Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MUSYARAKAH MUTANAQISAH

Diajukan untuk Tugas Mata Kuliah


Fiqh Mu’amalah Kontemporer

Dosen Pengampu :
Dr. Hasanudin, M.Ag dan Dr. Muh. Fudhail Rahman, M.A

Disusun Oleh :
NUDIYATUSSOLIHAH
NIM : 21220433000020

PROGRAM MAGISTER HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1444 H / 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi dan rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Atas rahmat dan
hidayah-Nya yang telah diberikan kepada kita semua, solawat dan salam semoga tercurahkan
kepada nabi Muhamad SAW, sebagai pembawa risalah ilahi kepada seluruh umat, beserta
keluarganya, sahabatnya, dan pengikutnya hingga akhir jaman.
Makalah yang berjudul Musyarakah Mutanaqisah yang alhamdulilah telah diselesaikan
penulis sebagai salah satu tugas mata kuliah Fiqih Muamalah Kontemporer, ucapan terimakasih
kepada dosen pengampu mata kuliah fiqih muamalah kontemporer bapak Dr. Hasanudin, M.Ag
dan bapak Dr. Muh. Fudhail Rahman, M.A yang telah membimbing dan mengajarkan ilmu fiqh
muamalah kontemporer.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari kekurangan, kelemahan dan masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran serta kritik guna mencapai
kesempurnaan, Penulis berharap mudah-mudahan makalah atau karya tulis ini bermanfaat bagi
penulis dan khususnya bagi pembaca.

Jakarta, 03 Oktober 2022

NUDIYATUSSOLIHAH
NIM : 21220433000020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................
B. Tujuan Rumusan Masalah ................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
A. Konsep Musyarakah Mutanaqisah..................................................3
a. Pengertian Musyarakah Mutanaqisah....................................... 3
b. Dasar Hukum Musyarakah Mutanaqisah.................................. 4
c. Karakteristik Musyarakah Mutanaqisah................................... 6
B. Penerapan Musyarakah Mutanaqisah............................................. 7
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 10
A. Kesimpulan...........................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama yang sempurna, segala macam hal apapun diatur dalam Islam,

Indonesia adalah salah satu negara yang penduduknya mayoritas islam, karena penduduk

mayoritas islam, tentu aja di Indonesia banyak sektor bisnis yang menggunakan akad-akad

syariah, seperti koprasi syariah, penggadaian syariah, rumah sakit syariah serta bank syariah atau

sekarang lebih dikenal dengan BSI (Bank Syariah Indonesia), pertama kali muncul bank syariah

pada tahun 1992 MUI meresmikan sebagai lembaga keuangan yang berbasis syariah, yang

melatarbelakangi dibentuknya lembaga keungan syariah karena menghindari kegiatan yang

bercampur dengan adanya riba. Maka dari itu dibentuklah PT bank Muamalat Indonesia.

Prinsip syariah dalam undang-undnag nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan adalah

Aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk menyimpan dana

dan pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lian yang dinyatakan sesuai dengan syariah,

anatara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan

penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan

(mudharabah) atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tampa pilihan

(ijarah) atau dengan adanya pemindahan atas barang yang di sewa dari pihak bank dan pidak lain

( ijarah wa iqtina)1

1
marimin agus, romdoni abdul haris, and nur fitria tira, “Perkembangan Bank Syariah Di Indonesia,” juli
2015 vol 01 (n.d.): 75.

1
Perkembangan Bank Syariah Indonesia semakin pesat, makin berkembang pula produk-

produk yang diterapkan di bank syariah tersebut, produk-produk bank syariah adalah untuk

memudahkan nasabah yang berkeinginan mempunyai asset tetapi atas dasar hukum Islam. Salah

satu produk yang diterapkan di bank syariah adalah produk Musyarakah Mutanaqisah atau

disingkat menjadi MMQ dan fatwa Dsn telah mengatur produk MMQ ini pada nomor 73/ DSN-

MUI/XI/2008, oleh karena itu penulis mengumpulkan sumber dan data-data mengenai produk

musyarakah mutanaqisoh.

Terobosan baru dalam produk perbankan syariah adalah produk MMQ yang sedang

diupayakan untuk menggantikan konsep murabhah yang selama ini di aplikasikan untuk

pembiayaan jangka pangjang melalui sebuah skema yang menyatukan konsep bagi hasil dan jual

beli dalam suatu bentuk pembiayaan dan dalam praktek Indonesia dilaksanaan pula perjanjian

sewa-menyewa dalam suatu rangkain pembiayaan pembiayaan tersebut ialah musyarakah

mutanaqisah.2

B. Rumusan Masalah

1. Apa konsep Musyarakah Mutanaqisah ?

2. Bagaimana penerapan Musyarakah Mutanaqisah ?

C. Tujuan Rumusan Masalah

1. Untuk mengetahui konsep Musyarakah Mutanaqisah

2. Untuk mengetahui penerapan Musyarakah Mutanaqisah

BAB II

2
zaenah, Musyarakah Mutanaqisah Di Perbankan Syariah Landasan Filosofi Dan Implementasi (BOGOR:
IPB Press, 2019). H.12

2
PEMBAHASAN

A. Konsep Musyarakah Mutanaqisah

a. Pengertian Musyarakah Mutanaqisah

Musyarakah Mutanaqisah adalah pengembangan dari akad syirkah atau musyarakah

yang terdiri dari dua kata yaitu musyarakah dan mutanaqisah, musyarakah percampuran antara

dua atau lebih kerja sama ini sebagai mitra dalam suatu objek kerja sama tertentu, sedangkan

mutanaqisah dalam arti Bahasa diartikan mengurangi secara bertahap, Jadi Muyarakah

Mutanaqisah dapat di devinisikan sebagai suatu model muamalah yang merupakan bentuk

kemitraan antara beberapa pihak yang saling berkontribusi dalam modal pada suatu proyek

komersial, dengan karakter khusus bahwa kemitraan tersebut dijalankan untuk waktu terbatas

yang memiliki konsekuensi adanya pengalihan kepemilikan saham salah satu syarik (mitra

usaha) kepada syarik lain sehingga kemitraan akan berakhir dengan kepemilikan tunggal.3

Menurut etimologi syirkah adalah persekutuan atau perserikatan antara dua orang atau

lebih sampai antara masing-masing sulit dibedakan seperti persekutuan hak kepunyaan atau

perserikatan usaha4. Pengrtian musyarakah berdasarkan peraturan bank Indonesia (PBI)

berdasarakan PBI Nomor 9/19/ PBI 2007 jo. PBI nomor 10/16/PBI/2008 tentang pelaksaan

prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa

bank syariah: msyarakah adalah transaksi penanaman dana dari dua atau lebih pemilik dana dan

atau barang untuk menjalankan usaha tertentu sesuai syariah dengan pembagian hasil usaha

antara dua belah pihak berdasarkan nisbah yang disepkati dengan pembagian kerugian sesuai

dengan modal masing-masing, Undang-undang tentang perbankan syariah pasal 19 Huruf C

3
zaenah, Musyarakah Mutanaqisah Di Perbankan Syariah Landasan Filosofi Dan Implementasi.h. 29
4
akhmad farroh hasan, Fiqih Muamalah Dari Klasik Hingga Kontemporer (Teori Dan Prakrek) (Malang: UIN
Malik Press, 2019). h. 71

3
mencatat “akad Musyarakah” adalah akad kerja sama diantara dua belah pihak atau lebih untuk

suatu usaha tertentu yang masing-masing pihak memberikan porsi dana dengan ketentuan bahwa

keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung sesuai

dengan porsi dana masing-masing5

Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Nomor 73/DSN-MUI/XI/ 2008 telah mengartikan

musyarakah Mutanaqisah sebagai musyrakah aatau syirkah yang kepemilikan asset barang atau

modal salah satu pihak syarik bertkurang disebabkan pembelian secara bertahap oleh pihak lain

sementra syarik adalah mitra yakni pihak yang melakukan akad syirkah (musyarakah).6

b. Dasar Hukum Musyarakah Mutanaqisah

Dalam produk perbankan syariah tentu saja melibatkan hukum Allah dalam

menjalankannya, dasar hukum musyarakah mutanaqisah (fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN)

Nomor 73/DSN-MUI/XI/ 2008)

Allah berfirman dalam surat shad ayat 24 :

ّ ٰ ‫ْض اِاَّل الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َو َع ِملُوا ال‬


ِ ‫صلِ ٰح‬
‫ت‬ ٰ ُ ‫…واِ َّن َكثِ ْيرًا ِّمنَ ْال ُخلَطَ ۤا ِء لَيَ ْب ِغ ْي بَ ْع‬
ٍ ‫ضهُ ْم عَلى بَع‬ َ

Artinya : “,,,Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikan itu

sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian orang lain, kecuali orang-orang yang beriman

dan mengerjakan amal yang soleh dan amat sedikit mereka ini,,,”7

5
zaenah, Musyarakah Mutanaqisah Di Perbankan Syariah Landasan Filosofi Dan Implementasi.h. 24
6
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 73/DSN-MUI/XI/ 2008 tentang musyarakah mutanaqisah
7
Al Quran dan terjemahannya (revisi terbaru) Departeman Agama RI (Semarang : CV Asy syifa’ 1999)

4
Dalam surat tersebut menerangkan orang yang berserikat atau orang yang melakukan

kerjasama. Selain itu dalam surat Al-maidah ayat 1 Allah berfirman :

‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اَوْ فُوْ ا بِ ْال ُعقُوْ ۗ ِد‬

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman pernuhilah akad-akad itu,,,,

Dalam surat tersebut menjelaskan bahwa ketika seseorang berjanji maka harus memenuhi

setiap janji yang telah disepakati, dalam hadist Riwayat abu daud dari Abu Hurairah Rosulullah

SAW berkata :

‫ فَِإ َذا َخانَ َأ َح ُدهُ َما‬،ُ‫صا ِحبَه‬


َ ‫ث ال َش ِري َكي ِن َمالَم يَ ُخن َأ َح ُدهُ َما‬
ٌ ِ‫ َأنَا ثَال‬: ‫ِإ َّن هللاَ تَ َعالَى يَقُو ُل‬

ُ ‫خَر‬
‫جت ِمن بَينِ ِه َما‬ َ ُ‫احبَه‬
ِ ‫ص‬َ

Artinya : “ Allah SWT berfirman : aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang berserikat

selama salah satu pihak tidak menghianati pihak yang lain. Jika salah satu pihak telah berhianat,

aku keluar dari mereka (HR. Abu Daud yang di shahihkan oleh Al-Hakim dari Abu Hurairah).

c. Karakteristik Musyarakah Mutanaqisah

Karakteristik MMQ ini adalah adanya pengurangan secara bertahap atas porsi

kepemilikan (redeem porsi) atas hak kepemilikan salah satu pihak mitra melalui pembayaran dari

mitra lain, MMQ ini merupakan sebuah inovasi dalam dunia perbankan yang berangkat dri

adanya kebutuhan masyarakat pada umumnya dan nasabah bank syariah khususnya untuk

memperoleh pembiayaan yang fleksibel.8

8
zaenah, Musyarakah Mutanaqisah Di Perbankan Syariah Landasan Filosofi Dan Implementasi. h. 14

5
Pada karakteristik MMQ juga semua rukun dan ketentuan yang ada pada akad

musyarakah, tetapi ciri-ciri MMQ juga ialah ;

1. Modal usaha dari LKS dan nasabah harus dinyatakan dalam bentuk hishsbah.

2. Modal usaha yang dinyatakan dalam sebagai hishsbah tidak boleh berkurang selama akad

berlaku efektif sesuai dengan hak milik, contoh bank memberikan modal 80 juta dalam

kepemilikan rumah yang harganya 100 dan nasabah memberikan 20 juta untuk mencapai

100 juta, nah kepemilika bank tetap tidak boleh berkurang dari angka 80 persen dan

kepemilikan nabah tidak bertambah.

3. Adanya perjanjian (wa’d) pihak LKS berjanji untuk mengalihkan hak kepemilikannya

secara komersial kepada nasabah dengan bertahap.

4. Adannya pengalihan hak kepemilikan setiap penyetoran uang kepada LKS, maka nilai

yang jumlahnya sama dengan hishsbah secara syariah dinyatakan sebagai pengalihan unit

hak milik LKS secara komersial (naqlul hishsbah bil I’wad), sedangkan nilai yang lebih

dari nilai unit hishsbah tersebut dinyatakan sebagai bagi hasil yang menjadi hak LKS.9

B. Penerapan Musyarakah Mutanaqisah

Dalam akad MMQ ini nasabah dan bank berkonngsi atau melakukan kerjasama dalam

pengadaan suatu barang atau aset. Misal dalam pembelian rumah dari nasabah50 persen dan dari

pihak bank 50 persen semuanya jadi 100 persen, untuk memiliki barang tersebut nasabah harus

membayar kepada bank sebesar hak kepemilikan bank, karena pembayaran dilakukan secara

angsuran maka penurunan porsi kepemilkan bank pun berkurang bertahap sesuai dengan

besaranya angsuran, barang yang telah dibeli secara kerjasama tersebut akan menjadi milik

9
bayu prasetyo, “Analisis Penyelesaian Pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah Bermasalah Pada Bank
Muamalat Indonesia Berdasarkan Keputusan Dsn No.01/Dsn-Mui/X/2013,” Universitas Islam Negri syarif
hidayatullah (2015). h. 27

6
nasabah apabila hak kepemilikknya sudah menjadi 100 persen dan hak kemelikikan bank 0

persen, dalam syariah Islam barang milik perkongsian bisa disewakan kepada siapapun termasuk

kepada nasabah yang melakukan kerjasama.10

Dalam akad MMQ ini terdapat unsur kerjasama dan sewa menyewa, kerjasama dalam hal

penyertaan modal dan kepemilikian suatu aset sedangkan sewa menyewa merupakan kompensasi

yang diberikan salah satu pihak kepada pihak lain, dalam MMQ ini harus jelas besaran angsuran

dan besaran sewa yang harus dibayar nasabah dan ketentuan batasan waktu pembayaran menjadi

syarat yang harus diketahui kedua belah pihak besar kecilnya harga sewa dapat berubag sesuai

kesepakatan, dalam kurun waktu tertentu besar kecilnya sewa dapat dilakukan kesepakatan

ulang.11

Jika diperhatikan akad muyarakah Mutanaqisah ini hampir sama dengan akad IMBT

(Ijarah Muntahia Bit Tamlik) dimana adanya sewa-menyewa antara LKS dan nasabah, tetapi

perbedaan dari kedua akad ini adalah : MMQ nasabah akan memiliki barang yang dijadikan

kongsi secara otomatis dan barang hasil kongsi tersebut bisa d sewakan atau di jual kembali ke

pihak lain walaupun bisajuga disewakan kepada pihak yang melakukan kongsi sedankan IMBT

barang yang dijadikan objek tidak boleh diisewakan kepada selain nasabah karena pada dasarnya

barang tersebut memang hendak dimiliki sipenyewa (nasabah) pada saat jatuh tempo,barang

yang dijadikan objek sewa tidak boleh di jual kepihak manapun kecuali jika sudah jatuh tempo

(saat telah lunas)12

MEKANISME MUSYARAKAH MUTANAQISAH

10
Slamet Akhmadi, “Hukum Musyarakah Mutanaqhisah dan Implementasinya pada Perbankan Syariah,”
Volksgeist: Jurnal Ilmu Hukum dan Konstitusi 2, no. 1 (June 29, 2019): 53–61.
11
Nadratuzzaman Hosen, “MUSYARAKAH MUTANAQISHAH,” no. 2 (2009): 14.
12
Akhmadi, “Hukum Musyarakah Mutanaqhisah dan Implementasinya pada Perbankan Syariah.”

7
1. Negoisasi angsuran dan sewa ;

2. Akad atau kontrak kerja sama ;

3. Beli aset atau barang (bank atau nasabah) ;

4. Mendapat berkas dan dokumen ;

5. Nasabah membayar angsuran sewa ;

6. Bank syariah menyerahkan hak kepemilikannya ;

Tahapan dalam pembiayaan MMQ :

1. Nasabah mengajukan permohonan untuk menjadi mitra dalam pembiayaan,

pengajuan permohonan dilengkapi data-data nasabah.

2. Petugas bank akan memeriksa kelayakan nasabah.

3. Apabila permohonan nasabah layak disetujui maka bank akan menerbitkan surat

persetujuan.

4. Dan apabila nasabah menyetujui persyaratan yang di cantumkan di offering letter

maka pihak bank akan menghubungi pihak distributor.

8
5. Dan kemudian dilakukan akad musyarakah mutaqisah antara bank dan nasabah.13

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Musyarakah Mutanaqisah adalah pengembangan dari akad syirkah atau musyarakah yang

terdiri dari dua kata yaitu musyarakah dan mutanaqisah, Dalam fatwa DSN-MUI (Nomor

13
Nadratuzzaman Hosen, “MUSYARAKAH MUTANAQISHAH” vol.1, No.2 (2009): 14.

9
08/DSN-MUI IV/2000) Musyarakah Mutanaqisah adalah musyarakah atau syirkah yang

kepemilikan aset (barang) atau modal salah satu pihak (syarik) berkurang disebabkan pembelian

secara bertahap oleh pihak lain.

Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Nomor 73/DSN-MUI/XI/ 2008 telah mengartikan

musyarakah Mutanaqisah sebagai musyarakah aatau syirkah yang kepemilikan asset barang atau

modal salah satu pihak syarik berkurang disebabkan pembelian secara bertahap oleh pihak lain

sementra syarik adalah mitra yakni pihak yang melakukan akad syirkah (musyarakah),

Karakteristik MMQ ini adalah adanya pengurangan secara bertahap atas porsi kepemilikan

(redeem porsi) atas hak kepemilikan salah satu pihak mitra melalui pembayaran dari mitra lain.

Jadi Musyarakah mutanaqisah ini adalah suatu akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk

kepemilikan suatu barang dan akad ini akan mengurangi hak kepemilikan salah satu pihak dan

menambah kepemilikan pihak lain.

Daftar Pustaka

agus, marimin, romdoni abdul haris, and nur fitria tira. “Perkembangan Bank Syariah Di
Indonesia.” juli 2015 vol 01 (n.d.): 75.

Akhmadi, Slamet. “Hukum Musyarakah Mutanaqhisah dan Implementasinya pada Perbankan


Syariah.” Volksgeist: Jurnal Ilmu Hukum dan Konstitusi 2, no. 1 (June 29, 2019): 53–61.

10
bayu prasetyo. “Analisis Penyelesaian Pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah Bermasalah Pada
Bank Muamalat Indonesia Berdasarkan Keputusan Dsn No.01/Dsn-Mui/X/2013.”
Universitas Islam Negri syarif hidayatullah (2015).

farroh hasan, akhmad. Fiqih Muamalah Dari Klasik Hingga Kontemporer (Teori Dan Prakrek).
Malang: UIN Malik Press, 2019.

Hosen, Nadratuzzaman. “MUSYARAKAH MUTANAQISHAH,” no. 2 (2009): 14.

zaenah. Musyarakah Mutanaqisah Di Perbankan Syariah Landasan Filosofi Dan Implementasi.


BOGOR: IPB Press, 2019.

11

Anda mungkin juga menyukai