MUSYARAKAH MUTANAQISAH
Dosen Pengampu :
Dr. Hasanudin, M.Ag dan Dr. Muh. Fudhail Rahman, M.A
Disusun Oleh :
NUDIYATUSSOLIHAH
NIM : 21220433000020
Segala puji bagi dan rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Atas rahmat dan
hidayah-Nya yang telah diberikan kepada kita semua, solawat dan salam semoga tercurahkan
kepada nabi Muhamad SAW, sebagai pembawa risalah ilahi kepada seluruh umat, beserta
keluarganya, sahabatnya, dan pengikutnya hingga akhir jaman.
Makalah yang berjudul Musyarakah Mutanaqisah yang alhamdulilah telah diselesaikan
penulis sebagai salah satu tugas mata kuliah Fiqih Muamalah Kontemporer, ucapan terimakasih
kepada dosen pengampu mata kuliah fiqih muamalah kontemporer bapak Dr. Hasanudin, M.Ag
dan bapak Dr. Muh. Fudhail Rahman, M.A yang telah membimbing dan mengajarkan ilmu fiqh
muamalah kontemporer.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari kekurangan, kelemahan dan masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran serta kritik guna mencapai
kesempurnaan, Penulis berharap mudah-mudahan makalah atau karya tulis ini bermanfaat bagi
penulis dan khususnya bagi pembaca.
NUDIYATUSSOLIHAH
NIM : 21220433000020
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................
B. Tujuan Rumusan Masalah ................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
A. Konsep Musyarakah Mutanaqisah..................................................3
a. Pengertian Musyarakah Mutanaqisah....................................... 3
b. Dasar Hukum Musyarakah Mutanaqisah.................................. 4
c. Karakteristik Musyarakah Mutanaqisah................................... 6
B. Penerapan Musyarakah Mutanaqisah............................................. 7
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 10
A. Kesimpulan...........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Islam adalah agama yang sempurna, segala macam hal apapun diatur dalam Islam,
Indonesia adalah salah satu negara yang penduduknya mayoritas islam, karena penduduk
mayoritas islam, tentu aja di Indonesia banyak sektor bisnis yang menggunakan akad-akad
syariah, seperti koprasi syariah, penggadaian syariah, rumah sakit syariah serta bank syariah atau
sekarang lebih dikenal dengan BSI (Bank Syariah Indonesia), pertama kali muncul bank syariah
pada tahun 1992 MUI meresmikan sebagai lembaga keuangan yang berbasis syariah, yang
bercampur dengan adanya riba. Maka dari itu dibentuklah PT bank Muamalat Indonesia.
Prinsip syariah dalam undang-undnag nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan adalah
Aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk menyimpan dana
dan pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lian yang dinyatakan sesuai dengan syariah,
anatara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan
penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
(mudharabah) atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tampa pilihan
(ijarah) atau dengan adanya pemindahan atas barang yang di sewa dari pihak bank dan pidak lain
( ijarah wa iqtina)1
1
marimin agus, romdoni abdul haris, and nur fitria tira, “Perkembangan Bank Syariah Di Indonesia,” juli
2015 vol 01 (n.d.): 75.
1
Perkembangan Bank Syariah Indonesia semakin pesat, makin berkembang pula produk-
produk yang diterapkan di bank syariah tersebut, produk-produk bank syariah adalah untuk
memudahkan nasabah yang berkeinginan mempunyai asset tetapi atas dasar hukum Islam. Salah
satu produk yang diterapkan di bank syariah adalah produk Musyarakah Mutanaqisah atau
disingkat menjadi MMQ dan fatwa Dsn telah mengatur produk MMQ ini pada nomor 73/ DSN-
MUI/XI/2008, oleh karena itu penulis mengumpulkan sumber dan data-data mengenai produk
musyarakah mutanaqisoh.
Terobosan baru dalam produk perbankan syariah adalah produk MMQ yang sedang
diupayakan untuk menggantikan konsep murabhah yang selama ini di aplikasikan untuk
pembiayaan jangka pangjang melalui sebuah skema yang menyatukan konsep bagi hasil dan jual
beli dalam suatu bentuk pembiayaan dan dalam praktek Indonesia dilaksanaan pula perjanjian
mutanaqisah.2
B. Rumusan Masalah
BAB II
2
zaenah, Musyarakah Mutanaqisah Di Perbankan Syariah Landasan Filosofi Dan Implementasi (BOGOR:
IPB Press, 2019). H.12
2
PEMBAHASAN
yang terdiri dari dua kata yaitu musyarakah dan mutanaqisah, musyarakah percampuran antara
dua atau lebih kerja sama ini sebagai mitra dalam suatu objek kerja sama tertentu, sedangkan
mutanaqisah dalam arti Bahasa diartikan mengurangi secara bertahap, Jadi Muyarakah
Mutanaqisah dapat di devinisikan sebagai suatu model muamalah yang merupakan bentuk
kemitraan antara beberapa pihak yang saling berkontribusi dalam modal pada suatu proyek
komersial, dengan karakter khusus bahwa kemitraan tersebut dijalankan untuk waktu terbatas
yang memiliki konsekuensi adanya pengalihan kepemilikan saham salah satu syarik (mitra
usaha) kepada syarik lain sehingga kemitraan akan berakhir dengan kepemilikan tunggal.3
Menurut etimologi syirkah adalah persekutuan atau perserikatan antara dua orang atau
lebih sampai antara masing-masing sulit dibedakan seperti persekutuan hak kepunyaan atau
berdasarakan PBI Nomor 9/19/ PBI 2007 jo. PBI nomor 10/16/PBI/2008 tentang pelaksaan
prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa
bank syariah: msyarakah adalah transaksi penanaman dana dari dua atau lebih pemilik dana dan
atau barang untuk menjalankan usaha tertentu sesuai syariah dengan pembagian hasil usaha
antara dua belah pihak berdasarkan nisbah yang disepkati dengan pembagian kerugian sesuai
3
zaenah, Musyarakah Mutanaqisah Di Perbankan Syariah Landasan Filosofi Dan Implementasi.h. 29
4
akhmad farroh hasan, Fiqih Muamalah Dari Klasik Hingga Kontemporer (Teori Dan Prakrek) (Malang: UIN
Malik Press, 2019). h. 71
3
mencatat “akad Musyarakah” adalah akad kerja sama diantara dua belah pihak atau lebih untuk
suatu usaha tertentu yang masing-masing pihak memberikan porsi dana dengan ketentuan bahwa
keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung sesuai
Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Nomor 73/DSN-MUI/XI/ 2008 telah mengartikan
musyarakah Mutanaqisah sebagai musyrakah aatau syirkah yang kepemilikan asset barang atau
modal salah satu pihak syarik bertkurang disebabkan pembelian secara bertahap oleh pihak lain
sementra syarik adalah mitra yakni pihak yang melakukan akad syirkah (musyarakah).6
Dalam produk perbankan syariah tentu saja melibatkan hukum Allah dalam
menjalankannya, dasar hukum musyarakah mutanaqisah (fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN)
sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian orang lain, kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal yang soleh dan amat sedikit mereka ini,,,”7
5
zaenah, Musyarakah Mutanaqisah Di Perbankan Syariah Landasan Filosofi Dan Implementasi.h. 24
6
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 73/DSN-MUI/XI/ 2008 tentang musyarakah mutanaqisah
7
Al Quran dan terjemahannya (revisi terbaru) Departeman Agama RI (Semarang : CV Asy syifa’ 1999)
4
Dalam surat tersebut menerangkan orang yang berserikat atau orang yang melakukan
ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اَوْ فُوْ ا بِ ْال ُعقُوْ ۗ ِد
Dalam surat tersebut menjelaskan bahwa ketika seseorang berjanji maka harus memenuhi
setiap janji yang telah disepakati, dalam hadist Riwayat abu daud dari Abu Hurairah Rosulullah
SAW berkata :
ُ خَر
جت ِمن بَينِ ِه َما َ ُاحبَه
ِ صَ
Artinya : “ Allah SWT berfirman : aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang berserikat
selama salah satu pihak tidak menghianati pihak yang lain. Jika salah satu pihak telah berhianat,
aku keluar dari mereka (HR. Abu Daud yang di shahihkan oleh Al-Hakim dari Abu Hurairah).
Karakteristik MMQ ini adalah adanya pengurangan secara bertahap atas porsi
kepemilikan (redeem porsi) atas hak kepemilikan salah satu pihak mitra melalui pembayaran dari
mitra lain, MMQ ini merupakan sebuah inovasi dalam dunia perbankan yang berangkat dri
adanya kebutuhan masyarakat pada umumnya dan nasabah bank syariah khususnya untuk
8
zaenah, Musyarakah Mutanaqisah Di Perbankan Syariah Landasan Filosofi Dan Implementasi. h. 14
5
Pada karakteristik MMQ juga semua rukun dan ketentuan yang ada pada akad
1. Modal usaha dari LKS dan nasabah harus dinyatakan dalam bentuk hishsbah.
2. Modal usaha yang dinyatakan dalam sebagai hishsbah tidak boleh berkurang selama akad
berlaku efektif sesuai dengan hak milik, contoh bank memberikan modal 80 juta dalam
kepemilikan rumah yang harganya 100 dan nasabah memberikan 20 juta untuk mencapai
100 juta, nah kepemilika bank tetap tidak boleh berkurang dari angka 80 persen dan
3. Adanya perjanjian (wa’d) pihak LKS berjanji untuk mengalihkan hak kepemilikannya
4. Adannya pengalihan hak kepemilikan setiap penyetoran uang kepada LKS, maka nilai
yang jumlahnya sama dengan hishsbah secara syariah dinyatakan sebagai pengalihan unit
hak milik LKS secara komersial (naqlul hishsbah bil I’wad), sedangkan nilai yang lebih
dari nilai unit hishsbah tersebut dinyatakan sebagai bagi hasil yang menjadi hak LKS.9
Dalam akad MMQ ini nasabah dan bank berkonngsi atau melakukan kerjasama dalam
pengadaan suatu barang atau aset. Misal dalam pembelian rumah dari nasabah50 persen dan dari
pihak bank 50 persen semuanya jadi 100 persen, untuk memiliki barang tersebut nasabah harus
membayar kepada bank sebesar hak kepemilikan bank, karena pembayaran dilakukan secara
angsuran maka penurunan porsi kepemilkan bank pun berkurang bertahap sesuai dengan
besaranya angsuran, barang yang telah dibeli secara kerjasama tersebut akan menjadi milik
9
bayu prasetyo, “Analisis Penyelesaian Pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah Bermasalah Pada Bank
Muamalat Indonesia Berdasarkan Keputusan Dsn No.01/Dsn-Mui/X/2013,” Universitas Islam Negri syarif
hidayatullah (2015). h. 27
6
nasabah apabila hak kepemilikknya sudah menjadi 100 persen dan hak kemelikikan bank 0
persen, dalam syariah Islam barang milik perkongsian bisa disewakan kepada siapapun termasuk
Dalam akad MMQ ini terdapat unsur kerjasama dan sewa menyewa, kerjasama dalam hal
penyertaan modal dan kepemilikian suatu aset sedangkan sewa menyewa merupakan kompensasi
yang diberikan salah satu pihak kepada pihak lain, dalam MMQ ini harus jelas besaran angsuran
dan besaran sewa yang harus dibayar nasabah dan ketentuan batasan waktu pembayaran menjadi
syarat yang harus diketahui kedua belah pihak besar kecilnya harga sewa dapat berubag sesuai
kesepakatan, dalam kurun waktu tertentu besar kecilnya sewa dapat dilakukan kesepakatan
ulang.11
Jika diperhatikan akad muyarakah Mutanaqisah ini hampir sama dengan akad IMBT
(Ijarah Muntahia Bit Tamlik) dimana adanya sewa-menyewa antara LKS dan nasabah, tetapi
perbedaan dari kedua akad ini adalah : MMQ nasabah akan memiliki barang yang dijadikan
kongsi secara otomatis dan barang hasil kongsi tersebut bisa d sewakan atau di jual kembali ke
pihak lain walaupun bisajuga disewakan kepada pihak yang melakukan kongsi sedankan IMBT
barang yang dijadikan objek tidak boleh diisewakan kepada selain nasabah karena pada dasarnya
barang tersebut memang hendak dimiliki sipenyewa (nasabah) pada saat jatuh tempo,barang
yang dijadikan objek sewa tidak boleh di jual kepihak manapun kecuali jika sudah jatuh tempo
10
Slamet Akhmadi, “Hukum Musyarakah Mutanaqhisah dan Implementasinya pada Perbankan Syariah,”
Volksgeist: Jurnal Ilmu Hukum dan Konstitusi 2, no. 1 (June 29, 2019): 53–61.
11
Nadratuzzaman Hosen, “MUSYARAKAH MUTANAQISHAH,” no. 2 (2009): 14.
12
Akhmadi, “Hukum Musyarakah Mutanaqhisah dan Implementasinya pada Perbankan Syariah.”
7
1. Negoisasi angsuran dan sewa ;
3. Apabila permohonan nasabah layak disetujui maka bank akan menerbitkan surat
persetujuan.
8
5. Dan kemudian dilakukan akad musyarakah mutaqisah antara bank dan nasabah.13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Musyarakah Mutanaqisah adalah pengembangan dari akad syirkah atau musyarakah yang
terdiri dari dua kata yaitu musyarakah dan mutanaqisah, Dalam fatwa DSN-MUI (Nomor
13
Nadratuzzaman Hosen, “MUSYARAKAH MUTANAQISHAH” vol.1, No.2 (2009): 14.
9
08/DSN-MUI IV/2000) Musyarakah Mutanaqisah adalah musyarakah atau syirkah yang
kepemilikan aset (barang) atau modal salah satu pihak (syarik) berkurang disebabkan pembelian
Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Nomor 73/DSN-MUI/XI/ 2008 telah mengartikan
musyarakah Mutanaqisah sebagai musyarakah aatau syirkah yang kepemilikan asset barang atau
modal salah satu pihak syarik berkurang disebabkan pembelian secara bertahap oleh pihak lain
sementra syarik adalah mitra yakni pihak yang melakukan akad syirkah (musyarakah),
Karakteristik MMQ ini adalah adanya pengurangan secara bertahap atas porsi kepemilikan
(redeem porsi) atas hak kepemilikan salah satu pihak mitra melalui pembayaran dari mitra lain.
Jadi Musyarakah mutanaqisah ini adalah suatu akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
kepemilikan suatu barang dan akad ini akan mengurangi hak kepemilikan salah satu pihak dan
Daftar Pustaka
agus, marimin, romdoni abdul haris, and nur fitria tira. “Perkembangan Bank Syariah Di
Indonesia.” juli 2015 vol 01 (n.d.): 75.
10
bayu prasetyo. “Analisis Penyelesaian Pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah Bermasalah Pada
Bank Muamalat Indonesia Berdasarkan Keputusan Dsn No.01/Dsn-Mui/X/2013.”
Universitas Islam Negri syarif hidayatullah (2015).
farroh hasan, akhmad. Fiqih Muamalah Dari Klasik Hingga Kontemporer (Teori Dan Prakrek).
Malang: UIN Malik Press, 2019.
11