Anda di halaman 1dari 12

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

DOSEN PENGAMPU : Ir. YUSMA DAMAYANTI, M.P.

KELOMPOK : 3

KINTAN AGUSTINA D1B017120

MELLY FITRIANI D1B0171

LIA INDRI ISTARTI D1B017128

NADIA WAROKAH D1B017130

KELAS : F

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Perdagangan internasional merupakan salah satu bagian dari kegiatan bisnis yang
akhir-akhir ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini terlihat dari semakin
berkembangnya arus peredaran barang, jasa, modal dan tenaga kerja antar negara. Kegiatan
ini dapat terjadi melalui hubungan ekspor impor, investasi, perdagangan jasa, lisensi dan
waralaba (license and franchise), hak atas kekayaan intelektual dan alih teknologi, yang pada
akhirnya memberikan pengaruh terhadap kegiatan ekonomi lainnya, seperti perbankan,
asuransi, perpajakan dan sebagainya. Indonesia sendiri terlibat didalamnya.
Keikutsertaan Indonesia dalam perdagangan bebas mendorong produk industri dalam negeri
untuk mampu bersaing dengan produk impor, baik di dalam negeri sendiri maupun di pasar
ekspor. Hal ini merupakan problem besar bagi Indonesia karena kemampuan produk
Indonesia dari segi kualitas maupun kuantitas masih lemah. Salah satu permasalahan yang
dialami oleh Indonesia dalam menghadapi perdagangan bebas adalah sulitnya membendung
terjadinya lonjakan produk impor, sehingga mengakibatkan barang sejenis kalah bersaing
yang pada akhirnya akan mematikan pasar barang sejenis dalam negeri, dan selanjutnya akan
muncul dampak ikutannya seperti pemutusan hubungan kerja, terjadinya pengangguran serta
bangkrutnya industri barang sejenis dalam negeri. Karenanya setiap Negara pasti memiliki
kebijakan masing-masing mengenai perdagangan internasional tersebut. Salah satu
kebijakannya yaitu subsidi dan diskriminasi harga.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa Itu Ekspor & Impor ?
2. Apakah itu subsidi, tujuan, serta dampak Subsidi dalam Perdagangan Internasional
dan efek positif dan negatif subsidi?
3. Contoh dari subsidi, pro kontra subsidi?

1.3 TUJUAN MAKALAH


1. Mengetahui Apa itu Ekpor & Impor
2. Mengetahui apa itu subsidi, serta dampak dan efek positif dan negatif dari subsidi itu.
3. Mengetahui contoh serta pro kontra subsidi yang pernah terjadi.
4. Memenuhi tugas matakuliah perdagangan internasional

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian subsidi
Subsidi adalah kebijakan pemerintah melalui pemberian bantuan kepada produk
dalam negeri agar dapat dijual dengan harga murah, sehingga dapat bersaing dengan produk
impor. Subsidi ini antara lain dapat berupa tambahan dana untuk modal, fasilitas, bantuan
setiap produksi, dan alat-alat (mesin-mesin).
Pemerintah mendanai subsidi melalui pendapat dari pajak. Jika subsidi meningkat,
maka pajak akan meningkat. Ini berbeda dengan tarif yang mana merupakan pajak yang
dibayar oleh konsumen yang menggunakan produk tersebut. Sementara itu, subsidi didanai
dengan menggunakan setiap pajak pada setiap orang.
Menurut Boediono, kebijakan subsidi tidak merugikan konsumen seperti kebijakan
lainnya di bidang perdagangan internasional. Setelah diberikan subsidi, besarnya konsumsi
masyarakat dan harga pun tidak mengalami kenaikan. Produsen dalam negeri juga tetap bisa
menambah keuntungan karena bisa menjual lebih banyak meskipun harganya tetap. Dengan
demikian, kebijakan subsidi lebih baik daripada kebijakan lainnya karena alasan sebagai
berikut.
 Subsidi diberikan secara terbuka, sehingga masyarakat bisa menilai manfaat atau
kerugiannya.
 Subsidi tersebut dibiayai dengan cara yang lebih adil karena tidak terjadi distribusi
pendapatan dari konsumen kepada produsen. Artinya, konsumen tidak dikenakan
kenaikan harga konsumsi yang berkurang, tetapi konsumen tetap membayar dengan
harga semula dan jumlah konsumsinya tidak berkurang.
2.2 Tujuan Subsidi
Subsidi merupakan sebuah bantuan pemerintah yang digunakan untuk meringankan
beban masyarakat. Dengan adanya subsidi masyarakat bisa menghemat pengeluaran yang
berarti hal tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Membicarakan masalah
subsidi yang dilakukan pemerintah, hal yang terlintas dipikiran pastinya berkaitan dengan
produk-produk bahan bakar minyak atau subsidi untuk makanan pokok. Memang kedua jenis
barang tersebut adalah kebutuhan utama yang sering dikeluhkan oleh masyarakat. Sehingga
pemerintah berupaya untuk meringankan beban masyarakat tersebut dengan melakukan
kebijakan subsidi.

3
Jika dikaitkan dengan perdagangan internasional, subsidi yang diberikan oleh
pemerintah tidak terbatas pada subsidi BBM maupun bahan makanan pokok, melainkan juga
untuk kegiatan ekspor.
Dalam perdagangan internasional, banyak cara yang dilakukan oleh suatu negara
untuk meningkatkan keuntungannya ataupun untuk melindungi barang dalam negeri mereka.
Kebijakan yang dilakukan oleh negara tujuan ekspor tersebut antara lain berupa kebijakan
tarif, kuota, maupun kebijakan subsidi. Dalam bahasan kali ini akan dibahas mengenai
kebijakan subsidi yang dilakukan oleh pemerintah. Hal tersebut penting untuk kita ketahui
karena dengan adanya subsidi diharapkan produsen dalam negeri mampu bersaing dengan
produsen luar negeri.
Dengan adanya kebijakan subsidi yang dilakukan oleh pemerintah khususnya subsidi
ekspor, diharapkan produk dalam negeri mampu bersaing dengan produk asing dalam kancah
perdagangan internasional. Dengan adanya penawaran harga yang lebih murah karena
barang-barang tersebut disubsidi oleh pemerintah, harapannya adalah negara asing semakin
tertarik untuk membeli barang dari produsen negara pengekspor.
Jika dilihat tujuannya secara umum, tujuan dari kebijakan subsidi antara lain:
1. Melindungi produk dalam negeri
Dengan adanya kebjakan subsidi tersebut diharapkan produksi dalam negeri semakin
meningkat sehingga tidak kalah bersaing dengan produk asing. Subsidi tersebut penting
untuk dilakukan agar harga barang dalam negeri lebih murah, sehingga ketika ada
impor produk asing dengan barang yang sama, produksi dalam negeri masih mampu
betahan dan konsumen tidak beralih untuk menggunakan produk luar negri yang
biasanya menawarkan produk dengan harga yang lebih murah.
Subsidi tersebut juga akan memberikan manfaat penting bagi produsen yang hendak
mengekspor barangnya keluar negeri. Dengan penawaran harga yang lebih murah,
secara otomatis konsumen luar negeri akan lebih tertatrik untuk menggunakan produk
yang dimiliki. Dengan begitu sudah terlihat secara jelas seberapa besar pengaruh dari
kebijakan subsidi tersebut bagi kelangsungan produksi dalam negeri.
2. Melindungi tenaga kerja dalam negeri
Berkaitan dengan perlindungan produk dalam negeri, tujuan lain adanya subsidi
tersebut adalah untuk melindungi kelangsungan tenaga kerja dalam negeri. Hal tersebut
bisa dipahami, ketika jumlah produksi naik maka secara otomatis hal tersebut juga
memberikan dampak yang positif bagi kesejahteraan tenaga kerja dalam negeri.

4
Bisa dibayangkan, dengan adanya kebijakan subsidi yang menyebabkan peningkatan
permintaan ekspor maka kemungkinan yang terjadi adalah semakin terbukanya
lapangan kerja, sehingga perekonomian tenaga kerja dalam negeri akan semakin
meningkat.
3. Meningkatkan devisa negara
Hal lain yang tidak kalah penting dari adanya kebijakan subsidi tersebut adalah
peningkatan cadangan devisa negara atau surplus neraca pembayaran. Dengan semakin
banyaknya peneriman barang ekspor dari luar negeri, secara otomatis cadangan devisa
negara juga akan meningkat. Dan secara lebih jauh kondisi tersebut akan berdampak
pada peningkatan kepercayaan asing kepada pemerintah.
Jika dikaitkan dengan masalah ekonomi, semakin banyaknya devisa negara secara
otomatis hal teresebut akan berpengaruh terhadap penguatan mata uanag dalam negeri.
Sehingga memilki posisi yang kuat terhadap mata uang negara lain.
4. Mencegah terjadinya dumping
Hal lain yang menjadi bahan pertimbangan dengan diberlakukannya kebijakan subsidi
tersebut adalah mencegah terjadinya dumping yang dilakukan oleh negara lain. Bukan
suatu rahasia lagi jika keberadaan dumping sangat merugikan negara tujuan ekspor.
Karena dengan dumping, negara pengekspor mengenakan harga yanag sangat murah
pada barang yang mereka jual. Sehingga kondisi tersebut sangat membahayakan kondisi
perdagangan dalam negeri. Oleh kareena itu untuk menghindari kerugian yang
diperoleh dari praktik dumping, pemerintah mengenakan subsidi, agar bisa
mengimbangi produk - produk asing yang menggunakan sistem dumping.
Setelah mengetahui beragam tujuan dari adanya subsidi tersebut, hal lain yang juga
tidak boleh terlupakan oleh produsen barang adalah tetap meningkatkan kualitas barang
yang mereka miliki. Hal itu penting untuk dilakukan karena bagaimanapun juga
konsumen akan tetap mencari barang dengan kualitas terbaik dan haraga termurah.
Sehingga meskipun adanya kebijakan subsidi, jika hal tersebut tidak diimbangi dengan
kenaikan kualitas barang dan variasi barang dari para produsen, kebijakan subsidi
tersebut tidak akan berjalan secara maksimal.

Tujuan Subsidi Pemerintah


Tujuan Subsidi Menurut Habib Nazir (2004) dan Muhammad Hassanudin (2004) ada
bebarapa hal tujuan subsidi yaitu sebagai berikut :

5
1. Subsidi Produksi
Pemberian subsidi pada para pemasok oleh pemerintah untuk mendorong mereka
meningkatkan output dari produk tertentu yang tujuannya untuk memperluas produksi
beberapa poduk dengan harga rendah yang dianggap sangat penting.
2. Subsidi Ekspor
Pemberian subsidi oleh pemerintah untuk produk tertentu yang di ekspor atau ekspor secara
umum, sebagai suatu alat untuk membantu neraca pembayaan negara selain itu, subsidi
ekspor diberikan sebagai upaya peningkatan perdagangan.
3. Subsidi Pekerjaan
Pemberian subsidi pada upah oleh pemerintah sebagai suatu insentif pada perusahaan-
perusahaan untuk dapat member lebih banyak kesempatan kerja, sehingga dapat menurunkan
tingkat pengangguran dalam perekonomian.
4. Subsidi Pendapatan
Pemberian subsidi pada masyarakat melalui system pembayaran transfer pemerintah dalam
usaha untuk memungkinkan mereka menikmati suatu standart hidup minimum. Subsidi
pendapatan diberikan oleh pemerintah aga kesejahteraan masyarakat semakin terjamin,
sehingga perekonomian diahrapkan dapat lebih lanjut.

2.3 Efek dari Subsidi :


 Efek Positif Subsidi
Kebijakan pemberian subsidi biasanya dikaitkan kepada barang dan jasa yang
memiliki positif eksternalitas dengan tujuan agar untuk menambah output dan lebih banyak
sumber daya yang dialokasikan ke barang dan jasa tersebut, misalnya pendidikan dan
teknologi tinggi.
 Efek Negatif Subsidi
Secara umum efek negatif subsidi adalah :
a) Subsidi menciptakan alokasi sumber daya yang tidak efisien. Karena konsumen
membayar barang dan jasa pada harga yang lebih rendah daripada harga pasar maka
ada kecenderungan konsumen tidak hemat dalam mengkonsumsi barang yang
disubsidi. Karena harga yang disubsidi lebih rendah daripada biaya kesempatan
(opportunity cost) maka terjadi pemborosan dalam penggunaan sumber daya untuk
memproduksi barang yang disubsidi.
b) Subsidi menyebabkan distorsi harga.
Menurut Basri, subsidi yang tidak transparan dan tidak mengakibatkan:

6
o Subsidi besar yang digunakan untuk program populis cenderung menciptakan distorsi
baru dalam perekonomian
o Subsidi menciptakan suatu inefisiensi
o Subsidi tidak dinikmati oleh mereka yang berhak.

2.4 Pro kontra subsidi


Pengenaan kebijakan subsidi yang dilakukan oleh beberapa negara untuk melindungi
produk dalam negerinya ternyata juga menimbulkan sebuah pro kntra dari beragam kalangan.
Ada yang berpendapat bahwa dengan pelaksanaan kebijakan subsidi akan mampu melindungi
produk dalam negeri dan juga meningkatkan semangat produsen dalam negeri untuk
melakukan ekspor barang.
Namun disisi lain ada sebuah anggapan bahwa ternyata dengan adanya kebijakan
subsidi, hal tersebut justru akan mematikan produksi barang negara tujuan ekspor. Hal
tersebut terjadi karena dengan adanya subsidi secara otomatis, harga barang ekspor akan jauh
lebih murah jika dibandingkan dengan harga barang yang tanpa subsidi. Sehingga jika negara
tujuan ekspor tidak mempunyai perlindungan yang kuat terhadap produksi dalam negerinya,
hal tersebut akan berakibat pada kematian produksi dalam negeri.
Oleh karena itu dengan melihat kondisi tersebut, WTO mengeluarkan aturan - aturan
pada pemberlakuan subsidi barang agar perdagangan internasional tetap berjalan secara sehat
dan tidak merugikan salah satu pihak.
Dengan melihat kondisi tersebut maka sudah dapat disimpulkan bahwa pengaruh dari
suatu kebijakan tersebut dapat berdampak positif maupun negatif, bergantung pada proses
pelaksanaanya. Secara jelas pemberlakuan kebijakan subsidi tersebut akan memberikan
keuntungan bagi para pengekspor. Namun disisi lain juga akan memberikan keuntungan dan
kerugian bagi konsumen negara tujuan ekspor. Kerugian bagi negara tujuan ekspor adalah
tersendatnya produksi dalam negeri karena tidak mampu bersaing dengan produk luar negeri
yang jauh lebih murah.

2.5 Dampak Subsidi dalam Perdagangan Internasional


Subsidi adalah pembayaran yang dilakukan pemerintah kepada perusahaan atau
rumah tangga untuk mencapai tujuan tertentu yang membuat mereka dapat memproduksi atau
mengkonsumsi suatu produk dalam kuantitas yang lebih besar atau pada harga yang lebih
murah. Dalam konteks subsidi yang diberikan kepada produsen akan berdampak pada

7
pengurangan biaya produksi yang ditanggung produsen, yang selanjutnya akan menurunkan
harga barang tersebut di pasar.
Penurunan harga akan memberikan keuntungan kepada konsumen. Besar kecilnya
penurunan harga akibat subsidi selain ditentukan oleh elastisitas permintaan dan penawaran,
juga ditentukan oleh struktur pasar dari barang tersebut. Oleh karenanya, kebijakan
pemerintah dalam pemberian subsidi produksi yang berorientasi pada kesejahteraan
konsumen selain harus memperhatikan karakteristik/elastisitas permintaan dan penawaran,
juga perlu memperhatikan struktur pasar dari barang tersebut.
Sebagai suatu tempat atau proses interaksi antara permintaan (pembeli) dan
penawaran (penjual) dari suatu barang/jasa tertentu, pasar dapat menetapkan harga
keseimbangan (harga pasar) dan jumlah yang diperdagangkan. Dalam konteks ini, tingkah
laku perusahaan (penjual) dan pembeli banyak ditentukan oleh struktur pasar dimana proses
interaksi tersebut terjadi.
Setelah berjalan lebih dari empat dasawarsa, subsidi ternyata menimbulkan dampak
negatif baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Dampak negatif yang cukup
menonjol adalah :
1. Dualisme pasar.
2. Industri tidak berkembang secara optimal
3. Biaya lebih besar dari manfaat.
Dualisme pasar antara bersubsidi dan non subsidi menimbulkan disparitas harga yang
cukup besar antara HET dan harga pasar. Kebijakan subsidi juga menimbulkan dualisme
pasar antara pasar domestik dan pasar internasional. Disparitas harga yang tinggi antara harga
di pasar domestik dan di pasar internasional mendorong terjadinya penyelundupan atau
ekspor secara illegal. Di samping menimbulkan dampak negatif, kebijakan subsidi juga
berdampak positif terhadap pembangunan. Secara umum subsidi berdampak positif terhadap:
1. Peningkatan modal. Dampak positif pertama yang bersifat langsung dari subsidi
adalah meningkatnya ketersediaan modal. Dengan harga yang disubsidi, sebagian
modal yang seharusnya digunakan untuk membeli kebutuhan industri dapat
dialokasikan untuk membeli input yang lain
2. Pengembangan pasar yang sebelumnya belum berfungsi sehingga menekan biaya
distribusi Subsidi dapat mengatasi pasar yang belum bekerja secara efisien atau terjadi
kegagalan pasar (market failure). Struktur pasar yang kurang kompetitif, asimetri
kekuatan informasi antara penjual dan pembeli sehingga margin keuntungan serta
biaya distribusi yang tinggi, dapat ditekan dengan kebijakan subsidi.

8
3. Adopsi teknologi dengan mengurangi risiko dalam pembelajaran teknologi baru,
meningkatkan efektivitas penyuluhan, dan organisasi. Subsidi adalah mendorong
adopsi teknologi. Dengan adanya subsidi tidak khawatir menggunakan teknologi baru.
4. Peningkatan produktivitas. Dengan adanya subsidi, maka produktivitas akan lebih
dapat ditingkatkan.
5. Perbaikan pendapatan. Pemberian subsidi pada masyarakat melalui system
pembayaran transfer pemerintah dalam usaha untuk memungkinkan mereka
menikmati suatu standart hidup minimum dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Contoh Subsidi
Ini Dampak Buruk Subsidi BBM Bagi Ekonomi RI
Pemangkasan subdisi energi menjadi satu pilhan kebijakan yang cukup berani dilakukan oleh
pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di awal pemerintahannya. Padahal, selama
bertahun-tahun kebijakan tersebut sulit diputuskan sehingga Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) terus dibiarkan 'sakit'.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan,
Suahasil Nazara menuturkan subsidi energi menyimpan risiko besar terhadap APBN. Hal ini
dikarenakan subsidi tersebut rawan dari pengaruh kondisi global.
Pertama, subsidi energi akan membengkak bila adanya lonjakan pada harga minyak dunia
dan pelemahan nilai tukar rupiah. Ini terjadi di 2014, ketika anggaran subsidi energi melonjak
sampai dengan Rp 350,3 triliun.
"Tahun 2014 saat harga minyak dunia naik dan rupiah melemah, subsidi energi kita melonjak
tinggi karena sudah habis sebelum waktunya. Itu adalah risiko fiskal dan sekarang kita sudah
tidak alami lagi," ungkapnya dalam acara Forum Internasional Ekonomi dan Kebijakan
Publik di Hotel Nusa Dua, Bali, Kamis (10/12/2015)
Efeknya akan sangat buruk kepada anggaran negara. Belanja melonjak sementara penerimaan
masih sulit mencapai target dan akhirnya ditutupi dengan utang. Bisa dibayangkan defisit
anggaran akan melewati batas 3% terhadap PDB. Sangat disayangkan tentunya utang
dipergunakan untuk hal yang bersifat tidak produktif seperti subsidi energi.
Sementara dalam kondisi sekarang, memang ada pelebaran defisit anggaran sampai dengan
2,7% atau penambahan utang sebesar Rp 94 triliun dari asumsi sebelumnya. Namun belanja
lebih produktif, karena digunakan untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan dan
kesehatan yang dampaknya langsung terhadap masyakarat.

9
Pada APBN 2016, subsidi energi dipangkas 57,6% menjadi Rp 121 triliun. Kemudian
dialihkan untuk beberapa pos belanja, seperti pendidikan yang naik 28,3% menjadi Rp 424,8
triliun, kesehatan naik 76,6% menjadi Rp 106,1 triliun dan infrastruktur naik 103,4% menjadi
Rp 313,5 triliun.
"Subsidi itu harus diberikan kepada orang bukan kepada barang dan diterima dengan efektif
oleh penerima," terang Suahasil.Kedua, penerima subsidi adalah pemilik kendaraan dengan
level pendapatan menengah ke atas. Sangat kecil menurut Suahasil masyarakat miskin
mendapat subsid secara langsung. Artinya, subsidi hanya akan memperlebar ketimpangan
antara masyarakat miskin dan kaya di Indonesia. "Jadi sudah tidak tepat sasaran," tegasnya.

10
BAB III
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
Dalam perdagangan internasional, banyak cara yang dilakukan oleh suatu negara
untuk meningkatkan keuntungannya ataupun untuk melindungi barang dalam negeri mereka.
Kebijakan yang dilakukan oleh negara tujuan ekspor tersebut antara lain berupa kebijakan
tarif, kuota, maupun kebijakan subsidi. Dalam bahasan kali ini akan dibahas mengenai
kebijakan subsidi yang dilakukan oleh pemerintah. Hal tersebut penting untuk kita ketahui
karena dengan adanya subsidi diharapkan produsen dalam negeri mampu bersaing dengan
produsen luar negeri.
Dengan adanya kebijakan subsidi yang dilakukan oleh pemerintah khususnya subsidi
ekspor, diharapkan produk dalam negeri mampu bersaing dengan produk asing dalam kancah
perdagangan internasional. Dengan adanya penawaran harga yang lebih murah karena
barang-barang tersebut disubsidi oleh pemerintah, harapannya adalah negara asing semakin
tertarik untuk membeli barang dari produsen negara pengekspor.

11
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unila.ac.id/263/4/BAB%20II.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai