Anda di halaman 1dari 16

TEKNIK MERAMALKAN KAS PERUSAHAAN

Disusun oleh:
Muhamad Reza Andriansyah Putra

194010256

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PASUNDAN

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, Karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Bisnis, pada Jurusan
Program Studi Manajemen Universitas Pasundan. Adapun judul makalah tersebut
adalah “TEKNIK ANALISIS MERAMALKAN KAS PERUSAHAAN”.

Makalah ini di susun dengan segala kemampuan yang ada pada penulis.
Namun penulis menyadari bahwa pengetahuan yang penulis miliki belum
luas.Sehingga makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Bandung

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 4

1.1. Latar Belakang .............................................................................. 4


1.2. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5
1.3. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
1.4. Tujuan............................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 8


2.1. Keuangan Perusahaan .................................................................. 8
2.2. Estimasi Penjualan ........................................................................ 10
2.3. Estimasi Produksi .......................................................................... 10
2.4. Estimasi Pembelian Bahan Langsung.......................................... 10
2.5. Estimasi Pemakaian Bahan Langsung ........................................ 10
2.6. Upah Langsung .............................................................................. 11
2.7. Estimasi Beban Fabrikase............................................................. 11
2.8. Estimasi Harga Pokok Penjualan ................................................ 11
2.9. Estimasi Beban Penjualan ............................................................ 12
2.10. Estimasi Beban Administrasi...................................................... 12
2.11. Estimasi Laba Rugi ..................................................................... 12
2.12. Estimasi Kas ................................................................................. 13
BAB III KESIMPULAN ............................................................................. 14
3.1. Kesimpulan ..................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejarah kebangkitan industri modern dimulai pada tahun 1820-1830 atau


sering disebut dengan revolusi industri. Kebangkitan ini mengakibatkan
berkembangnya penemuan-penemuan baru dibidang teknologi, seperti
pembangunan proses produksi sampai penggunaan komputer. Dampak lebih lanjut
dari perkembangan teknologi ini adalah perkembangan organisasi dan kegiatan
bisnis di tahun 1990-an. Dengan demikian konsep persaingan juga ikut berubah.
Sementara pada periode sebelum 1990-an persaingan merupakan kegiatan
pembuatan produk sebanyak-banyaknya atau lebih dikenal dengan periode
produksi masal, strategi kegiatan produksi lebih ditunjukan kearah internal
perusahaan yang bertujuan untuk memperoleh efisiensi produksi. Baik preferensi
manajerial, perilaku maupun persepsi, semuanya berorentasi ke mental produksi.
Dari aspek politik, strategi bisnis seperti ini memerlukan proteksi secara ketat
terhadap serangan dari luar.
Pada abad 21 dimana masing-masing negara ini sudah tidak memiliki batas
ruang dan waktu, kecenderungan orientasi bisnis akan berubah. Jika sebelumnya
produsen dapat memaksakan kehendaknya kepada konsumen, maka yang terjadi
selanjutnya adalah kebalikannya konsumenlah yang justru memaksakan
kehendaknya kepada produsen. Investasi mengalir ketempat yang paling
menguntungkan. Produsen dipaksa untuk membuat produk yang sesuai dengan nilai
dan keinginan konsumen. Dengan demikian sangat terbukalah persaingan yang
positif bagi persaingan usaha. Dan membuka peluang bagi usaha kecil untuk lebih
berkembang. Dan sehingga perusahaan kecil sangat penting bagi kestabilan
perekonomian negara karena usaha kecil dinegara kita, Pasca krisis ekonomi 1998
ternyata mampu menyerap sumber daya manusia 99,4% dan sumbangan pada PDB
59,3%.

4
Kedudukan dari usaha kecil di tengah-tengah kehidupan dunia usaha telah
mendapat tempat yang mantap, banyak menyerap tenaga kerja, ikut melancarkan
perekonomian negara, dan mampu hidup berdampingan dan menopang perusahaan
besar. Usaha kecil juga bersifat lincah dan mampu hidup disela-sela perusahaan
besar dengan strategi membuat produk yang unik dan khusus sehingga tidak
menghadapi perusahaan besar sebagai pesaing.
Jenis usaha kecil dan menengah merupakan usaha yang mampu
menggerakan perekonomian Indonesia itu tercermin disaat krisis global yang
melanda ampir sebagian negara-negara didunia, banyak perusahaan yang besar
gulung tikar karena krisis global tersebut. Tetapi untuk usaha kecil krisis tersebut
kurang terasa mengganggu kelangsungan usaha, itu terbukti dari badan pusat
statistik 2010 yang menyatakan bahwa jenis usaha kecil dan menengah mengalami
pertumbuhan sekitar 10 sampai 15% di Indonesia. Semua itu tidak terlepas dari
program pemerintah yang sekarang lebih mengutamakan kepada sektor reel yaitu
usaha kecil dan menengah dengan program seperti KUR, KUKM, KSM dsb.
Di Kabupaten Cianjur sendiri jenis usaha kecil dibidang industri garmen
tumbuh subur, dan itu membuat daya saing menjadi lebih kompleks. Kebutuhan
konsumtif masyarakat akan meninggi karena daya beli masyarakat dapat terpenuhi
dengan berbagai macam mode yang trendi dan juga harga lebih ekonomis,
masyarakat lebih tertarik membeli atau memesan produk dalam negeri yang
kualitas produknya mampu bersaing dengan produk-produk ternama. Oleh sebab
itu peluang bisnis dibidang jasa industri garmen sangat bagus prospek kedepannya.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang diatas telah
jelas masalah yang akan dihadapi oleh industri garmen disaat krisis global yang
melanda ampir sebagian negara-negara didunia, banyak perusahaan yang besar
gulung tikar karena krisis global tersebut. Tetapi untuk usaha kecil dibidang industri
garmen krisis tersebut kurang terasa mengganggu kelangsungan usaha, itu terbukti
dari badan pusat statistik 2010 yang menyatakan bahwa jenis usaha kecil dan

5
menengah dibidang industri garmen mengalami pertumbuhan sekitar 10 sampai
15% di Indonesia.
Jenis usaha kecil dibidang industri garmen tumbuh subur, dan itu membuat
daya saing menjadi leih kompleks. Kebutuhan konsumtif masyarakat akan
meninggi karena daya beli masyarakat dapat terpenuhi dengan berbagai macam
mode yang trendi dan juga haraga lebih ekonomis, masyarakat lebih tertarik
membeli atau memesan produk dalam negeri yang kualitas produknya mampu
bersaing dengan produk-produk ternama.

1.3. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :


1. Keuangan perusahaan
2. Estimasi penjualan
3. Estimasi produksi
4. Estimasi pembelian bahan langsung
5. Estimasi pemakaian bahan langsung
6. Upah langsung
7. Estimasi beban fabrikase
8. Estimasi harga pokok penjualan
9. Estimasi beban penjualan
10. Estimasi beban administrasi
11. Estimasi laba rugi
12. Estimasi kas

1.4. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:


1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Bisnis.
2. Untuk dapat memahami keuangan perusahaan
3. Untuk dapat memahami Estimasi penjualan
4. Untuk dapat memahami Estimasi produksi

6
5. Untuk dapat memahami Estimasi pembelian bahan langsung
6. Untuk dapat memahami Estimasi pemakaian bahan langsung
7. Untuk dapat memahami Upah langsung
8. Untuk dapat memahami Estimasi beban fabrikase
9. Untuk dapat memahami Estimasi harga pokok penjualan
10. Untuk dapat memahami Estimasi beban penjualan
11. Untuk dapat memahami Estimasi beban administrasi
12. Untuk dapat memahami Estimasi laba rugi
13. Untuk dapat memahami Estimasi kas

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keuangan Perusahaan

1. Divestasi
Dalam finansial and ekonomi, divestasi adalah pengurangan beberapa
jenis aset baik dalam bentuk finansial atau barang, dapat pula disebut penjualan
dari bisnis yang dimiliki oleh perusahaan. Ini adalah kebalikan dari investasi pada
aset yang baru.

2. Motif
Perusahaan memiliki beberapa motif untuk divestasi.
· Pertama, sebuah perusahaan akan melakukan divestasi (menjual) bisnis
yang bukan merupakan bagian dari bidang operasional utamanya sehingga
perusahaan tersebut dapat berfokus pada area bisnis terbaik yang dapat
dilakukannya. Sebagai contoh, Eastman Kodak, Ford Motor Company, dan banyak
perusahaan lainnya telah menjual beragam bisnis yang tidak berelasi dengan bisnis
utamanya.
· Motif kedua untuk divestasi adalah untuk memperoleh keuntungan.
Divestasi menghasilkan keuntungan yang lebih baik bagi perusahaan karena
divestasi merupakan usaha untuk menjual bisnis agar dapat memperoleh uang.
Sebagai contoh, CSX Corporation melakukan divestasi untuk berfokus pada bisnis
utamanya yaitu pembangunan rel kereta api serta bertujuan untuk memperoleh
keuntungan sehingga dapat membayar hutangnya pada saat ini.
· Motif ketiga bagi divestasi adalah kadang-kadang dipercayai bahwa nilai
perusahaan yang telah melakukan divestasi (menjual bisnis tertentu mereka) lebih
tinggi daripada nilai perusahaan sebelum melakukan divestasi. Dengan kata lain,
jumlah nilai aset likuidasi pribadi perusahaan melebihi nilai pasar bila
dibandingkan dengan perusahaan pada saat sebelum melakukan divestasi. Hal ini

8
memperkuat keinginan perusahaan untuk menjual apa yang seharusnya bernilai
berharga daripada terlikuidasi pada saat sebelum divestasi.
· Motif keempat untuk divestasi adalah unit bisnis tersebut tidak
menguntungkan lagi. Semakin jauhnya unit bisnis yang dijalankan dari core
competence perusahaan, maka kemungkinan gagal dalam operasionalnya semakin
besar.

3. Metode divestasi
Beberapa perusahaan menggunakan teknologi untuk memfasilitasi proses
divestasi beberapa divisi. Mereka mempublikasikan informasi tentang divisi mana
saja yang ingin mereka jual pada situs resmi mereka sehingga dapat dilihat oleh
perusahaan lain yang sekiranya tertarik untuk membeli divisi tersebut. Sebagai
contoh, Alcoa telah mendirikan sebuah online showroom yang menampilkan divisi
yang mereka jual. Dengan melakukan komunikasi secara online, Alcoa telah
mengurangi biaya yang dibutuhkan untuk membiayai divisi yang bergerak pada
hotel, usaha transportasi, dan urusan pertemuan.

4. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu


Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Bahasa Inggris: Rights Issue) atau
disingkat HMETD dalam pasar modal Indonesia adalah hak yang diperoleh
para pemegang saham yang namanya telah terdaftar dalam daftar pemegang saham
suatu perseroan terbatas untuk menerima penawaran terlebih dahulu apabila
perusahaan sedang menjalani proses emisi atau pengeluaran saham-saham dari
saham portopel atau saham simpanan. Hak tersebut diberikan dalam jangka waktu
14 hari terhitung sejak tanggal penawaran dilakukan dan jumlah yang berhak
diambil seimbang dengan jumlah saham yang mereka miliki secara proporsional.

5. Kebangkrutan
Pernyataan sebuah usaha bangkrut. Kebangkrutan adalah ketidakmampuan
yang dinyatakan secara legal oleh individu atau organisasi untuk
membayar kreditur mereka. Kebangkrutan telah dicatat di Perjanjian
Lama dan Timur Jauh.

9
2.2 Estimasi Penjualan
Memiliki hubungan yang sangat erat dengan anggaran penjualan. Selain
menentukan anggaran penjualan yang terdiri dari anggaran penerimaan dan
anggaran pengeluaran/biaya penjualan, perlu juga menentukan anggaran produksi,
biaya material, tenaga kerja dan harga pokok penjualan. Akhir dari ini adalah
penentuan anggaran laporan laba/rugi. Dengan demikian proses estimasi ini
memiliki peran yang sangat strategis bagi manajemen perusahaan.

2.3 Estimasi Produksi


Biaya produksi atau Harga Pokok Produksi (Cost of Goods Manufactured)
merupakan kumpulan dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan
mengolah bahan baku sampai menjadi barang jadi.
Biaya-biaya tersebut terdiri dari:
- Biaya Bahan Baku (disingkat BBB)
- Biaya Tenaga Kerja Langsung ( disingkat BTKL)
- Biaya Overhead Pabrik (disingkat BOP)

2.4 Estimasi Pembelian Bahan Langsung


Estimasi Pembelian Bahan Langsung adalah pembelian barang secara
langsung, baik berupa langsung maupun sistem online. estimatis ini sangat
menguntungkan bagi penjual maupun pembeli. karena penjual bisa memprodukan
barang daganganya dengan cara sistem online, dan si pembeli juga dapat lebih
menghuntungkan dan menghematkan. karena pembeli tidak perlu meluangkan
waktu yang lama untuk datang dan pergi ke sana. Cukup hanya dengan berada di
depan komputer dan memilih barang mana yang akan di belinya. lalu
mentransferkan jumlah uang yang sudah tertera, dengan cara seperti itu pihak
pembeli maupun pihak penjual dapat memperolehkan keuntungan.

2.5 Estimasi Pemakaian Bahan Langsung


Pemakaian bahan langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai
bahan baku bahan pembantu dan bahan penunjang produksi.

10
2.6 Upah Langsung
Biaya manufaktur yang mudah dilacak keberadaannya dalam produk yang
dibuat , misalkan: 1unit meja belajar menyerap biaya kerja sebesar Rp. 250.000,-
per unit . Selain upah langsung dalam proses produksi sering terjadi pembayaran
untuk upah tidak langsung (indirect labor), misalkan: upah pemeliharaan mesin
pabrik, penangan material, insinyur dan lainnya. Pos biaya tersebut masuk ke
kategori biaya umum pabrik (factory overhead) Upah langsung tersebut berupa
biaya variabel (variable costs). Saat ini banyak perusahaan membayar para
karyawan pabriknya dengan sistem gaji tetap (fixed salary) per bulan.

2.7 Estimasi Beban Fabrikase


Estimasi Beban Fabrikase adalah estimasi yang menjelaskan tentang beban
pabrikasi.

2.8 Estimasi Harga Pokok Penjualan


HPP adalah biaya yang masuk ke dalam menciptakan produk yang menjual
perusahaan, sehingga biaya hanya dimasukkan dalam mengukur adalah mereka
yang secara langsung terkait dengan produksi produk. Sebagai contoh, HPP untuk
mobil itu akan meliputi biaya material untuk bagian-bagian yang masuk ke dalam
membuat mobil bersama dengan biaya tenaga kerja yang digunakan untuk
menempatkan mobil bersama. Biaya pengiriman mobil ke dealer dan biaya tenaga
kerja yang digunakan untuk menjual mobil akan dikecualikan. Biaya tepat
dimasukkan dalam perhitungan HPP akan berbeda dari satu jenis bisnis yang lain.
Biaya barang dikaitkan dengan produk-produk sebuah perusahaan
dibebankan sebagai perusahaan yang menjual barang-barang ini. Ada beberapa cara
untuk menghitung HPP, tetapi salah satu cara yang lebih mendasar adalah mulai
dengan persediaan awal periode dan tambahkan jumlah pembelian selama periode
kemudian dikurangi dengan persediaan akhir.Perhitungan ini memberikan jumlah
persediaan atau, lebih khusus, biaya persediaan ini, dijual oleh perusahaan selama
periode. Karena itu, jika sebuah perusahaan dimulai dengan $10 juta di persediaan,
membuat $2 juta dalam pembelian dan berakhir periode dengan $9 juta dalam

11
persediaan, biaya perusahaan barang untuk periode yang akan menjadi $3 juta
($10.000.000 + $2 juta - $9 juta).

2.9 Estimasi Beban Penjualan


Estimasi Beban Penjualan Adalah beban sie penjual karena terdapat
beberapa faktor yang membuat perusa haan atau sie penjual oeleh pihak-pihak
tertentu.misalkan beban pajak, kerusakan barang-barang, apapun yang membuat
perusahaan menjadi beban.

2.10 Estimasi Beban Administrasi


Beban administrasi perusahaan yang fokus dari kepentingan politik pada
saat ini. Badan Penelitian Eim estimasi total biaya administrasi di sektor pekerjaan
sementara.
Penyebab utama dari ukuran biaya administrasi di sektor pekerjaan sementara
adalah:
- Tingginya jumlah pekerja pekerjaan sementara dan tingginya laju perubahan pada
pekerja pekerjaan sementara (rata-rata tahunan: 1,3 juta pendaftaran, 1,1 juta
penempatan dan 15,6 juta pembayaran remunerasi).
- Perubahan undang-undang banyak dan perubahan kecil yang menghadapi sektor
pekerjaan sementara.
- Penerapan sistem pembayaran remunerasi mingguan (bukan bulanan atau per 4
minggu), yang melekat pada penggunaan pekerja flex.

2.11 Estimasi Laba Rugi


Estimasi Laba / Rugi Adalah laporan keuangan suatu perusahan yang
menunjukan keuntungan atau kerugian. di mana semua laporan keuangan di
tunjukan pada estimasi ini, karena dengan estimasi ini perusahaan ini bisa
mengetahui apakah perusahaan ini mendapatkan keuntungan atau laba ataupun
memperoleh kerugian.

12
2.12 Estimasi Kas
Estimasi Kas adalah laporan keuangan yang menunjukan berapa uang yang
di punyai oleh perusahaan itu, karena dengan adanya kas perusahaan dapat
mengetahui berapa jumlah uang atau kas yang ada.apakah perusahan tersebut
memperoleh keuntungan atau kenaikan kas atau bahkan memeproleh penurunan
kas.

13
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Divestasi adalah pengurangan beberapa jenis aset baik dalam bentuk
finansial atau barang, dapat pula disebut penjualan dari bisnis yang dimiliki oleh
perusahaan. Ini adalah kebalikan dari investasi pada aset yang baru.
Beberapa perusahaan menggunakan teknologi untuk memfasilitasi proses
divestasi beberapa divisi. Mereka mempublikasikan informasi tentang divisi mana
saja yang ingin mereka jual pada situs resmi mereka sehingga dapat dilihat oleh
perusahaan lain yang sekiranya tertarik untuk membeli divisi tersebut.
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Bahasa Inggris: Rights Issue) atau
disingkat HMETD dalam pasar modal Indonesia adalah hak yang diperoleh
para pemegang saham yang namanya telah terdaftar dalam daftar pemegang saham
suatu perseroan terbatas untuk menerima penawaran terlebih dahulu apabila
perusahaan sedang menjalani proses emisi atau pengeluaran saham-saham dari
saham portopel atau saham simpanan. Hak tersebut diberikan dalam jangka waktu
14 hari terhitung sejak tanggal penawaran dilakukan dan jumlah yang berhak
diambil seimbang dengan jumlah saham yang mereka miliki secara proporsional.
Kebangkrutan adalah ketidakmampuan yang dinyatakan secara legal oleh
individu atau organisasi untuk membayar kreditur mereka.
Biaya produksi atau Harga Pokok Produksi (Cost of Goods Manufactured)
merupakan kumpulan dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan
mengolah bahan baku sampai menjadi barang jadi.
Biaya-biaya tersebut terdiri dari:
- Biaya Bahan Baku (disingkat BBB)
- Biaya Tenaga Kerja Langsung ( disingkat BTKL)
- Biaya Overhead Pabrik (disingkat BOP)
Estimasi Pembelian Bahan Langsung Adalah pembelian barang secara
langsung, baik berupa langsung maupun sistem online.

14
Pemakaian bahan langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai
bahan baku bahan pembantu dan bahan penunjang produksi
Estimasi Beban Fabrikase adalah estimasi yang menjelaskan tentang beban
pabrikasi,
HPP adalah biaya yang masuk ke dalam menciptakan produk yang menjual
perusahaan, sehingga biaya hanya dimasukkan dalam mengukur adalah mereka
yang secara langsung terkait dengan produksi produk.
Estimasi Beban Penjualan Adalah beban sie penjual karena terdapat
beberapa faktor yang membuat perusa haan atau sie penjual oeleh pihak-pihak
tertentu.misalkan beban pajak, kerusakan barang-barang, apapun yang membuat
perusahaan menjadi beban.
Beban administrasi perusahaan yang fokus dari kepentingan politik pada
saat ini. Badan Penelitian Eim estimasi total biaya administrasi di sektor pekerjaan
sementara.
Estimasi Laba / Rugi Adalah laporan keuangan suatu perusahan yang
menunjukan keuntungan atau kerugian.
Estimasi Kas Adalah laporan keuangan yang menunjukan berapa uang yang
di punyai oleh perusahaan itu, karena dengan adanya kas perusahaan dapat
mengetahui berapa jumlah uang atau kas yang ada. Apakah perusahan tersebut
memperoleh keuntungan atau kenaikan kas atau bahkan memeproleh penurunan
kas.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Divestasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Hak_Memesan_Efek_Terlebih_Dahulu
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebangkrutan
http://anischoerunnisa.blogspot.com/
http://fachrurrozyezy740.blogspot.com/2010/11/teknik-analisis-meramalkan-
kas.html
http://pdf.hulufile.com/pemakaian-bahan-langsung-adalah-biaya-yang-
dikeluarkan-untuk-membiayai-bahan-baku-bahan-pembantu-dan-bahan-
penunjang-produksi.html
http://www.bizztalks.com/downloads/MODUL%20I%20-
%20KUTIPAN%201.pdf
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.invest
opedia.com/terms/c/cogs.asp
http://ariamamuhammad.blogspot.com/2011/10/pengantar-bisnis-bab-12.html
http://daniel-isrofi.blogspot.com/2011/11/pengantar-bisnis-bab-12.html

16

Anda mungkin juga menyukai