Anda di halaman 1dari 13

IMPLEMENTASI ZAKAT DALAM MIKRO EKONOMI

Disusun Oleh:

1. Anita Fitriyah 11150778


2. Dellya Eka Pratiwi 11150312
3. Gilang Aprillia 11150393
4. Ismawati 11150723
5. Mahfudoh 11150713

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BINA BANGSA (UNIBA)
SERANG BANTEN
2018
DAFTAR ISI

COVER..................................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Masalah.....................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN

I. Pengertian Zakat...................................................................................4

II. Pengertian Mikro Ekonomi..................................................................5

III. Penyaluran Zakat.................................................................................6

IV. Implementasi Zakat Mikro Ekonomi...................................................7

BAB III PENUTUP

I . Kesimpulan............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Zakat merupakan hal yang di wajibkan dalam Islam, karena zakat
termasuk kedalam rukun Islam yang keempat. Aturan wajibnya
pembayaran zakat juga sudah tertera jelas dalam Al-Qur’an dan
diriwayatkan dalam beberapa hadist. Hal ini membuktikan bahwa zakat
merupakan hal yang penting dalam kehidupan perekonomian. Dalam
Islam zakat di gunakan untuk mensucikan diri dan mensucikan harta.
Namun dalam kenyataannya fungsi zakat tidak hanya itu. Banyak sekali
manfaat yang dapat diraasakan apabila zakat terdistribusi secara maksimal.
Walaupun zakat bersifat wajib namun sesungguhnya zakat tidak
bersifat memaksa. Zakat yang di pungut oleh Islam adalah bagi orang-
orang yang mampu, dan besarnya zakat juga tergantung dalam nisabnya.
Hal ini tentu saja tidak akan memberatkan bagi masyarakat yang tidak
mampu. Pembahasan mengenai zakat dan penerapannya dalam
perekonomian akan di bahas dalam beberapa point dalam makalah ini dan
di harapkan dapat memperjelas mengenai zakat dan implementasinya
dalam system perekonomian.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan zakat?
2. Apa yang dimaksud dengan mikro ekonomi?
3. Bagaimana penyaluran zakat yang efektif?
4. Bagaimana mengimplementasikan zakat dalam mikro ekonomi?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan zakat.
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan mikro ekonomi
3. Mengetahui penyaluran zakat yang efektif.
4. Mengetahui implementasi zakat dalam mikro ekonomi.

BAB II

PEMBAHASAN

I. Pengertian Zakat
Pengertian zakat menurut bahasa (lughat) berasal dari bahasa Al Arab
yang berbunyi zakat (Al Zakat). Jika ditinjau dari sudut bahasa, zakat
memiliki makna suci, tumbuh, berkah, dan terpuji. Firman Allah SWT,
Yang artinya: “ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk
mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi
mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (Q.S. At
Taubah [9]: 103).
Sedangkan pengertian zakat menurut istilah (syara’) adalah nama suatu
ibadah yang dilaksanakan dengan memberikan sejumlah kadar tertentu
dari harta milik sendiri kepada orang yang berhak menerimanya menurut
yang ditentukan syariat Islam. Atau dapat diartikan zakat yaitu pungutan
wajib atas Muslim yang ketentuannya sudah diatur oleh Allah. Pemerintah
tidak memiliki hak untuk mengubah hal itu semua, tetapi dapat
mengadakan perubahan dalam struktur harta yang wajib dizakati dengan
berpegang pada nash-nash umum yang ada dan pemahaman terhadap
realita modern.

II. Pengertian Mikro Ekonomi

Mikro ekonomi yaitu merupakan suatu cabang ilmu ekonomi yang


mempelajari mengenai perilaku konsumen dan perodusen serta penentuan
dari harga pasar maupun kuantitas faktor input, produk dan jasa yang
diperjualbelikan dalam pasar. Kegiatan ekonomi mikro umumnya mengacu
kepada ruang lingkup yang lebih kecil seperti misalnya: rumah tangga dan
perusahaan. Contoh yang mendasar seperti interaksi di pasar yaitu kegiatan
jual-beli antara penjual dan pembeli atau konsumen dan produsen. Pada
dasarnya konsumen selalu berusaha untuk memuaskan seluruh keperluan
atau kebutuhannya dan penjual selalu berusaha untuk mendapatkan
keuntungan yang maksimal.
III. Penyaluran zakat
Berdasarkan UU Pengelolaan Zakat No. 38/1999 dana zakat dapat
dikumpulkan melalui Badan Amil Zakat (BAZ) bentukan pemerintah dan
Lembaga Amil Zakat (LAZ) bentukan non-pemerintah yang tersebar
diseluruh pelosok tanah air. Selain kedua institusi tersebut sebenarnya
terdapat satu institusi penting lainnya yang juga mengelola zakat, antara
lain individu, pesantren, masjid, dan yayasan amal.karena sifatnya yang
semi-formal, keberadaan institusi ini tidak dapat diatur dalam undang-
undang. Walupun terdapat indikasi bahwa dana zakat yang mereka
salurkan cukup besar, namun karena sifatnya yang informal dan sering kali
beroperasi secara temporer (misalnya bulan Ramadhan saja), data-data
terkait tersedia. Dalam menyalurkan zakat UU No.38/1999 secara spesifik
menyebutkan bahwa pendayagunaan zakat adalah untuk memenuhi
kebutuhan hidup para mustahik zakat. Para Mustahik ini terdiri dari
delapan golongan (asnaf), yaitu : fakir, miskin, amil, muallaf, riqab,
gharim, sabilillah, dan ibnu sabil. Kelompok ini mencakup orang-orang
yang paling tidak berdaya secara ekonomi, seperti anak yatim, orang
jompo, penyandang cacat, orang yang menuntut ilmu, anak terlantar, orang
yang terlilit hutang, pengungsi yang terlantar dan lain-lain. Selain
diperuntukkan bagi mereka, hasil pengumpulan dana zakat dapat pula
dimanfaatkan untuk usaha yang produktif yang bisa membantu
memberikan kehidupan yang lebih baik kepada para mustahik
Berdasarkan amanat UU tersebut, dapat disimpulkan bahwa dana
zakat dapat didistribusikan pada dua jenis kegiatan besar, yakni kegiatan-
kegiatan yang bersifat konsumtif dan produktif. Kegiatan konsumtif
adalah kegiatan yang berupa bantuan sesaat untuk menyelesaikan masalah
yang bersifat mendesak dan langsung habis setelah bantuan tersebut
digunakan terdapat pada bidang Kesehatan, Pendidikan, bidang sosial
kemasyarakatan dan bidang sosial lainnya. Sementara kegiatan produktif
adalah kegiatan yang diperuntukkan bagi usaha produktif yang bersifat
jangka menengah-panjang. Dana zakat juga disalurkan untuk kegiatan-
kegiatan produktif seperti pemberdayaan ekonomi rakyat melalui bantuan
modal kerja UMKM ( dana bergulir), bantuan alat kerja, dan kegiatan
pendampingan/pembinaan usaha mikro dan kecil.
IV. Implementasi zakat dalam mikro ekonomi
Dikenakannya zakat perniagaan memberikan pengaruh yang berbeda di
bandingkan dengan adanya pajak penjualan. Sebagaimana dalam konsep
islam, zakat perniagaan dikenakan apabila telah terpenuhi adanya dua hal
yakni: nisab (batas minimal harta yang menjadi objek zakat, yakni setara
96 gram emas) dan haul (batas minimal waktu harta tersebut dimiliki
yakni satu tahun). Bila nisab dan haul telah terpenuhi maka wajib
mengeluarkan zakatnya sebesar 2,5%. Zakat memiliki berbagai implikasi
ekonomi yang penting antara lain terhadap konsumsi agregat, tabungan
Nasional, investasi dan produksi agregat. Dalam Perekonomian Islam
dimana zakat diterapkan, maka masyarakat akan terbagi dalam dua
kelompok pendapatan yaitu pembayar zakat dan penerima zakat.
Kelompok masyarakat wajib zakat (Muzakki) akan mentransfer sejumlah
proporsi pendapatn mereka kekelompok masyarakat penerima zakat
(mustahik) di Indonesia sendiri idealnya zakat seharusnya dapat ditunaikan
melalui Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) baik itu Badan Amil Zakat
(BAZ) ataupun Lembaga Amil Zakat (LAZ), supaya dapat dikelola dan
dapat di distribusikan secara baik dan tepat sasaran, dalam
mengalokasikan perlu manajemen yang baik sehingga secara terus
menerus OPZ dan masyarakat dapat berkesinambungan dan bersinergi
dalam mengenbangkan OPZ dan semakin memberikan sumbangsih yang
nyata dalam rangka mengentaskan kemiskinan yang sampai sekarang
menjadi masalah utama bagi Indonesia.

Hal diatas secara jelas akan membuat pendapatan siap dibelanjakan


dari mustahik akan meningat. Peningkatan pendapatn akan meningkatkan
konsumsi dan sekaligus mengizinkan mustahik untuk mulai membentuk
tabungan dalam jangka panjang, transfer zakat akan membuat ekspektasi
pendapatan dan tingkat kekayaan mustahik meningkat yang pada
gilirannya membuat konsumsi mereka menjadi lebih tinggi lagi.
BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan
Zakat merupakan hak atas kewajiban terhadap manusia dari Allah swt,
untuk mengeluarkan sebagian hartanya untuk diberikan kepada yang
membutuhkan sebagai wujud rasa syukur atas anugrah yang diberikan ole
Allah swt. Hukum menunaikan zakat adlah wajib, dan kewajiban tersebut
termaktub pada beberapa ayat dalam Al-Qur’an, juga dalam sabda
Rasulullah saw. Zakat merupakan penyaluran bantuan yang bergerak
dalam bidang sosial, yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan bagi kaum dhuafa. Dengan adanya zakat ini, memberikan
dampak positif, baik dari segi sosial, moral maupun ekonomi.
PENGARUH ZAKAT TERHADAP PEREKONOMIAN

Pasar segmen mustahiq Pasar segmen muzakki


SS1 P
SH1

SS2 zakat
P3
P0

P2

DH1
DS2

DS1 DH2

XS XS3 XS2 XS1 0,0 XH2 XH1 XH


ya

Pembayaran zakat pada tahap pertama akan menurunkan permintaan


muzakki dari DH1 menuju DH2. Turunnya permintaan ini akan diterima oleh
mustahiq sehingga akan berpengaruh terhadap pasar segmen mustahiq. Jika zakat
diterima dalam bentuk barang konsumsi, maka permintaan mustahiq akan
meningkat dari DS1 menuju DS2 sehingga akan mendorong harga di segmen
mustahiq meningkat. Namun, jika zakat diterima dalam bentuk modal kerja atau
produktif, maka penawaran segmen mustahiq akan menigkat dari S S1 menuju SS2.
Jumlah permintaan mustahiq akan meningkat lebih kecil namun diikuti oleh harga
yang menurun. Dari gambaran ini dapat disimpulkan bahwa zakat konsumtif
maupun zakat produktif akan meningkatkan pertumbuhan perekonomian selama
penurunan permintaan segmen muzakki akan diimbangi oleh peningkatan volume
peradagangan segmen mustahiq yang lebih besar. Hal ini dipengaruhi oleh:

1. Kepekaan konsumen mustahiq terhadap harga barang. Semakin mustahiq


peka atau elastis terhadap harga, maka zakat produktif akan memiliki
dampak inflasioner lebih rendah dan peningkatan output lebih tinggi
daripada zakat konsumtif.
2. Hubungan antara harga dan penjualan segmen mustahiq. Semakin elastis
penawaran segmen mustahiq, maka semakin tinggi efek zakat konsumtif
terhadap peningkatan output daripada zakat produktif.
3. Hasrat untuk konsumsi segmen mustahiq. Hasrat ini menunjukkan
seberapa besar bagian pendapatan yang akan dikonsumsi dan bisa
dicerminkan dari nilai elastisitas permintaan terhadap pendapatan.
Semakin elastis permintaan terhadap pendapatan berarti tambahan
pendapatan segmen mustahiq akan dihabiskan untuk konsumsi, dan hal ini
semakin meningkatkan besarnya efek zakat konsumtif.
Dari gambaran ini, tidak selalu zakat produktif memiliki efek terhadap
perekonomian yang lebih baik, hal ini terutama dipengaruhi oleh perilaku
ekonomi masyarakat mustahiq.

SESI PERTANYAAN

1. Helmi Susanti (213-13-153)


Di zakat produktif, penyampaian zakat lewat lembaga apa? Serta
bagaimana zakat bisa disalurkan lewat beasiswa?
2. Risti Dian S. (213-13-023)
a. Contoh riilnya dari jenis zakat investasi dan hadiah!
b. Bagaimana perhitungan zakat investasi?
3. Sudibyo (213-13-049)
a. Bagaimana seseorang yang miskin mendapatkan beasiswa?
b. Bagaimana cara mengimplementasikan zakat negara agar masyarakat
miskin sejahtera?
4. Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si.
a. Apa perbedaan zakat dan pajak?
b. Apa pengaruh zakat terhadap pajak?

JAWABAN

1. Pembayaran zakat dapat melalui:


 BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)
 PNPM Mandiri
Pengelolaan zakat:
Zakat ditampung di BAZNAS mengumpulkan data
orang-orang yang benar-benar membutuhkan zakat
disalurkan
 Penyaluran zakat untuk orang-orang gelandangan melalui
rumah singgah
2. a. Contoh zakat hadiah: ikutan kuis dan segala macam hadiah wajib
dizakati.
Contoh zakat investasi: bila mendapat keuntungan dari hasil investasi,
maka keuntungan itu harus dizakati, bisa 5% dari hasil bersih / 10%
dari hasil kotor.

b. Perhitungan zakat investasi:


Misal berinvestasi ke barang modal senilai Rp 10.000.000,00. Sepuluh
tahun kemudian hasil investasi menjadi Rp 20.000.000,00. Maka
wajib dizakati, misal dengan 10%nya dari hasil kotor. 10% x
20.000.000 = 2.000.000. Maka harus berzakat senilai Rp
2.000.000,00.
3. a. Penyaluran zakat kesekolah-sekolah yang kurang mampu, kalau
gelandangan bisa disalurkan ke rumah singgah atau keyayasan yatim-
piatu.
b. Caranya melalui ukm – ukm , forum memberi keterampilan agar
semakin lama taraf hidup masyarakat meningkat melalui
pengembangan keterampilan tersebut. Dengan adanya ukm-ukm
tersebut agar masyarakat miskin tidak ketergantungan pada zakat
secara terus menerus
4. a.

Pembeda Zakat Pajak


Arti Nama bersih, bertambah dan berkembangUtang, pajak, upeti
Dasar Hukum Al-Qur`an dan As Sunnah Undang-undang suatu negara
Nisbah dan Tarif Ditentukan Allah dan bersifat Ditentukan oleh negara dan yang
mutlak bersifat relatif Nishab zakat memiliki
ukuran tetap sedangkan pajak
berubah-ubah sesuai dengan neraca
anggaran negara
Sifat Kewajiban bersifat tetap dan terus Kewajiban sesuai dengan kebutuhan
menerus dan dapat dihapuskan
Subyek Muslim Semua warga negara
Obyek Alokasi Penerima Tetap 8 Golongan Untuk dana pembangunan dan
anggaran rutin
Harta yang Dikenakan Harta produktif Semua Harta
Syarat Ijab Kabul Disyaratkan Tidak Disyaratkan
Imbalan Pahala dari Allah dan janji Tersedianya barang dan jasa publik
keberkahan harta
Sanksi Dari Allah dan pemerintah Islam Dari Negara
Motivasi Pembayaran Keimanan dan ketakwaan kepada Ada pembayaran pajak dimungkinkan
Allah Ketaatan dan ketakutan pada adanya manipulasi besarnya jumlah
negara dan sanksinya harta wajib pajak dan hal ini tidak
terjadi pada zakat
Perhitungan Dipercayakan kepada Muzaki dan Selalu menggunakan jasa akuntan
dapat juga dengan bantu 'amil pajak
zakat

b. Dalam islam diwajibkan untuk membayar zakat terlebih dahulu


sehingga pajak bisa mengurangi pajak. Disaat perusahaan / seseorang
mempunyai penghasilan sudah dikurangi zakat maka yang dikalikan
tarif pajak, penghasilan yang sudah dikurangi zakat otomatis biaya
pajak lebih rendah.

Namun dalam kenyataan lebih mendahulukan pajak, sehingga pajak


yang mempengaruhi besarnya zakat yang dibayarkan. Setelah
penghasilan dikurangi pajak, barulah diperhitungkan tentang zakat,
sehingga besarnya zakat akan rendah.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.suara-islam.com/read/index/7950/Inilah-Delapan-Kelompok-yang-
Berhak-Menerima-Zakat

http://zakatdanekonomi.blogspot.com/
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Univesitas Islam
Indonesia Yogyakarta atas kerjasama dengan Bank Indonesia, Ekonomi
Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2013.

Gusfahmi, Pajak Menurut Syariah, Jakarta: Rajawali Pers, 2007.

Anda mungkin juga menyukai