangan ribuan BMT di

Indonesia.

Sejak krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997,

BMT telah mulai tumbuh menjadi altrenatif pemulihan kondisi

perekonomian. Fokus BMT kemudian bergeser menjadi lembaga

keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip syari’ah. Tujuannya

adalah untuk menumbuhkan bisnis usaha mikro dan kecil dalam rangka

mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir

miskin.

BMT kemudian semakin populer setelah dipicu oleh kesadaran

masyarakat Muslim tanah air untuk mencari model ekonomi alternatif

yang mampu mendukung perkembangan sektor usaha kecil dan mikro.

Kebutuhan masyarakat akan lembaga keuangan dan perbankan yang


41

menggunakan sistem syariah sesungguhnya sangatlah wajar, mengingat

sebagian besar masyarakat Indonesia beragama Islam.59

Kehadiran BMT dirasakan telah membawa manfaat finansil bagi

masyarakat, terutama masyarakat kecil yang tidak bankable dan

menolak riba, karena berorientasi pada ekonomi kerakyatan. Kehadiran

BMT di satu sisi menjalankan misi ekonomi syariah dan di sisi lain

mengemban tugas ekonomi kerakyatan dengan meningkatkan ekonomi

mikro, itulah sebabnya perkembangan BMT sangat pesat di tengah

perkembangan lembaga keuangan mikro konvensional lainnya.60

Pesatnya pertumbuhan BMT dari tahun ke tahun sebagaimana

disampaikan oleh Joelarso, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat

Perhimpunan BMT Indonesia, “hingga akhir 2012, terdapat 3.900 BMT.

Sebanyak 206 di antaranya bergabung dalam asosiasi BMT seluruh

Indonesia. Pada tahun 2005, seluruh aset 96 BMT yang menjadi anggota

asosiasi mencapai Rp 364 miliar. Pada 2006, aset tumbuh menjadi Rp

458 miliar, dan hingga akhir 2011 jumlah aset mencapai Rp 3,6 triliun

dari 206 BMT yang bergabung di asosiasi”. Dalam perkembangannya,

di tahun 2013, angka pertumbuhan BMT sudah mencapai lebih dari

5500 BMT yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai bagian dari

LKM yang terus bertumbuh, sebagaimana data yang disampaikan oleh

59
Mulyaningrum, Peluang Dan Tantangan Dalam Pengembangan Lembaga Keuangan
Mikro Syariah, Seminar on Islamic Finance Theme: Opportunity and Challenge on Islamic
Finance, 2009. hlm. 6.
60
Novita Dewi Masyitoh, Analisis Normatif Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013
tentang Lembaga Keuangan Mikro (LKM) atas Status Badan Hukum dan Pengawasan Baitul
Maal Wat Tamwil (BMT), Jurnal Economica, Vol.V Edisi 2 Oktober 2014, hlm. 18.
42

Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank Otoritas Jasa

Keuangan Firdaus Djaelani, yang memperkirakan bahwa saat ini jumlah

LKM di Indonesia sekitar 567 ribu sampai 600 ribu unit. Ini

menunjukkan bahwa lembaga keuangan mikro adalah lembaga

keuangan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat kecil, khususnya di

daerah-daerah untuk menunjang dan mendukung pertumbuhan ekonomi

kerakyatan, terutama masyarakat berpenghasilan rendah yang selama ini

tidak terjangkau oleh layanan perbankan.61

Sejak awal kelahirannya sampai dengan saat ini, legalitas BMT

belum ada, hanya saja banyak BMT memilih badan hukum koperasi.

Oleh karena itu BMT tunduk pada aturan perkoperasian, yaitu Undang-

Undang No.25 Tahun 1992 tentang Koperasi yang telah diubah menjadi

Undang-Undang No 17 Tahun 2012 tentang Koperasi. KEPMEN Nomor

91/KEP/M.KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan

Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS). Aturan hukum tersebut

selanjutnya dijabarkan dalam Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK) dan

Petunjuk Teknis (JUKNIS) serta Standar Operasional Prosedur (SOP)

dan Standar Operasional Menejemen (SOM) yang tunduk pada

PERMEN Nomor 352/PER/M.KUKM/X/2007 tentang Pedoman standar

Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit

Usaha Jasa Keuangan Syariah.62

61
Ibid., hlm. 21.
62
Ibid., hlm. 19.
43

3. Prinsip-prinsip Utama BMT

BMT dalam melaksanakan usahanya didalam praktek kehidupan

nya mengedepankan nilai-nilai spritual, kebersamaan, mandiri,

konsisten. Maka BMT berpegang teguh pada prinsip-prinsip sebagai

berikut:

a. Keimanan dan ketakwaan pada Allah SWT. Dengan

mengimplementasikan prinsip-prinsip syariah dan muamalah Islam

kedalam kehidupan nyata.

b. Keterpaduan (kaffah) dimana nilai-nlai spritual berfungsi

mengarahkan dan menggerakkan etika dan moral yang dinamis,

proaktif, progresif, adil dan berakhlak mulia.

c. Kekeluargaan (kooperatif)

d. Kebersamaan

e. Kemandirian

f. Profesionalisme

g. Istiqomah yaitu konsisten, kontinuitas/berkelanjutan tanpa henti

dan tanpa pernah putus asa. Setelah mencapai suatu tahap, maju

ketahap berikutnya, dan hanya kepada Allah berharap.63

4. Strategi Pemasaran Produk BMT dalam Bingkai Syariah

Dalam memasarkan produk BMT secara umum, pengelola perlu

memperhatikan beberapa hal penting sebagai berikut:64

a. Meluruskan Niat

63
Siswadi, Jurnal ummul Qura Vol VI, No 2, September 2015, hlm. 90.
64
Makhalul Ilmi, Teori & Praktek Lembaga Mikro Syariah, (Yogyakarta: UII Press,
2002), hlm. 58.
44

Pentingnya meluruskan niat disini karena ia merupakan

sumber inspirasi dan motivasi seseorang melakukan perbuatan.

Apabila niatnya baik, maka amal perbuatan yang dilakukan juga

bernilai baik, begitu juga sebaliknya.

Meluruskan niat dengan selalu menyebut nama Allah bahwa

apa yang hendak dilakukan dalam kerangka pemasaran produk BMT

tidak lain semata-mata untuk mengharap Ridha-Nya.

b. Memperluas Jaringan Kerjasama

Langkah berikutnya ialah pengelola dalam memasarkan

produknya dengan memperluas jaringan kerja sama saling

menguntungkan dengan berbagai pihak, sepanjang tidak

mengingkari prinsip-prinsio syariah yang sejak awal ditetapkan

sebagai landasan utama usaha BMT. Kerjasama ini dimungkinkan

sebagai upaya strategis meningkatkan efektivitas dan efisiensi

pemasaran lembaga dimasa datang.

c. Jemput Bola

Salah satu cara efektif yang dapat dilakukan untuk mencapai

target-target pemasaran produk-produk BMT di awal adalah dengan

melakukan “Jemput bola”, pendekatan yang dilakukan dengan cara

karyawan pemasaran langsung mendatangi calon anggota/nasabah

dirumah atau ditempat-tempat usaha mereka. Pendekatan demikian

merupakan solusi bagi mereka yang memiliki tingkat kesibukan


45

tinggi sehingga tidak memiliki cukup waktu untuk dapat berkunjung

langsung ke BMT.

Dari perspektif syariah, jemput bola dapat juga diartikan

sebagai upaya BMT mengembangkan tradisi silaturahim yang

menurut keterangan Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasalam

dapat menambah rezeki, memanjangkan umur serta menjauhkan

manusia dari kebencian dan dendam. Darisinilah kemudian terbina

persaudaraan yang baik antara BMT dan anggotadan antara muslim

satu dengan muslim yang lainnya.

I. PENELITIAN TERDAHULU YANG RELEVAN

Diantara penelitian yang relevan mengenai judul diatas adalah:

Tabel II.2
Penelitian Terdahulu yang Relevan
Nama Pendekatan
No Judul Hasil
Peneliti Penelitian
1 Arik Adi Analisis Metode yang Strategi pemasaran
Wijaya. Strategi digunakan yang dilakukan
Universita Pemasaran dalam dengan cara
s Jember, Makanan penelitian ini langsung dan tidak
2013.65 Tradisional adalah langsung.
wawancara Pemasaran
terpadu langsung dilakukan
(kuisioner), dan dengan cara
observasi. konsumen datang
kerumah pemelik
untuk membeli dan
dapat juga
memesan melalui
handphone.
Pemasaran tidak
langsung yang

65
Arik Adi Wijaya, Analisis Srategi Pemasaran Makanan Tradisional (Jember: Skripsi,
2013)
46

dilakukan yaitu
memasarkan
produknya dengan
menitipkannya di
toko-toko dan
minimarket yang
ada dipasar.
Produk funding
Wiwik Strategi Metode yang
2 yang terdapat pada
Hidayati. Pemasaran digunakan
PT BPRS Ben
(IAIN) Produk adalah
Salamah Abadi
Walisongo Funding wawancara,
yaitu Tabungan
Semarang, pada PT observasi dan
Wadi’ah Salamah
2012.66 BPRS Ben dokumentasi
dan Deposito
Salamah dengan
Mudharabah Abadi
Abadi pendekatan
dan Strategi
penelitian
Pemasaran Produk
kualitatif yaitu
funding yang
prosedur
digunakan adalah
penelitian yang
Bauran Pemasaran
menghasilkan
yaitu: Product,
data deskriptif
Price, Promotion.
Terdiri dari bauran
promosi iklan,
penjualan
perseorangan,
promosi penjualan,
hubungan
masyarakat,
pemasaran
langsung. Place,
People, Process dan
Customer Service.
3 Satria Analisis Metode yang PT Axa Financial
Mirsya Strategi digunakan Cabang Medan
Affandi Pemasaran adalah metode Sudirman belum
Nasution. dalam penelitian memanfaatkan
USU Meningkatk analisis peluang-peluang
Medan, an daya deskriptif. yang ada secara
2011.67 Saing maksimal. Strategi

66
Wiwik Hidayati, Strategi Pemasaran Produk Funding pada PT.BPRS BEN
SALAMAH ABADI, (Semarang: Tugas Akhir, 2012).
67
Satria Mirsya Nasuktion, Analisis Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan daya
Saing melalui Analisis SWOT PT Axa Financial Cabang Medan Sudirman (Medan:
Universitas Sumatera Utara, Skripsi 2011).
47

melalui yang diterapkan


Analisis oleh PT Axa
SWOT PT Financial Cabang
Axa Medan tidak hanya
Financial menggunakan
Cabang strategi promosi
Medan dan personal
Sudirman prospect saja, tetapi
juga melalui
strategi lain seperti
lebih inovatif dalam
menciptakan
produk.
Strategi Konsep strategis
4 Arie
Pemasaran alternatif yang
Rachmat
Swalayan digunakan
Sunjoto.
Pamella berdassarkan faktor
Dosen
Dalam internal dan
Ekonomi
eksternal, yaitu
Islam ISID Perspektif
dengan
Gontor.68 Islam (Pengembangan
dan peningkatan
kerjasama jaringan,
peningkatan
kapasitas distribusi
produk, dan
peningkatan
perbedaan produk.
5 M.Kholid Analisis Deskriptif Menggunakan
Mawardi strategi dengan Strategi STP dan
dkk, pemasaran pendekatan Bauran Pemasaran
Universitas untuk Kualitatif. dalam
Brawijaya meningkatk Pemasarannya dan
Malang.69 an Volume menggunakan
Penjualan Analisis SWOT
Ekspor untuk mengetahui
kekuatan dan
kelemahannya.

68
Arie Rachmat Sunjoto, Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia Volume I, No.2 Desember
2011/1433 H.
69
M.Kholid Mawardi dkk, Analisis Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Volume
Penjualan Ekspor-Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 42 No.1 Januari 2017.
48

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, hasil penelitian yang satu

dengan yang lainnya berbeda. Hal ini disebabkan karena meskipun

penelitian ini serupa namun memiliki fokus masalah yang sangat berbeda.

Penelitian yang dilakukan oleh Arik Adi Wijaya, Mahasiswa Universitas

Jember tahun 2013 lebih memfokuskan kepada Analisis strategi pemasaran

Makanan Tradisional, karena produk yang ditawarkan sangatlah menarik

dan terjangkau. Sementara penelitian yang dilakukan Wiwik Hidayati

Mahasiswi Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang lebih

memfokuskan masalah penelitiannya kepada pemasaran produk funding dan

juga bauran pemasaran.

Penelitian yang dilakukan oleh Satria Mirsya Affandi Nasution,

mahasiswa dari Universitas Sumatera Utara memiliki masalah yang berbeda

pula, yakni meneliti tentang strategi pemasaran daya saing dengan melalui

analisis SWOT. Untuk penelitian yang dilakukan oleh Arie Rachmat

Suntojo, Dosen Ekonomi Islam ISID Gontor mengkaji strategi perluasan

pemasaran Supermarket Pamela di Provinsi khusus Yogyakarta, yang

mencakup urgensi pemasaran untuk tuntutan perusahaan dan pergeseran

pemasaran dari sistem konvensional ke sistem berbasis Syariah.

Selanjutnya, Penelitian yang di kaji oleh M. Kholid Mawardi dkk,

mahasiswa Universitas Brawijaya Malang yang di muat dalam Jurnal

Administrasi Bisnis (JAB) Volume 42 No 1 Januari 2017 fokus kepada

mengetahui peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan dalam melakukan

ekspor, mengetahui strategi pemasaran yang diterapkan perusahaan dan


49

menganalisis strategi yang tepat unntuk meningkatkan volume penjualan

ekspor. Namun disini, penulis ingin mengkaji lebih dalam dan lebih khusus

mengenai analisis strategi pemasaran dalam upaya meningkatkan jumlah

anggota dan untuk mengetahui seberapa efektif pelaksanaan strategi

pemasaran yang telah dilakukan BMT Al-Ittihad Rumbai. Kiranya apa yang

penulis buat, nantinya dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun bagi

pembaca, baik dari kalangan intelektual maupun masyarakat dan lebih

khusunya bagi para pelaku bisnis. Oleh karena itu penulis perlu untuk

mengangkat judul ini dalam penulisan skripsi.


50

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian yang akan dilaksanakan ini berlokasi di BMT Al-ittihad

Rumbai. Dan waktu penelitian ini akan di laksanakan selama 5 bulan, di

mulai dari bulan Desember 2017 – April 2018.

Adapun rincian agenda penelitian ini ialah

Tabel III.1
Waktu Penelitian
No Nama Agenda Desember Januari Februari Maret April
1 Pengajuan Judul
2 Pra Penelitian
Seminar
3
Proposal
4 Revisi Proposal
Pelaksanaan
5
Penelitian
Penulisan Hasil
6
Penelitian

B. Subjek dan Objek Penelitian

Yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah BMT Al-Ittihad

Rumbai, dan yang menjadi Objek adalah Strategi pemasaran yang mereka

terapkan dalam upaya meningkatkan jumlah anggota tersebut.


51

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.70

Populasi dalam penelitian ini ialah Seluruh pengurus dan Anggota

BMT Al-Ittihad Rumbai. Teknik sampling yang digunakan dalam

pengambilan sampel yaitu Quota sampling yang mana penetapan sampel

dengan menentukan Quota terlebih dahulu pada masing-masing kelompok,

sebelum quota masing-masing kelompok terpenuhi maka penelitian belum

dianggap selesai. Quota yang ditentukan penulis ialah 20 orang, terdiri dari

3 orang karyawan yaitu Manager, Kepala Bagian Pembiayaan dan Customer

Service serta 17 orang anggota BMT Al-Ittihad.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis untuk

memperoleh data-data dan keterangan yang diperlukan dalam menyusun

skripsi ini adalah:

1. Observasi

Penulis melakukan pengamatan langsung ke lokasi penelitian

guna melihat secara dekat apa yang sebenarnya terjadi dilapangan,

yang dipergunakan sebagai data penjelas terhadap hasil wawancara

dan angket.

70
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung:
AFABETA, 2011), hlm. 80.
52

2. Wawancara

Wawancara (Interview) yaitu pengumpulan data dengan cara

melakukan tanya jawab langsung kepada responden mengenai subjek

yang diteliti.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu dengan cara memperoleh data dari

beberapa sumber bacaan untuk digunakan sebagai bahan acuan dan

data pendukung dari penelitian ini seperti buku, jurnal dan internet.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode

analisis deskriptif kualitatif adalah metode analisis dengan menggunakan

pengumpulan data secara sistematis, menganalisis serta

menginterprestasikan data tersebut sehingga memperoleh gambaran dan

informasi mengenai masalah tersebut.


53

BAB IV

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

1. Sejarah BMT Al-Ittihad Pekanbaru

Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Al-Ittihad Rumbai Pesisir

Pekanbaru merupakan lembaga keuangan mikro syariah atau dikenal

dengan sebutan Konsep Syariah yang beroperasi berdasarkan syariah,

dimana sistem bunga di koperasi konvensional diganti dengan sistem bagi

hasil. Pendirian BMT Al-Ittihad Rumbai Pesisir Pekanbaru diawali

dengan suatu gagasan untuk memberikan atau meyediakan suatu lembaga

keuangan berbentuk koperasi syariah yang sesuai dengan umat Islam

yang merupakan penduduk yang mayoritas di Kota Pekanbaru.

BMT Al-Ittihad merupakan lembaga keuangan mikro syariah

yang notabennya adalah lembaga keuangan asset umat dengan prinsip

operasionalnya mengacu pada prinsip-prinsip syariah Islam. BMT Al-

Ittihad dibentuk sebagai upaya memberdayakan umat secara kebersamaan

melalui kegiatan simpanan dan pembiayaan, serta kegiatan yang

berdampak pada peningkatan ekonomi anggota dan mitra binaan kearah

yang lebih baik, aman dan adil.

BMT Al-Ittihad adalah badan pengembangan usaha dari Yayasan

Kesatuan Pendidikan Islam (YKPI) Rumbai. BMT Al-Ittihad

melaksanakan prinsip koperasi sesuai dengan Undang-undang Koperasi


54

25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian tetapi memakai prinsip Koperasi

Syariah.71

Setelah lebih kurang 15 bulan beroperasi BMT Al-Ittihad Rumbai

didaftarkan pada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kota

Pekanbaru pada tanggal 31 Desember 2001 dan memperoleh Badan

Hukum No. 034/PINBUK/RIAU/XI/2000. Dari tahun ke tahun anggota

BMT Al-Ittihad Rumbai terus mengalami kenaikan jumlah anggota,

sampai saat ini tahun 2018.

2. Visi, Misi dan Fungsi Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Al-Ittihad

Rumbai Pesisir Pekanbaru

Adapun yang menjadi visi, misi dan fungsi BMT Al-Ittihad

Rumbai Pesisir Pekanbaru, yaitu:

Visi BMT Al-Ittihad adalah menjadi pusat dakwah Islam terpadu

untuk mewujudkan masyarakat madani yang sejahtera lahir dan batin

serta bahagia dunia dan akhirat.

Misi BMT Al-Ittihad adalah memacu pembinaan umat dalam

bidang pengembangan usaha muamalat Islam. Fungsi BMT Al-Ittihad

adalah menjalin Ukhwah Islamiyah (persaudaraan Islam) melalui

pungutan dan penyaluran zakat, infaq dan shadaqah serta

memasyarakatkannya dan menunjang pemberdayaan umat melalui

program pemberian modal bagi pedagang ekonomi lemah, pemberian

beasiswa dan santunan kaum Dhuafa. Dan yang menjadi tujuan utama

71
Hasil Wawancara dengan Bapak Martin, Kepala Cabang Pembiayaan, tanggal 05
Maret 2018.
55

BMT Al-Ittihad adalah meningkatkan kesejahteraan jasmani dan rohani

serta mempunyai posisi tawar (daya saing) anggota dan mitra binaan juga

masyarakat pada umumnya melalui kegiatan pendukung lainnya.72

3. Struktur Organisasi BMT Al-Ittihad

Maju mundurnya suatu perusahaan sangat ditentukan oleh

organisasi yang baik, struktur organisasi adalah suatu kerangka yang

melihatkan sejumlah tugas serta wewenang tentang pelaksanaan kegiatan-

kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan dalam

suatu perencanaan. Perencanaan suatu organisasi sangat penting artinya

bagi suatu persoalan karena struktur organisasi dapat memperjelas batas

dari tugas, wewenang, dan tanggung jawab seseorang sebagai anggota

dari suatu organisasi, sehingga hal ini dapat menghilangkan hambatan-

hambatan dalam melaksanakan pekerjaan yang disebabkan oleh

kebingungan dan ketidak tentuan tentang pemberian tugas, serta untuk

melakukan jaringan komunikasi keputusan yang akan mendukung sasaran

pencapaian tujuan.

Struktur organisasi yang baik adalah yang harus memenuhi syarat

yang efektif dan efisien. Suatu organisasi yang efektif adalah jika

memungkinkan setiap individu mencapai sasaran organisasi. Sedangkan

struktur organisasi yang efisien adalah jika memudahkan pencapaian

tujuan-tujuan organisasi dengan biaya yang minimal untuk mendapatkan

72
Dokumentasi, Sejarah Singkat Perusahaan BMT Al-Ittihad Pekanbaru, hlm. 1-2.
56

keuntungan atau laba yang optimal atas setiap penghasilan yang diperoleh

dari usaha tersebut.73

Gambar IV.1
Struktur Organisasi BMT Al-Ittihad Rumbai Pekanbaru Tahun 2018

73
Dokumentasi, Sejarah Singkat Perusahaan BMT Al-Ittihad Pekanbaru
57

Tugas-tugas dari struktur organisasi BMT Al-Ittihad Rumbai Pesisir Pekanbaru,

yaitu sebagai berikut:

1. Rapat anggota tahunan

a. Rapat anggota tahunan dilaksanakan satu tahun sekali.

b. Pengesahan atau perubahan anggaran dasar dan anggaran rumah

tangga organisasi.

c. Pemilihan dan pengangkatan, sekaligus pemberhentian pengurus dan

pengawas baik pengawas syariah dan pengawas manajemen.

d. Penetapan anggaran pendapatan belanja BMT selama satu tahun.

Pembagian sisa hasil usaha yang diperoleh BMT selama satu tahun.

Pengesahan laporan pertanggung jawaban pengurus tahun sebelumnya

pengesahan rancangan program kerja tahunan.

2. Pengawas Syariah

a. Sebagai penasehat dan pemberi saran atau fatwa kepada pengurus dan

pengelola mengenai hal-hal yang berkaitan syariah seperti penetapan

produk.

b. Sebagai mediator antara BMT dan Pengawas Syariah Nasional dan

Dewan Pengawas Syariah Provinsi.

c. Mewakili anggota dalam pengawasan syariah.74

3. Pengawas Keuangan

a. Sebagai penasehat dan pemberi saran kepada pengelola mengenai

kebijakan keuangan.

74
Ibid., hlm 21.
58

b. Sebagai auditor dalam mengambil keputusan khususnya yang

berhubungan dengan keuangan.

c. Mengawasi perkembangan keuangan dalam setiap transaksi yang

dilakukan oleh pihak pengelola.75

4. Pengurus

a. Menyusun kebijakan umum.

b. Melakukan pengawasan kegiatan pengelolaan.

c. Menyetujui pembiayaan untuk suatu jumlah tertentu.

d. Memimpin jalannya Baitul Maal wa Tamwil (BMT) sehingga sesuai

dengan tujuan dan kebijakan umum.

e. Memimpin dan mengarahkan kegiatan yang dilakukan oleh pengelola.

5. Menejer

Tanggung Jawab:

a. Tersusunnya sasaran rencana jangka pendek dan rencana jangka

panjang serta proyeksi finansial tahunan.

b. Tercapainya target yang telah ditetapkan secara keseluruhan.

c. Tercapainya lingkungan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka

memenuhi kebutuhan Baitul Maal wa Tamwil (BMT).

d. Menjaga BMT agar dalam aktifitasnya senantiasa tidak lari dalam visi

dan misinya.

e. Tersedianya sistem pembukuan dan pencatatan data yang akurat

f. Terselenggaranya penilaian prestaasi kerja karyawan.

75
Ibid., hlm. 22.
59

Wewenang:

a. Memimpin rapat koodinasi pembiayaan antar pengelola untuk

memberikan keputusan terhadap pengajuan pembiayaan sebelum

diajukan oleh rapat komite dengan BMT.

b. Penyetujuan atau penolakan pengajuan pembiayaan dalam rapat

koordinasi pengelola secara musyawarah dengan alasan-alasan yang

jelas.

c. Memberikan teguran dan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan oleh

karyawan BMT.

d. Mengusulkan promosi, rotasi dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e. Melakukan penilaian prestasi karyawan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.76

6. Teller

Tanggung Jawab:

a. Terselesaikan laporan kas harian.

b. Terjaganya keamanan kas.

c. Membuat cash flow mingguan untuk analisis.

d. Menetapkan strategi yang harus dilakukan berdasarkan analisis.

Wewenang:

a. Tidak memberikan berkas-berkas kepada pihak yang tidak

berkepentingan.

76
Ibid., hlm. 23.
60

b. Memegang kas tunai sesuai dengan kebijakan yang berlaku.

c. Menerima transaksi tunai.

d. Menolak pengeluaran kas apabila tidak ada bukti-bukti pendukung

memegang kunci brangkas.

e. Mengusulkan strategi baru.

7. Analis Pembiayaan

Tanggung Jawab:

a. Memastikan seluruh pengajuan pembiayaan telah diproses sesuai

dengan prosedur.

b. Melakukan analisis pembiayaan dengan tepat dan lengkap dan

mempersentasikan dalam rapat koordinasi pengelolaa dan rapat

komite dengan pengurus.

c. Pembentukan laporan pembiayaan sesuai dengan periode.

d. Membuat surat teguran dan peringatan kepada mitra.

e. Melihat peluang potensi pasar yang ada dalam upaya pengembangan

pasar.

Wewenang:

a. Memberikan usulan untuk pengembangan pasar kepada Direktur.

b. Menemtukan target pembiayaan bersama dengan Direktur dan analisis

yang lain.

c. Memberikan peringatan kepada mitra yang lalai untuk menunaikan

janji sesuai dengan kesepakatan. Memberikan masukan dan kritik


61

membangun kepada sesama pengelola BMT termasuk kepada

Direktur.77

8. CS/ Back Office

Tanggung Jawab:

a. Pelayanan terhadap pembukuan dan penutupan rekening tabungan dan

deposito serta mutasinya.

b. Pelayanan terhadap setoran dan penarikan tabungan dan penerimaan

SPP.

c. Menerima pelunasan dan angsuran pembiayaan.

d. Pelayanan awal kepada mitra yang mengajukan pembiayaan.

e. Pengarsipan seluruh surat keluar atau masuk dan berkas-berkas

pembiayaan.

Wewenang:

a. Memberikan penjelasan kepada mitra mengenai produk BMT.

b. Mencatat dan membukukan transaksi pada buku tabungan mitra.

c. Memberi nomr bukti transaksi atas permintaan kasir.

9. Internal Auditor dan Administrasi Pembiayaan

a. Pembuatan laporan keuangan YKPI kepada pengurus YKPI.

b. Pengarsipan laporan keuangan dan berkas-berkas yang berkaitan

secara langsung dengan keuangan YKPI.

c. Menyiapkan administrasi pencairan pembiayaan.

d. Pengarsipan jaminan pembiayaan.

77
Ibid., hlm. 24.
62

e. Membukukan angsuran pembiayaan harian kepada control

pembiayaan.78

4. Produk-produk BMT AL-Ittihad Rumbai Pekanbaru

Ada 3 yaitu:

a. Pembiayaan Murabahah (Jual-Beli)

1) Jangka waktu maksimal 36 bulan.

2) Berlaku untuk jenis barang yang jelas, harga dan jumlah

spesifikasi seperti: barang dagang, sepeda motor, komputer,

laptop, AC, televisi, perlengkapan kantor dan sebagainya.

b. Pembiayaan Mudharabah (Bagi Hasil)

1) Jangka waktu maksimal 12 bulan.

2) Berlaku untuk usaha dengan masa kerja singkat yang berrsifat

periodik. Pembagian keuntungan dengan sistem bagi hasil.

c. Musyarakah (Kerja Sama)

1) Jangka waktu 12 bulan.

2) Untuk membuka usaha, dengan proporsi sama atau tidak.

3) Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan antara para mitra.

4) Dan kerugian akan dibagi menurut proporsi modal.79

78
Ibid., hlm. 25.
79
Ibid., hlm. 26.
63

B. STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN

JUMLAH ANGGOTA BMT AL-ITTIHAD

Penulis menggunakan analisa SWOT untuk memperoleh hasil

penelitian yang kompleks, koheren dan komprhensif sehingga memberikan

jawaban terhadap fokus penelitian tentang strategi pemasaran dalam upaya

meningkatkan jumlah anggota BMT Al-Ittihad.

Dengan Analisis ini, penulis akan memfokuskan aspek-aspek

terpenting pada kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki

BMT Al-Ittihad dalam melakukan proses pemasarannya. Maka dari data

faktor pendukung dan penghambat akan diperoleh data analisis SWOT

strategi pemasaran dalam upaya meningkatkan jumlah anggota BMT Al-

Ittihad sebagai berikut:

a. Strength (Kekuatan)

BMT Al-Ittihad memiliki kekuatan-kekuatan yang dapat

mempengaruhi perkembangan usahanya dalam penghadapi persaingan,

adapun kekuatan-kekuatan itu antara lain:

1) Memiliki 4 Kantor Cabang

2) Aplikasi BMT Al-Ittihad pada smartphone

3) Lokasi yang mudah dijangkau

4) Harga yang kompetitif

5) Tidak memberlakukan denda dan Asuransi

6) Pelayanan prima terhadap anggota

b. Weaknesses (Kelemahan)
64

Weaknesses (Kelemahan) merupakan penghalang bagi

perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya serta mengganggu

pencapaian laba yang maksimal. Adapun kelemahan-kelmahannya

adalah:

1) Minimnya inovasi Produk dibidang pemasaran

2) Promosi melalui media cetak dan elektronik kurang aktif

3) Sistem yang serba online, apabila mati lampu akan menghambat

4) Belum bisa semerta-merta membuka cabang baru

c. Opportunities (Peluang)

Opportunities (Peluang) merupakan faktor eksternal positif yang

dapat dimanfaatkan oleh BMT Al-Ittihad mencapai tujuannya. Adapun

peluang-peluang yang dimanfaatkan adalah:

1) Segmen pasar yang luas

2) Masyarakat tertarik pada lembaga keuangan yang berbasis syariah

3) Teknologi yang semakin berkembang

d. Threats (Ancaman)

Threats (Ancaman) merupakan faktor eksternal negatif yang

merintangi BMT Al-Ittihad untuk mencapai tujuannya. Adapun

ancaman-ancaman yang dihadapi adalah:

1) Tingkat persaingan tinggi

2) Pengetahuan masyarakat masih minim tentang BMT Al-Ittihad

Berdasarkan keempat faktor yang telah dijelaskan yakni kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi BMT Al-Ittihad. Maka dapat
65

ditentukan empat set strategi dengan menggunakan matriks SWOT. Keempat

set srategi tersebut direkomendasikan untuk lebih meningkatkan jumah

anggota BMT Al-Ittihad. Adapun keempat set strategi tersebut adalah sebagai

berikut:

Tabel IV.1 Matriks SWOT


IFAS KEKUATAN KELEMAHAN
(STRENGTH_S) (WEAKNES_W)
1.pendanaan dilakukan 1.belum bisa semerta
dari bmt merta membuka cabang
2.peran manager baru
menciptakan susasna 2.sulit menemukan SDM
EFAS
kekluargaan berkualiatas
3.mempunyai kantor 3.kecepatan kredit lambat
sendiri 4.teknologi / internet
4 kompetitif margi dan masih lemah
penerapan nya sesuia
syariah

PELUANG STRATEGI SO STRATEGIN WO


(OPPORTUNITY_O)
1. Core bisnis yang 1. Memanfaatkan Menambah produk-
bagus pendanaan bmt untuk produk inovatif yang
2. Teknologi semakin mengembangkan suatu kompetitif, sistem serba
berkembang produk, lembaga online apabilamati
3. Menonjolkan Produk 2. Memanfaat kan suport lampu ofline dan
syariah tidak dari pemerintah untuk meningkatkan kegiatan
mengandung unsur meluas kantor cabang promosi melalui media
riba dan menjadi koperasi elektronik dengan
4. Mengadakan bersetara dengan memanfaatkan
sosialisasi dengan nasional. teknologi yang semakin
pihak luar 3. berkembang .
5. Suport dari
pemerintah
ANCAMAN STRATEGI ST STRATEGI WT
(THREATH_T)
1. 1.minim pelatiahan Mempertahankan Meningkatkan inovasi
antar bmt secara sistem Aplikasi BMT produk dan kegiatan
keseluruhan Al-Ittihad pada promosi yang sudah
2. kesadaran smartphone dan tidak dilakukan agar produk
masyarakat masih memberlakukan denda lebih dapat bersaing
minim tentang untuk dapat dengan produk
ekonomi syariah memberikan pelayanan kompetitor.
3. internet yang kurang yang baik sehingga
memadai dapat bersaing dengan
66

4. pembuatan mesin para kompetitor yang


atm tidak di terus bertambah
perbolekan ojk persaingan
5. dana bmt sebagian
besar dari investasi
orang bmt yang

a. Strategi Strength – Opportunities (SO)

Strategi Strength – Opportunities (SO) ini menggunakan

kelebihan atau kekuatan yang dimiliki oleh BMT Al-Ittihad untuk

memanfaatkan segala kesempatan yang ada sehingga perusahaan dapat

memiliki keunggulan bersaing jika dibanding dengan perusahaan-

perusahaan sejenis. Adapun Strategi Strength – Opportunities (SO) BMT

Al-Ittihad adalah:

1) Memanfaatkan 4 kantor cabang yang untuk memperluas pangsa

pasarnya. Dengan adanya kantor cabang di berbagai pusat ekonomi

masyarakat diharapkan mampu mampu menguasai pangsa pasar

yang luas.

2) Meningkatkan pelayanan prima kepada anggota dengan Aplikasi

BMT Al-Ittihad pada Smartphone serta tidak memberlakukan denda

kepada anggota dengan menggunakan teknologi yang semakin

berkembang. Strategi ini mengkombinasikan kekuatan internal untu

memanfaatkan peluang yanga ada. Kekuatan tersebut adalah

pelayann prima yang diberikan BMT Al-Ittihad kepada anggota,

memiliki Aplikasi BMT Al-Ittihad pada Smartphone, dan tidak

memberlakukan denda yang menunjang pelayanan prima. Peluang


67

yang dimanfaatkan perusahaan ialah segmen pasar yang relatif luas

dan besar dan masyarakat mulai tertarik pada BMT yang sistem

operasionalnya berbasis syariah serta teknologi yang kini semakin

berkembang.

b. Strategi Weaknesses – Opportunities (WO)

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang

ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi

Weaknesses – Opportunities (WT) BMT Al-Ittihad adalah:

Menambah produk-produk inovatif yang kompetitif, sistem serba

online apabilamati lampu ofline dan meningkatkan kegiatan promosi

melalui media elektronik dengan memanfaatkan teknologi yang semakin

berkembang secara optimal. Strategi ini diperoleh untuk mengatasi

kelemahan yang dimiliki BMT Al-Ittihad. Kelemahan tersebut adalah

minimnya inovasi produk BMT Al-Ittihad, sistem serba online

apabilamati lampu ofline dan pasifnya promosi melalui media cetak dan

elektronik yang dilakukan BMT Al-Ittihad. Hal ini dapat diatasi dengan

adanya peluang pemanfaatan teknologi yang berkembang secara optimal.

Sehingga perusahaan dapat meningkatkan pelayanan dengan channelling

untuk mempermudah transaksi yang dilakukan anggota/nasabah.

c. Strategi Strength – Threats (ST)

Strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki oleh

perusahaan untuk mengatasi ancaman yang ada.


68

Mempertahankan sistem Aplikasi BMT Al-Ittihad pada

smartphone dan tidak memberlakukan denda untuk dapat memberikan

pelayanan yang baik sehingga dapat bersaing dengan para kompetitor

yang terus bertambah persaingan.

Strategi ini diperoleh dengan memanfaatkan kekuatan

perusahaan, Aplikasi BMT Al-Ittihad pada smartphone, tidak

memberlakukan denda dan pelayanan prima terhadap anggota/nasabah.

Penerapan strategi ini diharapakan BMT Al-Ittihad dapat bersaing baik

dengan lembaga keuangan lainnya dalam merebut pangsa pasar dan dapat

menghadapi para kompetitor yang terus bertambah.

d. Strategi Weaknesses – Threats (WT)

Strategi Weaknesses-Threats (WT) ini berusaha untuk

meminimalkan kelemahan yang ada, serta menghindari ancaman.

Adapun Strategi Weaknesses – Threats (WT) yang harus dilakukan BMT

Al-Ittihad adalah:

Meningkatkan inovasi produk dan kegiatan promosi yang sudah

dilakukan agar produk lebih dapat bersaing dengan produk kompetitor.

Strategi ini diperoleh dengan mengurangi kelemahan perusahaan, yakni

minimnya inovasi produk yang dilakukan BMT Al-Ittihad. Penerapan

strategi ini diharapkan agar BMT Al-Ittihad ini dapat melakukan penetrasi

pasar untuk terus memperkenalkan produk-produk ke masyarakat agar

pangsa pasar perusahaan semakin luas.


69

BMT Al-Ittihad, dalam memasarkan produk jasanya BMT Al-Ittihad

memerlukan strategi pemasaran yang baik. Terdapat beberapa unsur yang

harus diperhatikan dalam membuat strategi pemasarannya. Strategi

pemasaran yang dilakukan oleh BMT Al-Ittihad Rumbai dalam upaya

meningkatkan jumlah anggota adalah (1) Meningkatkan pelayanan. (2)

Menambah kantor cabang. (3) Meningkatkan kualitas SDM. (4)

Meningkatkan promosi, serta (5) Meningkatkan kualitas keagamaan melalui

kajian syariat Islam.

Sedangkan untuk memudahkan perusahaan dalam mencapai target

kegiatan pemasaran yang telah dirumuskan, BMT Al-Ittihad melakukan

perumusan dalam memilih dan menetapkan pasar yang dituju dengan

menggunakan pensegmentasian, targeting, dan positioning, serta menerapkan

marketing mix atau bauran pemasaran jasa yang terdiri atas tujuh unsur yaitu:

produk, harga, promosi, tempat, orang, proses dan bukti fisik. Perumusan

strategi pemasaran tersebut bertujuan untuk memudahkan perusahaan dalam

menarik dan meningkatkan jumlah nasabah serta mempertahankan nasabah

yang sudah ada.

Berikut pelaksanaan strategi pemilihan dan penetapan pasar sasaran

yang meliputi:

1. SEGMENTASI, TARGETING, POSITIONING BMT AL-ITTIHAD

RUMBAI

a. Segmentasi
70

Segmentasi yang dilakukan oleh BMT Al-Ittihad Rumbai

dipilih berdasarkan letak variabel geografis, seperti halnya di

Pekanbaru khususnya dan Duri. Selain berdasarkan geografis pihak

BMT Al-Ittihad juga melakukan segmentasi berdasarkan demografis,

segmentasi demografis ini memberikan gambaran bagi pemasaran

kepada siapa produk jasa akan dipasarkan dan ditawarkan. Penentuan

segmen pasar dikelompokkan kepada masyarakat yang memiliki jenis

pekerjaan pedagang atau wirausaha dari mulai skala besar, menengah

dan kecil.80

Selain itu, bukan hanya jenis usaha, tetapi dari segi

penghasilan juga pihak BMT Al-Ittihad memiliki segmen tertentu.

Segmentasi berdasarkan tingkah laku atau karakter anggota juga

merupakan hal yang menjadi segmen pasar bagi perusahaan.

segmentasi ini diterapkan khususnya bagi anggota yang hendak

melakukan pembiayaan.

b. Targeting

Berdasarkan segmentasi yang telah dilakukan, maka target

pasar yang diambil oleh BMT Al-Ittihad untuk akad pembiayaan

adalah pengusaha atau pedagang yang memiliki skala usaha kecil,

menengah atau besar serta pegawai atau karyawan yang mempunyai

penghasilan tetap. Sedangkan untuk akad penghimpunan dana

(tabungan), BMT Al-Ittihad tidak menetapkan target khusus segmen

80
Hasil wawancara Bapak Indra, Manager BMT AL-Ittihad, tanggal 05 Maret 2018.
71

mana yang menjadi target pasarnya. Dengan kata lain, untuk akad

penghimpunan dana BMT Al-Ittihad dapat melayani semua segmen

pasar, yakni masyarakat umum semua lapisan, baik masyarakat

bawah, menengah atau kalangan atas.

Selain itu, BMT Al-Ittihad juga memilih target pasar kepada

anggota yang bertempat tinggal yang masih dapat dijangkau dari

kantor BMT Al-Ittihad, tetapi BMT Al-Ittihad juga tidak serta merta

paten dengan aturan tersebut, jika ada nasabah yang rumahnya jauh

atau di luar wilayah target pasarnya, tapi pihak BMT sudah mengenal

kepribadiannya maka dapat dilayani.81

c. Positioning

Dalam rangka menciptakan kesan dan image tersendiri dalam

pikiran konsumennya sesuai dengan yang diharapkan, BMT Al-Ittihad

mensosialisasikan dirinya sebagai mitra bisnis yang amanah dan

maslahah, memposisikan dirinya sebagai lembaga keuangan yang

tugas pokok kegiatannya simpan pinjam. Sehingga BMT Al-Ittihad

merupakan solusi terbaik untuk memberikan berbagai fasilitas produk

dan jasa kepada masyarakat dengan menggunakan sistem bagi hasil

dalam proses yang cepat, serta BMT Al-Ittihad juga tidak

memberlakukan denda dan Assuransi.

81
Hasil Wawancara dengan Bapak Martin, Kepala Cabang Pembiayaan, tanggal 05
Maret 2018.
72

Selain itu, perumusan strategi tersebut mengacu dengan bauran

pemasaran yang akan memberikan arah dalam melakukan kegiatan

pemasarannya.

2. PELAKSANAAN BAURAN PEMASARAN BMT AL-ITTIHAD

Selain melakukan segmentasi, targeting dan positioning dalam

kegiatan pemasarannya, BMT Al-Ittihad juga mengembangkan bauran

pemasaran (marketing mix). Hal ini dilakukan untuk memudahkan

perusahaan dalam mencapai target pasar yang telah dirumuskan. Dalam

menerapkan bauran pemasarannya, BMT Al-Ittihad memiliki beberapa

strategi antara lain: strategi produk, harga, tempat, dan promosi,

(Wawancara bapak Indra selaku manajer BMT Al-Ittihad Rumbai, 05

Maret 2018).82

a. Produk

Ada dua produk inti yang dimiliki BMT Al-Ittihad, yakni

produk simpanan dan produk pembiayaan, yang didasarkan pada

prinsip syariah. Penerapan strategi pemasaran produk simpanan

ataupun pembiayaan yang dilakukan oleh BMT Al-Ittihad adalah

dengan menampilkan mutu dan kelebihan dari produk-produk tersebut.

Produk simpanan mudharabah terdiri dari beberapa macam

diantaranya, yaitu: Simpanan Mudharabah Biasa, Mudharabah

Pendidikan, Mudharabah Haji, Mudharabah Umrah, Mudharabah

Wisata, Mudharabah Perumahan dan Mudharabah Qurban. Sedangkan

82
Hasil Wawancara dengan Bapak Indra, Manager BMT Al-Ittihad, tanggal 05 Maret
2018.
73

Produk Pembiayaan terdiri dari Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan

Musyarakah, Pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil dan Pembiayaan Al-

Qordul Hasan. BMT Al-Ittihad dalam penghimpunannya memiliki

suatu lembaga Pengumpulan dan Penerimaan Zakat, Infak dan

Shadaqah yaitu PIZSA.

b. Harga

Setiap BMT perlu memikirkan tentang penetapan harga atau

biaya pada produknya secara tepat, karena biaya yang tidak tepat akan

berakibat tidak menarik para calon anggota untuk bergabung ke BMT

dan menggunakan produknya. Hal ini tidak berarti pula bahwa pihak

BMT harus menetapkan harga serendah mungkin. Oleh karena itu,

penentuan harga atau biaya haruslah dipikirkan matang-matang.

BMT Al-Ittihad dalam menetapkan simpanan pokok dan

simpanan wajib bagi calon anggota dan anggota memiliki nilai

kompetitif. Dalam penerapannya terhadap tabungan apapun tidak

memberlakukan bea administrasi, sehingga anggota tidak berkurang

saldonya setiap bulannya. Selain itu, untuk keterlambatan dalam

membayar angsuran pembiayaan BMT Al-Ittihad tidak

memberlakukan denda.

Untuk akad pembiayaan BMT Al-Ittihad mengambil

keuntungan yang sewajarnya, meski memiliki selisih keuntungan yang

tidak terlalu banyak dengan lembaga keuangan lain, harga yang


74

ditawarkan oleh BMT Al-Ittihad dapat menjadi media pengaruh

pandangan masyarakat terhadap produk yang ada. Sebagaimana

diungkapkan oleh Ibu Sukowati selaku nasabah BMT Al-Ittihad

bahwa:

“besarnya keuntungan BMT Al-Ittihad waktu melakukan


pembiayaan hampir sama dengan yang lain”
(Wawancara Ibu Sukowati selaku nasabah BMT Al-Ittihad, 05
Agustus 2018).
Pendapat lain juga disampaikan oleh Ibu Syifa selaku nasabah

BMT Al-Ittihad yang menyatakan bahwa:

“kalau dibandingkan dengan yang lain, di sini lebih ringan harga


asli ditambah keuntungannya sewaktu saya melakukan
pembiayaan”
(Wawancara Ibu Syifa selaku nasabah BMT Al-Ittihad 05
Agustus 2018).

Adanya strategi penetapan harga tersebut telah terbukti mampu

memperluas pasar karena harga yang fleksibel, harga yang bisa

dijangkau semua kalangan masyarakat dari kalangan menengah ke

bawah sampai menengah ke atas. Hal ini ditunjukkan dengan adanya

peningkatan pertumbuhan jumlah Aset dan Jumlah anggota setiap

tahunnya.

c. Tempat

Tempat mencakup saluran distribusi yang merupakan salah satu

faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan

dengan menyampaikan produk kepada masyarakat atau konsumen.

Keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi

para pelanggan potensial meliputi keputusan lokasi fisik dimana


75

sebuah perusahaan harus didirikan. Penentuan lokasi kantor beserta

sarana dan prasarana pendukung menjadi sangat penting. Hal ini

disebabkan agar konsumen mudah menjangkau setiap lokasi yang ada.

Lokasi BMT Al-Ittihad juga memiliki relevansi terhadap

kinerja, khususnya dalam bidang pemasaran. Meskipun promosi yang

dilakukan oleh BMT Al-Ittihad dengan menggunakan sistem jemput

bola yang diterapkan dalam melayani para anggotanya, hal ini tidak

lantas menjadi indikator dari tidak berpengaruhnya lokasi BMT Al-

Ittihad. Lokasi kantor yang berada di pusat perekonomian

memudahkan para karyawan BMT Al-Ittihad untuk melakukan

mobilitas jemput bola anggota dan juga memudahkan anggota dalam

melakukan akses ke BMT Al-Ittihad. Hal ini sesuai dengan yang

dikatakan Fandy Tjiptono bahwa keputusan distribusi harus

menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan

potensial. Penyediaan perusahaan jasa haruslah mementingkan tempat

saluran distribusi guna mengembangkan bisnis yang dijalankan,

dengan tempat yang strategis nasabah dapat berinteraksi dengan

mudah.83

BMT Al-Ittihad dalam meningkatkan kemampuan distribusi

produk dan layanan didukung oleh tempat atau letak kantor yang

strategis, yaitu di Kompleks Chevron, kantor Cabang Rumbai di Jalan

Sembilang No 107 , kantor Cabang panam di Jalan Delima No 138,

83
Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa, Prinsip, Penerapan dan Penelitian, (Yogyakarta:
Andi Publisher, 2014), hlm. 43.
76

dan kantor Cabang Duri di Jalan Mawar No 9 yang merupakan pusat

kegiatan perekonomian masyarakat, sarana yang mudah dijangkau oleh

transportasi umum, lingkungan yang baik untuk mengembangkan

bisnis usaha. Dengan kelebihan dan keunggulan dari saluran distribusi

atau tempat, masyarakat akan dapat mengetahui dan menjangkau

dengan mudah keberadaan BMT Al-Ittihad. Sehingga tidak menuntut

kemungkinan masyarakat akan lebih mudah tertarik dan bergabung

menjadi anggotanya.

d. Strategi Promosi

Promosi merupakan bagian dari marketing mix. Kegiatan ini

merupakan kegiatan yang sama penting dengan ketiga kegiatan di atas,

baik produk, harga, dan distribusi. Oleh karena itu, promosi

merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik dan

mempertahankan anggotanyanya. Dalam menghadapi persaingan,

BMT Al-Ittihad juga melakukan promosi. Sarana promosi yang

digunakan oleh BMT Al-Ittihad dalam memasarkan produk-

produknya, meliputi: Memberikan brosur kepada masyarakat atau

calon anggota, memasang spanduk yang diletakkan ditempat-tempat

strategis, penjualan pribadi (Personal Selling) dengan mengadakan

silaturahmi keberbagai tempat seperti sekolah, pondok pesantren,


77

majelis taklim dan lainnya, dan menseponsori kegiatan-kegiatan

Islam.84

a) Memberikan brosur kepada masyarakat atau calon anggota

Brosur, diberikan kepada setiap anggota dan calon anggota

yang datang ke kantor. BMT Al-Ittihad menampilkan bentuk

brosur semenarik mungkin yaitu dengan susunan layout brosur

yang menggunakan tata warna, design, kata-kata, dan grafis yang

baik agar menimbulkan kesan eksklusif sehingga konsumen

tertarik untuk membacanya. Brosur tersebut memuat tentang

persyaratan, hak dan kewajiban, produk, keuntungan, dan

keistimewaan serta fasilitas-fasilitas yang diberikan.

Dengan demikian, para anggota atau calon anggota dapat

mengenal dan mengetahui hak dan kewajiban menjadi anggota

serta produk yang ada di BMT Al-Ittihad berdasarkan informasi

yang didapatkan dari brosur tersebut.

b) Memasang spanduk

BMT Al-Ittihad menggunakan spanduk yang dipasang di

tempat-tempat yang banyak dikunjungi masyarakat umum seperti

di pusat kota, perguruan tinggi, majlis taklim, pedagang, baik

pengusaha kecil, menengah maupun pedagang besar.

c) Penjualan Pribadi (Personal Selling)

84
Hasil Wawancara dengan Bapak Martin, Kepala Cabang Pembiayaan, tanggal 05
Maret 2018.
78

Kegiatan pemasaran yang dilakukan secara Personal

Selling mendatangi toko para pedagang di pasar atau di toko-toko

masyarakat pribadi untuk mempromosikan produk jasanya. Selain

itu juga dengan mengadakan silaturrahmi ke berbagai tempat

seperti sekolah, pondok pesantren, majelis taklim, dan lembaga-

lembaga pendidikan baik formal maupun non formal dalam

rangka memperkenalkan keberadaan BMT Al-Ittihad serta

produk-produk yang ditawarkannya.

Melalui personal selling ini juga BMT Al-Ittihad

melakukan strategi jemput bola. Maksudnya, seorang karyawan

mendatangi nasabahnya yang hendak melakukan transaksi.

d) Menjadi sponsor kegiatan Islami

Kegiatan sponsor yang dilakukan oleh BMT Al-Ittihad

adalah dengan melalui kegiatan amal yaitu santunan anak yatim.

Tujuan ini memberikan kepercayaan kepada masyarakat. Selain

bertujuan untuk meningkatkan profit, juga mengedepankan sosial

masyarakat dengan memberikan santunan kepada anak yatim.

e. Strategi people (SDM)

Untuk meningkatkan SDM guna menunjang usaha-usahanya

maka BMT Al-Ittihad memberikan pelatihan-pelatihan internal BMT,

mengikutsertakan kryawannya dalam pelatihan-pelatihan yang

diselenggarakan baik dinas koperasi kota Pekanbaru maupun nasional,


79

serta mengadakan studi banding ke lembaga keuangan lainnya yang

lebih maju.

f. Strategi process (proses)

Alur proses pembukaan rekening dan pengajuan pembiayaan

BMT Al-Ittihad cukup beragam dan mudah, dapat dilihat dari segi

persyaratan yang dibutuhkan. Dengan kata lain, nasabah diberi

kemudahan dalam persyaratan pembukaan rekening dan pengajuan

pembiayaan. Alur pembukaan rekening terbagi menjadi 2 jenis yaitu

walk in kantor dan melalui marketing.

Walk in kantor yaitu dimana seorang nasabah datang langsung

ke kantor dan melakukan pembukaan rekening sendiri, sedangkan

melalui marketing dimana marketing mendatangi nasabah langsung ke

tempat usaha atau rumahnya dan nasabah menitipkan form

pembukaan secara lengkap. Sedangkan untuk pengajuan pembiayaan

nasabah harus langsung datang sendiri ke kantor dan untuk pencairan

pengajuan pembiayaan sekitar tiga sampai 14 hari setelah pengajuan.

g. Strategi physical evidence (Bukti fisik)

BMT Al-Ittihad dalam menumbuhkan rasa percaya anggotanya,

memberikan bukti fisik dalam bentuk penampilan staf yang rapi dan

sopan serta dekorasi internal bangunan yang atraktif serta peralatan

kantor yang lengkap dan memadai.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Strategi Pemasaran

dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Anggota BMT Al-Ittihad


80

1. Faktor Pendukung

Berdasarkan hasil wawancara dari Bapak Martin selaku Kepala

Bagian Pembiayaan BMT Al-Ittihad bahwa faktor pendukung dalam

pelaksanaan strategi pemasaran dalam upaya meningkatkan jumlah

anggota BMT Al-Ittihad adalah:

a) Memiliki 4 Kantor Cabang

Tiga kantor yang dimiliki BMT Al-Ittihad di Pekanbaru terdiri

dari 1 (satu) kantor pusat dan 2 (dua) kantor cabang, dan untuk diluar

Pekanbaru kantor cabang Duri terletak di Jalan Mawar No 9. Dengan

banyaknya kantor cabang ini diharapkan agar mampu menguasai

segmen pasar yang luas, juga mempermudah bagi para anggota atau

calon anggota yang ingin bertransaksi.

b) Lokasi yang mudah dijangkau

Letak kantor pusat dan kantor Cabang BMT Al-Ittihad yang

berada di di jalan-jalan yang mudah di tempuh merupakan lokasi yang

strategis. Jarak BMT Al-Ittihad tidak jauh dari kota dan berada di

sekeliling pasar, perumahan, sekolahan dan pegawai wiraswasta, yang

sangat mempermudah BMT Al-Ittihad dalam menghimpun dana dan

penyaluran dana melalui produk-produk yang dimilikinya.

Dengan letak yang strategis ini, BMT Al-Ittihad lebih efektif

dan efisien dalam memasarkan produk-produknya, karena masyarakat

bisa dengan mudah mengetahui keberadaan BMT Al-Ittihad, sehingga


81

tidak menutup kemungkinan masyarakat akan lebih mudah tertarik

dan bergabung menjadi anggotanya.

c) Harga yang kompetitif

Untuk penetapan harga simpanan pokok dan simpanan wajib

bagi para anggota dan calon anggota BMT Al-Ittihad mempunyai

harga yang kompetitif bila dibanding dengan BMT lainnya. Simpanan

pokok yang ditetapkan oleh BMT Al-Ittihad sebesar Rp. 50.000,

simpanan wajib juga sebesar Rp. 50.000. Ini merupakan harga yang

dapat mudah dijangkau oleh berbagai kalangan masyarakat.

d) Tidak memberlakukan denda dan Asuransi

Tidak diberlakukannya denda bagi anggota/nasabah yang

melakukan pembayaran pembiayaan setiap bulannya apabila terjadi

keterlambatan pembayaran. Hal ini dilakukan BMT Al-Ittihad agar

sistem operasional yang dijalankan benar-benar sesuai dengan syariah

Islam.

“Bila ada anggota yang tidak membayar angsurannya bulan ini

misalnya, kami tidak langsung memberi denda. Selagi ada komunikasi

yang baik dengan pengurus, kami bisa terima.”85

e) Masyarakat tertarik pada lembaga keuangan yang berbasis syariah.

Masyarakat mulai tertarik dengan lembaga keuangan syariah

khususnya BMT ini karena masyarakat yakin bahwa suatu lembaga

yang operasionalnya berbasis syar’i pasti akan lebih mendatangkan

85
Hasil Wawancara dengan Bapak Indra, Manager BMT Al-Ittihad. Tanggal 05 Maret
2018.
82

keamanan dan kenyamanan. Ditambah lagi tidak adanya unsur denda

atau bunga pada transaksinya. Perhitungannya dengan cara bagi hasil

dan landasan hukumnya yang berdasarkan kepada Al-Qur’an dan

Sunah Rasul sebagaimana hukum Islam.

f) Segmen pasar yang relatif luas

Banyaknya masyarakat Kota Pekanbaru dan sekitarnya yang

mempunyai bisnis, baik skala menengah maupun ke bawah. Hal ini

dapat menjadi peluang besar bagi BMT Al-Ittihad untuk menyalurkan

produk jasanya bagi masyarakat yang membutuhkan modal guna

untuk mengembangkan usahanya.

g) Teknologi semakin berkembang

Teknologi yang semakin berkembang menjadi faktor pendukung

bagi penjualan produk atau bagi BMT Al-Ittihad khususnya, karena

dengan teknologi yang semakin berkembang sistem promosi akan

menjadi semakin mudah sehingga produk akan mudah dijual dan

dipasarkan. Oleh karena itu, bagaimana suatu manajemen mampu

masuk ke dalam peluang tersebut.

h) Aplikasi BMT Al Ittihad pada smartphone

Seiring berkembangnya zaman teknologi yang berkembang,

BMT Al-Itihad membuat dan mengembangkan applikasi BMT Al-

Ittihad pada Smartphone sesuai dengan sistem syariah. Untuk

mempermudah para anggota/nasabah dalam bertransaksi, baik

menabung, meminjam ataupun membayar angsuran. Hal ini dilakukan


83

untuk memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi pendanaan,

sehingga menjadikan nasabah rajin menabung dan memudahkan

nasabah pembiayaan dalam melakukan angsuran, sehingga dapat

mengurangi kemungkinan terjadinya pembiayaan macet.

i) Pelayanan prima terhadap anggota

BMT Al-Ittihad selalu memberikan pelayanan prima kepada

setiap anggotanya serta selalu membina hubungan baik dengannya.

Dalam memberikan pelayanan kepada anggota/nasabah, BMT Al-

Ittihad menampilkan tampilan yang menarik, sopan-santun, ramah-

tamah, adil dan cepat dengan etika yang baik sehingga

anggota/nasabah puas dengan pelayanan yang diberikan.

Selain itu, dalam rangka memberikan pelayanan ekstra kepada

anggota/nasabahnya, BMT Al-Ittihad juga menerapkan sistem jemput

bola, yaitu mendatangi nasabah yang ingin bertransaksi.

2. Faktor Penghambat

Berdasarkan hasil wawancara dari Bapak Martin selaku Kepala

Bagian Pembiayaan BMT Al-Ittihad bahwa faktor penghambat dalam

pelaksanaan strategi pemasaran dalam upaya meningkatkan jumlah

anggota BMT Al-Ittihad adalah:

a) Sistem yang serba online, apabila mati lampu akan menghambat.

Sistem yang serba online, memang akan menunjang sistem

operasioanal dalam membutuhkan informasi, namun masih terkendala


84

jika mati lampu dengan tiba-tiba maka sistem akan “eror” untuk

sementara dan diharuskan menunggu untuk dapat pulih kembali.

b) Minimnya inovasi produk dibidang pemasaran.

BMT Al-Ittihad belum mampu mengembangkan produk-produk

baru yang inovatif yang mampu meningkatkan daya saing dengan

lembaga keuangan berskala besar serta lembaga keuangan mikro

lainnya. Produk-produk yang dimiliki BMT Al-Ittihad masih paten

dengan produk-produk yang dimiliki lembaga keuangan syariah

lainnya.

c) Promosi melalui media cetak dan elektronik kurang aktif.

Promosi yang baik dan efektif pasti akan mendapatkan hasil

yang memuaskan. Selain itu dengan promosi produk yang dijual akan

dikenal orang banyak dan bisa jadi akan membuat tingkat penjualan

meningkat. BMT Al-Ittihad pada saat sekarang dirasakan kurang aktif

dalam mempromosikan produk jasanya melalui media cetak ataupun

elektronik, hal yang dilakukan oleh BMT Al-Ittihad dalam

memasarkan produknya hanya dengan bantuan marketing dan

menggunakan brosur dan spanduk.

d) Tingkat persaingan tinggi

Persaingan yang dihadapi BMT Al-Ittihad berasal dari sesama

BMT dan lembaga keuangan mikro lainnya maupun dengan bank

umum yang memiliki unit usaha kecil atau cabang di daerah pedesaan.

e) Belum bisa serta-merta membuka cabang baru.


85

Belum bisa serta-merta membuka cabang baru, karena sebagai

unit bisnis harus memperhitungkan untung rugi. Sebagaimana yang

dijelaskan oleh Bapak Martin selaku Kepala Bagian Pembiayaan

BMT Al-Ittihad “Sebagai contoh saat ini ada banyak permintaan dari

Dumai untuk membuka cabang baru disana, tetapi evaluasi kita

ternyata Cost nya masih tinggi, maka kita urungkan dulu untuk

membuka cabang disana” ujarnya.

f) Pengetahuan masyarakat masih minim tentang BMT Al-Ittihad

Pengetahuan masyarakat masih minim tentang BMT Al-Ittihad

adalah salah satu kendala yang sangat besar bagi keberadaan bank

syariah. Hal ini diketahui ketika proses promosi ke masyarakat

terutama pedagang pasar, masih terdapat masyarakat dan pedagang

yang tidak mengetahui keberadaan BMT Al-Ittihad dan produk-

produknya, sehingga marketer harus bekerja keras menjelaskan secara

detail tentang BMT Al-Ittihad dan produk-produknya. Selain itu,

masih banyak masyarakat yang menganggap sistem BMT sama

dengan bank konvensional.

D. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA

MENINGKATKAN JUMLAH ANGGOTA BMT AL-ITTIHAD

MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

Dalam ilmu ekonomi perilaku konsumen muslim tidak bisa dipisahkan

dari pergerakan pasar karena hubungan konsumen dan produsen dalam pasar

saling berhubungan satu sama lain. Rasulullah shalallahu alaihi wassalam


86

melarang harga yang di rekayasa agar menguntungkan pedagang. Oleh karena

ingin untung besar sekelompok pedagang sengaja menimbun barang supaya

harganya melonjak. Jelas sekali praktek ini merugikan banyak pihak. Oleh

karena itu, sasaran yang hendak dicapai dari pergerakan pasar menurut

perspektif ekonomi Islam ialah kebahagian bagi semua manusia, dalam hal

ini terdiri dari konsumen dan prosuden, tanpa mencidrai satu pihak manapun.

Kebahagiaan adalah keinginan semua manusia yang akan dicapai jika

manusia itu mampu membatasi dirinya terhadap bentuk-bentuk

kemungkaran.86

Pemasaran adalah bagian dari aktivitas ekonomi khususnya jual beli.

Pada dasarnya Islam sangat menghargai mekanisme dalam perdagangan.

Penghargaan tersebut berangkat dari ketentuan Allah Swt, bahwa perniagaan

harus dilakukan dengan adil dan suka sama suka.87

Pemasaran dalam Syariah Islam pada dasarnya termasuk ke dalam

kategori mu’amalat yang hukum asalnya adalah boleh berdasarkan kaidah

fiqh yakni pada dasarnya segala hukum dalam muamalah adalah boleh,

kecuali ada dalil yang mengharamkannya. Oleh karena itu segala bentuk

pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah anggota atau

konsumen adalah boleh kecuali ada dalil-dalil yang melarangnya. BMT Al-

Ittihad melakukan strategi pemasaran dalam upaya meningkatkan jumlah

anggotanya yakni:

1. Strategi Produk
86
Nenet Triana, Persaingan dan Strategi Pemasaran Usaha Tanaman Hias Menurut
Perspektif Ekonomi Islam (Jurnal Hukum Islam Fakultas Syariah dan Hukum: 2013), hlm. 511.
87
Ibid., hlm. 511.
87

Strategi produk yang dilakukan oleh BMT Al-Ittihad khususnya

pada akad murabahah dengan memprioritaskan produk yang dibutuhkan

oleh pangsa pasarnya yakni masyarakat. Produk yang ditawarkan pada

akad murabahah seperti barang dagang, mobil, sepeda motor, komputer,

laptop, AC, televisi dan perlengkapan kantor lainnya, namun demikian,

yang paling diminati oleh pangsa pasar adalah pembelian barang dagang,

sepeda motor dan mobil.

Dalam Islam, barang yang dijual haruslah memberikan manfaat

yang baik, tidak mudharat atau membahayakan bagi para konsumen, baik

dari sisi kesehatan maupun moral. Produk yang dipasarkan atau

ditukarkan haruslah produk yang halal dan memiliki mutu atau kualitas

yang terbaik, bukan sebaliknya demi mendapatkan keuntungan yang

sebanyak-banyaknya untuk laku menurunkan kualitas suatu produk. Dan

kualitas mutu produk yang akan dipasarkan itu juga harus mendapat

persetujuan bersama antara kedua belah pihak, antara penjual dan

pembeli produk tersebut.88

Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan manusia untuk

memakan makanan yang bersih, mengambil jalan yang suci dan sehat,

sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Al-Mu’minun (23): 51 sebagai

berikut:

88
Ita Nurcholifah, Strategi Marketing Mix Dalam Perspektif Syariah (Jurnal
Khatulistiwa-Journal Of Islamic Studied, 2014), hlm. 79.
88

ِ‫َّيِبت‬
‫َ آ لط‬ ‫ْا م‬
‫ِن‬ ُُ
‫لو‬ ‫ك‬
......ۖ ‫اا‬
‫ِح‬‫َل‬
‫ْاص‬‫لو‬َُ
‫ْم‬‫َع‬
‫َا‬‫و‬
Artinya: “Makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal
yang saleh” (QS. Al-Mu’minun: 51)

BMT Al-Ittihad sebagai lembaga keuangan berbasis Syariah

selalu memasarkan produk-produk yang halal seperti Pembiayaan

Mudharabah, Pembiayaan Murabahah, dan Musyarakah. Meskipun

produk BMT Al-Ittihad masih terbatas, akan tetapi produk yang ada telah

sesuai dengan syariah.

BMT Al-Ittihad dalam menyampaikan informasi mengenai

produknya kepada calon anggota atau nasabah menyampaikan

keunggulan-keunggulan produk secara tepat tanpa meninggalkan

kejujuran. Hal ini sesuai dengan sifat nabi Muhammad SAW yaitu

Tabligh atau komunikatif.

2. Strategi Harga

Strategi harga yang telah dilakukan oleh BMT Al-Ittihad adalah

dengan menetapkan harga yang dapat dijangkau oleh konsumennya.

Seperti penetapan harga pada pembukaan buku rekening simpanan

wadiah sebesar Rp 15.000.89

Islam memandang bahwa harga merupakan suatu kesepakatan

mengenai jual beli barang atau jasa dimana kesepakatan tersebut haruslah

89
Hasil wawancara Bapak Indra, Manager BMT Al-Ittihad, 05 Maret 2018.
89

di ridhai oleh kedua belah pihak yakni penjual dan pembeli. Menurut

Ibnu Taimiyyah “Besar kecilnya kenaikan harga tergantung pada

besarnya perubahan permintaan dan penawaran. Bila seluruh transaksi

telah sesuai dengan aturan, kenaikan harga yang terjadi merupakan

kehendak Allah”.90

Namun demikian, kenaikan harga barang yang disebabkan oleh

penjual tidak dibenarkan dalam Islam. Seperti rekayasa pasar dalam

penawaran yang terjadi bila penjual mengambil keuntungan diatas

keuntungan normal dengan cara mengurangi penawaran dengan

menimbun barang agar barang yang dijual naik. Hal ini dalam istilah fiqh

disebut ikhtikar.91

BMT Al-Ittihad telah menetapkan harga yang wajar dan tidak ada

unsur rekayasa pasar dalam bentuk monopoli harga. Hal tersebut dapat

dilihat dari salah satu produknya yakni pada akad Murabahah seperti

penjualan sepeda motor mengambil keuntungan yang wajar yakni sebesar

Rp 3.000.000. Pada produk simpanan wadiah BMT Al-Ittihad juga

menetapkan harga yang terjangkau, untuk pembukaan rekening simpanan

wadiah yakni sebesar Rp 15.000. BMT Al-Ittihad juga tidak melakukan

penimbunan barang (ikhtikar) supaya harga barang menjadi tinggi. Oleh

karena itu, strategi yang telah ditetapkan oleh BMT Al-Ittihad telah

sesuai dengan syari’at Islam.

90
Tsaqafah “Harga Pasar Menurut Ibnu Taimiyyah”, diakses pada 19 maret 2018 dari
http://Hidayatullah.com/artikel/2010/09/22/1309/harga-pasar-menurut-ibnu-taimiyyah.
91
Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan, Edisi-3 (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada: 2010), hlm. 34-35.
90

3. Strategi Lokasi

BMT Al-Ittihad telah melakukan strategi lokasi, baik pada

kantornya maupun pada distribusi produk Pembiayaan. Strategi lokasi

yang dilakukan oleh BMT Al-Ittihad adalah memilih daerah yang paling

banyak dikunjungi oleh masyarakat, yaitu pusat-pusat perekonomian.92

Dalam perspektif Syariah, saluran pemasaran atau lokasi

perusahaan bisa dimana saja asalkan tempat tersebut bukan tempat yang

dipersengketakan keberadaannya. Islam juga lebih menekankan pada

kedekatan perusahaan dengan pasar.93

Berdasarkan hasil pengamatan penulis, lokasi kantor-kantor BMT

Al-Ittihad cukup strategis sehingga mudah dijangkau oleh para

konsumen. BMT Al-Ittihad juga tidak menempati lokasi yang dapat

merugikan orang lain. Sengan demikian, strategi lokasi yang telah

dilakukan oleh BMT Al-Ittihad telah sesuai dengan Syariat Islam.

4. Strategi Promosi

Strategi promosi yang telah dilakukan BMT Al-Ittihad adalah

dengan media periklanan seperti spanduk dan brosur, strategi promosi

melalui komunikasi pribadi (personal selling), serta menjadi sponsor

kegiatan-kegiatan Islam.94

92
Hasil wawancara Bapak Indra, Manager BMT Al-Ittihad, 05 Maret 2018.
93
Ita Nurcholifah, Strategi Marketing Mix Dalam Perspektif Syariah (Jurnal
Khatulistiwa-Journal Of Islamic Studied, 2014), hlm. 82.
94
Hasil Wawancara Bapak Martin selaku Kepala Bagian Pembiayaan BMT Al-Ittihad,
tanggla 05 Maret 2018
91

Promosi dalam perspektif syariah merupakan suatu upaya

menyampaikan informasi yang benar terhadap produk barang atau jasa

kepada calon konsumen atau pelanggan. Berkaitan dengan itu, maka

ajaran Islam sangat menekankan agar menghindari unsur penipuan atau

memberikan informasi yang tidak benar bagi para calon konsumen atau

pelanggan. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam QS. Al-Ahzab

(33): 70-71 sebagai berikut:َ‫ي‬

ٰ‫ْا‬
َ‫ّلل‬ ‫ُو‬ َّ ْ
‫اتق‬ ‫ُو‬
‫من‬َ‫ءا‬َ َ‫ين‬ِْ َّ ‫ها‬
‫الذ‬ َ‫ي‬َُّ
‫ٰٓأ‬
‫يى‬َ
ْ
‫ِح‬‫ْل‬
‫يص‬ُ ‫۝‬٠٧‫دا‬ ‫يا‬
ِْ ‫َو‬
‫ْاًلسَد‬ ‫ْاق‬‫ُْلو‬‫ُو‬‫َق‬‫و‬
‫ُم‬
ْ ‫َْلك‬
‫ِر‬‫ْف‬
‫يغ‬ََ
‫ْ و‬ ‫ُم‬
‫لك‬ ََ ‫َع‬
‫ْم‬ ‫ْ أ‬ ‫ُم‬‫َلك‬
‫َْله‬
‫َسُو‬
‫َر‬‫ّللَ و‬
ٰ‫ِ ا‬ ‫ِع‬
‫يط‬ُ ‫من‬ََ
‫ْ و‬‫ُم‬
‫بك‬َْ
‫نو‬ُُ
‫ذ‬
‫۝‬۱٧‫ا‬ ‫ْم‬
‫ِي‬ ‫ااع‬
‫َظ‬ ‫َو‬
‫ْز‬ ‫َ ف‬‫َاز‬
‫دف‬َْ
‫َق‬‫ ف‬٬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada
Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar, niscaya Allah
memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni
bagimu dosa-dosamu. dan Barangsiapa mentaati Allah dan
Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat
kemenangan yang besar”.
(QS. Al-Ahzab: 70-71)95

Ayat diatas dapat menjadi acuan untuk upaya promosi yang

dilakukan oleh perusahaan baik dalam hal menjual produk atau jasa

kepada publik agar memberikan informasi yang benar dan akurat,

95
Al-Qur’anul dan Terjemahannya, Departemen Agama RI.
92

sehingga tidak mengandung unsur penipuan yang dapat merugikan

konsumen atau pelanggan.96

Dalam melakukan promosi, BMT Al-Ittihad selalu menekankan

pada prinsip kejujuran, transparan dan menjelaskan apa adanya. Hal

tersebut dapat dilihat dari cara BMT Al-Ittihad memberikan informasi

kepada anggota/nasabah sesuai dengan kenyataan.

a) Shiddiq atau jujur, SDM BMT Al-Ittihad dalam menyampaikan

produknya kepada masyarakat dilakukan dengan jujur, sehingga

tidak ada masyarakat yang sudah menjadi anggota merasa tertipu,

menyampaikan berbagai macam produk beserta fungsinya sesuai

dengan apa yang didapat dan dirasa anggota.

b) Amanah atau dapat dipercaya, SDM BMT Al-Ittihad dinilai sangat

amanah oleh anggota, hal ini ditandai dengan penjemputan berkas,

dana setoran, dana pembiayaan yang dijemput tepat waktu serta

diproses dengan cepat, sehingga jelas pembukuannya maupun

penjagaannya. Dalam Rapat Acara Tahunan (RAT) Akhir tahun pun

BMT Al-Ittihad tidak mengurangi hak anggota, baik itu berupa hasil

pembiayaan, fee, jasa ataupun bagi hasil. Semua dijelaskan dengan

rinci.

c) Fathanah atau Cerdas SDM BMT Al-Ittihad dinilai cerdas, dari cara

berbicara, memahami, mengenal bahkan mampu menilai karakter

anggotanya.

96
Ita Nurcholifah, Strategi Marketing Mix Dalam Perspektif Syariah (Jurnal
Khatulistiwa-Journal Of Islamic Studied, 2014), hlm. 84.
93

d) Tabliq atau Komunikatif SDM BMT Al-Ittihad dalam

menyampaikan informasi produk kepada anggota maupun calon

anggota sangat aktif, memakai bahasa sederhana sehingga mudah

dipahami. Menjelaskan barbagai macam produk beserta keunggulan-

keunggulannya, dan terkadang memberi saran dalam penentuan

pengambilan produk.97

Dengan demikian, strategi promosi yang telah dilakukan oleh

BMT Al-Ittihad sesuai dengan Syari’at Islam.

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dan analisis tentang strategi pemasaran dalam

upaya meningkatkan jumlah anggota yang dilakukan, maka penulis dapat

menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Strategi pemasaran yang dilakukan BMT Al-Ittihad dalam upaya

meningkatkan jumlah anggotanya adalah dengan (a) Meningkatkan

pelayanan. (b) Menambah kantor cabang. (c) Meningkatkan kualitas

SDM. (d) Meningkatkan Promosi (e) Meningkatkan kualitas keagamaan

melalui kajian syariat Islam. Dengan menggunakan strategi tersebut

kegiatan pemasaran yang dilakukan BMT Al-Ittihad berjalan lebih

terarah dan efisien. Dengan berjalannya kegiatan pemasaran yang baik

97
Wawancara anggota yang sedang mengunjungi BMT Al-Ittihad Rumbai, Pada tanggal
06 Agustus 2018.
94

ini, BMT Al-Ittihad mampu menghadapi persaingan yang ketat serta

akan lebih mudah menarik masyarakat untuk bergabung dengan

perusahaannya. Sehingga hal ini akan berdampak pada peningkatan

jumlah anggota BMT Al-Ittihad. Hal ini terbukti dengan semakin

meningkatnya jumlah anggota BMT Al-Ittihad tiap tahunnya.

Peningkatan tersebut akan terus terjadi jika BMT Al-Ittihad semakin

gencar dan aktif dalam melakukan kegiatan pemasarannya. Selain

didasari pada konsep strategi pemasaran Segmentasi, Targeting,

Positioning (STP), BMT Al-Ittihad juga menerapkan konsep bauran

pemasaran (marketing mix) 4P yaitu (Product, Price, promotion and

Place) dan 3P (People, Physical evidence, and Process).

2. Faktor-faktor pendukung kegiatan pemasaran BMT Al-Ittihad, meliputi:

memiliki 4 kantor cabang, lokasi yang mudah dijangkau, harga yang

kompetitif, tidak memberlakukan denda dan Asuransi, masyarakat

tertarik pada lembaga keuangan yang berbasis syariah, segmen pasar

yang relatif luas, teknologi yang semakin berkembang, aplikasi BMT Al-

Ittihad pada smartphone, serta pelayanan prima terhadap anggota.

Sedangkan faktor-faktor penghambat dalam melaksanakan kegiatan

pemasaran BMT Al-Ittihad adalah minimnya inovasi produk dibidang

pemasaran, promosi melalui media cetak dan elektronik kurang aktif,

sistem serba online yang apabila mati lampu akan menghambat, tingkat

persaingan tinggi, belum bisa serta-merta membuka cabang baru serta

pengetahuan masyarakat masih minim tentang BMT Al-Ittihad. Dari


95

kedua faktor tersebut dapat dihasilkan formulasi alternatif strategi baru

yang dapat digunakan BMT Al-Ittihad dalam meningkatkan kegiatan

pemasarannya, di antaranya:

a) Memanfaatkan 4 kantor cabang untuk memperluas pangsa pasar.

b) Meningkatkan pelayanan prima kepada anggota dengan aplikasi

BMT Al-Ittihad pada smartphone dan tidak memberlakukan denda

serta memperluas pasar dengan menggunakan teknologi yang

semakin berkembang.

c) Menambah produk-produk inovatif yang kompetitif, dan

meningkatkan kegiatan promosi melalui media cetak dan elektronik

dengan memanfaatkan teknologi yang ada.

d) Mempertahankan sistem Aplikasi BMT Al-Ittihad pada smartphone

dan tidak memberlakukan denda untuk dapat memberikan pelayanan

yang baik sehingga dapat bersaing dengan para kompetitor yang terus

bertambah persaingan.

e) Meningkatkan inovasi produk dan kegiatan promosi yang sudah

dilakukan agar produk lebih sapat bersaing dengan produk

kompetitor.

3. Berdasarkan hasil analisis penulis terhadap strategi yang dilakukan oleh

BMT Al-Ittihad baik pada produk, harga, tempat dan promosi secara

keseluruhan strategi yang telah diterapkan sesuai dengan Syari’at Islam.

B. SARAN
96

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan

diatas, maka saran penulis adalah sebagai berikut:

1. BMT Al-Ittihad lebih giat lagi dalam melakukan kegiatan pemasarannya,

tidak hanya melalui personal selling saja, tetapi juga dengan

menggunakan alat promosi lainnya. Hal ini dikarenakan masih banyak

masyarakat yang belum mengetahui tentang sistem operasional BMT Al-

Ittihad serta produk-produknya.

2. Kembangkan konsep marketing mix 4P (Product, Price, Promotion, and

Place) dan 3P (People, Process, and Physical evidence).

3. Diharapkan kedepannya BMT Al-Ittihad dapat lebih aktif menjadi

sponsor kegiatan Islami dengan melalui kegiatan amal anak yatim, agar

masyarakat percaya bahwa kegiatan BMT Al-Ittihad tidak hanya mencari

profit oriented saja, tetapi juga memperhatikan kemashlahatan umat.

4. Respon dengan cepat dan jelas pertanyaan anggota atau calon anggota

yang mengajukan pertanyaan lewat media sosial.

IFAS KEKUATAN KELEMAHAN


(STRENGTH_S) (WEAKNES_W)
1.Memiliki 4 kantor 1.Minimnya inovasi
Cabang produk
2.Aplikasi BMT pada 2.Promosi melalui media
Smartphone cetak yang kurang aktif
EFAS
3.Lokasi yang mudah 3.Sistem serba online,
dijangkau mati lampu ofline
4.Harga yang kompetitif 4.Belum bisa semerta-
5.Tidak memberlakukan merta membuka cabang
denda baru
6.Pelayanan prima
terhadap anggota
PELUANG STRATEGI SO STRATEGIN WO
(OPPORTUNITY_O)
6. Segmen pasar yang 4. Memanfaatkan 4 kantor Menambah produk-
97

luas cabang untuk produk inovatif yang


7. Masyarakat tertarik memperluas pangsa kompetitif, sistem serba
pada lembaga pasar online apabilamati
keuangan syariah 5. Meningkatkan lampu ofline dan
8. Teknologi yang pelayanan prima kepada meningkatkan kegiatan
semakin berkembang anggota dengan promosi melalui media
Aplikasi BMT pada elektronik dengan
Smartphone dan tidak memanfaatkan
memberlakukan denda teknologi yang semakin
serta memperluas pasar berkembang .
dengan menggunakan
teknologi yang semakin
berkembang
ANCAMAN STRATEGI ST STRATEGI WT
(THREATH_T)
1.Tingkat persaingan Mempertahankan Meningkatkan inovasi
tinggi sistem Aplikasi BMT produk dan kegiatan
2.Pengetahuan Al-Ittihad pada promosi yang sudah
masyarakat masih smartphone dan tidak dilakukan agar produk
minim tentang BMT memberlakukan denda lebih dapat bersaing
Al-Ittihad untuk dapat dengan produk
memberikan pelayanan kompetitor.
yang baik sehingga
dapat bersaing dengan
para kompetitor yang
terus bertambah
persaingan

Anda mungkin juga menyukai