Anda di halaman 1dari 3

Disusun Oleh:

1. Ketty G
2. Subhan P
3. Herlambang C
4. Arafanggi C

Prinsip Operasional Lembaga Keuangan Syariah


Mekanisme lembaga keuangan yang bertujuan untuk mencari sebesar-besarnya keuntungan,
terkadang menabrak berbagai aturan syariah. Sehingga menyebabkan macam-macam muamalah
yang terlarang dalam Islam.

Pengaplikasian konsep syariah dengan kharaktetistik ekonomi syariah yang khas, dapat
menghindarkan lembaga keuangan dan pengunanya dari pelangaran aturan syariat.

Hal itu dapat terjadi melalui penerapan prinsip-prinsip operasional lembaga keuangan syariah
berikut ini:

1. Ta’awun
Pengertian Ta’awun menurut bahasa adalah tolong menolong.

Sedangkan secara istilah pengertian ta’awun adalah prinsip saling membantu sesama dalam
meningkatkan taraf hidup, yang dilakukan melalui mekanisne kerjasama ekonomi dan bisnis.

Hal ini sesuai dengan anjuran Al-Quran surat Al-Maidah ayat 2, yang bermakna tolong
menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, serta janganlah bertolong menolong dalam
berbuat keji dan permusuhan.

Contoh penerapan prinsip ta’awun pada LKS adalah akad tabarru pada produk pembiayaan al-
qardh bank syariah, dan skema ta’awun yang digunakan pada asuransi, sehingga pemegang polis
dapat memperoleh manfaat asuransi syariah.

2. Tijarah
Tijarah dalam kajian hukum Islam adalah suatu kegiatan mempertukarkan suatu barang berharga
dengan mata uang melalui cara-cara yang telah ditentukan. Kata ini berasal dari bahasa Arab,
yaitu tajara, tajran, tijaratan yang bermakna berdagang atau berniaga. Turunan katanya, at-
tijaratun dan mutjar berarti perdagangan atau perniagaan, attijariyyu dan mutjariyyu berarti
mengenai perdagangan atau perniagaan.[1]
Menurut Imam an-Nawawi, ahli fikih Mazhab Syafii mengartikan tijarah sebagai "pemindahan hak
terhadap benda dengan melakukan tukar-menukar murni, yakni tukar-menukar barang". Dalam
pelaksanaannya, kegiatan ini harus bermanfaat dan diperbolehkan oleh syariat Islam.
Prinsip operasional lembaga keuangan syariah yang kedua tidak lepas dari kharakteristik
lembaga keuangan syariah (LKS) sebagai entitas bisnis yang bertujuan mencari keuntungan.

Sehingga, Lembaga keuangan harus dikelola secara profesional guna dapat beroperasi secara
efektif dan efisien. Hal ini bertujuan agar menunjang operasional LKS dalam mencari laba secara
berkelanjutan dengan praktek yang dibenarkan oleh syariat islam.

Keuntungan berkelanjutan dibutuhkan oleh lembaga keuangan syariah untuk bersaing dengan
lembaga keuangan konvensional yang telah lebih dulu ada dan lebih besar.

Sehingga, Setiap LKS dapat terus tumbuh dan berkembang, guna memberikan pelayanan
keuangan syariah bagi masyarakat dunia.

Contoh pengunaan prinsip Tijarah adalah digunakannya akad tijarri seperti akad mudharabah,
musyarakah, murabahah dan akad ijarah dalam produk-produk LKS.

- Akad Mudharabah adalah sebuah perjanjian yang ditentukan diawal antara nasabah dan
pihak pengelola (bank syariah), dimana dalam perjanjian ini menjelaskan bahwa nasabah
adalah pemilik 100% uang atau modal, sedangkan bank bertindak sebagai pengelola uang
/ modal tersebut untuk jenis usaha/bisnis yang halal.
- Akad Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha
tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan
bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan
porsi kontribusi dana berupa kas maupun aset non- kas yang diperkenankan oleh Syariah.
- Akad Murabahah, yaitu akad jual-beli antara bank dan nasabah. Bank akan melakukan
pembelian atau pemesanan barang sesuai permintaan nasabah kemudian menjualnya
kepada nasabah sebesar harga beli ditambah keuntungan Bank yang disepakati.-
- Akad Ijarah merupakan akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam
waktu tertentu dengan pembayaran sewa (Ujrah) tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barang tersebut.

3. Menghindari Iktinaz
Iktinaz adalah upaya untuk menahan uang (dana) supaya tidak berputar, sehingga uang tersebut
dibiarkan tidak berputar dalam transaksi yang bermanfaat kepada masyarakat.

Perilaku iktinaz tidak dibenarkan dalam Islam, karena menyebabkan berkurangnya sumber dana
untuk kegiatan ekonomi produktif. Hal tersebut dapat menyebabkan terhentinya kegiatan
ekonomi.

Selain itu, juga menimbulkan akumulasi kekayaan pada satu pihak pemilik modal saja.

Prinsip menghindari iktinaz ini tampak pada pengunaan akad mudharabah pada produk
perbankan syariah.
Melalui produk ini, masyarakat dan lembaga keuangan bersama-sama menyalurkan dana yang
mereka miliki untuk kegiatan ekonomi produktif.

4. Larangan Riba
Lembaga keuangan konvensional sangat dekat dengan transaksi ribawi. Sehingga jumhur ulama
berpendapat bahwa terlarang bertransaksi dengan lembaga keuangan. Meskipun ada juga
beberapa alasan para ulama yang membolehkan bank konvensional.

Macam-macam riba, seperti riba jahiliyah dan riba fadhl pada transaksi lembaga keuangan
konvensional. Dapat digantikan oleh beragam akad atau perjanjian yang sesuai syariah.

Misalnya pada produk KPR. Alih-alih mengunakan KPR bank konvensional, masyarakat dapat
beralih mengunakan KPR bank syariah, yang didukung oleh setidaknya 5 fatwa MUI tentang
KPR rumah.

5. Prinsip Lainnya
Selain 4 prinsip operasional lembaga keuangan syariah diatas, LKS juga beroperasi dengan 4
prinsip lainnya, yaitu:

 Prinsip pembayaran zakat – LKS juga menjalankan fungsi sebagai amil zakat, baik dari
dana yang bersumber dari internal perusahaan, maupun dari eksternal.
 Prinsip keadilan – adanya pembagian keuntungan berdasarkan pendapat ril sesuai dengan
kontribusi dan risiko setiap pihak. Contohnya pada pembagian nisbah tabungan syariah.
 Prinsip transparansi – LKS selalu melakukan pelaporan keuangan secara terbuka dan
berkesinambungan. Sehingga investor atau nasabah dapat mengetahui perkembangan
usaha dan dananya. Contoh penerapannya adalah informasi HI-1000 bagi nasabah
pemilik dana.
 Prinsip Universal – dalam operasinya, LKS tidak membedakan suku, agama, ataupun ras
dan golongan dalam masyarakat.

Kedelapan prinsip operasional lembaga keuangan syariah ini senantiasa dihadirkan oleh LKS
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Sehingga masyarakat memperoleh manfaat ekonomi syariah dari keberadan LKS di


lingkungannya.

Sekaligus menjadi syiar bahwa Islam adalah rahmatan lil ‘alamin, rahmat bagi keseluruhan alam
ini.

Bagikan artikel ini,

Anda mungkin juga menyukai